Professional Documents
Culture Documents
GLOBAL WARMING
Disusun Oleh :
NIM : 20312241019
2021
A. Judul Percobaan
Global Warming
B. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat menganalisis efek rumah kaca berdasarkan sejarah / waktu
2. Mahasiswa dapat menganalisis efek rumah kaca berdasarkan konsentrasi gas
3. Mahasiswa dapat menganalisis efek rumah kaca berdasarkan jumlah awan
4. Mahasiswa dapat mendeskripsikan bagaimana terjadinya efek rumah kaca
C. Dasar Teori
Global warming is a phrase that refers to the effect on the climate of human
activities, in particular the burning of fossil fuels (coal, oil and gas) and large-scale
deforestation, which cause emissions to the atmosphere of large amounts of 'greenhouse
gases', of which the most important is carbon dioxide. Such gases absorb infrared
radiation emitted by the Earth's surface and act as blankets over the surface keeping it
warmer than it would otherwise be. Associated with this warming are changes of
climate. The basic science of the 'greenhouse effect' that leads to the warming is well
understood. More detailed understanding relies on numerical models of the climate that
integrate the basic dynamical and physical equations describing the complete climate
system (Haughton, 2005).
Many of the likely characteristics of the resulting changes in climate (such as
more frequent heat waves, increases in rainfall, increase in frequency and intensity of
many extreme climate events) can be identified. Substantial uncertainties remain in
knowledge of some of the feedbacks within the climate system (that affect the overall
magnitude of change) and in much of the detail of likely regional change. Because of its
negative impacts on human communities (including for instance substantial sea-level
rise) and on ecosystems, global warming is the most important environmental problem
the world faces. Adaptation to the inevitable impacts and mitigation to reduce their
magnitude are both necessary. International action is being taken by the world's
scientific and political communities. Because of the need for urgent action, the greatest
challenge is to move rapidly to much increased energy efficiency and to non-fossil-fuel
energy sources (Haughton, 2005).
Menurut Ismail (2002) mitigasi global warming dapat dilakukan dengan
mengurangi emisi gas rumah kaca. Produksi emisi terbesar adalah kegiatan industri
maupun kegiatan lain yang menggunakan bahan baker fosil untuk melakukan
aktifitasnya (Mitigasi dengan menurunkan produksi emisi tidaklah mudah, sebab
Negara-negara besar penghasil emisi yaitu Prancis, Itali, Belanda, Rusia, Jepang,
Kanada, dan AS) tak menunjukkan sikap yang serius untuk mengatasi masalah
pemanasan bumi (global warming) yang kondisinya. Bahkan AS, negara industri
terbesar tak mau tunduk pada Protokol Kyoto.
Namun proses alam yang normal tersebut telah menjadi ancaman bagi
keberlangsungan kehidupan di planet ini karena konsentrasi gas rumah kaca yang
menyelimuti lapisan atmosfer telah melebihi daya dukung (carrying capacity)
konsentrasi gas-gas yang terkandung di lapisan atmosfer tersebut. Terjadinya
peningkatan suhu bumi ini awal mulanya dikemukanan oleh Arrhenius pada tahun 1896
bahwa telah terjadi peningkatan suhu dipermukaan bumi sehingga kehidupan di panet
bumi akan terhindar dari zaman es dikemudian hari. Selanjutnya National Research
Council sejak tahun 1958 – 1980 telah melakukan pemantauan secara langsung di
Gunung Mauna Loa di Hawaii yang bertujuan untuk mengetahui kadar CO2 yang
menyelimuti lapisan atmosfer. Hasil pemantauan menunjukkan bahwa telah terjadi
peningkatan kadar CO2 dilapisan atmosfer yang signifikan selama 22 tahun pemantauan.
di Gunung Mauna Loa di Lokasi pemantauan ini dipilih secara langsung. Pemantauan itu
dilakukan sejak manusia memasuki proses industri. Pada masa ini manusia mulai
melakukan pembakaran batu bara, minyak dan gas bumi untuk menghasilkan bahan
bakar dan listrik. Proses pembakaran energi dari Bumi ini ternyata menghasilkan gas
buangan berupa gas rumah kaca (Riza Pratama, 2019: 120).
Menurut Riza Pratama (2019: 120) sebagian dari panas ini akan dipantulkan
kembali oleh permukaan bumi ke angkasa luar sebagai radiasi infra merah gelombang
panjang . Sebagian panas sinar matahari yang dipantulkan itu akan diserap oleh gas-gas
di atmosfer yang menyelimuti bumi (disebut gas rumah kaca seperti : uap air, karbon-
dioksida / CO2 dan metana) sehingga panas sinar tersebut terperangkap di atmosfer bumi.
Peristiwa ini dikenal dengan Efek Rumah Kaca (Green House Effect = GHE)
karena peristiwanya sama dengan rumah kaca, di mana panas yang masuk akan
terperangkap di dalamnya, tidak dapat menembus ke luar kaca, sehingga dapat
menghangatkan seisi rumah kaca tersebut (Riza Pratama, 2019: 120).
Menurut Riza Pratama (2019: 120) peristiwa alam ini menyebabkan bumi
menjadi hangat dan layak ditempati manusia, karena jika tidak ada Efek Rumah Kaca
maka suhu permukaan bumi akan 33 derajat Celcius lebih dingin.
Akan tetapi, bila gas-gas ini semakin berlebih di atmosfer dan berlanjut,
akibatnya pemanasan bumi akan berkelebihan dan akan semakin berlanjut. Efek rumah
kaca, yang pertama kali diusulkan oleh Joseph Fourier pada tahun 1824, merupakan
proses pemanasan permukaan suatu benda langit (terutama pada planetatau satelit) yang
disebabkan oleh komposisi dan keadaan atmosfernya rumah kaca hanya terjadi pada
planet-planet yang mempunyai lapisan atmosfer seperti Bumi, Mars, Venus, dan satelit
alami Saturnus (Titan) (Riza Pratama, 2019: 120).
Menurut Riza Pratama (2019: 120) efek rumah kaca disebabkan karena naikknya
konsentrasi gas Karbondioksida (CO2) dan gas-gas lainnya di atmosfer. Kenaikan
konsentrasi gas CO2 ini terjadi akibat kenaikan pembakaran bahan bakar minyak (BBM),
batu bara, dan bahan bakar organik lainnya yang melampaui kemampuan tumbuhan-
tumbuhan dan laut untuk mengabsorsinya. Bahan- bahan di permukaan bumi yang
berperan aktif untuk mengabsorsi hasil pembakaran tadi ialah tumbuh- tumbuhan, hutan,
dan laut . Jadi bisa dimengerti bila hutan semakin gundul, maka panas di bumi akan
semakin naik. Energi yang diabsorsi dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi infra
merah oleh awan dan permukaan bumi. Hanya saja sebagian sinar inframerah tersebut
tertahan oleh awan, gas CO2, dan gas lainnya sehingga terpantul kembali ke permukaan
bumi. Dengan meningkatnya konsentrasi gas CO2 dan gas-gas lain di atmosfir maka
semakin banyak pula gelombang panas yang dipantulkan bumi dan diserap atmosfir.
Dengan perkataan lain semakin banya jumlah gas rumah kaca yang berada di atmosfir,
maka semakin banyak pula panas matahari yang terperangkap di permukaan bumi.
Akibatnya suhu permukaan bumi akan naik . Sudah disebutkan di atas bahwa efek rumah
kaca terjadi karena emisi gas rumah kaca.
Menurut Riza Pratama (2019: 121) meningkatnya gas rumah kaca tersebut
dikontribusi oleh hal-hal berikut :
a. Energi
Pemanfaatan berbagai macam bahan bakar fosil atau BBM memberikontribusi besar
terhadap naiknya konsentrasi gas rumah kaca , terutamaCO2 (Riza Pratama, 2019: 121).
b. Kehutanan
Salah satu fungsi hutan adalah sebagai pernyerap emisi gas rumah kaca . Karena hutan
dapat mengubah CO2 menjadi O2 . Sehingga pengerusakan hutan akan memberi
kontribusi terhadap naiknya emisi gas rumah kaca (Riza Pratama, 2019: 121).
c. Peternakan dan Pertanian
Di sektor ini emisi gas rumah kaca dihasilkan dari pemanfaatan pupuk, pembusukan
sisa-sisa pertanian dan pembusukan kotoran- kotoran ternak, serta pembakaran sabana
. Pada sektor pertanian , gas metan (CH4) yang paling banyak dihasilkan (Riza Pratama.
2019: 121).
d. Sampah
Sampah sebagai salah satu kontributor terbesar bagi terbentuknya gasmetan (CH4),
karena aktifitas manusia sehari-hari (Riza Pratama. 2019: 121).
1. Alat tulis
2. Aplikasi Phet Colorado simulation
3. Laptop/Komputer
E. Prosedur Percobaan
1. Kegiatan 1 (Pengaruh Besarnya Konsentrasi Gas)
Memasukkan data hasil pada tabel kegiatan 1 dan menangkap layar hasil
percobaan.
2. Kegiatan 2 (Pengaruh Zaman Terhadap Efek Rumah Kaca)
Memasukkan data hasil pada tabel kegiatan 2 dan menangkap layar hasil
percobaan.
3. Kegiatan 3 (Pengaruh Jumlah Awan)
Memasukkan data hasil pada tabel kegiatan 3 dan menangkap layar hasil
percobaan.
F. Data Hasil Percobaan
b. 1750
G. Pembahasan
Pada praktikum Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa yang berjudul “Global
Warming” yang dilaksanakan pada hari Senin, 8 Maret 2021 bertempat di rumah
praktikan masing-masing. Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat menganalisis
efek rumah kaca berdasarkan sejarah / waktu, mahasiswa dapat menganalisis efek
rumah kaca berdasarkan konsentrasi gas, mahasiswa dapat menganalisis efek rumah
kaca berdasarkan jumlah awan, dan mahasiswa dapat mendeskripsikan bagaimana
terjadinya efek rumah kaca.
Global warming is a phrase that refers to the effect on the climate of human
activities, in particular the burning of fossil fuels (coal, oil and gas) and large-scale
deforestation, which cause emissions to the atmosphere of large amounts of 'greenhouse
gases', of which the most important is carbon dioxide. Such gases absorb infrared
radiation emitted by the Earth's surface and act as blankets over the surface keeping it
warmer than it would otherwise be. Associated with this warming are changes of
climate. The basic science of the 'greenhouse effect' that leads to the warming is well
understood. More detailed understanding relies on numerical models of the climate that
integrate the basic dynamical and physical equations describing the complete climate
system (Haughton, 2005).
Many of the likely characteristics of the resulting changes in climate (such as more
frequent heat waves, increases in rainfall, increase in frequency and intensity of many
extreme climate events) can be identified. Substantial uncertainties remain in
knowledge of some of the feedbacks within the climate system (that affect the overall
magnitude of change) and in much of the detail of likely regional change. Because of
its negative impacts on human communities (including for instance substantial sea-level
rise) and on ecosystems, global warming is the most important environmental problem
the world faces. Adaptation to the inevitable impacts and mitigation to reduce their
magnitude are both necessary. International action is being taken by the world's
scientific and political communities. Because of the need for urgent action, the greatest
challenge is to move rapidly to much increased energy efficiency and to non-fossil-fuel
energy sources (Haughton, 2005).
Pada praktikum ini yang digunakan adalah variasi pengaruh konsentrasi gas,
pengaruh zaman/masa, dan pengaruh awan. Pada kegiatan pertama yang dilakukan oleh
praktikan adalah praktikum dengan menggunakan variasi pengaruh konsentrasi gas.
Pada kegiatan pertama ini yang praktikan amati yaitu variasi gas, suhu, infrared photon,
dan sunlight photon. Hasil pengamatan pada percobaan pertama pada konsentrasi gas
yang tidakada menunjukkan suhu -19℃. Pergerakan infrared photon yaitu naik (dari
bumi ke atas) dan pergerakan sunlight photon turun (dari atas ke bumi). Ketika
konsentrasi gas tidakada tampilan layar pada PhET cholorado menunjukkan tampilan
yang cerah.
Gambar 9. Variasi Jumlah Awan 2 Masa Gambar 10. Variasi Jumlah Awan 3 Masa
Today Today
(Sumber : Dokumen Pribadi) (Sumber : Dokumen Pribadi)
Gambar 11. Variasi Jumlah Awan 0 Masa Gambar 12. Variasi Jumlah Awan 1 Masa
1750 1750
(Sumber : Dokumen Pribadi) (Sumber : Dokumen Pribadi)
Gambar 13. Variasi Jumlah Awan 2 Masa Gambar 14. Variasi Jumlah Awan 3 Masa
1750 1750
(Sumber : Dokumen Pribadi) (Sumber : Dokumen Pribadi)
Gambar 15. Variasi Jumlah Awan 0 Masa Gambar 16. Variasi Jumlah Awan 1 Masa
Ice Age Ice Age
(Sumber : Dokumen Pribadi) (Sumber : Dokumen Pribadi)
Gambar 17. Variasi Jumlah Awan 2 Masa Gambar 18. Variasi Jumlah Awan 3 Masa
Ice Age Ice Age
(Sumber : Dokumen Pribadi) (Sumber : Dokumen Pribadi)
Laporan Sementara
A. Judul Percobaan
Global Warming
B. Tujuan Percobaan
1. Mahasiswa dapat menganalisis efek rumah kaca berdasarkan sejarah / waktu
2. Mahasiswa dapat menganalisis efek rumah kaca berdasarkan konsentrasi gas
3. Mahasiswa dapat menganalisis efek rumah kaca berdasarkan jumlah awan
4. Mahasiswa dapat mendeskripsikan bagaimana terjadinya efek rumah kaca
b. 1750
c. Ice Age