“HADITS HASAN”
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok
Mata Kuliah : HADITS
Dosen Pengampu : Ernawati Ginting M.Ag
Disusun oleh
KELOMPOK V
1, NADYA PUTRI UTAMI PANE (0401211009)
2. WAHIDA SITANGGANG (0401211006)
PROGRAM STUDI AQIDAH DAN FILSAFAT ISLAM 14
FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA
2021KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yangberjudul
‘HADUTS HASAN” Tidak lupa shalawat dan salam semoga tercurah kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW. beserta keluarga dan sahabatnya yang telah
membawa kita dari dunia yang gelap menuju dunia yang terang-benderang Tujuan
dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mata kuliah
Al-Hadits. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan penulis,
dan pembaca tentang Hadits Hasan, Semoga dapat memberikan manfaat yang banyak
kepada orang lain. Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu Emawati Ginting
M.Ag, selaku dosen dari mata kuliah hadits yang telah memberikan tugas ini
sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan kami tentang bidang yang kami
tekuni. Kami menyadari dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan
kesalahan, Maka dari itu, kami menerima kritik, tanggapan.dan saran dari pembaca
‘agar menjadi pembelajaran bagi kami untuk kedepannya. Akhir kata, semoga dengan
ditulisnya makalah ini dapat memberikan manfaat yang banyak bagi siapa saja yang
membacanya.
MEDAN, 3 November 21
PemakalahDAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISL
BABI
BABII
BAB IIL
PENDAHULUAN
1, LATAR BELAKANG. 1
2. RUMUSAN MASALAH. 1
3. TUJUAN MAKALAH. 1
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN HADITS HASAN 2
2. KLASIFIKASI HADITS HASAN ...... sicmstasasanai
3, ISTILAH ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM HADITS
HASAN 6
4. KEHUJJAHAN HADITS HASAN 7
5. KITAB KITAB YANG MENGANDUNG HADITS HASAN.. 8
6. SYARAT—SYARAT HADITS HASAN 8
PENUTUP
1. KESIMPULAN 9
2. KRITIK DAN SARAN. 7 9
3. DAFTAR PUSTAKA 10BABI
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hadits adalah sumber hukum islam kedua setelah al qur’an, Hadits merupakan
segala tinkah laku, ucapan, keteetapan nabi Muhammad saw.Hadits dibagi menjadi
dua, yakni berdasarkan kuantitas rawi dan berdasarkan kualitas rawi,Hadits
berdasarkan kuantitas rawi dibagi menjadi dua, yakni hadits mutawattir dan hadits
had Sedangkan hadits berdasarkan kualitas rawi dibagi menjadi tiga, yakni hadits
Shahih, hadits Hasan, hadits Dha’if Pada makalah ini kami akan mencoba
menjelaskan tentang hadits Hasan. Mengenai pengertian, Klasifikasi, dan
kehujjahannya,
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian hadits hasan?
Bagaimana klasifikasi hadits hasan?
Apa saja istilah istilah yang digunakan dalan hadits hasan?
Apa kehujjahan hadits hasan?
Dalam kitab apa saja yang mengandung hadits hasan ?
Apa saja syarat syarat hadits hasan
'UJUAN MAKALAH
Untuk mengetahui pengertian hadits hasan
Untuk mengetahui klasifikasi hadits hasan
Untuk mengetahui istilah istilah yang digunakan dalam hadits hasan
Untuk mengetahui kehujjahan hadits hasan
Untuk mengetahui kitab-kitab yang mengandung hadits hasan
Untuk mengetahui syarat syarat hadits hasanBABII
PEMBAHASAN
1. PENGERTIAN HADIST HASAN
Ha Hasan (bahasa Arab: Sess! Syste 4/-Hadits al-Hasan) adalah
tingkatan hadits yang ada di bawah hadits Shahih. Menurut Imam Tirmidzi, hadits
Hasan adalah hadits yang tidak berisi informasi yang bohong, tidak bertentangan
dengan hadits tain dan Al-Qur'an dan informasinya kabur, serta memiliki lebih dari
satu Sanad “4 Selain itu, menurut Abdul Karim, hadits Hasan juga merupakan hadits
yang diriwayatkan oleh rawi terkenal dan disetujui keakuratannya oleh sebagian
besarpakar hadits yang tingkatannya berada di bawah hadist shabih dan berada di atas
hadist dhaif.
Secara bahasa, hasan bermakna al-jamal, vaitu bagus,!" keindahan.”!
Bh Saks ay
Sesuatu yang disenangi dan dicondongi oleh nafsu."!
Sedangkan secara istilah, hadits hasan didefinisikan secara beragam oleh ahli
Hadits, sebagai berikut
1 Menurut Ibnu Hajar al-Asqalani
(Wc Cas [5 aD ence ga SLE Wy lla pb tal Juste ull lt Jo it La 8
4515] Gull
Khabar ahad yang diriwayatkan oleh orang yang adil, sempurna kedhabit-annya,
bersambung sanadnya, tidak ber illat, dan tidak ada syad= dinamakn shahth lidzatih.
Jika kurang sedikit ke-dhabit-annya disebut hasan lidzatih.""
SUEY y Dl yp ial Jina apcl J ais
Hadits yang diriwayatkan oleh periwayat yang adil, kurang kuat hafalannya,
bersambung sanadnya, tidak mengandung illat, dan tidak pula mengandung syad:."
2. Menurut Imam at-Tirmidzi
Pes oF soy SSeS SV AD bp el BO SY Ste dS
as
Tiap-tiap hadits yang pada sanadnya tidak terdapat perawi yang tertuduh dusta,
pada matannya tidak terdapat keganjalan, dan hadits itu diriwayatkan tidak
hanya dengan satu jalan (mempunyai banyak jalan) yang sepadan dengannya.Definisi hadits hasan menurut at-Tirmidzi ini terlihat kurang jelas, sebab bisa
Jjadi hadits yang perawinya tidak tertuduh dusta dan juga hadits gharib, sekalipun
pada hakikatnya berstatus hasan. Tidak dapat dirimuskan dalam definisi ini sebab
dalam definisi tersebut disyariatkan tidak hanya melalui satu jalan periwayatan
(mempunyai banyak jalan periwayatan). Meskipun demikian, melalui definisi ini
at-Tirmidzi tidak bermaksud menyamakan hadits hasan dengan hadits shahih,
sebab justru at-Tirmidzilah yang mula-mula memunculkan istilah hadits hasan
ini
3 Menurut At-Thibi
Ble Ygh 3 ga Ge play day ot Oe Lad WS 945 4H Lane J Ml gs Ge Ge See
Hadits musnad ( muttastl dan marfu' ) yang sanad-sanadnya mendekati derajat
tsigah. Atau hadits mursal yang sanad-sanadnya tsigah, tetapi pada keduanya
ada perawi lain, dan hadits itu terhindar dari syad= ( kejanggalan ) dan illat
(kekacauan)!7
Dengan kata lain hadis hasan adalah
FAL 38 ye Sy apn hg al i ae Las Le
Hadits hasan adalah hadits yang bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh orang
adil, kurang sedikit ke-dhabit-annya, tidak ada keganjilan (syadz) dan tidak ada
illat. "1
Dengan kata lain, syarat hadits hasan dapat dirinci sebagai berikut.
@ —Sanadnya bersambung
& —-Perawinya adil
—Perawinya dhabit tetapi_ke-dhabit-annya dibawah ke-dhabit-an_perawi
hadits shohih
« Tidak terdapat kejanggalan (syadz)
Tidak ada illat (cacat)"”2. KLASIFIKASI HADITS HASAN
1. Hadits Hasan Li Dzatihi
Hadits hasan li dzatih adalah hadits hasan dengan sendirinya, karena telah
memenuhi segala kriteria dan persyaratan yang ditentukan.!"
Syarat untuk hadits hasan adalah sebagaimana syarat untuk hadits shahih, kecuali
bahwa perawinya hanya termasuk kelompok keempat ( shadug ) atau istilah lain yang
setaraf atau sama dengan tingkatan tersebut !"")
Sebuah hadits dikategorikan sebagai hasan li dzatih karena jalur periwayatannya,
hanya melalui satu jalur periwayatan saja. Sementara hadits hasan pada umumnya
ada kemungkinan melalui jalur riwayat yang lebih dari satu, Atau didukung dengan
riwayat yang lainnya. Bila hadits hasan ini jumlah jalur riwayatnya hanya satu, maka
hadits hasan itu disebut dengan hadits hasan li dzatih, Tetapi jika jumlahnya banyak,
maka ia akan saling menguatkan dan akan naik derajatnya menjadi hadits shahth li
ghairih.!"!
Contoh hadits hasan lidzatih
CEE ABN ese ol ie Sil Oe Gall Lee ol oe Gal
aga J Ga
dari Abu Bakar bin Abu Musa al-Asy’ari, (berkata}, saya mendengar ayahkas
ketika berada dihadapan musuk berkata, Rasulullah saw. Bersabda: ‘sesungguhnya
intu-pintu surga berada dibawah bayang-bayang pedang’.” (HR al-Tirmidzi)
Menurut Mahmud al-Thalan, Hadits diatas berkualitas hasan, karena para
rawinya terpercaya (tsiqah), kecuali Ja’far bin Sulaiman al-Dhuba’iy. Karena itulah,
Hadits tersebut tidak mencapai hadits shahih, Terkait rawi yang satu ini, Imam Ibnu
Hajar al-Asqalani berkomentar : us Csi! (hadits yang disampaikannya_baik),
Penilaian Tbnu Hajar ini menunjukkan bahwa hadits itu berkualitas hasan,
Hadits Hasan Li Ghairih
Hadits hasan li ghairih adalah hadits-hadits dhaif yang tidak terlalu parah
(kedhaifannya) dan diriwayatkan dengan melalui beberapa jalur. Beberapa
periwayatan hadits yang dhaif ini kemudian saling menguatkan, dan akhirnya naik
menjadi hasan, Sementara bila beberapa riwayat hadits itu termasuk kategori dha’if’
yang berat, seperti hadits matruk, munkar, maudhu, Dan sebagainya, maka hadits itu
tidak bisa naik menjadi hasan li ghairih.!”!
Hadits dha’if bisa naik menjadi hadits hasan li ghairih dengan dua syarat,
yaitu‘> Harus ditemukan periwayatan sanad lain yang saling seimbang dan lebih kuat.
> Sebab kedha’ifian hadits tidak berat seperti dusta dan fasik, tetapi ringan sepert
hapalan yang kurang atau terputusnya sanad atau tidak diketahui dengan jelas
(majhul) identiras perawi.!"*
Contoh hadits hasan li ghairih
Hadits tentang keutamaan malam nishfu sya’ban (tanggal 15 sya’ban)
Hadits-hadits tentang tema ini cukup banyak. Dalam hitungan Ali Mustafa Ya’qub.
jumlah hadits-hadits tersebut tidak kurang dari sembilan buah. Namun disini akan di
kemukakan lima saja. Hadits-hadits tersebut adalah
Hadits riwayat Ali bin Abi Thalib
kag le pane gat Le Atay GM UST GI ge Uta JES ec Gall ih
A la pe eS CS gga ah Dp SEAT ge Ce Aad Ce in Ge le
Via) elk iti Oe Yi sk lle ll ll yd i srl ati
ele ilolgg). pail lly gin ES ONS YE Ha te Ul Wj 83 a)
diriwayatkan dari Ali ra., beliau berkata, bahwa Rasulullah saw bersabda
Apabila datang malam nishfu sya"ban, maka shalatlah kalian pada malam itu. dan
puasalah besoknya ! karena Allah akan turun ke langiy dunia (yang terdekat dengan
bumi) seraya berkata : Adakah orang yang minta ampun ? (bila ada) maka Aku akan
‘memberinya ampunan, Adkah orang yang meminta rizki (mala bila ada), Ku akan
beri rizki, Adakah yang sakit (yang meminta kesembuhan)? (maka bila ada), Aku
‘akan menyembuhkannya, Adakah yang meminta ini dan itu, Allah melakukan hal itu
sejak terbenam matahari sampai terbit fajar.”
Hadits diatas diriwayatkan oleh Imam Ibnu Majjah, Dalam rangkaian
sanadnya terdapat seorang rawi yang bernama Ibn Abi Sabrah. Menurut imam
Ahmad bin Hanbal, rawi ini adalah seorang pendusta dan emalsu hadits, Imam
al-Bukhari menambahkan, bahwa Ibn Abi Sabrah adalah _$:<2s (haditsnya munkar
karena banyak berbuat maksiat). Sementara menurut imam al-Nasa’i Ibn Abi Sabrah
adalah matruk (dituduh pendusta ketika meriwayatkan hadits),
Dengan beberapa penilain dari ulama hadits diatas, maka bisa disimpulkan
bahwa riwayatnya berkualitas dhaif sekali, yaitu termasuk Hadits munkar dan matruk
Dengan demikian. Hadits diatas tidak tidak bisa dijadikan dalil sama sekali
Hadits Abu Musa al-Asy’ari
ep SULA oe sl oped LALal Ge May cal ce LMS Sa ALG aS Gy ayes pad
nal Lg alld a GI IS ps0 ail Ge Get eee gl Ce) Ue nl ae
pa lie ibd la goal id gs
“Diriwayatkan dari Mu’adz bin Jabal ra., dari Nabi saw., bahwa beliau bersabda
‘pada malam nishfu Sya’ban, Allah akan melihat semua makhluk-Nya, kemudianmengampuni mereka kecuali yang musyrik (menyekutukan Allah) dan orang yang
memusuhi orang lain’.”
Dalam rangkaian sanad Hadits riwayat Abu Musa al-Asy’ari di atas, menurut
Imam al-Bushairi dalam kitab al-Zawa’id, ada seorang rawi yang dinilai dha’if, yaitu
Ibn Lahiah
Hadits yang diriwayatkan oleh imam Ahmad bin Hanbal dari Abdullah bin
Amr ra. menurut Imam al-Mundziri, sanad hadits ini kualitasnya o3 (lunak
Haditsnya), yang menunjukkan lemah.
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Baihaqi, dari Katsir bin Murrah.
Menurut Imam al-Baihagi sendiri, sanad Hadits ini nilai mursal jayyid (mursal yang
baik).
Hadits yang diriwayatkan oleh Imam al-Tirmidzi dari Aisyaj ra. Sanad Hadits
ini mungathi (terputus).
Dari beberapa penilaian para Ulama hadits diatas, maka dapat disimpulkan,
bahwa hadits riwayat Ali bin Abi Thalib pada nomor satu termasuk Kategori Hadits
dhavif kelas berat, yaitu munkar dan matruk. Sekali lagi, riwayat hadits ini tidak bisa
dijadikan dalil dalam hukum, Sementara empat riwayat selainnya, memang termasuk
kategori dha’if, hanya saja tidak termasuk kedalam kelas berat. Karenanya ia bisa
saling menguatkan antara yang satu dengan lainnya, sehingga naik derajatnya
menjadi hadits hasan li ghairihi. Dan hadits ini bisa dijadikan dalil dalam hukum
islam!)
3. ISTILAH-ISTILAH YANG DIGUNAKAN DALAM HADITS HASAN
Diantar gelar ta ail para perawi ysng digunakan dalam hadits magbul atau hasan
sebagaimana yang disebutkan dalam kitab Al-Jarh wa At-Ta ‘dil adalah
Spall Orang yang dikenal / orang baik
yin ‘Terpelihara
Orang baik
(Orang yang teguby/ kuatoa Orang kuat
eu Serupa dengan Shahih
Sell lta Orang baik / bagus
Sebagian ulama mempersamakan dalam gelar ta’dil para perawi hadits dalam
kitab al-Jayyid = bagus antara shahih dan hasan, sebagia ulama laim berpendsapat
bahwa sekaligus gelar aljayyid dengan makna shahih, tetapi pars muhsditsin senior
tidak pindah dalam menilai shahih menjadi al-jyyid tersebut kecuali ada tujuan
tertentu. Misalnya naiknya hadits hasan lidzaih dan ragu mencapai derajat shahih,
berartitingkat hadits gelaral-jayyid ini dibawah shahih, demikian juga gelar al-gowi
Gelar ta’dil as-Shahih berlaku bagi shahih dan hasan karena keduanya layak
dijadikan hujjah dan berlaku bagi hadits dha’ if yang patut dalam penelitian penearian
sanad lain, Gelar al-ma’ruf lawan dari alemunkar, al-Mahfudz lawan dari
asy-syadzdz, al-Mujawwad dab ats-Tsabit berlaku untuk shahih dan hasan, dan bagi
hasan serta yang mendekatinya, al-musyabbah terhadap haidt hasan bagaikan
a-ljayyid terhadap hadits shahih,
Perkataan mereka muhadditsin 2 Vs) Gum Cys (= ini hadits hasan sanadnya.
Maknanya hadits ini hanya hasan sanad-nya saja sedang matan-nya perlu penelitian
lebih lanjut. Mukharri hadits tersebut tidak menanggung kehasanan matan mungkin
ada syadzdz atau illat-berararti ada kesempatan Iuas bagi para peneliti belakangna
untuk mengadakan penelitian lebih lanjut tentang atan hadits tersebut apakah
matannya juga hasan atau tidak
Ungkapan at-Tirmidzi dan yang lain: ga= Gas Cot
Makna ungkapan ini ada beberapa pendapat, diantaranya
Haddits tersebut memiliki dua sanad, yang shahih dan hasan.
Terjadi_perbedaab dalam penilaian hadits sebagian berpendapat shahih dan
golongan lain berpendapat hasan
‘tau dinilai hasan fi dzavih dan hasan li ghairih.
= ini hadits hasan shahih
4, KEHUMJAHAN HADITS HASAN
Hadits hasan dapat dijadikan hujjah walaupun kualitasnya dibawah haidts
shahih. Semua fugaha, sebagian muhadditsin dan ushuliyyin mengamalkannya
Kecuali sedikit dari kalangan orang yang sangat ketat dalam mempersyaratkan
penerimaan hadits (musyaddidin). Bahkan sebagian muhadditsin yang mempermudah
dalam persyaratan shahih (mutasahilin) memasukannya ke dalam hadits shahih,
sepert al-Hakim, Ibnu Hibban, dan Ibnu Khuzaimab'"*!
Disamping itu, ada ulama yang mensyaratkan bahwa hadits hasan dapat
digunakan sebagi hujjah, bilamana memenuhi sifat-sifat yang dapat diterima.
Pendapat terakhir ini memerlukan peninjauan yang seksama. Sebab, sifat-sifat yangdapat diterima itu ada yang tinggi, menngah, dan rendah, Hadits yang sifat dapat
diterima tinggi dan menengah adalah hadits shahih, sedangkan hadits yang sifat dapat
diterimanya rendah adalah hadits hasan
Hadits-hadits yang mempunyai sifat dapat diterima sebagai hujjah
disebut hadits magbul, dan hadits yang tidak mempunyai sifat-sifat yang dapat
diterima disebut hadits mardud.
Yang termasuk hadits magbul adalah
Hadits shahih, baik shai 1i dzatihi maupun shahih ti ghairih
Hadits hasan, baik hasan 1i dzatih maupun hasan Ii ghairih.
Yang termasuk hadits mardud adalah segala macam hadits dha’if Hadits mardud
tidak dapat diterima sebagai hujjah Karena terdapat sifat-sifat tercela pada
rawi-rawinya atau pada sanadnya!"
5. KITAB-KITAB YANG MENGANDUNG HADITS HASAN
Jami? At-Tirmidzi
‘Sunan Abu Dawud
‘Sunan ad-Daruquthni
6, SYARAT~ SYARAT HADIST HASAN
Syarat-syarat hadits disebut Hasan secara keseluruhan hampir sama dengan
syarat-syarat hadits Shahih. 5 syarat hadits Hasan yaitu
1. Periwayat (Sanad) bersambung,
2. Diriwayatkan oleh rawi yang adil
3. Diriwayatkan oleh rawi yang hafal (dhabith), tetapi tingkat kehafalannya
masih di bawah hadits Shahih,
4, Tidak bertentangan dengan hadits dengan rawi yang tingkat dipereayanya
lebih tinggi atau Al-Quran,
5. Tidak terdapat cacat
Perbedaan hadits Shahih dan hasan terletak pada kedhabithannya, Jika hadits Sahih.
tingkat dhabithnya harus tinggi, maka hadits hasan tingkat kedhabithannya berada
dibawahnya. Contoh hadits Hasan adalah seperti hadits yang diriwayatkan
oleh Muhammad bin Amr bin al-Qamah, dari Salama, dari Abu Hurairah, Dalam
hadits ini, hadits dikategorikan hasan dikarenakan Muhammad bin Amr bin al-Qamah
dikenal tingkat hafalannya yang tidak luar biasa."!BABII
PENUTUP,
KESIMPULAN
Hadits hasan adalah hadits yang bersambung sanadnya, diriwayatkan oleh orang
adil, Kurang sedikit ke-dhabit-annya, tidak ada keganjilan (syadz) dan tidak ada illat.
Hadits hasan dibagi menjadi
Hadits Hasan Li Dzatihi
Hadits hasan li dzatih adalah hadits hasan dengan sendirinya, karena telah
memenuhi segala kriteria dan persyaratan yang ditentukan.
Hadits Hasan Li Ghairih
Hadits hasan li ghairih adalah hadits-hadits dhaif yang tidak terlalu parah
(kedhaifannya) dan diriwayatkan dengan melalui beberapa jalur. Beberapa periwayatan
hadits yang dhaif ini kemudian saling menguatkan, dan akhirnya —naik
menjadi hasan, Sementara bila beberapa riwayat hadits itu termasuk kategori dha’if yang
berat, seperti hadits matruk, munkar, maudhu. Dan sebagainya, maka hadits itu tidak bisa
naik menjadi hasan Ui ghairih.
adits hasan dapat dijadikan hujjah walaupun kualitasnya dibawah haidts shahih
Semua fugaha, sebagian muhadditsin dan ushuliyyin mengamalkannya kecuali sedikit
dari kalangan orang yang sangat ketat dalam mempersyaratkan penerimaan hadits
(musyaddidin), Bahkan sebagian muhadditsin yang mempermudah dalam persyaratan
shahih (mutasahilin) memasukannya ke dalam hadits shahih, sepert al-Hakim, Tbnu
Hibban, dan Ibnu Khuzaimah,
Disamping itu, ada ulama yang mensyaratkan bahwa hadits hasan dapat
digunakan sebagi hujjah, bilamana memenuhi sifat-sifat yang dapat diterima,
KRITIK DAN SARAN
‘Semoga dengan tersusunnya makalah ini dapat menambah wawasan kita
tentang matakuliah ilmu tauhid dengan judul marifatul mabda. Dari pembahasan
‘materi ini, kami mengalami kendala dalam penyusunan makalah, maka ada beberapa
kesalahan atau kekurangan dari kami. Oleh karena itu kami juga membutubkan kritik
ddan saran dari pembaca untuk pembuatan makalah selanjutnya,DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA,
Rifa’i,Zuhdi.2008, Mengenal Imlu Hadits.Jakarta: al-Ghuraba
Majid Khon,Abdul.2009. Uhunul Hadits.Jakarta: Amzah,
Sahrani,Sohari 2002. Ulumul Hadits. Bogor: Ghalia Indonesia.
[dri 2010.Siudi Hadits Jakarta: Kencana.
Solahudin,Agus dan Agus Suyadi,2009. Ulumul Hadits. Bandung: Pustaka Setia
Mudasit, 1999, imu Hadits, Bandung: Pustaka Setia
Ismail, Syubudi. 1987, /Imu Hadits, Bandung: Penerbit Angkasa
Al-Qaththan, Manna’. 2004, Pengantar Studi Ilmu Hadits, Jakarta: Pustaka Al-Kautsar
[1] Zuhdi Rita’i, Mengenal Imlu Hadits, cet-1, Jakarta: al-Ghuraba,2008)him 161
[2]Abdul Majid Khon, Ulumu! Hadi, cet-3{Jakarta: Amzah,2009) hm 159
[3] Sohari Sahrani, Ulumul Hadits, cet-1 (Bogor: Ghalia Indonesia,2002) hlm 114
[4] Abdul Majid Khon, Loe. Cit
[Slldri, Studi Hadits, cet-1, (Jakarta: Kencana,2010) hlm159
[6] Sohari Sahrani, Loe. Cit
[7] Sohari Sahrani, fbid him 115
[8] Abdul Majid Khon, Loc. Cle
[9][9] Sohari Sahrani, ford him 116
[10}{20) Abdul Majid Khon, Zid hm 161
[I]t] Agus Solahudin dan Agus Suyadi, Ulumul Hadits, cet-1 (Bandung: Pustaka
Setia, 2009) him 146
[12][12] Zuhdi Rifa’i, Ibid him 167
[13]113) Zoid him 166-167
[14][a4) Abdul Majid Khon, Ibid him 161
[15] Zuhdi Rita’, Pbid him 167-170
[16][26} Abdul Majid Khon,/bid him 161
[17]1a7} Agus Solahuddin dan agus Suyadi, [bid him 147
10