Professional Documents
Culture Documents
2058 4249 1 SM
2058 4249 1 SM
THE STUDY OF FTIR , XRD AND SEM OF NATURAL KAOLIN FROM TATAKAN,
SOUTH KALIMANTAN AFTER PURIFICATION PROCESS
BY SEDIMENTATION METHODS.
Sunardi*
Program Studi Kimia, FMIPA, Universitas Lambung Mangkurat
Banjarbaru, Kalimantan Selatan 70714
Abstract
*
Korespondensi: 0511-4772428
Alamat email: sunardi_unlam@yahoo.co.id
sebagai lempung kaolin jika komposisi SiO2 dan berukuran hampir sama
serta mineral lempung lain seperti dengan ukuran 1-10 µm dan dalam
komponen utama serta feldspar dan dari 10 sampai dengan 50 lapisan silika
dengan unit dasar terdiri dari lembaran susunan rumah kartu yang
oktahedral dengan Al3+ sebagai kation menjadi relatif sangat besar dan tidak
bergabung dengan mineral lain seperti kaolin dapat terpisah dan mineral
smektit, mika, kuarsa dan feldspar kaolin akan mempunyai ukuran lebih
fisis dari kaolin dan kuarsa akan pengotor yang ada dengan metode
sebagai bahan tambahan kertas, cat, ultrasonic agar kaolin yang ada
tinta, karet, keramik dan plastik. Selain terdisagregasi selama sekitar 15 menit.
adsorben minyak, pupuk, dan juga Setelah waktu tertentu, larutan bagian
katalis (Ekosse, 2000; Murray, 1986). atas diambil dengan metode sifoning
komposisi mineral kaolin asal Tatakan, Padatan kaolin yang telah kering
sampel kaolin sebelum dan sesudah Serapan kuat pada daerah 950-1250
purifikasi yang diperiksa memberikan cm-1 adalah vibrasi ulur dari M-O
gugus fungsional pada sampel yang melibatkan gerakan utama dari atom
lempung dan mineral lain dan juga sekitar 1600 dan 3400 cm-1 berturut-
adanya senyawa pengotor lain. Jenis- turut adalah serapan untuk vibrasi
jenis vibrasi yang khas tersebut secara tekuk –OH yang terperangkap dalam
asal Tatakan sebelum dan sesudah ulur –OH yang memiliki perbedaan
serapan spektra inframerah tiap permukaan silikat atau pada antar lapis
sampel yang cukup tajam pada daerah silikat. Dari seluruh data puncak-
1000; 1600; dan 3400 hingga 3600 cm- diperoleh informasi bahwa sampel
1
. Dari kedua spektra inframerah kaolin yang diperiksa terdiri dari
tersebut dapat diamati bahwa kedua mineral yang memiliki gugus fungsional
dapat disimpulkan bahwa sampel yang mineral silikat kelompok lempung yang
silikat yang menyerap air. Hal ini klorit, smektit (clay) dan ilit.
serapan di sekitar 500 cm-1 dan sekitar sampel dibanding kaolin sebelum
1000 cm-1 yang menunjukkan adanya purifikasi (Raw Kaolin). Pada kaolin
dari kedua sampel. Bentuk serapan pada 1002,98 cm-1 yang merupakan
yang dimiliki oleh kaolin sesudah serapan khas dari kuarsa yang pada
tersebut tidak muncul dan bergeser cm-1 dan 532,35 cm-1 merupakan
menjadi serapan pada 1010,70 dan serapan hasil vibrasi ulur Si-O-Al (Al
1033,85 cm-1 yang merupakan serapan oktahedral) yang oleh Madejova (2003)
khas dari mineral kaolinit (Ekosse, diamati pada daerah 520 cm-1.
yang lebih tinggi dari kaolin sesudah mineral dan senyawa pengotor yang
daerah 400 cm-1 merupakan serapan secara detail ditunjukkan pada tabel 1.
perubahan pola difraksi dan intensitas 12,42; 18,91; 19,98; 20,96; 21,38;
difraktogram sinar-X untuk kedua jenis 24,09; 25,02; 26,72 dan 35,12.
puncak intensitas difraksi yang hampir lempung adalah khas, sudut difraksi 2θ
ada pad difraktogram sampel dengan morfologi khas kaolin yang berupa
untuk kristobalit adalah 22,12o (Amman, besar yang merupakan pengotor dari
2005) dan untuk haloisit adalah 20,00o; mineral sampel, dimana hal tersebut
25,00o yang pada pemanasan pada tidak terjadi pada sampel kaolin
kaolinit, haloisit, kuarsa, klorit dan mineral lain dengan kelimpahan yang
kristobalit tidak selalu berhasil teramati sampel yang dianalisis serta ukuran
untuk sampel yang dianalisis. Hal kedua mineral tersebut yang relatif
pencarian morfologi permukaan khas mineral yang lain (Lee dan Kim, 2002).
Gambar 3. Foto SEM sampel kaolin sebelum purifikasi. Kaolin (K) nampak sebagai
kelompok lembaran pseudoheksagonal bertumpuk tertutupi klorit. Klorit
(Cl) ditunjukan oleh lembaran tipis yang terpisah tidak teratur. Kuarsa
(Q) ditujukkan berupa bongkahan cukup besar
Gambar 4. Foto SEM sampel kaolin sesudah purifikasi. Kaolin (K) nampak
sebagai kelompok lembaran pseudoheksagonal bertumpuk
kaolin alam Tatakan telah dapat Tributh dan Lagaly seperti yang
SEM seperti yang telah dilaporkan oleh memanfaatkan data intensitas difraksi
80
Komposisi relatif (% berat)
70
60
50
Raw Kaolin
40
Pure Kaolin
30
20
10
0
Kaolinit Haloisit Klorit Kuarsa Kristobalit
M ineral
terbesar untuk kedua jenis sampel Data pada tabel 2 tentang hasil
klorit dan kristobalit. Proses purifikasi dan volume pori dan KTK dari kaolin
serta kuarsa dalam sampel kaolin. cukup besar dari kaolin sesudah
alam.
Tabel 2. Hasil pengukuran luas permukaan spesifik dan volume pori dan KTK dari
kaolin sebelum dan sesudah proses purifikasi
Luas permukaan Volume total KTK
Sampel Kaolinit (%)
spesifik (m2/g) pori (10-3 cm3/g) (meq/100 g)
Raw Kaolin 53,36 29,56 9,22 7,93
Pure Kaolin 73,03 38,70 12,21 10,47
Jika diamati lebih lanjut, persentase mineral kaolin alam sangat ditentukan
perubahan harga luas permukaan oleh fraksi kaolinit yang ada sebagai
spesifik, volume total pori dan harga mineral yang paling dominan. Harga
KTK ternyata berbanding lurus dengan kapasitas tukar kation yang semakin
sampel yaitu sekitar 30 - 35%. Hal dijelaskan karena mineral kaolinit dapat
permukaan spesifik, volume total posi dari sumbangan sisi tepi (edge) yang
mineral klorit, kuarsa dan kristobalit Dombrowski, T., 2000. The origin of
kaolinite. Implication for
tidak dapat menukarkan kation karena
utilization. In: Carty, W.M.,
muatan permukaannya yang hampir
Sinton, C.W. (Eds.), Science of
netral. white wares II. American
Ceramic Society, Westerville,
OH, pp. 3–12.
KESIMPULAN
Ekosse, G.E., 2000. The Makoro kaolin
Hasil analisis terhadap kaolin deposit, southeastern
Botswana: its genesis and
sebelum dan sesudah proses purifikasi
possible industrial application.
menggunakan spektroskopi FTIR,
Appl. Clay Sci., 16 (5-6) 301-
difraksi sinar-X, SEM dan BET serta 320
Ekosse, G.E., 2005. Fourier Transform
penentuan harga KTK secara jelas
Infrared Spectrophotometry and
mampu mengkonfirmasi sampel
X-ray powder Diffractometry as
mineral lempung alam asal Tatakan, Complementary Technique in
characterizing Clay size fraction
Kalimantan Selatan merupakan
of Kaolin. J. Appl. Sci. Enviro.
lempung jenis kaolin dengan fraksi
Mgt 9 (2), 43-48
terbesar berupa mineral kaolinit. Flanigen, E.E., Khatami, H., Szymanski,
H.A., Infrared Structural Studies
Proses purifikasi yang dilakukan
of Zeolite Framework Molecule
dengan metode sedimentasi mampu
Sieve Zeolite I, Amerrican
meningkatkan persentase mineral Society Adv. In Chemistry
Series No. 10, Washington,
kaolinit, luas permukaan spesifik,
291-297
volume total pori serta harga kapasitas
Lagaly, G., 2006, Colloid clay science,
dalam: Handbook of Clay
tukar kation sekitar 30 – 35%.
Science, Development in Clay
Science, vol.1. Eds. Bergaya, F.,
Theng, B.K.G., and Lagaly, G.,
DAFTAR PUSTAKA Elsevier., Netherlands
Lee, S.Y., dan Kim, S.J., 2002,
Amman, L., 2003. Cation exchange Adsorption of naphthalene by
and adsorption on clays and clay HDTMA modified kaolinite and
minerals. halloysite, Appl. Clay Sci., 22,
Dissertation, Kiels University 55-63