You are on page 1of 9

JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)

Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)


http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

HUBUNGAN ANTARA TINGGI DAN TIPE HAK SEPATU


DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH PADA
PRAMUNIAGA DI DEPARTMENT STORE X, SEMARANG

Ira Destiana, Baju Widjasena, Siswi Jayanti


Bagian Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Diponegoro
Email : ira.cos6@yahoo.com

Abstract : Height and type of the heel is one of the factors that affect the
incidence of low back pain due to postural changes. Wearing high heels lead to
changes in posture since the whole weight fall forward away from the line of
gravity. The compensation body which carried the heavier, more curved spine
and pressure on the lower back muscles. The purpose of this study was to
determine the relationship between the height and the type of heel with low back
pain complaints of saleswoman in Department Store X, Semarang. This research
was a quantitative study with cross sectional approach. The independent variable
consists of height and type of high heels while the dependent variable consists of
low back pain complaint. External variables studied are based on work period
and body mass index. This study differs from previous studies because this study
aimed to analyze the variables of type heels and use a visual analog scale to
determine the pain that was felt. Population in this research was the saleswoman
who wearing high heels as much as 232 people. Based on inclusion and
exclusion criteria then obtained a sample of 52 people. Analysis of data used
univariate and bivariate analysis with chi square test. The results showed that
there was a relationship between the height of heel with low back pain and there
was a relationship between the type of heel with low back pain. Department Store
X should provide a new policy to use of shoes with 5 cm maximum height and
using wedges with higher back in order to reduce low back pain.

Keywords : height heel, type of heel, low back pain

PENDAHULUAN satu hal penting yang harus


Latar Belakang dipertimbangkan pengelola pusat
Seiring dengan kemajuan zaman, perbelanjaan. Untuk menunjang
pertumbuhan pusat perbelanjaan di pekerjaan, pramuniaga dituntut untuk
Indonesia semakin lama semakin memperhatikan penampilan. Salah satu
berkembang. Untuk memudahkan yang dipertimbangkan saat bekerja adalah
masyarakat mendapatkan kebutuhan yang penggunaan sepatu hak tinggi. Namun,
diinginkan, pramuniaga merupakan salah penggunaan sepatu hak tinggi dalam

447
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

jangka waktu yang lama pada sepatu hak tinggi mengakibatkan


kenyataannya berpengaruh terhadap perubahan postur tubuh karena seluruh
keluhan muskuloskeletal. berat badan jatuh ke depan menjauh dari
Keluhan muskuloskeletal adalah garis gravitasi. Semakin tinggi hak maka
keluhan pada bagian otot – otot skeletal postur tubuh saat belum melakukan
yang dirasakan seseorang mulai dari penyesuaian berada pada posisi semakin
keluhan sangat ringan hingga terjadinya jauh dari garis gravitasi. Kompensasi yang
gangguan fungsional. Salah satu masalah dilakukan tubuh semakin berat, tulang
keluhan muskuloskeletal yang sering punggung semakin melengkung serta
dialami adalah nyeri punggung bawah. terjadi tekanan pada saraf tulang
Nyeri punggung bawah merupakan nyeri belakang. Hal ini dapat menyebabkan
yang dirasakan di daerah punggung nyeri punggung bawah. Selain itu terjadi
bawah, dapat berupa nyeri lokal maupun perubahan sudut fleksi sendi lutut yang
nyeri radikular atau keduanya. Nyeri ini semakin besar.5
terasa di antara sudut iga terbawah dan Fitur lain pada sepatu yang perlu
lipat bokong bawah yaitu di daerah lumbal dipertimbangkan dalam kaitannya
atau lumbal - sakral dan sering disertai terhadap keluhan muskuloskeletal adalah
dengan penjalaran nyeri ke arah tungkai tipe hak sepatu. Tipe hak sepatu dapat
1
dan kaki. Tinggi dan tipe hak sepatu dikategorikan menjadi hak luas, medium
merupakan salah satu faktor yang dan sempit. Hak sepatu yang luas
mempengaruhi timbulnya nyeri punggung memungkinkan gaya yang diterapkan
2
bawah akibat perubahan postural. pada hak sepatu untuk melintasi tanah
Sepatu menjadi salah satu peralatan merata dan di distribusikan seimbang oleh
yang turut berperan dalam menunjang penggunanya.6
aktivitas kerja. Sepatu hak tinggi adalah Salah satu jenis sepatu hak tinggi
jenis sepatu dimana ketinggian bagian yang disebut stiletto, merupakan jenis
tumit sepatu lebih tinggi dibandingkan sepatu hak tinggi dimana lebar haknya
dengan bagian jari-jari. Sepatu hak tinggi yang kecil sangat mengurangi distribusi
mempunyai ketinggian tumit yang tekanan di tanah, yang dapat
3
beragam, mulai dari 2 cm sampai 20 cm. menghambat keseimbangan pergelangan
Sepatu hak tinggi dapat kaki. Hal tersebut menyebabkan
menyebabkan keluhan sistem ketidakseimbangan dan peningkatan risiko
muskuloskeletal ketika ketinggian haknya terkilir sebagai akibat peningkatan ukuran
menambah kemiringan, yang ditandai hak. Hak berukuran medium memiliki
dengan elevasi daerah tumit yang stabilitas yang lebih besar karena tekanan
berkaitan dengan kaki depan.4 Memakai plantar dapat di distribusikan di wilayah

448
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

yang lebih luas. Umumnya, terdiri dari mereka bekerja memakai sepatu hak
bentuk persegi. Sedangkan hak luas tinggi dengan karakteristik tinggi hak
memungkinkan gaya yang diterapkan sepatu yang berbeda dimana tinggi hak
pada tumit merata dan terdistribusikan di sepatu yang wajib dipakai yaitu minimal 3
wilayah yang luas di tanah, memastikan cm. Sedangkan tipe hak sepatu yang
keseimbangan pengguna. Hak luas yang digunakan juga berbeda - beda.
paling umum adalah platform wedge dan Pramuniaga bekerja dengan posisi berdiri
sepatu wedges.7 selama 8 jam tiap harinya yang terbagi
Berdasarkan penelitian yang dalam dua shift yaitu pukul 08.15 – 16.00
dilakukan pada 200 wanita pengguna dan 14.00 – 22.00, dimana waktu istirahat
sepatu hak tinggi 0 cm, 4,5 cm dan 8 cm tiap shift diberikan selama 1 jam.
di Korea Selatan dengan menggunakan Karakteristik umur pramuniaga yang
analisis elektromiogram dapat disimpulkan berada pada rentang 25 - 39 tahun
bahwa semakin tinggi hak sepatu yang diketahui sebagai umur dimana keluhan
dipakai maka akan semakin tinggi pula otot skeletal mulai dirasakan serta
pembebanan pada otot tulang belakang. penggunaan sepatu dalam jangka waktu
Pembebanan otot tulang belakang lama setiap harinya berpotensi
menjadi penyebab terjadinya nyeri meningkatkan risiko terjadinya keluhan
8
punggung bawah. nyeri punggung bawah.
Penelitian yang dilakukan di Brazil Penelitian ini dirasa penting untuk
pada 20 wanita pengguna sehari-hari dilakukan karena belum pernah diketahui
sepatu hak tinggi menunjukkan bahwa apakah karakteristik tinggi dan tipe hak
penggunaan sepatu hak tinggi jenis stiletto sepatu keduanya berhubungan dengan
dan platform memiliki efek pada keluhan nyeri punggung bawah. Oleh
perubahan posisi pergelangan kaki pada karena itu peneliti tertarik untuk
bidang sagital tubuh atau perubahan pada mengetahui hubungan antara tinggi dan
sudut tibiotarsal. Perubahan tersebut tipe hak sepatu dengan keluhan nyeri
mengubah keseimbangan pergelangan punggung bawah pada pramuniaga di
kaki, menyebabkan elevasi dan Department Store X, Semarang.
perpindahan maju dari pusat gravitasi
sehingga terjadi METODE PENELITIAN
ketidakseimbangan postural.9 Jenis penelitian yang digunakan
Berdasarkan survei awal penelitian, dalam penelitian ini adalah penelitian
didapatkan bahwa 4 dari 5 pramuniaga deskriptif-kuantitatif dengan pendekatan
mengeluhkan rasa nyeri di bagian cross sectional.
punggung bawah. Dalam sehari-hari

449
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Populasi dalam penelitian ini adalah Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur


pramuniaga pengguna sepatu hak tinggi Pramuniaga Department Store X
sebanyak 232 orang. Teknik pengambilan Tahun 2015
sampel dilakukan dengan purposive
sampling dimana berdasarkan kriteria Tabel 1 menunjukkan bahwa
inklusi dan eksklusi didapat sampel pramuniaga yang berumur kurang
sebanyak 52 orang. Kriteria inklusi terdiri dari 35 tahun dengan jumlah 40 orang

Masa (76,9%) lebih banyak dibandingkan


Frekuensi (%)
Kerja dengan pramuniaga yang berumur
<5
15 28,8 lebih dari 35 tahun.
Tahun
≥5 2. Masa kerja
37 71,2
Tahun
Tabel 2. Distribusi Frekuensi Masa
Total 52 100,0
atas pramuniaga berumur 25-39 tahun, Kerja Pramuniaga Department Store
tidak hamil, tidak memiliki riwayat penyakit X Tahun 2015
seperti fraktur akibat kecelakaan, Hernia
Nucleus Pulposus, spondilosis, skoliosis Tabel 2 menunjukkan bahwa
dan kifosis serta tidak memiliki riwayat pramuniaga yang sudah menjalani
keluhan nyeri punggung bawah sebelum masa kerja lebih besar dari atau sama
bekerja menjadi pramuniaga. Kriteria dengan 5 tahun dengan jumlah 37
eksklusi terdiri atas pramuniaga yang tidak orang (71,2%) lebih banyak
bersedia diikutsertakan dalam penelitian. dibandingkan dengan pramuniaga
yang sudah menjalani masa kerja
HASIL DAN PEMBAHASAN kurang dari 5 tahun.
ANALISIS UNIVARIAT 3. Indeks Massa Tubuh (IMT)
A. Karakteristik Responden Tabel 3. Distribusi Frekuensi
Berdasarkan penelitian yang Indeks Massa Tubuh Pramuniaga
dilakukan terhadap 52 pramuniaga, Department Store X Tahun 2015
diketahui distribusi frekuensi karakteristik IMT Frekuensi (%)
Non Obesitas 44 84,6
Umur Frekuensi (%) Obesitas 8 15,4
< 35 Total 52 100,0
40 76,9
Tahun
≥ 35
12 23,1 Tabel 3 menunjukkan bahwa
Tahun
Total 52 100,0 pramuniaga yang termasuk dalam
pramuniaga yaitu :
kategori non obesitas (kurus dan
1. Umur
normal) dengan jumlah 44 orang
(84,6%) lebih banyak dibandingkan

450
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

dengan pramuniaga yang masuk yang menggunakan sepatu dengan


dalam kategori obesitas (gemuk). tipe hak tidak berisiko (luas).

B. Tinggi hak sepatu D. Keluhan nyeri punggung bawah


Tabel 4. Distribusi Frekuensi Tinggi Tabel 6. Distribusi Frekuensi Keluhan
Hak Sepatu Pramuniaga Department Nyeri Punggung Bawah Pramuniaga
Store X Tahun 2015 Department Store X Tahun 2015

Tinggi Hak Frekuensi (%)


Tabel 4 menunjukkan bahwa Berisiko
32 61,5
pramuniaga yang menggunakan (≥ 5 cm)
Tidak Berisiko
sepatu dengan tinggi hak 20 38,5
(< 5 cm)
berisiko (≥ 5 cm) dengan jumlah 32 Total 52 100,0
orang (61,5%) lebih banyak
dibandingkan dengan pramuniaga Tabel 6 menunjukkan bahwa

yang menggunakan tinggi hak sepatu pramuniaga yang mengalami keluhan

yang tidak berisiko (< 5 cm). nyeri punggung bawah selama


bekerja dengan jumlah 29 orang

C. Tipe hak sepatu (55,8%) lebih banyak dibandingkan

Tabel 5. Distribusi Frekuensi Tipe Hak dengan pramuniaga yang tidak

Sepatu Pramuniaga Department mengalami keluhan nyeri punggung

Store X Tahun 2015 bawah selama bekerja.


Tabel 7. Distribusi Frekuensi Tingkat
Tipe Hak Frekuensi (%)
Berisiko 43 82,7 Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Tidak
9 17,3 Pramuniaga Department Store X
Berisiko
Total 52 100,0 Tahun 2015
Tingkatan
Frekuensi (%)
Tabel 5 menunjukkan bahwa Nyeri
Tidak Nyeri 9 17,3
Keluhan Nyeri Ringan 31 59,6
Frekuensi (%)
Nyeri Nyeri Sedang 12 23,1
Ada 29 55,8 Total 52 100,0
Tidak Ada 23 44,2
Total 52 100
pramuniaga yang menggunakan Tabel 7 menunjukkan bahwa
sepatu dengan tipe hak yang berisiko berdasarkan skala analog visual,
(medium dan sempit) dengan jumlah pramuniaga yang mengalami keluhan
43 orang (82,7%) lebih banyak nyeri punggung bawah ringan dengan
dibandingkan dengan pramuniaga jumlah 31 orang (59,6%) lebih banyak
dibandingkan dengan pramuniaga

451
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

yang mengalami keluhan nyeri lebih tinggi dari kaki bagian depan
sedang dan tidak nyeri saat bekerja. atau disebut posisi plantarfleksi.
Posisi ini menyebabkan titik tumpu
E. Hubungan tinggi hak sepatu dengan berat badan akan lebih besar terjadi
keluhan nyeri punggung bawah pada kaki bagian depan yang
Tabel 8. Tabel Silang Tinggi Hak diperankan oleh tulang-tulang
10
Sepatu dengan Keluhan Nyeri metatarsal. Hak satu inchi
Punggung Bawah Pramuniaga meningkatkan tekanan pada kaki
Department Store X Tahun 2015 depan sebesar 22%, 2 inchi sebesar

Keluhan Nyeri
Tinggi Total
Uji statistik variabel Hak Ada Tidak
menggunakan chi square n % n % n %

menghasilkan p value = 0,005 (p < Berisiko 19 76 6 24 25 100


0,05). Hasil uji statistik Tidak
10 37 17 63 27 100
Berisiko
tersebut menunjukkan bahwa Ha
Total 52 100
diterima yang berarti terdapat 57% dan 3 inchi sebesar 76%.11
hubungan yang bermakna antara Untuk menahan beban dan tekanan
tinggi hak sepatu dengan keluhan tersebut, terjadi perubahan postur
nyeri punggung bawah pada tubuh yang ditandai dengan
pramuniaga di Department Store X, punggung melengkung, panggul
Semarang. memutar ke depan dan dada condong
Nilai odds ratio sebesar 5,383 ke depan.12 Melengkungnya
dengan Interval Kepercayaan (IK) punggung menyebabkan sudut fleksi
95% antara 1,613 sampai 17,967 lumbal berkurang, sebagai
menunjukkan bahwa tinggi hak kompensasi tulang belakang untuk
sepatu merupakan faktor risiko menstabilkan sikap berdiri supaya
timbunya keluhan nyeri punggung tetap tegak yang berakibat pada
bawah dimana pramuniaga yang peningkatan lordosis lumbal.
menggunakan sepatu dengan tinggi Akibat tubuh terus
hak ≥ 5 cm mengalami keluhan 5,383 mempertahankan sikap berdiri yang
atau 5 kali lebih berisiko tidak stabil akibat tinggi hak
dibandingkan dengan pramuniaga sepatu maka aktivitas otot yang paling
yang menggunakan sepatu dengan berperan adalah otot erector spinae.10
tinggi hak < 5 cm. Otot ini terdiri atas musculus
Pada saat menggunakan sepatu tranverso spinalis, musculus
hak tinggi, tumit berada pada posisi longissimus, musculus iliocostalis,

452
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

musculus spinalis dan musculus yang berarti terdapat hubungan yang


13
paravertebral. Kontraksi otot untuk bermakna antara tipe hak sepatu
mempertahankan bentuk postural terhadap keluhan nyeri punggung
baru terus menerus menyebabkan bawah pada pramuniaga di
terjadinya pemendekan dan kekakuan Department Store X, Semarang.
otot (spasme). Kondisi otot yang Nilai odds ratio sebesar 8,762
tegang akibat kontraksi terus menerus dengan Interval Kepercayaan 95%
dalam jangka waktu yang lama dapat antara 2,477 sampai 30,994
menimbulkan stres mekanis yang menunjukkan bahwa tipe hak sepatu
dapat menimbulkan nyeri pada merupakan faktor risiko timbunya
daerah punggung bawah. Jika terjadi keluhan nyeri punggung bawah
dalam jangka panjang, semua efek ini dimana pramuniaga yang
secara signifikan akan meningkatkan menggunakan sepatu dengan tipe
ketidaknyamanan dan kelelahan pada hak medium dan sempit mengalami
pemakai sepatu hak tinggi terutama keluhan 8,762 atau 8 kali lebih
saat bekerja.10 berisiko dibandingkan dengan
pramuniaga yang menggunakan
F. Hubungan tipe hak sepatu dengan sepatu dengan tipe hak yang luas.
keluhan nyeri punggung bawah Sesuai dengan hukum tekanan
Tabel 9. Tabel Silang Tipe Hak zat padat, ketika seseorang
Sepatu dengan Keluhan Nyeri menggunakan tipe hak sepatu yang
Punggung Bawah Pramuniaga sempit seperti stiletto, hal tersebut
Department Store X Tahun 2015 mengakibatkan tekanan yang
diberikan oleh pengguna hak sepatu
Keluhan Nyeri stiletto lebih besar. Sedangkan bila
Total
Tidak menggunakan sepatu datar (flat
Ada
Ada
n % n % n % shoes atau wedges), tekanan yang
Berisiko 23 76,7 7 23,3 30 100 diberikan akan bertumpu pada
Tidak permukaan sepatu (lebih lebar)
6 27,3 16 72,7 22 100
Berisiko
Total 52 100 sehingga tekanannya menjadi lebih
kecil.14 Distribusi tekanan pada
Uji statistik variabel pijakan yang berkurang menyebabkan
menggunakan chi square ketidakseimbangan pergelangan kaki
menghasilkan p value = 0,001 (p < akibat perubahan sudut tibiotarsal.
0,05). Hasil uji statistik tersebut Perubahan ini menyebabkan elevasi
menunjukkan bahwa Ha diterima dan perpindahan maju dari pusat

453
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

gravitasi sehingga terjadi (59,6%) lebih banyak dibandingkan


ketidakseimbangan postural. pramuniaga yang tidak mengalami
keluhan serta tidak nyeri dan nyeri
KESIMPULAN sedang.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat 5. Ada hubungan antara tinggi hak
disimpulkan : sepatu dengan keluhan nyeri
1. Dilihat dari karakteristik pramuniaga, punggung bawah pada pramuniaga di
yaitu : Department Store X, Semarang.
a. Pramuniaga yang berumur < 35 6. Ada hubungan antara tipe hak sepatu
tahun (76,9%) lebih banyak dengan keluhan nyeri punggung
dibandingkan dengan bawah pada pramuniaga di
pramuniaga yang berumur ≥ 35 Department Store X, Semarang.
tahun.
b. Pramuniaga dengan masa kerja ≥ DAFTAR PUSTAKA
5 tahun (71,2%) lebih banyak 1. Kelompok Studi Nyeri PERDOSSI.
Nyeri Punggung Bawah. Yogyakarta :
dibandingkan pramuniaga
Kelompok Studi Nyeri PERDOSSI,
dengan masa kerja < 5 tahun. 2003.
c. Pramuniaga dengan indeks
2. Silva, Martins Anniele., Gisela
massa tubuh non obesitas Rocha de Siquiera., Giselia Alves
P. da Silva. Implication of High
(84,6%) lebih banyak
Heeled Shoes on Body Posture of
dibandingkan pramuniaga Adolescent. 2013. Vol.31. No.2 : pp
265-71.
dengan indeks massa
3. Isnain, Muhajirin. Hubungan antara
tubuh obesitas. Tinggi Hak Sepatu dan Indeks
Massa Tubuh (IMT) dengan
2. Pramuniaga pengguna tinggi hak
Keluhan Nyeri Pinggang Bawah pada
sepatu berisiko (≥ 5 cm) Sales Promotion Girl (SPG)
Ramayana, Salatiga. Skripsi Tidak
(61,5%) lebih banyak dibandingkan
Diterbitkan. Semarang : Fakultas
pramuniaga pengguna tinggi hak Kesehatan Masyarakat Universitas
Diponegoro, 2013.
sepatu tidak berisiko (< 5 cm).
3. Pramuniaga pengguna tipe hak 4. Santos, Cleber Luz., Diana Oliviera
Noronha, Cleber Araujo Gomes,
sepatu berisiko (medium dan sempit)
Paula Roquetti., Jose Fernandes
(82,7%) lebih banyak dibandingkan Filho. Biomechanical
Repercussions of the Use of High
pramuniaga pengguna tipe hak
Heels in the Kinematics of the
sepatu tidak berisiko (luas). March : A Retrospective Study from
1990 to 2007. Rev Educ Fis. 2008 :
4. Pramuniaga yang mengalami keluhan
pp 47-53.
nyeri punggung bawah saat
bekerja (55,8%) dan nyeri ringan

454
JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)
Volume 3, Nomor 3, April 2015 (ISSN: 2356-3346)
http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jkm

5. Le Veau. Biomechanics of Human Journal of Chiropractic Medicine.


Motion. Philadelphia : WB Saunders 2010. Vol. 09 : pp.166-173.
Company Philadelphia, 1977.
11. Australian Physiotherapy Association.
6. Kerrigan, D Casey., Mary K Todd., High Heel Risks. 2015. (Online)
Patrick O Riley. Knee Osteoarthritis (http://www.gtp.com.au/bodysmarthea
and High Heeled Shoes.1998 (351) : lth/inewsfiles/High_Heel_Risk_V2.p
pp 1399-401. df, diakses 21 Maret 2015)

7. Christensen, Kim. High Heeled Shoes 12. Kerrigan, D Casey., Johannson J.L.,
and Musculoskeletal Problem. 2000 Bryant M.G., Boxer J.A., Della Croce
(18) : pp 18. U., Riley P.O. Moderate-heeled
Shoes and Knee Joint Torques
8. Lee, Chang Min, Eun Hee Jeong, Relevant to the Development and
Andris Freivals. Biomechanical Progression of Knee Osteoarthritis.
Effects of Wearing High-Heeled 2005. Vol. 86, No.5 : pp 871 – 5.
Shoes. 2001. Vol. 28 : pp 321-6.
13. Guyton, Arthur C dan John E. Hall.
9. Iunes, DH., Monte Raso W., Santos Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi
CB., Castro FA., Salgado HS. 11. Jakarta : EGC, 2008.
Postural Influence of High Heels
Among Adult Women: Analysis by 14. Ruri Sinta, Christiana., Jimmy F.
Computerized Photogrammetry. Rumampuk., Fransiska Lintong.
Rev Bras Fisioter. 2008 (12) : pp 454 Analisis Pengaruh Tinggi Hak Sepatu
- 9. Terhadap Nyeri Kaki pada
Pramuniaga Kosmetik di Manado,
10. Russell, Brent S. The Effect of High- (Online), Vol. 2, No.1, 2014.
heeled Shoes on Lumbar Lordosis : A (http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/
Narrative Review and Discussion the ebiomedik/article/viewFile/4081/359
Disconnect Between Internet Content 7, diakses 15 Mei 2015)
and Peer Reviewed Literature.

455

You might also like