You are on page 1of 10

Tinjauanpustaka

DIAGNOSIS DAN PENATALAKSANAAN ARTRITIS SEPTIK


IWayanDarya/TjokordaRakaPutra
Bagian/SM FIlmuPenyakitDalam FK Unud/RSUPSanglahDenpasar
e-mai
l:wayandarya@ yahoo.
co.
id

SUM M ARY
DIAGNOSISAND M ANAGEM ENT OFSEPTIC ARTHRITIS
Sept
icart
hri
tiswhi
chcausedbybact
eri
ali
nfect
ioni
saseri
ousdi
seaseandst
illaschal
lenget
ophysi
cianbecauset
he
prognosi
shasnoti
mprovedsi
gni
ficant
lyovert
hepastt
wodecades.Therout
eofspreadi
nfect
iont
ojoi
ntt
hroughhemat
ogenous
orotherroutesincl
udedi recti
nocul
ati
onthroughjoi
ntprosthet
ic.Themostoftenaet
iol
ogyisStaphylococcus aureus. Thepro-
cessofnativejointinfect
ioncanbedividedintot
hreesteps:bacteri
alcol
oni
zati
on,est
abl
ishi
ngani nfecti
on,andi nducti
onof
hosti nflammatoryresponse.Thedi agnosi sofsept icarthriti
srestsoni solati
onoft hepat hogenfrom j ointfluid.Ifwefi ndcl assic
signandsympt omsassoci at edsept i
cart hri t
isshoul dnott odelaythedi agnosisofsept i
cart hriti
s.Oncesept icarthri
tisissuspected
andt hepropersampl eformi crobiologicst udi esarecol l
ected,appropriateant i
biotictreat mentandadequat ejointdrainageshoul d
begi nimmedi ately.Theai m managementofsept i
cart hriti
smai nlyarej ointdecompressi on,jointst eri
lization,andreservej oint
function.St erili
zation jointwi t
h empi ricalant ibiotic based on gram st ain and co-morbi d disease and t han adjusted base on
baterialcult
ureresul t
.Ant ibioticshoul dbeadmi nistratedintravenouslyatl east2weekst hancont inuedoral ly.Jointdecompres-
sioncanbeachi evedbyavari etymet hodsi ncludecl osed-needleaspiration,tidalirrigation,art hroscopy,andart hrotomy.Pro-
phylactic use of antibiotics is controversial for events posing a risk of haematogenous bacterial arthritis through transient
bacteraemia. Prognosis of septic arthritis is poor since a permanent reduction in joint function is seen in approximately 30% of
patients.

Keywords:septi
cart
hri
tis,di
agnosi
s,management

PENDAHULUAN sendi40-68kasus/ 100. 000/tahun.Puncakinsidenpada


kelompok umuradalah anak-anak usia kurang dari5
tahun(5per100. 000/tahun)dandewasausialebihdari
Artri
tissepti
kkarenai nfeksibakterialmerupakan
64 tahun(8,4 kasus/100.000penduduk/ tahun).2,3
penyaki tyangseri usyangcepatmerusakkart i
lagohya-
Kebanyakanart riti
ssept i
kt erjadipadasat usendi
,
lin artikular dan kehilangan fungsisendiyang
1,
2
sedangkanket erli
batanpol iart i
kul arterj
adi10-15% ka-
ireversibel. Diagnosisawalyangdi ikutidenganterapi
sus.Sendilututmerupakan sendiyang paling sering
yangt epatdapatmenghi ndariterj
adinyakerusakansendi
1
terkenasekitar48-56%,di ikut iol ehsendipanggul16-
dankecacat ansendi . 3,
4
21%,danpergel angankaki8%.
Insiden septik artritis pada populasiumum
Artrit
isseptikmasi h merupakant antanganbagi
bervariasi2-10 kasusper100. 000 orang pertahun.
para klinisisejak dua puluh tahun terakhir,dengan
Insiden ini meningkat pada penderita dengan
penangananyangdi nidant epatmakadi harapkandapat
peningkatan risiko sepertiartritisrheumatoid 28-38 menurunkankehi l
anganfungsiyangpermanendarisendi
kasusper100. 000pert ahun,penderi t
adenganprost esis danmenurunkanmort ali
tas.5,
6

46
SUMBER INFEKSI sampai 62% pada sendi dengan prostetik. Pada sendi
dengan prostetik, inokulasi bakteri biasanya terjadi pada
Sinovium merupakan struktur yang kaya dengan saat prosedur operasi dilakukan. Pada sendi yang intak
vaskular yang kurang dibatasi oleh membran basal, mengalami inokulasi bakteri selama tindakan operasi
memungkinkan mudah masuknya bakteri secara sendi atau sekunder dari trauma penetrasi, gigitan
hematogen. Di dalam ruang sendi, lingkungannya sangat binatang, atau tusukan benda asing ke dalam ruang sendi. 7,11
avaskular (karena banyaknya fraksi kartilago hyalin) Penyebaran infeksi dari jaringan sekitarnya
dengan aliran cairan sendi yang lambat, sehingga terjadi pada kasus osteomyelitis yang sering terjadi pada
suasana yang baik bagi bakteri berdiam dan anak-anak karena anak-anak kurang dari 1 tahun,
berproliferasi.1,7 pembuluh darah memperforasi diskus pertumbuhan
epifisal menimbulkan lanjutan infeksi dari tulang ke
ruang sendi, atau pada anak yang lebih lanjut, infeksi
pada tulang dapat merusak bagian korteks dan
menyebabkan artritis septik sekunder jika tulang berada
di dalam kapsul sendi, seperti pada sendi koksae dan
bahu. Pada orang dewasa penyakit dasar infeksi kulit
dan penyakit kaki diabetik sering sebagai sumber infeksi
yang berlanjut ke ruang sendi. 8,12
Kuman penyebab yang paling banyak adalah
Staphylococcus aureus disusul oleh Streptococcus
pneumoniae, Streptococcus pyogenes merupakan
Gambar 1. Cara masuknya kuman ke dalam ruang sendi kuman yang sering ditemukan dan sering pada penderita
penyakit autoimun, infeksi kulit sistemik, dan trauma.
Sumber infeksi pada artritis septik dapat melalui Pasien dengan riwayat i ntra venous drugabuse (IVDA),
beberapa cara yaitu secara hematogen, inokulasi langs- usia ekstrim, imunokompromis sering terinfeksi oleh
ung bakteri ke ruang sendi, infeksi pada jaringan mus- basil gram negatif yang sering adalah Pseudomonas
kuloskeletal sekitar sendi.1,8 aerugi nosa dan Escheri chia coli. Kuman anaerob dapat
Kebanyakan kasus artritis bakterial terjadi akibat juga sebagai penyebab hanya dalam jumlah kecil yang
penyebaran kuman secara hematogen ke sinovium baik biasanya didapatkan pada pasien DM dan pemakaian
pada kondisi bakteremia transien maupun menetap.9,10 prostesis sendi. 4,13
Penyebaran secara hematogen ini terjadi pada 55% ka- Faktor predisposisi seseorang terkena artritis
sus dewasa dan 90% pada anak-anak. Sumber bakterimia septik adalah faktor sistemik seperti usia ekstrim, artritis
adalah : (1) infeksi atau tindakan invasif pada kulit, sal- rheumatoid, diabetes melitus, pemakaian obat
uran nafas, saluran kencing, rongga mulut, (2) imunosupresi, penyakit hati, alkoholisme, penyakit hati
pemasangan kateter intravaskular termasuk pemasangan kronik, malignansi, penyakit ginjal kronik, memakai obat
vena sentral, kateterisasi arteri femoral perkutaneus, (3) suntik, pasien hemodialisis, transplantasi organ dan
injeksi obat intravenus.7,10,11 faktor lokal seperti sendi prostetik, infeksi kulit, operasi
Inokulasi langsung bakteri ke dalam ruang sendi sendi, trauma sendi,osteoartritis.1,14,15
terjadi sebesar 22%-37% pada sendi tanpa prostetik dan
Diagnosis dan Penatalaksanaan Artritis Septik 47
IWayanDarya. Tjokorda Raka Putra
PATOGENESIS Demikian juga terjadi masuknya sel polymorphonuclear
(PMN) ke dalam ruang sendi. Tumor necrosis factor-α
Patogenesis artritis septik merupakan (TNF-α dan sitokin inflamasi lainnya penting dalam
multifaktorial dan tergantung pada interaksi patogen mengaktifkan PMN agar terjadi fogistosis bakteri yang
bakteri dan respon imun hospes. Proses yang terjadi pada efektif. Kelebihan sitokin seperti TNF-α, IL-1β, IL-6,
sendi alami dapat dibagi pada tiga tahap yaitu kolonisasi dan IL-8 dan macrophage colony-stimulating factor
bakteri, terjadinya infeksi, dan induksi respon inflamasi dalam ruang sendi menyebabkan kerusakan rawan sendi
hospes.7 dan tulang yang cepat. Sel-sel fagosit mononoklear
seperti monosit dan makrofag migrasi ke ruang sendi
Kolonisasi bakteri segera setelah PMN, tetapi perannya belum jelas.
Sifat tropism jaringan dari bakteri merupakan hal Komponen lain yang penting pada imun inat pada infeksi
yang sangat penting untuk terjadinya infeksi sendi. S. stafilokokus adalah sel natural killer (NK), dan nitric
aureus memiliki reseptor bervariasi (adhesin) yang oxide (NO). Sedangkan peran dari limfosit T dan B dan
memediasi perlengketan efektif pada jaringan sendi yang respon imun didapat pada artritis septik tidak jelas.7,17
bervariasi. Adhesin ini diatur secara ketat oleh faktor
genetik, termasuh regulator gen asesori (agr), regulator GANBARAN KLINIS
asesori stafilokokus (sar), dan sortase A.1,7
Gejala klasik artritis septik adalah demam yang
Faktor virulensi bakteri mendadak, malaise, nyeri lokal pada sendi yang
Selain adhesin, bahan lain dari dinding sel bakteri terinfeksi, pembengkakan sendi, dan penurunan
adalah peptidoglikan dan mikrokapsul polisakarida yang kemampuan ruang lingkup gerak sendi. Sejumlah pasien
berperan mengatur virulensi S. aureus melalui pengaruh hanya mengeluh demam ringan saja. Demam dilaporkan
terhadap opsonisasi dan fagositosis. Mikrokapsul (kap- 60-80% kasus, biasanya demam ringan, dan demam
sul tipis) penting pada awal kolonisasi bakteri pada ruang tinggi terjadi pada 30-40% kasus sampai lebih dari 390C.
sendi yang memungkinkan faktor adhesin stafilokokus Nyeri pada artritis septik khasnya adalah nyeri berat dan
berikatan dengan protein hospes dan selanjutnya terjadi saat istirahat maupun dengan gerakan aktif
produksi kapsul akan ditingkatkan membentuk kapsul maupun pasif.7,14
yang lebih tebal yang lebih resisten terhadap Evaluasi awal meliputi anamnesis yang detail
pembersihan imun hospes. Jadi peran mikrokapsul disini mencakup faktor predisposisi, mencari sumber
adalah resisten terhadap fagositosis dan opsonisasi serta bakterimia yang transien atau menetap (infeksi kulit,
memungkinkan bakteri bertahan hidup intraseluler. 7,16 pneumonia, infeksi saluran kemih, adanya tindakan-
tindakan invasiv, pemakai obat suntik, dll),
Respon imun hospes mengidentifikasi adanya penyakit sistemik yang
Sekali kolonisasi dalam ruang sendi, bakteri mengenai sendi atau adanya trauma sendi.2,3,4
secara cepat berproliferasi dan mengaktifkan respon Sendi lutut merupakan sendi yang paling sering
inflamasi akut. Awalnya sel sinovial melepaskan sitokin terkena pada dewasa maupun anak-anak berkisar 45%-
proinflamasi termasuk interleukin-1β (IL-1β), dan IL- 56%, diikuti oleh sendi panggul 16-38%. Artritis septik
6. Sitokin ini mengaktifkan pelepasan protein fase akut poliartikular, yang khasnya melibatkan dua atau tiga
dari hepar dan juga mengaktifkan sistem komplemen. sendi terjadi pada 10%-20% kasus dan sering

48
dihubungkan dengan artritis reumatoid. Bila terjadi cairan sendi juga tidak menyingkirkan adanya artritis
demam dan flare pada artritis reumatoid maka perlu septik yang terjadi bersamaan. 7,18
dipikirkan kemungkinan artritis septik.7,14 Pengecatan gram cairan sinovial harus dilakukan,
Pada pemeriksaan fisik sendi ditemukan tanda- dan menunjukkan hasil positif pada 75% kasus artritis
tanda eritema, pembengkakan (90% kasus), hangat, dan positif kultur stafilokokus dan 50% pada artritis positif
nyeri tekan yang merupakan tanda penting untuk kultur basil gram negatif. Pengecatan gram ini dapat
mendiaganosis infeksi. Efusi biasanya sangat jelas/ban- menuntun dalam terapi antibiotika awal sambil
yak, dan berhubungan dengan keterbatasan ruang menunggu hasil kultur dan tes sensitivitas. Kultur cairan
lingkup gerak sendi baik aktif maupun pasif. Tetapi sendi dilakukan terhadap kuman aerobik, anaerobik, dan
tanda ini menjadi kurang jelas bila infeksi mengenai bila ada indikasi untuk jamur dan mikobakterium. Kul-
sendi tulang belakang, panggul, dan sendi bahu.7,14 tur cairan sinovial positif pada 90% pada artritis septik
nongonokokal.3,5
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Pemeriksaan polymerase chain reaction (PCR)
Pemeriksaan darah tepi Pemeriksaan Polymerase chain reaction (PCR)
Terjadi peningkatan lekosit dengan predominan bakteri dapat mendeteksi adanya asam nukleat bakteri
neutrofil segmental, peningkatan laju endap darah dan dalam jumlah kecil dengan sensitifitas dan spesifisitas
C-reactive Protein (CRP). Tes ini tidak spesifik tapi hampir 100%. Beberapa keuntungan menggunakan PCR
sering digunakan sebagai petanda tambahan dalam di- dalam mendeteksi adanya infeksi antara lain : 1,19
agnosis khususnya pada kecurigaan artritis septik pada 1. mendeteksi bakteri dengan cepat,
sendi. Kultur darah memberikan hasil yang positif pada 2. dapat mendeteksi bakteri yang mengalami
50-70% kasus.9,13 pertumbuhan lambat,
3. mendeteksi bakteri yang tidak dapat dikultur,
Pemeriksaan cairan sendi 4. mendeteksi bakteri pada pasien yang sedang
Aspirasi cairan sendi harus dilakukan segera bila mendapatkan terapi,
kecurigaan terhadap artritis septik, bila sulit dijangkau 5. mengidentifikasi bakteri baru sebagai penyebab.
seperti pada sendi panggul dan bahu maka gunakan alat Tapi PCR juga mengalami kelemahan yaitu hasil
pemandu radiologi. Cairan sendi tampak keruh, atau positif palsu bila bahan maupun reagen yang mengalami
purulen, leukosit cairan sendi lebih dari 50.000 sel/mm3 kontaminasi selama proses pemeriksaan.1,7
predominan PMN, sering mencapai 75%-80%. Pada
penderita dengan malignansi, mendapatkan terapi Pemeriksaan Radiologi
kortikosteroid, dan pemakai obat suntik sering dengan Pada pemeriksaan radiologi pada hari pertama
leukosit kurang dari 30.000 sel/mm3. Leukosit cairan biasanya menunjukkan gambaran normal atau adanya
sendi yang lebih dari 50.000 sel/mm3 juga terjadi pada kelainan sendi yang mendasari. Penemuan awal berupa
inflamasi akibat penumpukan kristal atau inflamasi pembengkakan kapsul sendi dan jaringan lunak sendi
lainnya seperti artritis rheumatoid. Untuk itu perlu yang terkena, pergeseran bantalan lemak, dan pelebaran
dilakukan pemeriksaan cairan sendi dengan ruang sendi. Osteoporosis periartikular terjadi pada
menggunakan mikroskop cahaya terpolarisasi untuk minggu pertama artritis septik. Dalam 7 sampai 14 hari,
mencari adanya kristal. Ditemukannya kristal pada penyempitan ruang sendi difus dan erosi karena destruksi

Diagnosis dan Penatalaksanaan Artritis Septik 49


I Wayan Darya. Tjokorda Raka Putra
kartilago. Pada stadium lanjut yang tidak mendapatkan diperiksa menggunakan mikroskop cahaya polarisasi
terapi adekuat, gambaran radiologi nampak destruksi untuk melihat adanya kristal birefringen negatif (asam
sendi, osteomyelitis, ankilosis, kalsifikasi jaringan urat) atau birefringen positif (kalsium pirofosfat dihidrat)
periartikular, atau hilangnya tulang subkondral diikuti untuk menyingkirkan adanya penyakit kristal pada sendi.
dengan sklerosis reaktif.1,15 Tapi harus diingat bahwa adanya laporan tentang adanya
Pemeriksaan USG dapat memperlihatkan adanya kejadian yang bersamaan artritis septik dengan penyakit
kelainan baik intra maupun ekstra artikular yang tidak sendi karena kristal.7,15
terlihat pada pemeriksaan radiografi. Sangat sensitif
untuk mendeteksi adanya efusi sendi minimal (1-2 mL), Artritis reaktif
termasuk sendi-sendi yang dalam seperti pada sendi Adanya respon inflamasi sendi terhadap adanya
panggul. Cairan sinovial yang hiperekoik dan penebalan proses infeksi bakteri di luar sendi dikenal dengan artritis
kapsul sendi merupakan gambaran karakteristik artritis reaktif. Sering riwayat penderita adanya infeksi di bagian
septik.20 distal seperti pada saluran gastrointestinal (contoh : Shigella
Pemeriksaan lain yang digunakan pada artritis spp.,Salmonella spp.,Campilobacter spp., atau Yersinia spp.),
septik dimana sendi sulit dievaluasi secara klinik atau saluran genitourinaria (contoh: chlamydia dan mycoplasma),
untuk menentukan luasnya tulang dan jaringan dan saluran respirasi (contoh Streptococcus pyogenes). Sendi
mengalami infeksi yaitu mengunakan CT, MRI , atau dalam keadaan inflamasi tetapi steril. Pada pemeriksaan PCR
radio nuklead. 21 terdeteksi antigen mikroba di dalam sendi. Adanya antigen
mikroba ini mencerminkan respon penyaringan alami dari
DIAGNOSIS sinovium dan dengan makin banyaknya antigen bakteri ini
akan menstimulasi inflamasi.Penderita juga sering mengalami
Diagnosis klinis artritis septik bila ditemukan entesopati atau uveitis, lesi kulit atau membran mukosa.7,15
adanya sendi yang mengalami nyeri, pembengkakan, Preexisting joint infection. Penderita dengan
hangat disertai demam yang terjadi secara akut disertai penyakit sendi kronik yang mendasari seperti artritis
dengan pemeriksaan cairan sendi dengan jumlah lekosit rheumatoid, osteoartritis, dan penyakit jaringan ikat
>50.000 sel/mm3 dan dipastikan dengan ditemukannya lainnya mengalami flare dan memberikan gambaran
kuman patogen dalam cairan sendi.7 yang menyerupai artritis septik atau mengalami infeksi
sehingga memberikan prognosis yang buruk karena
DIAGNOSIS BANDING sering terjadi keterlambatan diagnosis artritis septik.
Sering pasien tidak mengalami demam dan gambaran
Sejumlah kelainan sendi yang perlu dipertimbangkan klinis yang indolen. Sehingga diagnosis artritis septik
sebagai diagnosis banding arthitis septik seperti infeksi pada harus selalu dipikirkan bila terjadi inflamasi mendadak
sendi yang sebelumnya mengalami kelainan, artritis pada satu atau dua sendi pada pasien ini.7
terinduksi-kristal, artrhitis reaktif, artritis traumatik, dan
artritis viral.7 Artritis traumatik
Artritis traumatik merupakan artritis yang
Artritis terinduksi-kristal disebabkan oleh adanya trauma baik trauma tumpul,
Gout dan pseudogout menyerupai gejala dan penetrasi, maupun trauma berulang atau trauma dari
tanda artritis septik. Sehingga cairan sendi harus pergerakan yang tidak sesuai dari sendi yang selanjutnya

50
menimbulkan nekrosis avaskular. Nekrosis avaskular sendi baik aktif maupun pasif harus segera dilakukan
terjadi karena terhentinya aliran darah ke bagian kaput tidak lebih dari 24 jam setelah keluhan membaik.1,15,23
femoral dan selanjutnya tulang menjadi rapuh. Kartilago
yang mengelilingi menjadi rusak dan menimbulkan Terapi farmakologi
keluhan dan gejala berupa pembengkakan, nyeri, Sekali artritis septik diduga maka segera
instabilitas sendi, dan perdarahan internal. Analisa cairan dilakukan pengambilan sampel untuk pemeriksaan serta
sendi ditemukan banyak se-sel darah merah.26 pemberian terapi antibiotika yang sesuai dan segera
dilakukan drainase cairan sendi. Pemilihan antibiotika
Artritis viral harus berdasarkan beberapa pertimbangan termasuk
Penderita dengan artritis viral biasanya dengan kondisi klinis, usia, pola dan resisitensi kuman setempat,
manifestasi poliartritis umumnya mengenai sendi-sendi dan hasil pengecatan gram cairan sendi.3,28 Pemilihan
kecil yang simetris, demam, limfadenopati dan adanya jenis antibiotika secara empiris seperti pada tabel 1 yang
karakteristik rash. Pada pemeriksaan cairan sendi tampak dikutip dari panduan The British Society for
banyak sel-sel mononuklear dan kadar glukosa yang Rheumatology tahun 2006.7,15,24
normal.7,15 Modifikasi antibiotika dilakukan bila sudah ada
hasil kultur dan sensitivitas bakteri. Perlu diingat bahwa
TERAPI vankomisin tidak dilanjutkan pada pasien dengan infeksi
stafilokokus atau streptokokus yang sensitif dengan B-
Tujuan utama penanganan artritis septik adalah laktam. Perjalanan klinik pasien juga perlu sebagai
dekompresi sendi, sterilisasi sendi, dan mengembalikan bahan pertimbangan karena korelasi pemeriksaan
fungsi sendi.Terapi atrhritis septik meliputi terapi non- sensitivitas dan resistensi bakteri in vitro dengan in vivo
farmakologi, farmakologi, dan drainase cairan sendi.1,23 tidak absolut sesuai.1
Secara umum rekomendasi pemberian antibiotika
Terapi non-farmakologi intravenus paling sedikit selama 2 minggu, diikuti
Pada fase akut, pasien disarankan untuk dengan pemberian antibiotika oral selama 1-4 minggu.
mengistirahatkan sendi yang terkena. Rehabilitasi Pemberian antibiotika intravenus yang lebih lama
merupakan hal yang penting untuk menjaga fungsi sendi diindikasikan pada infeksi bakteri yang sulit dieradikasi
dan mengurangi morbiditas artritis septik. Rehabilitasi seperti P aerogenosa atau Enterobacter spp. Pada kasus
seharusnya sudah dilakukan saat munculnya artritis yang bakterimia S aureus dan arthtritis sekunder S
untuk mengurangi kehilangan fungsi. Pada fase akut, aureus diberikan antibiotika parenteral 4 minggu untuk
fase supuratif, pasien harus mempertahankan posisi mencegah infeksi rekuren.1,23,25,26 Pemberian antibiotika
fleksi ringan sampai sedang yang biasanya cenderung intra artikular tidak efektif dan justru dapat menimbulkan
membuat kontraktur. Pemasangan bidai kadang perlu sinovitis kemikal.7
untuk mempertahankan posisi dengan fungsi optimal;
sendi lutut dengan posisi ekstensi, sendi panggul Drainase cairan sendi
seimbang posisi ekstensi dan rotasi netral, siku fleksi Drainase yang tepat dan adequat dapat dilakukan
900, dan pergelangan tangan posisi netral sampai sedikit dengan berbagai metode. Teknik yang bisa dilakukan
ekstensi. Walaupun pada fase akut, latihan isotonik harus antara lain aspirasi dengan jarum, irigasi tidal,
segera dilakukan untuk mencegah otot atropi. Pergerakan arthroskopi dan arthrotomi.7

Diagnosis dan Penatalaksanaan Artritis Septik 51


I Wayan Darya. Tjokorda Raka Putra
Aspirasi jarum sebagai prosedur awal drainase deks perburukan efusi sendi atau cairan purulen tidak
sendi yang mudah diakses seperti sendi lutut, dapat dievakuasi maka harus dilakukan arthroskopi atau
pergelangan kaki, pergelangan tangan, dan sendi-sendi drainase terbuka harus segera dilakukan. Beberapa in-
kecil. Drainase dilakukan sesering yang diperlukan pada dikator prognostik buruk pada artritis septik sehingga
kasus efusi berulang. Jika dalam waktu 7 hari terapi memerlukan tindakan yang invasif. Indikator ini
jumlah cairan, jumlah sel dan persentase PMN menu- termasuk lamanya penundaan terapi dari onset penyakit,
run setiap aspirasi maka tindakan dengan aspirasi jarum usia ekstrim, adanya penyakit sendi yang mendasari,
tertutup dapat diteruskan sesuai kebutuhan. Tapi bila pemakaian obat imunosupresan, serta adanya
efusinya persisten selama 7 hari yang menunjukkan in- osteomyelitis ekstra artikular.2,23

Tabel 1. Ringkasan rekomendasi pemberian antibiotika awal secara empirik pada kasus dugaan artritis septik24

Kelompok pasien Pilihan antibiotika

Tidak ada faktor risiko terhadap organisme Flukloksasilin 4 x 2gram i.v. Kebijakan
atipikal lokal mungkin menambahkan
gentamisin i.v.
Jika alergi terhadap penisilin, maka
diberikan klindamisin 4 x 450-600 mg
i.v. atau generasi kedua atau ketiga
sefalosporin

Risiko tinggi terhadap sepsis gram negatif Generasi kedua atau ketiga sefalosporin
(usia tua, ISK berulang, baru selesai operasi seperti seforoksim 3 x 1,5 gram i.v.
abdomen) Kebijakan lokal mungkin
menambahkan fluklosaksilin terhadap
generasi ketiga sefalosporin.
Bila alergi maka diskusikan dengan ahli
mikrobiologi.

Risiko MRSA (sedang dalam perawatan di Vankomisin i.v. ditambah generasi


rumah sakit, tingaal di panti jompo, ulkus kedua atau ketiga sefalosporin i.v
pada kaki atau pemakaian kateter, atau faktor
risiko lainnya yang ditentukan secara lokal)

Diduga gonokokus atau meningokokus Seftriakson i.v. atau sesuai dengan


pilihan lokal atau pola resistensi

IVDA Diskusikan dengan ahli mikrobiologi


Sedang perawatan di ruang intensif Diskusikan dengan ahli mikrobiologi

52
Irigasi tidal merupakan metode irigasi tertutup pencegahan artritis bakterial secara hematogen melalui
non-operatif yang dapat dilakukan di tempat perawatan penyebaran hematogen transien masih kontroversial.31
pasien. Ini merupakan prosedur alternatif pada pasien- Berdasarkan studi yang dilakukan oleh Krijnen
pasien yang memiliki risiko tinggi melaksanakan dkk, profilaksis antibiotika pada kasus infeksi kulit
tindakan operasi atau mereka yang gagal dilakukan merupakan efektif-biaya pada pasien dengan penyakit
aspirasi jarum tertutup. Irigasi tidal juga dapat dikerjakan sendi yang kepekaannya tinggi. Pada pasien dengan
pada efusi yang terlokulasi.1 risiko tinggi seperti artritis rheumatoid dan penggunaan
Karena kemajuan arthroskopi, tindakan ini prostesis pada sendi besar, profilaksis tidak hanya efektif
digunakan lebih sering pada terapi artritis septik. Dengan tetapi juga mengurangi biaya secara keseluruhan.
arthroskopi memungkinkan ahli bedah untuk inspeksi Sedangkan infeksi saluran kencing dan saluran nafas
secara adequat sendi untuk diagnostik dan biopsi sendi merupakan risiko rendah terjadinya septik artritis.
yang terinfeksi melalui pengamatan langsung. Untuk Profilaksis efektif pada kasus ini bila penderita sangat
kepentingan terapeutik, arthroskopi dapat melakukan berisiko mangalami arhtritis bakterial seperti pemakaian
debridemen lebih komplit melalui irigasi semua ruangan prostesis pada sendi panggul atau lutut, adanya penyakit
sendi termasuk ruang posterior sendi lutut. Arthroskopi komorbid, artritis rheumatoid, dan usia 80 tahun atau
juga memperbaiki mobilitas karena menimbulkan lebih.1,31
sayatan yang lebih kecil. Arthroskopi juga efektif Berdasarkan panduan dari Belanda, profilaksis
digunakan pada sendi besar lainnya seperti sendi bahu, yang digunakan adalah amoksisilin/asam klavulanat
dan pergelangan kaki.24,27-9 untuk mengatasi artritis bakterial untuk berbagai sumber
Arthrotomi direkomendasikan untuk drainase infeksi. Pilihan lain adalah golongan sefalosporin. Tidak
cairan sendi panggul karena peka sekali menimbulkan diketahui antibiotika mana sebagai profilaksis yang lebih
peningkatan tekanan intra artikular dan kesulitan baik. Dosis amoksisilin/asam klavulanat sebagai
melakukan dekompresi komplit. Selain sendi panggul, profilaksis adalah 2000/200 mg intravenus sebelum
drainase operasi terbuka sering dilakukan juga pada tindakan invasif, 3x500/125 mg sehari selama 10 hari
sendi bahu dan pergelangan tangan dimana sering pada kasus infeksi, dan 3000/750 mg per oral sekali
kesulitan melakukan drainase karena anatomi yang kom- sebelum tindakan di bidang dental. Efikasi profilaksis
pleks. Arthrotomi juga diindikasi pada artritis septik yang ini adalah 90%, dengan kejadian efek samping 0.01%
disebabkan oleh P. aeroginosa atau bakteri gram negatif mengalami reaksi non fatal dan 0,002% mengalami
lainnya yang memerlukan terapi aminoglikosida, reaksi fatal.31
membantu mengatasi rendahnya tekanan oksigen dan
pH pada sendi yang terinfeksi.7,30 PROGNOSIS

PROFILAKSIS ANTIBIOTIKA Walaupun dengan terapi yang cepat dan tepat pada
artritis septik tetapi prognosisnya masih buruk. Pada
Karena akibat lanjutan dari artritis septik yang studi yang dilakukan oleh Kaandorp dkk pada 154 pasien
berat (mortalitas, morbiditas, dan kehilangan fungsi (dewasa dan anak-anak), 33% kasus dengan keluaran
sendi), artritis septik yang menyebar via hematogen sendi yang buruk yaitu dengan amputasi, arthrodesis,
merupakan masalah besar pada pasien-pasien dengan bedah prostetik, atau perburukan fungsional yang berat,
penyakit sendi. Penggunaan profilaksis antibiotika untuk mortalitas berkisar 2-14%.15

Diagnosis dan Penatalaksanaan Artritis Septik


53
I Wayan Darya. Tjokorda Raka Putra
RINGKASAN DAFTAR RUJUKAN

Artritis septik karena infeksi bakterial merupakan 1. Hughes LB. Infectious Arthritis. In: Koopman WJ,
penyakit yang serius dan sampai saat ini masih Moreland LW, Ed. Arthritis and allied conditions-
merupakan tantangan bagi para klinisi karena prognosis a text book of rheumatology. 15th ed. Philadelpia:
tidak berubah selama dua dekade terakhir ini. Lippincott William & Wilkins, 2005.p.2577-2601.
Infeksi pada sendi dapat melalui hematogen 2. Gupta MN, Sturrock RD, Field M. A prospective
ataupun inokulasi langsung melalui prostetik sendi. 2-year study of 75 patients with adult-onset sep-
Penyebab yang paling banyak adalah Staphylococcus tic arthritis. J Rheumatology 2001;40:24-30.
aureus. Proses kerusakan sendi melalui tiga tahap yaitu
3. Kaandorp CJE, Dinant HJ, van de Laar MAFJ,
kolonisasi bakteri, terjadinya infeksi, dan induksi respon
Moens HJB, Prins APA, Dijkmans BAC. Inci-
inflamasi hospes. Faktor predisposisi menderita artritis
dence and source of native and prosthetic joint
septik oleh adanya faktor lokal dan kondisi sistemik yang
infection: a community based prospective survey.
memudahkan terjadinya infeksi.
Ann Rheum Dis 1997;56:470-5.
Diagnosis artritis septik adalah ditemukannya
kuman patogen dari cairan sendi. Bila ada gejala dan 4. Morgan DS, Fisher D, Merianos A,Currie BJ.
tanda klasik artritis septik sebaiknya tidak sampai An 18 year clinical review of septic arthritis from
menunda diagnosis artritis septik. Sekali artritis septik tropical Australia. Epidemiol Infect 1996;117
diduga maka segera dilakukan pengambilan sampel (3):423-8.
untuk pemeriksaan serta berikan terapi antibiotika yang 5. Weitoft T, Mäkitalo S.Bacterial arthritis in a Swed-
sesuai dan segera dilakukan drainase cairan sendi. Tujuan ish health district. Scand J Infect Dis
utama penanganan artritis septik adalah dekompresi 1999;31(6):559-61.
sendi, sterilisasi sendi, dan mengembalikan fungsi sendi.
6. Dikranian AH, Weisman MH. Principle of diag-
Dekompresi sendi dapat dilakukan dengan metode
nosis and treatment of joint infections. In :
aspirasi jarum tertutup, irigasi tidal, arthroskopi maupun
Koopman WJ, Ed. Arthritis and allied conditions.
arthrotomi. Sedangkan sterilisasi sendi dengan
14 th ed. New York: Lippincott Williams &
menggunakan antibiotika secara empiris awalnya
Wilkins, 1998.p.2551-67.
berdasarkan hasil pengecatan gram dan komorbid
7. Shirtliff ME, Mader JT. Acute septic arthritis.
penyakitnya yang selanjutnya disesuaikan dengan hasil
Clinical microbiology reviews 2002:15;527-44.
kultur cairan sendi. Lama pemberian intravenus mini-
mal 2 minggu dilanjutkan dengan antibiotika oral. 8. Shetty AK, Gedalia A. Septic arthritis in children.
Penggunaan profilaksis antibiotika untuk Rheum Dis Clin North Am 1998;24(2):287-304.
pencegahan artritis bakterial secara hematogen melalui 9. Klein RS. Joint infection, with consideration of under-
penyebaran hematogen transien masih kontroversial. lying disease and sources of bacteremia in hematog-
Prognosis artritis septik sampai saat ini masih buruk yaitu enous infection. Clin Geriatr Med 1988;4(2):375-94.
menimbulkan kecacatan sampai 33%.
10. Backstein D, Hutchison C, Gross A. Septic ar-
thritis of the hip after percutaneous femoral ar-
tery catheterization . The Journal of Arthroplasty
2002;17(8):1074-7.
54
11. Ewing R, Fainstein V, Musher DM, Lidsky M, acteristics and pitfalls of diagnosis with MR im-
Clarridge J. Articular and skeletal infections aging. Radiology 1991;180:533-9.
caused by Pasteurella multocida. South Med J 22. Krijnen P, Kaandorp C J E, Steyerberg E W, van
1980;73(10):1349-52. Schaardenburg D, Bernelot Moens H J, Habbema
12. Jackson MA, Burry VF, Olson LC. Pyogenic ar- J D F. Antibiotic prophylaxis for haematogenous
thritis associated with adjacent osteomyelitis: bacterial arthritis in patients with joint disease: a
identification of the sequela-prone child. Pediatr cost effectiveness analysis. Ann Rheum Dis
Infect Dis J 1992;11(1):9-13. 2001;60;359-66.

13. Ryan MJ, Kavanagh R, Wall PG, Hazleman BL. 23. Nusem I, Jabur MK, Playford EG. Arthroscopic
Bacterial joint infections in England and Wales: treatment of septic arthritis of the hip. Arthroscopy
analysis of bacterial isolates over a four year pe- 2006;22(8):902-3.
riod. Br. J. Rheumatol 1997;36:370-3. 24. Coakley G, Mathews C, Field M, Jones A,
14. Hultgren O, Kopf M, Tarkowski A. Staphylococ- Kingsley G, et al. BSR & BHPR, BOA, RCGP
cus aureus-induced septic arthritis and septic : and BSAC guidelines for management of the hot
death is decreased in IL-4-deficient mice: role of swollen joint in adults. Rheumatology
IL-4 as promoter for bacterial growth. Journal of 2006;45:1039–41.
Immunology 1998;160:5082-7. 25. Ivey M, Clark R. Arthroscopic debridement of the
15. Brusch JL. Septic arthritis. Available from: URL: knee for septic arthritis. Clin Orthop Relat Res
http://www.emedicine. com/med/topic3394.htm. 1985;199:201-6.
th
Accessed on: 15 April 2008. 26. Anonim. Traumatic arthriti . Available from: URL:
16. Gupta M N, Sturrock R D, Field M. Prospective http://www.arthritis-treatment-and-relief.com/trau-
th
comparative study of patients with culture proven matic-arthritis.html. Accessed on: 15 April 2008.
and high suspicion of adult onset septic arthritis. 27. Lavy CB, Thyoka M. For how long should anti-
Annals of the Rheumatic Diseases 2003;62:327-31. biotics be given in acute paediatric septic arthri-
17. Albus A, Arbeit RD, Lee JC.Virulence of Staphy- tis?A prospective audit of 96 cases. Trop Doct
lococcus aureus mutants altered in type 5 capsule 2007;37(4):195-7.
production. Infect Immun 1991;59(3):1008-14. 28. Donatto KC. Orthopedic management of septic
18. McCutchan HJ, Fisher RC AU. Synovial leuko- arthritis. Rheum Dis Clin North Am
cytosis in infectious arthritis. Clin Orthop Relat 1998;24(2):275-86.
Res 1990;257:226-30. 29. Huang SS, Platt R. Risk of methicillin-resistant
19. Yang S, Ramachandran P, Hardick A, Hsieh Y, Staphylococcus aureus infection after previous
Quianzon S, et al. Rapid PCR-based diagnosis infection or colonization. Clin Infect Dis
of septic arthritis by early gram-type classifica- 2003;36(3):281-5.
tion and pathogen identification. Journal of Clini- 30. Sanpera I. Arthroscopy in hip septic arthritis in
cal Microbiology 2008;46(4):1386-90. children. Journal of Bone and Joint Surgery
20. Burreu NJ, Cheem RK, Cardinal E. Musculoskel- 2005;87:SI.
etal infections: US manifestations. Radiographics 31. Balabaud L, Gaudias J, Boeri C, Jenny JY, Kehr
1999;211(2):1585-92. P. Results of treatment of septic knee arthritis: a
21. Erdman WA, Tamburro F, Jayson HT, Weatherall retrospective series of 40 cases. Knee Surg Sports
PT, Ferry KB, Peshock RM. Osteomyelltis: Char- Traumatol Arthrosc. 2007;15(4):387-92.

Diagnosis dan Penatalaksanaan Artritis Septik 55


I Wayan Darya. Tjokorda Raka Putra

You might also like