You are on page 1of 8

JURNAL AGROTEKNOS Juli 2012

Vol.2. No.2. hal. 69-76


ISSN: 2087-7706

PENGARUH BAHAN ORGANIK DAN PUPUK KALIUM TERHADAP


PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN MELON (Cucumis melo L.)

Effect of Organic Materials and Potassium Fertilizers on Growth and


Production Plant Melon (Cucumis melo L.)
LA ODE SAFUAN* ANDI BAHRUN
Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Haluoleo, Kendari

ABSTRACT
The aim of the research was study the effect of organic matter and potassium fertilizer
on growth and production of melon. This research was conducted in Rahandouna
Subdistrict, Poasia District, Southeast Sulawesi Province, from December 2009 until March
2010. This research was arranged on Split Plot Design, consisting of four levels of organic
matter (B) as the main plot : without organic matter (B0), 5 ton.ha-1(B1), 10 ton.ha-1(B2),
and 15 ton.ha -1(B3), and potassium fertilizer as the sub plot consisting of five levels:
without potassium fertilizer (K0), 50 kg K2O.ha-1 (K1), 100 kg K2O.ha-1 (K2), 150 kg K2O.ha-1
(K3), and 200 kg K2O.ha-1 (K4). Research variables consisted of growth components (stem
length, stem circumference, leaf number, and leaf area), production components (fruit
weight, fruit circumference, fruit thickness). The result of the research showed that the
interaction of organic matter and potassium fertilizer had no effect on all observed
parameters. The aplication of organic matter 10-15 ton.ha-1 and potassium fertilizer 50-150
kg K20 increased growth and production of melon. The optimum dose of organic matter was
12,25 ton.ha-1 and potassium fertilizer at 150 kg K2O ha.-1 for fresh fruit production, and fruit
weight production were 50,40 ton.ha-1 and 54,60 ton ha.-1, respectively.
Keywords : fertilizer, growth, potassium, production, organic matter.

1PENDAHULUAN dibudidayakan pada tanah kaya akan bahan


Tanaman melon (Cucumis melo. L) organik serta drainasenya baik, pada
merupakan salah satu komoditas hortikultura kemasaman tanah (pH tanah) 5,8 – 7,2 (Setiadi
yang mempunyai prospek untuk dan Parimin, 2006; Prajananta, 2003).
dikembangkan di Indonesia. Buah tanaman Peningkatan ketersediaan hara kalium
melon banyak diminati dan mempunyai harga tanah, dapat dilakukan dengan pemberian
yang relatif tinggi baik untuk pasar domestik pupuk yang mengandung unsur hara kalium
maupun ekspor (Prajananta, 2003). dan pemberian bahan organik. Saido (2008)
Pengembangan tanaman melon di Sulawesi melaporkan bahwa pemberian bahan organik
Tenggara mempunyai kendala kesuburan 10 ton per hektar atau 450 gram per tanaman,
tanah, karena lahan pertanian didominasi oleh memberikan pengaruh terhadap berat buah
jenis tanah masam yang mempunyai tingkat melon dengan rata-rata 2,29 kg, dan diameter
kesuburan rendah. Unsur hara makro seperti buah melon dengan rata-rata 25,87 cm.
unsur hara N, P, K ketersediaanya di dalam Selanjutnya SOPIB (2009) melaporkan bahwa
tanah rendah, kandungan bahan organik tanaman melon membutuhkan 80-120 kg N,
rendah, sedangkan konsentrasi Fe, Mn dan Al 60-80 kg P2O5 dan 150-200 kg K2O, sedangkan
sangat tinggi sehingga dapat meracuni untuk pertanaman intensif di rumah kaca
tanaman (Pietraszewska, 2001). Pertumbuhan membutuhkan 400 kg N, 200 kg P2O5 dan 700
tanaman melon akan optimal apabila kg K2O.
Bahan organik dapat meningkatkan
*) Alamat Korespondensi: kapasitas tukar kation, hal ini berhubungan
Email: safuan65@yahoo.com dengan muatan-muatan negatif yang berasal
70 SAFUAN DAN BAHRUN J. AGROTEKNOS

dari gugusan –COOH dan OH yang berdisosiasi atas 5 taraf perlakuan yaitu: tanpa pupuk
menjadi COO- dan H+ dan O- + H+. Muatan kalium (K0), 50 kg K2O.ha-1 (K1), 100 kg
negatif ini merupakan potensi humus K2O.ha -1 (K2), 150 kg K2O. ha-1 (K3), dan 200
mengadsorbsi kation-kation seperti Ca, Mg kg K2O.ha-1 (K4).
dan K yang diikat dengan kekuatan sedang Metode Pelaksanaan Penelitian.
sehingga mudah dipertukarkan atau Persiapan Lahan. Tanah diolah dengan
mengalami proses pertukaran kation (Sutedjo, menggunakan cangkul sedalam 20 cm hingga
1999). Dengan demikian pemberian bahan gembur kemudian dibuat bedengan dengan
organik dapat meningkatkan efisiensi panjang 300 cm dan lebar 120 cm, tinggi 40
pemupukan kalium, karena hara menjadi tidak cm dan lebar parit antar bedengan 50 cm.
mudah tercuci, juga dapat meningkatkan Pemberian kapur dengan dosis 1 kali Al-dd
ketersediaan hara N, P, dan K bagi tanaman. dilakukan dua minggu sebelum tanam. Hasil
analisis tanah awal menunjukkan bahwa Al-dd
METODE PENELITIAN tanah 0,96 me/100 g tanah, maka untuk
menetralisir Al tanah tersebut diberikan kapur
Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian
sebanyak 0,96 ton.ha-1 dan digenapkan
ini dilaksanakan di Kelurahan Rahandouna,
menjadi 1 ton kapur dolomit.ha-1. Dosis bahan
Kecamatan Poasia Kota Kendari Provinsi
organik yang diberikan disesuaikan dengan
Sulawesi Tenggara. Analisis tanah dilakukan di
perlakuan. Pemberian kapur dan bahan
laboratorium Agroteknologi Fakultas
organik, dilakukan dengan cara menaburkan
Pertanian UNHALU Kendari. Hasil analisis
kapur dan bahan organik secara merata ke
tanah, pada lahan yang digunakan mempunyai
permukaan bedengan, kemudian dicangkul
kandungan hara N dan P dengan status rendah
agar kapur dan bahan organik tercampur
masing-masing N (0,133%) dan P tersedia
secara merata dengan tanah.
(5,51 ppm P2O5) dan status kadar hara K
Mulsa yang digunakan adalah mulsa plastik
sangat rendah yaitu 0,04 me/100 g tanah.
hitam perak berukuran lebar 125 cm.
Penelitian ini berlangsung selama empat bulan
Pembuatan lubang di atas mulsa
yakni mulai Desember 2010 sampai Maret
menggunakan kaleng susu berdiameter 10 cm
2011.
yang dipanaskan, dengan jarak antar lubang
Bahan dan Alat. Bahan yang digunakan
tanam 60 cm x 50 cm, kegiatan ini dilakukan
dalam penelitian ini adalah benih melon
satu minggu sebelum tanam. Pada setiap
varietas Amanta (FI), bahan organik (pupuk
lubang tanam dipasang ajir yang tingginya 2
kandang kotoran sapi), pupuk urea, SP-36,
meter, bagian ajir yang masuk ke dalam tanah
KCl, kapur dolomit, Furadan 3G, Kresban
adalah 20 cm.
200EC, Petrogenol 800L, ajir dari bambu,
Penyemaian Benih. Benih yang disemai
mulsa plastik hitam putih, label, tali pengikat,
terlebih dahulu direndam dalam air selama 2
polibag dan bahan kimia untuk kebutuhan
jam. Benih yang dipakai adalah benih yang
analisa tanah. Sedangkan alat yang digunakan
tenggelam, sedangkan benih yang mengapung
adalah cangkul, parang, pisau, gembor,
dibuang. Selanjutnya benih ditiriskan dan
meteran, timbangan analitik, timbangan biasa,
diletakan di atas kertas koran basah selama 36
meteran, dan seperangkat alat laboratorium
jam. Media untuk penyemaian berupa
untuk analisa tanah.
campuran tanah dan pupuk kandang dengan
Rancangan Penelitian. Penelitian disusun
perbandingan 2 : 1 dimasukkan ke dalam
berdasarkan rancangan petak terpisah (Split
polibag berukuran 8 x 10 cm, kemudian
Plot Design) dalam Rancangan Acak Kelompok,
disiram dan dilakukan penanaman benih,
terdiri dari dua faktor dengan tiga ulangan.
selanjutnya dimasukkan ke tempat pesemaian
Faktor pertama sebagai petak utama (PU)
yang terbuat dari paranet.
adalah pemberian bahan organik (B) yang
Pemupukan dan Penanaman. Pupuk
terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu: tanpa
dasar diberikan dengan dosis 130 kg N.ha-1
bahan organik (B0), 5 ton bahan organik.ha-1
dan 150 kg P2O5.ha-1 sedangkan pupuk kalium
(B1), 10 ton bahan organik.ha-1 (B2), 15 ton
disesuaikan dengan dosis perlakuan dan
bahan organik.ha-1 (B3). Faktor kedua yakni
diaplikasikan 10 hari sebelum tanam dengan
pemberian berbagai dosis pupuk kalium (K)
cara disebar merata ke permukaan bedengan
ditempatkan sebagai anak petak (AP) terdiri
kemudian dicangkul secara merata dengan
Vol. 2 No.2, 2012 Pengaruh Bahan Organik Dan Pupuk Kalium 71

tanah. Pemindahan bibit ke lapangan (Duncan Multiple Range Test) pada taraf 0,05,
dilakukan setelah bibit berumur 10 hari untuk mengetahui perbedaan pengaruh antara
setelah disemaikan atau telah memiliki 2 perlakuan, dan untuk mengetahui dosis bahan
pasang daun sejati. Penanaman dilakukan organik dan kalium yang optimal untuk
pada saat pagi atau sore hari. Sebelum tanam, tanaman melon dilakukan analisis regresi.
media plastik dibasahi terlebih dahulu agar
tanah tidak pecah saat polibag dibuka. HASIL DAN PEMBAHASAN
Selanjutnya bibit ditanam di dalam lubang
Panjang dan lingkar batang. Pengaruh
tanam yang sudah disiapkan.
pemberian berbagai dosis bahan organik
Pemeliharaan Tanaman. Pemeliharaan
terhadap panjang dan lingkar batang tanaman
dimulai sejak benih berkecambah agar bibit
melon pada saat tanaman berumur 20 dan 35
tumbuh normal. Pengairan tidak dilakukan
hari setelah tanam, disajikan pada Tabel 1.
pada penelitian ini karena dilakukan pada
Pada saat tanaman berumur 20 dan 35 hari
musim hujan. Pengendalian hama dan
setelah tanam menunjukkan bahwa tanaman
penyakit dilakukan untuk mengendalikan
tertinggi diperoleh pada tanaman yang
hama penusuk buah dengan menggunakan
memperoleh bahan organik 10 ton.ha-1 (B2),
Petrogenol 800L dan Kresban 200EC untuk
berbeda nyata dengan perlakuan B0, tetapi
mengendalikan kutu daun. Pengendalian
tidak berbeda nyata dengan tanaman yang
gulma dilakukan dengan cara manual dengan
memperoleh bahan bahan organik 15 ton.ha-1
mencabut setiap gulma yang tumbuh di areal
(B3), dan tanaman yang memperoleh bahan
pertanaman.
organik 5 ton.ha-1 (B1), sedangkan tanaman
Pemangkasan dan Seleksi Buah.
melon yang lebih pendek adalah pada
Pemangkasan dilakukan pada tanaman melon
tanaman melon yang tidak memperoleh bahan
yaitu dengan pembuangan tunas-tunas baru
organik (B0) yang tidak berbeda nyata dengan
dan bunga yang tumbuh pada ketiak daun.
perlakuan B1.
Tunas yang dipangkas adalah tunas yang
Pengaruh bahan organik terhadap lingkar
muncul pada ruas ke-1 sampai ke-8,
batang tanaman melon (Tabel 1)
sedangkan tunas yang tumbuh di ketiak daun
menunjukkan bahwa pada saat tanaman
pada ruas ke-9 sampai ke-13 dipelihara untuk
melon umur 20 hari setelah tanam, pemberian
memperoleh buah sementara sebelum
bahan organik 10 ton.-1 (B2) tidak beda nyata
dilakukan seleksi. Seleksi dilakukan dengan
dengan perlakuan bahan organik 15 ton.ha-1
memilih buah yang berbentuk agak lonjong.
(B3) dan perlakuan bahan organik 5 ton.ha-1
Dalam satu tanaman disisakan 2 buah,
(B1) tetapi berbeda nyata dengan perlakuan
selanjutnya tangkai buah diikat dengan tali
B0 (Tanpa bahan organik), sedangkan
rafia pada turus bambu agar buah tidak
perlakuan B1 tidak berbeda nyata dengan
bersentuhan langsung dengan tanah atau
perlakuan B0.
mulsa.
Pada saat tanaman berumur 35 hari setelah
Pengamatan. Parameter yang diamati
tanam (Tabel 1), tanaman yang mempunyai
meliputi: (1). Panjang dan lingkar batang
lingkar batang yang paling besar diperoleh
batang tanaman pada saat tanaman berumur
pada tanaman yang memperoleh perlakuan
20 dan 35 hari setelah tanam, (2). Jumlah
15 ton.ha-1 (B3), berbeda nyata dengan
daun tanaman pada saat tanaman berumur 20
tanaman yang memperoleh bahan organik 5
dan 35 hari setelah tanam, (4). Jumlah dan
ton.ha-1 (B1), dan tanaman yang tidak
Luas daun tanaman pada saat tanaman
memperoleh perlakuan bahan organik (B0),
berumur 20 dan 35 hari setelah tanam, (5).
tetapi tidak berbeda nyata dengan tanaman
Berat buah segar (kg) pada saat panen.
yang memperoleh bahan organik 10 ton.ha-1
Analisa Data. Data hasil pengamatan
(B2). Perlakuan B2 tidak berbeda nyata
dianalisis dengan sidik ragam, apabila hasil
dengan perlakuan B1, tetapi berbeda nyata
analisis menunjukkan pengaruh nyata pada
dengan perlakuan B0.
taraf 0,05, dilanjutkan dengan uji DMRT
72 SAFUAN DAN BAHRUN J. AGROTEKNOS

Tabel 1. Pengaruh bahan organik terhadap panjang batang dan lingkar batang (cm) pada saat tanaman
berumur 20 dan 35 hari setelah tanam
Bahan Organik Panjang Batang Panjang Batang Lingkar Batang Lingkar Batang
(ton.ha-1) 20 HST 35 HST 20 HST 35 HST
B0 = 0 56,16b 130,77b 2,12b 2,50c
B1 = 5 58,86ab 150,15ab 2,15ab 2,63b
B2 = 10 69,34a 154,62a 2,41a 2,77ab
B3 = 15 68,95a 159,62a 2,40a 2,85a
Keterangan : Nilai rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata
berdasarkan uji DMRT pada taraf nyata 0,05
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa batang membutuhkan unsur hara N, P dan K.
pemberian bahan organik dapat Senyawa N yang terkandung dalam bahan
meningkatkan kesuburan tanah sehingga organik berperan dalam sintesa asam amino
memberikan pengaruh terhadap perbaikan dan protein secara optimal, selanjutnya
pertumbuhan panjang dan lingkar batang digunakan dalam proses pertumbuhan dan
tanaman melon. Hal ini disebabkan karena perkembangan tanaman, sedangkan tanaman
bahan organik merupakan sumber unsur hara yang mengalami kekurangan unsur hara N
N, P, dan K yang dapat memacu pertumbuhan menyebabkan tanaman menjadi kerdil
tanaman. Pertumbuhan panjang dan diameter (Decoteau, 2000).
Tabel 2. Pengaruh pupuk kalium terhadap lingkar batang (cm) pada saat tanaman berumur 35 hari
setelah tanam
Pupuk Kalium (Kg K2O.ha- Bahan Organik (ton.ha-1)
1) Rataan
B0 = 0 B1 = 5 B2 = 10 B3 = 15
K0 = 0 2,39 2,54 2,64 2,80 2.60b
K1 = 50 2,43 2,65 2,72 2,93 2,66ab
K2 = 100 2,52 2,53 2,92 2,67 2,69ab
K3 = 150 2,56 2,67 2,83 2,96 2,76a
K4 = 200 2,58 2,75 2,75 2,89 2,79a
Rataan 2,50 2,63 2,77 2,85
Keterangan: Nilai rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda
nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf nyata 0,05

Hasil uji DMRT pada taraf nyata 0,05 (Tabel tanaman lebih kuat dan tidak mudah rebah.
2) pengaruh pupuk kalium terhadap lingkar Bel dan Rahmania (2001) menyatakan bahwa
batang pada saat tanaman berumur 20 hari pertumbuhan tanaman berkorelasi dengan
setelah tanam menunjukkan bahwa penambahan konsentrasi kalium pada daerah
pemberian pupuk kalium dapat meningkatkan pembesaran. Bila tanaman kekurangan kalium
lingkar batang tanaman. Pemberian pupuk maka pembesaran dan perpanjangan sel
kalium sampai dosis 200 kg K2O.ha-1 (K4) terhambat. Makin tinggi konsentrasi unsur
masih diikuti pertambahan lingkar batang hara K maka lingkar batang semakin besar.
walaupun tidak berbeda nyata dengan Novizan (2002) menyatakan bahwa kalium
perlakuan K3, K2, dan K1, tetapi berbeda dapat meningkatkan fotosintesis tanaman
nyata dengan perlakuan K0. melalui peningkatan fotofosforilasi yang
Pentingnya kalium dalam penambahan menghasilkan ATP dan NADPH yang berperan
diameter batang berhubungan dengan fungsi dalam proses fotosintesis dan metabolisme
kalium untuk meningkatkan kadar tanaman.
sclerenchyma pada batang, Sclerenchyma Jumlah dan Luas Daun. Pengaruh bahan
mempunyai fungsi memberi penebalan dan organik terhadap jumlah daun tanaman melon
kekuatan pada jaringan batang sehingga pada waktu tanaman berumur 20 hari setelah
Vol. 2 No.2, 2012 Pengaruh Bahan Organik Dan Pupuk Kalium 73

tanam (Tabel 3) menunjukkan bahwa, memperoleh bahan organik 15 ton.ha-1 (B3)


tanaman yang memperoleh bahan organik 15 dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya,
ton.ha-1 (B3) menghasilkan daun yang lebih sedangkan tanaman yang mempunyai daun
banyak dan berbeda nyata dengan jumlah yang lebih sempit diperoleh pada tanaman
daun pada tanaman yang memperoleh bahan yang tidak memperoleh bahan organik (B0)
organik 5 ton.ha-1 (B1) dan tanaman yang dan berbeda nyata dengan perlakuan lainnya.
tanpa memperoleh bahan organik (B0), tetapi Jumlah dan ukuran daun dipengaruhi oleh
tidak berbeda nyata dengan jumlah daun yang lingkungan tumbuhnya serta ketersediaan
dihasilkan oleh tanaman yang memperoleh unsur hara. Stevenson dalam Thamrin (2000)
bahan organik 10 ton.ha -1 (B2), sedangkan menyatakan bahwa bahan organik merupakan
perlakuan B1 tidak berbeda nyata dengan sumber cadangan unsur hara N, P, K dan S
perlakuan B0. serta unsur hara mikro (Fe, Cu, Mn, Zn, B, Mo,
Hasil uji DMRT pengaruh bahan organik Ca) akan dilepaskan secara berlahan–lahan
terhadap luas daun pada Tabel 3 melalui proses dekomposisi dan mineralisasi
menunjukkan bahwa pada saat tanaman untuk mendukung pertumbuhan tanaman.
berumur 20 hari setelah tanam, pemberian Senyawa N yang terkandung dalam bahan
berbagai dosis bahan organik tidak organik berperan dalam sintesa asam amino
menunjukkan perbedaan yang nyata, tetapi dan protein secara optimal, selanjutnya
semua perlakuan berbeda nyata dengan digunakan dalam proses pertumbuhan dan
perlakuan tanpa bahan organik (B0). Pada perkembangan tanaman. Kekurangan unsur
saat tanaman berumur 35 HST menunjukkan hara N menyebabkan pertumbuhan vegetatif
bahwa tanaman melon yang memiliki daun terhambat dan tanaman menjadi kerdil
yang terluas diperoleh pada tanaman yang (Decoteau, 2000).
Tabel 3. Pengaruh bahan organik terhadap jumlah daun (helai) luas daun (cm2) pada waktu tanaman
berumur 20 dan 35 hari setelah tanam
Bahan Organik Jumlah Daun 20 Jumlah Daun 35 Luas Daun Luas Daun
(ton.ha-1) HST HST 20 HST 35 HST
B0 = 0 31,12b 41,48d 181,37b 218,88c
B1 = 5 31,57b 46,36c 220,54a 276,30b
B2 = 10 39,70a 53,30b 241,03a 283,93b
B3 = 15 40,03a 57,84a 243,00a 324,50a
Keterangan: Nilai rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda
nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf nyata 0,05
Pengaruh pupuk kalium terhadap luas Menurut Hardjowigeno (2003), Kalium sangat
daun pada saat tanaman berumur 20 hari penting dalam proses fisiologi tanaman.
setelah tanam (Tabel 4), menunjukkan bahwa Selanjutnya Novizan (2002) menyatakan
pemberian pupuk kalium dapat meningkatkan bahwa kalium dapat meningkatkan
luas daun tanaman. Pemberian pupuk kalium fotosintesis tanaman melalui peningkatan
sampai dosis 200 kg K2O.ha-1 (K4) masih fotofosforilasi yang menghasilkan ATP dan
diikuti pertambahan luas daun, walaupun NADPH yang berperan dalam proses
tidak berbeda nyata dengan perlakuan K3, K2 fotosintesis dan metabolisme tanaman
dan K1, tetapi berbeda nyata dengan menyatakan bahwa kandungan N, P, dan K
perlakuan K0, sedangkan tanaman yang berperan merangsang pertumbuhan jaringan
mempunyai daun yang lebih sempit adalah tanaman. Bel dan Rahmania (2001)
tanaman yang tidak memperoleh pupuk menyatakan bahwa pertumbuhan tanaman
kalium (K0) yang tidak berbeda nyata dengan berkorelasi dengan penambahan konsentrasi
perlakuan K1 dan K2. Hasil tersebut kalium pada daerah pembesaran. Bila
menunjukkan bahwa kalium merupakan tanaman kekurangan kalium maka
unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman pembesaran dan perpanjangan sel terhambat.
dalam jaringan tanaman, terutama dalam
proses fisiologi tanaman.
74 SAFUAN DAN BAHRUN J. AGROTEKNOS

Tabel 4. Pengaruh pupuk kalium terhadap luas daun (cm2) pada waktu tanaman berumur 20 hari setelah
tanam
Pupuk Kalium (Kg Bahan Organik (ton.ha-1)
Rataan
K2O.ha-1) B0 = 0 B1 = 5 B2 = 10 B3 = 15
K0 = 0 155,24 209,64 250,24 198,45 203,40b
K1 = 50 184,44 226,48 215,53 248,15 218,65ab
K2 = 100 188,54 204,56 243,26 256,01 223,09ab
K3 = 150 180,52 240,24 240,22 253,53 228,63a
K4 = 200 198,12 221,78 255,89 258,85 233,66a
Rataan 181,37 220,54 241,03 243,00
Keterangan: Nilai rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda
nyata berdasarkan uji DMRT pada taraf nyata 0.05
Produksi Tanaman Melon. Buah melon pada tanaman yang memperoleh bahan
memiliki umur panen yang sangat singkat. organik 10 ton.ha-1 (B2), namun tidak berbeda
Asie (2008) melaporkan bahwa buah melon nyata dengan perlakuan B3 dan B1, tetapi
masak pada umur 65-120 hari. Pengaruh berbeda nyata dengan perlakuan B0,
bahan organik terhadap berat segar buah sedangkan hasil buah terendah diperoleh pada
tanaman melon pada Tabel 5, menunjukkan perlakuan B0 yang tidak berbeda nyata
bahwa hasil buah yang lebih berat diperoleh dengan perlakuan B1 dan B3.
Tabel 5. Pengaruh pemberian bahan organik terhadap berat segar buah melon (kg/buah).
Pupuk Kalium Bahan Organik (ton.ha-1)
(Kg K2O.ha-1) B0 = 0 B1 = 5 B2 = 10 B3 = 15 Rataan

K0 = 0 0,78 1,01 1,20 1,06 1,01


K1 = 50 0,92 1,00 1,10 1,04 1,02
K2 = 100 0,88 1,10 1,20 1,06 1,06
K3 = 150 0,95 1,07 1,08 1,04 1,04
K4 = 200 0,95 1,01 1,23 1,06 1,06
Rataan 0,90b 1,04ab 1,16a 1,05ab 1,04
Keterangan: Nilai rata-rata pada kolom yang sama yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda
nyata berdasarkan uji DMRT pada nyata 0,05
kg/buah. Pemberian bahan organik pada
tanaman melon memberikan hasil yang lebih
baik dan kualitas yang lebih baik.
Pada penelitian ini, setiap pohon terdapat 2
buah melon, sehingga hasil buah pertanaman
adalah 2,4 kg/tanaman, dan jarak tanaman
yang digunakan adalah 60 cm x 50 cm dan
jarak antara petak/bedengan adalah 50 cm
maka populasi per hektar adalah 21.000
tanaman, sehingga akan diperoleh produksi
Gambar 1. Kurva respon hubungan antara dosis buah segar tanaman melon sebesar 50,40
bahan organik dengan berat segar ton.ha-1. Fernandes et al. (2003) melaporkan
buah melon. bahwa pemberian bahan organik pada
tanaman melon memberikan hasil yang lebih
Hasil analisis regresi pengaruh pemberian
baik dan kualitas yang lebih baik jika
berbagai dosis bahan organik terhadap berat
dibandingkan dengan hasil yang diperoleh
buah segar adalah bersifat kuadratik (Gambar dengan pemberian pupuk kimia. Hal ini
1). Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut, disebabkan karena bahan organik selain
diperoleh dosis bahan organik yang optimal mengandung unsur hara makro juga
adalah 12,25 ton.ha-1, pada dosis tersebut mengandung unsur hara mikro yang sangat
akan menghasilkan buah melon seberat 1,2
Vol. 2 No.2, 2012 Pengaruh Bahan Organik Dan Pupuk Kalium 75

dibutuhkan oleh tanaman melon. lemahnya tangkai tanaman dan akarnya lebih
Roesmarkamdan Yuwono (2002) menyatakan mudah terserang organisme pembusuk akar
bahwa bahan organik dalam proses sehingga tanaman mudah rebah dan produksi
mineralisasi akan melepaskan hara tanaman merosot serta menghasilkan buah yang
yang lengkap yaitu N, P, K, Ca, Mg dan S serta berkualitas jelek, ukuran buah menjadi kecil,
unsur hara mikro. Ketersediaan unsur hara kematangan buah terhambat, buah masak
dalam tanah memungkinkan pertumbuhan terlalu awal, berwarna hijau, kadar vitamin
dan produksi tanaman berlangsung dengan rendah dan rasanya masam (Rosmarkam dan
baik. Karson et al., (2000) mengemukakan Yuwono, 2002; Hardjowigeno, 2003;
bahwa pertumbuhan dan produksi tanaman Benjamin, 2000).
ditentukan oleh laju fotosintesis yang
dikendalikan oleh ketersediaan unsur hara SIMPULAN
dan air.
Kesimpulan. Berdasarkan hasil dan
pembahasan dari penelitian, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Pemberian bahan organik dengan dosis 10-
15 ton.ha-1 dan pupuk kalium 50-150 kg K2O
y = 0.924 + 0.003 x -1E-05x2 dapat meningkatkan pertumbuhan dan
R2 = 0.867 produksi tanaman melon.
Dosis bahan organik yang optimal untuk
tanaman melon adalah 12,25 ton.ha-1, pada
dosis tersebut akan menghasilkan buah melon
seberat 1,2 kg atau 2,4 kg/pohon atau 50,40
ton.ha-1.
Dosis pupuk kalium yang optimal adalah
Gambar 2. Kurva respon hubungan antara dosis 150 kg K2O, pada dosis tersebut akan
pupuk kalium dengan berat buah segar menghasilkan buah melon segar seberat 1,3 kg
melon. atau 2,60 kg/pohon atau 54,60 ton.ha-1.
Hasil analisi regresi pengaruh pemberian Saran. Berdasarkan data hasil penelitian
berbagai dosis pupuk kalium terhadap berat yang diperoleh, maka disarankan: Untuk
buah segar adalah bersifat kuadratik (Gambar memperoleh hasil yang optimal dalam
2). Berdasarkan hasil analisis regresi tersebut, budidaya tanaman melon pada kondisi
diperoleh dosis pupuk kalium yang optimal agroekosistem yang mirip dengan kondisi
adalah 150 kg K2O, pada dosis itu akan lokasi penelitian, perlu dilakukan pemberian
menghasilkan buah melon segar seberat 1,3 bahan organik 12,25 ton.ha-1 dan kalium 150
kg/buah. Pada setiap pohon terdapat 2 buah kg K2O. Masih perlu dilakukan penelitian
melon, sehingga hasil buah pertanaman 2,60 lanjutan untuk mengetahui pengaruh residu
kg. Pada penelitian ini, jarak tanam yang bahan organik dan pupuk kalium.
digunakan adalah 60 cm x 50 cm dan jarak
antar petakan adalah 50 cm, dengan demikian UCAPAN TERIMA KASIH
maka populasi perhektar adalah 21.000 Penelitian ini dibiayai oleh Program
tanaman, sehingga produksi buah segar Pascasarjana Universitas Halu Oleo oleh
tanaman melon apabila diberi pupuk kalium harena karena itu kami haturkan terimakasih,
dengan dosis 150 kg K2O.ha-1 adalah 54,60 juga kepada Sumarni Husma kami sampaikan
ton.ha-1. Kekurangan kalium pada tanaman terima kasih atas bantuannya selama
menyebabkan banyak proses yang tidak pelaksanaan penelitian ini.
berjalan dengan baik misalnya akumulasi
karbohidrat terhambat, menurunya kadar pati DAFTAR PUSTAKA
dan akumulasi senyawa N dalam tanaman dan
kegiatan enzim terhambat. Apabila kegiatan Adiningsih, S.J., 2000. Peranan Bahan Organik
Tanah Dalam Sistem Usaha Tani Konservasi.
enzim terhambat maka terjadi penimbunan
Materi Pelatihan Revitalisasi Keterpaduan
senyawa tertentu misalnya enzim katalase Usaha Ternak dan Sistem Usaha Tani.
yang mengubah glukosa menjadi pati, Bogor.
76 SAFUAN DAN BAHRUN J. AGROTEKNOS

Asie, 2008. Pengembangan Tanaman Melon di Pietraszewska, T.M. 2001 Effec of Aluminium
Lahan Gambut dengan Budidaya Inovatif. on Plant Grwth and Metabolism. Acta
http//www.google.com. Biochim Olonica. 48 (3) : 637-686.
Bel dan A.A. Rahmania, 2001. Telaah Faktor Roesmarkam dan N.W. Yuwono, 2002. Ilmu
Pembatas Kacang Tanah. Penelitian Kesuburan Tanah. Kanisius. Yogyakarta.
Palawija. http://docs.google.com. Saido, H., 2008. Pengaruh Berbagai Jenis Pupuk
Benjamin, L., 2000. Dasar Fisiologi Tumbuhan. Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Melon
PT. Raja Grafindo. di Kelurahan Andounohu Kecamatan Poasia.
Decoteau, D.R., 2000. Vegetable Crop Prentice Universitas Haluoleo. Kendari.
Hall Upper Saddille River N3 07458. Setiadi dan Parimin, 2006. Bertanam Melon.
Fernandes, A.L.T., Rodrigues, G.P., Testezla, R., Penebar Swadaya. Cimanggis.
2003. Mineral and Organomineral SOPIB, 2009. Sulfat of Potach and Melon
Fertigetion in Relation to Quality og Green Production. Group Fertilizer.
Housecultifated Melon. Scientia Agricola, V. http://www.Tessenderlogroup.com.
60. nl. Fertilizers@tesenderlo.com.
Hardjowigeno, 2003. Dasar-Dasar Ilmu Tanah. Sutedjo, M.M., 1999. Pupuk dan Cara
Akademi Presindo. Jakarta. Pemupukan Tanaman Pertanian. Pustaka
Novizan, 2002. Petunjuk Pemupukan yang Buana. Bandung.
Efektif. Agro Media Pustaka Buana. Jakarta. Thamrin, 2000. Perbaikan Beberapa Sifat Fisik
Prajananta, 2003. Melon. Penebar Swadaya. Tanah dengan Pemberian Pupuk Organik
Jakarta. dan Pengaruhnya Terhadap Produksi Padi
Gogo. http:// www . google.Com.

You might also like