You are on page 1of 17

(Manajemen, Akuntansi dan Perbankan Syari’ah)

Vol. 10 No. 1, Maret 2021


e-ISSN: 25808117; p-ISSN: 25276379
===========================================================================
PANDEMI COVID-19 IMPLIKASI BAGI PEMBIAYAAN
BANK SYARIAH DI INDONESIA

Ana Zahrotun Nihayah1, Lathif Hanafir Rifqi2


Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang
ana.zahrotun.nihayah@walisongo.ac.id

Abstract
The Covid-19 pandemic is the result of the spread of coronavirus that occurs almost all over the
world. In Indonesia, covid-19 first occurred on 02 March 2020. At that time, Indonesian citizen
was infected by one of the Foreign Nationals of Japan. The transmission of covid-19 is
increasing for a long time, until now covid-19 has spread in almost all 34 provinces in Indonesia.
Health problems that further adversely affect almost all sectors of the industry, one of which is
the Islamic banking industry. Therefore, the Financial Services Authority (OJK) issued several
stimulus policies as a measure of anticipation of customers defaulting. This research is a
descriptive study with the aim to determine the impact of pandemic covid-19 on Sharia bank
financing in Indonesia. The samples used in this study were 11 Sharia commercial banks. The
results showed that there are 8 Sharia commercial banks experiencing a downward trend in
breeding, especially in April 2020. It can be concluded that the impact of covid-19 has a decrease
in Sharia banking financing. Policies carried out by each Sharia commercial bank related to the
anticipation of covid-19 to its financing activities, each bank implements a financing
restructuring policy to debtors affected by the spread of covid-19.
Keywords: Covid-19, Sharia Commercial Banks, Financing
Abstrak
Pandemi Covid-19 merupakan akibat dari penyebaran virus corona yang terjadi hampir di
seluruh dunia. Di Indonesia, Covid-19 pertama kali terjadi pada 02 Maret 2020. Saat itu WNI
tertular oleh salah satu WNA Jepang. Penularan Covid-19 terus meningkat dalam waktu yang
lama, hingga saat ini Covid-19 telah menyebar hampir di seluruh 34 provinsi di Indonesia.
Permasalahan kesehatan yang semakin merugikan mempengaruhi hampir semua sektor industri,
salah satunya adalah industri perbankan syariah. Oleh karena itu, Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
mengeluarkan beberapa kebijakan stimulus sebagai langkah antisipasi nasabah gagal bayar.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan tujuan untuk mengetahui dampak
pandemi covid-19 terhadap pembiayaan bank syariah di Indonesia. Sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 11 bank umum syariah. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 8
bank umum syariah yang mengalami trend penurunan breeding khususnya pada bulan April
2020. Dapat disimpulkan bahwa dampak Covid-19 mengalami penurunan pembiayaan
perbankan syariah. Kebijakan yang dilakukan oleh masing-masing bank umum syariah terkait
antisipasi Covid-19 pada kegiatan pembiayaannya, masing-masing bank menerapkan kebijakan
restrukturisasi pembiayaan kepada debitur yang terkena dampak penyebaran Covid-19.
Kata Kunci: Covid-19, Perbankan Syariah, Pembiayaan

164 Vol. 10 No. 1, Maret 2021: 164-181


Jurnal Ekonomika (Manajemen, Akuntansi & Perbankan Syariah)

PENDAHULUAN
Pandemi Covid-19 merupakan dampak dari penyebaran virus corona yang terjadi hampir
diseluruh dunia. Di Indonesia pertama kali terjadi covid-19 pada tanggal 02 Mret 2020. Saat itu
Warga Negara Indonesia (WNI) tertular oleh salah satu Warga Negara Asing (WNA) Jepang.
Penularan covid-19 semakin lama semakin meningkat, hingga saat ini covid-19 sudah merebak
hampir diseluruh 34 provinsi di Indoensia.
Indonesia telah melaporkan sampai pada tanggal 26 Juli 2020 kasus terkonfirmasi positif
corona mencapai 86.521 kasus, sedangkan untuk kasus meninggal mencapai 4.143 kasus, angka
tersebut diperkirakan bukan angka sesungguhnya, tetapi angka kematian diprediksi lebih tinggi
dari angka yang dilapaorkan. Hal ini disebabkan banyaknya kasus kematian dengan gejala Covid-
19 yang belum terkonformasi.(Kementian Ksehatan, 2020)
Tren kenaikan masyarakat yang terkena covid-19 terus mengalami peningkatan. Berbagai
cara diupayakan oleh pemerintah untuk menanggulanginya. Misalnya dengan menggalakkan istil
3M yaitu memakai masker, mencucui tangan dan menjaga jarak untuk pencegahan penyebaran
covid-19. Kebijakan lain yang dikelaurkan oleh Pemerintah adalah dengan mencegah masayarakat
untuk saling berinteraksi atau menjauhi kerumunan.
Gambar 1. Data Covid-19 Di Indoensia Periode 02 Maret 2020-16 Juli 2020

100000
90000
80000
70000
60000
50000
40000
30000
20000
10000
0 Sumber: Statistik…
13 Mei
17 Mei
21 Mei
25 Mei
29 Mei
1 Mei
5 Mei
9 Mei
03-Apr
07-Apr
11-Apr
15-Apr
19-Apr
23-Apr
27-Apr
02-Mar
06-Mar
10-Mar
14-Mar
18-Mar
22-Mar
26-Mar
30-Mar

18-Jun

04-Jul
08-Jul
12-Jul
16-Jul
02-Jun
06-Jun
10-Jun
14-Jun

22-Jun
26-Jun
30-Jun

Jumlah kasus Terkonfirmasi Baru Jumlah kasus Terkonfirmasi Jumlah


Jumlah kasus Aktif Baru Jumlah kasus Aktif Jumlah
Jumlah kasus Sembuh Baru Jumlah kasus Sembuh Jumlah
Jumlah kasus Meninggal Baru Jumlah kasus Meninggal Jumlah

Sumber: Kementrian Kesehatan, 16 Juli 2020

165 Jurnal Ekonomika Vol. 10 No. 1: 164-181


Jurnal Ekonomika (Manajemen, Akuntansi & Perbankan Syariah)

Masalah Kesehatan dalam hal ini penyebaran covid-19 mempunyai dampak buruk pada
mayoritas sektor industri, tidak terkecuali pada sektor industri perbankan. Dampak yang terjadi
pada sektor perbankan salah satunya adalah banyaknya para debitur yang mengalami default atau
gagal bayar. Salah satu faktornya disebabkan adanya kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar
(PSBB) yang diterapkan beberapa daerah sehingga berdampak pada kegiatan perekonomian. Oleh
karena itu, untuk mengantisipasi hal tersebut, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan
kebijakan restrukturisasi pada pembiayaan bermasalah pada perbankan.
Kebijakan yang dikeluarkan oleh OJK mempunyai tujuan untuk menekan angka rasio Non
Performing Financing (NPF) yang berpotensi dihadapi oleh para debitur yang terdampak
pandemic Covid-19. Didalam kebijakan tersebut, para debitur yang mengalami penunggakan
pembiyaan baik berupa pokok pinjaman maupun bagi hasilnya atau masuk katagori kurang lancer
sampai dengan macet, maka pembiayaanya akan direstrukturisasi oleh pihak bank, dengan cara
menambah pokok pinjaman ataupun menambah jangka waktu pinjaman.
Gambar 2. Pembiayaan Bank Umum Syariah Periode 2015-2020

PEMBIAYAAN DAN NPF BANK UMUM SYARIAH


PERIODE 2015-2020
PEMBIAYAAN NPF (Rp)

7.263 7.766
6.597
9.030
7.834
7.456

225.146 227.438
189.789 202.298
177.482
153.968

2015 2016 2017 2018 2019 2020

Sumber: Statistik Perbankan Syariah, 2020


Data pembiayaan Bank Umum Syariah periode 2015-2020 yang menunjukan bahwa trend
pembiayaan dari tahun 2015 hingga tahun 2020 terus mengalami peningkatan, tetapi disisi lain
166 Jurnal Ekonomika Vol. 10 No. 1: 164-181
Jurnal Ekonomika (Manajemen, Akuntansi & Perbankan Syariah)

juga dibarengi dengan peningkatan pembiayaan bermasalah. Meski pada tahun 2018 NPF-nya
mengalami penurunan dari 9,03% menjadi 6,597%. Sehingga Pelonggaran pembiayaan
diharapkan dapat menjadi stimulus bagi perekonomian agar terus bergerak menuju recovery.
Setidaknya, risiko akan terjadinya krisis dapat dicegah sedini mungkin.
Penelitian tentang dampak covid-19 terhadap perekenomi di Indoensia telah dilakukan oleh
Silpa Hanotubun. Jenis penelitian ini menggunakan studi library. Hasil penelitian menunjukan
bahwa terdapat pengaruh covid-19 tergahadap perekonomian, hal ini ditandai dengan adanya
factor-faktor diantaranya kesulitan mencari lapangan pekerjaan, kesulitan untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehari-hari dan tidak mempunyai pengahsilan. (Hotonobun, 2020).
Penelitian yang dilkukan oleh Sumadi dengan judul “Menakar Dampak Ekonomi Pandemi
Covid-19 terhadap Perbankan Syraiah”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
menguunakan metode penelitian naturalistic, serta pembahasannya dilakukan menggunakan
analisis deskriptif. Hasil penelitian tersebut menjelasan bahwa pos pembiayaan dan pos Dana
Pihak Ketiga (DPK) cenderung menunjukan adanya flukstuasi. Pada alokasi dana yakni pos
pembiayaan dari Bulan Januari hingga Bulan Maret 2020 menjukan angka peningkatan,
sedangankan pada penghimpunan dana yang berasal dari sumber Dana Pihak Ketiga (DPK)
menjukan fluktuasi. Hasil lain yang terkait pengelolaan strategi operasional perbankan
menunjukan bahwa semua bank mengimplementasikan aturan yang dikeluarkan oleh OJK yakni
menerapkan restrukturisasi pembiayaan bagi nasabah yang terdampak pandemic Covid-19. Dan
melakukan pengembangan aplikasi digital mobile banking yang dilakukan oleh bank syariah.
Penelitian yang dilkukan oleh Abdurrahman Firdaus Thaha dengan judul “Dampak Covid-
19 terhadap UMKM di Indonesia”. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
metode deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menjukan bahwa dampak pandemic Covid-19
mempunyai pengaruh terhadap sektor UMKM, mengingat kontribusi UMKM terhadap
perekonomian di Indoensia sangat besar sehingga perlu diterapkan kebijakan-kebijakan untuk
mengatasinya. (Thaha, 2020).
Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui dampak covid-19 terhadap sektor perbankan
Syariah khususnya pada kegiatan pembiayaannya, mengingat adanya regulasi yang dikeluarkan
oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) tentang kebijakan stimulus sebagai langkah antisipasi nasabah

167 Jurnal Ekonomika Vol. 10 No. 1: 164-181


Jurnal Ekonomika (Manajemen, Akuntansi & Perbankan Syariah)

gagal bayar. Serta tujuan lainnya adalah strategi apa yang digunakan oleh masing-masing bank
umum Syariah dalam mengantisipasi dampak covid-19 di Indoensia.

TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS


Bank Syariah memiliki peran sebagai Lembaga perantara (intermediasi) bagi masyarakat
surplus dengan masyarakat deifisit dengan menggunakan prinsip=prinsip syariah. Peran tersebut
dituangkan dalam bentuk kegiatan penghimpunan dana atau disebut sebagai sumber dana,
kemudian dari sumber dana tersebut akan dialokasikan dalam kegiatan penyaluran dana.
Penyaluran dana memiliki komponen pos-pos produktif salah satunya adalah pos pembiayaan.
Berdasarkan Undang-Undang Perbankan syariah UU No 21 tahun 2008 pasal 25
pembiayaan adalah pengalokasian dana bank, dimana prinsip syariah yang digunakan adalah bagi
hasil yang terimplementasikan pada akad mudharabah dan musyarakah, prinsip jual beli yang
terimplementasikan pada akad murabahah, salam dan instisnha, pinsip sewa menyewa yang
terimplemntasikan pada akad ijarah.
Pembiayaan yang disalurkan oleh Bank Syariah merupakan salah satu aset produktif yang
wajib dipantau dan dikelola pelaksanaannya berdasarkan prinsip kehati-hatian dan prinsip syariah.
Penerapan prinsip kehati-hatian harus dilakukan guna memastikan kualitas aset pembiayaan
tersebut tetap baik. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan Perbankan
berdasarkan fatwa yang dikeluarkan oleh Lembaga yang memiliki kewenangan dalam penetapan
fatwa di bidang syariah. Penilaian atas kualitas aset produktif dalam bentuk pembiayaan ini akan
menentukan apakah suatu pembiayaan akan menjadi pembiayaan bermasalah atau tidak.
(Khairunisa, dkk, 2020)
Aktiva produktif pada pos pembiayaan merupakah pos aktiva yang menghasilkan
profitabilitas tinggi bagi bank, tetapi disisi lain juga mendatangkan risiko gagal bayar bagi bank,
dalam istilah ekonomi dikenal dengan sebutan high risk high return. Kondisi gagal bayar
menggambarkan terjadi tunggakan pembayaran pokok maupun nisbah bagi hasilnya oleh debitur
(pembiayaan bermasalah). Kecakapan manajer bank dalam menganalisis calon debitur menjadi
langkah awal proteksi dini dari potensi adanya pembiayaan bermasalah.

168 Jurnal Ekonomika Vol. 10 No. 1: 164-181


Jurnal Ekonomika (Manajemen, Akuntansi & Perbankan Syariah)

METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif, dengan jenis studi
korelasional. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif.
Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui perkembangan pembiayaan pada bank umum
Syariah selama pandemic covid-19.

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder
diperoleh dari laporan publikasi oleh masing-masing Bank Umum Syariah. Dari data publikasi
kemudian akan diolah sehingga menghasilkan data informasi yang dibutuhkan oleh peneliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Bank Umum Syariah yang berjumlah 14 bank.
Sampel data yang digunakan untuk penelitian ini ditentukan menggunakan teknik purposive
sampling dengan syarat laporan keuangan bulanan periode Januari 2020 sampai dengan Mei 2020.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka dihasilkan 11 Bank Umum Syariah yang memenuhi
persyaratan sebagai sampel pengujian, sedangkan sisanya tidak tersedinya laporan kauangan
bulanan sampai bulan Mei 2020 sehingga peniliti tidak dapat mengambil informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian ini.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


Objek dalam penelitian ini adalah Bank Umum Syariah yang mempublish laporan
keuangnnya dalam bentuk periode bulanan. Bank yang masuk dalam katagori Bank Umum Syariah
yang tercatat secara resmi pada Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berjumlah 14 Bank. Dari 14 bank
tersebut, terdapat 3 bank umum Syariah yang tidak dimasukkan karena pada periode amatan
Januari 2020 sampai dengan Mei 2020 bank tersebut belum mempublish laporan keuangan pada
bulan April dan Mei 2020. Sehingga jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
11 Bank Umum Syariah. Nama-nama bank tersebut adalah BCA Syariah, BNI Syariah, BRI
Syariah, Bank Syariah Mandiri, BTPN Syariah, Bukopin Syariah, Panin Dubai Syariah, Bank
Aceh Syariah, Bank Jabar Syariah, Bank NTB Syariah, dan Bank Victoria Syariah.

169 Jurnal Ekonomika Vol. 10 No. 1: 164-181


Jurnal Ekonomika (Manajemen, Akuntansi & Perbankan Syariah)

Gambar 3. Pembiayaan Bank Umum Syariah Januari-Mei 2020

PEMBIAYAAN PERIODE JANUARI-MEI 2021

BANK VICTORIA

BANK NTB

BANK JABAR

BANK ACEH

PANIN DUBAI

BUKOPIN SYARIAH

BTPN SYARIAH

BSM

BRIS

BNI SYARIAH

BCA SYARIAH
0 10.000.000 20.000.000 30.000.000 40.000.000 50.000.000 60.000.000 70.000.000 80.000.000

Sumber : Laporan Neraca Bank Umum Syariah

Komposisi pembiayaan pada periode Januari-Mei 2020 yang menempati angka tertinggi
adalah Bank Syariah Mandiri (BSM). Disisi lain Bank Victoria Syariah menempati angka terendah
diantara 11 bank syariah dalam penelitian ini. Penyebaran covid-19 sampai saat ini yang terus
mengalami peningkatan, secara tidak langsung berdampak pada usaha para debitur, maka hal
tersebut bisa berpotensi ketidakmampuan debitur dalam mengembalikan pinjaman kebank syariah.
Ketika hal itu terus berlanjut terus-menerus, maka kinerja perbankan serta stabilitas system
keuangan akan terganggu sehinggal berdampak pada pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu,
untuk mengantisipasi hal tersebut, maka Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan kebijakan
restrukturisasi pembiayaan yang diutamakan pada para debitur yang terdampak covid-19.
Harapannya agar para debitur bisa terus mengembangkan usahanya ditengah pandemi dan juga
pengembalian pinjaman para debitur tidak mengalami kemacetan atau gagal bayar (default).

170 Jurnal Ekonomika Vol. 10 No. 1: 164-181


Jurnal Ekonomika (Manajemen, Akuntansi & Perbankan Syariah)

1. Analisis Dampak Covid-19 Pada Pembiayaan BCA Syariah


Pembiayaan pada BCA Syariah selama bulan Januari hingga bulan April 2020 terus
mengalami peningkatan, tetapi terjadi penurunan pada dari bulan April ke bulan Mei 2020. Maka
dapat disimpulkan, Bank BCA Syariah ditengah pandemic covid pembiayaanya terus mengalami
peningkatan yang cukup signifikan meski sempat mengalami penurunan. Hal tersbeut menunjukan
Bank BCA Syariah tetap bertahan ditengah pandemic covid-19.
Strategi yang digunakan oleh Bank BCA Syariah dalam mengahadapi pandemic covid-19
adalah Bank BCA Syariah tetap menerapkan proses screening calon debitur secara selektif guna
mencegah nasabah gagal bayar. Cara yang digunakan salah satunya adalah mengukur omzet
perusahaan calon debitur tanpa mempertimbangkan usahan calon debitur terdampak pandemic
covid atau tidak. Strategi lain yang dilakukan oleh Bank BCA Syariah terkait aktivitas
pembiayaanya adalah memilih sektor-sektor yang masih aman (tidak terdampak covid-19) iuntuk
asesmen risiko yang lebih ketat.
Gambar 4. Pembiayaan BCA Syariah

MEI 5.731.131

APRIL 5.739.143
BCA SYARIAH

MARET 5.678.277

FEBRUARI 5.571.589

JANUARI 5.474.961

5.300.0005.350.0005.400.0005.450.0005.500.0005.550.0005.600.0005.650.0005.700.0005.750.0005.800.000

Sumber: Laporan Neraca BCA Syariah

2. Analisis Dampak Covid-19 Pada Pembiayaan BNI Syariah


Pembiayaan pada BNI Syariah pada bulan Januari-Mei 2020 cenderung fluktuatif,
pada April dan Mei terus mengalami penurunan. Ditengah pamdemi Covid-19 BNI Syariah
mengeluarkan strategi terkait dengan pembiayaan yakni memberikan keringanan (restrukturisasi)
berupa penundaan pembayaran kepada nasabah yang terdampak Covid-19. Latar belakang
kebijakan restrukturisasi pembiayaan ini adalah karena penyebaran pandemi virus Corona
171 Jurnal Ekonomika Vol. 10 No. 1: 164-181
Jurnal Ekonomika (Manajemen, Akuntansi & Perbankan Syariah)

(COVID-19) berdampak terhadap kinerja dan kapasitas nasabah sehingga dapat


meningkatkan risiko pembiayaan. Hal ini berpotensi mengganggu kinerja perbankan dan
stabilitas sistem keuangan.
Gambar 5. Pembiayaan BNI Syariah

MEI 31.487.221

APRIL 31.745.024
BNI SYARIAH

MARET 32.390.326

FEBRUARI 32.069.241

JANUARI 32.274.985

31.000.000 31.200.000 31.400.000 31.600.000 31.800.000 32.000.000 32.200.000 32.400.000 32.600.000

Sumber: Laporan Neraca BNI Syariah

3. Analisis Dampak Covid-19 Pada Pembiayaan BRI Syariah


Pembiayaan pada BRI Syariah pada bulan Januari-Mei 2020 terus mengalami peningkatan
meski ada tekanan ekonomi dari pandemic covid-19. Salah satu strategi selama masa pandemi
Covid-19 saat ini, BRI Syariah memberikan dukungan pembiayaan KUR kepada anggota koperasi
pesantren yang membutuhkan modal untuk pengembangan usaha. Koperasi pesantren tersebut
biasanya beranggotakan santri atau pengurus pesantren yang memiliki usaha di bidang peternakan,
perkebunan dan pertanian. Disamping itu kebijakan lain yang dilakukan oleh BRI Syariah yaitu
memberikan keringanan atau restrukturisasi pembiayaan dilakukan sesuai dengan Peraturan
Otoritas Jasa Keuangan (POJK) nomor 11 tahun 2020. Di antaranya bagi nasabah dengan
kolektabilitas cicilan baik atau lancar sebelum Covid-19 menyerang. Selain itu nasabah yang
beritikad baik, bersikap kooperatif dengan mengisi form assessment, dan usahanya memiliki
prospek baik.

172 Jurnal Ekonomika Vol. 10 No. 1: 164-181


Jurnal Ekonomika (Manajemen, Akuntansi & Perbankan Syariah)

Gambar 6. Pembiayaan BRI Syariah

MEI 34.086.732

APRIL 31.406.849
BRIS

MARET 30.454.700

FEBRUARI 28.658.452

JANUARI 27.753.779

0 5.000.000 10.000.000 15.000.000 20.000.000 25.000.000 30.000.000 35.000.000 40.000.000

Sumber: Laporan Neraca BRI Syariah


4. Analisis Dampak Covid-19 Pada Pembiayaan Bank Syariah mandiri
Berdasarkan Gambar 7 menunjukan bahwa pembiayaan pada Bank Syariah Mandiri pada
bulan Januari-Mei 2020 cenderung fluktuatif, pada bulan April 2020 pembiayaan mengalami
penurunan terus meningkat lagi di Bulan Mei. Strategi yang dikeluarkan oleh Bank Syariah
Mandiri untuk menaggapi arahan kebiajakan yang berasal dari pemerintah dengan tujuan untuk
stimulus ekonomi nasional yang terdampak pandemic covid-19 dengan merencanakan beberapa
program untuk nasabahnya yaitu dengan cara memetakan sektor-sektor ekonomi yang rentan
terkena dampak Covid-19 serta menyiapkan beberapa mekanisme terkait kebijakan keringanan
(relaksasi)/penjadwalan ulang pembayaran kewajiban/angsuran maupun keringanan margin/bagi
hasil untuk nasabah khususnya UMKM.
Gambar 7. Pembiayaan Bank Syariah Mandiri

MEI 75.532.867

APRIL 75.228.807
BSM

MARET 75.445.553

FEBRUARI 74.386.021

JANUARI 74.299.833

73.500.000 74.000.000 74.500.000 75.000.000 75.500.000 76.000.000

Sumber: Laporan Neraca Bank Syariah Mandiri


173 Jurnal Ekonomika Vol. 10 No. 1: 164-181
Jurnal Ekonomika (Manajemen, Akuntansi & Perbankan Syariah)

5. Analisis Dampak Covid-19 Pada Pembiayaan BTPN Syariah


Berdasarkan Gambar 8 menunjukan bahwa pembiayaan pada BTPN Syariah pada bulan
Januari-Mei 2020 cenderung fluktuatif, pada April dan Mei terus mengalami penurunan. Strategi
BTPN Syariah selama pandemic Covid-19 yakni menyiapkan skema-skema keringanan yang
disesuaikan dengan kondisi masing-masing nasabah salah satunya memperpanjang instalment
disamping itu BTPN Syariah juga memberikan edukasi bagi nasabah yang memperoleh
pembiayaan sehingga terbantu dalam menyelesaikan kewajibannya, termasuk jika ada kebutuhan
untuk mendapatkan kelonggaran pembiayaan bank apabila usahanya terdampak Covid-19.
Gambar 8. Pembiayaan BTPN Syariah

MEI 8.782.744

APRIL 8.946.626
BTPN SYARIAH

MARET 9.165.553

FEBRUARI 9.090.022

JANUARI 8.959.679

8.500.000 8.600.000 8.700.000 8.800.000 8.900.000 9.000.000 9.100.000 9.200.000

Sumber: Laporan Neraca BTPN Syariah

6. Analisis Dampak Covid-19 Pada Pembiayaan Bukopin Syariah


Berdasarkan Gambar 9 menunjukan bahwa pembiayaan pada Bukopin Syariah pada bulan
Januari-Mei 2020 cenderung mengalami penerunan. Stretegi Bank Bukopin Syariah di tengah
tekanan krisis akibat pandemi Covid-19, penyaluran pembiayaan tetap dilakukan secara selektif
dan fokus pada kredit dengan Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) rendah, yaitu segmen
Konsumen dan UMKM.

174 Jurnal Ekonomika Vol. 10 No. 1: 164-181


Jurnal Ekonomika (Manajemen, Akuntansi & Perbankan Syariah)

Gambar 9. Pembiayaan Bukopin Syariah

MEI 4.667.071
BUKOPIN SYARIAH

APRIL 4.697.426

MARET 4.738.848

FEBRUARI 4.736.727

JANUARI 4.790.398

4.600.0004.620.0004.640.0004.660.0004.680.0004.700.0004.720.0004.740.0004.760.0004.780.0004.800.000

Sumber: Laporan Neraca Bukopin Syariah

7. Analisis Dampak Covid-19 Pada Pembiayaan Panin Dubai Syariah


Berdasarkan Gambar 10 menunjukan bahwa pembiayaan pada Bank Panin Dubai Syariah
pada bulan Januari-Mei 2020 cenderung mengalami penerunan. Stretegi Bank Panin Dubai
Syariah di tengah Pandemi Covid-19 yang masih berlangsung, manajemen terus mengutamakan
keamanan sumber daya manusia serta mendukung restrukturisasi pembiayaan kepada UMKM.
Gambar 10. Pembiayaan Bank Panin Dubai Syariah

MEI 8.229.615

APRIL 8.229.318
PANIN DUBAI

MARET 8.261.501

FEBRUARI 8.156.791

JANUARI 8.300.238

8.050.000 8.100.000 8.150.000 8.200.000 8.250.000 8.300.000 8.350.000

Sumber: Laporan Neraca Bank Panin Dubai Syariah

175 Jurnal Ekonomika Vol. 10 No. 1: 164-181


Jurnal Ekonomika (Manajemen, Akuntansi & Perbankan Syariah)

8. Analisis Dampak Covid-19 Pada Pembiayaan Bank Aceh Syariah


Berdasarkan Gambar 11 menunjukan bahwa pembiayaan pada Bank Aceh Syariah pada
bulan Januari-Mei 2020 cenderung mengalami penerunan. Stretegi Bank Aceh Syariah akan
mengoptimalkan pembiayaan untuk sektor usaha mikro kecil dan menengah dan usaha produktif
lainnya, hal tersebut sesuai dengan keinginan pemegang saham agar meningkatkan pembiayaan
pada sektor produktif. Upaya ini juga sebagai strategi perusahaan menjaga kinerja di tengah
pandemi Covid-19.
Gambar 11. Pembiayaan Bank Aceh Syariah

MEI 14.389.185

APRIL 14.413.977
BANK ACEH

MARET 14.402.038

FEBRUARI 14.269.567

JANUARI 14.217.568

14.100.000 14.150.000 14.200.000 14.250.000 14.300.000 14.350.000 14.400.000 14.450.000

Sumber: Laporan Neraca Bank Aceh Syariah

9. Analisis Dampak Covid-19 Pada Pembiayaan Bank Jabar Syariah


Berdasarkan Gambar 12 menunjukan bahwa pembiayaan pada Bank Jabar pada bulan
Januari-Mei 2020 cenderung mengalami peningkatan. Stretegi yang dilakukan oleh BJB Syariah
yaitu dengan cara meminimalisir risiko sebagai upaya mitigasi dan sedini mungkin pada kegiatan
pembiayaanya. Cara yang dilakukan yaitu merestrukturisasi pembiayaan kepada nasabah yang
terdampa covid-19 dengan menetapkan prinsip kehati-hatian dalam melakukan analisis calon
debitur. Strategi selanjutnya adalah fokus untuk menyasar industri prospektif pada era normal
baru. Indra menilai perbankan syariah tetap harus tumbuh. Oleh karena itu, BJB Syariah akan
berfokus pada industri yang masih bisa memiliki prospek baik di tengah pandemi.

176 Jurnal Ekonomika Vol. 10 No. 1: 164-181


Jurnal Ekonomika (Manajemen, Akuntansi & Perbankan Syariah)

Gambar 12. Pembiayaan Bank Jabar Syariah

MEI 5.428.119

APRIL 5.408.859
BANK JABAR

MARET 5.386.519

FEBRUARI 5.305.464

JANUARI 5.316.834

5.240.0005.260.0005.280.0005.300.0005.320.0005.340.0005.360.0005.380.0005.400.0005.420.0005.440.000

Sumber: Laporan Neraca Bank Jabar Syariah

10. Analisis Dampak Covid-19 Pada Pembiayaan Bank NTB Syariah


Berdasarkan Gambar 13 menunjukan bahwa pembiayaan pada Bank NTB Syariah pada bulan
Januari-Mei 2020 cenderung mengalami peningkatan. Strategi Bank NTB Syariah Bima yakni
memberikan kontribusi dan peningkatan bagi Pelaku usaha mikro kecil dan menengah di
Kabupaten Bima dan Kota Bima bagi masyarakat yang terdampak Pandemi Covid -19.
Dengan memberikan pinjaman modal usaha kerja bagi UMKM dengan penundaan pokok
dan margin atau bagi hasil selama 6 bulan hingga 12 bulan.
Gambar 13. Pembiayaan Bank NTB Syariah

MEI 5.777.353

APRIL 5.703.848
BANK NTB

MARET 5.667.087

FEBRUARI 5.594.287

JANUARI 5.606.700

5.500.000 5.550.000 5.600.000 5.650.000 5.700.000 5.750.000 5.800.000

Sumber: Laporan Neraca Bank NTB Syariah

177 Jurnal Ekonomika Vol. 10 No. 1: 164-181


Jurnal Ekonomika (Manajemen, Akuntansi & Perbankan Syariah)

11. Analisis Dampak Covid-19 Pada Pembiayaan Bank Vivtoria Syariah


Berdasarkan gambar 14 menunjukan bahwa pembiayaan pada Bank Victoria Syariah pada bulan
Januari-Mei 2020 cenderung mengalami peningkatan. Strategi Bank Victoria Syariah selama
pandemic covid-19 yakni memberikan kesempatan kepada debitur termasuk debitur UMKM
sepanjang teridentifikasi terdampak COVID-19 serta memiliki track record baik dan tidak ada
tunggakan kewajiban, untuk mengajukan restrukturisasi pembiayaan. Disamping itu
Restrukturisasi pembiayaan dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi dan profil debitur yang
terkena dampak COVID-19 serta berdasarkan analisa dan ketentuan Bank Victoria Syariah.
Gambar 13. Pembiayaan Bank Victoria Syariah

MEI 1.119.560
BANK VICTORIA

APRIL 1.141.551

MARET 1.144.428

FEBRUARI 1.152.983

JANUARI 1.185.797

1.080.000 1.100.000 1.120.000 1.140.000 1.160.000 1.180.000 1.200.000

Sumber: Laporan Neraca Bank Victoria Syariah

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pembahasan dalam penelitian ini, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Alokasi pembiayaan dari 11 bank umum Syariah yakni BCA Syariah, BNI Syariah, BRI
Syariah, Bank Syariah Mandiri, BTPN Syariah, Bukopin Syariah, Panin Dubai Syariah,
Bank Aceh Syariah, Bank Jabar Syariah, Bank NTB Syariah, dan Bank Victoria Syariah
berdasarkan hasil amatan dari masing-masing laporan neracanya terdapat 3 bank umum
Syariah untuk alokasi pembiayaannya tidak mengalami penurunan dari bulan Januari 2020
sampai dengan Mei 2020. Selebihnya 8 bank umum Syariah mengalami trend penurunan
pembiayan terutama terjadi pada bulan April 2020. Hal tersebut dapat disimpulkan bahwa
dampak covid-19 mempunyai pengauh penurunan secara mayoritas terhadap pembiayaan
perbankan Syariah.

178 Jurnal Ekonomika Vol. 10 No. 1: 164-181


Jurnal Ekonomika (Manajemen, Akuntansi & Perbankan Syariah)

2. Staretgi yang dilakukan oleh masing-masing Bank Umum Syariah terkait antisipasi covid-
19 terhadap kegiatan pembiayaanya yaitu masing-masing bank menerapkan kebijakan
restrukturisasi pembiayaan kepada debitur yang terkena dampak penyebaran covid-19. Hal
tersebut sesuai anjuran Otoritas Jasa Keungn (OJK) dalam mengeluarkan POJK Nomor
11/POJK.03/2020 tentang stimulus perekonomian nasional sebagai kebijakan
countercyclical dampak penyebaran corona virus disease 2010.
Indikator yang digunakan dalam penelitian ini hanya satu indikator, yakni pembiayaan
pada Bank Umum Syariah (BUS) di Indoensia. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat
menambahkan indikator lainnya, misalnya pembiayaan bermasalah, restrukturusasi pembiayaan
yang masih ada hubungannya dengan dampak covid-19 pada aktivitas perbankan syariah di
Indoensia.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurrahman Firdaus Thaha. (2020).Dampak Covid-19 Terhadap UMKM di Indonesia. Volume
2 No.1, Juni Hal 147-153
bankaceh.co.id. Laporan Keuangan Bulanan. Januari 2020-Mei 2020. Diakses pada tanggal 20
Juni 2020, dari http://www.bankaceh.co.id/
bankntbsyariah.co.id. Laporan Keuangan Bulanan. Januari 2020-Mei 2020. Diakses pada tanggal
20 Juni 2020, dari https://www.bankntbsyariah.co.id/
bankvictoriasyariah.co.id. Laporan Keuangan Bulanan. Januari 2020-Mei 2020. Diakses pada
tanggal 20 Juni 2020, dari https://www.bankvictoriasyariah.co.id/
bca.syariah.co.id. Laporan Keuangan Bulanan. Januari 2020-Mei 2020. Diakses pada tanggal 20
Juni 2020, dari https://www.bcasyariah.co.id/
bjbsyariah.co.id. Laporan Keuangan Bulanan. Januari 2020-Mei 2020. Diakses pada tanggal 20
Juni 2020, dari http://bjbsyariah.co.id/
bnisyariah.co.id . Laporan Keuangan Bulanan. Januari 2020-Mei 2020. Diakses pada tanggal 20
Juni 2020, dari https://www.bnisyariah.co.id/id-id/
brisyariah.co.id . Laporan Keuangan Bulanan. Januari 2020-Mei 2020. Diakses pada tanggal 20
Juni 2020, dari https://www.brisyariah.co.id/

179 Jurnal Ekonomika Vol. 10 No. 1: 164-181


Jurnal Ekonomika (Manajemen, Akuntansi & Perbankan Syariah)

btpnsyariah.com. Laporan Keuangan Bulanan. Januari 2020-Mei 2020. Diakses pada tanggal 20
Juni 2020, dari https://www1.btpnsyariah.com/web/guest/home
Infeksimerging.kemkes.go.id. (2020, 16 Juli). Covid 19. Diakses pada tanggal 16 Juni 2020, dari
https://infeksiemerging.kemkes.go.id/dashboard/covid-19
Khairunisa, Madona dan Musrifah. (2020). Penyelesaian Pembiayaan Bermasalah pada Bank
Syariah. Islamic Business and Fianance, Vol. 1, No.1, April
mandirisyariah.co.id. Laporan Keuangan Bulanan. Januari 2020-Mei 2020. Diakses pada tanggal
20 Juni 2020, dari https://www.mandirisyariah.co.id/
paninbanksyariah.co.id. Laporan Keuangan Bulanan. Januari 2020-Mei 2020. Diakses pada
tanggal 20 Juni 2020, dari https://www.paninbanksyariah.co.id/
Silpa Hanotubun. (2020). Dampak Covid-19 Terhadap Perekonomian Indonesia. Volume 2
Nomo 1.
Sumadi. (2020).Menakar Dampak Fenomena PAndemi Covid-19 Terhadap Perbankan Syariah.
Volume 3, Nomo 2, Oktober. Hal. 145-162
syariahbukopin.co.id. Laporan Keuangan Bulanan. Januari 2020-Mei 2020. Diakses pada tanggal
20 Juni 2020, dari https://www.syariahbukopin.co.id/
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 21, Tahun 2008, tentang Perbankan Syariah

180 Jurnal Ekonomika Vol. 10 No. 1: 164-181

You might also like