You are on page 1of 17

KISTA HIGROMA COTLI

Dennv S.lria Ut.mi


Bdgiar tkr4T KLFdkuttns Kedoktetun u versitns sriwjjaydl
Depdrtomen KrHr KL Rsup lrr r14 ohdnnad Hoesin p.te;6dhg

ABSTRAK
tatar bclakan8: Kistn higioma rnerupnkan kelainan kongenital
akibat deiek darj sistenr ljmiatik ynnB bermanifeslasj Eebagni
lesi
llnak, unak, dan iid.rk nleri. Sekirar 75 80,[ ]esi terjadi di kepatr
eher disrbLt srbagai kist.r higroma colli (C/ i a).
Kista higroma co i
Iang hrsar dapat menimbrlkan penekardn r,.rhadap salUran nafas
dan pcncernaan sc.hingga mcmen,rkan p$al.rJaksnnaan
cmerSensi.
Pem$k dn penunjafg USC, tomogr.ti kompuLcr dan MRt
dapat
mcmbantu mcnegakkan diagnosis. Modntitas lcrapi
uramr berLrpa
lrda(dn ekstirpasi komplit rrntuk nembuang teri ktsra. prognosi,
ksla hitr.rma colli Lcrgnntung pacla ukrLran kjsta, tokari
dan
pendekataf opcrasi fang dilakukan, hampir scmLra kasLrs yanB
dlakrkan ekstirp.rsi komplit Lidak meng,:]lami rekurensi.
Tuiuan:
[lempresenta!ikan pen.rtalnksaan kdsus kista higrona
coll]. Kasus:
Diaporkrn satu kdsus kisra higroma co i pada anak perempunn
usid
itihun. Penatalaksanaan: pada k.rsus int dit;rkukan rindakan
ekstirpasl
lomplit, 6 bulan pas.a pcmbedahan ticl.rk terdapar
landa rckurcnsi.
(esimpulan: pen.rtalaksanarn
kista higroma collj dcngan tjnd;k.ln
ekstrpasi pcmhdahrn komptit nrcmberikan prognosis
;,ang baik.
Kala k!f.i: kisra higoma collj, ekstirp.tsi,
taralaksana

135
ABSTRACT
Backgound: Cystic hygrcma is a congenital malfotmation
of the lymphatic system that manifests itself as a soft benign, and
painless mass. About 75-80/" lesions occufting as a head and neck
masi ls ca//ed as cystic hygroma colli (CHC). Massive infiltrating
cystic kista hygroma colli of the neck will be depressinB airway an(l
digestive tnct so it should be confined as an urgent measures and
management- Sonogtafi computet, Computed Tonography, and
l\,4agnetic Resonance lmaging modahties can he usefull in diagnostic
wotkingup. Con plete surgical excisian is the best modality tteatmenL
Prognasis clepending on tumou size, location and sutgical apprcach.
Mort ot ' a'c< hd\A na rct uftenres attet . omplctp p\,
i,ion. Putpose:
To presentthe management af cystic hygroma colli in 7 years-old gi .
Case: As rcpatted one case of cystic hygroma colli in 7 yeats-old gi .
Management: this case is managecl by complete surgical excision,
six-month aftet surgery thete are no sign ofrccurrences. Conclusions:
Management ol cystic higroma collicolliby conplete surgical excision
Bives a goad prcgnosis.
Keywotds : cystic hygroma colli, extipation, management

PENDAHULUAN
Kista hiSroma dalam bahasa Yunani berani tumor yang berisi
air, merupakan kelainan kongenital dari sistem limfatik. Dikenaljuga
dengan limfangioma, jugular limfatik obstruktif, dan kista higroma
kistikum. Kista higroma pertama kali dideskripsikan oleh Wernher
padalahun 1843 sebaSai lesi kista limfatik, dapat mengenai berbagai
daerah anatomi pada tubuh manusia, merupakan kelainan kongenital
akibat defek dari sistem limfatik yang bermanifestasi sebagai lesijinal(
lunak, dan tidak nyeri. Sekitar 75 80% lesi terjadi di kepala leher
disebut sebagai kina higroma colli (CHC). Predileksi lainnya yaitlr

136
10"/, akqllla, dan 5'1, di median ntrm dan r.rgio inguifnlis Kist'r
d
r gronra co li biasanyn .litemuknn padn tl gonum co li postcrior
tepat

Inslden dar kejadiin ( sra h Broma coL dl dunia berlunrlah


I (as!s sciiap 6000 14,000 keLahirrn dan ncrupakarr kelaif'n
rdng p:rl ng scrlng rffjadi
pc,r,v"bab massa pad.r leher vang dapal
ddrtcl(si pada prenat.rl. Kista higrcma colli juga tri.rsa ditemuk'rn
pldi 5.,.r1 lah r seb.rgai scb!:rh pcrnbengkakan yang kur'tng nvctl,
ddi,iebr8iaf besar L.si (90'/.) mefetap sebet]m usia 2 tahun Kistr
hqronra colL y.rng bes.rr dapat rneninrbrlkan penckanan tcrhadap
!r urrr nafas ddn pen.cm.r.rn seh ngiln memcrlukan Pcnnra aksrnaan
seseger mungk n \,1o.lalitns lerapi L(nma beftrpn linddkan ekstirpasi
L,.d.rh Lrftuk nrembuang lesi kisln. ItoSnosis kistr hlgroma colli colLi
beqantung parla ukurarr, lokas kisln.lin prosc.lu I pcndel(aia n opernsl
langd l.rkukan. Berbagai modalit.s reperti LIS(1, C/-5.n, daf
MRI

dapat ncnrbaftu rncmbecl!k.rn iefis in.rxa pd(l.r leher ni'"


sebn8lnn besa, <.1sus kist.r hlgrom.r .olli (i0 6s%i d tcmukan
srat ahir, se <iLnr 80 90'l' kas!s tcrdeteksi scbelum usin 2 lahun. K sta
hgronu r:olli clapar leriidi baik pad.1 anak l.jki laki nnrLrpun annk
prrernpuan clengan frekucnsi yang 5ama AnBkn kematinn akibdt
lcl.r n:rn ini (lil.1pork,rn sebesar 2 6%, lirfil bianrnyn merup'1kan
sekrnrler dar pneumonitr, bronklektasi5, dan Sanilguan lalnn
lcs ,vang bcs.rt. Lesi ini iuga ciip.rl mencknn struktur
n;rpa!.riihat
disekitam!n sepc(i saraf, pcrnbululr d.rrah, d;n pembuluh limic
seh ngga mcnlmhulkin berbagri kelainarr berdasark.rf EtrLktur vnng

colli dip.rl lerjadi sebagai lcmuan 1un88al a1'iu


Kist.r hlglomn
tr\ama d.ngan dcf''k la nnya dim.n.r penycb.rbnva bcrvariasi
mr ib.tkaf i.r<lor ingarngan, Seretic fnliLol yanB lidak
'nnupun
d ket.rhul. Faktor lingkurl8an berup.r:
. lnfek5i vilus nr.rlclnal scperli Parvovirus

'1)7
Matenal substance abuse, seperli konslrmsi a (ohol selamd
keham lan. B(
Faktor gcnct k yang berhubungan defSan kista higroma coili:
Sebagian besar diagnosis prenatal dari kisl.r higroma colli
berhubungan dengan sindrom Turner, yaitu abnorntalitas
kromosom sex pada wanila dimana hanya terdapat s.tu kromosom
X,
. Abnormalitas kromosom lain sepe(i trisomi 13, I8, dan 2l .
8r
colliyang berupa temuan tunggal dapat diturunkan
Kista higroma d
sebagai kelainan aulosom.r resesifdimana orang tu;nya adalih s/ert 8,

cafic,.. Banyak kclninan kista hi8roma colli ini ditemukan dengan


penyebab yang tidak diketahui.rsl
I
Aliran limfe statis menyebabkan kisla memb-.sar dan muncul
sebagai suaru mas$ pada leher bayi yang baru lahir. Obstruksi nafas
mungkin tcrjadi dkibdt beberapd iaktor, diartaranya: infiltrari, dimana I
pada beberapa kasus, telah ditemukan perirasan sanrpai ke rnguee r
frenulun dan regio sub milohyoid, makrogloesia, dar eick d.]li k

perdarahan, yang mLrngkin tinrbul knrcna trauma pada saat lah ir yang t
mcnyebabkan perluasan k sta schin8sa t€rjadi peningkatan tegangan s

dan tekanan dari trakea.rr Ii


I
I

GAMBARAN KLINIK
Keluhan adanya bcnjolnn d; eher yang telah larna atau sejak
lahir tanpr disertai nyeri. B-.njo an ini berbeniuk kistik, dan lunak.
l'ermukaannya halus, lepas dari kuli1, difus, berb.rLae tegas, dan scdikit
melekat pada jaringan dasar. Padn pnlpasitcraba lrcgrler Kebanyakan
terletak di regio fii8onum postcrior colli. SebaSai tanda khas, pada
pemeriksaan transilurninasi positif tampak terang sebagai jarlngan
diafan (tembus cahaya). ir5

118
( sta higroma colli kecil dan sedang biasanya asimptomatis.
Benjolan inijaranS menimbulkan gejala akut, tetap suatu saat dapat
cepalmembesar karena radang dan menimbulkan Sejala ganSSuan
pernalasan akibat pendesakan saluran nafas seperti irakea, orofarinE,

maupun laring. Bila lebih besar maka perlunsan lerjadi ke arah


walah, lidah, kclenjar parotis, laring/ atau dada (l5% meluas ke

lnediastn!m) dan dapat dise,lai komplikasi lainnya. Dapat timbul


gangguan menelan dan bernafas, sementara perluasan ke aksilla

dapat menyebabkan penekanan pleksus brakhialis dengan berbagai


gepla neurologik.' t'r

DIAGNOSIS

Pada 80% kasus, lokasi kista kista hiSroma colli berada pada
regio cerv,co-facial. oleh karena itu, kista higroma colli harus selalu

neniadipertimbangan pe(ama dalam diagnosis banding setiap lesi


kktik yang memiliki onset pada waktu lahir. lebih dari 600/. kista
hiSroma colli memiliki onset saat lahjr, dan sekilar 90% ditemukan
sebelum usla dua tahun.ra
Pemeriksaan radioloSi sepe(i USC dapat menunjukkan
gambaran kista tunggal atau multipel dan denSan tlSC Doppler
tidak tampak adanya aliran darah dalam lesi tersebut. Modalitas lain
eperii Tomografi komputer dapat juga memperlihatkan gambaran
kista multipel, homogen,batas tegas, dan tidak ada invasi ke jaringan
sekitar.Tomografi komputer juga menyediakan informasi yang
diberikan oleh USC dan sangat ideal untuk evaluasi jaringan lunak

Jafg berdekatan dengan penumbuhan massa yang lebih besar yang


tidak dapat seluruhnya divisualisasikan dengan USC. MRI dapat
digunakan untuk menunjukkan hubungan antara kista higroma colli
dengan jaringan lunal( yang berdekatan di leher dan rnenilai sejauh
mana infiltrasi dari kista ke strul(ur di sekitarnya."3

139
KLASIFIKASI DAN STADIUM
Klnsifikns l(isl.r higromn pcrLnma k.li ditcmukan o eh Mulliken
dnn C ow.rcki bcrdasarkan tipc se , kista higroma diklariiikasi(an
mcnjadi hemangioma ataupun rnalionnas Vaskular. KriLeria WHO
memperkenalkan tiga lipe dari llmpang omn yaiL(r knpilcr, knvcnrosa,
dan kiqt:r. (liguere dkk meng.jLr nrn kntcgori irnpangioma berdasarkan
ukur.rrt korrrponcn kista yaitu: makrokista Lrkuran (lsta 2 .In atilr
lebih, mikrokista ukurnn kini llrranil darl 2cm,d.rnlesi campur;rn.
De Serre, m,.ng.rjL,k.rf sisLcm shSrrs kistJ hi8roma kepaia leher
seb;rg;ri bcrikrt, sL.rd L,m I !Jitu i,rtrdhioid unilateral (defgan risiko
kompllknsi sckitar ll'lt, stadium ll (dengan risiko konrplik.rs
sckitar.ll%), stadium lll, unilaterai ataupLrn l)ilater.rl i.frahioid
dan ,uprahioid (dengan risiko komplikns scl<it.rr tr7'lo), stadium lV
suprah oid bilaLcral klc')Birr risiko komp ikasi sekitar 80"1,), sta.lium
V suprahioid bilateral dan infrahioid klengan risil(o komplil(asi sc <i1.rr

DIAGNOSIS BANDING
.clnh brankial ke 2 merupakan diagnosis ban.ling <ista
Klsta
higroma colli dengan tampinn yang pnlinS serinS adalnh kisti, dan
dapat juga d konrbinaEikan dengnn sinLrs ntd! fistu a Massa kistik
p.rd.r kanan ru.rng knrot d tarnpi,k diantdra kelenjar submandibular
dan di garjs d+an m.stcrfocleidomatoid, merupakan lempnl khns dar
kista celah brankial ke dua. | 5
Diagnosls bandi'rg <ist.r hi8rornd co I

se anjuhya adnl.rh kln;r dLr(lus lilo8losus rncrupakan kasusterbanyak


.li1-.mLrknn padn rsln 2 l0 tahun. Sekitar 90% ditemukan selinggj
tulanS lrnrid, sekjtar 8'/. ditc'mukan ,etinggi ke enjar rircid, dnn sckit.rr
2'l. ditemukaf setinggi lid:rh. DLrhlrs tirog osLrs l)cyjnl.r'r darl panBkal
lldah pada foramen s-.kLrm kc kc cnlnr tiro d Kclenjdr tlroid embrio
b..rj.rlnn mc.rlLri salurtn untLrk mcncapai posisi akhir nonnaln),a.

140
BAiifl'a, q Lrran liroglos!s kcrnu.iian m-angJ imi inlolusi, tcl'rPi
leri[.r srlurarn-va rrenetap, ](istn dukrus tiroglosus dapat rerjadi
di

,rna n,li .l vrp.rnj.rrrg s.rlur.if Kistn litogLosLrs


ini dapnr berlokasl d
ga'n tenS.rh atau pilranrc.liaf scban,v.ik 4,5'/" l)crlok'rsi lnirahioidal'
r|)'li .lin l5t" Lrcrlo(asi d suprrhioldal.

PENATALAKSANAAN
\ao(Lililas tcrpilih untuh kista hjgronra.olli adnlah ekslirpasi
berlah dr:ngrn prfBilngkiLan kist.r ser.rru komplil mcs<l
denr kinf
j<asus hdsil
ruda r acla beberapr laporrn ,vang rnendokument'rslkan
lang rrrrLrp bri< deng,rn mcrrggunak;n agen scleros'rnl
Kln'r higronr'r
.0l I ncrupaka,, lesijini (.lan bica 1et.p .lsimptonratik d'tlam pcriod€
ink'ksi
ir rg.!kup l:rmi,. lndik.si pengobatan adalah apabila tcritrdi
padi Lcs, /t'srrrtor), dt5t/.ss. dlsi.ilia, pcldar:h'rn 'li dalnm kista'

lleninilknlan ukuran )'ang


tibn liba, dnn terbcnluk sinuE Re'rpr/?torr
dinrer! .lilangrnl dengan mclakukan rrakeoslomi Jpabila tcrjadi
[0mpresi ]nring rtau trakc:;r olelr innssa kis1.1

KOMPLIKASI
(l5l.r higroma colli merupakirn lesi ynng jnJk, aknr lelapi
dJpir mcn mbu k.rn bcberapa komplikari sep.rli:infcksl padn esi
kl(.i hi8rori1.l coLli ifi biasanl. rneruprkan sckLrnder dari fokus
rieks .li trakiLrq rcspiratorirrs, rneskipun Lrisa iu8. belsiial infeksi
pr mer. S.LnmJ proses infeks , !kuran kisia mcmbes'rr dan menjadi

r.in8.l, mcr.lh, d.n f)'eri. lnleksi bisa mclibitkri EeluIUh kistn nlru
sebJgl.1n ki\1.r. Sel.rfra inicl(ri aktit, llansiluminasi blsi tidnl(
terlihnt
Lrgirlan kac[ng kadang bini orenjidi abses. Perdaftrh'ln mcrlrpaktrn
[onrplik.rs] k€du,1setel.,h infeksi pada perdar:han, kist'r menj'rdi
keras
(-olli lehcr,vnng bcsnl
rlin 1,"cafS. Ruptur spontin padr kiEla hiSroma
pern,rh.liL.it,or(an seh n88a menlcrlukan lnlelvcnsi bednh segcrn
I
Cangguan Pernafasan dan Disiagia juga meruprl(an komplikasi yan8
disebabkan oleh penekanan oleh massa kjsLa pada saluran pernaiasan
dan pencernaan.r'qro
lnsiden kjsta higroma colli di RS. Moh. Hoesin Palembang
periode januari 2012 hingga Oktober 2013 sebanyak 3 kasus. 2 knsus
pada usia anak di bawah 5 tahun dan I kasus pada Lsia anak 7 tahun.
Tujuan dari penulisan makalah ini ada ah memberikan gambaran
diaSnosis dan pcnatalaksanaan ka5us kista higroma co li pada anak
dengan ekstirpasi kornplit untuk mencegah rckurensi.

LAPORAN KASUS
Seorang anak pcrempuan usia 7 tahun dibawa oleh orangruanya
ke klinik KTHT KL RSMH PalembafS pada tanggal i / April 2Otl
dengan keluhan benjola'r di leher kiri sejak 8 bulan yang lalu.Awalnya
sebcsar kelereng, scmakin larra semakin besar. Riwayat tangan
gemetar, sering Lrcrdebar, maupun tangan berkeringar disangkat.
Sejak 1 bLrlan yang lalu benjolan dirasakan semakin membesar, sutit
menelan dan mengganjn saat menelan, lidak ada sesak araupun nyeri
pada benjolan. Rjwaydt timbul b-.njo an sejak lahjr disangkal.

Cambar 1. Pasien dengan kista higroma coll;

142
l'erncriGa.rf islk R,.:gio rolli slfistr. lnmpJ< l)enlol'rf !krrr'r'r
6i:lr1 cm, mnssa b.:rl)itas l.'gis, tcr.rba lun.r (, /]rdrjle pcrg'rilQrl
Ler hdl s.rat pnsien mcnclan, u.nrna srnra deng.rn
sekit.it, 1 ddk nler
Icrn. prmer ksJ.]n lransilL,mifasi (Fr. I idrL( didJp.rlkan kcliinan prdr
pem$ ksa.rf lelln8.r, hidung m:ruPLrn LengSorok Kcin uhrnsonog rii;
lsta higro'n.r colli sinislra ynng ctrkLrp bcsar dengan v:rskLrl'rriqtrs

pe' ier, relenj.rr rlroid k.r ran n.rnnal, <cleniar tiro d k ri rcr obL lcrnsi
dan terdorong kc Post€rior.
P-"mcriksaan MRI didrt)ntl(an kcs:rf di Leher <lri lanrl)nk lesi
hiponens p.rdn T1 d.rn hipdinlens pn.li l2 suspek csi l(istik rnng
besir dcngaf dirdlnS r.rra ag.k lebal s.!1i laPisnn
j'rring'1n Lrf'rk
lpis d Jnlero intcrionr,v.r dan nrcndororrg La( A ke h1'ro inrcrior
(iri
!erte nrenckan !errn iugu nri\ .laf in. rgob!itrYiqi kc c rj:rI tlri(Jl'l
denga r rnerclorongn,v.r ke foslerior ,vang t.rnrf,aknv.r beIJsn d:rri
j,irftin unak nfl"rlor sisi (iri d.fgan r(uran 6,12\3,'l6r'1,{13 'm'
I fak tanpik kaLsii kasliSiBi DdlHvgrom.i ..,lli./lrrdroml Di'rillosi\
reri.nlarir dllegakr.n de118.n rnassi reglo { o li s nislr'1 susp'l( kist'r
h qrom.r coll slnistr.r d.l/kinr Brank ul

141
cambaran 2. MRI potongan aksial dan sagital tampak kista hiSroma colli.

Hnsil pem,.riksann laboratorlum darah didapatkan Hb: 12,8 B/


dl, llt: :1.1 vd"L, lcukositr 10..100/mmr, LED: 2 mm/iam, liombosit:
357.000/mm1, I I tung Jcrris: 0/J/-58/10/q, wnktLr perdarahan: 1' waktu
pemb,.kunn: 9'(lLlS: 97 m!r'd|, rreum 26 mg/di KrcaLin fi0,4, Nai
:tI !nmol/|, Nn 1.18 mEq/l, ka iunl 5 mEq/L Leukosit21.200, hltun8
ienls 0/0/2//,lllll7 u,Jktu pcrdnrah.n l', wakru pembekuan 7'.
Pasien diberikan terrpi antibiotika oftr , dikonsulkan ke bagian
an.lstesl dan direncanakan tindakan operasj ckst rpas massa. Pada
t.rfggirl 20 5 20I ] cl lakukan tindnkan operasi ekstirpasi massJ sccara
komp it, didapatkan rnnssa komp il besertn kapsulnya.Pemeriksaan
hisropalo ogi djdapatkan kista multiloku cr di si oleh cairnn jernih
iemer;rh;rf, yang eya eosinofll dan protein. Di sek idr stroma Ilbrosa
d kc i in8jjnrifgn'r ikntnt;rLi lemak dan dapat mengandung sel a3regasi
limfo d, jarlfSan otc,t po.rs, ntaupun jnringan oknl lainnya. Kesan :
k ,t:r higroma.

144
-t

cambar 2. Kista Higromn

. Pan:.roperasi pasien diberikan tcrapj inilrs ringer lal(tat mikro

Slir/mcnit dcngan ketorolak drip 2 ampu dn nln inlus r nger lakl.1l,


nj€ksi ieftriakson 2 k.rli 500 mt, nsam trafeksamat inlcksj 2 kali :00

rn& ranitll n inieks 2 kd i r,f nmpu , lbLrprofen sirup 3 kali 2 sendok


makan. Evaluas 1 miggu pascdopcrasi luka opelasl kerlng, keluhan
nyeritidak adn, perdarahan lldak ada. tvaluasi I buinrl pns.-aoper.rs
lukr operasi mcnBerinB d.rn menulup sempurna.

Gambar l- Follow up I bulan pascaope.asi

PEMBAHASAN
' Seoranganakperemp!af usi.j /tahrndengan keluhanbenjolan
d lehcr k ri scjak 8 bu an yang lalu semakin lamr v:m.rkin meJnberar.

145
s.j.k I bul.r \'anB Jlu scmakin membesar hinSga ierasn menggrflal
drn sulit mcnelan. Kista higrona merupakan k,. ainnn kongcnita
akibat defek dari sisrem limlntik y.fg bcrnranjlcnasi sebagai es
tlnak, un.k, d.rn tidak nycri. Scl(itar 75 80% lesi terjadi di kepala
lchcr cliscbut sebagai kista higroma colli (aHC). Predil,.ksi ainnya
vaitu 20% di aksilla, dan 5"t, di Jned.rstinurn dan rcgio inguinalis.
Kirta higromn.olli binsany.r ditemukin pnda tri8onum colli posterior
Lepnldi nl.rs kl.vi<uln. Kjst; higronra col i dapat terjadi baik pada ara (

a ri laki maupun
anak perempuan dengan freku-.nsi \,.rng sama. I es
fi juga dapat menekan struktur di sek L.rlny.r scpc(i sarai, pembulLh
darah, dnn pembuluh limic schinggn mcnimbulkan berbagai ke ainan
bed.rsarl(an slru(ur vanB tcrkena. Kista higroma colli kecil dan
scdanS biasanya asimptomalis. Cangguan Penrafasan dan dislag a

merupakan konrplikasiyang dlseL)abkan olch pcnc<anan oleh massa


kista pa.la s.rlur.rn pernaianrn dan pencsrnaan.r r{rr
Dnrl pcnrcriksaan iis k cli region colli sinirtrn lampak benlolan
ukuftrn 6xJx4 cm, massa berbatas tegas, ter.rba lunak, mobl/,"
pergerakan terlihat saat pasien menelaf, wnrnn sama den8df sekitar,
nyer teknn lidn< nda, pcmcriksaan transilurninasi (+). Berdasarkan
I Lcr.tur g.riirbaran klinik kisia hiSroma co li adalah adanya benjol;,n
dileheryangtelah lanraaiau sejak lahir ranpa nyeriatau kcluhan lain.
tsenjo in ini berbentuk l(istik, clnn lunak. Pcrnrukaannya halus, lepas
.larl kulil, d ILrs, bcrbatas tcBrs, ddn sedikit melekat pada jarlngan
d.nr. Pndn palpasi tcraba ireguler. Mayoritas lokasi kista lerleL.rk di
rqlio lrigofum posterior co li. Sebagal Landn khas, pnda pemeriksaan
lranri unrlnari posilif ranrpak ler.rng sebagai jaringan diafan (tembus

P.rda pcmcr rsaan penunjang USC di.lapatkan Kesan Kist,r


higroma colli 5inistra vang cukup besar deng;n vasl<ularisasi perifer,
kelenjar tiroicl lanan normal, kelcnj;,r tiroid klr ter ob terasi daf
lerdorofg kc postcrior. D lakukan pemeriksaan MRI didapatk,rf

146
I

klan di l.hc! < rl Lnmt)nk l.,si hit)oinl.,n\ p.rd.r Tl d.rn h p(rlflr,n\


p,r( d T2 sLrsp.,l< lrs; kislii v.f8 bcnir rlcrrS.rn d rrd rr8 r.rt.r .rgirk trlrn
lerra rp san jaringan r nak ripls di .lntero inler o n!a. Berdarark.r r
Le tur modal r.s pen.ilrnai,v.r rg d.p;rl di .rkuk;rn ! rluk mr.nrnl.rrB
dragfos s k \l.r hiBrcmrn .olli ,j(l.l.jh pcnx,riks.i.rr LlSLi, totrxrBrni
lOmputfi d.in MRI Pc'nfr ksrarr radiologi scpcrt LISG dap.rt
m€nLnju{kaf gambaran (ista r!fggal alau nru lipel dan deng.rn
!s{l Doppler rl.lnk lnrnf n ( .rd.r r!a .rlil"n d.r.rh d.rl.rnr c\i r.1 scl)ul
i'10d.r ti5 .rin scp.rl aI-S.nir drprt ju8.r flr'npcrlih.rtkJrr tllnbiraf

lslamu t pc, homogen,brtas lcgas, daf t dak.rda fvisile l:rrintan


relr.rr. C/ -\ra/l sang:rt nrembantu .].1:rm m,.lihil per uis.rr lcsi
din h )!nB.r r ry.r dengi r r.if dan fcmbuluh dnr.rh r.<i nrn!.
Dii,lfos s pnli.l.r <i51., h 8rcl,,.r ( oll d.,p.it dil.ikuk.rn nxrnN$rni (un
LSL. K akte.rist k ganrbar.f USC adnlah lanrpak mass:r (isti( ,vang
muh qeprum dan L),.rdinding ripis. T.lJnpilnn ( sr.r h grcm. .o 1i p,rd.r
blo po os hnn!.r *b.rg.rl !.rl rilslr' rrr,r,is lcn8nr t| ns t.rs srrna
dcr8.rf jdri,rgin iunn< 5ci tur lchcr. olo polos roflgcf lxrrmanr.rat
b r kista higroma colli meluas ataLr berlokasj pada rongga tuhrh,
lerur;ura jil(n tidn( ler.lnpal (:TS..rn d.rn N1Rl. S.bag.ri .onloh, olo
io ltcn tor.r is nonr.rl ffcf1- fgkitl<rl] .rchf,va pr:r u.rs.n lirni.jfSiorr.r
sen k;l!ang besar kc medi.stinum. l olo )flgen j!ga Lrergrna untrl

merg€\]alLrasi trakea dan sangat nrenrtrantu pn.la lin.lakan n r,:sLesl


d,fl nl(b.rq Lrn(ea. i
-

lonrogrnii ronrp!lcr luB.i ucry(,dii (.rr iffoflr.rsi vrng


diberikan oleh USC drf sangat ideal untuh evil!.lsl j.lringin lun.l(
rng berdelatan rlengan perrumbuh.rn fr.iss;r ,v.rng lcbih hcs.rr r.rng
trl, ( ri,r|.r s.lLrftrhr,v.r divisunlisnqik.rr {l.,ng.rir llSC Scln n tu, Cl
lirnBdt b,r < u.tL,k ,nc,,d(,tcksi kdlsilikisi ddn vJ5kul.,,isasi €si ika
ritambah (af penggunaan bahan koft is da am perrerl(snan. Berqnmn
\1Rl, ganrbaran (lT scaf eb h b.rik d gun.rk.r,r inr * n. h.,r h-rr.rc
rr!s, d.rf a.l.r nl.rLr lidiki\? pr:rluasan kc arrh rncdjd5l furf. ' "

147
MRI dapat digunakan untuk menunjukkan hubungan a
kista higroma colli dengan jaringan lunak yang berdekatan di lehcr
dan menildi.e_ruh mdnd inlil.rdsi dari I i,'a l.eslrukturdr,el.t"ff\..,
MRl dengan kemampuan multiplanar dan resolusi kontras yangl
superior, menunjukkan jangkauan yang luas terhadap gam
suatu massa dan memberikan informasi tambahan yang penting
untuk perencanaan preoperatif yang akurat. Hal ini dapat sangat
relevan dalam kasus perluasan ke mediastinum atau ruangdalam da{i
leher. Selain itu, pencitraan MRI menawarkan resolusi superior !ntul
mengevaluasimassa yang terletak d i daerah anatomis yang liomplek;
seperti dasar mulut.r"r
Pada pasien terdapat sedikit peningkatan Ieukosit 10.400/mnf,
berdasarkan literatur kista higroma colli merupakan lesi jinak y
dapat menimbulkan beberapa komplikasi sepertiinfeksi pada lesi kista
higroma colli ini biasanya merupakan sekunder dari fokus infeksi
di traktus respiratorius, meskipun bisa juSa bersifat infekgi primdr.
Selama proses infeksi, ukuran kista membesar dan menjadi hangal
merah, dan nyeri. lnfeksi bisa melibatkan seluruh kista atau sebaSian
kista. selama lnfeksi aktit transiluminasi bisa tidak terlihat l€i dan
kadang-kadang bisa menjadi abses.
Ekstirpasi kista ini tidak mudah, l(arena melibatkan struktur
dalam dan viial. Komplikasi yang mungkin terjadi selama operagi
adalah kerusakan nervus fasialis, arieri fasial, arteri karotid, vena
juSu dri. rnlernr. dLrkltr, tord'ilu5 d,n oleurr, serla eL(lirpa.i
inkomplit. Komplikasi post operasi yang mungkin terjadi adalah"
infFtsi lutd operd'i p"dat"hdn h,pp,trcphri .c",, dan telu.rnva
cairan limfe dari Iuka operasi. Pada 20% kasus, ditemukan adanya
reluren.i sere ah a.srirpr.i l.ompl t. I lnr-pd' rotdl mprupakan pil 1a!
utama. Pembedahan ini dimaksudkan untuk mengambil keseluruhan

148
DAFTAR PUSTAKA
L Ar€vedo L J.rson.20lI ai,5r/.r H!8ro'r.r. Djun.luh d.jri hrip:l
a.
rr$/w c'nsdicine.mcds.ape.con/.ft Llc/!l.r:10i5 ovcrvien*!.r0 I 0
r8
I pdda tanggnl 6 Scptemb{.r 2013.
I Bila Nl rz.r, I rbna ljiz, r\,1rhJ mad Sa ..nr, 1t]ha nm.rd Sharii,
Aiza Shc kh.201 1.( ra/ir (lta kh/n /)B/1rrra .o//t Dcparrnrenl
tt of Pcdi.tric Surgery, The Chil.l1.n's I losprrrl nri.l I he f-(titLrlc oi
ri
Chikl llealrh, I i,hore, I,aki\ .r. lrirn.luh .l.ri v!\\ v.i.nsortinc
k .om pndn L.rnggal a, Septc ber 201 I
Durre 201 L al).rti( I l,vgron) hLtgtlF. DirndLrh dari u,ww.
Sabilr,
mcd;cire.nredr.npc Lon/ar1i.lc/40275/ ov.r vi.r w pacla 1.rngilJI
l2 September 201.1.
lurkinglon ct a . Ne.( M.r\rer ln ( ttildten. tn Brjt sh journ.lt
RadioloSi (2005) 78, l5 U8. Btiti\h lnstitut-. of ,.t1diotrgy. plrn.1un
d,ir wr,$r.bjr.hirjourf als.orB/.8]/contenl/ful./ZIJ|9t5./7 5 t)rda
trnggalr2 Sercmber 201L
Varmr, Thing.rm li. atJlL tl'.g/orr.r, I o//i.t.rndon: St Ceorge,q
Hos|it.jl & Medi.n S.hool. Diufduh diri $,$,rv.sr:rrrov\]orld.com/
Iftus/page.ispx?id=20 I pa.l.r trnllgal a, S€pr.mber 201 ]
lnger, jo.hcf: Sei.l-.n,ili.kcr, lreler. 2008.//ea.l rr(/ Nc.k t,
I'ae.li.1ri( ltna,iingT|\t B.jok. (lh;rpt.rr l:J!1 ,10.
$l cl,lohn. 2001. Pl1 rrtal DiaBnasi! oi a HLtBt aystiL tjygnnj.)
Co/r. Jirumal tlltrnsoufd Ol)ctrt Cfnccol; 2l: :1.13 .12.1 t'!bl shcd
on ine in Wilcy lfters.i.ncc Diunduh .i.ri w$/\v onl f{r libran.
$,ilev..on/doi/]0. 1 002/Log.2l g/l)dl pada tanilgn l 0 Septernb.l
201L
0. Sirndhyarani, Ninilthoujam. Anabtn\, oi Dr(k. LliLrnd,,h dari
w\\,w.buzzlc.com/arll.l.s,/d .rromy oi fc.k.hinll lndn Lrngga {l
Seplenrb(r 2013.
9. P.nrclicr, Fr:rnk .,t . l. 2009. Nr'.i sp:r{:es ,rt"bfold Nr.t
;Na'tal An;'lot y and fril)o/.Jgf lii.l (rlo8), Deparljnm r oi the

r49
Unjversity Medical Centre of Utrecht, the Rijnstate Hospital ln
Arnhem and the Rijnland hospital in Leiderdorp, the Nerherlands.
D iu nd uh dari www. radio logyass istant. n l/er/49c603 2 1 3caf f pada

tanggal 6 September 2013.


10. Ellis, Harrold. 2006. The Vein of The Hea.J an.J Neck. ln Clinical
Anatomy Text Book. UK:Blackwell publishing. Part 5:30,1.
I I Departemen of Human Cenetics of Medicals Cenetics- Cysfic
Kista kista higroma colli. Emory University of Human cenetics.
Diunduh dariwww.genetics.emoty.edu/... /Emory H uman_
Cenetics_Cystic_Hy. Amer*a Serkat pada ta nSga I l0 September
2413.
12. Wilson, JW.l995. Neonatal Respitatary Abstuction due to
Hygrcma ColliCysticum. HospitaJs Croup, Northern lreland, City
and County Hospital, Londondefiy-
Diunduh dari u/ww. ncbi.nJm.nih.gov/pmc/aft icles/.../pdl/
ulstermedj00l54 0089.pdf pada tanggaJ 6 September 2013.
13. Domansky, Mark etc all. 2007. Pedlatric Neck Masses. Diunduh
dari www.utmb.edu/otoref/grnds/pedi neck-mass.../pedi-neck-
mass 071021.pdf pada tanggal 6 September 2013.
14. Estroff iA. 2001. Nuchal tanslucency in Tuner syndrome. tnl
Cohen HL, Sivit Cj, eds. Fetal & Pediairic Ultrasound. CoJumbus,
OH: McCraw-Hill; 36 8.
I5. Amin,Umar et AlI. 2007. Cystic Hygroma an Unusual Cause
of lnduced Abortian in Journal: J Ayub Med Coll Abbonabad
2OO7; 1911J 61. Diunduh dari www. docpdf. info/articJes/
hygrorna+repon+a+case.html pada tanggal 20 September 2013.
16. Craesslin, et a1.200/. Chatacteristics antl Outcome ol FetalCystic
Hygrcma Diagnosed ln the fist T mester. Acta obstet Cynecoj
Scand.86 (12):1442-6.
1/. Chervenak,FA, etal. 1983. FetalCystic Kista higromacolli. Cause
ang Natural Histoty. N; j Med, Oct 6; J09(14):822-5.

150
Rasidaki M, Sifakis S, Vardaki E, Et al. P/enala/ d/agn osis ol a fetal
chest wall cystic lymphangioma using ultrasanogftphy and MRI:
a case rcpatt with liletalure rcview.Fetal Diagn Ther. Nov Dec
2005;20 (6):s04-7.
9 Cohen HL. Ascires and pleural effusion in hydrops. lft Cohen
FL, Sivit Cl, eds. Felal and Pediatric Ultrasound. New York, NYI
lvlccraw'H ill;200I :79 82.
20. Nlota R, Ramalho C, Monteiro J, et al. Envolving indicatian lor
the exit procedure: usefulness of conbining ultrasaund and fetal
MR/. Feial DiagnTher.2007, 22(2):107-11.

PENCECAHAN DAN PENANCCUTANGAN


KOMPLIKASI OPERASI PAROTIS

dr. Dindy saniadi, spTHT


DepartemenrlmuK€sehatanT€lingallidungTenggorokBedahKepala Leher
Iakutas K€nokeran Universitas Padjadjaran/RLmah sakit Hasansadikin Bandung

Setelah pasien pro parotidectomy di persiapkan : pemeriksaan


klinjk, lab, Xray, CT, MRl, USC. Kita memerlukan consent untuk
re.( l"r paro. d"r'on1 tprutJmJ nenSendr :

. R"'.r b"al .ckrt"r .plin8a pada .i,i \dnB di operJsi

. lnfeksi
. Necrosis kulit
. Frey Syndrome
. seroma
. Hypertrophic scar-Keloid
. Paralysis alau paresis saraf otak ke Vll
. Cangguan TMj

You might also like