You are on page 1of 12

MAKALAH

"DISKUSI RADIO"

Disusun guna memenuhi tugas :

Mata Kuliah : Broadcasting Radio

Dosen Pengajar : Dr. Winda Kustiawan,MA

Disusun oleh:

KELOMPOK 11

Rindy Winanti : 0101193146

KPI A – SEMESTER V

PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2021
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb

Alhamdulillahirrabil’alamiin. Puja dan puji penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas petunjuk dan
bimbingan serta hidayah-Nya, makalah ini dapat penulis selesaikan dengan baik tepat pada waktunya.

Adapun penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Broadcasting Radio.
Izinkan kelompok 11 sebagai penulis membahas tentang “Diskusi Radio”. Selanjutnya kami ucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang membantu menyelesaikan makalah ini.

Tak bisa dipungkiri jika pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan karena tidak ada
kesempurnaan sedikitpun di dunia ini. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
konstruktif untuk perbaikan dan penyempurnaan lebih lanjut. Tak luput pula kami berharap semoga
penulisan makalah ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada khususnya.

Wassalamualaikum wr.wb

Kampung Halaman, September 2021

Kelompok 11
BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Radio adalah salah satu media massa dan media penyiaran yang konvensional dan masih
banyak digunakan oleh semua lapisan di masyarakat. Tidak hanya sekedar sebagai media untuk
mencari hiburan, namun juga sebagai media informasi dan komunikasi untuk masyarakat
mengakses informasi yang dibutuhkan. Dengan salah satu kelebihannya dibandingkan dengan
media lainnya, yaitu radio mampu memberikan efek gambaran imajinasi yang luar biasa bagi
pendengarnya. Karena sifat radio hanya dapat didengarkan tanpa adanya gambar visual yang
dapat dilihat seperti media televisi.

Seiring berkembangnya era teknologi pada dewasa ini, kemajuan pada bidang penyiaranpun
menjadi semakin canggih, baik itu pada media televisi maupun radio. Radio saat ini tidak hanya
dapat didengar melalui taperadio, namun juga dapat diputar streaming melalui jaringan
internet, mobile phone, mp3 player dan beberapa peralatan teknologi lainnya yang mutakhir,
sehingga mengakses radio menjadi lebih mudah. Meskipun mendapat saingan dari media
televisi dan media cetak yang telah mengalami kemajuan yang pesat, namun radio tetap
memiliki keunggulan tersendiri dibanding media massa lainnya, sebab seseorang tetap dapat
mengikuti siaran radio sambil tetap melakukan pekerjaannya atau melakukan aktivitas lainnya.
Media penyiaran Radio kian terdesak oleh media televisi, namun masih memiliki banyak
penggemar.

Hal ini terbukti berdasarkan dari hasil survei Nielsen yang menyatakan bahwa televisi masih
menjadi media utama dan internet tumbuh sangat pesat di berbagai segmen usia, keadaan ini
menimbulkan berbagai asumsi terhadap eksistensi dari media radio. Hasil temuan Nielsen
Radio Audience Measurement pada kuartal ketiga tahun 2016 menunjukkan bahwa 57% dari
total pendengar radio berasal dari Generasi Z dan Millenials atau para konsumen masa depan.
Saat ini 4 dari 10 orang pendengar radio mendengarkan radio melalui perangkat yang lebih
personal yaitu mobile phone. Para pengelola penyiaran radio harus memahami betul siapa
target pendengarnya dengan menentukan segmen audien yang ingin dijangkau untuk siaran
radionya. Jaringan radio (menyiarkan hal yang sama di banyak tempat sekaligus) yang begitu
populer di era 1930-an dan 1940-an, kini telah punah. Lebih dari itu, banyak radio (sekitar 5000
dari semua radio yang ada) membidik sebagian khalayak saja, bukan seluruh khalayak. Bahkan
banyak pula yang melakukan spesialisasi seperti majalah. Dengan cara seperti ini radio bisa
meraih keuntungan. Namun di kota-kota besar yang persaingannya begitu ketat, semua radio
harus bekerja keras agar dapat bertahan (Rivers, 2012: 21)

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang dimaksud dengan Diskusi Radio ?

2. Apa Tujuan dari Diskusi Radio?

3. Apa saja jenis-jenis Diskusi Radio?

4. Bagaimana memproduksi Diskusi Radio?

5. Bagaimana Pelaksanaan Diskusi Radio dilakukan?

C. Tujuan

1. Mengetahui Apa itu Diskusi Radio

2. Mengetahui cara Memproduksi Diskusi Radio

3. Mengetahui Pelaksanaan Radio

4. Mengetahui jenis-jenis Diskusi Radio

BAB II

ISI
A. Diskusi Radio

Diskusi tidak sekedar dialog tanya jawab, tapi merupakan sebentuk forum pertukaran opini dan
gagasan (exchange of ideas). Adanya diskusi yang terbuka diruang-ruang massa, termasuk
radio, menjadi prasyarat bagi pemenuhan fungsi dan demokrasi. Keseriusan radio menjadi
media publik, bisa dibaca dari ada tidaknya ruang diskusi yang diprogramkan secara teratur.
Dunia disekitar kita ini pada dasarnya adalah a market-place of ideas- pasar gagasan. Apabila
keragaman dan kekayaan khazanah gagasan tersebut bisa diangkat ke program-program radio,
hal ini dapat menjadi indikator kualitas pelaksanaan demokrasi di wilayah tempat radio
beroperasi.

Diskusi tidak asal ngomong atau debat kusir. Dalam diskusi terkandung pokok-pokok seperti
presentasi gagasan, kritik dan antitesis, argumentasi dan sintesis. Gaya berdiskusi bisa formal
atau nonformal. Topiknya bisa berat, ringan, spesifik, general, atau tentang kehidupan sehari-
hari. Tetapi, akan selalu ada pro-kontra.

Dunia broadcasting atau penyiaran mulai berkembang ditengah pesatnya kemajuan


teknologi. Perkembangan dunia elektronik mempunyai aset yang sangat tinggi pada
perkembangan peradaban manusia didalam sistem penyampaian informasi berita yang
semakin canggih. Pesatnya perkembangan teknologi ini sesuai dengan cita-cita dari
penggerak “Penyampaian berita tanpa kabel atau Nirkabel” yang ditemukan oleh
„Guglielmo Marconi‟, dan dikembangkan oleh mahasiswa asal Jerman bernama „Paul
Nipkow‟.

Perkembangan yang pesat itulah yang melahirkan teknologi komunikasi bernama “radio”. Radio
adalah generasi kedua media massa yang hadir di tengah-tengah publik. Memberikan
audio sebagai sumber informasi terhadap para pendengarnya. Radio merupakan organisasi
penyiaran yang sangat kompleks, sebagai stasiun yang menyelenggarakan kegiatan
penyiaran memiliki tiga unsur yang mendukung penyelenggaraan penyiaran. Ketiga unsur
tersebut, yakni, sumber daya manusia yang mampu secara teknis serta solid, pemancar, dan
studio yang layak dan canggih.Trilogi penyelenggaraan penyiaran tersebut satu sama lain
saling berintegerasi dan masing-masing memiliki karakteristik tersendiri.
Forum Diskusi Radio (FDR) resmi berdiri pada 17 November 2007 silam. Forum ini hadir untuk
menumbuhkan rasa percaya diri, semangat juang para insan radio di tanah air tercinta. Harley
Prayudha (Presiden FDR) menyebut para anggota FDR dengan “Taliban” radio. Dikutip dari
majalah Info (edisi 4 2014), dalam sambutannya di acara FDR Summit VII, 7-9 November 2014,
di Kota Batu, Malang. Pria bernama lengkap Harliantara Prayudha mengungkapkan bawa
berdirinya Forum Diskusi Radio merupakan sebuah kebetulan saja.

Diawali pada tahun 2007, saat Harley terpilih sebagai ketua HPPI (Himpunan Praktisi dan
Penyiar Radio Indonesia) Daerah Jawa Timur. Pertemuannya dengan Heru Soleh, merupakan
awal sebuah diskusi kecil-kecilan membahas perkembangan radio dan orang-orang yang
berkecimpung di dalamnya.

Tak lama berjalan dari pertemuan kedua insan radio yang telah lebih berkecimpung lebih dari
10 tahun di dunia radio, mereka pun bertemu dengan Bony Prasetya dari Yogyakarta, kemudian
Agung menyusul. Hebatnya, Agung adalah seorang pembaca dari buku yang dituliskan oleh
Harley, yakni “Pengantar Praktik Penyiaran Radio” tahun 2005.

Tak pelak setiap kali bertemu dengan Harley, Agung selalu membedah isi buku tersebut dengan
penulisnya langsung. Mereka akhirnya memutuskan untuk membuat milist, sebagai media
diskusi di dunia maya. Selain memudahkan untuk menjaring para insan radio di seluruh pelosok
Indonesia, melalui milist berbagai kendala yang dialami oleh para insan radio di tanah air pun
terungkap.

Mulai dari manajemen pengelolaan, teknis, hingga kesulitan menaikan rating. Milist akhirnya
mewadahi para insan radio untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan akan dunia
penyiaran radio, tak heran pula jika jumlah anggotanya semakin banyak. Dan yang paling
mereka tunggu-tunggu dari kegiatan diskusi adalah “Kopdar” yang diadakan satu tahun sekali
dalam kemasan FDR Summit.

B. Tujuan Diskusi Radio

Diskusi diselenggarakan untuk memenuhi tujuan-tujuan berikut:


1. Finding solutions. Mencari solusi. Disini, diskusi menjadi semacam forum curah
gagasan. Misalnya, ketika muncul korban dikalangan anak-anak yang berkelahi meniru
adegan kekerasan sinetron-sinetron televisi, radio menyelenggarakan diskusi yang
melibatkan pakar psikologi, aktivis media literacy, guru dan orangtua untuk mencari
solusi yang terbaik.
2. Explaining problems. Menjelaskan permasalahan, mengali dan menganalisi. Diskusi
menjadi sarana untuk menyampaikan informasi yang lebih mendalam dari sekedar
berita. Misalnya, dalam kontroversi mengenai kegagalan panen padi ‘super toy’, radio
mengangkat permasalahan tersebut ke dalam forum diskusi dengan melibatkan pakar
pertanian agar masyarakat mendapat informasi yang objektif mengenai duduk
permasalahan yang sesungguhnya.
3. Confirmatory. Menginformasi, mencari kejelasan di antara pelbagai spekulasi.
Misalnya: betulkah menonton televisi terus-menerus dapat menimbulkan efek pada
pentontonnya dalam jangka panjang? Betulkah istana negara terlibat dalam kasus
gagal panen padi ‘super toy’? tentu saja, dalam wawancara jenis ini, pihak yang
dihadirkan dalam diskusi semestinya adalah tokoh-tokoh yang memang terlibat
langsung dalam kasusnya, atau punya wewenang untuk bicara soal itu. Tanpa
kehadiran pihak yang terlibat secara langsung, diskusi jenis ini akan sia-sia, rendah
mutunya, karena hanya membicarakan ‘katanya anu, atau itu
4. Catharsis. Forum diskusi, bincang-bincang, juga berfungsi melepaskan tekanan kartasis.
Masih ingat dengan maraknya talkshow di radio-radio kita pascareformasi? Fungsinya
lebih banyak sebagai kartasis, yaitu sebagai sarana melepaskan kekesalan dan
kegeraman orang pada penguasa politik masalalu yang dianggap tidak adil, otoriter,
dan menutup saluran-saluran komunikasi massa

C. Jenis-jenis Diskusi di Udara.

1. Panel diskusi, di sini, ada tim panelis yang akan berdebat dengan kandidat. Tim panelis
tersebut terdiri dari narasumber atau pakar-pakar, yang berhadapan dengan kandidat
yang tengah berusaha memenangkan pemilu atau jabatan publik tertentu. Lazimnya,
panel diskusi dilangsungkan pada masa-masa pemilu.
2. Debat. Diskusi berlangsung antarkandidat, masing-masing kandidat dapat memaparkan
programnya, kemudian dikomentari, dikritik, ditanggapi oleh pihak lainnya. Model debat
tidak Cuma terbatas pada topik politik. Bisa juga berkenaan denganh isu ilmu
pengetahuan atau pengalaman sehari-hari.
3. Man-on-the-street. Ini merupakan komentar atas topik atau berita tertentu. Pesertanya
bisa siapa saja, termasuk pendengar yang berpartisipasi aktif melalui telpon, atau hadir
dalam studio.
Jenis jenis diskusi ini bukan harga mati, tapi bisa dikombinasikan dengan program
atau tipe diskusi lainnya. Di Indonesia, diskusi model panelis dan debat face to face
secara langsung tidak populer. Kendalanya klasik: masalah biaya dan sumberdaya.
Tetapi, diskusi model terakhir, yaitu man-on-the-street, sangat populer. Ini dikarenakan
cost-nya relatif rendah. Lagipula, acara seperti ini banyak diminati pendengar. Banyak
pendengar yang punya uneg-uneg. Diskusi udara akan memungkinkan mereka untuk
menggunakan kesempatan melontarkan uneg-unegnya di udara, atau berbagai uneg-
uneg dengan yang lain.

D. Produksi Diskusi Radio

Program acara radio komunitas terdiri dari berbagai bentuk seperti halnya radio lainnya
(komersial/swasta dan RRI) namun orientasi dan kontennyalah yang sangat membedakannya.

1. Talk Show

Talk Show merupakan program primadona, bisa disiarkan secara langsung/interaktif dan
atraktif. Ditambah lagi dengan sifatnya yang menghibur (entertainment) karena salah satu
“keharusan” sifat berita radio, yang sampai saat ini masih mengundang kontroversi.
Entertainment sebenarnya bukan sekedar berarti menghibur, melainkan dinamis dan hidup.
Oleh karena itu, peran pemandu /moderator sangat menentukan sukses-tidaknya acara ini.
Pilihlah pemandu yang tidak emosional, fair, dan rapi dalam menjelaskan fakta atau opini
kepada pendengar.

Perbedaan paling penting antara talk show dan wawancara berita adalah talk show bersifat
dinamis, tidak terpaku pada aktualitas topic perbincangan, dan jam tayangnya fleksibel.

Talk Show dapat dimasukkan ke dalam kategori program special atau program wawancara
sebagai acara. Bahkan ada yang menyebut setiap siaran kata adalah talk show, karena mengacu
pada arti katanya sendiri yaitu talk (obrolan) dan show (gelaran).

Dua komponen yang selalu ada dalam program talk show adalah obrolan dan musik yang
berfungsi sebagai selingan.

a. Persiapan yang harus dilakukan sebelum menyelenggarakan talk show adalah:

1. Menentukan topik dan tujuan.

2. Narasumber dianjurkan lebih dari satu orang. Hadirnya dua narasumber yang saling berbeda
sikap /pendapat, bukan saja untuk memenuhi prinsip keberimbangan, tetapi juga menciptakan
harmoni sekaligus kontroversi, sehingga talk show menjadi hidup.

3. Menentukan lokasi, kemasan acara dan durasi penyiaran.

b. Bagaimana konsepnya?

1. Topik yang dipilih aktual, sedang jadi sorotan

2. Bersifat analisis, tidak sekedar deskripsi kasus

3. Terjadi interaksi seimbang diantara nara sumber, tidak monopoli satu orang-satu sudut
pandang

4. Terjadi kontroversi, perdebatan pro-kontra

5. Ada solusi terbuka di akhir perbincangan


c. Apa saja komponennya?

1) Pemandu Acara

Pemandu acara adalah orang yang nantinya memandu dan mengelola jalankan kegiatan Talk
show, selain itu pemandu juga menjadi pengelola dinamika suasana yang terjadi dalam talk
show tersebut. Dalam pelaksanan talk show, biasanya pemandu acara dibantu oleh seorang
operator yang mengatur berbagai alat studio.

2) Naskah acara/ catatan

Naskah acara merupakan pedoman bagi pemandu acara untuk menjalankan acara ini. Dalam
naskah ini juga berisi tentang topik yang akan dibahas, nama narasumber, durasi pembagian
waktu berbicara bagi narasumber, waktu untuk berinteraksi serta waktu untuk selingan lagu.

3) Narasumber

Narasumber merupakan tokoh penting dan juga merupakan salah satu kunci dalam
pelaksanaan talk show, karena narasumber adalah orang nantinya akan memberikan pendapat
atau argumentasi tentang topik yang akan dibahas dalam acara talk show.

4) Tempat

Tempat atau lokasi dilaksanakannya talk show juga harus dipersiapkan dengan baik oleh
pelaksana talk show, apakah acara talk show tersebut akan dilaksanakan di dalam studio atau di
luar studio. Kegiatan talk show di luar studio dapat dilakukan misalnya di Aula Balai Desa,
Gedung pertemuan dan sebagainya.

5) Alat komunikasi

Alat komunikasi yang digunakan dalam kegiatan talk show diantaranya adalah saluran telpon.
Alat ini digunakan dalam sesi interaktif yang membri kesempatan bagi para pendengar di rumah
yang akan berpartisipasi atau bertanya kepada narasumber secara langsung. Sedangkan bagi
peserta talk show yang berada dalam satu ruang dengan narasumber, pertanyaan yang
diajukan dapat disampaikan secara langsung maupun tertulis.
6) Lagu

Dalam kegiatan talk show, musik atau lagu digunakan pada awal acara sebelum pemandu acara
membuka acara talk show, dan pada saat acara talk show berakhir sebagai lagu penutup.

7) Iklan

Iklan atau iklan layanan masyarakat dapat disiarkan atau digunakan ketika waktu jeda atau
sebagai selingan dalam acara talk show. Biasanya pemutaran iklan ini berdurasi 1 menit.

E. Pelaksanaan Diskusi Radio

1. LIVE (disiarkan langsung, harus interaktif)

2. TUNDA (direkam sebelumnya, murni monologis)

Bagaimana perencanaannya?

1. Menentukan target pendengar yang dituju dan membutuhkan pencerahan ilmiah

2. Menentukan topik dan nara sumbernya dari analisis terhadap kebutuhan pendengar

3. Menentukan pemandu, dengan kriteria figur toleran, terbuka, bersuara tajam dan intelek

4. Menyiapkan lokasi dan peralatan ON AIR terutama jika siaran langsung dari lapangan

Bagaimana urutan acaranya?

1. Pembukaan berisi: pengenalan acara, pemandu, narasumber, dan topik yang akan
diperbincangkan. Bisa pula diuraikan latar belakang mengapa topik itu dipilih.

2. Diskusi utama berisi: (a) pertanyaan awal, biasanya bersifat terbuka (membutuhkan
penjelasan), (b) tanggapan dari narasumber atau pendengar, dan (c) pengembangan
pertanyaan lanjut atas tanggapan-tanggapan itu.
3. Penutup berisi: kesimpulan, ucapan terima kasih, dan salam penutup, termasuk informasi
program berikutnya. Kesimpulan tidak mutlak bersifat resume perbincangan, bisa juga sekedar
analisis singkat dan pertanyaan terbuka untuk memancing perenungan pendengar. Seluruh
struktur perbincangan, diselingi berbagai ilustrasi musik, yang dipilih sesuai karakter
perbincangan dan selera pendengar di radio

You might also like