You are on page 1of 76
® PRESIDEN REPUBLIN INDONES.A PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN-KESEHATAN KERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanaken xetentuan Pasal 87 ayat (2) Undang-Undang Nomer 13 Tahun 2008 tcntang Kevenagakerjaan, perlu- menetapkan —_Peraruran Pemerintah centang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja; Mengingat : 1, Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2003 tentang Xetenagakerjaan {lembaran Negara Republik Indonesia ‘Tahun 2003 Nomor 39, Tambuhan ‘Lembaran Negara Repubiik Indonesia Nomor 4279); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselarmatan Kerja (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1970 Nomor 1, Tambahan Lembarsn Negara Republik Indonesia Nomor 2818}; MEMUTUSKAN: ‘Menetapkan PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA. BAB I... PRESIDEN LIBLIK INDONESIA BABI KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimukeud dengan: 1. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disingkat SMK3 adalah bagian cari sistem manajemen perusahaan secara kescluruhan dalam rangka pengendalien risiko yang berzaitan dengan kegiatan Xerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Keselamatan dan Keschatan Kerja yang sclanjutnga disingkat K3 adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi keselamatan dan Kesehatan venaga kerja melalui upaya pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. 3. Tenaga Kerja adalah seliap orang yang inampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang dan/atau jasa baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. 4. Pekerja/Buruh adalah setiap orang yang bekerfa dengan menerima upah atau imbalan dalam boruai lain. 5. Perusahaan adalah: @. setiap bentuk usaha yang berbadan hukum atau tidak, milk orang = perseorangan, mili perselutuan, atau milik badan hukum, baik milile swasta maupun millk~—negars yang mempekerjakan — pekerja/buruh dengan snombayar upah atau imbalan dalam bentuk lain; b. usaha-usaha PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA “3. b, usaha-usaha sosial dan ussha-usaha lain) yang mempunyai pengurus dan mempekerjakan orang Jain dengan membayar upah atau imbalar. dalam bentuk Jain, Pengusuha adalah: 4. ofang perscorangan, persekutuan, atau badan fukum yang menjalankan suatu porusahean milik sendir(, b, orang perscorangan, persekutuan, atau badan fukkum yang secara berdiri sendiri menjalankan perusshaan bukan milikeya; ©. orang perseorangan, persckutuan, atau bedan bukum yang berada di Indonesia mewakili Perusahaan sebagaimana dimakeud dalam huruf a dan huruf b yang berkedudukan di war wilayah Indonesia, Audit SMK3 adulzh pemerikeaan secara sistematis lan independen terhadap pemenuhan kriteria yung telah ditetapkan untuk menguicur statu basil ‘Keglatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam penerapan SMX di perusuhaan, Menteri adalah Menteri yang menyciengyarakan urusan pemerintahan di bidang ketenagakerjaan Pasal 2 Penerapan SMKS berbujuan untuk meningkatkan efektifitay pe-lindungan keselematan dan Kesehatan kerja yuig teroncana, tenukur, terstruktur, dan terintegrasi; Bb. mencegsh 43 PRES:CEN REPUBLIK INDONESIA oe Pasal § (1) Setiap perusahaan wajib menerapkan SMK3_ di perusahaannya, (2) Kewajiban sebagaimana cimaksud pada ayat (Ij herlaku bagi perusahaan: a. mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang; atau bs. mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi, (3) Ketentuan mengenai tingkat potensi bahaya Engi sebagaimang dimaksud pada ayat (2) huruf b eesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. (4) Pengusaha dalam = menerapkan SMK3_—wujib berpedoman pada Pereturan Pemerintah ini dan ketentuan peraturan perundang-andangan seria dapat memperhakan konvensi atau stander internasional. Pagal 6 () SMK3 srbagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayt (1) mneliputir penetapan kebijakan K3; perencanaan K3; pelaksanaan rencana K3; Pemantatzan dan evaluasi kinesje K3; dan Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3. Shor s (@) Penerapan SMK3 scbageimana dimaksud pada ayat (1) tertuang dalam pedoman yang tercantum dalam Llampiran I sebagai bagian yang tidak ‘terpisahkan dari Peraturen Pemerintah ini Bagian Kedua PRESIDEN REPLELIR INDONESIA 4 b, mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau —serikat pekerja/seriket buruh; serta menciptakan tempat kerja yang aman, nyamen, dan cfisien untuk menderong produktivitas. Pasal 3 (0) Fenerapan SMK@ dilakakan berdasarkan kebijalan, uasional tentang SMK3. (4) Kebijakan nasional tentang SMK3 sebagaimana maksed pada ayat {1} tertuang dalam Lampiran 1, Lumpiran I, dan Lampiran II sebagai baglan yang uwlake terpisahikan dari Peraruran Pemerintah ini, BABIL SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA Bagian Kesatu Veum Pasal 4 Vs Kebijakan nasignal ceniig SMK3 sebagaimane maksud dalam Pasai 3, scbagai pedoman cTusehaan dalam menerapi:.in. SMK3. lustiansi pembina skis) usaha— dapar mengembangkan pedomu —penerapan = SMK3 febagsimana dimaksud pada ayat (1) sesuai dengan Kebutuhan berdasarkan ketentuan —_peraturan perundang-undangan. Pasal § PRESIDEN REPUBLIK INDGNESIA -6- Bagian Kedua Penetapan Kebijakan K3 Pasal 7 (1) Penevapan kebijakan K3 sebagaimana dimakeud dalam Pasal 6 ayat (1) huruf a dilaksanaken oieh pengusefa @] Dalam menyusun Xebijaken sebagaimana dimaksud pada ayat (1), penguesha paling sedikit harus: @ melakukan tinjauan awal kondisi K3 yang melipud: 1, identifikasi potens! bahaya, peniisisn dan peagendalian risiko; 2. perbandingsn penerapan 3 dengan perusahaan dan sektor lain yang lebih buil; 3. peninjauan sebab akibat lejadian yang membahayakan; 4. Kompensasi dan gangguan serta_shasil penilaian sebelumnya yang berkaitan dengan keselamatan; dan 5. penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan. b. memperhatikan peningkatan kinerja mangjemen K@ secara terus-mencrus; dan © memperhatikan masukan deri pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serileat buruh, (3) Kebijakan KS sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit memust: a. visi b. tujuan perusahaan; & komiunen PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA “7 ©. kamitmen dan tekad melaksanakan kebijalan; dan d. Kerangka dan program kerja yang mencakup Kegiatan. pertisahaan secara menyeluruh yang bersifax umum dan/a‘au operasional, Posal 8 Pengusaha harus menysbarluaslsan kebijaken K3_ yang telah ditetapkan kepada seluruh pekerja/buruh, orang Jain selain pekerja/buruh yang berada di perusakaan, dan pihalk lain yang terkait, . () a 8) Bagian Keriga Pereneanaan K3 Pagal 9 Perencenaan sebagaimana dimaksud dalean Pasal 6 ayat (1) huruf b dilalruxan untuk menghasillan rencana K3. Rencana K3 disusun dan ditetapkan oleh pongus. dengan mengacu pada kebijakan K3 yang telah ditetapkan sebegaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (1) Dalam menyusun rencana KS sebagaimana dimakeud Pada ayat (2) penguiaha harus mempertimbangkea: a. hagil penelaahan awal; 1b. identifikasi potensi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko; © peraturan perundang-undangan dan persyaretan lainnya; dan d. sumber . . PRESIDEN REPUBLIR INDONESIA -8- 4. sumber daya yang dimiliki_ (4) Penguseha dalam menyusun rerncana = K3- sebagaimana dimakeud pada ayat (2) harus melibatkan Abli K3, Panitia Pembina K3, wakil pekerja/buruh, dan pihak jain yang terkait di Perusahaan. (6) Rencana K3 paling sodikcic memuat: tujuan dan sasaran; skala prioritas; Upaya pengendalian bahaya; FP as penetapan sumber daya; Jangéa wakm polaksanaan} : 1. indikator pencapaian; dan 8. sistem pertanggungjawaban, Bagian Keempat Pelaksanaan Rencana K3 Pasal 10 {1) Pelaksanaan rencana K3 cilakukan olch pengusaha Uerdasarkan rencana K3 sebagaimana dimakeud slalam Pasal 6 ayat (1) hurufc dan Pasal 9. (2) Pengusaha dalam melaksanakan rencana KS : didulnung oleh sumber daya menusia di bidang K3, prasarana, dan sarana, (3) Sumber daya manusia sebagaimana dimaksud pada ‘ayat (2) harus memiliki: . a kompetensi kerja yang dibuldikan dengan Sertifikat; dan », Kewenangan PRESIDEN REPLBLIK: INDONESIA 29H b, kewenangan di bidang K3 yang dibuleilean dengan surat izin kerja/operasi dan/atau surat penunjukkan dari instans: yang berwenang (4) Prasarana dan sarana sebagaimana dimaksud pada ayat (2) pating sedikit terdiri dari: 4. organisasi/unit yang bertanggung jawab (i bidang Ks; b, anggaran yang memadai; ©. prosedur operasi/kerja, informasi, dan yelaporan serta pendokumentasian; dan 4. instruksi kerja. Pasal 12 (2) Pengusaha dalam melaksanakan rencana K3 hans melakukan kegiaten dalam pemenuhan persyaratan 3. (2) Kegiutan sebagaimana dimaksud pada ayar (1) yeling sedikie meliputi @, tindakan pengendatian; b. perancangan (clesign) dan rekayasa; €. prosedur dan instrulesi kerja; ol. penyerahen sebagian pelakeanaan pekerjazn; perbelian/pengadaan barang dan jasas produk akhir; 2 Upaya menghadapi keadaan daruzat xecelakean dan bencana industri; dan Il. Yencana dan pemullhan keadaan dararat. {s Regiatan — sebayaimana dimaksud pada ayat (2) huruf a sampai dengan huruf {, dilaksanakan berdasarken identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendelian risike 4) Kegiatan . PRESIDEN REPUBLIC INDONES:A, -10- {#) Keglatan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) huruf g dan buruf h dilaksanakan berdasarkan potensi bahaya, investigasi, dan analisa kecelakuan. Pasal 12 (1) Pengusaha © dalam = melaksanakan —kegiatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 haruc: & shenunjuk sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi kerja dan kewenangan di bidang K3; b, melibatkan seluruh pekerja/burub; ©, membuat petunjuk K3 yang harus dipatuhi oieh seluruh peKerja/buruh, orang lain selain pekerja/buruh yang berada di perusahazn, dan pihak lain yang terkait; 4. membuat prosedur informasi; ¢. membuat prosedur pelaporan; dan f mendokumentastkan seluruh kegiatan. @) Pelaksanuan kegiatan sebagaimana dimekwud pada ayat (1) harus diintegrasiken dengan xegiztan manajemen perusshaan. Pasa? 13 (i Hrosedur informasi sebagaimana dimaksud dalam hasal 12 ayat (1) huruf d harus memberikan jarninan huthwa informasi K3 dikorunixasikan kepada semuz hak dalam perusahaan dan pihak terkait di luar Perusahaan. (2) Prosedur pelaporan scbagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) hurufe tendiri atas pelaporan: a. terjadinya .. ; * PRESIDEN REBUBLIK INDONESIA aye % tetjadinya keoslakaan di tompat kerja; ‘, Ketidakssruaion terhadap perazuran perundang- undangan dan/atau standas; & Kinerja K3; 4, identifikasi sumber bahaya; dan ® yang diwajibkan berdaserkan —ketentuan. peraturan perundang-undangan, (9) Pendokumentasian scbageimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (1) huruf f paling sedikit dilairukan terhadap: : @. peraturan porundang-undangan di bidang K9 den stander di bideng K3; , indikator kincrja X3; , izin kerja; : 4. hasll identifikes), penilaian, dan pengencalian Fisikg; ¢. keglatan pelatihen X3; f. kegiatan inspeksi, katibrasi dan pemeliharaan; catetan pemantauan deta; A hasil pengkajian kecstelean di tempat kerja dan tindals lanjut; 4 identifikasi produle termasule omposisinya; 4, informasi mengenal pemasok dan kontraktor; dan . K, qudit dan peninjazan lang SMK3. Bagian Kelima Pemantauan dan Evaluasi Kineria KS Pasal 14 (1) Pengusaha wajib meisinikan . pemantauan dan . evaluasi kinerja KS, (2) Pemantauan... kipeatrinentnaeisinis nesicntuci etn wie ans iia shee NbN ROSA Ae A nt aA ie ai se * PRESIDEN | REPUBLIK INDONESIA -12- @) Pemanteuan dan evaluasi Hinerja K3. sedagaimana dimeksud pada oynt (1) melalui pemeriksaan, pengujian, pengukuran, dan audit internel SMKS dilakukan oleh sumber daya manusia yang kompeten. (G) Datars hal perusahaan tdak memiliki sumbor daya untuk melakukan pemantauan den evaluani kinerje KS sebagaimena dimakeud pada syat (2) dapat monggunakan jasa pihals lain. (4) Hasil pemantauan dan evaluasi kineja 3 sebogaimana dimekeud pada ayat (2) cilaporkan kepada pengusahe, (6) Heell pemantauan dan evaluasl kinerja X3 sebagaimana dimakeud peda ayat (2) digunaken ‘untuk meleinukan tindaken perbaikan, (6) Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja K3 eebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilakukan scsual dengan xetentuan peraturan perundang- undangan dan/ateu standar, Bogian Keenam Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3 Pasa! 15 (1) Untuk menjamin uesesuaian dan efektifitas penerapan SMK3, pengusaha wajib melakukan peninjauan. (@) Peninjauan sebagaimena dimakeud pada ayat (1) Gilakukan terhadap —kabijakan, —_perencanaan, ‘pelaksenasn, pemantauan, dan eveluasi, (@) Has... x PRESIDEN REPUBLIK INDGNESIA age (G) Basil peninjauan sebageimena dimakeud pada ayat (2) digumaken untuk melakukan perbaiken dan poningkatan kinezja, 44) Perbelkan dan peningkatan Idnerja sebagaimana @imaksud pade ayat (3) dapet dilaksanakan dalam | hal: | B. tevjadi perubahan peraturan —_perundang- undangan; . . adanya ‘tuntuten dari pihak yang terkait dan | Pasar; ¢, adanya perubahan produk dan ‘eogiatan perusahasn; @. terjadi perubshan = struktur —organisasi perusshaan; ©. adanya perkembangan im pengetahuan dan telnologi, termasulc opidemiologi; i adanya hasil kajian keoelakaan di tempat kerja; & adanya pelaporan; dan/atau h, edanya masvkan deri pekerja/buruh, BABI PENILAJAN SMK3 Pasal 16, 5 () Penilaizn pensrapan SME3 dilakukan oleh lembaga audit independen yang difunjuk oleh Menteri atas permohonan peruschaan. (2) Untuk perueahaan yang merilii potensi bahaya ™ tinggi wajib melalcukan penilaian pencrapan SMK3 Sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- - undangan. {8) Penilaian . 1 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA -14e @) Penlaian sebegaimane dimeksnd pada eyat (1) dilelcukan melalui Audit SMK3 yang meliputi: &. pembengunan dan terjaminnya pelaksanaan Komitmen, >. pembuatan dan pendolrumentasian reneana K3; €. pengendalian perancengan dan peninjauan keontrak; 4. pengendalian dokumen; ©. pembelian dan pengendalian produ; £ Keamanan bekerja berdasarkan SMKS, “ § standas pemantauan; 1, pelaporan dan perbailan keloarangan; 2 , 1, pengelolaan material dan perpindahannya; i. pengumpulan dan penggunaan data; # k. pemerikeaan SMK3; dan 1. pengembangan keterampilan dan kemarpuan. {4) Penilaian penerapan SMK3_sebagaimana dimaksud pada ayat (8) tertuang dalam pedoman yang tercentum dalam Lampiran U sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Pemerintah ini, Pasal 17 (2) Had audit sebagsimana dimeksud dalam Pasal 16 dilaporken kepada Menteri dengan tembusan 2 dlsampaikan kepada menteri pembina sektor usaha, gubernur, dan bupatl/wellxota erbagal bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan SMK3. (2) Bennuk laperan hasil audit sebagaimana dimalsud Pada ayet “(1) tertuang dalam pedomen yang : tercantum dalam Lampiran HI ecbegai begien yang tidak terpisahlan deri Peraturan Pemerintah ini. BAB IV... oe trtitasat muesli Sonmt WAS RA Met SaDaLbE 2H stb scoebitebenta ise te eet ; x PRESIDEN REBUBLIK INDONESIA -18- BAB IV PENGAWASAN Pasal 18 (2) Pengawasan SMK3 dilakukan oleh pengawas Ketenagakerjaan © pusat, —provinsi— dan/atau kabupeten/kota seeuai dengan kewenangannya. {2) Pengawasen sebagaimana dimakeud pada ayat (1) ametipati: & pembangunan dan terjaminnya pelakeanuan Komitmen; +b. organisasi; ©. gumber daya mamusia; . a. pélakeanaan peraturan perundang-undangan bidang K3; e, keamanan bekerja; pemerikeasn, pengujian dan penguluran Penerapan'SMK3; & ‘pengendalian Keadaan dararat dan bahaya industri; h. pelaporan dan perbaiken kekurangan; dan i eindak lenjut audit. Pasa! 19 () Inetansi perabina sektor usaha dapat melakukan engswasan SMKS terhadap pelaksanaan poncrepan ‘SMK3 yang dikernbangkan eesuai dengan xetentuan peracuran perundang-undangan, I (2) Pelaksanaan ... Bin cecatnasetn ce ssba din ointment instant * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, -16- (@) Pélakeanaan pengawasan sobageimana dimaleud pada eyat (1) dilekukan secara terkoordinasi dengan pengewas ketenagakerjaan sesvai dengan ketentuan eraturan perandang-undangan. Pasa] 20 Hasil pengawasan sebagalmana dimaksud dalam Pagal 18 dan Pasal 19 digunakan sebagai dasar dalam anelelcuken pembinasn. BABY KETENTUAN PERALIHAN Pagal 21 Pada saat Persturan Pemsrintah ini mulai berialnu, Perusehaan yang telah menerapkan SMK3, wajib menyesuaikan dengan ketentuan Peraturan Pemerintah ini paling lama 1 (satu) tahun. BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pagal 22 Perararan Pemerintah mulei berlelu pada tanggal diundengkan. ‘Agar. tne ie asc HS nc bAbSBine st Nasr sine AL LM i iOreMuis PRESIDEN, REPUBLIK INDONESIA aT. Ager sctiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengandanga: Peraturan Pemerintah ini dengan } penempatannya dalam Lemberan Negara Republik Indonesia, : Ditetapkan di Jakarta j pada tanggel 12 April 2012 i PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, i 2 ted, DR, H. SUSILO BAMBANG YUDHOYONO Diundangkan di Jakarta . pada tanggal 12 April 2012 MENTERI HUKUM DAN HAK ASAST MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, tid. AMIR SYAMBUDIN LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 2012 NOMOR 100 Salinan sesuai dengan aslinye =. KEMENTERIAN SEXRETARIAT NEGARA RI Asisten Deputi Perundang-undangen Bidang Politik dan Keeejehteraan Rakyat; Wisnu Sedawan “ * PRESIDEN REPUSLIK INDONESIA PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 2012 TENTANG PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA 1 UMUM Glcbalisasi perdagangan seat ini memberikan dampak persaingan sangat ketat dalam segula espek khususnya ketenegekerjarn yang selah eatunya mempersyaratken adanya perlindungan atas keselamatan dan Resehatan ceria, i i, ‘Untuk meningkatkan efeltifites perlindungan keselamatan dan i Keschatan kerja, tidak terlepas dari upays pelaksanaan keselamatan dan Keschatan kerja yang termncana, terulcur, terstruktur, dan terintegrasi melahii $MKS guna menjamin terciptenya suatu sistem keselamatan dan keschaten ‘cerja di tempat kerja dengan mclibatkan unsur manajcmen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerje/serikat buruh dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan werja dan penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang nyaman, efisien dan produktif. Ponerapen Kesclamatan dan kesehatan kerja melalui SMKS telah berkembang di berbagai negara balk melalui pedoman maupun standar. ‘Untuk memberiken ‘eseragaman bagi actiap perusahean dalam sencrapkan SMKS schinggs porlindungan kesclamatan dan keschatan Kerja bagi tenage kerja, peningkatan efisiensi, dan . produktifites Perusahaan dapat terwujud maka perlu ditetopkan Peraturan Pemerintah yang mengatur penerapan SMS, Peraturan... iin nc stein aft t ink hte ms hunter de ee 7 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ap Peraturan Pemerintah ini memust: a, ketentuan umum; | b. sistem Manajemen Keselamaten dan Kesehatan Kerja; penilaian. SMK3; pongawasen; ketentuan Peralthan; dan ketentuan Penutap. eS me I, PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Cukup jeles. Pagal 2 Cukup jelas. Pagal 3 i Culeup iets. , Posul 4 Ayat (1) Suk elas, Ayal (2) Yang dimaksud dengan ketentuan peraturan perundang- Undsivan entara Jain ketentuan peraturan perundang- Undangna oi bidang keachatan, numyak dan gas bumi, ataw pertwiniangan, Pasal 5 - Ayat (1) Culup jelas. Ayat (3)... envicksninmeinendisar a ouecnna ius iact RIN - ts PRESIDEN REPUBLIn INDONESIA “8. Ayat Q) Berea, Culcup jeles, Hurafb Yang dimakeud dengen “tingkat potensi bahaya tinggi” adalah perusahaan yang memillild potemi bahaya yang dapat mengakibatzan Kecelakaan yang merugiian jiwa manusia, terganggunys proses produkei den pencemaran linglungan kerja. . Ayat (3) : Culzup jelas. Ayat (4) Cukup jeles. Pasalé ‘Culup jelas. Pasal 7 Culp jelas, Pasal 8 Penyebartussan kebijekan keaclamaten dan keschatan kerja dapat dilalcuxan melalui media antara lain papan peagumuman, brosur, verbal dalam briefing/apcl, dan/atau media elektronik lainnya. Yang dimaksud dengen pihak isin antara lain subleontraktor, penyewa, tamu, pelanggan, pemaaolc, Pasal 9 Ayat (1) Cukup jelas. Ayat (2) ‘Cukup jelas, Ayat (3). arin ta ain Ayat (3) * PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA ay Hurufa. ‘Yang dimakeud dengan “peneleahan awal" adalah ‘epiatan yang dilakcukar, pengusaha untuk mengetahui posisi/kondisi/singxat pelaksanaan keselamatan dan Kesehatan kerja di perusahaan terhadap penerapan, Poraturen perundang-undengan kesclamatan dan Keschatan kerja. Kegiatan tersebut juga mencakup evaluas! terhadap kebijekan keselamatan dan ckesehatan kerja yang ada, partisipasi pekerja/buruh. danjatau serikat pckerja/soriket buruh, tanggung jawab pimpinan unit kerja, analisa dan stats Kectlakaan, dan penyakit akibat Kerja, serta upaya- ‘upaya pengendalian yang sudah dilakukan. Hurufb Identifikasi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko dilakuken terhadap mesin-mesin, pesawat-pesawat, alat kerja, peralatan lainnya, bahan-bahan, lingkingan kerja, sifat pekerjaan, cara kerja, proses produkei, dan sebagainya, Huraf ¢ Yong dimaksud "persyaratan Jainnya” adalah standar, pedoman, daa pereturan perusahaen, Huruf a Yung dimakeud dengan ‘sumber daya” adalah pervonil yung merniliki kuatifikasi den kompetens! keselamatan ou Kesehatan kerja, sarana keselamatan dan Jssuhaten kerja, alat pelindung disi, alat pengaman, uu angazran yang dialokasikan untuk program keuclamatan dan xesehatan kerja. Ayat @) ... - Ss PRESIDEN RERUBLIK INDONESIA 2B Ayat (4) Yang dimaksud dengan pihak lain yang terkeit dl perusahaan antera Iein akuntan publi, kenoulten, penyedia jasa, dan penyewe, Ayat () Culeap jelac, Pasa! 10 : ayat (1) Culp jelas. Ayat (2) e Cukup jeles. Ayat (2) Hurufa ‘Yang dimeksud “kompetensi kerja" adelah kemampuan setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikep kerja yang sesuai dengan standar yeng ditetanken, Huraf Yeng dimakeud dengan instansi yang berwenang ‘antara lain kementerian keschatan, Ayat (4) Culeup jelas. Pagal 11 Ayat Cukup jelas, Buttes casinicncasieied Ayat (2) Ke PRESIOEN REPUBLIK INDONESIA -6- Hurufa, ‘Tindakan —pengendalian meliputl__pengendalian terhadap keglatan, produk barang den jasa yang dapat menimbulkan risike kecclakaan dan penyakit akibst kerja seisurung-kurangnya mencakup. pengendaltan terhadap bahen, peralatan, Lingkungan lerje, cara ‘Kexja, sifat pekerjaan, dan proses Kerja. Hurafb Perancengen (design) dan zekeyeea meliputi Pengembangan, verifikasi tinjauan uleng, validasi dan penyesualan berdasarkan identifikast sumber behaya, penilaian dan pengendalian risiko kecelakaan dan penyalit akibat kerja. Hurufc Penyusunan prosedur dan imatruksi = kerja mempethatikan syaral-syerat keselamatan dan keuchatan kerja dan ditinjau ulang apabila texjaci kecetakaan, perubahan porelatan, perubahan prosss don/ateu perubshan bahan baku sorta ditinjau ulang scoara berkala, Hurufd Dalam kontrak penyerahen sebagian pelakeanaan pekerjann, memuat jaminan kemampusn perusahaan penerims pekerjean dalam memenuhi persyeratan keaslamaten dan keschatan kerja. Aurafe Dalam pembellan/pengadaan barang dan jasa porlu moreperhatican ypesifikasi teknis dan aspek feaslamatan dan kesehatan kerja serta kelengkapan Jombar data keselametan bahan. Hurof f ... fess a * PRESIDEN. REPUBLIK INDONESIA 27 Buraf f Produk © akhir dilengkapi dengan’ petunjuk pengoperastan, spesifikasi teknis, Ismber data Keselamatan cahan, label dan/atan informasi | Koselamatan dan keschatan kerja lainnya. Huraf g Culcup jelas. Hurath Culcup jelas, Ayat (3) ‘Culkup jelas. & Ayat: (4) Yang dimakeud dengun “potensi baheya” adalah kondisl atau keaduan beik pada orang, peralatan, mesin, peaswat, instaleei, bahan, cara kerja, sifat Kerja, proses produksi dan Jingkungon yang berpotensi menimbulkan gangguan, Kerusakan, kerugian, kecelekaan, kebakaren, peledskan, pencemaran, dan penyakit akibat kerja. Yang dimakeud dengan ‘investigasi” adalah scrangkaian Kegiatan untuk mengumpulkan kelerangen/data atas Tangkiiun temvan kejadian gatgguen, kerusskan, keragian, Krocelukiia, kebakaran, peledaken, pencemaran, dan penyakit akdbus hevja. Munakgud dengen “analisa kecelakcan” adalah “iui Kegistan untuk mengadakan analisa dan ikan untuk mengetahui/membuxtiken kebenaran Kewlahan gebush fakta yang kemudian menyaiiken Aesimyslun atas kejadien kecclakaan, kebakaran, peledakan, peneemanen, dan penyakii akibat kerja yang merupalan ‘bmgian penting program pencegahan kecelakaan. Pasal 12... is PRESIOEN REPUBLIK INDONESIA =ge Pasal 12 Culup jelas. Pasal 13 Cukup jelas. Pasal 14 Culzup jelas. Pasal 15 Cukup jelas, Pasal 16 7 Ayat (ly ‘Cukup jelas. Ayat (2) Yang dimakeud dengan perusahaan yang memiliki potensi behaya tinggi antare lain perueshaan yang bergerak di bidang pertambangan, minyak dan gas bumi. Ayat (3) Cukup jeles. Ayes (4} Culkup jelas, Pasal 17 Culcup jelas, Pasal 18, (Culcup jelas. Pasal 19 Curup jeles, Felicioiacnesethitin sini mtn mein a

You might also like