You are on page 1of 108
KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR 2/254/LP.00.03/11/2021 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PROGRAM PELATIHAN BALAI LATIHAN KERJA KOMUNITAS TAHUN ANGGARAN 2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS, Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan daya saing tenaga kerja, perlu dilakukan peningkatan kompetensi tenaga kerja melalui pelatihan kerja; b. bahwa kegiatan pelatihan kerja perlu dioptimalkan dengan melibatkan Balai Latihan Kerja Komunitas sebagai upaya meningkatkan akses dan mutu pelatihan kepada masyarakat secara luas; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas tentang Petunjuk Teknis Bantuan Program Pelatihan Balai Latihan Kerja Komunitas Tahun Anggaran 2020; Mengingat Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan (Lembaran Negara _ Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 67, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4637); Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423) Sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2018 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 229, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6267); Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2020 tentang Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 213); Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 1191) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 178/PMK.05/2018 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1736); Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 8 ‘Tahun 2014 tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Berbasis Kompetensi 10. 1 12. 13. 14, 15. (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 586); Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 21 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Bidang Pelatihan Kerja (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1310) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 7 Tahun 2019 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 691); Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1340) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 1745); Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 17 Tahun 2016 tentang Tata Cara Perizinan dan Pendaftaran Lembaga Pelatihan Kerja (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 712); Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 20 Tahun 2018 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan dan Barang Milik Negara Bidang Ketenagakerjaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1626); Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 20 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian Ketenagakerjaan Tahun Anggaran 2021 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 1281); Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 1 Tahun 2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Ketenagakerjaan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2021 Nomor 108); Memperhatikan : Menetapkan KESATU KEDUA KETIGA Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas nomor 2/45/LP.00.03/1/2021 tentang Sebaran Wilayah Pelatihan Balai Latihan Kerja Unit Pelaksana Teknis Pusat (BLK UPTP); MEMUTUSKAN: KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PROGRAM PELATIHAN BALAI LATIHAN KERJA KOMUNITAS TAHUN ANGGARAN 2021. Petunjuk Teknis Bantuan Program Pelatihan Balai Latihan Kerja Komunitas Tahun Anggaran 2021 sebagaimana tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal ini. Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan kegiatan penyaluran Bantuan Program Pelatihan Balai Latihan Kerja Komunitas Tahun Anggaran 2021. Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 2 Februari 2021 DIREKTUR JENDERAL BUDI HARTAWAN NIP 19630715 198903 1 002 LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR 2/254/LP.00.03/11/2021 ‘TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PROGRAM PELATIHAN BALA] LATIHAN KERJA KOMUNITAS TAHUN ANGGARAN 2021 BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia merupakan salah satu program prioritas pemerintah dalam Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Hal ini dilakukan antara lain untuk memacu percepatan peningkatan kompetensi dalam menghadapi perubahan dunia kerja akibat pengaruh teknologi digitalisasi industri 4.0) serta memanfaatkan momentum bonus demografi Percepatan peningkatan kompetensi sebagaimana dimaksud antara Jain dilakukan melalui pelatihan kerja. Pelatihan kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, —serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos kerja pada tingkat Keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan, Pelatihan kerja merupakan salah satu jalur efektif untuk meningkatkan kualitas kompetensi kerja serta mengembangkan karier tenaga kerja, karena dapat diselenggarakan untuk jangka waktu singkat dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan pengguna tenaga kerja/industri. Dengan demikian, pelatihan kerja pada dasamya dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengguna tenaga kerja/industri, atau untuk kebutuhan berwirausaha. Pelaksanaan pelatihan kerja, pada umumnya diselenggarakan oleh lembaga pelatihan milik pemerintah atau milik swasta. Dengan demikian lembaga pelatihan kerja memiliki peranan yang sangat penting dan menentukan dalam percepatan peningkatan kompetensi sebagaimana dimaksud. Sebagai leading sector pelatihan kerja, __Kementerian Ketenagakerjaan melalui Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan produktivitas selama ini telah mengkoordinasikan lembaga-lembaga pelatihan kerja yang ada baik milik pemerintah maupun swasta dan juga ‘memiasilitasi berbagai program-program yang terkait dengan pelatihan kerja, yang kesemuanya bertujuan untuk meningkatkan kompetensi sumber daya manusia/tenaga kerja. Oleh karena itu dalam rangka memperluas percepatan peningkatan kompetensi tenaga kerja Indonesia, Kementerian Ketenagakerjaan antara Jain memberikan ruang kepada komponen dan komunitas masyarakat untuk bersinergi dalam program-program yang terkait dengan pelatihan kerja. Salah satu. bentuk sinergi yang dilakukan adalah memberikan stimulan berupa pendirian Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas, melalui bantuan pembangunan gedung dan peralatan pelatihan, serta bantuan pogram pelatihan kepada yayasan/ lembaga keagamaan non pemerintah serta konfederasi/federasi serikat pekerja/serikat buruh yang bergerak di bidang pengembangan sumber daya manusia. Keberadaan lembaga-lembaga tersebut sangat strategis, selain kerena sudah memiliki komunites tersendiri juga posisinya/letaknya berada pada ‘akar rumput’. Oleh karena itu, lembaga-lembaga tersebut didorong sebagai pelaksana pelatihan berbasis kompetensi agar masyarakat di sekitarnya memiliki akses untuk meningkatkan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja sehingga mampu mengisi kebutuhan tenaga kerja, B. Tujuan 1. Sebagai acuan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian dalam mengelola serta mempertanggungjawabkan dana bantuan secara efektif dan efisien. 2. Memberikan pemahaman kepada pihak terkait tentang pengelolaan anggaran Bantuan Program Pelatihan BLK Komunitas dalam menjalankan tugasnya. 3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas, ketertiban, transparansi serta akuntabilitas pengelolaan Bantuan Program Pelatihan BLK Komunitas. 4, Meningkatnya kualitas perencanaan, pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan. 5. Meningkatnya koordinasi dan keterpaduan dalam pelaksanaan Bantuan Program Pelatihan BLK Komunitas. C. Sasaran 1. Meningkatnya kualitas/kompetensi sumber daya manusia di wilayah /lingkungan BLK Komunitas. 2. Mempermudah akses mendapatkan pelatihan bagi masyarakat di wilayah /lingkungan BLK Komunitas. 3. Mendorong pertumbuhan sumber-sumber ekonomi baru bagi masyarakat. 4. Terlaksananya pengelolaan dan penyaluran bantuan pemerintah secara tepat waktu dan tepat sasaran. 5. Meningkatnya kualitas tatakelola pelayanan pelatihan di BLK Komunitas. D. Pengertian L Bantuan Pemerintah adalah bantuen yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga pemerintah/non pemerintah. Balai Latihan Kerja Komunitas yang selanjutnya disebut BLK Komunitas adalah unit pelatihan kerja pada suatu komunitas di Lembaga Keagamaan Non Pemerintah serta konfederasi/federasi serikat pekerja/serikat buruh untuk memberikan bekal keterampilan teknis berproduksi atau keahlian kejuruan sesuai kebutuhan pasar kerja. 10. cot Bantuan Program Pelatihan BLK Komunitas adalah bantuan yang diserahkan Kementerian Ketenagakerjaan kepada BLK Komunitas dalam bentuk uang untuk membiayai penyelenggaraan pelatihan berbasis kompetensi. Penerima Bantuan adalah BLK Komunitas yang telah menerima bantuan pembangunan gedung workshop dan peralatan pelatihan kerja dari Kementerian Ketenagakerjaan. Pelatihan Kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi kompetensi/jabatan/pekerjaan serta spesifik pekerjaan. Program Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) adalah suatu rumusan tertulis yang memuat secara komprehensif rancangan pencapaian kompetensi sebagai pedoman pelaksanaan_pelatihan yang penyelenggaraanya berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi Pelatihan Berbasis Kompetensi yang selanjutnya disingkat PBK adalah pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai dengan standar yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan standar yang ditetapkan. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah menteri/pimpinan lembaga yang bertanggungjawab atas pengelolaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga bersangkutan. Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan. Pejabat Pembuat Komitmen selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh KPA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN 12. 13. 14. 15. 16. M7. Pejabat Penanda tangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disebut PP-SPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh KPA untuk melakukan pengujian atas surat permintaan pembayaran dan menerbitkan surat perintah membayar. Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah unit organisasi lini Kementerian Negara/Lembaga atau unit organisasi Pemerintah Daerah yang melaksanakan kegiatan Kementerian Negara/Lembaga dan memiliki kewenangen dan tanggung jawab penggunaan anggeran. Balai Latihan Kerja Unit Pelaksana Teknis Pusat Pembina yang sclanjutnya disingkat BLK UPTP Pembina adalah Unit Pelaksana ‘Teknis Bidang Pelatihan Kerja yang bereda di bawah dan bertanggung Jjawab kepada Direktorat Jenderal yang bertugas untuk membina BLK Komunitas di wilayahnya, Perjanjian Kerja Sama yang selanjutnya disingkat PKS adalah perjanjian tertulis antara PPK BLK UPTP Pembina dengan pimpinan BLK Komunitas dan diketahui oleh KPA BLK UPTP Pembina. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara (BUN) untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas di Kementerian Ketenagakerjaan. BABII PELATIHAN BERBASIS KOMPETENS! DI BLK KOMUNITAS Dalam menyelenggarakan Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK), setiap BLK Komunitas harus memperhatikan ketersediaan: 1. Program pelatihan kerja, yang disusun berdasarkan standar kompetensi kerja atau hasil identifikasi kebutuban pelatihan. Strategi dan materi belajar, merupakan cara atau metode penyajian/penyampaian materi pelatihan kepada peserta pelatihan. Instrumen pengujian, merupakan instrumen penilaian/asesmen atas pencapaian kompetensi. Instruktur —_pelatihan, -merupaken —fasilitator dalam menyampeikan/memberikan materi pelatihan. Peserta pelatihan, merupakan individu/perseorangan yang memenuhi syarat untuk mengikuti program pelatihan. Sarana dan fasilitas pelatihan, merupakan alat/mesin, ruangan/ tempat/lokasi, dan perlengkapan lainnya yang akan digunakan selama proses pelatihan (disesuaikan dengan jenis program pelatihan). Bahan pelatihan, merupakan bahan/material yang akan digunakan selama proses pelatihan (disesuaikan dengan jenis program pelatihan). Biaya Pelatihan, merupakan nilai/besarnya anggaran yang diperlukan selama proses pelatihan. Pada dasarnya proses penyelenggaraan pelatihan di BLK Komunitas, tidak memiliki perbedaan dengan pelaksanaan pelatihan di BLK Pemerintah, yaitu proses penyelenggaraan pelatihannya dilakukan berbasis pada kompetensi kerja. Artinya bahwa luaran dari pelatihan BLK Komunitas harus ‘mencapai kompetensi kerja yang ditetapkan, Gambar 1. Proses Bisnis Pelatihan di BLK Komunitas A. Program Pelatihan Kerja Setiap BLK Komunitas harus menyusun atau memiliki program pelatihan berbasis kompetensi. Program pelatihan adalah suatu rumusan tertulis yang memuat secara sistematis tentang pemaketan unit-unit kompetensi sesuai dengan area kompetensi. Program pelatihan dapat dikelompokan berdasarkan kluster, okupasi/jabatan atau kualifikasi nasional, sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan berbasis kompetensi. Program pelatihan diterbitkan oleh Direktorat Bina Standardisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja. Dalam hal tertentu, antara lain seperti adanya kebutuhan mendesak atau untuk memenuhi kebutuhan potensi yang terdapat di lokasi/wilayah sekitar BLK Komunitas dan belum tersedia program pelatihannya secara spesifik, maka dapat dirumuskan suatu program pelatihan tersebut dan disetujui oleh BLK UPTP Pembina atau Direktorat Bina Standardisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja. Jika program pelatihannya disetujui oleh BLK UPTP Pembina, maka BLK UPTP Pembina melaporkan adanya program pelatihan tersebut kepada Direktorat Bina Standardisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja. Perumusan program pelatihan sebagaimana dimaksud harus sesuai dengan workshop, peralatan pelatihan dan instruktur yang tersedia dan dimiliki Perumusan program pelatihan sebagaimana dimaksud diatas, harus lebih di fokuskan kepada penyerapan peserta pelatihan pasca mengikuti pelatihan. Oleh Karena itu, dalam melakuken perumusan program pelatihan tersebut harus memenubi: = Aspek teknis/substansi (pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja), penguatan karakter (soft skills), produktivitas dan pengetahuan tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3). = Prosentase penyajian materi pelatihan: 30% pengetahuan dan 70% keterampilan. - Penentuan waktu/durasi pelatihan mengacu pada program pelatihan yang akan dilaksanakan (pada umumnya 240 jam pelajaran). ~ Program disusun sesuai dengan format baku program PBK yang telah diterbitkan oleh Direktorat Bina Standardisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja. Jenis program pelatihan yang akan dilaksanakan pada tahun 2021 melalui skema bantuan program pelatihan di BLK Komunitas sebanyak 25 (dua puluh lima) jenis program pelatihan, Masing-masing jenis program pelatihan harus sesuai dengan ketersediaan workshop dan peralatan pelatihan kerja, yang telah diberikan oleh Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas sejak tahun 2017 s.d 2021 (untuk tahun 2021 saat ini dalam proses) melalui skema bantuan pembangunan gedung ‘workshop dan peralatan pelatihan kerja, Jenis program pelatihan tersebut yaitu: No Jenis Program Pelatihan 1 [Teknologi informasi dan komunikasi (meliputi: installasi dan pemrograman jaringan komputer; sistem Informasi dan perangkat web; Rekayasa perangkat komputer) Desain Mode dan Tekstil (Tata busana) Teknik Pendingin (meliputi; Refrigerasi) Bahasa Kesenian (seni musik, seni rupa, seni tari, Kaligrali dan teater) Tata rias Kesehatan tradisional (pijat olahraga, terapi remedial FAA, urut tradisional, spa tradisional dan meracik jamu dan obat herbal) No Jenis Program Pelatihan Perhotelan (FO dan House Keeping) Desain Komunikasi Visual (a). Desain Grafis Periklanan (Advertising), Desain Identitas Usaha (Corporate/Company Identity), Desain Grafis Media (buku, surat kabar, majalah), b). Cerita bergambar (komik), Karikatur, Poster, Meme, c Desain Fotografi, Tipografi, dan llustrasi, dan d), sinematografi atau perfilman. 10 Hubungan industrial (Medias) 1 Elektronika (Teknisi HP, Eelektronika Dasar dan Audio) 12 Multimedia (penyiaran; fotografi dan video jurnalistik, Jurnalisti 13 Robotika 14 Teknik las (welding) 15 Telnik otomotif(feknik sepeda motor) 16 Pengolahan hasil pertanian (Agroindustr) 7 Pengolahan hasil perikanan (Fishery Industry) 18 Teknik Konstruksi Furnitur dan Kriya Kayu (Woodworking) 19 ‘Seni kuiliner/Tataboga (F & B produksi dan pelayanan) 20 Teknik Batik (Batik cap, Batik tulis) 21 Seni kriya/Kerajinan tangan (kriya pahat dan ukir, kriya tekst, kriya anyaman) 22 “Teknik Perkapalan (pembuatan kapal fiber dan perawatan motor tempel) 23 Instalasi Infrastruktur Telekornunikasi (Teknik instalasi jaringan satelit/VSAT, Teknik instalasi jaringan Fiber Optic dan Teknik instalasi jaringan wireless yang menghubungkan ke BTS) 4 Keperawatan (careworker) 25 Keterampilan alat kesehatan B. Instruktur Pelatihan Pelaksanaan pelatihan di BLK Komunitas harus dilakukan oleh instruktur yang berasal dari intemal BLK Komunitas yang bersangkutan, namun dalam hal tertentu (jika belum tersedia) dapat menggunakan 9 2 S s instruktur dari luar (eksternal) BLK Komunitas. Baik instruktur yang berasal dari internal maupun eksternal harus dilakukan perikatan secara formal (yang dibuktikan dengan surat kontraktual) antara BLK Komunitas dengan instruktur yang bersangkutan, dimana instruktur tersebut harus memenuhi kriteria/persyaratan: 1. Memiliki kompetensi teknis substantif(sesuai dengan program pelatihan yang akan diajarken); dan 2. Memiliki kompetensi metodologi/ paedagogi. . Peserta pelatihan Jumlah peserta pelatihan 1 (paket) terdiri dari 16 orang, yang dapat berasal dari dalam atau dari luar wilayah sekitar BLK Komunitas. Peserta harus mengikuti seluruh proses pelatihan sesuai kurikulum yang ditetapkan. Peserta yang mengikuti pelatihan merupakan hasil rekruitmen dan seleksi yang dilakukan oleh penyelenggara pelatihan di BLK Komunitas. Sarana dan fasilitas pelatihan Selain alat/mesin, perlengkapan dan bahan yang akan digunakan (disesuaikan dengan jenis program pelatihan) selama proses pelatihan, beberapa sarana dan fesiltas yang harus dipastikan kesiapannya, yaitu = Tempat pelaksanaan pelatihan/workshop (dalam keadaan bersih. dan rapih]; - Ketersediaan listrik atau sumber listrik Ketersediaan air bersih; Ketersediaan jaringan internet (jika program _pelatihannya membutuhkan); dan Sarana P3K. . Penjadwalan Pelatihan Untuk melakukan perencanaan pelatihan dengan baik, BLK Komunitas harus menyusun jedwal pelatihan dalam 1 (satu) tahun ajaran. Penjadwalan pelatihan ini diperlukan agar memudahkan penyelenggara (baik instruktur maupun pengelola) untuk melakukan rekruitmen dan = 2 seleksi, koordinasi dengan BLK UPTP, penyiapan bahan pelatihan, dan lain- lain, . Wilayah Koordinasi Pelaksanaan Pelatihan Pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan tepat sasaran, jika dilakukan secara terkoordinasi oleh setiap BLK UPTP dengan BLK Komunitas yang menjadi binaan. Untuk itu setiap BLK UPTP dalam melakukan koordinasi dengan setiap BLK Komunitas mengacu kepada sebaran wilayah pelatihan sebagaimana tercantum dalam Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas nomor 2/45/LP.00.03/1/2021 tentang Sebaran Wilayah Pelatihan Balai Latihan Kerja Unit Pelaksana Teknis Pusat (BLK UPTP) Tahun 2021. Sumber Pembiayaan Pelatihan Lainnya Untuk meningkatkan jumlah pelayanan peserta dan mutu pelatihan, BLK Komunitas diharapkan dapat mengakses/mendapatkan sumber- sumber pembiyaan pelatihan lainnya, baik yang berasal dari instansi pemerintah, dana desa (sesuai konteks di wilayahnya masing-masing), BUMN/BUMD maupun swasta (perusahaan /industri), atau sumber-sumber pembiayaan lainnya yang sah. Proses aksesibilitas pembiayaan pelatihan sebagaimana dimaksud harus dilakukan sesuai dengan prosedur, ketentuan/peraturan yang berlaku. BAB IIL ‘TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN PROGRAM PELATIHAN BLK KOMUNITAS A. Pemberi Bantuan Bantuan Program Pelatihan BLK Komunitas Tahun Anggaran 2021 bersumber dari Anggaran Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Unit Pelaksanan Teknis Pusat (UPTP), yaitu: Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bandung; Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bekasi; Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Serang; Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang; Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Medan; Balai Latihan Kerja (BLK) Makassar, Balai Latihan Kerja (BLK) Surakarta; Balai Latihan Kerja (BLK) Banda Aceh; Balai Latihan Kerja (BLK) Padang; 10, Balai Latihan Kerja (BLK) Samarinda; 11. Balai Latihan Kerja (BLK) Lombok Timur; 12, Balai Latihan Kerja (BLK) Banyuwangi; 18, Balai Latihan Kerja (BLK) Sidoarjo; 14, Balai Latihan Kerja (BLK) Temnate; 15. Balai Latihan Kerja (BLK) Kendari; 16. Balai Latihan Kerja (BLK) Lembang; 17. Balai Latihan Kerja (BLK) Sorong; 18, Balai Latihan Kerja (BLK) Ambon; 19. Balai Latihan Kerja (BLK) Bantaeng. Pena se ne B. Penerima Bantuan Penerima Bantuan adalah BLK Komunitas yang telah ditetapkan sebagai lembaga penerima bantuan pembangunan gedung workshop dan peralatan pelatihan kerja tahun 2017 s.d 2021 (untuk tahun 2021 saat ini 12 dalam proses) oleh Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas. . Persyaratan Penerima Bantuan 1. Merupakan lembaga penerima bantuan pembangunan gedung workshop dan peralatan pelatihan BLK Komunitas tahun 2017 s.d 2021 (untuk tahun 2021 saat ini dalam proses) yang telah ditetapkan melalui Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas; 2. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) a.n. Lembaga Penerima Bantuan; 3. Memiliki nomor rekening bank yang masih aktif a.n. lembaga yang sama dengan nama lembaga di NPWP; 4. Sangat disarankan memiliki Vocation Indentification Number (VIN) Menggunakan program pelatihan yang diterbitkan oleh Direktorat Bina Standardisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja dan/atau program pelatihan yang disusun oleh BLK Komunitas bersama dengan Dunia Usaha/Industri dan disetujui oleh BLK UPTP Pembina atau Direktorat Bina Standardisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja; 6. Memiliki Instruktur yang memenuhi kriteria persyaratan (sebagaimana disebutkan dalam Bab II huruf B) sesuai dengan bidang kejuruan dan memiliki perikatan formal/kontrak antara Instruktur dan manajemen BLK Komunitas untuk kurun waktu tertentu atau dapat disesuaikan dengan durasi pelatihan; Memiliki Tenaga Pelatihan; Memiliki sarana dan prasarana pelatihan yang memenuhi persyaratan teknis, baik dari aspek jumlah maupun kualitas yaitu: - Ruang belajar teori dan praktik; - Peralatan praktik (sesuai dengan program pelatihan); dan - Alat bantu peragaan. Bentuk Bantuan Bantuan Program Pelatihan BLK Komunitas dalam bentuk uang kepada lembaga Penerima Bantuan dengan mekanisme Langsung (LS). Pencairan dana bantuan dilakukan berdasarkan ketetapan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan disahkan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). 13 B. Besaran Jumlah Bantuan Sesuai dengan Pasal 6 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 20 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian Ketenagakerjaan Tahun Anggeran 2021, besaran jumlah bantuan diberikan sebesar Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) per paket program pelatihan, dengan durasi pelatihan mengacu pada program pelatihan (sebagaimana contoh terlampir) dalam Petunjuk Teknis ini atau program pelatihan lainnya yang telah disetujui oleh BLK UPTP Pembina dan/atau Direktorat Bina Standardisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja. Jumlah pagu sebesar Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) per paket program pelatihan tersebut diatas adalah besaran maksimal bantuan yang diberikan. Besaran terscbut dapat berbeda antara jenis program pelatihan karena dipengaruhi oleh kebutuhan bahan pelatihan dan harga bahan pelatihan di masing-masing jenis program pelatihan. F. Rincian Penggunaan Dena Bantuan Dana Bantuan Program Pelatihan hanya dapat digunakan untuk membiayai kegiatan pelatihan dengan jumlah peserta pelatihan sebanyak 16 (enam belas) orang per paket pelatihan. Komponen-komponen yang dapat dibiayai dari dana bantuan, sebagai berikut: No. Komponen. Persentase 1, | Pendukung Pelatihan, antara lain: Maksimal Alat Tulis Kantor (ATK) 30% Konsumsi rapat atau seleksi peserta Koordinasi dengan BLK UPTP Penggandaan dan pengiriman laporan Honor panitia pelaksana Honor tim rekrutmen Dokumentasi =P - Pembuatan spanduk 4 No. Komponen Persentase 2. | Pelatihan, antara lain: Minimal a. Penggandaan modul pelatihan 10% b. Bahan pelatihan ¢. Perlengkapan peserta (buku, ballpoint, pakaian kerja, safety shoes) Honor instruktur/narasumber Sertifikat pelatihan Bantuan transport peserta » Konsumsi peserta pelatihan rR So Konsumsi pembukaan dan penutupan dan lain-lain Keterangan: Dana bantuan digunakan untuk membiayai pelaksanaan kegiatan pelatihan di BLK Komunitas mengacu pada komponen-komponen tersebut diatas dengan besaran biaya beberapa komponen ditetapkan sebagai berikut: a. b. Si Honor Instruktur @ Rp. 30.000/JP; Honor Panitia Pelaksana (maksimal 3 org/paket ) @ Rp. 500.000; Honor tim rekruitmen (maksimal 2 org/paket) @ Rp. 300.000; Sertifikat Pelatihan @ Rp. 25.000/lembar; Biaya transportasi untuk koordinasi. 15, BABIV TATACARA PENETAPAN PENERIMA BANTUAN DAN. MEKANISME PENCAIRAN BANTUAN PROGRAM PELATIHAN BLK KOMUNITAS A, Penetapan Penerima Bantuan BLK Komunitas yang memenuhi persyaratan sebagaimana disebutkan dalam Bab II huruf C akan ditetapkan sebagai Penerima Bantuan program pelatihan melalui Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA). PPK BLK UPTP Pembina janjian Kerja Sama SK Penetapan Perjanj PKS) BLK Komunitas | Gambar 2. Penetapan Penerima Bantuan B. Perjanjian Kerja Sama Setelah lembaga Penerima Bantuan ditetapkan, maka Penerima Bantuan menandatangeni Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Pejabat Pembuat Komnitmen (PPK) dengan pimpinan BLK Komunitas yang diketahui oleh KPA. Dalam pembuatan PKS sebaiknya dilakukan secara komprehensif dalam 1 (satu) tahun anggaran, tidak dilekukan per-paket pelatihan. PKS memuat hal-hal sebagai berikut: 1. hak kewajiban kedua belah pihak; 2, jumlah bantuan program pelatihan; 3, tata cara dan syarat penyaluran bantuan; 16 4. pemyataan kesanggupan Penerima Bantuan untuk menggunakan bantuan sesuai rencana yang telah disepakati; 5. pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk menyetorkan sisa dana yang tidak digunakan ke Kas Negara; 6. sanksi; dan 7. penyampaian laporan pertanggungjawaban kepada PPK setelah pekerjaan selesai .. Mekanisme Pencairan Bantuan Mekanisme pencairan anggaran bantuan kepada penerima bantuan operasional sesuai dengan ketentuan Pasal 18 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 173/PMK.05/2016. Pencairan bantuan dengan mekanisme Pembayaran Langsung (LS) dilakukan 2 (dua) tahap dan ditetapkan oleh PPK yang disahkan oleh KPA dengan mempertimbangkan jumlah dana serta waktu pelaksanaan kegiatan. Besarnya proporsi bantuan tahap pertama (I) adalah 70% (tujuh puluh persen) dan pada tahap kedua (Il) adalah 30% (tiga puluh persen). Bantuan tahap kedua (ll) akan diberikan jika persyaratan dan ketentuan kkinerja telah sesuai dengan apa yang direkomendasikan oleh PPK. Mekanisme Pencairan Bantuan dapat dilakukan sebagai berikut: 1. Pencairan Tahap I sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari nilai paket dana Bantuan Program Pelatihan yang diberikan setelah perjanjian kerja sama ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK. 2. Pencairan Tahap Il adalah sisa dari setiap paket dana Bantuan Program Pelatihan yang akan diberikan, apabila dana pada Tahap I telah dipergunakan sekurang-kurangnya sebeser 80% (delapan puluh persen) dan telah disetujui oleh Tim Monitoring dan Evaluasi yang ditugaskan; 3. Pencairan dana bantuan dengan mekanisme transfer melalui penerbitan Surat Permintaan Pembayaran (SPP], Surat Perintah Membayar (SPM) dan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D). 7 Pencairan dana bantuan program pelatinan Tahap | (kesatu) sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari nilai paket dana Bantuan Program Pelatihan, dilakukan sebagai berikut: 1, Penerima Bantuan mengajukan dokumen pencairan Tahap I yang terdiri atas: a, Surat Perjanjian Kerja Sama yang telah ditandatangani oleh Penerima Bantuan dan PPK (sebagaimana Lampiran ll Format 1). b, Rencana Penggunaan Dana Bantuan (RPDB) yang akan dicairkan tahap I (kesatu) (sebagaimana Lampiran I! Format 2); c. Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Pekerjaan Bantuan Program Pelatihan (sebagaimana Lampiran Il Format 3). 4. Jadwal Pelaksanaan Pelatihan yang ditandatangani oleh Pimpinan Lembaga Penerima Bantuan (sebagaimana Lampiran Il Format 15). ¢. Surat Pernyatean Tanggung Jawab Belanja (SPTUB) yang ditandatangani oleh pimpinan lembaga Penerima Bantuan (sebagaimana Lampiran II Format 4) £. Kuitansi bukti penerimaan wang yang telah ditandatangani oleh Penerima Bantuan dan disahkan oleh PPK (sebagaimana Lampiran Il Format 5). & Fotokopi Nomor pokok wajib pajak (NPWP) a.n. Lembaga Penerima bantuan. h. Fotokopi Rekening koran a.n. lembaga yang sama dengan nama Jlembaga di NPWP. 2. Dokumen tersebut divji/diperiksa oleh PPK, jika sudah disetujui maka PPK akan menerbitkan SPP. 3. SPP tersebut disampaikan kepada PP-SPM (Pejabat Pembuat Surat Perintah Membayar) untuk diproses lebih lanjut oleh Bagian Keuangan untuk selanjutnya diproses pencairannya, 18 cng Komunitas PPK BLK UPTP. ey Pengujian a Meso} BantuanTahap | Gamber 3. Mekanisme Pencairan Bantuan Tahap 1 Pencairan dana bantuan program pelatihan tahap Il (kedua) sebesar 30% (tiga puluh persen) dilakukan apabila seluruh jumlah dana bantuan yang diterima pada tahap sebelumnya telah dipergunakan sekurang- ‘urangnya sebesar 80% (delapan puluh persen), Mekanisme pencairan Tahap II, sebagai berilcut: 1, Penerima Bantuan mengajukan dokumen pencairan Tahap Il yang terdiri atas: a Laporan Pertanggungjawaban Dana Bantuan Program Pelatihan BLK Komunitas Tahap |; Kuitansi atau bukti pengeluaran uang Tahap I yang sah; Rencana Penggunaan Dana Bantuan (RPDB) yang akan dicairkan ‘Tahap Il; Surat Perjanjian Kerja Sama yang telah ditanda tangani oleh Penerima Bantuan dan PPK; Kuitansi bukti penerimaan uang Tahap Il yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan disahkan oleh PPK; 19 ~ f, Surat Pemyataan Kesanggupan Melaksanakan Pekerjaan Bantuan Program Pelatihan; g. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTJB) yang ditandatangani oleh pimpinan lembaga penerima bantuan; h. Laporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan (sebagaimana Lampiran II Format 6); i, Fotokopi Nomor pokok wajib pajak (NPWP] a.n. Lembaga Penerima Bantuan J. Fotokopi Rekening koran a.n, lembaga yang sama dengan nama lembaga ci NPWP; k. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (sebagaimana Lampiran II Format 8); Dokumen pengajuan pencairan dana yang telah lengkap akan diproses lebih lanjut seperti pada pencairan Tahap | oleh PP-SPM. Dokumen tersebut diuji/diperiksa oleh PPK, jika sudah disetujui maka PPK akan menerbitkan SPP. }. SPP tersebut disampaikan kepada PP-SPM (Pejabat Pembuat Surat Perintah Membayar) untuk diproses lebih lanjut oleh Bagian Keuangan untuk selanjutnya diproses pencairannya. . Setelah pencairan Tahap Il diberikan, Penerima Bantuan wajib menyelesaikan dan melaporkan seluruh penggunaan dana bantuan program pelatihan berdasarkan bukti yang sah sesuai dengan Petunjuk Teknis ini kepada Kepala BLK UPTP Pembina. Bien Pertanggung a ay i) Oe PPK BLK UPTP can BLK CO ca) RPDB Tahap I Mee BantuanTahap I Gambar 4, Mekanisme Pencairan Bantuan Tahap I Besarnya dana bantuan yang ditransfer ke rekening Penerima Bantuan pada Tahap I dan Tahap Il adalah sesuai dengan jumlah yang tertulis dalam Rencana Pengeluaran Dana Bantuan (RPDB) D. Ketentuan Perpajakan 1, Pemungutan pajak merupakan tanggung jawab lembaga Penerima Bantuan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan, 2. Disarankan kepada lembaga Penerima Bantuan untuk bertransaksi dengan Pengusaha Kena Pajak dalam belanja yang dikenakan pajak pertambahan nilai dan menyimpan seluruh bukti pajak yang telah disetorkan, a 3. Diwajibkan untuk memotong pajak penghasilan atas setiap transksi yang dikenakan pajak penghasilan sesuai dengan ketentuan perpajakan (seperti honor Instruktur, Konsumsi, PPh 21, PPh 22, PPh 23, dan PPN} dan menyimpan bukti setor dan bukti potong. E, Pengembalian Dana Bantuan Lembaga Penerima Bantuan harus mengembalikan dana bantuan kepada Kantor Kas Negara, karena beberapa penyebab sebagai berikut: 1. Pembatalan dilakukan oleh pihak lembaga Penerima Bantuan, karena hal-hal tertentu; 2, Terjadi kelebihan pembayaran belanja jasa dan/atau pembayaran pembelian barang melebihi dari pagu yang telah disepakati dalam Rencana Penggunaen Dana Bantuan (RPDB); 3. Adanya kegiatan atau pembelian yang sudah masuk dalam RPDB, tetapi karena sesuatu hal sehingga tidak dilaksanakan oleh lembaga Penerima Bantuan sampai pada program pelatihan selesai dilaksanakan; dan/atau 4, Hal-thal lain, yang tidak sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku setelah diaudit oleh auditor yang berwenang. Pengembalian dana akibat dari hal-hal sebagaimana tersebut di atas, dilaksanakan dengan berkonsultasi kepada Kepala BLK UPTP Pembina atau PPK/KPA, F. Sanksi Lembaga Penerima Bantuan wajib melaksanakan pengelolaan keuangan dan kegiatan sesuai Petunjuk Teknis. Apabila lembaga Penerima Bantuan tidak melaksanakan kegiatan sesuai dengan Petunjuk Teknis dan ketentuan peraturan perundang-undangan, maka: 1. Jika terindikasi kesalahan administratif maka akan dilaporkan kepada Inspektorat Jenderal Kementerian Ketenagekerjaan untuk dilakukan Audit Dengan Tujuan Tertentu, 2. Jika pelanggarannya bersifat indikasi tindak pidana dan/atau perdata, Penerima Bantuan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangen. 2 3. Jika pelanggarannya bersifat administratif maka penerima bantuan dikenakan sanksi berupa tidak akan mendapatkan program bantuan sejenis sampai batas waktu yang tidak ditentukan dari Ditjen Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan. Sanksi tidak berlaku apabila lembaga Penerima Bantuan dapat membuktikan adanya alasan-alasan pembenar (force majeur) yang dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi yang berwenang. 23 BABV MEKANISME PELAKSANAAN PELATIHAN A. Persiapan Tahap persiapan merupakan tahap perencanaan, antara lain meliputi penyusunan tim pelaksana pelatihan sampai dengan pelaporan. Tahapan persiapan dapat dikelompokkan yang bersifat administratif dan yang bersifat teknis. 1. Persiapan administrasi Difokuskan pada penyiapan dokumen administrasi pelaksanaan pelatihan, antara lain: a. Surat Perintah Tugas (SP1) atau Surat Keputusan (SK] tim pelaksana pelatihan. b, Surat Perintah Tugas (SPT) atau Surat Keputusan (SK) tim rekruitmen. c. Surat Perintah Tugas (SPT) atau Surat Keputusan (SK) penugasan instruktur, d. Surat Perintah Tuges (SPT) atau Surat Keputusan (SK) peserta pelatihan. SPT atau SK sebageimana disebutkan diatas harus dengan jelas menyebutkan tugas dan tanggung jawabnya, dapat dibuat secara parsial/terpisah atau menjadi satu kesatuan. SPT atau SK ditetapkan /ditandata tangani oleh Pimpinan BLK Komunitas. e. Surat kontrak perjanjanjian kerja bagi instruktur (baik dari internal BLK Komunitas maupun berstatus tenaga kontrak. £. Penyiapan dokumen, perlengkapan administrasi untuk rekruitmen peserta pelatihan, g. Penyiapan sertifikat pelatihan (jumlahnya disesuaikan peserta pelatihan), h, Penyiapan formulir administrasi pelaksanaan pelatihan, meliputi: 1) Formulir biodata peserta; 2) Formulir biodata Instruktur; 3) Formulir penilaian peserta pelatihan; 4), Formulir evaluasi penyelenggaraan; 24 5] Formulir daftar hadir peserta pelatihan; 6) Formulir daftar hadir Instruktur dan Tenaga Pelatihan (pelaksana); 7) Formulir tanda terima perlengkapan peserta; 8) Formulir tanda terima sertifikat pelatihan; 9) Formulir tanda terima uang transport (jika ada); 10) Formulir tanda terima uang saku (jika ada); 11) Formulir penggunaan bahan latihan (dari Pimpinan BLK Komunitas ke Instruktur). Penggandaan modul/bahan ajar pelatihan untuk _peserta (disesuaikan dengan jumlah peserta pelatihan). 2. Rekruitmen dan Seleksi Peserta Pelaksanaan rekruitmen (melalui proses pendaftaran) peserta dilakukan/difasilitasi baik secara sendiri oleh BLK Komunitas atau bersama dengan BLK UPTP Pembina. Rekruitmen/pendaftaran dapat dilakukan —secara manual (off-line), elektronik atau memanfaatkan media sosial. Namun demikian sangat disarankan/diharapkan rekruitmen /pendaftaran peserta pelatihan secara digital (on-line) melalui laman website kemnaker.go.id (sistem informasi ketenagakerjaan/ sisnaker) atau http://pelatihan.kemnaker.go.id, jika BLK Komunitas yang bersangkutan sudah terdaftar di laman website kemnaker.go.id. Rekruitmen calon peserta pelatihan, diutamakan bagi angkatan jalam atau di kerja (berusia minimal 18 tahun) yang dapat berasal dari luar wilayah BLK Komunitas (seperti alumni pondok pesantren, masyarakat/warga sekitar BLK Komunitas, ustadz,dll). Jika peserta pelatihan merupakan santri/peserta didik yang masih mengikuti pendidikan, maka minimal berada di kelas terakhir (setingkat SMA/MA). Selain itu pada kejuruan-kejuruan tertentu (seperti otomotif, listrik, elektronika, dil) calon peserta tidak buta warna (untuk hal seperti ini dapat berkoordinasi dengan BLK UPTP Pembina). Jumlah peserta yang mengikuti rekruitmen paling sedikit 50 % lebih banyak (satu setengah kali) dari jumlah setiap paket program pelatihan. Misalnya setiap 1 (satu) paket program pelatihan = 16 orang. 25 Dengan demikian jumlah peserta yang di rekrut paling sedikit 24 orang. Daftar calon peserta pelatihan yang direkrut di tuangkan dalam format 24 pada Lampiran II Hasil rekruitmen calon peserta pelatihan selanjutnya akan diseleksi, dilakukan dengan cara wawancara dan pertanyaan tertulis Untuk pelaksanaan seleksi calon peserta pelatihan, soal-soal/kisi-kisi soal/pertanyaan disiapkan oleh BLK Komunitas atau dapat berkoordinasi dengan BLK UPTP Pembina. Soal/pertanyaan di buat sedemikian rupa untuk menemukenali dan memotret potensi dasar yang dimiliki setiap calon peserta pelatihan. Tujuan utama dari proses seleksi adalah untuk mendapatkan calon peserta (minimal) yang memiliki kemampuan/ kompetensi dasar untuk mengikuti pelatihan (yang sesuai dengan program pelatihan). Hasil dari seleksi peserta pelatihan, ditetapkan melalui Surat Keputusan Pimpinan BLK Komunitas. Peserta yang lulus seleksi dan akan menjadi peserta pelatihan di BLK Komunitas, harus terdaftar pada website kemnaker.go.id (sistem informasi ketenagakerjaan/ sisnaker) atau http://pelatihan. kemnaker.go.id, untuk hal ini dapat berkoordinasi dengan BLK UPTP Pembina. Dalam melakukan rekruitmen dan seleksi, tim yang dibentuk dilarang melakukan diskriminasi, tetapi memberikan peluang yang sama bagi laki-laki dan perempuan, termasuk bagi penyandang disabilitas. Dalam hal-hal tertentu, tim yang dibentuk dapat memberikan prioritas kepada penyandang disabilitas sepanjang relevan dan tidak memiliki hambatan yang berarti dalam mengikuti proses pelatihan. Rekruitmen dan seleksi dilakukan oleh tim BLK Komunitas (pembentukan tim di tetapkan melalui Surat Keputusan). Persiapan teknis Sebelum pelatihan diselenggarakan panitia/pelaksana pelatihan melakukan persiapan-persiapan sebagai berilut: a) Memastikan kesiapan lokasi/ruangan tempat penyelenggaraan pelatihan termasuk toilet/kamar kecil (sudah dibersihkan dan siap 26 untuk digunakan), yang mampu menampung jumlah peserta pelatihan, baik untuk teori maupun untuk praktek. b) Penyiapan peralatan/mesin yang akan di gunakan (disesuaikan dengan jenis program pelatihan). ¢) Penyiapan perlengkapan pelatihan (misalnya LCD, kursi, meja, laser pointer, alat dokumentasi, APD, alat tulis, P3K, dil). d) Penyiapan bahan/material pelatihan (disesuaikan dengan jenis program pelatihan dan jumlah peserta) ¢) Penyiapan standar kompetensi, modul/bahan ajar, panduan pengajaran, program, kurikulum, silabus dan rencana pelatihan. f) Penyiapan tim Instruktur dan Tenaga Pelatihan yang akan bertugas selama pelaksanaan pelatihan (fisik, kesehatan dan kartu identitas). 2) Penyiapan dan pemeriksaan data dari setiap peserta pelatihan (latar belakang pendidikan, asal, dll). h) Memastikan kesiapan suplai aliran listrik dan air bersih. i) Senantiasa melakukan koordinasi dengan BLK UPTP dan pemerintah daerah setempat. B, Pelaksanaan Setelah semua tahapan persiapan sudah dilakukan, maka langkah berikutnya adalah pelaksanaan pelatihan. BLK Komunitas wajib melaksanakan pelatihan sendiri, sehingga tidak diperbolehkan _mensub- kontrakkan/mengalihkan kepada pihak lain. Tahapan pelaksanaan pelatihan meliputi: 1. Pra pembukaan a. Memastikan peserta pelatihan di BLK Komunitas, telah terdaftar sebagai peserta pelatihan pada website kemnaker.go.id (sistem informasi ketenagakerjaan/ sisnaker) atau _http://pelatihan. kemnaker.go.id b. Memastikan kesiapan tempat/ruangan pelaksanaan_pelatihan, kehadiran seluruh peserta pelatihan, dan kehadiran tamu undangan untuk pembukaan. 27 Pembukaan dan pengarahan Merupakan aktivitas seremonial, pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan atau kebiasaan yang sudah baku di suatu daerah. Biasanya terdapat sambutan atau pengarahan dari pejabat pemerintah daerah setempat serta perwakilan dari BLK Komunitas. Pelaksanaan pelatihan a. Peralatan/mesin, bahan/material dan perlengkapan pendukung lainnya telah siap di tempat/ruangan pelatihan. b. Seluruh peserta sudah berada di tempat /ruangan pelatihan (sesuai dengan jadwal waktu pelatihan). ¢. Instruktur menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan program pelatihan baik teori maupun praktek dalam durasi waktu yang telah ditentukan. Selama penyampaian materi pembelajaran, instruktur dan peserta pelatihan diharapkan terjalin komunikasi dua arah dan saling interaktif. Instruktur membantu setiap peserta yang memerlukan bantuan (khususnya jika terdapat peserta penyandang disabilitas]. Selama proses pelatihan berlangsung, Instruktur melakukan penilaian terhadap capaian kompetensi dari setiap peserta pada formulir yang telah ditentukan. Seluruh penilaian Instruktur menjadi dasar untuk penentuan kelulusan peserta yang akan tertuang dalam sertifikat pelatihan. Secara umum, proses pelaksanaan pelatihan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. d. Selama berlangsung pelatihan, instruktur diharapkan melakukan identifikasi terhadap potensi kecenderungan peserta pelatihan khususnya untuk persiapan pasca pelatihan, apakah akan menjadi pekerja atau berwirausaha. e. Pada saat yang sama tim pelaksana memantau pelaksanaan proses pelatihan. Pemantauan atau evaluasi pelaksanaan pelatihan BLK Komunitas berguna untuk melakukan perbaikan berkelanjutan (continual improvement) terhadap alat/mesin, bahan, dan metode yang digunakan oleh instruktur. 28 {. Selama proses pelaksanaan pelatihan, kegiatan pengadministrasian (seperti daftar hadir, dll) bagi peserta dan instruktur harus dilakukan. 4. Pelaksanaan sertifikasi kompetensi Pelaksanaan sertifikasi kompetensi hanya dapat dilakukan setelah peserta mengikuti pelatihan dan memiliki dukungan pembiayaan untuk sertifikasi kompetensi, Sertifikasi kompetensi dilakukan oleh Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) yang telah mendapatkan lisensi dari Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Proses pelaksanaan_sertifikasi kompetensi dilakukan sesuai dengan ketentuan BNSP. 5. Penyelesaian administrasi pelatihan Setelah program pelatihan selesai dilaksanakan, tim pelaksana melakukan penyelesaian administrasi baik kepada peserta pelatihan dan Instruktur. Penyelesaian administrasi dapat berupa kelengkapan data, daftar hadir, tanda terima, dll. 6. Evaluasi pelaksanaan pelatihan Sebelum seluruh rangkaian pelaksanaan pelatihan berakhir, para peserta pelatihan diminta untuk melakukan evaluasi secara keseluruhan terkait dengan Instruktur, sarana dan fasilitas, dan lain- lain. Evaluasi pelaksanaan pelatihan (sebagaimana Lampiran II Format 23) dilakukan untuk mengetahui persepsi peserta pelatihan terhadap pelayanan yang telah diberikan olch BLK Komunitas kepada peserta pelatihan. 7. Penutupan pelatihan dan pemberian sertifikat pelatihan. Kegiatan ini merupakan acara seremonial penutupan pelatihan, dimana seluruh peserta pelatihan, Instruktur dan undangan hadir di lokasi acara, Pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan atau kebiasaan yang sudah baku di suatu daerah. Biasanya terdapat sambutan atau pengarahan dari pejabat pemerintah daerah setempat, perwakilan dari BLK Komunitas, serta perwakilan peserta pelatihan. 29 Sebelum seluruh rangkaian acara penutupan berakhir, dilakukan penyerahan sertifikat pelatihan kepada setiap peserta yang dinyatakan lulus/memenuhi syarat. 8. Dokumentasi pelaksanaan pelatihan BLK Komunitas harus melakukan pendokumentasian selama proses pelatihan berlangsung, sejak pembukaan sampai dengan penutupan. Dokumentasi dilakukan antara lain sebagai bukti telah dilakukannya pelatihan. Bentuk dokumentasi berupa gambar tetap (foto), gambar bergerak (video) dan formulir (check-lisi) 9. BLK Komunitas diharapkan mengunggah (upload) dokumentasi kegiatan berupa foto, video pada media sosial (Facebook, Instagram, Twitter, dll.) dalam rangka publikasi dan sosialisasi aktivitas kegiatan. C. Luaran (output) Pelatihan Setelah peserta mengikuti pelatihan, dengan bekal kompetensi/ keterampilan yang dimiliki, para peserta diharapkan dapat bekerja sesuai dengan kompetensi/keterampilan yang dimiliki, baik di instansi/institusi pemerintah, BUMN/BUMD, swasta (perusahaan/industri) maupun untuk berwirausaha. Untuk itu BLK komunitas harus membangun sinergi dengan pengguna tenaga kerja/pasar kerja, termasuk melakukan sinergi dengan pihak-pihak yang memiliki akses permodalan (seperti perbankan, koperasi, dana desa) khususnya bagi lulusan pelatihan yang akan berwirausaha. Dengan demikian BLK Komunitas diharapkan menjembatani luaran/lulusan pelatihan dengan pengguna tenaga kerja/pasar kerja, untuk mendapatkan pekerjaan. 30 BAB VI MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk menjamin penyaluran bantuan program pelatihan dimanfaatkan dengan tepat sasaran, tepat jumlah, tepat waktu, dan tepat guna, Selain itu monitoring dan evaluasi juga dimaksudkan mendapatkan informasi serta mengetahui efektivitas pelaksanaan program pelatihan di BLK Komunitas sejak persiapan sampai dengan selesainya pelaksanaan kegiatan, sebagai bahan pengambilan kebijakan dalam penyaluran bantuan pemerintah di masa yang akan datang. A. Monitoring Monitoring dilakukan dalam rangka pemantauan dan pembinaan, untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan_pelatihan, identifikasi permasalahan serta antisipasi upaya pemecahannya selama kegiatan pelatihan sejak tahap persiapan, penyelenggaraan sampai dengan berakhirnya pelaksanaan kegiatan. Kegiatan monitoring dilakukan oleh BLK UPTP Pembina dan/atau Ditjen Binalattas untuk memastikan pelaksanaan kegiatan bantuan program pelatihan dapat dilaksanakan sesuai dengan Petunjuk Teknis yang telah ditentukan, transparan dan akuntabel. B, Bvaluasi Evaluasi merupakan rangkaian Kegiatan membandingkan realisasi masukan (input), keluaran (output) dan hasil terhadap rencana yang telah dibuat. Selain itu evaluasi bertujuan untuk menilai keberhasilan pelaksanaan bantuan program pelatihan, efisiensi dan ketepatan penggunaan anggaran serta kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam pelaksanaan kegiatan pelatihan, Evaluasi juga dimaksudkan untuk melihat dari sisi manfaat bantuan program pelatihan terhadap masyarakat dalam upaya untuk peningkatan kualitas SDM. Hasil evaluasi dapat juga dapat dijadikan sebagai bahan pengambilan kebijakan dalam penyaluran bantuan pemerintah di masa yang akan datang 31 C. Pelaporan Pelaporan merupakan salah satu bentuk pertanggu pelaksanaan kegiatan Bantuan Program Pelatihan BLK Komunitas. Laporan waban terdiri atas laporan keuangan dan laporan teknis pelaksanaan kegiatan pelatihan (laporan fisik) yang dilaksanakan di BLK Komunitas. Laporan dibuat rangkap 2 (dua) dan disampaikan secara tertulis kepada PPK/KPA BLK UPTP Pembina dengan melampirkan bukti-bukti yang sah. 1. Laporan Kewangan Laporan keuangan merupakan dokumen pertanggu penggunaan dana Bantuan Program Pelatihan BLK Komunitas. Dokumen laporan Tahap I dibuat sebagai pertanggung jawaban penggunaan dana yang telah dicarikan pada Tahap I dan merupakan salah satu persyaratan untuk pencariran bantuan Tahap Il. Sedangkan dokumen laporan Tahap Il merupakan pertanggungjawaban penggunaan dana keseluruhan dana yang telah diterima. Dokumen laporan keuangan meliputi: a) Kuitansi bukti penerimaan uang Tahap | danTehap I! yang telah ditandatangani oleh Penerima Bantuan dan PPK (sebagaimana Lampiran Il Format §). b) Laporan Pertanggungjawaban Dana Bantuan Program Pelatihan BLK Komunitas (sebagaimana Lampiran Il Format 7. c} Rekap seluruh pengeluaran dan belanja dalam rangka pelaksanaan pelatihan disertai bukti-bukti yang sah. 4) Berita acara serah terima pekerjaan yang ditandatangeni oleh penanggung jawab Penerima Bantuan. (sebagaimana Lampiran Il Format 8; c} Semua bulkti-bukti pengeluaran/penggunaan dana bantuan (kuitansi asti dan bukti pemotongan pajak); {) Bukti setor ke rekening Kas Negara dalam hal terdapat sisa bantuan; Sisa dana, jike disetor tahun berjalan (TA 2020) digunakan MAK 526312 (belanja barang untuk bantuan lainnya yang memiliki karakteristik bantuan pemerintah), jika disetor pada tahun 2021 digunakan MAK 423952 (penerimaan kembali belanja barang tahun 32 anggaran yang lalu) dengan Surat Setoran Bukan Pajak (SBP) sebageimana Bukti Penerimaan Negara (BPN). Catatan: a. Dokumen Asli untuk Penerima Bantuan; dan D. Salinan untuk BLK UPTP Pembina. . Laporan Akhir Pelatihan Laporan akhir pelatihan berisikan tentang pelaksanaan kegiatan pelatihan berbasis kompetensi di BLK Komunitas. Kerangka laporan teknis sebagaimana terlampir pada Lampiran II Format 9. Laporan teknis dibuat maksimal 14 (empat belas) hari setelah kegiatan pelatihan selesai. 33 BABV PENUTUP Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Program Pelatihan Balai Latihan Kerja Komunitas Tahun Anggaran 2021 diharapkan dapat diimplementasikan oleh Lembaga Penerima Bantuan dengan baik dan sesuai dengan asas tanggung jawab. Oleh karena itu diharapkan kepada semua pihak terkait agar terlebih dahulu mempelajari dan memahami isi Petunjuk Teknis ini sehingga kekeliruan dan kesalahan prosedur dapat dihindari. Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi segala ikhtiar kita dalam upaya meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program peningkatan kompetensi dan daya saing tenaga kerja Indonesia melalui penyaluran Bantuan Program Pelatihan Balai Latihan Kerja Komunitas. Jakarta 2 Februan 203/ DIREKTUR JENDERAL NIP 19630715 198903 1 002 34 LAMPIRAN II KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS NOMOR 2/254/LP.00.03/11/2021 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PROGRAM PELATIHAN BALAl LATIHAN KERJA KOMUNITAS TAHUN ANGGARAN 2021 DAFTAR FORMAT Format 1 |: | Perjanjian Kerja Sama Format2 |: | Rencana Penggunaan Dana Bantuan Format 3 |: | Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Pekerjaan Bantuan Program Pelatihan Format 4 |= | Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja Format |: | Contoh Kuitansi Bukti Penerimaan Uang Format 6 |: | Laporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan Format 7 |; | Laporan Pertanggunjawaban Dana Bantuan Program Pelatihan [Format 8 Berita Acara Serah Terima Pekerjaan Format9 |: | Kerangka Laporan Teknis Format 10 |; | Surat Keputusan Penyelenggaraan Pelatihan Format 11 || Surat Keputusan Penutupan Pelatihan Format 12 |: | Program Pelatihan Berbasis Kompetensi Format 13 |: | Contoh Daftar Hadir Peserta Format 14 |: | Contoh Daftar Hadir Instruktur Format 15 || Contoh Jadwal Pelaksanaan Pelatihan Format 16 |: | Contoh Daftar Jam Melatih Instruktur Format 17 | Coftoh Formulir Tanda Terima Perlengkapan Peserta Pelatihan Format 18 || Contoh Formulir Daftar Nilai Akhir 35

You might also like