You are on page 1of 5
x 12, BIDANG IRIGAST 12.1. Arah Kebijakan Kebijalan DAK Fisik Bidang Irigasi diarahkan untule mendukung saseran prioritas pembangunan nasional yang tertuang dalam RPUMN 2015-2019 dan Nawacita, untuk mendukung priortas nasional Kedaulstan Pangan, 12.2. Tujuan dan Sasaran DAK Fisik Bidang Irigasi untuk mendukuing pemenuhan Kedaulatan pangan yang pelaksanaannya dilakukan melalui kegiatan pembangunan, peningkstan ‘angsi atau menambah luas areal layanan dan rehabilitasi pada sistem irigasi yang menjadi Kewenangan daerah untule mencapai sasaran nasional PPembangunan irigasi 1 (satu) juta ha dan rehabilitas’rignsi 3 (tga) juta ha serta Perlindungan daerah hulu sumber si irigasi di 15 (ima belas) Daerah Aliran ‘Sungai (DAS) Prioritas. 12.8. Ruang Lingkup Kegiatan 12.8.1. Deskips! Menu Kegiatan Menu kegiatan DAK Fisik Bidang Irigasi untule pravinsi dan kabupaten/kota adalah sebagai berikut: 1, Kegiatan Pembangunan Irigasi Merupatcan scluruh kegjatan penyediann irigasi di wilayah tertentu yang ‘Delum ada jaringan irigasinya, apabila kondisi jaringan irigasi yang menjadi ‘kewenangan provinsi/kabupaten kota sudah berfungsi dengan beik 2, Peningkatan Irigasi Peningkatan Jaringan Irigasi adalah kegiatan meningkatkan fungsi dan >ondisi jaringan irgasi yang sudah ada atau kegiatan menambah hits areal pelayanan pada jaringan irigasi yang sudah ada dengan mempertimbangkan perubstian kondisi lingkungan daerah irigasi 3, Kegiatan Rehablitas RchabiltasiJaringan Irigasi adalah kegiatan perbaikan jaringan irigasi guna ‘mengembalikan fungsi dan pelayanan irigasi seperti semua. 4. Perlindungan daerah hula sumber ait iigasi 12.8.2. Kriteria 12: Kriterla Lokasi Prioritas Kritera lokasi prioritas nasional sesuai RPUMN 2015-2019 dan Nawacita, maka DAK Fisik Bidang Irigasi diarabkan untuk mendukung sasaran priorites nasional sebagai beret: 1, Daerah Tertinggal Scbagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 121 Tahun 2015 ‘tentang Penetapan Daerah Tertinggal tahun 2015-2019, terdapat 122 daerah ‘tertinggal (kabupaten) 2. Daerah Perbatasan ‘Berdasarkan peraturan lembaga yang mengelola perbatasan mengenai rencana aksi pengelolaan batas wilayah negara dan kawasan perbatasan yang terdiri dari 13 Provinsi dan 39 Kabupaten pada 150 Lokasi Priritas Perbatasan (kecamatan). 3. Daerah Kepulauan Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 78 Tahun 2006 tentang Pengelolaan Polau-Pulau Terluar, yang terdiri dari 95 daerah kepul 4. Kedaulatan Pangan Berdasarkan peraturan kementerian yang menangani pertanian mengenai pedoman pengembangan kaveasan pertanian,terdapat SO Kawasan Pertanian engembangan komoditas padi, jagung, kedelai, dan teu, 5. Pariwisata, ‘Scbagaimana diamanatkan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tatian 2011 tentang Rinduk Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010- 2025 terdapat 88 Kawasan Strategis Pariwisata Nasional 6. Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sebagaimana tercantum dalam Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2016 tentang Kawasan Ekonomi Khusus dimana terdapat 11 KBK, dan Peraturan Presiden Nomor 45 Tahun 2016 tentang Reneana Kerja Pemerintah Tahun ‘Anggaran 2016 dimana terdapat 10 KEK. 7. Kawasan Kurmub Berdasarkan penetapan oleh Kepala Daerah atas Kawasan Kumul terdapat 989 Kabupaten/Kota yang telah memiliki penetapan Kawasan Kuru, 8, Transmigrasi -154- 8, Transmigrast Kawasan Mandiri (KTM) terdapat i 26 Provinsi dan tersebar di 37 Kabupatennya dan 104 Satuan Permukiman (SP) sestai surat menteri yang rmenangani urusan desa, dan dacrah tertinggal 9. 15 DAS Prioritas yang merupakan daerah hulu sumber air iigasi 12.4, Tatacara Polaksanaan Kegiatan ‘Tata cara pelaksanaan kegiatan DAK Fisik Bidang Irigast, meliputi 1, Pembangunan baru jaringan irigasi dan rawa dengan persyaratan sebagai beri 1. ada potensi sumber airnya, ». kesuburan lahan yang culeup, ©. ada petani penggarap, 4. sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah 2, Peningkatan dan Rahabilitasjaringan irgasi dan rawa dapat dilakukan jlka ond baik suatu jaringan <60% 3. Operasi dan Pemeliharaan jaringan irigasi wajb disediakan melalui APBD leh masing-masing penerima DAK Pisik Bidang Irigasi setelah melakukan ppembengunan dan peningkatan untuk keberlangsungan ketersediaan air 4. Kewenangan pengelolaan jaringan irigasi berdasarkan —Peraturan Pemerintah No, 23 Tabun 2014 tentang Irigasi adalah sebagai berikut: ‘8. Daerah Irigasi(DI} dengan Iuas <1000Ha menjadi wewenang dan tanggung jawab kabupaten/kota (sistem irigasi primer dan sekunder|; >, Daerah Irigasi (DI) dengan luas 1000Ha sampai dengan 3000Ha ‘menjadi wewenang dan tanggung jawab provinsi (sistem irigast primer dan seleunder}; dan © Daerah rigasi (D1) dengan Iuas >S000Ha menjadi wewenang dan tanggung jawab Pemerintah Pusat 5, Berdasarkan -15s- Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 14/PRT/M/2015 tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irgasi, tedapat 56.294 Daerah Irigasi (D1) dengan total luasan 9.136.028Ka terdir 8. Trigasi Permukaan, seluss 7.145.168 heltar, dengan jumlah Di, sebanyak 48.028, Db. Irigasi Rawa, seluas 1.643.289 heklar, dengan jumlah D4, sebanyale 2.227, yang terdiri dari 516.619 hektar kewenangan kabupaten/ kota dengan jumlah D1. sebanyak 1.876; dan 423.902 hektar kewenangan provinsi dengan jumlah D.l, sebanyal 241 ©. Irigasi Air Tanah, seluas 113,600 hektar dengan jumlah DJ. sebanyale 5.659, dan semuanya merupakan kewenangan kabupaten/ kota. 4. Ivignsi Pompa, seluas 44.230 hektar dengan jumlah Dil sebanyale 45, yang (erdiri dari 5.198 hektarmerupakan kewenangan Kabupaten/kota dengan jumlah DJ. 37; dan seluas 2.905 hektar ‘merupakan kewenangan provinsi dengan juralah Dil sebanyake 2 ©. Irignsi Tambake setuss 189.747 heketar dengan jumlah D4. sebanyak 392, yang terdiri dari 60.439 hektar merupakan kewenangan kabupaten/kota dengan jumlah DI sebanyal 256; dan seluas 103.986 hnektar merupakan kewenangan provinsi dengan jurnlah Dal. sebanyak 69, Bagi Daerah Pemekaran, daerah irigasi yang akan dilakukan Pembangunan/Rehabilitasi/Peningkatan, berdasar usulan dari Daerah, ‘sambil_menunggu revisi Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat tentang Kriteria dan Penetapan Status Daerah Irigasi ‘Jka Kabupaten /kota mengusulkan pemanfastan DAK Fisik Bidang Irigasi untuk menangani kegiatan di daerah irigasi yang bukan kewenangannya, maka: 1. tka dacrah irigasi tersebut kewenangan provinsi maka kabupaten/ kota tersebut harus mendapat persetujuan dari Dinas PU/PSDA Provins, be, jk daerah irignsi tersebut Kewenangan pusat maka kabupaten kota tersebut harus mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan mengkoordinasikan usulan tersebut dengan Balai Besar/ Balai Wilayah Sungai terkait 8. vies “186 ka provinsi mengusulkan pemanfastan DAK Fisk Bidang Irigasi untuk ‘menangani kegiatan di daerah irigasi yang bukan kewenangannya, sas 2. ka daerah irignsi tersebut kewenangan kabupaten kota maka provinsi tersebut harus mendapat persetujuan dari Dinas PU/PSDA Kabupaten/Kota, ». jka dacrah irigas tersebut kewenangan pusat maka provinsi tersebut hharus mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Sumber Daya Air dan mengkoordinasikan usulan tersebut dengan Balai Hesar/Balai Wilayah Sungai terkat. Provinsi yang melalcsanakan kepiatan Perlindungan Daerah Hulu Sumber Air Irigasi harus memenubi ketentuan dan kriteria sebagai berikut a Kegiatan difokuskan untuk pemulihan 15 DAS Proritas yaitu DAS Citarum, DAS Ciliwung, DAS Cisadane, DAS Serayu, DAS Solo, DAS Brantas, DAS Asahan Toba, DAS Siak, DAS Musi, DAS Way ‘Sekampung, DAS Jeneberang, DAS Saddang, DAS Moyo, DAS Limboto: Bone Bolango, dan DAS Kapuas. . “Kegiatan dalam Perlindungan Daerah Hulu Sumber Air Irigasi adalah ‘Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, dan Pembangunan Bangunan Konservasi Tanah dan Air 10. Ketentuan spesifikasi teknis kegiatan DAK Fisik Bidang Irigasi mengacu pada peraturan menterl yang menangani unisan pekerjean unum rmengenai petunjuk opernsional penyelenggaraan DAK Fisike Bidang Infrastruktur. 11. Ketentuan teknis pelakesanaan kegiatan DAK Fisk Bidang Irigasi Kegiatan perlindungan daerah hulu sumber air irigasi diatur lebih lanjut pada petunjuk operasional Kementerian Linglungan Hidup dan Kehutanan. 12.5, Penilaian Kinerja Pelaksanaan Kegiatan ‘Kinesja pelaksanaan teknis adalah hasil pelaksanaan DAK Fisik Bidang Irigast yang sesuai dengan spesifikasi teknis dan peraturan perundangan yang berlal ‘Adapun indikator output dan outcome sebagai berikut 1. Indikator Output: panjang jaringan irigasi (meter), luse penanaman (beitar), jumlah bangunan konservasi tana dan air (unit), Indikator Outeome : Luas DI Fungsional (hele. 13, BIDANG

You might also like