You are on page 1of 11
MAKALAH, HADIST MUTAWATIR Disusun Oleh : Amara Bi Taqwa (4521017) Mutiara Afrilia (4521013) Dosen Pengampu : Dr. Rahmat Hidayat, M.ag KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh. Alhamdulillahirabbil'alamin, Segala puji atas kehadirat Allah SWT. Tuhan semesta alam atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-Nya yang tiada terkira, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul "Hadis Mutawatir’. Sholawat dan salam kami hadiahkan untuk ruh Baginda Nabi Muhammad SAW. Allahumma Sholli ‘ala Sayyidina Muhammad wa ‘ala alii Sayyidina Muhammad. Kami ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dosen Pengampu Mata Kuliah ‘Ulumul Hadis’, bapak Rahmat Hidayat atas kepercayaan yang begitu besar kepada kami dalam penyusunan makalah ini ‘Semoga semua ini bisa memberikan manfaat dan menuntun langkah kearah yang lebih baik lagi. Meskipun kami betharap isi dari makalah ini bebas dari kekurangan dan kesalahan, namun kami senantiasa mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih balk lagi. ‘Semoga Allah SWT senantiasa memberkati ilmu yang kita dapat. Bukittinggi, 21 September 2021 Penyusun| KELOMPOK 3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR, i DAFTAR ISh. ncn BAB | PENDAHULUAN...... ssn 1 A. Latar Belakang. i B. Rumusan Masalah.... ©. Tujuan.. . soa “ papier BAB Il PEMBAHASAN. A, Definisi Hadis Mutawatir.. B. Syarat Syarat Hadis Mutawati C, Pembagian Hadis Mutawatir. D. Kitab Kitab Khusus Mutawatir..... i : a8 E. Contoh Contoh Mutawatir. 6 BAB Ill PENUTUP....... sn a ssn socal? A. Kesimpulan...neinnnnnn ene st sangeet! B. Saran... DAFTAR PUSTAKA..... BAB! PENDAHULUAN A, Latar Belakang Eksistensi hadis sebagai sumber hukum Islam yang kedua setelah AFQur*an tidak dapat. diragukan lagi, Namun karena proses transmisi hadis berbeda dengan proses Al-Qur"an, maka dalam proses penerimaannya tentu mengalami berbagai persoalan serius yang membedakannya dengan Al-Qur*an, AF-Qur'an tertransmisi kepada ummat Islam dengan cara mutawatir. Selain itu, dari sisi kodifikasi, masa pengkodifikasian hadist jauh lebih lama setelah Nabi wafat dibandingkan dengan Al-Qur’an. Hadist dikodifikasi pada awal abad kedua Hijriyah, sedangkan Al-Quran sudah dibukukan pada sekitar tahun 22 Hijriyah. Disinyalir pula, sebelum Nabi wafat, posisi dan sistematika Al-Qur’an telah tersusun dengan bak. Kondisi ini sangat berbeda dengan apa yang dialami hadist. Untuk kepentingan netralisasi dan sterelisasi hadist, dalam proses dan perkembangan selanjutnya para ulama hadist melakukan upaya serius berupa penyeleksianterhadap hadist dengan menilai para perawi hadist dari berbagai thabagat secara ketat. Setelah proses ini pun dilalui, hadist tidak secara otomatis selamat dan langsung dipakai atau dijadikan rujukan dalam penetapan hukum Islam. Hadist terus dievaluasi sehingga nyaristidak ada suatu disiplin ilmu yang tingkat kehati-hatiannya dalam merujuk sumber, seteliti seperti yang dialami ilmu hadis. B. Rumusan Masalah 1, Apa definisi hadis mutawattir ? 2. Menentukan syarat hadis mutawattir 3. Apa saja pembagian dari hadis mutawattir ? 4, Menyajikan contoh dari hadis mutawattir 5, Apa saja kitab yang berisikan hadis mutawattir ? C. Tujuan Memikirkan hadis mutawattir dengan hadis hadis yang dapat dijadikan hujah dalam penggalian hukum islam dan dapat dijadikan pedoman bagi kaum muslimin. BAB II Pembahasan Hadis Mutawattir A Definisi Hadis Mutawatir Secara bahasa artinya berlanjut atau berurutan Secata istilah adalah sesuatu yang datang kemudian atau secara beriringan antara satu dengan yang lainnya tanpa ada jarak. Secara terminologi adalah hadis tentang suatu yang makhsus ( yang dapat ditangkap oleh panca indra ) yang disampaikan oleh sejumlah besar rawi yang menurut kebiasaan mustahil mereka berijtima’ dan mustahil dari berdusta. Mutawatir ialah kata serapan bahasa Arab yang bermaksud "diturunkan daripada seorang ke seorang’. Istilah ini digunakan dalam pengajian Ulum al-Quran dan Mustalah Hadith, Hadis Mutawatir ialah nas hadis yang diketahui/diriwayatkan oleh beberapa bilangan orang yang sampai menyampai perkhabaran (Al-Hadis) itu, dan telah pasti dan yakin bahawa mereka yang sampai menyampai tersebut tidak bermuafakat berdusta tentangnya. Ini kerana mustahil terdapat sekumpulan periwayat dengan jumlah yang besar melakukan dusta Hadis Mutawatir, iaitu hadis yang memiliki banyak sanad dan mustahil perawinya berdusta atas Nabi Muhammad saw, sebab hadis itu diriwayatkan oleh banyak orang dan disampaikan kepada banyak orang. Contohnya, “Barangsiapa berdusta atas namaku dengan sengaja, maka tempatnya dalam neraka. * (H.R Bukhari, Muslim, Ad Darimi, Abu Daud, Ibnu Majah, Tirmizi,. Abu Ha‘nifah, Tabrani, dan Hakim). B. Syarat-Syarat Hadits Mutawatir Berdasarkan definisi tersebut, sebuah hadits dapat disebut hadits mutawatir jika telah memenuhi syarat-syarat sebagai berikut, yaitu: 1. Harus diriwayatkan oleh banyak jalur perawi yakni adanya konsistensi jumlah perawi pada setiap thabagat, artinya jika salah satu dari tingkatan sanad tersebut ada yang tidak mencapai jumlah minimal yang telah disepakati, maka sanad tersebut tidak dikategorikan sebagai sanad yang mutawatir, tetapi disebut sebagai sanad yang ahad. 2. Menurut pertimbangan rasio, mereka mustahil melakukan konspirasi kebohongan, atau mengadakan suatu perkumpulan untuk berdusta, atau dipaksa oleh penguasa untuk berdusta karena rawi-rawi itu orang banyak yang berbeda-beda dari berbagai kalangan dan profesi 3. Rawi banyak yang meriwayatkan dari rawi yang banyak pula, mulai dari permulaan sampai pada akhir sanadnya 4, Sandaran akhir (hadits yang diriwayat) dari rawi-rawi itu harus berdasarkan sesuatu yang indrawi (diterima mulai dari indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa) Dan jika keempat syarat tersebut terpenuhi, maka sudah tentu akan diperoleh pengetahuan akan adanya kepastian kebenaran hadits tersebut. Mengenai jumlah banyaknya jalur perawi, para ulama’ bebrbeda pendapat, ada yang berpendapat sekurang-kurangnya empat sanad, bahkan ada yang mengatakan dua puluh sanad, bahkan ada yang mengatakan empat puluh sanad, tetapi yang paling ideal, sekurang-kurangnya hadits itu diriwayatkan oleh sepuluh sanad Mengingat begitu sulitnya terpenuhi syarat kemutawatiran suatu hadits, maka tidak banyak periwayatan hadits mutawatir, oleh karena begitu ketatnya persyaratan hadits mutawatir tersebut, maka hukum hadits mutawatir adalah maqbul (dapat diterima dan diamalkan). Hadits mutawatir merupakan suatu ilmu dharuri yaitu ilmu yang tidak membutuhkan suatu observasi karena sudah jelas dan didukung oleh keyakinan yang kuat. Orang yang mengingkari hadits mutawatir dihukumi kati C.Pembagian Hadis Mutawatir 1.Hadis Mutawatir Lafzi Secara bahasa adalah berurutan secara lafal atau lafal nya sama dengan nabi Secara terminologi yaitu hadis yang disampaikan secara mutawatir teks dan maknanya Menurut imam suyutihadis mutawatir lafzi adalah mutawatur yang lafal hadis nya sama atau hampir sama 2.Hadis Mutawatir Ma'nawi Yaitu hadis yang susunan redaksi atau lafalnya berbeda antara periwayat yang satu dengan yang lainnya tetapi prinsip maknanya sama. Contoh : hadis tentang mengangkat tangan ketika berdoa. 3.Hadis Mutawatir‘Amali Yaitu hadis yang diriwayatkan dengan sejumlah sanad yang mutawatir tetapi hanya berupa pengamalan saja tanpa lafal. Contoh : hadis yang menerangkan cara shalat nabi, D. kitab Kitab Khusus Hadis Mutawatir 1.Alazhar al mutasirah fi al akhbar al mutawatir karangan jalaluddin asy suyuti 2.Qatfu Al azhar karangan jalaluddin asy suyuti. 3.Nazmu al munasirah min al hadis al mutawatir karangan muhammad bin ja'far al kinani E.Contoh Hadis Mutawatir 1.Contoh Hadis Mutawatir Lafzi Contoh hadis lafahi: Jad IES. aU he sang 2 GaSe Hyg hd dunn a JL algy stil Rasulullah bersabda : "Barang siapa yang sengaja berdusta atas namaku, hendaklah dia menduduki tempat duduk di neraka”, (HR. Bukhari). 2.Contoh Hadis Mutawatir Ma'nawi Contoh hadits ma‘nawi eal > be Se AD ay Ag nel A cles oe ap bars Rhy lng ale ll fo (pall lS, ala.) ere) Nabi SAW, tidak mengangkat kedua tangannya dalam do‘a-do’a beliau, kecuali dalam sholat istisqo’, dan beliau mengangkat tangannya hingga tampak putih-putih kedua ketiaknya, (HR. Bukhari). 3.Contoh Hadis Mutawatir‘Amali Contoh hadits mutawatir a’mali adalah berita-berita yang menerangkan waktu dan rakaat shalat. BAB Ill PENUTUP A. Kesimpulan 1. Hadits dilihat dari segi kuantitas sanadnya dibagi menjadi dua, yaitu Mutawatir dan Ahad 2, Hadits Mutawatir dibagi menjadi tiga yaitu mutawatir lafdzi, mutawatir ma’nawi dan mutawatir amali 3, Syarat hadits mutawatir antara lain ada tiga, yaitu: a), Harus diriwayatkan oleh banyak jalur perawi, yang menurut adat kebiasaan tidak mungkin sepakat berdusta, b). Periwayatan yang dilakukan harus berdasarkan panca indra ©). Adanya keseimbangan jumiah rawi di awal dan tengah thobaqotnya. 4, Hadits Mutawatir yang memberikan faedah qath’i (yakin), wajib diamalkan tanpa ragu -ragu, baik dalam masalah aqidah/keimanan maupun dalam bidang amaliyah, yakni baik mengenai ubudiyah maupun mu'amalah, B.Saran Kami menyadari tentu masih banyak terdapat kekurangan dan kesalahanbaik dari penulisan serta penyajian dalam Makalah ini, oleh sebab itu kamimengharapkan masukan-masukan dari Dosen Pembimbing Serta teman-teman gunakesempurnaan makalah yang akan datang. DAFTAR PUSTAKA Idri. 2010. Studi Hadits. Jakarta: Kencana, Khon, Abdul Majid. 2009. Ulumul Hadits. Jakarta: Amzah. Suryadilaga, M. Alfatin, 2010. Ulumul Hadits. Yogyakarta: Teras. Tim Penyusun MKD IAIN Sunan Ampel. 2011. Studi Hadits. Surabaya: IAIN SA Press. Zuhri, Muh. 1997. Hadis Nabi. Yogyakarta: PT. Tiara Wacana Yogya.

You might also like