Fiki Tio Ferdian
19060001
TOWARD A HEALTHY INDONES|A
PERKEMBANG-AN. MAKROEKONOM]
Pertumbuhan ekonomi sedikit melambat pada kuartal pertama 2019, men jadi 507%
(year om year) ~
Bank Indonesia menyebut penurunan pertumbuhan ekonomi global, ditambah dengan
ketidakpastian hasil pemilu, yang memengaruhi pengeluaran inyestasi, sebagai
kemungkiran penyebab basil ini,
Penyebab (ain yang mengkhawatirkan adalah kiner ja ekspor yang memburuk
Inflasi-sedikit meringkat pada bulan April dibandingkan dengan bulan sebelumnya,
tetapi pada 22% (tahun ke tahun).
Prakiran Bark Dunia terbaru tentang pertumbuhan ekonomi pada tahun 2019
menun jukkan bahwa itu akan menjadi sekitar 52%, meskipun jika kepercayaan
investor domestik dan asing kembali setelah pemilihan, itu bisa sedikit (ebih tingg)
(Bank Dunia 20a, tabel ES 1),
DATA KEMISKINAN DAN D/STR/BUS/ PENDAPAT AN
Selama beberapa tahun terakhir, semakin banyak (iteratur yang membahas
munculnya ketimpangan pergeluaran, terutama selama dekade pertama milerium
baru (Yusuf, Sumner, dan Rum 2014; Bank Dunia 2016; Yusuf dan Warr20le )
, _Estimasi ii merogurakan data pengeluaran dari survei rumah tangga Susenas.
__ Masalah pertama adalah kesenjangan yang besar antara angka Susenas pada
konsumsi rumah tangga dan dari neraca nasional (Booth 2016, tabel 25). Sefain
itu, ada masalah dengan sampel Susenas, yang tampaknya condong ke kelompok
besar dalam metodolog pengambilan
yang (ebin besar dari lingkungan yang
perubahan estimasi rasio Gin padaUkuran angka kemiskinan terus menurun dalam beberapa tahun terakhir, meskipun
tingkat penurunamya telah melambat. Antara Maret 2012 dan Maret 202, ukuran
angka kemiskinan, menggunakan garis kemiskinan BPS, turun dari hampir 12%
menjadi 92%. Dengan pertumbuhan penduduk sekitar 11%-1,2% per tahun, jumlah
orang miskin telah turun dari 22,5 juta menjadi 26 juta, perucunan hanya 15%
per tahun, yang jauh (ebih (ambat daripada. tingkat pertumbuhan per kapita PDB
selama ini.
EVOLUS/ DAR] SOS/AL PERLINDUNG-AN KEBITAKAN SETJAK 1992
Fasilitas kesehatan juga diperluas di bawah Soeharto, jumlah klinik (puskesmas)
dan pos kesehatan desa (posyandu) tumbuh pesat. Menurut angka Kementerian
Kesehatan, pada tahun 201? hanya sekitar 40% dari semua puskesmas yang
memiliki [ima kategori staf yang dianggap perlu untuk (ayanan kesehatan preventif
penuh.
Kementerian Keuangan menun jukkan peningkatan dana anggaran untuk perlindungan
sosia/ dari Rp 1942 mifiar pada tahun 2005 (7% dari PDB) menjadi Rp 221,22
miliar pada tahun 2017, atau 16% dari PDB.
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) menemukan bahwa
pada tahun 2017 jumlah total belanja program pemerintah yang ditu jukan untuk
membantu individu dan keluarga yang dianggap tidak mampu mencapai Rp 203
trifiun, atau 15% dari PDB. Tetapi 5°% dari jumlah ini digunakan untuk subsidi
= LPG, listrik, dan pupuk.
Program beras murah Rastra, Program Beras Se jahtera, Antara 200! dan 2013,
pendaraan tumbuh dari Rp 2 trilian menjadi Rp 25 triliun Jumlah rumah
tangea yang ee manfoat dari program iri meningkat dari 209 juta
p adi 32,2 juta pada tahun 2013,
terbawah menerima beras Raskin pada
PNT) yang pada tahun 2017 dilaksanakan
am beasiswa Bidikmisi, pada tahun 2017 hanya
Sehat (P/S) mencapai % juta orang
1ang memberikan hibah tunai bersyaratUNTUK TARGET ATAU T/DAK UNTUK TARGET?
Yang pertama menyangkut standar untuk penerima manfaat. Dimana
masyarakat ditawah cut-off point mendapatkan hibah tunai atau manfaat
(ain, dan yana diatasnya tidak mendapatkan apa-apa. Tika standar ditentukan
dengan cara yang kebanyakan orang tidak mengerti, mungkin akan terlihat
tidak adil. =
Masalah kedua menyangkut apa yang sering disebut perputaran pendapatan.
Bukti tentang ini telah tersedia se(ama beberapa tahun dari data panel yang
berasal dari putaran Survei Kehidupan Keluarga |ndonesia.
BIDANG- KESEHATAN
Sejak AFC dan lengsernya Soeharto dari jabatannya, sektor kesehatan telah
melalui sejum(ah perubahan; mungkin yang paling penting adalah penurunan
dalam peran pemerintah dalam menyediakan dan menge(ola klinik umum, dan
peningkatan dalam jumlah profesional kesehatan dalam praktik swasta,
Reformasi desentralisasi menciptakan masalah (ebih (anjut bagi sektor
kesehatan. Tetapi ada variasi yang sangat besar antar provinsi, dari W%
posyandu adalah aktif di Sulawesi Utara menjadi hanya &% di Maluku:
Posyandu tersebut didirikan di 19%0-an menjadi unit tingkat desa yang
menawarkan (ayanan kebidanan, pengukuran bayi dan program penimbangan,
dan saran tentang nutrisi untuk iby hamil dan menyusui
Selama dua dekade terakbir, sejumlah kebijakan perlindungan sosial telah
dilaksanakan di (Indonesia, antara fain penyaluran beras bersubsidi, cash
transfer, kartu kesehatan, dan hibah untuk membantu anak-anak untuk tinggal
d sekolah. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa penerima manfaat dari
berbagai perlindungan sosial telah mampu mengakses perawatan kesehatan
dan menjaga anak-anak mereka di sekolah, meskipun dapat dikatakan bahwa
kebi jakan (ain, termasuk pengurangan atau penghapusan kontrol kuantitatip
pada impor pangan, dapat memiliki dampak yang lebih besar pada pendapatan
orang miskin, Tapi ada alasan lain untuk kiner ja Indonesia yang agak
(emah pada se¢jumlah indikator kesehatan. Pasokan tenaga kesehatan telah
ber tetapi banyak yang memilih praktik swasta,
fangan staf dan tidak mampu menawarkan