You are on page 1of 16
Pott Perkebunan 2005 213) 184199, Kinerja Mesin Pemecah Biji dan Pemisah Kulit Kakao Pascasangrai Tipe Pisau Putar Performance of Rotary Cutter Type Bresking Machine for Breaking and Deshelling Cocoa Roasted Beans Sukrisno Widyotomo®, Sri-Mulato” dan Edi Suharyanto? Konversi biji kakao menadi produk makanan dan minuman cokelat ‘merupakan salah satu alternati untuk meningkatkan nilai tambah bij Kakao dan ‘menekan tingkat ketergantungan domestk terhadap harga bij Kakao di pasaran dunia, Salah satu tahapan proses produksi makanan dan minuman cokelat yang sangat penting adalah pemecahan bji dan pemisahan kulit kakao pascasangria Kendala pengembangan industri makanan dan minuman cokelatskala kecil dan ‘menengah di antaranya adalah ticak tersedianya peralatan dan mesin yang cocok dan terjangkau oleh pengusaha kecil, balk secara teknologis maupun harga. Untuk itu Pusat Penelitian Kopi dan Kekao Indonesia telah merancang dan menguji coba sebuah mesin pemecah bij dan pemisah kulit kakao pasca sangraltipe pisau rotari. Unit pemecah diputar oleh sebuah motor listrik berdaya 1/2 HP, single ‘phase, 110/200 V dan memiliki pstaran poros 1440 rpm. Sistem penerusan daya dari tenaga penggerak ke unit peniecah menggunakan pulley dan sabuk karet V tunggal (Single V belt. Unit pemacah dilengkapi dengan kipas jenis sentrifugal dengan spesifikasi teknis laju aliran udara 85 m°/min, tekanan 780 Pa, daya 370 W dan tegangan 220 V yan diguriakan untuk menisahkan fraksi kuli (shel) dari komponen nib kakao. Hal uji coba merunjukkan bahwra kondisi operasional ‘optimum mesin diperoleh pada kapasitas kerja 268 kg/jam, dengan kecepatan putar pisau rotari 500 rpm dan kecepatan aliran udara 2,8 m/detik. Persentase hhasil pemecahan biji yang dipero eh dari corong 1 dan corong 2 masing-masing adalah 94,5% dan 5,5%. Distribusi hasil pemisahan fraksi nib dan serpihan kulit terikut keping bij dari corong 1 adalah kadar nib 92% dan kadar kulitterikut keping biji 8%, sedangkan dlstribusihasil pemisshan fraksi Kult dan keping terikut serphan kult dari corong 2 adalah kadar kulit 97% dan kadar keping terikut kulit 3%, Daya yang dibutubkan untuk menggerakan mesin tersebut pada kondisi operasional dengan keceratan putarpisaurotari 800 rpm dan kecepatan aliran udara 2,8 midetik sebesar 333 W. ‘Peet Ahi Feral: can Teena searcher Snir Resarohor ond Tecnica Put Fenaian Kop dan Kakeo Indonesia. PB Suman 99, seber 68118, dns 184 ‘nee msn emo: bl den pore Kut kb psc sana pe psu pute Summary Conversion of coca beans to chocolate product i, therefore, one of the ‘promising alternatives to increase the value added of dried cocoa beans. On the ‘other hand, the development of chocolate industry requires an appropriate tech- nology that is not avaiable yet for small or medium scale of business. Breaking and deshelling cocoa roasted beans is one important steps in cocoa processing to ascertain good chocolate quality. The alm cf this research is to study perfor- ‘mance of rotary cutter type breaking machine for breaking and deshelling cocoa roasted heane Indonesian Coffee and Cacna Research Institute has designed and tested a rotary cutter type breaking machine for breaking and deshelling cocoa roasted beans. Breaker unit has rotated by % HP power, single phase, 110/220 V and 1440 rpm. Transmission system that use fr rotating breaker unit is pulley and single V belt. Centrifugal blower as separator unit between cotyledon and shell has specification 0.5 nv'/min air flow, 780 Pa, 370 W. and 220 V. Field tests showed that the optimum capacity of the machine was 268 kg/h with 500 ‘pm speed of rotary cutter, 28 mis separator air flow, and power require was 833 W. Percentage product in outlet 1 and 2 were 94.5% and 5.5%. Particle distribution from outlet 1 was 92% as cotyledon, 8% as shell in cotyledon and (on outlet 2 was 97% as shell, 3% as cotyledon in shell ey words coca, breaking, rotary ater, quality, PENDAHULUAN Salah satu upaya strategis untuk ‘mengurrangi Ketergantungan pasar komnoditas primer di luar negeri adalah periuasan pasar ‘melalui pendekatan diversifikasi dan ppengembangan produk kakao sekunder. Produk ini dinilai akan memberikan beberapa insentif ekonomis bagi negara antara lain peningkatan nilai tambah yang lebin besar pada produk-produk pertanian, ‘peluang lapangan kerja pedesaan. pengem- bbangan industri terkait dan peningkatan konsumsi per kapita kakao di dalam negeri yang saat ini relatif rendah yang berarti ‘mengurangi Ketergantungan terhadap pasar komoditas primer di luar negeri (Suhargo, 2001), Pemecahan biji dan pemisahan kulit (shel) dari keping biji (nit) kakao pasca sangral merupakan salah sat tha pengoah- “anblir akeo yang sangat menentukan mut @ ” > @ capitan tar rm atone ram) 9 2am we 275mm (Gambar 3. Kapasits kerja mesin pads beberapa kecepatan putarpisaurotari Figure 3. Machine capacity from several raatments. 193 Widjtamo Se-Malto dan Sutaryarto 11 bahwa jumtah bahan yang keluar mealui corong tersebut menjadi semakin besar. Kecepatan aliran udara yang dihasikan oleh kipassentrifugal memiliki kemamuan, Untuk membawa pecahan kul kakao dengan, ‘masa yang lebih ringan dan terpisah dari keping biji dengan massa yang relatif lebih berat. Semiakin tinggi kecepatan aliran udara maka Kemampuannya untuk membawa artikel masa yang lebih besar akan semakin tinggi. Namun demikian, fenomena sebagai- mana ditampitkan pada Gambar 4 adalah akibat kecepatan putar pisau rotari yang semakin tinggi maka serpihan kulit tidak dapat terpisahkan dengan sempurna ke corong 2 karenaterikat pada serbuk keping biji yang banyek mengadung lemak dan ikut keluar melalui corong 1. Jumlah bahan terbanyak yang keluar ‘melalui corong 1 diperoleh pada pertakuan kecepatan putar pisau rotari 700 rpm dan kecepatan aliran udara 2,8 midetik, sedang- kan jumlah bahan terbanyak yang keluar ‘melalui corong 2 diperoleh pada pertakuan. kecepatan putar pisau rotari 500 rpm dan kecepatan aliran udara 2,7 midetik. Jika dibandingkan dengan proses pemisahan kulit kakao pascasangrai secara manual yang diperoleh kadarkeping bij sebesar 82% dan kadar kulit 12%, maka dengan kecepatan putar pisau rotari yang semakin tinggi tidak menjamin akan dihasitkan komposisi keping biji kakao terbesar di corong 1. Pada kecepatan putar pisau rotari 700 rpm dan kecepatan aliran dara 2,8 m/detik diperoleh produk pada corong 1 sebesar 98% dan corong 2 sebesar 2%, Sedangkan pada kecepatan putar pisau rotari SOU rpm dan kecepatan aliran udara 194 2,7 mideti diperoleh produk pada corong 1 sebesar 89% dan corong 2 sebesar 11%, Fraksi bahan pada corong 1 Kapasitas kerja mesin pemecah bij dan pemisah kulit yang tinggi belum dapat di- (gunakan sebagai acuan untuk menentukan kondisi optimal pengoperasian mesin Karena ‘mutu hasil pemecahan dan pemisahan kulit sangat ditentukan oleh persentase keping bij dn persentase kulitterikut keping biji yang dinasilkan pada corong 1, Kapasitas kerja ‘mesin yang tinggi sebaiknya diikuti dengan persentase keping biji yang tinggi dan persentase kulit terikut keping biji yang rendah. Corong 1 merupakan keluaran hasil ‘pemecahan biji dan pemisahan kulit berupa nib (N) dan serpihan kulit tercampur keping biji (TN). Hasil pernisahan keping biji dan serpihan kulit cara manual diperoleh kadar keping biji sebesar 82% dan kadar kulit 12%. Gambar § menunjukkan bahwa dengan. semakin besar kecepatan putar pisau rota, ‘maka kemiampuan mesin untuk memecah bij ‘akan semakin besar. Hal ni terlihat dari has pemilahan antara nib dan kulitteikut keping biji dari perlakuan kecepatan aliran udara 2,8 midetik pada kecepatan putar pisau rotari 500 rpm dan 900 rpm yaitu masing- ‘masing 92% dan 87% komponen keping bij ddan 8% dan 13% Komponen kulit terikut keping biji. Putaran pisau rotari yang cepat ‘mengakibatkan frekuensi pemecahan biji akan semakin tinggi, sehingga ukuran partikel keping bit dan serpinan kulit kakao Yyang dinasitkan akan semakin kecil. Ukuran partikel serpihan kulit yang semakin kecil ‘akan cenderung rmemuahkan bercampur dan ‘nee msn emo: bl den pore Kut kb psc sana pe psu pute Persea, (Percentage, §) eoeeeseuegsé AD Az AS Bt eas cl cz ce Perlakuan (Treatments) Cecorong 1¢Oute 1 1 corong 2 (Outer 2 Gamba 4, Distribusi asl di corong 1 dan corong 2 dari beberapa periakuan yang berbeda, Figure 4. Material cstribution in outlet 2 from soveal treatments. ‘melekat pada permukean partikel keping| yang banyak mengandung lemak. Hal tersebut yang menyebabkan lebih banyak artikel serpihan kulit kaka yang tercampuir i dalam keping bij dengan semakin cepat pputaran pisau rotar Semakin cepat kecepatan aliran udara ‘maka Kemampuan udara tersebut untuk ‘memisahkan serpihan kulit akan semakin besar pula. Hal ini terlihat dari persentase keping biji terbesar yang dihasilkan pada kecepatan putar pisau rotari 500 rpm dan kecepatan aliran udara 2,8 midetik, yaitu ‘dengan kadar keping biji 92% dan kadar Kult terikut keping bji 8% Pada kecepatan putar pisau rotari yang sama dan kecepatan aliran tudara 2,7 midetik hanya diperoleh kadar keping biji sebesar 85% dan kadar kulit terikut keping bij lebih besar. yaitu 15%. Hal ini menunjukkan bahwa dengan selsin kKecepatanaliran udara 1 ret lebih rendah mengakibatkan jumiah serpihan kulit yang erlakuan (Treamars) on man Gambar 5 Persentase nib (N) dan kui terikut nib (KT) dari beberapa perlakusn Figure 5 Percentage of cotyledon (N) and shel in cotyledon (KT) from several treatmens. biji paling besar. Gambar 6 menunjukkan bahwa dengan semakin tinggi kecepatan aliran udara maka kemampuan untuk rmemisahkan kult dari Komponen keping bij ‘akan serakin besar. Hal ni ditunjukkan pada kecepatan puta pisau rotari yang sama, yaitu 900 rpm maka persentaseserpihan kult yang berhasil dipisahkan dari kecepatan aliran udara 2,8 m/detik (96%) lebih tinggi dlbandingkan persentase serpihan kulit yang berhasil dipisahkan dari kecepatan aliran ludara 2,7 midetik (93%) Hasil pemilahan fraksi bahan dari corong 2 yaitu komponen kulit dan keping bijiterikut kulitterbaik adalah pada kondis operasional kecepatan putar pisou rota SOO 196 rpm, dan kecepatan aliran udara 2,8 m/ detik. Pada kondisi tersebut diperoleh persentase kulit (K) sebesar'97% dan keping bijiterikut Kulit (NTK) sebesar 3%. Kebutuhan Daya Henderson dan Perry (1970) menyata- kan bahwa prestasi dari mesin pengecit ukuran suet bahan dtentukan oleh kapesitas, kebutuhan daya per unit bahan, ukuran dan bentuk hasil produksi, Daya penggerak yang dibutuhkan untuk operasional suatu mesin sangat ditentukan oleh nilai putaran resin (0), torsi yang dihasitkan oleh mesin (m) dan ofisiensi mosin (h) sobagai mana ‘nee msn emo: bl den pore Kut kb psc sana pe psu pute ditampilkan pada persamaan 9 sebagai berikut 2run 6000. PAW = Persamaan 9 dan Gambar 7 menunjuk- kan bahwa semakin tinggi Kecepatan putar pisau rotari, maka daya yang dibutuhkan ‘akan semakin meningkat. Pada kecepatan aliran udara yang sama (2,7 midetik), daya untuk menggerakan pisau rotari hingga mencapai Kecepatan putar 500 rpm sebesar £826 W, sedangkan untuk kecepatan putar ‘900 rpm diperlukan daya yang lebih besar o 2 ® 2? Sw i Eo : a fs a ° rrr ar) yaitu 868 W. Persamaan garis linier yang ‘iperoleh dari hubungan antara kecepatan putar pisau rotari terhadap daya yang sdibstuhkan untuk operasional mesin pemnecah biji dan pemnisah kulit ditampitkan pada Tabel 3. sil pengamatan menunjukkan bahwa pada Kons operasional mesinterbaik pada corong 1 diperoleh persentase keping bij terbesar dan pada corong 2 diperoleh persentase kulit terbesar yaitu kecepatan putar pisau rotari 500 rpm dan kecepatan. aliran udara 2.8 mietik diperoleh Kebutuhan days untuk operasional mesin pada kondisi tersebut sebesar 833 W. e683 cl 2c Peslakuan (Treiman) mnik ox CGambar 6, Persentase Kult () dan nib terikutkulit (NTK) dari eberapa perlakuan Figure 6, Porcentago of shell (k) and cotyladorin shell (NTA) from several treatments. 197 Widjtamo Se-Malto dan Sutaryarto KESIMPULAN Telah dirancang dan dij coba mesin pemecah biji dan pemisah kulit kakao pasca sangrai tipe pisau putar. Hasil pengujian menunjukkan bahwa kondisi optimal operasional mesin tersebut diperoleh pada ecepatan putar pisau rotari 500 rpm dan kecepotan aliran udara 2,8 médetik der gan, kapasitas kerja 268 kajjam. Persentase has pemecahan biji yang diperoleh dari corong 1 dan corang 2 masing-masing adalah 94.5% dan 5,5%. Distribusi hasil pemischan, fraksi keping biji dan serpihan kulitterikut, keping biji dari corong 7 adalah kadar Daya, WW (Power Wa AD az ks Bt keping bij 92% dan kadar kulit terikut nib 8%, sedangkan distribusi hasil pemisahan fraksi kulit dan keping bij terikut serpihan kulit dari corong 2 adalah kadar kulit 97% dan kadar nib terikut kulit 3% Daya yang dibutuhkan untuk menggerakan mesin tersebut pada kondisi operasional dengan kecepatan putar pisau rotari 500 rpm, dan kecepatan aliran udara 2,8 m/detik sebesar 833 W, UCAPAN TERIMA KASIH Penulis mengucapakan terima kasin kepada Sdri. Eni Widayanti, mahasiswi ee cl cz C3 Peciakuon (Treatments) Gambar 7. Hubungan antars kecepatan putr pisaurotarlterhadap daye yang cibutuhkan, Figure 7. Relation between rotation speed of rotary cuter and power consumefrom soveral treatments 198 ‘nee msn emo: bl den pore Kut kb psc sana pe psu pute “Tate! 2. feramaangristinerutungan ataralecepatn put pla trad dea yang bunuhan uk operant Table. Unir regres equations for elton seed fret utr and power consume Weapon oda naa Teanaan gars Ter aT Rovian oral aI Sper eeTIET] O75 218 Y= 14x + 83087 ses: 28 ye ax 849.33, ors ‘Dimana: Xsan nespamn par pau aan Wp an aaah daa yang Bane (W) Jurusan Teknik Pertanian, Fakuitas Teknologi Pertanian, Universitas Jember atas segala bantuan yang telah diberikan sampai dengan selesainya kegiatan penelitian ini, DAFTAR PUSTAKA ‘Beckett, ST. (2000). industria chocolate manu- facture and use. Van Nostrand Reinhold 1115 Fifth Avenue, New York. Dewan Standarisasi Nasional (2002). Standar ‘Nasional Indonesia: Biji Kakao. SNI ‘No. 01 2323 2002, Dopartomon Pertanian, Jakarta, Henderson, S.M. & Perry (1970). Agricultural Process Enginering, Second Edition. The AVI Publishing, Westpot, Conneticut Lopez, AS. & Mc. Donald (1981). definition of descriptors to be used for the qualification of chocolate flavours in flavor testing, Revista Theabroma, 11, 8-217 fie, B. W. (1980). Chocolate, Cocoa and Confectionery Science and Tecnology (2” Ed). Avi Publ. Co. : Westport, Conn. Si-Mulato (2002) Perancangan dan pengujan mesin sangra bij kop tipe slinder. Pita Perkebunan 18, 31~45. Sri-Mulato; Sukrisno Widyotomo; Misnawi; Sahali & Edy Suharyanto (2004). Petunjuk Teknis Pengolahan Produk Primer dan Sekunder Kakao. Bagian Proyok Pendlitian dan Pengembangan Kopi dan Kakao, Pusat Penelitian Kopi ‘dan Kakao Indonesia, Jember. Suhargo (2001). Daya Saing Kakao dan Produk Kakao, Training Quality As- surance in Cacao Processing. Program ‘Studi Teknologi Hasil Perkebunan, FTP, UGM, Yogyakarta 199

You might also like