You are on page 1of 3
Muh, Berkah Heriyansyah A031191173 Koreksi Fiskel PH 25, 26, 29 Rekonsiliasi fiskal adalah proses penyesuaian atas laba homersial yang berbeda dengenketentuan fiskel untuk menghasilken penghasilan netolleba yang sesuel dengan ketentuan pajak.Rekonsilisasi fiskal dilakuken oleh Wajib Pajak kerena terdapat perbedaan enghitungen,thususnya laba menurut akuntansi komersial dengan labe menurut perpajaken (fiskal).Laporan keuangan komersial ditujuken untuk menilai kinerja ekonomi den keadeanfinansial dari sektor swasta, sedangkan laporen keuangen fishal lebih ditujukan ~“untukmenghitung pajak, Penyebab perbedaan laporen keuangen komersial dan laporan Teuanganfiskal adeloh harara terdapas parhedsan prinstpakuntansi, perbedlann miteda dan prosedurakuntensi, perbedaan pengakuan penghasilan dan biaya, serte perbedean perlokuan penghesilanden biaya, dan pph 25/280/29. Jenis jenis koreksi fiskalJenis koreksi fiskal di sini merupaken jenis jenis perbedaan antare akuntansi komersial dengan ketentusn fiskal (UU Nomor 10 TAHUN 1334 dan UU Nomor 17 Tehun 2000).Secere umum terdepet due perbedaen pengekuen beik penghesilen _maupun biayeantara akuntansi komersial dengan perpajakan (fiskel) yang menyebebkan 1 Beda Teta, ee Cees | ee ee ~ Beda tetap merupakan perbedean pengahuan balk penghasilan maupun biayaantara ~ohuntonsi komersial dengan ketentuan Undang-undang PPh yang sifetnye permanen artinga korekat fiskal yong dllehukan tidek akan diperhitunghan dengatleba kena pajak tehun pojak berikutnye. Dalam hal pengaluen penghasilan koreksi karena beda tatap terjadi kerene : ~ 2) Menurut ekuntansi komersial merupeken penghasilan, sedengken menurat Undeng-undang PPh bukan merupaken penghasilan, contohnye dividen atau bagian lobe “yong diterima atau diperoleh perseroan terbatas sebagal Wajib Pajak dalam negeri, i, Baden Usaha Milk Negere, atau Baden Usaha Milk Daerah, dari penyortaan koperesi _modal pada baden usaha yeng didirikan den bertempat keduduken di Indonesia de: _syare Jen berasal dari cadangan laba yong ditaha _badan yang memberian dividen paling rendah 25% (Pasal 4 ayot 9 ) b) Menurut akuntansi homerstal merupakan rescisten, sede menurut Undang-undan 1) Bunga Depostto dan Tabungan lainnys ~2) Penghasilen berups hadiah undien ___3) Penghasilan dari transaksi pengalihan harte berupa tanah den/ ataubangunan, 4) Penghasilan deri usaha jase konstruksi den ___5) Penghasilan deri persewaen tenah den/ateu bangunan dan sebageinye (Pasel 4 ayot 2 UU PPh) silan Koreksi atas beda tetap penghasilan akan menyebabhan karehsi nagatif atau horekst _ positif, Koreksi negatif artinys penghosilan yang diakul oleh akuntansi komersial namun secara fiskal horus dikoreksi baik itu karena bukan merupokan objek pajok maupun karena telah dikeriahan PPh finel, mermcbobkonieie hea pajsk berturaeg aang allurnua akon menyebebkan PPh terutang lebih kecil. Sedengkon koreksi ates bede tetop biaye eken menyebabken koreksi positif artinya bieye yang diekui oleh ekuntanst komersial namun secare fiskal harus dikoreksi, eken menyebabkan laba kena pajak bertambah yang akhirnye ~ akan menyebabken PPh terutang menjedi lebih beser. 2. Beda Waktu ee Bede Waktu merupaken perbedsan pengakuan beik penghasilan maupun biaya antere _akuntensi komersial dengan ketentuan Undang-undang PPh yang sifetnya sementara “ artinya kore 1g dilakukan akan diperhitungken dengen leba kena pojak tahun-tahun pajak berikutnya, Dalam hal pengakuen penghasilan koreksi harena beda waktu terjadi karena : _Penerimaan penghasilen cash basis untuk lebih deri satu tahun. Secara ahuntansi komersial _pe silon tersebut harus dislokesi sesuol dengan masa perolehannye sesuei dengan prinsip inatching Gost with revenue, Séaanghan terarut Undang-undang PPh penghaslan tersebut harus diekui sekaligus pada seat diterima. Dalam hal pengaluen biaye koreksi karen bede waktu terjadi arena : a. Perbedaen metode penyusutan, dimane menurut Undeng-undang PPh metode penyusutan yang diperbolehkan hanya metode gers lurus den saldo menurun b. Perbedean metode penilaian persediaan, dimana menurut Undang-undang PPh metode penilaian persediaan yang diperbolehkan hanya metode rata-rate dan FIFO c._Penyisihen piuteng tek tertagih, dimana menurut Undang-undang Penyisthen piuteng_ gih tidak diperkenankan kecuali untuk usaha-usaha tertentu dan sebagainye ‘ates beda waktu penghasilan akan menyebabkan korehsl positif pada saat _penghasilan diterima dan akan menyebabhan horeksi negatif pada tahun-tahun berikutnys. Koreksi positif ini akan menyebabkan laba kena pajak akan bertambah, sedangkan koreksi negatif tebun-tehun berikutnye akan menyebebken labs kena pajak akan berkurang. Teknik Rekonsiliasi Fiskal Teknik rekonsiliasi fiskal dilakuken dengan cara sebagei berikut: Jike suatu penghasilan diakui menurut akuntansi tetapi tidak diakui menurut fiskal, -lamaiae | dilakuken dengan mengurengken sejumiah penghasi jan tersebut deri penghasilen menurut akuntansi, yo yeng berarti mengurangl labe menurut akuntensi. b. Jike suatu penghasilen tidak diakui menurut akuntansi tetapl diekui menurut fiskel, rekonsilesi dilekuken dengan menambehken sejutnlah penghasilan tersebut pada penghasilan menurut ekuntansi, yeng berarti menambah lobe menurut akuntansi. cc. Jike suatu biaya ateu pengeluaran diakui menurut akuntensi tetapi tidak diakui sebagai pengurang penghasilan bruto menurut fiskal, rekonsiliasi dilakukean dengan mengurangkan sejumloh biaye atau pengelueran tersebut dari biaye menurut akuntansi, yang berarti menambah laba menurut akuntansi. d. Jike suatu biaya atau pengeluaran tidak diakui menurut akuntansi tetepi diakui sebagai pengurang penghasilan bruto menurut fiskal, rekonsiliasi dilokuken dengan menambehken _ sejumlah biaye atau pengeusran teersebut pads bieya menurut aluntansi yong bererti mengurangi laba menurut akuntensi.

You might also like