You are on page 1of 155
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KIMIA (K3 KIMIA) Penyusunan Bahan/Buku Ajar dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi ini dibiayai oleh Program Hibah Penguatan Politeknik Kerjasama Pemda (PHP-PKP) Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan - Ditjen Dikti Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun Aggaran 2013 DISUSUN OLEH: HANIFAH KHAIRIAH RAM STUDI TEKNIK NGOLAHAN SAWIT LITEKNIK KAMPAR 2013 PRAKATA Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Allah swt, serta hanya dengan rahmat dan hidayahNya kami dapat menyelesaikan Bahan Ajar Keselamatan dan Kesehatan Kerja Kimia ini. Keseluruhan materi diharapkan mampu mendukung kompetensi lulusan Politeknik Kampar sesuai dengan kebutuhan pasar kerja industri dan jika dimungkinkan mampu kerja mandiri. Manfaat yang dapat diperoleh dari bahan ajar ini dalam proses pembelajaran adalah menambah wawasan dan pemahaman tentang Peraturan Perundangan K3 Kimia dan Lingkungan, Pelaksanaan Prosedur Kerja yang Aman dalam menangani bahan kimia berbahaya, akibat yang ditimbulkan oleh kecelakaan pada industri kimia, Pelaksanaan Prosedur Penanggulangan Keadaan Darurat, dan Identifikasi, evaluasi dan pengendalian bahaya potensial dalam menyimpan, mengangkut dan menggunakan bahan. kimia berbahaya Metode pengukuran bahan lingkungan kerja dan cara pengendaliannya Penyusunan bahan ajar ini juga dapat diwujudkan atas bantuan semua pihak Politeknik Kampar yang terkait, Namun demikian, kami tetap menyadari adanya beberapa kekurangan [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] dalam penyusunan buku ini. Sehingga dengan senang hati kami dapat menerima kritik dan saran yang berguna. Akhirnya kami sangat mengharapkan semoga bahan ajar ini bermanfaat bagi para pembaca. Bangkinang, 13 Desember 2013 Penulis [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] DAFTAR ISI Prakata. Daftar Isi BAB I. Deskripsi Uum Dan Dasar K3.... LDeskripsi Umum Perkuliahan K3.. 1.1.Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja 1.2.Peraturan Keselamatan Kerja.. 1.3.Tujuan dan Manfaat K3.. IL. Dasar-Dasar K3.. 2.1. Sejarah K3 2.2. Faktor-faktor Ancaman Resiko Kecelakaan Kerja 2.3. Definisi Incident, Accident, dan Logika Terjadinya Kecelakaan Kerja 2.4. Hazard, Risk, Danger, Dan Aman 2.5. Langkah Penanggulangan Kecelakaan Kerja 2.6. Pengertian Statistika Kerja 2.7. Perhitungan Angka-Angka Kecelakaan. BAB II. PAK Dan PAHK. [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] Hal iii LDefinisi PAK dan PAHK 1.1. Ruang Lingkup Kesehatan Kerja 1.2. Penggolongan Penyakit Akibat Kerja 13. Faktor Penyebab PAK dan PAHK IL. Kecelakaan Akibat Kerja Dan Cara Pencegahannya 2.1. Menghindari Kecelakaan Kerja 2.2. Ringkasan cara-cara Menanggulangi Kecelakaan. IIL Kebakaran dan Cara Pencegahannya 3.1. Klasifikasi Tingkatan Api 3.2. Langkah-Langkah Ketika Terjadi Kebakaran BAB III. Alat Pelindung Diri dan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) I. Alat Pelindung Diri Il. Bahan Beracun dan Berbahaya II. Penyimpanan Bahan Kimia Berbahaya. BAB IV. Pengelolaan Bahan Beracun dan Berbahaya (B3) I. Potensi Kecelakaan B3 Il. Chemical Safety III. Proses Pengadaan Bahan Kimia Berbahaya IV. Bongkar Muat Bahan Kimia Berbahaya [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 24 25 26 26 32 34 36 37 40 44 V. Pengangkutan Bahan Kimia Berbahaya VI. Penggunaan Bahan Kimia Berbahaya. VII. Pembuangan imbah B3 BAB V. Keselamatan Kerja Di Laboratorium 1. Sampah Tl, P3K IIT. Bagian Pertama Teknik Percobaan Berbahaya BAB VI. Lembar Data Keselamatan Bahan. T. Tujuan.. IL. Peruntukan.. TIL Isi Lembar Data Keselamatan Bahan BAB VIL. Sistem Manajemen K3 (SMK3). I. Sejarah SMK3..... Il Manfaat Penerapan SMK3... II. Langkah-Langkah Penerapan SMK3 Daftar Pustaka. Glosarium Indeks. [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 78 80 82 86 89 90 91 105 106 106 107 146 147 BABI DESKRIPSI UMUM DAN DASAR-DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA I. Diskripsi Umum Perkuliahan K3 Keselamatan dan Kesehatan Kerja dapat dipelajari dengan memahami pertanyaan-pertanyan seputar K3 dibawah ini Siapa kah yang memerlukan K3 menurut anda? Budaya baru yang berisi kesadaran pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja (K3) mulai dikembangkan disetiap bidang pekerjaan. Pengembangan budaya K3 akan menghasilkan pekerjaan yang aman dan sehat bagi lingkungan tempat kita mengajar, belajar, dan bekerja. Budaya K3 harus dimiliki setiap orang dan diterapkan dalam penggunaan_ peralatan untuk menunjang proses pekerjaan. Dapat disimpulkan setiap orang yang melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan memerlukan K3 Kapan dan Dimanakah Kita Memerlukan K3? Setiap saat, pada waktu melakukan suatu pekerjaan. Di rumah, misalnya: memsak di dapur, memberihkan lampui/listrik, pekerjaan mesin, pekerjaan di gudang, dan lain-lain. Di perjalanan, [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] misalnya: mengemudikan mobil, kendaraan umum, berjalan kaki, dll. Di tempat kerja, misalnya: mengoperasikan mesin, peralatan, bahan kimia, penyimpanan/bongkar muat bahan/bahan, Mengapa Kita Memerlukan K3? Setiap orang tidak menginginkan cidera/luka, timbulnya penyakit, kematian, kehilangan harta benda, dan kehilangan orang yang disayang akibat kecelakaan kerja. Oleh karena itu kita memerlukan K3 untuk meminimalisir dan mencegah kejadian- kejadian tersebut diatas, karena K3 memberikan perlindungan kepada tenaga kerja dan orang lain ditempat kerja Mengapa K3 diperlukan di tempat kerja? Karena dengan mengaplikasikan K3 di tempat kerja dapat 1. Mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja, kebakaran dan peledakan, serta pencemaran lingkungan 2. Mengamankan peralatan kerja dan instalasi, bahn baku dan hasil produksi 3. Menciptakan lingkungan kerja yang bersih, sehat, dan aman 4. Meningkatkan produktifitas kerja [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] Bagaimana Kita melakukan K3? Yang harus dilakukan untuk mengaplikasikan K3 adalah: 1. Spot The hazard atau melihat kemungkinan bahaya yang ada di tempat kerja 2. Acess The Risk atau memperkirakan resiko/ akibat dari suatu pekerjaan 3. Make Changes atau melakukan pertolongan segera 1.1, Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja Keselamatan dan Kesehatan kerja dewasa ini merupakan istilah yang sangat populer. Bahkan di dalam dunia industri istilah tersebut lebih dikenal dengan singkatan K3 yang artinya keselamatan, dan kesehatan kerja. Keselamatan kerja dapat diartikan sebagai keadaan terhindar dari bahaya selama melakukan pekerjaan dan merupakan salah satu faktor yang harus dilakukan selama bekerja, karena tidak yang menginginkan terjadinya kecelakaan di dunia ini Keselamatan kerja sangat bergantung pada jenis, bentuk, dan lingkungan dimana pekerjaan itu dilaksanakan (slamet, 2012) Unsur-unsur penunjang keselamatan kerja adalah sebagai berikut [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 1. Adanya unsur-unsur keamanan dan kesehatan kerja 2. Adanya kesadaran dalam menjaga keamanan dan kesehatan kerja 3. Teliti dalam bekerja 4. Melaksanakan —prosedur kerja dengan memperhatikan keamanan dan kesehatan kerja. Kesehatan berasal dari bahasa Inggris ‘health’, yang dewasa ini tidak hanya berarti terbebasnya seseorang dari penyakit, tetapi pengertian sehat mempunyai makna sehat secara fisik, mental dan juga sehat secara sosial. Dengan demikian pengertian sehat secara utuh menunjukkan pengertian sejahtera (well-being). Kesehatan sebagai suatu pendekatan keilmuan maupun pendekatan praktis juga berupaya mempelajari faktor-faktor yang dapat menyebabkan manusia —menderita’ sakit dan sekaligus berupaya untuk mengembangkan berbagai cara atau pendekatan untuk mencegah agar manusia tidak menderita sakit, bahkan menjadi lebih sehat (Mily, 2009). Pada dasarnya keschatan itu meliputi empat aspek, antara lain L. Kesehatan fisik terwujud apabila sesorang tidak merasa dan mengeluh sakit atau tidak adanya keluhan dan memang [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] secara objektif tidak tampak sakit. Semua organ tubuh berfungsi normal atau tidak mengalami gangguan. 2. Kesehatan mental /jiwa mencakup 3 komponen, yakni pikiran, emosional, dan spiritual a. Pikiran sehat tercermin dari cara berpikir atau jalan pikiran. b. Emosional sehat tercermin dari kemampuan seseorang untuk mengekspresikan emosinya, misalnya takut, gembira, kuatir, sedih dan sebagainya. c. Spiritual sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya. 3. Kesehatan sosial terwujud apabila seseorang mampu berhubungan dengan orang lain atau kelompok lain secara baik, tanpa membedakan ras, suku, agama atau kepercayan, [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] status sosial, ekonomi, politik, dan sebagainya, serta saling toleran dan menghargai 4. Kesehatan dari aspek ekonomi terlihat bila seseorang (dewasa) produktif, dalam arti mempunyai kegiatan yang menghasilkan sesuatu yang dapat menyokong terhadap hidupnya sendiri atau keluarganya secara finansial. Bagi mereka yang belum dewasa (siswa atau mahasiswa) dan usia lanjut (pensiunan), dengan sendirinya batasan ini tidak berlaku. Oleh sebab itu, bagi kelompok tersebut, yang berlaku adalah produktif secara sosial, yakni: mempunyai kegiatan yang berguna bagi kehidupan mereka nanti, misalnya berprestasi bagi siswa atau mahasiswa, dan kegiatan sosial, keagamaan, atau pelayanan kemasyarakatan lainnya bagi usia lanjut. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu kondisi kerja yang terbebas dari ancaman bahaya yang mengganggu proses aktivitas dan mengakibatkan terjadinya cedera, penyakit, kerusakan harta benda, serta gangguan lingkungan, OHSAS 18001:2007 mendefinisikan Keselamatan dan Kesehatan Kerja sebagai kondisi dan faktor yang mempengaruhi atau akan mempengaruhi keselamatan dan kesehatan pekerja (termasuk pekerja kontrak dan kontraktor), tamu [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] atau orang lain di tempat kerja. Dari definisi keselamatan dan kesehatan kerja di atas serta definisi Keselamatan dan Kesehatan Kerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia dan OHSAS dapat disimpulkan bahwa Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah suatu program yang menjamin keselamatan dan kesehatan pegawai di tempat kerja 1.2, Peraturan Keselamatan Kerja Tujuan Peraturan Keselamatan Kerja dimaksudkan untuk menjamin 1. Kesehatan , keselamatan dan kesejahteraan orang yg bekerja di laboratorium. 2. Mencegah orang lain terkena resiko terganggu kesehatannya akibat kegiatan di laboratorium. 3. Mengontrol penyimpanan dan penggunaan bahan yang mudah terbakar dan beracun 4. Mengontrol pelepasan bahan berbahaya (gas) dan zat berbau ke udara, sehingga tidak berdampak negative terhadap lingkungan Beberapa ketentuan perundang-undangan yang berkaitan dengan K3 antara lain [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 1. Undang-undang No. 14 Tahun 1969 tentang Ketentuan Pokok Mengenai Tenaga Kerja. “Tiap tenaga kerja berhak mendapat perlindungan atas keselamatan, kesehatan, kesusilaan, dan pemeliharaan moral kerja serta perlakuan yang sesuai dengan martabat manusia dan moral agama” 2. Undang-undang nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja. Undang-undang ini mengatur tentang keselamatan kerja di segala tempat kerja, baik di darat, di dalam tanah, di permukaan air, di dalam air, maupun di udara yang berada di wilayah kekuasaan hukum Republik Indonesia. Di dalam peraturan ini tercakup tentang ketentuan dan syarat-syarat keselamatan kerja dalam perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran, _perdagangan, _pemakaian, penggunaan, pemeliharaan, dan penyimpanan bahan, produk teknis, dan alat produksi yang mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan. Tujuan umum dari dikeluarkannya undang-undang ini adalah agar setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada di tempat kerja mendapat perlindungan atas keselamatannya, dan setiap sumber- sumber produksi dapat dipakai dan digunakan secara aman dan efisien sehingga akan meningkatkan produksi dan produktifitas kerja [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 3. Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor Per-01/MEN/1979 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja. Tujuan pelayanan kesehatan kerja adalah a. Memberikan bantuan kepada tenaga kerja dalam penyesuaian diri dengan pekerjaanya. b. Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari pekerjaan atau lingkungan kerja. c. Meningkatkan kesehata badan, kondisi mental, dan kemapuan fisik tenaga kerja. d. Memberikan pengobatan dan perawatan serta rehabilitasi bagi tenaga kerja yang menderita sakit. 4. Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor Per-02/MEN/1979 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga Kerja. Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja meliputi a. Pemeriksaan kesehatan sebelum kerja. b. Pemeriksaan kesehatan berkala c. Pemeriksaan kesehatan khusus. 5. Undang-undang nomor 7 tahun 1981 tentang Wajib Lapor Ketenagaan dan Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 03/MEN/1984 tentang = mekanisme —_ pengawawan ketenagakerjaan [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 1.3. Tujuan dan Manfaat K3 Tujun dan manfaat K3 di tempat kerja adalah sebagai berikut: 1. Melindungi para pekerja dan orang lain di tempat kerja 2. Menjamin agar setiap sumber produksi dapat dipakai secara aman dan efisien Menjamin proses produksi berjalan lancar Il. Dasar-Dasar Keselamatan Dan Kesehatan Kerja 2.1. Sejarah K3 Berdasarkan perkembangannya K3 dipisahkan dalam 3 (tiga) zaman/era, yaitu sebagai berikut 1. Era revolusi industri (abad 18) a. Perubahan sistem kerja b. Penggunaan tenaga mesin c. Pengenalan metode baru pengolahan bahan baku d. Pengorganisasian pekerjaan e. Muncul penyakit yg berhubungan dengan pemajanan [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 10 2. Era industrialisasi a. Perkembangan K3 mengikuti penggunaan teknologi (APD, safety device dan alat-alat pengaman) 3. Era Manajemen a. Heirich (1931), teori domino b. Bird and German, teori Loss Causation Model c. ISO, SMK3 dll 2.2. Faktor-faktor Ancaman Resiko Kecelakaan Kerja Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja RI Nomor : 03 /MEN/1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan Kecelakaan bahwa yang dimaksud dengan kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak diduga semula yang dapat menimbulkan korban manusia dan atau harta benda. Menurut —Silalahi (1995) _ kecelakaan_ kerja dapat didefinisikan sebagai setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat mengakibatkan kecelakaan. Berdasarkan definisi kecelakaan kerja maka lahirlah keselamatan dan kesehatan kerja yang mengatakan bahwa cara menanggulangi kecelakaan kerja [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 11 adalah dengan meniadakan unsur penyebab kecelakaan dan mengadakan pengawasan yang ketat. Faktor-faktor ancaman resiko kecelakan kerja terdiri dari 3 (tiga) faktor yaitu tenaga kerja, bahan, dan alat yang dipengaruhi oleh kondisi lingkungan. Gambaran faktor ancaman_ resiko kecelakaan kerja dapat di lihat pada Gambar | berikut TENAGA KERJA KESELAMATAN LINGKUNGAN Gambar 1. Bagan faktor ancaman resiko kecelakaan kerja Faktor ancaman resiko kecelakaan kerja dapat ditinjau dari 3 (tiga) faktor yaitu 1. Tenaga Kerja Mengingat semakin meningkatnya persyaratan kerja dan kerumitan hidup, manusia harus meningkatkan efisiensinya, dengan bantuan peralatan dan perlengkapan, semakin canggih [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 12 peralatan yang digunakan manusia, semakin besar bahaya yang mengancamnya. Hal-hal yang berpengaruh terhadap_tindakan tenaga kerja yang tidak aman (kecerobohan) serta kondisi lingkungan yang berbahaya dilokasi tempat bekerja: Pembawaan diri cs Pp Persoalan pribadi 2 Usia dan pengalaman kerja d. Perasaan bebas dalam melaksanakan tugas e. Keletihan fisik para pekerja 2. Lingkungan dan alat kerja Lingkungan dan alat kerja. Kondisi lingkungan juga perluvdiperhatikan dalam mencegah kecelakaan kerja, terutama yang disebabkan oleh a. Gangguan-gangguan dalam bekerja, misalnya: suara bising yang berlebihan yang dapat mengakibatkan terganggunya konsentrasi pekerja b. Debu dan material beracun, mengganggu kesehatan kerja, sehingga menurunkan efektivitas kerja c. Cuaca (panas, hujan) 3. Peralatan keselamatan kerja [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 13 Peralatan keselamatan kerja Berfungsi untuk mencegah dan melindungi pekerja dari kemungkinan mendapatkan kecelakaan kerja. Macam -macam dan jenis peralatankeselamatam kerja dapat berupa a, Helm pengaman (safety helmet) b. Sepatu (safety shoes) c. Pelindung mata (eye protection) d. Pelindung telinga (ear plugs) e. Penutup lubang (hole cover ) Manajemen harus memperhatikan ketiga faktor tersebut, dimana ketiga faktor tersebut saling berhubungan satu sama lain. 2.3. Definisi Incident, Accident Dan Logika Terjadinya Kecelakaan Kerja Incident merupakan suatu kejadian yang tidak diinginkan, bilamana pada saat itu sedikit saja ada perubahan maka dapat mengakibatkan terjadinya accident. Accident suatu kejadian yang tidak diinginkan berakibat cedera pada manusia, kerusakan barang, gangguan terhadap pekerjaan dan pencemaran lingkungan. [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 14 Logika terjadinya kecelakaan kerja setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan mata rantai sebab-akibat. Salah satu teori tentang penyebab kecelakaan kerja diuraikan oleh Thompkin (1982) yang disebut dengan teori Domino (domino sequence theory) memberikan gambaran di dalam teori domino Henirich dapat di lihat pada Gambar 2 berikut. ge “osses Gambar 2. Domino sequence theory Domino sequence theory menjelaskan tentang kecelakan yang mengakibatkan luka-luka yang disebabkan oleh unsafe condition dan unsafe action. Tindakan dan kondisi berbahaya tersebut timbul karena kesalahan manusia yang terpengaruh oleh kondisi lingkungan yang kurang baik atau diperoleh dari kebiasaan yang buruk, sehinga meyebabkan cidera ataupun kehilangan materi. [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 15 2.4. Hazard, Harm, Risk, Danger, dan Aman Hazard adalah sumber bahaya potensial yang dapat menyebabkan kerusakan (harm). Hazard dapat berupa bahan- bahan kimia, bagian-bagian mesin, bentuk energi, metode kerja atau situasi kerja Harm adalah kerusakan atau bentuk kerugian berupa kematian, cidera, sakit fisik atau mental, kerusakan properti, kerugian produksi, kerusakan lingkungan atau kombinasi dari kerugian-kerugian tadi. Risk adalah ukuran kemungkinan kerugian yang akan timbul dari sumber bahaya (hazard) tertentu yang terjadi. Untuk menentukan resiko membutuhkan perhitungan antara konsekuensi/ dampak yang mungkin timbul dan probabilitas, yang biasanya disebut sebagai tingkat resiko (level of risk) Danger merupakan tingkat bahaya dari suatu. kondisi dimana atau kapan muncul sumber bahaya. Danger adalah lawan dari aman atau selamat. Aman (safe) adalah suatu kondisi dimana atau kapan munculnya sumber bahaya telah dapat dikendalikan ke tingkat yang memadai, dan ini adalah lawan dari bahaya (danger). [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 16 2.5. Langkah Penanggulangan Kecelakaan Kerja Untuk menanggulangi atau meminimalisir kecelakaan kerj dapat dilakukan langkah-langkah berikut. 1. Peraturan Perundang-Undangan a. Ketentuan & syarat K3 mengikuti perkemb ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi b. Penerapan ketentuan & syarat K3 sejak tahap rekayasa c. Penyel pengawasan & pemantauan pelak K3 2. Standarisasi Standar K3 maju akan menentukan tkt kemajuan pelak K3 3. Inspeksi / Pemeriksaan Suatu kegiatan pembuktian sejauh mana kondisi tempat kerja masih memenuhi ketentuan & persyaratan K3 4. Riset Teknis, Medis, Psikologis & Statistik Riset/penelitian untuk menunjang tingkat kemajuan bidag K3 sesuai perkembangan ilmu pengetahuan, teknik dan teknologi wo Pendidikan & Latihan Peningkatan kesadaran, kualitas pengetahuan & ketrampilan K3 bagi Tenaga kerja [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] v7 6. Persuasi Cara penyuluhan & pendekatan di bid K3, bukan melalui penerapan dan pemaksaan melalui sanksi-sanksi. 7. Asuransi Insentif finansial utk meningkatkan pencegahan kec dgn pembayaran premi yg lebih rendah terhdp peusahaan yang memenuhi syarat K3 8. Penerapan K3 Di Tempat Kerja Langkah-langkah pengaplikasikan di tempat kerja dim upaya memenuhi syarat-syarat K3 di tempat kerja 2.6. Pengertian Statistika Kecelakaan Statistik kecelakaan akibat kerja meliputi kecelakaan yang dikarenakan oleh atau diderita pada waktu menjalankan pekerjaan, yang berakibat kematian atau kelainan-kelainan, dan meliputi penyakit- penyakit akibat kerja. Selain itu statistik kecelakaan industri dapat pula mencakup kecelakaan yang dialami tenaga kerja selama dalam perjalanan ke atau dari perusahaan, [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 18 2.6.1. Pengumpulan Statistik Kecelakaan Statistik kecelakaan mungkin dikumpulkan pada suatu perusahaan, pada perusahaan-perusahaan suatu daerah, pada perusahaan-perusahaan dari suatu jenis industri atau untuk seluruh perusahaan pada suatu negara. Statistik mengenai berbagai perusahaan dengan kondisi-kondisi yang kira-kira serupa dimaksud-kan untuk menilai yang lebih baik dan keadaan-keadaan positif yang dapat diterapkan bersama untuk pencegahan yang lebih baik. Statistik kecelakaan harus dapat diperbanding-kan tidak saja dari tahun ke tahun, tetapi juga dari satu perusahaan ke lain perusahaan, dari satu daerah ke daerah lain dan selama mungkin dari satu negara ke nagara lain Dalam rangka pencegahan kecelakaan, statistik harus memberikan keterangan lengkap tentang sebab, frekwensi, perusahaan dan pekerjaan serta juga faktor-faktor lain yang mempengaruhi resiko kecelakaan. Sebaliknya, dalam hubungan kompensasi, statistik digunakan terutama untuk keperluan administrasi dan mesti menunjukan benyaknya kecelakaan menurut tingkat beratnya, lamanya cacat dan besarnya uang dibayar untuk kompenasi. [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 19 Statistik kecelakaan harus disusun atas dasar definisi yang seragam mengenai kecelakaan-kecelakaan dalam industri, dalam kerangka tujuan pencegahan pada umumnya dan sebagai ukuran resiko-resiko kecelakaan pada khususnya. Semua kecelakaan yang didefinisikan demikian harus dilaporkan dan ditabulasikan se: a seragam, Angka-angka frekwensi dan beratnya kecelakaan harus dikumpul atas dasar cara-cara seragam. Harus ada pembatasan- pembatasan seragam tentang kecelakaan, cara-cara yang seragam untuk mengukur waktu menghadapi resiko, dan cara-cara seragam untuk menyatakan besarnya resiko. Klasifikasi industri dan pekerjaan untuk keperluan statistik kecelakaan harus selalu seragam. Klasifikasi kecelakaan menurut keadaan-keadaan terjadinya dan menurut sifat dan letak luka atau kelainan harus seragam, dan dasar-dasar yang dipakai untuk menetapkan kriteria pemikiran harus selalu sama. Pengumpulan statistik atas dasar Klasifikasi Organisasi Perburuhan Internasional seperti yang telah diuraikan sangat berguna bagi usaha pencegahan kecelakaan. [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 20 2.7. Perhitungan Angka-Angka Kecelakaan Untuk memperbandingkan banyaknya kecelakaan pada suatu pabrik terhadap pabrik lainnya dalam cabang industri yang sama, perlu diperhitungkan perbedaan-perbedaan yang mungkin disebabkan oleh perbedaan jumlah tenaga kerja yang bekerja pada kedua pabrik tersebut. Hal ini dapat dilakukan dengan menghitung angka frekwensi kecelakaan (F), yaitu ; + Banyaknya kecelakaan untuk setiap juta jam kerja manusia. F = banyak kecelakaan x 1.000.000 jam kerja manusia total Sebegitu jauh dengan angka frekwensi barulah jumlah kecelakaan yang mendapat perhatian, dan hal ini bukanlah suatu ukuran yang tepat bagi pengaruh kecelakaan Contoh Suatu. perusahaan dengan 500 tenaga kerja, yang kegiatannya 50 minggu dengan 48 jam kerja/minggu, mengalami 60 kali kecelakaan dalam setahun. Dikarenakan penyakit, kecelakaan dan sebab-sebab lain, tenaga kerja tidak masuk kerja sebanyak 5% dari seluruh waktu kerjanya. Jadi besarnya jam kerja manusia seluruhnya = 500 x 50 x 48 = 1.200.000 [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 21 Jam efektif = 1.200.000 x 5% = 1.140.000 jam maka F = 60 x 1.000.000 = 52,63 1.140.000 Untuk mengukur pengaruh kecelakaan, juga harus dihitung angka beratnya kecelakaan; § = Jumlah hilang hari kerja x 1,000 Jam kerja manusia total Contoh : Jumlahhari-hari hilang adalah 1.200 sebagai akibat 60 kecelakaan, maka S = 1.200 x 1.000 1.140.000 = 1,053 Hal ini berarti bahwa setiap tahun kira-kira sehari hilang pada setiap 1.000 jam kerja manusia. Atau 2,4 hari setiap tenaga kerja dalam setahun. Perhitungan lebih rumit lagi jika terjadi pula cacat tetap dan kematian, jika terjadi kematian, hitungan hari-hari yang hilang dapat ditetapkan sebagai berikut : > Hari benar-benar hilang dalam tahun ybs., Sejak kematian. > Dinyatakan hilang 6.000 hari kerja (Amerika) [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 22 > Diperhitungkan 7.500 hari kerja (ILO) Seandainya pada contoh diatas terjadi 1 kecelakaan yang menyebabkan kematian pada 200 hari lagi menjelang habisnya tahun ybs, maka ; F = 61 x 1,000,000 = 53,5 dan maka $ adalah ; 1.140.000 $=1.400 x 1,000 =1,23 (hilang hari — yang sebenarnya) 1.140.000 S = 8.700 x 1.000 = 7,63 (OPI) 1,140,000 S = 7.260 x 1.000 = 6,32 (Amerika) 1,140,000 [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 23 BABII PENYAKIT AKIBAT KERJA (PAK) DAN PENYAKIT. AKIBAT HUBUNGAN KERJA (PAHK) I. Definisi PAK dan PAHK Penyakit Akibat Kerja adalah penyakit yang mempunyai penyebab yang spesifik atau asosiasi yang kuat dengan pekerjaan, pada umumnya terdiri dari satu agen penyebab, harus ada hubungan sebab akibat antara proses penyakit dan hazard di tempat kerja, Faktor Lingkungan kerja sangat berpengaruh dan berperan sebagai penyebab timbulnya Penyakit Akibat Kerja. Sebagai contoh antara lain debu silika dan Silikosis, uap timah dan keracunan timah, Akan tetapi penyebab terjadinya akibat kesalahan faktor manusia juga (WHO). Berbeda dengan Penyakit Akibat Kerja, Penyakit Akibat Hubungan Kerja (PAHK) sangat luas ruang lingkupnya. Menurut Komite Abli WHO (1973), Penyakit Akibat Hubungan Kerja adalah “penyakit dengan penyebab multifaktorial, dengan kemungkinan besar berhubungan dengan pekerjaan dan kondisi tempat kerja, Pajanan di tempat kerja tersebut memperberat, mempercepat terjadinya serta menyebabkan kekambuhan penyakit. [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 24 1.1. Ruang lingkup Kesehatan Kerja Kesehatan kerja meliputi berbagai upaya penyerasian antara pekerja dengan pekerjaan dan lingkungan kerjanya baik fisik maupun psikis dalam hal cara/metode kerja, proses kerja dan kondisi yang bertujuan untuk 1 we Memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan kerja masyarakat pekerja di semua lapangan kerja setinggi- tingginya baik fisik, mental maupun kesejahteraan sosialnya. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan pada masyarakat pekerja yang diakibatkan oleh keadaan/kondisi lingkungan kerjanya Memberikan pekerjaan dan perlindungan bagi pekerja di dalam pekerjaannya dari kemungkinan bahaya yang disebabkan oleh faktor-faktor yang membahayakan kesehatan. Menempatkan dan memelihara pekerja disuatu lingkungan pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan fisik dan psikis pekerjanya [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 25 1.2. Penggolongan Penyakit Akibat Kerja Upaya Kesehatan Kerja adalah upaya penyerasian antara kapasitas kerja, beban kerja dan lingkungan kerja agar setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya sendiri maupun masyarakat di sekelilingnya, agar diperoleh produktivitas kerja yang optimal (UU Kesehatan Tahun 1992 Pasal 23). WHO membedakan empat kategori Penyakit Akibat Kerja: 1. Penyakit yang hanya disebabkan oleh pekerjaan, misalnya Pneumoconiosis 2. Penyakit yang salah satu penyebabnya adalah pekerjaan, misalnya Karsinoma Bronkhogenik 3. Penyakit dengan pekerjaan merupakan salah satu penyebab di antara faktor-faktor penyebab lainnya, misalnya Bronkhitis khronis. 4. Penyakit dimana pekerjaan memperberat suatu kondisi yang sudah ada sebelumnya, misalnya asma 1.3, Faktor Penyebab PAK dan PAHK Penyakit akibat kerja di laboratorium umumnya berkaitan dengan faktor biologis (kuman patogen yang berasal umumnya dari pasien); faktor kimia (pemaparan dalam dosis kecil namun terus [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 26 menerus seperti antiseptik pada kulit, zat kimia/so/vent yang menyebabkan kerusakan hati; faktor ergonomi (cara duduk salah, cara mengangkat pasien salah); faktor fisik dalam dosis kecil yang terus menerus (panas pada kulit, tegangan tinggi, radiasi.); faktor psikologis (ketegangan di kamar penerimaan pasien, gawat darurat, karantina) 1) Faktor Biologis Lingkungan kerja pada Pelayanan Kesehatan favorable bagi berkembang biaknya s/rain kuman yang resisten, terutama kuman-kuman pyogenic, colli, bacilli dan staphylococci, yang bersumber dari pasien, benda-benda yang terkontaminasi dan udara. Virus yang menyebar melalui kontak dengan darah dan sekreta (misalnya HIV dan Hepatitis B) dapat menginfeksi pekerja hanya akibat kecelakaan kecil dipekerjaan, misalnya karena tergores atau tertusuk jarum yang terkontaminasi virus. Angka kejadian infeksi nosokomial di unit Pelayanan Kesehatan cukup tinggi. Secara teoritis kemungkinan kontaminasi pekerja sangat besar, sebagai contoh dokter di RS mempunyai risiko terkena infeksi 2 sampai 3 kali lebih besar dari pada dokter yang praktek pribadi atau swasta, dan bagi petugas Kebersihan menangani limbah yang infeksius senantiasa kontak dengan bahan yang [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 27 tercemar kuman patogen, debu beracun mempunyai_peluang terkena infeksi Pencegahan Seluruh pekerja harus mendapat pelatihan dasar tentang kebersihan, epidemilogi dan desinfeksi. 2. Sebelum bekerja dilakukan pemeriksaan kesehatan untuk memastikan dalam keadaan sehat badani, punya cukup kekebalan alami untuk bekerja dengan bahan infeksius, dan dilakukan imunisasi. 3. Melakukan pekerjaan laboratorium dengan praktek yang benar ( Good Laboratory Practice) 4. Menggunakan desinfektan yang sesuai dan cara penggunaan yang benar. 5. Sterilisasi dan desinfeksi terhadap tempat, peralatan, sisa bahan infeksius dan spesimen secara benar 6. Pengelolaan limbah infeksius dengan benar 7. Menggunakan kabinet keamanan biologis yang sesuai. 8. Kebersihan diri dari petugas. 2) Faktor Kimia Petugas di laboratoriumyang sering kali kontak dengan bahan kimia dan obat-obatan seperti antibiotika, demikian pula dengan solvent yang banyak digunakan dalam komponen [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 28 antiseptik, desinfektan dikenal sebagai zat yang paling karsinogen. Semua bahan cepat atau lambat ini dapat memberi dampak negatif terhadap kesehatan mereka, Gangguan kesehatan yang paling sering adalah dermatosis kontak akibat kerja yang pada umumnya disebabkan oleh iritasi (amoniak, dioksan) dan hanya sedikit saja oleh karena alergi (keton). Bahan toksik ( trichloroethane, tetrachloromethane) jika tertelan, terhirup atau terserap melalui kulit dapat menyebabkan penyakit akut atau kronik, bahkan kematian. Bahan korosif (asam dan basa) akan mengakibatkan kerusakan jaringan yang irreversible pada daerah yang terpapar. Pencegahan 1. "Material safety data sheet? (MSDS) dari seluruh bahan kimia yang ada untuk diketahui oleh seluruh petugas laboratorium. 2. Menggunakan karet isap (rubber bulb) atau alat vakum untuk mencegah tertelannyabahan kimia dan terhirupnya aerosol. Menggunakan alat pelindung diri (pelindung mata, sarung tangan, celemek, jas laboratorium) dengan benar. 4. Hindari penggunaan lensa kontak, karena dapat melekat antara mata dan lensa. 5. Menggunakan alat pelindung pernafasan dengan benar [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 29 3) Faktor Ergonomi Ergonomi sebagai ilmu, teknologi dan seni berupaya menyerasikan alat, cara, proses dan lingkungan kerja terhadap kemampuan, kebolehan dan batasan manusia untuk terwujudnya kondisi dan lingkungan kerja yang sehat, aman, nyaman dan tercapai efisiensi yang setinggi-tingginya. Pendekatan ergonomi bersifat konseptual dan kuratif, secara populer kedua pendekatan tersebut dikenal sebagai 70 fit the Job to the Man and to fit the Man to the Job Sebagian besar pekerja di perkantoran atau Pelayanan Kesehatan pemerintah, bekerja dalam posisi yang kurang ergonomis, misalnya tenaga operator peralatan, hal ini disebabkan peralatan yang digunakan pada umumnya barang impor yang disainnya tidak sesuai dengan ukuran pekerja Indonesia. Posisi kerja yang salah dan dipaksakan dapat menyebabkan mudah lelah sehingga kerja menjadi kurang efisien dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan gangguan fisik dan psikologis (stress) dengan keluhan yang paling sering adalah nyeri pinggang kerja (low back pain) [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 30 4) Faktor Fisik Faktor fisik di laboratoriumyang dapat menimbulkan masalah kesehatan kerja meliputi Kebisingan, getaran akibat mesin dapat menyebabkan stress dan ketulian Pencahayaan yang kurang di ruang kamar pemeriksaan, laboratorium, ruang perawatan dan kantor administrasi dapat menyebabkan gangguan penglihatan dan kecelakaan kerja. Suhu dan kelembaban yang tinggi di tempat kerja Terimbas kecelakaan/kebakaran akibat lingkungan sekitar. Terkena radiasi Khusus untuk radiasi, dengan berkembangnya teknologi pemeriksaan, penggunaannya meningkat sangat tajam dan jika tidak dikontrol dapat membahayakan petugas yang menangani Pencegahan Pengendalian cahaya di ruang laboratorium Pengaturan ventilasi dan penyediaan air minum yang cukup memadai Menurunkan getaran dengan bantalan anti vibrasi Pengaturan jadwal kerja yang sesuai [Kelamatan Dan Kesehatan Kerja Kimia] | [Politeknik Kampar] 31

You might also like