KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA
DIREKTORAT JENDERAL
PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
NOMOR 2/254/LP.00.03/11/2021
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PROGRAM PELATIHAN
BALAI LATIHAN KERJA KOMUNITAS TAHUN ANGGARAN 2021
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS,
Menimbang : a. bahwa dalam rangka meningkatkan daya saing tenaga
kerja, perlu dilakukan peningkatan kompetensi tenaga
kerja melalui pelatihan kerja;
b. bahwa kegiatan pelatihan kerja perlu dioptimalkan
dengan melibatkan Balai Latihan Kerja Komunitas
sebagai upaya meningkatkan akses dan mutu
pelatihan kepada masyarakat secara luas;
c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud huruf a dan huruf b, perlu menetapkan
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan
dan Produktivitas tentang Petunjuk Teknis Bantuan
Program Pelatihan Balai Latihan Kerja Komunitas
Tahun Anggaran 2020;
Mengingat Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan (Lembaran Negara _ Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 39, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4279);
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400);
Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2006 tentang
Sistem Pelatihan Kerja Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 67, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4637);
Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang
Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5423) Sebagaimana telah
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50
Tahun 2018 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 229, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6267);
Peraturan Presiden Nomor 95 Tahun 2020 tentang
Kementerian Ketenagakerjaan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 213);
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran
dalam rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2012 Nomor 1191) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
178/PMK.05/2018 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2018 Nomor 1736);
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Nomor 8 ‘Tahun 2014 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Pelatihan Berbasis Kompetensi10.
1
12.
13.
14,
15.
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor
586);
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 21 Tahun
2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Bidang Pelatihan Kerja (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 1310)
sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir
dengan Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 7
Tahun 2019 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2019 Nomor 691);
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan
Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian
Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 1340) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
173/PMK.05/2016 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2016 Nomor 1745);
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 17 Tahun
2016 tentang Tata Cara Perizinan dan Pendaftaran
Lembaga Pelatihan Kerja (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 2016 Nomor 712);
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 20 Tahun
2018 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan dan
Barang Milik Negara Bidang Ketenagakerjaan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1626);
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 20 Tahun
2020 tentang Pedoman Penyaluran Bantuan
Pemerintah di Kementerian Ketenagakerjaan Tahun
Anggaran 2021 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 1281);
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 1 Tahun
2021 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Ketenagakerjaan (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 108);Memperhatikan :
Menetapkan
KESATU
KEDUA
KETIGA
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan
Produktivitas nomor 2/45/LP.00.03/1/2021 tentang
Sebaran Wilayah Pelatihan Balai Latihan Kerja Unit
Pelaksana Teknis Pusat (BLK UPTP);
MEMUTUSKAN:
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN
PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS TENTANG PETUNJUK
TEKNIS BANTUAN PROGRAM PELATIHAN BALAI LATIHAN
KERJA KOMUNITAS TAHUN ANGGARAN 2021.
Petunjuk Teknis Bantuan Program Pelatihan Balai Latihan
Kerja Komunitas Tahun Anggaran 2021 sebagaimana
tercantum dalam Lampiran dan merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Keputusan Direktur Jenderal ini.
Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud dalam Diktum
KESATU digunakan sebagai acuan dalam pelaksanaan
kegiatan penyaluran Bantuan Program Pelatihan Balai
Latihan Kerja Komunitas Tahun Anggaran 2021.
Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada
tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 2 Februari 2021
DIREKTUR JENDERAL
BUDI HARTAWAN
NIP 19630715 198903 1 002LAMPIRAN I
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN
PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
NOMOR 2/254/LP.00.03/11/2021
‘TENTANG
PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PROGRAM PELATIHAN
BALA] LATIHAN KERJA KOMUNITAS TAHUN
ANGGARAN 2021
BABI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia merupakan salah satu
program prioritas pemerintah dalam Kabinet Indonesia Maju 2019-2024 di
bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo. Hal ini dilakukan antara lain
untuk memacu percepatan peningkatan kompetensi dalam menghadapi
perubahan dunia kerja akibat pengaruh teknologi digitalisasi industri 4.0)
serta memanfaatkan momentum bonus demografi
Percepatan peningkatan kompetensi sebagaimana dimaksud antara
Jain dilakukan melalui pelatihan kerja. Pelatihan kerja adalah keseluruhan
kegiatan untuk memberi, memperoleh, meningkatkan, —serta
mengembangkan kompetensi kerja, produktivitas, disiplin, sikap, dan etos
kerja pada tingkat Keterampilan dan keahlian tertentu sesuai dengan
jenjang dan kualifikasi jabatan atau pekerjaan, Pelatihan kerja merupakan
salah satu jalur efektif untuk meningkatkan kualitas kompetensi kerja
serta mengembangkan karier tenaga kerja, karena dapat diselenggarakan
untuk jangka waktu singkat dan dapat disesuaikan dengan kebutuhan
pengguna tenaga kerja/industri. Dengan demikian, pelatihan kerja pada
dasamya dirancang untuk memenuhi kebutuhan pengguna tenaga
kerja/industri, atau untuk kebutuhan berwirausaha.
Pelaksanaan pelatihan kerja, pada umumnya diselenggarakan oleh
lembaga pelatihan milik pemerintah atau milik swasta. Dengan demikianlembaga pelatihan kerja memiliki peranan yang sangat penting dan
menentukan dalam percepatan peningkatan kompetensi sebagaimana
dimaksud.
Sebagai leading sector pelatihan kerja, __Kementerian
Ketenagakerjaan melalui Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan
produktivitas selama ini telah mengkoordinasikan lembaga-lembaga
pelatihan kerja yang ada baik milik pemerintah maupun swasta dan juga
‘memiasilitasi berbagai program-program yang terkait dengan pelatihan
kerja, yang kesemuanya bertujuan untuk meningkatkan kompetensi
sumber daya manusia/tenaga kerja.
Oleh karena itu dalam rangka memperluas percepatan peningkatan
kompetensi tenaga kerja Indonesia, Kementerian Ketenagakerjaan antara
Jain memberikan ruang kepada komponen dan komunitas masyarakat
untuk bersinergi dalam program-program yang terkait dengan pelatihan
kerja. Salah satu. bentuk sinergi yang dilakukan adalah memberikan
stimulan berupa pendirian Balai Latihan Kerja (BLK) Komunitas, melalui
bantuan pembangunan gedung dan peralatan pelatihan, serta bantuan
pogram pelatihan kepada yayasan/ lembaga keagamaan non pemerintah
serta konfederasi/federasi serikat pekerja/serikat buruh yang bergerak di
bidang pengembangan sumber daya manusia.
Keberadaan lembaga-lembaga tersebut sangat strategis, selain
kerena sudah memiliki komunites tersendiri juga posisinya/letaknya
berada pada ‘akar rumput’. Oleh karena itu, lembaga-lembaga tersebut
didorong sebagai pelaksana pelatihan berbasis kompetensi agar
masyarakat di sekitarnya memiliki akses untuk meningkatkan kompetensi
yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja sehingga mampu mengisi
kebutuhan tenaga kerja,
B. Tujuan
1. Sebagai acuan perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian dalam
mengelola serta mempertanggungjawabkan dana bantuan secara
efektif dan efisien.2. Memberikan pemahaman kepada pihak terkait tentang pengelolaan
anggaran Bantuan Program Pelatihan BLK Komunitas dalam
menjalankan tugasnya.
3. Meningkatkan efisiensi dan efektivitas, ketertiban, transparansi serta
akuntabilitas pengelolaan Bantuan Program Pelatihan BLK
Komunitas.
4, Meningkatnya kualitas perencanaan, pelaksanaan, monitoring,
evaluasi dan pelaporan.
5. Meningkatnya koordinasi dan keterpaduan dalam pelaksanaan
Bantuan Program Pelatihan BLK Komunitas.
C. Sasaran
1. Meningkatnya kualitas/kompetensi sumber daya manusia di
wilayah /lingkungan BLK Komunitas.
2. Mempermudah akses mendapatkan pelatihan bagi masyarakat di
wilayah /lingkungan BLK Komunitas.
3. Mendorong pertumbuhan sumber-sumber ekonomi baru bagi
masyarakat.
4. Terlaksananya pengelolaan dan penyaluran bantuan pemerintah
secara tepat waktu dan tepat sasaran.
5. Meningkatnya kualitas tatakelola pelayanan pelatihan di BLK
Komunitas.
D. Pengertian
L
Bantuan Pemerintah adalah bantuen yang tidak memenuhi kriteria
bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada perseorangan,
kelompok masyarakat atau lembaga pemerintah/non pemerintah.
Balai Latihan Kerja Komunitas yang selanjutnya disebut BLK
Komunitas adalah unit pelatihan kerja pada suatu komunitas di
Lembaga Keagamaan Non Pemerintah serta konfederasi/federasi
serikat pekerja/serikat buruh untuk memberikan bekal keterampilan
teknis berproduksi atau keahlian kejuruan sesuai kebutuhan pasar
kerja.10.
cot
Bantuan Program Pelatihan BLK Komunitas adalah bantuan yang
diserahkan Kementerian Ketenagakerjaan kepada BLK Komunitas
dalam bentuk uang untuk membiayai penyelenggaraan pelatihan
berbasis kompetensi.
Penerima Bantuan adalah BLK Komunitas yang telah menerima
bantuan pembangunan gedung workshop dan peralatan pelatihan
kerja dari Kementerian Ketenagakerjaan.
Pelatihan Kerja adalah keseluruhan kegiatan untuk memberi,
memperoleh, meningkatkan, serta mengembangkan kompetensi kerja,
produktivitas, disiplin, sikap dan etos kerja pada tingkat keterampilan
dan keahlian tertentu sesuai dengan jenjang dan kualifikasi
kompetensi/jabatan/pekerjaan serta spesifik pekerjaan.
Program Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) adalah suatu rumusan
tertulis yang memuat secara komprehensif rancangan pencapaian
kompetensi sebagai pedoman pelaksanaan_pelatihan yang
penyelenggaraanya berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi
Pelatihan Berbasis Kompetensi yang selanjutnya disingkat PBK adalah
pelatihan kerja yang menitikberatkan pada penguasaan kemampuan
kerja yang mencakup pengetahuan, keterampilan, dan sikap sesuai
dengan standar yang ditetapkan dan persyaratan di tempat kerja
Kompetensi kerja adalah kemampuan kerja setiap individu yang
mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang
sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah
menteri/pimpinan lembaga yang bertanggungjawab atas pengelolaan
anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga bersangkutan.
Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disebut KPA adalah
pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan
sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran
pada Kementerian Negara/Lembaga yang bersangkutan.
Pejabat Pembuat Komitmen selanjutnya disingkat PPK adalah pejabat
yang diberi kewenangan oleh KPA untuk mengambil keputusan
dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas
beban APBN12.
13.
14.
15.
16.
M7.
Pejabat Penanda tangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya
disebut PP-SPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh KPA
untuk melakukan pengujian atas surat permintaan pembayaran dan
menerbitkan surat perintah membayar.
Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah unit organisasi
lini Kementerian Negara/Lembaga atau unit organisasi Pemerintah
Daerah yang melaksanakan kegiatan Kementerian Negara/Lembaga
dan memiliki kewenangen dan tanggung jawab penggunaan anggeran.
Balai Latihan Kerja Unit Pelaksana Teknis Pusat Pembina yang
sclanjutnya disingkat BLK UPTP Pembina adalah Unit Pelaksana
‘Teknis Bidang Pelatihan Kerja yang bereda di bawah dan bertanggung
Jjawab kepada Direktorat Jenderal yang bertugas untuk membina BLK
Komunitas di wilayahnya,
Perjanjian Kerja Sama yang selanjutnya disingkat PKS adalah
perjanjian tertulis antara PPK BLK UPTP Pembina dengan pimpinan
BLK Komunitas dan diketahui oleh KPA BLK UPTP Pembina.
Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang
ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara
(BUN) untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar
seluruh pengeluaran negara.
Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan
Produktivitas di Kementerian Ketenagakerjaan.BABII
PELATIHAN BERBASIS KOMPETENS! DI BLK KOMUNITAS
Dalam menyelenggarakan Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK), setiap
BLK Komunitas harus memperhatikan ketersediaan:
1.
Program pelatihan kerja, yang disusun berdasarkan standar kompetensi
kerja atau hasil identifikasi kebutuban pelatihan.
Strategi dan materi belajar, merupakan cara atau metode
penyajian/penyampaian materi pelatihan kepada peserta pelatihan.
Instrumen pengujian, merupakan instrumen penilaian/asesmen atas
pencapaian kompetensi.
Instruktur —_pelatihan, -merupaken —fasilitator dalam
menyampeikan/memberikan materi pelatihan.
Peserta pelatihan, merupakan individu/perseorangan yang memenuhi
syarat untuk mengikuti program pelatihan.
Sarana dan fasilitas pelatihan, merupakan alat/mesin, ruangan/
tempat/lokasi, dan perlengkapan lainnya yang akan digunakan selama
proses pelatihan (disesuaikan dengan jenis program pelatihan).
Bahan pelatihan, merupakan bahan/material yang akan digunakan
selama proses pelatihan (disesuaikan dengan jenis program pelatihan).
Biaya Pelatihan, merupakan nilai/besarnya anggaran yang diperlukan
selama proses pelatihan.
Pada dasarnya proses penyelenggaraan pelatihan di BLK Komunitas,
tidak memiliki perbedaan dengan pelaksanaan pelatihan di BLK Pemerintah,
yaitu proses penyelenggaraan pelatihannya dilakukan berbasis pada
kompetensi kerja. Artinya bahwa luaran dari pelatihan BLK Komunitas harus
‘mencapai kompetensi kerja yang ditetapkan,Gambar 1. Proses Bisnis Pelatihan di BLK Komunitas
A. Program Pelatihan Kerja
Setiap BLK Komunitas harus menyusun atau memiliki program
pelatihan berbasis kompetensi. Program pelatihan adalah suatu rumusan
tertulis yang memuat secara sistematis tentang pemaketan unit-unit
kompetensi sesuai dengan area kompetensi. Program pelatihan dapat
dikelompokan berdasarkan kluster, okupasi/jabatan atau kualifikasi
nasional, sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelatihan berbasis
kompetensi. Program pelatihan diterbitkan oleh Direktorat Bina
Standardisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja.
Dalam hal tertentu, antara lain seperti adanya kebutuhan mendesak
atau untuk memenuhi kebutuhan potensi yang terdapat di lokasi/wilayah
sekitar BLK Komunitas dan belum tersedia program pelatihannya secara
spesifik, maka dapat dirumuskan suatu program pelatihan tersebut dan
disetujui oleh BLK UPTP Pembina atau Direktorat Bina Standardisasi
Kompetensi dan Pelatihan Kerja. Jika program pelatihannya disetujui oleh
BLK UPTP Pembina, maka BLK UPTP Pembina melaporkan adanya program
pelatihan tersebut kepada Direktorat Bina Standardisasi Kompetensi dan
Pelatihan Kerja. Perumusan program pelatihan sebagaimana dimaksud
harus sesuai dengan workshop, peralatan pelatihan dan instruktur yang
tersedia dan dimiliki
Perumusan program pelatihan sebagaimana dimaksud diatas, harus
lebih di fokuskan kepada penyerapan peserta pelatihan pasca mengikutipelatihan. Oleh Karena itu, dalam melakuken perumusan program
pelatihan tersebut harus memenubi:
= Aspek teknis/substansi (pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja),
penguatan karakter (soft skills), produktivitas dan pengetahuan tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3).
= Prosentase penyajian materi pelatihan: 30% pengetahuan dan 70%
keterampilan.
- Penentuan waktu/durasi pelatihan mengacu pada program pelatihan
yang akan dilaksanakan (pada umumnya 240 jam pelajaran).
~ Program disusun sesuai dengan format baku program PBK yang telah
diterbitkan oleh Direktorat Bina Standardisasi Kompetensi dan Pelatihan
Kerja.
Jenis program pelatihan yang akan dilaksanakan pada tahun 2021
melalui skema bantuan program pelatihan di BLK Komunitas sebanyak 25
(dua puluh lima) jenis program pelatihan, Masing-masing jenis program
pelatihan harus sesuai dengan ketersediaan workshop dan peralatan
pelatihan kerja, yang telah diberikan oleh Direktur Jenderal Pembinaan
Pelatihan dan Produktivitas sejak tahun 2017 s.d 2021 (untuk tahun 2021
saat ini dalam proses) melalui skema bantuan pembangunan gedung
‘workshop dan peralatan pelatihan kerja,
Jenis program pelatihan tersebut yaitu:
No Jenis Program Pelatihan
1 [Teknologi informasi dan komunikasi (meliputi: installasi dan
pemrograman jaringan komputer; sistem Informasi dan perangkat
web; Rekayasa perangkat komputer)
Desain Mode dan Tekstil (Tata busana)
Teknik Pendingin (meliputi; Refrigerasi)
Bahasa
Kesenian (seni musik, seni rupa, seni tari, Kaligrali dan teater)
Tata rias
Kesehatan tradisional (pijat olahraga, terapi remedial FAA, urut
tradisional, spa tradisional dan meracik jamu dan obat herbal)No
Jenis Program Pelatihan
Perhotelan (FO dan House Keeping)
Desain Komunikasi Visual
(a). Desain Grafis Periklanan (Advertising), Desain Identitas Usaha
(Corporate/Company Identity), Desain Grafis Media (buku, surat
kabar, majalah), b). Cerita bergambar (komik), Karikatur, Poster,
Meme,
c Desain Fotografi, Tipografi, dan llustrasi, dan
d), sinematografi atau perfilman.
10
Hubungan industrial (Medias)
1
Elektronika (Teknisi HP, Eelektronika Dasar dan Audio)
12
Multimedia (penyiaran; fotografi dan video jurnalistik, Jurnalisti
13
Robotika
14
Teknik las (welding)
15
Telnik otomotif(feknik sepeda motor)
16
Pengolahan hasil pertanian (Agroindustr)
7
Pengolahan hasil perikanan (Fishery Industry)
18
Teknik Konstruksi Furnitur dan Kriya Kayu (Woodworking)
19
‘Seni kuiliner/Tataboga (F & B produksi dan pelayanan)
20
Teknik Batik (Batik cap, Batik tulis)
21
Seni kriya/Kerajinan tangan (kriya pahat dan ukir, kriya tekst,
kriya anyaman)
22
“Teknik Perkapalan (pembuatan kapal fiber dan perawatan motor
tempel)
23
Instalasi Infrastruktur Telekornunikasi (Teknik instalasi jaringan
satelit/VSAT, Teknik instalasi jaringan Fiber Optic dan Teknik
instalasi jaringan wireless yang menghubungkan ke BTS)
4
Keperawatan (careworker)
25
Keterampilan alat kesehatan
B. Instruktur Pelatihan
Pelaksanaan pelatihan di BLK Komunitas harus dilakukan oleh
instruktur yang berasal dari intemal BLK Komunitas yang bersangkutan,
namun dalam hal tertentu (jika belum tersedia) dapat menggunakan
92
S
s
instruktur dari luar (eksternal) BLK Komunitas. Baik instruktur yang
berasal dari internal maupun eksternal harus dilakukan perikatan secara
formal (yang dibuktikan dengan surat kontraktual) antara BLK Komunitas
dengan instruktur yang bersangkutan, dimana instruktur tersebut harus
memenuhi kriteria/persyaratan:
1. Memiliki kompetensi teknis substantif(sesuai dengan program pelatihan
yang akan diajarken); dan
2. Memiliki kompetensi metodologi/ paedagogi.
. Peserta pelatihan
Jumlah peserta pelatihan 1 (paket) terdiri dari 16 orang, yang dapat
berasal dari dalam atau dari luar wilayah sekitar BLK Komunitas. Peserta
harus mengikuti seluruh proses pelatihan sesuai kurikulum yang
ditetapkan. Peserta yang mengikuti pelatihan merupakan hasil rekruitmen
dan seleksi yang dilakukan oleh penyelenggara pelatihan di BLK Komunitas.
Sarana dan fasilitas pelatihan
Selain alat/mesin, perlengkapan dan bahan yang akan digunakan
(disesuaikan dengan jenis program pelatihan) selama proses pelatihan,
beberapa sarana dan fesiltas yang harus dipastikan kesiapannya, yaitu
= Tempat pelaksanaan pelatihan/workshop (dalam keadaan bersih. dan
rapih];
- Ketersediaan listrik atau sumber listrik
Ketersediaan air bersih;
Ketersediaan jaringan internet (jika program _pelatihannya
membutuhkan); dan
Sarana P3K.
. Penjadwalan Pelatihan
Untuk melakukan perencanaan pelatihan dengan baik, BLK
Komunitas harus menyusun jedwal pelatihan dalam 1 (satu) tahun ajaran.
Penjadwalan pelatihan ini diperlukan agar memudahkan penyelenggara
(baik instruktur maupun pengelola) untuk melakukan rekruitmen dan=
2
seleksi, koordinasi dengan BLK UPTP, penyiapan bahan pelatihan, dan lain-
lain,
. Wilayah Koordinasi Pelaksanaan Pelatihan
Pelaksanaan pelatihan dapat dilakukan secara efektif dan tepat
sasaran, jika dilakukan secara terkoordinasi oleh setiap BLK UPTP dengan
BLK Komunitas yang menjadi binaan. Untuk itu setiap BLK UPTP dalam
melakukan koordinasi dengan setiap BLK Komunitas mengacu kepada
sebaran wilayah pelatihan sebagaimana tercantum dalam Keputusan
Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas nomor
2/45/LP.00.03/1/2021 tentang Sebaran Wilayah Pelatihan Balai Latihan
Kerja Unit Pelaksana Teknis Pusat (BLK UPTP) Tahun 2021.
Sumber Pembiayaan Pelatihan Lainnya
Untuk meningkatkan jumlah pelayanan peserta dan mutu pelatihan,
BLK Komunitas diharapkan dapat mengakses/mendapatkan sumber-
sumber pembiyaan pelatihan lainnya, baik yang berasal dari instansi
pemerintah, dana desa (sesuai konteks di wilayahnya masing-masing),
BUMN/BUMD maupun swasta (perusahaan /industri), atau sumber-sumber
pembiayaan lainnya yang sah. Proses aksesibilitas pembiayaan pelatihan
sebagaimana dimaksud harus dilakukan sesuai dengan prosedur,
ketentuan/peraturan yang berlaku.BAB IIL
‘TATA CARA PEMBERIAN BANTUAN PROGRAM PELATIHAN
BLK KOMUNITAS
A. Pemberi Bantuan
Bantuan Program Pelatihan BLK Komunitas Tahun Anggaran 2021
bersumber dari Anggaran Direktorat Jenderal Pembinaan Pelatihan dan
Produktivitas melalui Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) Unit
Pelaksanan Teknis Pusat (UPTP), yaitu:
Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bandung;
Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Bekasi;
Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Serang;
Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Semarang;
Balai Besar Pengembangan Latihan Kerja (BBPLK) Medan;
Balai Latihan Kerja (BLK) Makassar,
Balai Latihan Kerja (BLK) Surakarta;
Balai Latihan Kerja (BLK) Banda Aceh;
Balai Latihan Kerja (BLK) Padang;
10, Balai Latihan Kerja (BLK) Samarinda;
11. Balai Latihan Kerja (BLK) Lombok Timur;
12, Balai Latihan Kerja (BLK) Banyuwangi;
18, Balai Latihan Kerja (BLK) Sidoarjo;
14, Balai Latihan Kerja (BLK) Temnate;
15. Balai Latihan Kerja (BLK) Kendari;
16. Balai Latihan Kerja (BLK) Lembang;
17. Balai Latihan Kerja (BLK) Sorong;
18, Balai Latihan Kerja (BLK) Ambon;
19. Balai Latihan Kerja (BLK) Bantaeng.
Pena se ne
B. Penerima Bantuan
Penerima Bantuan adalah BLK Komunitas yang telah ditetapkan
sebagai lembaga penerima bantuan pembangunan gedung workshop dan
peralatan pelatihan kerja tahun 2017 s.d 2021 (untuk tahun 2021 saat ini
12dalam proses) oleh Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan
Produktivitas.
. Persyaratan Penerima Bantuan
1. Merupakan lembaga penerima bantuan pembangunan gedung workshop
dan peralatan pelatihan BLK Komunitas tahun 2017 s.d 2021 (untuk
tahun 2021 saat ini dalam proses) yang telah ditetapkan melalui
Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktivitas;
2. Memiliki Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) a.n. Lembaga Penerima
Bantuan;
3. Memiliki nomor rekening bank yang masih aktif a.n. lembaga yang sama
dengan nama lembaga di NPWP;
4. Sangat disarankan memiliki Vocation Indentification Number (VIN)
Menggunakan program pelatihan yang diterbitkan oleh Direktorat Bina
Standardisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja dan/atau program
pelatihan yang disusun oleh BLK Komunitas bersama dengan Dunia
Usaha/Industri dan disetujui oleh BLK UPTP Pembina atau Direktorat
Bina Standardisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja;
6. Memiliki Instruktur yang memenuhi kriteria persyaratan (sebagaimana
disebutkan dalam Bab II huruf B) sesuai dengan bidang kejuruan dan
memiliki perikatan formal/kontrak antara Instruktur dan manajemen
BLK Komunitas untuk kurun waktu tertentu atau dapat disesuaikan
dengan durasi pelatihan;
Memiliki Tenaga Pelatihan;
Memiliki sarana dan prasarana pelatihan yang memenuhi persyaratan
teknis, baik dari aspek jumlah maupun kualitas yaitu:
- Ruang belajar teori dan praktik;
- Peralatan praktik (sesuai dengan program pelatihan); dan
- Alat bantu peragaan.
Bentuk Bantuan
Bantuan Program Pelatihan BLK Komunitas dalam bentuk uang
kepada lembaga Penerima Bantuan dengan mekanisme Langsung (LS).
Pencairan dana bantuan dilakukan berdasarkan ketetapan Pejabat Pembuat
Komitmen (PPK) dan disahkan Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
13B. Besaran Jumlah Bantuan
Sesuai dengan Pasal 6 Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 20
Tahun 2020 tentang Pedoman Penyaluran Bantuan Pemerintah di
Kementerian Ketenagakerjaan Tahun Anggeran 2021, besaran jumlah
bantuan diberikan sebesar Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) per
paket program pelatihan, dengan durasi pelatihan mengacu pada program
pelatihan (sebagaimana contoh terlampir) dalam Petunjuk Teknis ini atau
program pelatihan lainnya yang telah disetujui oleh BLK UPTP Pembina
dan/atau Direktorat Bina Standardisasi Kompetensi dan Pelatihan Kerja.
Jumlah pagu sebesar Rp.50.000.000,- (lima puluh juta rupiah) per
paket program pelatihan tersebut diatas adalah besaran maksimal bantuan
yang diberikan. Besaran terscbut dapat berbeda antara jenis program
pelatihan karena dipengaruhi oleh kebutuhan bahan pelatihan dan harga
bahan pelatihan di masing-masing jenis program pelatihan.
F. Rincian Penggunaan Dena Bantuan
Dana Bantuan Program Pelatihan hanya dapat digunakan untuk
membiayai kegiatan pelatihan dengan jumlah peserta pelatihan sebanyak 16
(enam belas) orang per paket pelatihan. Komponen-komponen yang dapat
dibiayai dari dana bantuan, sebagai berikut:
No. Komponen. Persentase
1, | Pendukung Pelatihan, antara lain: Maksimal
Alat Tulis Kantor (ATK) 30%
Konsumsi rapat atau seleksi peserta
Koordinasi dengan BLK UPTP
Penggandaan dan pengiriman laporan
Honor panitia pelaksana
Honor tim rekrutmen
Dokumentasi
=P
-
Pembuatan spanduk
4No. Komponen Persentase
2. | Pelatihan, antara lain: Minimal
a. Penggandaan modul pelatihan 10%
b. Bahan pelatihan
¢. Perlengkapan peserta (buku, ballpoint, pakaian
kerja, safety shoes)
Honor instruktur/narasumber
Sertifikat pelatihan
Bantuan transport peserta
»
Konsumsi peserta pelatihan
rR So
Konsumsi pembukaan dan penutupan
dan lain-lain
Keterangan:
Dana bantuan digunakan untuk membiayai pelaksanaan kegiatan pelatihan
di BLK Komunitas mengacu pada komponen-komponen tersebut diatas
dengan besaran biaya beberapa komponen ditetapkan sebagai berikut:
a.
b.
Si
Honor Instruktur @ Rp. 30.000/JP;
Honor Panitia Pelaksana (maksimal 3 org/paket ) @ Rp. 500.000;
Honor tim rekruitmen (maksimal 2 org/paket) @ Rp. 300.000;
Sertifikat Pelatihan @ Rp. 25.000/lembar;
Biaya transportasi untuk koordinasi.
15,BABIV
TATACARA PENETAPAN PENERIMA BANTUAN DAN.
MEKANISME PENCAIRAN BANTUAN PROGRAM PELATIHAN
BLK KOMUNITAS
A, Penetapan Penerima Bantuan
BLK Komunitas yang memenuhi persyaratan sebagaimana disebutkan
dalam Bab II huruf C akan ditetapkan sebagai Penerima Bantuan program
pelatihan melalui Keputusan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan
disahkan oleh Kuasa Pengguna Anggaran (KPA).
PPK BLK UPTP
Pembina
janjian Kerja Sama
SK Penetapan Perjanj PKS)
BLK Komunitas |
Gambar 2. Penetapan Penerima Bantuan
B. Perjanjian Kerja Sama
Setelah lembaga Penerima Bantuan ditetapkan, maka Penerima
Bantuan menandatangeni Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara Pejabat
Pembuat Komnitmen (PPK) dengan pimpinan BLK Komunitas yang diketahui
oleh KPA. Dalam pembuatan PKS sebaiknya dilakukan secara komprehensif
dalam 1 (satu) tahun anggaran, tidak dilekukan per-paket pelatihan.
PKS memuat hal-hal sebagai berikut:
1. hak kewajiban kedua belah pihak;
2, jumlah bantuan program pelatihan;
3, tata cara dan syarat penyaluran bantuan;
164. pemyataan kesanggupan Penerima Bantuan untuk menggunakan
bantuan sesuai rencana yang telah disepakati;
5. pernyataan kesanggupan penerima bantuan untuk menyetorkan sisa
dana yang tidak digunakan ke Kas Negara;
6. sanksi; dan
7. penyampaian laporan pertanggungjawaban kepada PPK setelah
pekerjaan selesai
.. Mekanisme Pencairan Bantuan
Mekanisme pencairan anggaran bantuan kepada penerima bantuan
operasional sesuai dengan ketentuan Pasal 18 Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 168/PMK.05/2015 tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran
Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga, sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
173/PMK.05/2016.
Pencairan bantuan dengan mekanisme Pembayaran Langsung (LS)
dilakukan 2 (dua) tahap dan ditetapkan oleh PPK yang disahkan oleh KPA
dengan mempertimbangkan jumlah dana serta waktu pelaksanaan
kegiatan. Besarnya proporsi bantuan tahap pertama (I) adalah 70% (tujuh
puluh persen) dan pada tahap kedua (Il) adalah 30% (tiga puluh persen).
Bantuan tahap kedua (ll) akan diberikan jika persyaratan dan ketentuan
kkinerja telah sesuai dengan apa yang direkomendasikan oleh PPK.
Mekanisme Pencairan Bantuan dapat dilakukan sebagai berikut:
1. Pencairan Tahap I sebesar 70% (tujuh puluh persen) dari nilai paket
dana Bantuan Program Pelatihan yang diberikan setelah perjanjian kerja
sama ditandatangani oleh penerima bantuan dan PPK.
2. Pencairan Tahap Il adalah sisa dari setiap paket dana Bantuan Program
Pelatihan yang akan diberikan, apabila dana pada Tahap I telah
dipergunakan sekurang-kurangnya sebeser 80% (delapan puluh
persen) dan telah disetujui oleh Tim Monitoring dan Evaluasi yang
ditugaskan;
3. Pencairan dana bantuan dengan mekanisme transfer melalui penerbitan
Surat Permintaan Pembayaran (SPP], Surat Perintah Membayar (SPM)
dan penerbitan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D).
7Pencairan dana bantuan program pelatinan Tahap | (kesatu) sebesar
70% (tujuh puluh persen) dari nilai paket dana Bantuan Program Pelatihan,
dilakukan sebagai berikut:
1, Penerima Bantuan mengajukan dokumen pencairan Tahap I yang terdiri
atas:
a, Surat Perjanjian Kerja Sama yang telah ditandatangani oleh
Penerima Bantuan dan PPK (sebagaimana Lampiran ll Format 1).
b, Rencana Penggunaan Dana Bantuan (RPDB) yang akan dicairkan
tahap I (kesatu) (sebagaimana Lampiran I! Format 2);
c. Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Pekerjaan Bantuan
Program Pelatihan (sebagaimana Lampiran Il Format 3).
4. Jadwal Pelaksanaan Pelatihan yang ditandatangani oleh Pimpinan
Lembaga Penerima Bantuan (sebagaimana Lampiran Il Format 15).
¢. Surat Pernyatean Tanggung Jawab Belanja (SPTUB) yang
ditandatangani oleh pimpinan lembaga Penerima Bantuan
(sebagaimana Lampiran II Format 4)
£. Kuitansi bukti penerimaan wang yang telah ditandatangani oleh
Penerima Bantuan dan disahkan oleh PPK (sebagaimana Lampiran Il
Format 5).
& Fotokopi Nomor pokok wajib pajak (NPWP) a.n. Lembaga Penerima
bantuan.
h. Fotokopi Rekening koran a.n. lembaga yang sama dengan nama
Jlembaga di NPWP.
2. Dokumen tersebut divji/diperiksa oleh PPK, jika sudah disetujui maka
PPK akan menerbitkan SPP.
3. SPP tersebut disampaikan kepada PP-SPM (Pejabat Pembuat Surat
Perintah Membayar) untuk diproses lebih lanjut oleh Bagian Keuangan
untuk selanjutnya diproses pencairannya,
18cng
Komunitas
PPK BLK UPTP.
ey
Pengujian
a
Meso}
BantuanTahap |
Gamber 3. Mekanisme Pencairan Bantuan Tahap 1
Pencairan dana bantuan program pelatihan tahap Il (kedua) sebesar
30% (tiga puluh persen) dilakukan apabila seluruh jumlah dana bantuan
yang diterima pada tahap sebelumnya telah dipergunakan sekurang-
‘urangnya sebesar 80% (delapan puluh persen),
Mekanisme pencairan Tahap II, sebagai berilcut:
1, Penerima Bantuan mengajukan dokumen pencairan Tahap Il yang
terdiri atas:
a
Laporan Pertanggungjawaban Dana Bantuan Program Pelatihan BLK
Komunitas Tahap |;
Kuitansi atau bukti pengeluaran uang Tahap I yang sah;
Rencana Penggunaan Dana Bantuan (RPDB) yang akan dicairkan
‘Tahap Il;
Surat Perjanjian Kerja Sama yang telah ditanda tangani oleh
Penerima Bantuan dan PPK;
Kuitansi bukti penerimaan uang Tahap Il yang telah ditandatangani
oleh penerima bantuan dan disahkan oleh PPK;
19~
f, Surat Pemyataan Kesanggupan Melaksanakan Pekerjaan Bantuan
Program Pelatihan;
g. Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja (SPTJB) yang
ditandatangani oleh pimpinan lembaga penerima bantuan;
h. Laporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan (sebagaimana Lampiran
II Format 6);
i, Fotokopi Nomor pokok wajib pajak (NPWP] a.n. Lembaga Penerima
Bantuan
J. Fotokopi Rekening koran a.n, lembaga yang sama dengan nama
lembaga ci NPWP;
k. Berita Acara Serah Terima Pekerjaan (sebagaimana Lampiran II
Format 8);
Dokumen pengajuan pencairan dana yang telah lengkap akan diproses
lebih lanjut seperti pada pencairan Tahap | oleh PP-SPM.
Dokumen tersebut diuji/diperiksa oleh PPK, jika sudah disetujui maka
PPK akan menerbitkan SPP.
}. SPP tersebut disampaikan kepada PP-SPM (Pejabat Pembuat Surat
Perintah Membayar) untuk diproses lebih lanjut oleh Bagian Keuangan
untuk selanjutnya diproses pencairannya.
. Setelah pencairan Tahap Il diberikan, Penerima Bantuan wajib
menyelesaikan dan melaporkan seluruh penggunaan dana bantuan
program pelatihan berdasarkan bukti yang sah sesuai dengan Petunjuk
Teknis ini kepada Kepala BLK UPTP Pembina.Bien
Pertanggung
a ay
i)
Oe
PPK BLK UPTP
can
BLK
CO
ca)
RPDB Tahap I
Mee
BantuanTahap I
Gambar 4, Mekanisme Pencairan Bantuan Tahap I
Besarnya dana bantuan yang ditransfer ke rekening Penerima
Bantuan pada Tahap I dan Tahap Il adalah sesuai dengan jumlah yang
tertulis dalam Rencana Pengeluaran Dana Bantuan (RPDB)
D. Ketentuan Perpajakan
1, Pemungutan pajak merupakan tanggung jawab lembaga Penerima
Bantuan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
2. Disarankan kepada lembaga Penerima Bantuan untuk bertransaksi
dengan Pengusaha Kena Pajak dalam belanja yang dikenakan pajak
pertambahan nilai dan menyimpan seluruh bukti pajak yang telah
disetorkan,
a3. Diwajibkan untuk memotong pajak penghasilan atas setiap transksi yang
dikenakan pajak penghasilan sesuai dengan ketentuan perpajakan
(seperti honor Instruktur, Konsumsi, PPh 21, PPh 22, PPh 23, dan PPN}
dan menyimpan bukti setor dan bukti potong.
E, Pengembalian Dana Bantuan
Lembaga Penerima Bantuan harus mengembalikan dana bantuan
kepada Kantor Kas Negara, karena beberapa penyebab sebagai berikut:
1. Pembatalan dilakukan oleh pihak lembaga Penerima Bantuan, karena
hal-hal tertentu;
2, Terjadi kelebihan pembayaran belanja jasa dan/atau pembayaran
pembelian barang melebihi dari pagu yang telah disepakati dalam
Rencana Penggunaen Dana Bantuan (RPDB);
3. Adanya kegiatan atau pembelian yang sudah masuk dalam RPDB, tetapi
karena sesuatu hal sehingga tidak dilaksanakan oleh lembaga Penerima
Bantuan sampai pada program pelatihan selesai dilaksanakan;
dan/atau
4, Hal-thal lain, yang tidak sesuai dengan ketentuan/peraturan yang
berlaku setelah diaudit oleh auditor yang berwenang.
Pengembalian dana akibat dari hal-hal sebagaimana tersebut di atas,
dilaksanakan dengan berkonsultasi kepada Kepala BLK UPTP Pembina atau
PPK/KPA,
F. Sanksi
Lembaga Penerima Bantuan wajib melaksanakan pengelolaan
keuangan dan kegiatan sesuai Petunjuk Teknis. Apabila lembaga Penerima
Bantuan tidak melaksanakan kegiatan sesuai dengan Petunjuk Teknis dan
ketentuan peraturan perundang-undangan, maka:
1. Jika terindikasi kesalahan administratif maka akan dilaporkan kepada
Inspektorat Jenderal Kementerian Ketenagekerjaan untuk dilakukan
Audit Dengan Tujuan Tertentu,
2. Jika pelanggarannya bersifat indikasi tindak pidana dan/atau perdata,
Penerima Bantuan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangen.
23. Jika pelanggarannya bersifat administratif maka penerima bantuan
dikenakan sanksi berupa tidak akan mendapatkan program bantuan
sejenis sampai batas waktu yang tidak ditentukan dari Ditjen Pembinaan
Pelatihan dan Produktivitas Kementerian Ketenagakerjaan.
Sanksi tidak berlaku apabila lembaga Penerima Bantuan dapat
membuktikan adanya alasan-alasan pembenar (force majeur) yang
dibuktikan dengan surat keterangan dari instansi yang berwenang.
23BABV
MEKANISME PELAKSANAAN PELATIHAN
A. Persiapan
Tahap persiapan merupakan tahap perencanaan, antara lain meliputi
penyusunan tim pelaksana pelatihan sampai dengan pelaporan. Tahapan
persiapan dapat dikelompokkan yang bersifat administratif dan yang
bersifat teknis.
1. Persiapan administrasi
Difokuskan pada penyiapan dokumen administrasi pelaksanaan
pelatihan, antara lain:
a. Surat Perintah Tugas (SP1) atau Surat Keputusan (SK] tim pelaksana
pelatihan.
b, Surat Perintah Tugas (SPT) atau Surat Keputusan (SK) tim
rekruitmen.
c. Surat Perintah Tugas (SPT) atau Surat Keputusan (SK) penugasan
instruktur,
d. Surat Perintah Tuges (SPT) atau Surat Keputusan (SK) peserta
pelatihan. SPT atau SK sebageimana disebutkan diatas harus
dengan jelas menyebutkan tugas dan tanggung jawabnya, dapat
dibuat secara parsial/terpisah atau menjadi satu kesatuan. SPT atau
SK ditetapkan /ditandata tangani oleh Pimpinan BLK Komunitas.
e. Surat kontrak perjanjanjian kerja bagi instruktur (baik dari internal
BLK Komunitas maupun berstatus tenaga kontrak.
£. Penyiapan dokumen, perlengkapan administrasi untuk rekruitmen
peserta pelatihan,
g. Penyiapan sertifikat pelatihan (jumlahnya disesuaikan peserta
pelatihan),
h, Penyiapan formulir administrasi pelaksanaan pelatihan, meliputi:
1) Formulir biodata peserta;
2) Formulir biodata Instruktur;
3) Formulir penilaian peserta pelatihan;
4), Formulir evaluasi penyelenggaraan;
245] Formulir daftar hadir peserta pelatihan;
6) Formulir daftar hadir Instruktur dan Tenaga Pelatihan
(pelaksana);
7) Formulir tanda terima perlengkapan peserta;
8) Formulir tanda terima sertifikat pelatihan;
9) Formulir tanda terima uang transport (jika ada);
10) Formulir tanda terima uang saku (jika ada);
11) Formulir penggunaan bahan latihan (dari Pimpinan BLK
Komunitas ke Instruktur).
Penggandaan modul/bahan ajar pelatihan untuk _peserta
(disesuaikan dengan jumlah peserta pelatihan).
2. Rekruitmen dan Seleksi Peserta
Pelaksanaan rekruitmen (melalui proses pendaftaran) peserta
dilakukan/difasilitasi baik secara sendiri oleh BLK Komunitas atau
bersama dengan BLK UPTP Pembina. Rekruitmen/pendaftaran dapat
dilakukan —secara manual (off-line), elektronik atau memanfaatkan
media sosial. Namun demikian sangat disarankan/diharapkan
rekruitmen /pendaftaran peserta pelatihan secara digital (on-line) melalui
laman website kemnaker.go.id (sistem informasi ketenagakerjaan/
sisnaker) atau http://pelatihan.kemnaker.go.id, jika BLK Komunitas
yang bersangkutan sudah terdaftar di laman website kemnaker.go.id.
Rekruitmen calon peserta pelatihan, diutamakan bagi angkatan
jalam atau di
kerja (berusia minimal 18 tahun) yang dapat berasal dari
luar wilayah BLK Komunitas (seperti alumni pondok pesantren,
masyarakat/warga sekitar BLK Komunitas, ustadz,dll). Jika peserta
pelatihan merupakan santri/peserta didik yang masih mengikuti
pendidikan, maka minimal berada di kelas terakhir (setingkat SMA/MA).
Selain itu pada kejuruan-kejuruan tertentu (seperti otomotif, listrik,
elektronika, dil) calon peserta tidak buta warna (untuk hal seperti ini
dapat berkoordinasi dengan BLK UPTP Pembina).
Jumlah peserta yang mengikuti rekruitmen paling sedikit 50 %
lebih banyak (satu setengah kali) dari jumlah setiap paket program
pelatihan. Misalnya setiap 1 (satu) paket program pelatihan = 16 orang.
25Dengan demikian jumlah peserta yang di rekrut paling sedikit 24 orang.
Daftar calon peserta pelatihan yang direkrut di tuangkan dalam format
24 pada Lampiran II
Hasil rekruitmen calon peserta pelatihan selanjutnya akan
diseleksi, dilakukan dengan cara wawancara dan pertanyaan tertulis
Untuk pelaksanaan seleksi calon peserta pelatihan, soal-soal/kisi-kisi
soal/pertanyaan disiapkan oleh BLK Komunitas atau dapat
berkoordinasi dengan BLK UPTP Pembina. Soal/pertanyaan di buat
sedemikian rupa untuk menemukenali dan memotret potensi dasar yang
dimiliki setiap calon peserta pelatihan.
Tujuan utama dari proses seleksi adalah untuk mendapatkan
calon peserta (minimal) yang memiliki kemampuan/ kompetensi dasar
untuk mengikuti pelatihan (yang sesuai dengan program pelatihan).
Hasil dari seleksi peserta pelatihan, ditetapkan melalui Surat Keputusan
Pimpinan BLK Komunitas. Peserta yang lulus seleksi dan akan menjadi
peserta pelatihan di BLK Komunitas, harus terdaftar pada website
kemnaker.go.id (sistem informasi ketenagakerjaan/ sisnaker) atau
http://pelatihan. kemnaker.go.id, untuk hal ini dapat berkoordinasi
dengan BLK UPTP Pembina.
Dalam melakukan rekruitmen dan seleksi, tim yang dibentuk
dilarang melakukan diskriminasi, tetapi memberikan peluang yang sama
bagi laki-laki dan perempuan, termasuk bagi penyandang disabilitas.
Dalam hal-hal tertentu, tim yang dibentuk dapat memberikan prioritas
kepada penyandang disabilitas sepanjang relevan dan tidak memiliki
hambatan yang berarti dalam mengikuti proses pelatihan. Rekruitmen
dan seleksi dilakukan oleh tim BLK Komunitas (pembentukan tim di
tetapkan melalui Surat Keputusan).
Persiapan teknis
Sebelum pelatihan diselenggarakan panitia/pelaksana pelatihan
melakukan persiapan-persiapan sebagai berilut:
a) Memastikan kesiapan lokasi/ruangan tempat penyelenggaraan
pelatihan termasuk toilet/kamar kecil (sudah dibersihkan dan siap
26untuk digunakan), yang mampu menampung jumlah peserta
pelatihan, baik untuk teori maupun untuk praktek.
b) Penyiapan peralatan/mesin yang akan di gunakan (disesuaikan
dengan jenis program pelatihan).
¢) Penyiapan perlengkapan pelatihan (misalnya LCD, kursi, meja, laser
pointer, alat dokumentasi, APD, alat tulis, P3K, dil).
d) Penyiapan bahan/material pelatihan (disesuaikan dengan jenis
program pelatihan dan jumlah peserta)
¢) Penyiapan standar kompetensi, modul/bahan ajar, panduan
pengajaran, program, kurikulum, silabus dan rencana pelatihan.
f) Penyiapan tim Instruktur dan Tenaga Pelatihan yang akan bertugas
selama pelaksanaan pelatihan (fisik, kesehatan dan kartu identitas).
2) Penyiapan dan pemeriksaan data dari setiap peserta pelatihan (latar
belakang pendidikan, asal, dll).
h) Memastikan kesiapan suplai aliran listrik dan air bersih.
i) Senantiasa melakukan koordinasi dengan BLK UPTP dan pemerintah
daerah setempat.
B, Pelaksanaan
Setelah semua tahapan persiapan sudah dilakukan, maka langkah
berikutnya adalah pelaksanaan pelatihan. BLK Komunitas wajib
melaksanakan pelatihan sendiri, sehingga tidak diperbolehkan _mensub-
kontrakkan/mengalihkan kepada pihak lain.
Tahapan pelaksanaan pelatihan meliputi:
1. Pra pembukaan
a. Memastikan peserta pelatihan di BLK Komunitas, telah terdaftar
sebagai peserta pelatihan pada website kemnaker.go.id (sistem
informasi ketenagakerjaan/ sisnaker) atau _http://pelatihan.
kemnaker.go.id
b. Memastikan kesiapan tempat/ruangan pelaksanaan_pelatihan,
kehadiran seluruh peserta pelatihan, dan kehadiran tamu undangan
untuk pembukaan.
27Pembukaan dan pengarahan
Merupakan aktivitas seremonial, pelaksanaannya dilakukan sesuai
dengan ketentuan atau kebiasaan yang sudah baku di suatu daerah.
Biasanya terdapat sambutan atau pengarahan dari pejabat pemerintah
daerah setempat serta perwakilan dari BLK Komunitas.
Pelaksanaan pelatihan
a. Peralatan/mesin, bahan/material dan perlengkapan pendukung
lainnya telah siap di tempat/ruangan pelatihan.
b. Seluruh peserta sudah berada di tempat /ruangan pelatihan (sesuai
dengan jadwal waktu pelatihan).
¢. Instruktur menyampaikan materi pembelajaran sesuai dengan
program pelatihan baik teori maupun praktek dalam durasi waktu
yang telah ditentukan. Selama penyampaian materi pembelajaran,
instruktur dan peserta pelatihan diharapkan terjalin komunikasi dua
arah dan saling interaktif. Instruktur membantu setiap peserta yang
memerlukan bantuan (khususnya jika terdapat peserta penyandang
disabilitas]. Selama proses pelatihan berlangsung, Instruktur
melakukan penilaian terhadap capaian kompetensi dari setiap
peserta pada formulir yang telah ditentukan. Seluruh penilaian
Instruktur menjadi dasar untuk penentuan kelulusan peserta yang
akan tertuang dalam sertifikat pelatihan. Secara umum, proses
pelaksanaan pelatihan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
d. Selama berlangsung pelatihan, instruktur diharapkan melakukan
identifikasi terhadap potensi kecenderungan peserta pelatihan
khususnya untuk persiapan pasca pelatihan, apakah akan menjadi
pekerja atau berwirausaha.
e. Pada saat yang sama tim pelaksana memantau pelaksanaan proses
pelatihan. Pemantauan atau evaluasi pelaksanaan pelatihan BLK
Komunitas berguna untuk melakukan perbaikan berkelanjutan
(continual improvement) terhadap alat/mesin, bahan, dan metode
yang digunakan oleh instruktur.
28{. Selama proses pelaksanaan pelatihan, kegiatan pengadministrasian
(seperti daftar hadir, dll) bagi peserta dan instruktur harus
dilakukan.
4. Pelaksanaan sertifikasi kompetensi
Pelaksanaan sertifikasi kompetensi hanya dapat dilakukan setelah
peserta mengikuti pelatihan dan memiliki dukungan pembiayaan untuk
sertifikasi kompetensi, Sertifikasi kompetensi dilakukan oleh Lembaga
Sertifikasi Profesi (LSP) yang telah mendapatkan lisensi dari Badan
Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP). Proses pelaksanaan_sertifikasi
kompetensi dilakukan sesuai dengan ketentuan BNSP.
5. Penyelesaian administrasi pelatihan
Setelah program pelatihan selesai dilaksanakan, tim pelaksana
melakukan penyelesaian administrasi baik kepada peserta pelatihan dan
Instruktur. Penyelesaian administrasi dapat berupa kelengkapan data,
daftar hadir, tanda terima, dll.
6. Evaluasi pelaksanaan pelatihan
Sebelum seluruh rangkaian pelaksanaan pelatihan berakhir, para
peserta pelatihan diminta untuk melakukan evaluasi secara
keseluruhan terkait dengan Instruktur, sarana dan fasilitas, dan lain-
lain. Evaluasi pelaksanaan pelatihan (sebagaimana Lampiran II Format
23) dilakukan untuk mengetahui persepsi peserta pelatihan terhadap
pelayanan yang telah diberikan olch BLK Komunitas kepada peserta
pelatihan.
7. Penutupan pelatihan dan pemberian sertifikat pelatihan.
Kegiatan ini merupakan acara seremonial penutupan pelatihan, dimana
seluruh peserta pelatihan, Instruktur dan undangan hadir di lokasi
acara, Pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan ketentuan atau
kebiasaan yang sudah baku di suatu daerah. Biasanya terdapat
sambutan atau pengarahan dari pejabat pemerintah daerah setempat,
perwakilan dari BLK Komunitas, serta perwakilan peserta pelatihan.
29Sebelum seluruh rangkaian acara penutupan berakhir, dilakukan
penyerahan sertifikat pelatihan kepada setiap peserta yang dinyatakan
lulus/memenuhi syarat.
8. Dokumentasi pelaksanaan pelatihan
BLK Komunitas harus melakukan pendokumentasian selama proses
pelatihan berlangsung, sejak pembukaan sampai dengan penutupan.
Dokumentasi dilakukan antara lain sebagai bukti telah dilakukannya
pelatihan. Bentuk dokumentasi berupa gambar tetap (foto), gambar
bergerak (video) dan formulir (check-lisi)
9. BLK Komunitas diharapkan mengunggah (upload) dokumentasi kegiatan
berupa foto, video pada media sosial (Facebook, Instagram, Twitter, dll.)
dalam rangka publikasi dan sosialisasi aktivitas kegiatan.
C. Luaran (output) Pelatihan
Setelah peserta mengikuti pelatihan, dengan bekal kompetensi/
keterampilan yang dimiliki, para peserta diharapkan dapat bekerja sesuai
dengan kompetensi/keterampilan yang dimiliki, baik di instansi/institusi
pemerintah, BUMN/BUMD, swasta (perusahaan/industri) maupun untuk
berwirausaha.
Untuk itu BLK komunitas harus membangun sinergi dengan
pengguna tenaga kerja/pasar kerja, termasuk melakukan sinergi dengan
pihak-pihak yang memiliki akses permodalan (seperti perbankan, koperasi,
dana desa) khususnya bagi lulusan pelatihan yang akan berwirausaha.
Dengan demikian BLK Komunitas diharapkan menjembatani
luaran/lulusan pelatihan dengan pengguna tenaga kerja/pasar kerja, untuk
mendapatkan pekerjaan.
30BAB VI
MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN
Monitoring dan evaluasi dilakukan untuk menjamin penyaluran bantuan
program pelatihan dimanfaatkan dengan tepat sasaran, tepat jumlah, tepat
waktu, dan tepat guna, Selain itu monitoring dan evaluasi juga dimaksudkan
mendapatkan informasi serta mengetahui efektivitas pelaksanaan program
pelatihan di BLK Komunitas sejak persiapan sampai dengan selesainya
pelaksanaan kegiatan, sebagai bahan pengambilan kebijakan dalam penyaluran
bantuan pemerintah di masa yang akan datang.
A. Monitoring
Monitoring dilakukan dalam rangka pemantauan dan pembinaan,
untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan_pelatihan,
identifikasi permasalahan serta antisipasi upaya pemecahannya selama
kegiatan pelatihan sejak tahap persiapan, penyelenggaraan sampai dengan
berakhirnya pelaksanaan kegiatan. Kegiatan monitoring dilakukan oleh BLK
UPTP Pembina dan/atau Ditjen Binalattas untuk memastikan pelaksanaan
kegiatan bantuan program pelatihan dapat dilaksanakan sesuai dengan
Petunjuk Teknis yang telah ditentukan, transparan dan akuntabel.
B, Bvaluasi
Evaluasi merupakan rangkaian Kegiatan membandingkan realisasi
masukan (input), keluaran (output) dan hasil terhadap rencana yang telah
dibuat. Selain itu evaluasi bertujuan untuk menilai keberhasilan
pelaksanaan bantuan program pelatihan, efisiensi dan ketepatan
penggunaan anggaran serta kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam
pelaksanaan kegiatan pelatihan, Evaluasi juga dimaksudkan untuk melihat
dari sisi manfaat bantuan program pelatihan terhadap masyarakat dalam
upaya untuk peningkatan kualitas SDM. Hasil evaluasi dapat juga dapat
dijadikan sebagai bahan pengambilan kebijakan dalam penyaluran bantuan
pemerintah di masa yang akan datang
31C. Pelaporan
Pelaporan merupakan salah satu bentuk pertanggu
pelaksanaan kegiatan Bantuan Program Pelatihan BLK Komunitas. Laporan
waban
terdiri atas laporan keuangan dan laporan teknis pelaksanaan kegiatan
pelatihan (laporan fisik) yang dilaksanakan di BLK Komunitas. Laporan
dibuat rangkap 2 (dua) dan disampaikan secara tertulis kepada PPK/KPA
BLK UPTP Pembina dengan melampirkan bukti-bukti yang sah.
1. Laporan Kewangan
Laporan keuangan merupakan dokumen pertanggu
penggunaan dana Bantuan Program Pelatihan BLK Komunitas.
Dokumen laporan Tahap I dibuat sebagai pertanggung jawaban
penggunaan dana yang telah dicarikan pada Tahap I dan merupakan
salah satu persyaratan untuk pencariran bantuan Tahap Il. Sedangkan
dokumen laporan Tahap Il merupakan pertanggungjawaban
penggunaan dana keseluruhan dana yang telah diterima.
Dokumen laporan keuangan meliputi:
a) Kuitansi bukti penerimaan uang Tahap | danTehap I! yang telah
ditandatangani oleh Penerima Bantuan dan PPK (sebagaimana
Lampiran Il Format §).
b) Laporan Pertanggungjawaban Dana Bantuan Program Pelatihan BLK
Komunitas (sebagaimana Lampiran Il Format 7.
c} Rekap seluruh pengeluaran dan belanja dalam rangka pelaksanaan
pelatihan disertai bukti-bukti yang sah.
4) Berita acara serah terima pekerjaan yang ditandatangeni oleh
penanggung jawab Penerima Bantuan. (sebagaimana Lampiran Il
Format 8;
c} Semua bulkti-bukti pengeluaran/penggunaan dana bantuan
(kuitansi asti dan bukti pemotongan pajak);
{) Bukti setor ke rekening Kas Negara dalam hal terdapat sisa
bantuan;
Sisa dana, jike disetor tahun berjalan (TA 2020) digunakan MAK
526312 (belanja barang untuk bantuan lainnya yang memiliki
karakteristik bantuan pemerintah), jika disetor pada tahun 2021
digunakan MAK 423952 (penerimaan kembali belanja barang tahun
32anggaran yang lalu) dengan Surat Setoran Bukan Pajak (SBP)
sebageimana Bukti Penerimaan Negara (BPN).
Catatan:
a. Dokumen Asli untuk Penerima Bantuan; dan
D. Salinan untuk BLK UPTP Pembina.
. Laporan Akhir Pelatihan
Laporan akhir pelatihan berisikan tentang pelaksanaan kegiatan
pelatihan berbasis kompetensi di BLK Komunitas. Kerangka laporan
teknis sebagaimana terlampir pada Lampiran II Format 9. Laporan teknis
dibuat maksimal 14 (empat belas) hari setelah kegiatan pelatihan selesai.
33BABV
PENUTUP
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Program Pelatihan
Balai Latihan Kerja Komunitas Tahun Anggaran 2021 diharapkan dapat
diimplementasikan oleh Lembaga Penerima Bantuan dengan baik dan sesuai
dengan asas tanggung jawab. Oleh karena itu diharapkan kepada semua pihak
terkait agar terlebih dahulu mempelajari dan memahami isi Petunjuk Teknis ini
sehingga kekeliruan dan kesalahan prosedur dapat dihindari.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi segala ikhtiar kita dalam upaya
meningkatkan partisipasi masyarakat dalam program peningkatan kompetensi
dan daya saing tenaga kerja Indonesia melalui penyaluran Bantuan Program
Pelatihan Balai Latihan Kerja Komunitas.
Jakarta 2 Februan 203/
DIREKTUR JENDERAL
NIP 19630715 198903 1 002
34LAMPIRAN II
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBINAAN
PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
NOMOR 2/254/LP.00.03/11/2021
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PROGRAM PELATIHAN
BALAl LATIHAN KERJA KOMUNITAS TAHUN
ANGGARAN 2021
DAFTAR FORMAT
Format 1 |: | Perjanjian Kerja Sama
Format2 |: | Rencana Penggunaan Dana Bantuan
Format 3 |: | Surat Pernyataan Kesanggupan Melaksanakan Pekerjaan
Bantuan Program Pelatihan
Format 4 |= | Surat Pernyataan Tanggung Jawab Belanja
Format |: | Contoh Kuitansi Bukti Penerimaan Uang
Format 6 |: | Laporan Kemajuan Penyelesaian Pekerjaan
Format 7 |; | Laporan Pertanggunjawaban Dana Bantuan Program
Pelatihan
[Format 8 Berita Acara Serah Terima Pekerjaan
Format9 |: | Kerangka Laporan Teknis
Format 10 |; | Surat Keputusan Penyelenggaraan Pelatihan
Format 11 || Surat Keputusan Penutupan Pelatihan
Format 12 |: | Program Pelatihan Berbasis Kompetensi
Format 13 |: | Contoh Daftar Hadir Peserta
Format 14 |: | Contoh Daftar Hadir Instruktur
Format 15 || Contoh Jadwal Pelaksanaan Pelatihan
Format 16 |: | Contoh Daftar Jam Melatih Instruktur
Format 17 | Coftoh Formulir Tanda Terima Perlengkapan Peserta
Pelatihan
Format 18 || Contoh Formulir Daftar Nilai Akhir
35