You are on page 1of 13
“HADITS HASAN” Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah : HADITS Dosen Pengampu : Ernawati Ginting M.Ag Disusun oleh KELOMPOK V 1, NADYA PUTRI UTAMI PANE (0401211009) 2. WAHIDA SITANGGANG (0401211006) PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM 14 FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA 2021 KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yangberjudul ‘HADUTS HASAN” Tidak lupa shalawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga dan sahabatnya yang telah membawa kita dari dunia yang gelap menuju dunia yang terang-benderang Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah Al-Hadits. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan penulis, dan pembaca tentang Hadits Hasan, Semoga dapat memberikan manfaat yang banyak kepada orang lain. Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Emawati Ginting M.Ag, selaku dosen dari mata kuliah hadits yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kami tentang bidang yang kami tekuni. Kami menyadari dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan kesalahan, Maka dari itu, kami menerima kritik, tanggapan.dan saran dari pembaca ‘agar menjadi pembelajaran bagi kami untuk kedepannya. Akhir kata, semoga dengan ditulisnya makalah ini dapat memberikan manfaat yang banyak bagi siapa saja yang membacanya. MEDAN, 3 November 21 Pemakalah DAFTAR ISI KATA PENGANTAR i DAFTAR ISL BABI BABII BAB IIL PENDAHULUAN 1, LATAR BELAKANG. 1 2. RUMUSAN MASALAH. 1 3. TUJUAN MAKALAH. 1 PEMBAHASAN 1. PENGERTIAN HADITS HASAN 2 2. KLASIFIKASI HADITS HASAN ...... sicmstasasanai 3, ISTILAH ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM HADITS HASAN 6 4. KEHUJJAHAN HADITS HASAN 7 5. KITAB KITAB YANG MENGANDUNG HADITS HASAN.. 8 6. SYARAT—SYARAT HADITS HASAN 8 PENUTUP 1. KESIMPULAN 9 2. KRITIK DAN SARAN. 7 9 3. DAFTAR PUSTAKA 10 BABI PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Hadits adalah sumber hukum islam kedua setelah al qur’an, Hadits merupakan segala tinkah laku, ucapan, keteetapan nabi Muhammad saw.Hadits dibagi menjadi dua, yakni berdasarkan kuantitas rawi dan berdasarkan kualitas rawi,Hadits berdasarkan kuantitas rawi dibagi menjadi dua, yakni hadits mutawattir dan hadits had Sedangkan hadits berdasarkan kualitas rawi dibagi menjadi tiga, yakni hadits Shahih, hadits Hasan, hadits Dha’if Pada makalah ini kami akan mencoba menjelaskan tentang hadits Hasan. Mengenai pengertian, Klasifikasi, dan kehujjahannya, B. RUMUSAN MASALAH 1. Apa pengertian hadits hasan? Bagaimana klasifikasi hadits hasan? Apa saja istilah istilah yang digunakan dalan hadits hasan? Apa kehujjahan hadits hasan? Dalam kitab apa saja yang mengandung hadits hasan ? Apa saja syarat syarat hadits hasan 'UJUAN MAKALAH Untuk mengetahui pengertian hadits hasan Untuk mengetahui klasifikasi hadits hasan Untuk mengetahui istilah istilah yang digunakan dalam hadits hasan Untuk mengetahui kehujjahan hadits hasan Untuk mengetahui kitab-kitab yang mengandung hadits hasan Untuk mengetahui syarat syarat hadits hasan BABII PEMBAHASAN 1. PENGERTIAN HADIST HASAN Ha Hasan (bahasa Arab: Sess! Syste 4/-Hadits al-Hasan) adalah tingkatan hadits yang ada di bawah hadits Shahih. Menurut Imam Tirmidzi, hadits Hasan adalah hadits yang tidak berisi informasi yang bohong, tidak bertentangan dengan hadits tain dan Al-Qur'an dan informasinya kabur, serta memiliki lebih dari satu Sanad “4 Selain itu, menurut Abdul Karim, hadits Hasan juga merupakan hadits yang diriwayatkan oleh rawi terkenal dan disetujui keakuratannya oleh sebagian besarpakar hadits yang tingkatannya berada di bawah hadist shabih dan berada di atas hadist dhaif. Secara bahasa, hasan bermakna al-jamal, vaitu bagus,!" keindahan.”! Bh Saks ay Sesuatu yang disenangi dan dicondongi oleh nafsu."! Sedangkan secara istilah, hadits hasan didefinisikan secara beragam oleh ahli Hadits, sebagai berikut 1 Menurut Ibnu Hajar al-Asqalani (Wc Cas [5 aD ence ga SLE Wy lla pb tal Juste ull lt Jo it La 8 4515] Gull Khabar ahad yang diriwayatkan oleh orang yang adil, sempurna kedhabit-annya, bersambung sanadnya, tidak ber illat, dan tidak ada syad= dinamakn shahth lidzatih. Jika kurang sedikit ke-dhabit-annya disebut hasan lidzatih."" SUEY y Dl yp ial Jina apcl J ais Hadits yang diriwayatkan oleh periwayat yang adil, kurang kuat hafalannya, bersambung sanadnya, tidak mengandung illat, dan tidak pula mengandung syad:." 2. Menurut Imam at-Tirmidzi Pes oF soy SSeS SV AD bp el BO SY Ste dS as Tiap-tiap hadits yang pada sanadnya tidak terdapat perawi yang tertuduh dusta, pada matannya tidak terdapat keganjalan, dan hadits itu diriwayatkan tidak hanya dengan satu jalan (mempunyai banyak jalan) yang sepadan dengannya. Definisi hadits hasan menurut at-Tirmidzi ini terlihat kurang jelas, sebab bisa Jjadi hadits yang perawinya tidak tertuduh dusta dan juga hadits gharib, sekalipun pada hakikatnya berstatus hasan. Tidak dapat dirimuskan dalam definisi ini sebab dalam definisi tersebut disyariatkan tidak hanya melalui satu jalan periwayatan (mempunyai banyak jalan periwayatan). Meskipun demikian, melalui definisi ini at-Tirmidzi tidak bermaksud menyamakan hadits hasan dengan hadits shahih, sebab justru at-Tirmidzilah yang mula-mula memunculkan istilah hadits hasan ini 3 Menurut At-Thibi Ble Ygh 3 ga Ge play day ot Oe Lad WS 945 4H Lane J Ml gs Ge Ge See Hadits musnad ( muttastl dan marfu' ) yang sanad-sanadnya mendekati derajat tsigah. Atau hadits mursal yang sanad-sanadnya tsigah, tetapi pada keduanya ada perawi lain, dan hadits itu terhindar dari syad= ( kejanggalan ) dan illat (kekacauan)!7 Dengan kata lain hadis hasan adalah FAL 38 ye Sy apn hg al i ae Las Le Hadits hasan adalah hadits yang bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh orang adil, kurang sedikit ke-dhabit-annya, tidak ada keganjilan (syadz) dan tidak ada illat. "1 Dengan kata lain, syarat hadits hasan dapat dirinci sebagai berikut. @ —Sanadnya bersambung & —-Perawinya adil —Perawinya dhabit tetapi_ke-dhabit-annya dibawah ke-dhabit-an_perawi hadits shohih « Tidak terdapat kejanggalan (syadz) Tidak ada illat (cacat)"” 2. KLASIFIKASI HADITS HASAN 1. Hadits Hasan Li Dzatihi Hadits hasan li dzatih adalah hadits hasan dengan sendirinya, karena telah memenuhi segala kriteria dan persyaratan yang ditentukan.!" Syarat untuk hadits hasan adalah sebagaimana syarat untuk hadits shahih, kecuali bahwa perawinya hanya termasuk kelompok keempat ( shadug ) atau istilah lain yang setaraf atau sama dengan tingkatan tersebut !"") Sebuah hadits dikategorikan sebagai hasan li dzatih karena jalur periwayatannya, hanya melalui satu jalur periwayatan saja. Sementara hadits hasan pada umumnya ada kemungkinan melalui jalur riwayat yang lebih dari satu, Atau didukung dengan riwayat yang lainnya. Bila hadits hasan ini jumlah jalur riwayatnya hanya satu, maka hadits hasan itu disebut dengan hadits hasan li dzatih, Tetapi jika jumlahnya banyak, maka ia akan saling menguatkan dan akan naik derajatnya menjadi hadits shahth li ghairih.!"! Contoh hadits hasan lidzatih CEE ABN ese ol ie Sil Oe Gall Lee ol oe Gal aga J Ga dari Abu Bakar bin Abu Musa al-Asy’ari, (berkata}, saya mendengar ayahkas ketika berada dihadapan musuk berkata, Rasulullah saw. Bersabda: ‘sesungguhnya intu-pintu surga berada dibawah bayang-bayang pedang’.” (HR al-Tirmidzi) Menurut Mahmud al-Thalan, Hadits diatas berkualitas hasan, karena para rawinya terpercaya (tsiqah), kecuali Ja’far bin Sulaiman al-Dhuba’iy. Karena itulah, Hadits tersebut tidak mencapai hadits shahih, Terkait rawi yang satu ini, Imam Ibnu Hajar al-Asqalani berkomentar : us Csi! (hadits yang disampaikannya_baik), Penilaian Tbnu Hajar ini menunjukkan bahwa hadits itu berkualitas hasan, Hadits Hasan Li Ghairih Hadits hasan li ghairih adalah hadits-hadits dhaif yang tidak terlalu parah (kedhaifannya) dan diriwayatkan dengan melalui beberapa jalur. Beberapa periwayatan hadits yang dhaif ini kemudian saling menguatkan, dan akhirnya naik menjadi hasan, Sementara bila beberapa riwayat hadits itu termasuk kategori dha’if’ yang berat, seperti hadits matruk, munkar, maudhu, Dan sebagainya, maka hadits itu tidak bisa naik menjadi hasan li ghairih.!”! Hadits dha’if bisa naik menjadi hadits hasan li ghairih dengan dua syarat, yaitu ‘> Harus ditemukan periwayatan sanad lain yang saling seimbang dan lebih kuat. > Sebab kedha’ifian hadits tidak berat seperti dusta dan fasik, tetapi ringan sepert hapalan yang kurang atau terputusnya sanad atau tidak diketahui dengan jelas (majhul) identiras perawi.!"* Contoh hadits hasan li ghairih Hadits tentang keutamaan malam nishfu sya’ban (tanggal 15 sya’ban) Hadits-hadits tentang tema ini cukup banyak. Dalam hitungan Ali Mustafa Ya’qub. jumlah hadits-hadits tersebut tidak kurang dari sembilan buah. Namun disini akan di kemukakan lima saja. Hadits-hadits tersebut adalah Hadits riwayat Ali bin Abi Thalib kag le pane gat Le Atay GM UST GI ge Uta JES ec Gall ih A la pe eS CS gga ah Dp SEAT ge Ce Aad Ce in Ge le Via) elk iti Oe Yi sk lle ll ll yd i srl ati ele ilolgg). pail lly gin ES ONS YE Ha te Ul Wj 83 a) diriwayatkan dari Ali ra., beliau berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda Apabila datang malam nishfu sya"ban, maka shalatlah kalian pada malam itu. dan puasalah besoknya ! karena Allah akan turun ke langiy dunia (yang terdekat dengan bumi) seraya berkata : Adakah orang yang minta ampun ? (bila ada) maka Aku akan ‘memberinya ampunan, Adkah orang yang meminta rizki (mala bila ada), Ku akan beri rizki, Adakah yang sakit (yang meminta kesembuhan)? (maka bila ada), Aku ‘akan menyembuhkannya, Adakah yang meminta ini dan itu, Allah melakukan hal itu sejak terbenam matahari sampai terbit fajar.” Hadits diatas diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majjah, Dalam rangkaian sanadnya terdapat seorang rawi yang bernama Ibn Abi Sabrah. Menurut imam Ahmad bin Hanbal, rawi ini adalah seorang pendusta dan emalsu hadits, Imam al-Bukhari menambahkan, bahwa Ibn Abi Sabrah adalah _$:<2s (haditsnya munkar karena banyak berbuat maksiat). Sementara menurut imam al-Nasa’i Ibn Abi Sabrah adalah matruk (dituduh pendusta ketika meriwayatkan hadits), Dengan beberapa penilain dari ulama hadits diatas, maka bisa disimpulkan bahwa riwayatnya berkualitas dhaif sekali, yaitu termasuk Hadits munkar dan matruk Dengan demikian. Hadits diatas tidak tidak bisa dijadikan dalil sama sekali Hadits Abu Musa al-Asy’ari ep SULA oe sl oped LALal Ge May cal ce LMS Sa ALG aS Gy ayes pad nal Lg alld a GI IS ps0 ail Ge Get eee gl Ce) Ue nl ae pa lie ibd la goal id gs “Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal ra., dari Nabi saw., bahwa beliau bersabda ‘pada malam nishfu Sya’ban, Allah akan melihat semua makhluk-Nya, kemudian mengampuni mereka kecuali yang musyrik (menyekutukan Allah) dan orang yang memusuhi orang lain’.” Dalam rangkaian sanad Hadits riwayat Abu Musa al-Asy’ari di atas, menurut Imam al-Bushairi dalam kitab al-Zawa’id, ada seorang rawi yang dinilai dha’if, yaitu Ibn Lahiah Hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad bin Hanbal dari Abdullah bin Amr ra. menurut Imam al-Mundziri, sanad hadits ini kualitasnya o3 (lunak Haditsnya), yang menunjukkan lemah. Hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi, dari Katsir bin Murrah. Menurut Imam al-Baihagi sendiri, sanad Hadits ini nilai mursal jayyid (mursal yang baik). Hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Tirmidzi dari Aisyaj ra. Sanad Hadits ini mungathi (terputus). Dari beberapa penilaian para Ulama hadits diatas, maka dapat disimpulkan, bahwa hadits riwayat Ali bin Abi Thalib pada nomor satu termasuk Kategori Hadits dhavif kelas berat, yaitu munkar dan matruk. Sekali lagi, riwayat hadits ini tidak bisa dijadikan dalil dalam hukum, Sementara empat riwayat selainnya, memang termasuk kategori dha’if, hanya saja tidak termasuk kedalam kelas berat. Karenanya ia bisa saling menguatkan antara yang satu dengan lainnya, sehingga naik derajatnya menjadi hadits hasan li ghairihi. Dan hadits ini bisa dijadikan dalil dalam hukum islam!) 3. ISTILAH-ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM HADITS HASAN Diantar gelar ta ail para perawi ysng digunakan dalam hadits magbul atau hasan sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Al-Jarh wa At-Ta ‘dil adalah Spall Orang yang dikenal / orang baik yin ‘Terpelihara Orang baik (Orang yang teguby/ kuat oa Orang kuat eu Serupa dengan Shahih Sell lta Orang baik / bagus Sebagian ulama mempersamakan dalam gelar ta’dil para perawi hadits dalam kitab al-Jayyid = bagus antara shahih dan hasan, sebagia ulama laim berpendsapat bahwa sekaligus gelar aljayyid dengan makna shahih, tetapi pars muhsditsin senior tidak pindah dalam menilai shahih menjadi al-jyyid tersebut kecuali ada tujuan tertentu. Misalnya naiknya hadits hasan lidzaih dan ragu mencapai derajat shahih, berartitingkat hadits gelaral-jayyid ini dibawah shahih, demikian juga gelar al-gowi Gelar ta’dil as-Shahih berlaku bagi shahih dan hasan karena keduanya layak dijadikan hujjah dan berlaku bagi hadits dha’ if yang patut dalam penelitian penearian sanad lain, Gelar al-ma’ruf lawan dari alemunkar, al-Mahfudz lawan dari asy-syadzdz, al-Mujawwad dab ats-Tsabit berlaku untuk shahih dan hasan, dan bagi hasan serta yang mendekatinya, al-musyabbah terhadap haidt hasan bagaikan a-ljayyid terhadap hadits shahih, Perkataan mereka muhadditsin 2 Vs) Gum Cys (= ini hadits hasan sanadnya. Maknanya hadits ini hanya hasan sanad-nya saja sedang matan-nya perlu penelitian lebih lanjut. Mukharri hadits tersebut tidak menanggung kehasanan matan mungkin ada syadzdz atau illat-berararti ada kesempatan Iuas bagi para peneliti belakangna untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang atan hadits tersebut apakah matannya juga hasan atau tidak Ungkapan at-Tirmidzi dan yang lain: ga= Gas Cot Makna ungkapan ini ada beberapa pendapat, diantaranya Haddits tersebut memiliki dua sanad, yang shahih dan hasan. Terjadi_perbedaab dalam penilaian hadits sebagian berpendapat shahih dan golongan lain berpendapat hasan ‘tau dinilai hasan fi dzavih dan hasan li ghairih. = ini hadits hasan shahih 4, KEHUMJAHAN HADITS HASAN Hadits hasan dapat dijadikan hujjah walaupun kualitasnya dibawah haidts shahih. Semua fugaha, sebagian muhadditsin dan ushuliyyin mengamalkannya Kecuali sedikit dari kalangan orang yang sangat ketat dalam mempersyaratkan penerimaan hadits (musyaddidin). Bahkan sebagian muhadditsin yang mempermudah dalam persyaratan shahih (mutasahilin) memasukannya ke dalam hadits shahih, sepert al-Hakim, Ibnu Hibban, dan Ibnu Khuzaimab'"*! Disamping itu, ada ulama yang mensyaratkan bahwa hadits hasan dapat digunakan sebagi hujjah, bilamana memenuhi sifat-sifat yang dapat diterima. Pendapat terakhir ini memerlukan peninjauan yang seksama. Sebab, sifat-sifat yang dapat diterima itu ada yang tinggi, menngah, dan rendah, Hadits yang sifat dapat diterima tinggi dan menengah adalah hadits shahih, sedangkan hadits yang sifat dapat diterimanya rendah adalah hadits hasan Hadits-hadits yang mempunyai sifat dapat diterima sebagai hujjah disebut hadits magbul, dan hadits yang tidak mempunyai sifat-sifat yang dapat diterima disebut hadits mardud. Yang termasuk hadits magbul adalah Hadits shahih, baik shai 1i dzatihi maupun shahih ti ghairih Hadits hasan, baik hasan 1i dzatih maupun hasan Ii ghairih. Yang termasuk hadits mardud adalah segala macam hadits dha’if Hadits mardud tidak dapat diterima sebagai hujjah Karena terdapat sifat-sifat tercela pada rawi-rawinya atau pada sanadnya!" 5. KITAB-KITAB YANG MENGANDUNG HADITS HASAN Jami? At-Tirmidzi ‘Sunan Abu Dawud ‘Sunan ad-Daruquthni 6, SYARAT~ SYARAT HADIST HASAN Syarat-syarat hadits disebut Hasan secara keseluruhan hampir sama dengan syarat-syarat hadits Shahih. 5 syarat hadits Hasan yaitu 1. Periwayat (Sanad) bersambung, 2. Diriwayatkan oleh rawi yang adil 3. Diriwayatkan oleh rawi yang hafal (dhabith), tetapi tingkat kehafalannya masih di bawah hadits Shahih, 4, Tidak bertentangan dengan hadits dengan rawi yang tingkat dipereayanya lebih tinggi atau Al-Quran, 5. Tidak terdapat cacat Perbedaan hadits Shahih dan hasan terletak pada kedhabithannya, Jika hadits Sahih. tingkat dhabithnya harus tinggi, maka hadits hasan tingkat kedhabithannya berada dibawahnya. Contoh hadits Hasan adalah seperti hadits yang diriwayatkan oleh Muhammad bin Amr bin al-Qamah, dari Salama, dari Abu Hurairah, Dalam hadits ini, hadits dikategorikan hasan dikarenakan Muhammad bin Amr bin al-Qamah dikenal tingkat hafalannya yang tidak luar biasa."! BABII PENUTUP, KESIMPULAN Hadits hasan adalah hadits yang bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh orang adil, Kurang sedikit ke-dhabit-annya, tidak ada keganjilan (syadz) dan tidak ada illat. Hadits hasan dibagi menjadi Hadits Hasan Li Dzatihi Hadits hasan li dzatih adalah hadits hasan dengan sendirinya, karena telah memenuhi segala kriteria dan persyaratan yang ditentukan. Hadits Hasan Li Ghairih Hadits hasan li ghairih adalah hadits-hadits dhaif yang tidak terlalu parah (kedhaifannya) dan diriwayatkan dengan melalui beberapa jalur. Beberapa periwayatan hadits yang dhaif ini kemudian saling menguatkan, dan akhirnya —naik menjadi hasan, Sementara bila beberapa riwayat hadits itu termasuk kategori dha’if yang berat, seperti hadits matruk, munkar, maudhu. Dan sebagainya, maka hadits itu tidak bisa naik menjadi hasan Ui ghairih. adits hasan dapat dijadikan hujjah walaupun kualitasnya dibawah haidts shahih Semua fugaha, sebagian muhadditsin dan ushuliyyin mengamalkannya kecuali sedikit dari kalangan orang yang sangat ketat dalam mempersyaratkan penerimaan hadits (musyaddidin), Bahkan sebagian muhadditsin yang mempermudah dalam persyaratan shahih (mutasahilin) memasukannya ke dalam hadits shahih, sepert al-Hakim, Tbnu Hibban, dan Ibnu Khuzaimah, Disamping itu, ada ulama yang mensyaratkan bahwa hadits hasan dapat digunakan sebagi hujjah, bilamana memenuhi sifat-sifat yang dapat diterima, KRITIK DAN SARAN ‘Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat menambah wawasan kita tentang matakuliah ilmu tauhid dengan judul marifatul mabda. Dari pembahasan ‘materi ini, kami mengalami kendala dalam penyusunan makalah, maka ada beberapa kesalahan atau kekurangan dari kami. Oleh karena itu kami juga membutubkan kritik ddan saran dari pembaca untuk pembuatan makalah selanjutnya, DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA, Rifa’i,Zuhdi.2008, Mengenal Imlu Hadits.Jakarta: al-Ghuraba Majid Khon,Abdul.2009. Uhunul Hadits.Jakarta: Amzah, Sahrani,Sohari 2002. Ulumul Hadits. Bogor: Ghalia Indonesia. [dri 2010.Siudi Hadits Jakarta: Kencana. Solahudin,Agus dan Agus Suyadi,2009. Ulumul Hadits. Bandung: Pustaka Setia Mudasit, 1999, imu Hadits, Bandung: Pustaka Setia Ismail, Syubudi. 1987, /Imu Hadits, Bandung: Penerbit Angkasa Al-Qaththan, Manna’. 2004, Pengantar Studi Ilmu Hadits, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar [1] Zuhdi Rita’i, Mengenal Imlu Hadits, cet-1, Jakarta: al-Ghuraba,2008)him 161 [2]Abdul Majid Khon, Ulumu! Hadi, cet-3{Jakarta: Amzah,2009) hm 159 [3] Sohari Sahrani, Ulumul Hadits, cet-1 (Bogor: Ghalia Indonesia,2002) hlm 114 [4] Abdul Majid Khon, Loe. Cit [Slldri, Studi Hadits, cet-1, (Jakarta: Kencana,2010) hlm159 [6] Sohari Sahrani, Loe. Cit [7] Sohari Sahrani, fbid him 115 [8] Abdul Majid Khon, Loc. Cle [9][9] Sohari Sahrani, ford him 116 [10}{20) Abdul Majid Khon, Zid hm 161 [I]t] Agus Solahudin dan Agus Suyadi, Ulumul Hadits, cet-1 (Bandung: Pustaka Setia, 2009) him 146 [12][12] Zuhdi Rifa’i, Ibid him 167 [13]113) Zoid him 166-167 [14][a4) Abdul Majid Khon, Ibid him 161 [15] Zuhdi Rita’, Pbid him 167-170 [16][26} Abdul Majid Khon,/bid him 161 [17]1a7} Agus Solahuddin dan agus Suyadi, [bid him 147 10

You might also like