Professional Documents
Culture Documents
Vivianne Annisa
Pasca Sarjana Farmasi Universitas Gadjah Mada, Sekip Utara, Sleman, Yogyakarta, 55821
Email: vivianeannisa@mail.ugm.ac.id
Abstract
Article Info: Oral drug delivery has limitations related to incomplete absorption into the
Received: 11 April 2020
gastrointestinal tract. Incomplete absorption can affect the achievement of therapeutic
Accepted: 21 September 2020
DOI: 10.33772/pharmauho.v7 doses. This is built by the stomach due to the Gastro Residence Time (GRT) factor.
i1.11693 Increased absorption of drugs in the stomach requires a drug delivery system that can
prolong GRT. One drug delivery that can prolong GRT is the Gastroretentive Drug
Delivery System (GRDDS). The development of GRDDS has many advantages, such
as increasing the bioavailability of the drug, increasing the solubility of less soluble drugs at high pH, controlling the
therapeutic rate thereby reducing the incidence of fluctuations, and can extend the half-life thus reducing drug delivery.
The factors that can affect the formulation of GRDDS are pharmaceutical, physiological, and patient conditions. There
are several systems in the GRDDS formulation, such as floating, bioadhesive, high density, superporous, expandable,
raft forming, and magnetic systems. The floating system can be made in 2 ways, include effervescent and non-
effervescent. There have been many dosage forms with the GRDDS system that have been produced on an industrial
scale so that they can be found on the market
Abstrak
Penghantaran obat oral memiliki keterbatasan terkait dengan absorpsi pada saluran pencernaan yang tidak sempurna.
Absorpsi yang tidak sempurna dapat memengaruhi tercapainya dosis terapi. Hal ini dipengaruhi oleh lambung karena
adanya faktor Gastro Residence Time (GRT). Peningkatan absorpsi obat pada lambung memerlukan sistem
penghantaran obat yang dapat memperlama GRT. Salah satu penghantaran obat yang dapat memperlama GRT adalah
Gastroretentive Drug Delivery System (GRDDS). Pengembangan GRDDS memiliki banyak keuntungan, seperti
meningkatkan bioavailabilitas obat, meningkatkan kelarutan obat yang kurang larut dalam pH tinggi, dapat mengontrol
level terapi sehingga mengurangi terjadinya fluktuasi, serta dapat memperpanjang waktu paruh sehingga frekuensi
pemberian obat dapat dikurangi. Faktor yang dapat memengaruhi formulasi GRDDS adalah faktor farmasetika,
fisiologis, dan kondisi pasien. Terdapat beberapa sistem dalam formulasi GRDDS, seperti sistem floating, bioadesif,
densitas tinggi, superporos, expandable, raft forming, dan magnetik. Sistem floating dapat melalui 2 mekanisme
pembuatan, yakni secara effervescent dan non-effervescent. Telah banyak bentuk sediaan dengan sistem GRDDS yang
diproduksi dalam skala industri sehingga dapat ditemukan di pasaran
1. Pendahuluan
Rute penghantaran obat oral merupakan rute yang adanya sistem penghantaran obat yang dapat
paling banyak disukai karena mudah untuk digunakan. memperpanjang waktu kontak dengan lambung, yakni
Absorpsi obat oral sebagian besar terjadi di lambung dan di Gastroretentive Drug Delivery System (GRDDS) [1] [2].
usus. Absorpsi yang tidak sempurna di lambung Telah banyak penelitian tentang formulasi GRDDS, antara
disebabkan oleh faktor Gastro Residence Time (GRT). lain formulasi Nifedipin dan Nilotinib untuk meningkatkan
Adanya waktu pengosongan lambung menyebabkan obat bioavailabilitas [3], antibiotik untuk meningkatkan
tidak dapat berada lama di dalam lambung sehingga perlu efektivitas obat terhadap pengobatan H.pylori [1],
meningkatkan GRT. Semakin lama obat berada di dalam ofloksasin sebagai sistem penghantara obat perilisan
lambung maka absorpsi obat semakin banyak sehingga tertunda [4], meningkatkan kelarutan obat verapamil,
bioavailabilitas obat juga meningkat. Maka dari itu, perlu furosemide, propranolol, dan lain-lain [2].
1
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan 2021, 7(1); 1-4 Annisa
Sistem penghantaran GRDDS merupakan GRDDS. Densitas sediaan obat harus lebih rendah daripada
penghantaran obat tertunda (sustained) yang dapat densitas cairan lambung (<1,004 g/ml). Sistem ini
menahan obat agar berada di dalam lambung dalam waktu menyebabkan obat dapat mengapung sehingga dapat
yang lebih lama [5][6]. Keuntungan dari GRDDS antara berada di dalam cairan lambung lebih lama [11]. Obat yang
lain dapat meningkatkan bioavailabilitas, meningkatkan berada dalam cairan lambung akan diriliskan secara
kelarutan obat yang kurang larut dalam pH tinggi, dapat terkontrol pada kecepatan tertentu sehingga dapat
mengontrol level terapi sehingga mengurangi terjadinya memperlama GRT serta menurunkan fluktuasi obat pada
fluktuasi, dapat memperpanjang waktu paruh sehingga konsentrasi plasma. Setelah obat rilis, residu dikosongkan
frekuensi pemberian obat dapat dikurangi, dll [7]. Namun, dari lambung. Sistem floating tidak menimbulkan efek
sistem ini tidak cocok digunakan untuk obat yang samping saluran gastroinstestinal [7]. Sistem ini dapat
menyebabkan iritasi pada lambung, tidak stabil dalam pH diklasifikasikan menjadi 2 mekanisme, yaitu sistem
lambung atau mengalami signifikan first-pass effect [2]. effervescent dan non-effervescent.
Terdapat beberapa sistem dalam formulasi GRDDS, yakni
3.1.1 Effervescent
floating, bioadesif, densitas tinggi, superporos, expandable,
raft forming, dan magnetik. Sistem effervescent menggunakan agen gas yang
berasal dari produksi CO2 atau volatisasi pelarut organik.
2. Faktor yang Mempengaruhi GRDDS Peningkatan volume yang lebih besar dibandingkan dengan
peningkatan massa menyebabkan densitas sistem menurun
2.1 Faktor Farmasetika sehingga sistem mulai mengapung di cairan lambung.
Dalam formulasi GRDDS penting untuk mengetahui Kecepatan perilisan obat dan durasi floating tergantung dari
material yang digunakan seperti bahan eksipien dan polimer dan tambahan eksipien lainnya [6][7].
polimer. Karakteristik polimer sangat memengaruhi 3.1.1.1 Gas Generating
keberhasilan formulasi GRDDS, seperti berat molekul,
viskositas, dan fisika-kimia. Bentuk dan ukuran sediaan Sistem gas generating tediri dari dua layer, yakni layer
juga penting. Sediaan obat dalam ukuran yang lebih besar bagian dalam berupa layer effervescent yang mengandung
dari diameter spincer pyloric akan menghalangi obat untuk agen gas seperti sodium bikarbonat, asam sitrat atau asam
melewati antrum pyloric dari lambung sehingga dapat tartarat, dan layer bagian luar berupa layer membran
memperlama GRT. Densitas sediaan obat juga harus polimer hidrofilik. Mekanisme utama sistem ini adalah
diperhatikan jika menggunakan sistem floating dan dihasilkan gas CO2 dari reaksi effervescent dengan cairan
densitas tinggi. Densitas obat pada sistem floating harus lambung [11].
lebih rendah agar sistem dapat mengapung di cairan Sistem gas generating dapat dikategorikan menjadi
lambung sedangkan densitas obat pada sistem densitas empat, yaitu single layer, bilayer, multiple layer dan
tinggi harus lebih tinggi agar sistem dapat terdorong ke pertukaran ion resin. Single layer berupa agen gas
bawah bagian lambung atau tenggelam [11]. generating dan obat di dalam matriks tablet. Gas CO2 yang
dihasilkan dari reaksi effervescent kemudian terperangkap
2.2 Faktor Fisiologis dalam matriks hidrofilik yang menyebabkan sediaan obat
dapat mengapung. Bilayer terdiri dari layer immediate
Faktor ekstrinsik yang dapat memengaruhi GRT obat released (obat) dan sustained released (obat, polimer, dan
dalam lambung adalah makanan, kalori, frekuensi agen gas CO2). Peningkatan volume hidrasi dari polimer
pencernaan, postur, waktu tidur, dan aktivitas fisik. dan peningkatan permukaan area difusi obat dapat
Makanan dengan viskositas tinggi dapat meningkatkan meningkatkan GRT serta menurunkan kecepatan perilisan
GRT. Dalam kondisi puasa, jika dilakukan pemberian obat obat dari matriks karena adanya gas CO2 [2][8].
maka GRT sangat pendek sedangkan pada kondisi makan, Multiple layer terdiri dari pil sustained released yang
GRT akan lebih lama namun obat yang diberikan dikelilingi oleh double layer. Layer bagian dalam
absorpsinya jadi terganggu karena keberadaan makanan mengandung agen effervescent sedangkan layer bagian luar
[11]. mengandung layer membran polimer. Ketika sistem
terdisolusi pada temperatur tubuh, maka pil akan
2.3 Kondisi Pasien mengembang seperti balon sehingga dapat terapung.
Pertukaran ion resin terdiri dari kompleks obat dan resin
Faktor kondisi pasien yang dapat memengaruhi yang mengandung ion bikarbonat. Resin disalut oleh
GRDDS adalah jenis kelamin, umur, penyakit serta kondisi polimer hidrofobik. Ketika kontak dengan lambung maka
emosional. Wanita memiliki waktu pengosongan lambung terjadi pertukaran ion klorida dengan ion bikarbonat dan
dan sekresi asam lambung yang lebih rendah dibandingkan ion obat. Gas CO2 yang dihasilkan kemudian terperangkap
laki-laki. Pasien yang lebih tua memiliki GRT lebih di dalam polimer sehingga sistem dapat terapung [2][8].
panjang dibandingkan pasien yang lebih muda [11].
3.1.1.2 Volatile Liquid Containing
3. Pendekatan Sistem GRDDS Terdapat dua ruang di dalam sistem ini, yaitu ruang
3.1 Sistem Floating yang berisi obat dan ruang yang berisi sistem volatil.
Volatilisasi terjadi ketika cairan volatil dari pelarut organik
Floating atau densitas rendah merupakan sistem yang seperti eter dan siklopentana dimasukkan ke dalam ruang
paling banyak digunakan dalam pembuatan sediaan
2
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan 2021, 7(1); 1-4 Annisa
inflatable kemudian pada temperatur tubuh akan terjadi terdorong sampai ke bagian bawah lambung. Cara
penguapan atau terbentuknya wujud gas yang diikuti formulasi sistem densitas tinggi adalah menyalut obat pada
dengan membesarnya ruang sistem di dalam lambung [4]. inti keras atau mencampurkan dengan material inert yang
Sistem volatil dapat diklasifikasikan menjadi 3, yaitu berat seperti bubuk besi, zink oksida, titanium oksida, dll.
intragastric floating, inflatable, dan intragastric osmotic. Sistem ini sulit diproduksi dalam skala besar karena tidak
Sistem intragastric floating dibuat dengan cara dapat digabungkan dengan obat dalam jumlah besar
memasukkan obat yang terenkapsulasi di dalam disebabkan oleh keterbatasan teknis [4] [5].
kompartemen microporous ke dalam ruang floating
menggunakan vakum atau gas. Sistem inflatable dibuat 3.5 Sistem Superporos
dengan cara mengisi ruang inflatable dengan obat dan
polimer yang dienkapsulasi dalam kapsul gelatin. Setelah Sistem superporos mengandung polimer hidrofilik
pemberian melalui oral, kapsul akan terlarut sehingga yang berikatan silang yang menyebabkan terjadi absorpsi
melepaskan obat bersama dengan ruang inflatable. Ruang jumlah air secara signifikan dalam waktu yang cepat.
inflatable otomatis meninggalkan obat dari dalam lambung Pengambilan air ke dalam sistem kering ini diperantarai
selanjutnya obat akan dilepaskan ke dalam cairan lambung oleh kapiler. Selain itu sistem dapat mengembang
[2]. Sistem intragastric osmotic memiliki 2 kompartemen, membentuk pori yang besar dan saling berhubungan hingga
yakni kompartemen obat dan kompartemen aktif osmosis. terbentuk struktur kanal terbuka. Proses swelling yang
Saat kontak dengan cairan lambung, kapsul inflatable akan sangat cepat dapat menahan waktu pengosongan lambung
terdisintegrasi dan meriliskan obat secara osmosis [8]. sehingga GRT lebih lama [4].
3
Pharmauho: Jurnal Farmasi, Sains, dan Kesehatan 2021, 7(1); 1-4 Annisa
© 2021 by the authors; This article is an open access article distributed under the terms and conditions of the
Creative Commons Attribution License (http://creativecommons.org/licenses/by/4.0/).