Professional Documents
Culture Documents
999 2336 1 PB
999 2336 1 PB
Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Daun Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi Linn)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Staphylococcus Aureus Penyebab Infeksi Nifas
ABSTRACT
Puerperal infection is one of the causes of maternal death in Indonesia. The number of diseases caused by
Staphylococcus aureus causes a significant increase in the use of antibiotics. Continuous use of antibiotics
causes resistance and side effects of therapy. Wuluh starfruit (Averrhoa bilimbi L.) is often used as a
traditional medicine by the community. Flavonoids, saponins, tannins, formic acid, sulfur, calcium oxalate,
calcium oxalate and potassium citrate are active compounds contained in starfruit leaves. Flavonoids can
function as antioxidants, antidiabetic and antibacterial against Escerichia coli and Staphylococcus aureus.
The purpose of this study was to examine the activity of starfruit leaf extract on Staphylococcus aureus which
is known as the bacteria that causes puerperal infection by seeing whether or not the inhibition zone is
formed.Wuluh starfruit leaves were extracted by maceration method using 70% ethanol solvent. Extracts are
made in concentrations of 2.5%, 5% and 10%. As a positive control clindamycin was used and negative
control was used by Na.CMC The results show that the negative control does not have a inhibitory zone
diameter. The average diameter of the starfruit leaf inhibition zone on Staphylococcus aureus with a
concentration of 2.5%, 5%, and 10% is 7 mm, 9.67 mm and 14.67 mm and positive control is 17 mm.The
conclusion is that wuluh starfruit leaves have antibacterial activity at concentrations of 2.5%, 5%, and 10%
to the growth of Staphylococcus aureus. So that starfruit leaf extract can be developed as a treatment in
puerperal infection.
ABSTRAK
wuluh diekstraksi dengan metode maserasi dengan menggunakan pelarut etanol 70%.
Ekstrak dibuat dalam konsentrasi 2,5%, 5% dan 10%. Sebagai kontrol positif digunakan
clindamycin dan kontrol negatif digunakan Na.CMC. Hasil penelitian menunjukkkan bahwa
kontrol negatif tidak memiliki diameter zona hambat. Diameter rata – rata zona hambat daun
belimbing wuluh pada Staphylococcus aureus dengan konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10% yaitu
7 mm, 9,67 mm dan 14,67 mm dan kontrol positif 17 mm.Kesimpulan yaitu daun belimbing
wuluh memiliki aktivitas antibakteri pada konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10% terhadap
pertumbuhan Staphylococcus aureus. Sehingga ekstrak daun belimbing dapat dikembangkan
sebagai pengobatan dalam infeksi nifas.
Kata Kunci: Aktivitas Antibakteri; averrhoa bilimbi L; infeksi nifas; staphylococcus aureus
Salah satu resistensi bakteri yang telah senyawa aktif yang terdapat di dalam daun
banyak diketahui adalah Methicillin- belimbing wuluh.
Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
(Jasmine et al., 2007). Berdasarkan data Flavonoid dapat berfungsi sebagai
diatas, perlu dikembangkan penelitian antioksidan, antidiabetes serta antibakteri
untuk menemukan antibakteri alternatif terhadap Escerichia coli dan Staphylococcus
dalam menghambat penyebaran kasus aureus (Ardananurdin, 2004). Selain itu,
infeksi yang disebabkan oleh Staphylococcus daun belimbing wuluh telah banyak
aureus. Indonesia merupakan negara digunakan oleh masyarakat luas karena
dengan kondisi alam subur dan lembab memiliki efek farmakologis seperti
yang membuat banyak tanaman mudah mencairkan gumpalan darah, analgesik,
tumbuh, salah satunya adalah tanaman diuretik, mengatasi radang tenggorokan,
belimbing wuluh. menyembuhkan luka, mengatasi
keputihan, memperlancar ASI, dan lainnya
Tanaman belimbing wuluh tidak terlalu (Mursito, 2002). Zakaria et al (2007)
membutuhkan perawatan yang intensif membuktikan bahwa ekstrak air daun
dan bahkan dapat tumbuh pada daerah- belimbing wuluh pada konsentrasi
daerah yang kering, tandus dan berkapur 2 mg/disk juga dapat menghambat
atau tanah kritis. Selama ini masyarakat pertumbuhan bakteri gram positif dan
hanya mengenal dan memanfaatkan negatif. Selain itu, Candra (2011) juga
bagian buah dari tanaman ini untuk bahan membuktikan bahwa ekstrak methanol
sayur (Aryantini, 2017). Belimbing wuluh daun belimbing wuluh pada konsentrasi
(Averrhoa bilimbi L.) sering digunakan 400 µg/disk menghambat pertumbuhan
sebagai obat tradisional oleh masyarakat di bakteri Bacillus subtilis dengan diameter
daerah yang beriklim tropis. Tanaman ini zona hambat sebesar 6,5 mm. Sehingga
banyak dijumpai di sejumlah negara diduga daun belimbing wuluh juga
seperti Argentina, Australia, Malaysia, mempunyai efek antibakteri terhadap
Brazil, Filipina, India, Singapura, Thailand, Staphylococcus aureus. Berdasarkan penelitian
dan Venezuela (Kurniawaty, 2016). sebelumnya, maka perlu dilakukan
Flavonoid, saponin, tanin, asam format, pengujian aktivitas antibakteri ekstrak
sulfur, kalsium oksalat, kalsium oksalat daun belimbing wuluh terhadap
dan kalium sitrat merupakan kandungan Staphylococcus aureus secara in vitro.
280
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .6, No.3,2018,hal 277-285
dengan cara menimbang 0,5 gram ekstrak larutan Na.CMC 1% b/v sampai volume
yang kemudian dilarutkan dalam 10 ml 100,0 ml (stok 1 = 1000 ppm), diukur
Na-CMC. Konsentrasi 10% dalam 10 ml 2,5 ml stok 1 lalu diencerkan dengan
dibuat dengan cara menimbang 1 gram aquadest sampai volume 50,0 ml
ekstrak yang kemudian dilarutkan dalam (stok 2 = 50 ppm).
10 ml Na-CMC.
Pengujian Aktivitas Antibakteri
Pertama–tama dimasukkan medium
Peremajaan Kultur Murni Bakteri
Bakteri uji Staphylococcus aureus dari biakan Nutrient Agar steril yang telah dibuat
murni diambil satu ose secara aseptis dan kedalam 6 buah cawan petri ± 10 ml dan
digoreskan pada medium Nutrient Agar didinginkan hingga memadat pada suhu
(NA) miring kemudian diinkubasi pada sekitar 40°C - 50°C. Setelah memadat,
suhu 37 o C selama 24 jam. kemudian dimasukkan suspensi biakan
murni Staphylococcus aureus (3 buah cawan
Pembuatan Suspensi Bakteri Uji petri) sebanyak 0,1 ml dengan
Membuat larutan suspense bakteri
menggunakan swap steril hingga merata.
Staphylococcus aureus diambil 1 ose bakteri,
Setelah itu paper disk direndam dalam
dimasukkan ke dalam masing-masing
ekstrak daun belimbing wuluh untuk
tabung reaksi yang berisi 10 ml larutan
konsentrasi 2,5% b/v, 5% b/v, 10% b/v
NaCl fisiologi 0,9% dengan biakan murni
dan juga dalam Na-CMC dan clindamycin
Staphylococcus aureus dalam reaksi dikocok
(kontrol positif dan negatif) selama
sampai homogenkemudian distandarkan
15 menit setelah itu, diletakkan pada
dengan Mc Farland 0,5.
permukaan inokulum dengan
hati– hati dengan jarak kurang lebih sama
Pembuatan Suspensi Na.CMC 1 % b/v
dengan lainnya. Selanjutnya, diinkubasi
Panaskan aquadest sebanyak 100 ml
pada suhu 37oC selama 24 jam dalam
hingga pada suhu 60 – 70oC, timbang Na
inkubator kemudian dilakukan
CMC sebanyak 1 gram masukkan kedalam
pengamatan dan pengukuran zona daya
lumpang, ditambahkan sedikit demi
hambatan yang terbentuk.
sedikit aquadest, digerus hingga homogen.
HASIL
Pembuatan Suspensi Clindamycin Berdasarkan Tabel 1 didapatkan hasil
Ditimbang serbuk kapsul clindamycin 100
pengukuran diameter zona hambat ekstrak
mg, kemudian disuspensikan dengan
283
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .6, No.3,2018,hal 277-285
Staphylococcus aureus didapatkan zona konsentrasi dari tiga replikasi 7 mm, 9,67
hambat pada konsentrasi 2,5%, 5%, 10% mm, 14,67 mm.
dengan rata–rata masing– masing
Tabel 1. Hasil Pengukuran Diameter Zona Hambatan Ekstrak Daun Belimbing Wuluh
Terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus
Replikasi Kontrol Kontrol Diameter Zona Hambatan (mm) Ekstrak
Negatif (mm) Positif (mm) daun Belimbing Wuluh
2,5% 5% 10%
1 0 18 8 10 16
2 0 15 5 9 14
3 0 18 8 10 14
Jumlah 0 51 21 29 44
Rata-rata 0 17 7 9,67 14,67
Sebagai antibakteri, tannin dapat konsentrasi 2,5%, 5%, dan 10% dengan
menghambat kerja enzim reverse kontrol negatif dan konsentrasi 2,5%, 5%,
transkriptase dan DNA topoisomerase dan 10% dengan kontrol positif.
sehingga sel bakteri tidak terbentuk
(Nuria, et al,. 2009). Sedangkan flavonoid KESIMPULAN
dapat bekerja sebagai antibakteri dengan Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik
membentuk senyawa kompleks dan kesimpulan sebagai berikut : Ekstrak daun
protein ekstraseluler serta terlarut belimbing wuluh memiliki aktivitas
sehingga merusak membran sel bakteri antibakteri terhadap Staphylococcus aureus
dan diikuti dengan keluarnya senyawa pada konsentrasi 2,5%, 5% dan 10% yaitu
intraseluler. Peroksidase dapat digunakan 7 mm, 9,67 mm dan 14,67 mm dan
sebagai antiseptik yang efektif dan non kontrol positif 17 mm. Semakin besar
toksik. Dari hasil analisis statistik konsentrasi semakin besar pula efek
ANAVA, Diperoleh FH > FT yang antibakterinya. Sehingga ekstrak daun
menunjukan adanya aktivitas antibakteri belimbing wuluh dapat digunakan sebagai
ekstrak daun belimbing wuluh terhadap pengobatan dalam infeksi nifas.
semua konsentrasi. Berdasarkan uji Beda
Nyata Terkecil pada Staphylococcus aureus REFERENSI
menunjukan nilai berbeda nyata atau Ardananurdin, A., Winarsih, S., Widayat, M.
(2004). Uji Efektivitas Dekok Bunga
signifikan pada konsentrasi 2,5% dengan
Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L)
10%, konsentrasi 5% dengan 10%, sebagai Antimikroba Terhadap Bakteri
285
Care: Jurnal Ilmiah Ilmu Kesehatan Vol .6, No.3,2018,hal 277-285
Salmonella typhi In Vitri. Jurnal Kedokteran Jasmine, R., Selvakumar, B.N., Daisy.
Brawijaya. Vol XX. No 1, 30-34 (2007). Saponins from Eugenia jambolane
Aryantini, D., Sari, F., Juleha. (2017). Uji with Antibacterial Activity Against Beta-
Aktivitas Antibakteri Fraksi Aktif Lactamase Producing Methicillin Resistant
Terstandar Flavonoid Dari Daun Staphylococcus aureus. Pakistan. Research
Belimbing Wuluh (Averrhoa bilimbi L). Journal of Medicinal Plant (1): 1-6
Jurnal Wiyata. Vol 4. No 2. 143-150 Kurniawaty, E., Lestari, EE. (2016). Uji
Brooks, GF., Butel, JS., Morse, SA. (2005). Efektivitas Daun Belimbing Wuluh
Jawetz, Melnick, & Adelberg’s Medical (Averrhoa bilimbi L) sebagai Pengobatan
Microbilogy, 25th Ed. Mikrobiologi Diabetes Melitus. Majority; Vol 5. No.
Kedokteran Jawetz, Melnick, & Adelberg, 2,
Edisi 23, Mursito B.(2002). Ramuan Tradisional
Candra, D.S., Shapna, S., Sumon, R., & Untuk Pengobatan Jantung. Jakarta:
Sheikh, S.H.(2011).Antibacterial and Penebar Swaday; 47-48. 7
cytotoxic activities of methanolic Nuria, MC., Faizatun, A., Sumantri.
extracts of leaf and fruit parts of the (2009). Uji Aktivitas Antibakteri
plant Averrhoa bilimbi (Oxalidaceae), Ekstrak Etanol Daun Jarak Pagar
American Journal of Scientific and (Jatropha curcas L) terhadap Bakteri
Industrial Research, 2 (4), 531-536. Staphylococcus aureus ATCC 25923,
Grundmann, H., Sousa, MAD., Boyce, J., Escherichia coli ATCC 25922, dan
Tiemersma, E. (2006). Emergence and Salmonella typhi ATCC 1408. Jurnal Ilmu-
Resurgence of Meticillin-Ressistant ilmu Pertanian; Vol 5. No 2, 26 – 37
Staphylococcus aureus As A Public Health Nurkusuma, DD. (2009). Faktor yang
Threat. Lancet, 368 (9538): 874-885 Berpengaruh terhadap Kejadian Methicillin
Guidice, P Del., Bes, M., Hubiche, T., Resistant Staphylococcus aureus (MRSA)
Blac, V., Lina, G., Vandenesch, F., pada Kasus Infeksi Luka Pasca Operasi di
Etienne. J. (2011). Clinical Ruang Perawatan Bedah Rumah Sakit
manifestations and outcome of skin Dokter Kariadi Semarang. Tesis. Program
infections caused by the community- Pascasarjana Magister Ilmu bedah
acquired Methicillin-resistant Universitas Diponegoro, Semarang
Staphylococcus aureus clone ST80-IV. Zakaria, Z. A., Zaiton, H., Henie, E. F. P.,
Journal of the European Academy of Mat Jais, A. M., & Zainuddin, E. N.
Dermatologt and Venerology. H.(2007).In vitro Antibacterial Activity
Huriwati Hartanto, dkk of Averrhoa bilimbi L. Leaves and
(penterjemah).(2010). Jakarta: EGC, Fruits Extracts. International journal of
hal. 225-232 Tropical Medicine, 2 (3), 96-100.