Professional Documents
Culture Documents
2019, Wayan Suana, Prima Istiana, NM, JPS Sinta 4
2019, Wayan Suana, Prima Istiana, NM, JPS Sinta 4
http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPKIMIA
Oleh:
Wayan Suana*, Prima Istiana, Nengah Maharta
fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, universitas lampung
email:wsuane@gmail.com
*Corresponding Author:
Nama : Wayan Suana
Lembaga : Universitas Lampung
Email : wsuane@gmail.com 129
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol
Mata pelajaran Fisika merupakan salah konsep fisika peserta didik yang belajar
satu cabang IPA. Mata pelajaran Fisika menggunakan metode blended learning lebih
menuntut pemahaman terhadap konsep yang tinggi dibandingkan penguasaan konsep peserta
relatif tinggi. Keterampilan berpikir sangat didik yang tidak menggunakan metode blended
diperlukan ketika mempelajari fisika, learning. Pembelajaran secara blended learning
disamping keterampilan berhitung, juga dapat memudahkan siswa untuk
memanipulasi dan observasi, serta keterampilan mengakses materi pelajaran dan meningkatkan
merespon suatu masalah secara kritis. keterampilan Teknologi Informasi dan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Komunikasi (TIK) siswa (Nazrenko, 2015:
(Maharta, 2010: 17), siswa belum paham 101).
konsep fisika yang ditandai dengan tingginya Pembelajaran blended learning
tingkat miskonsepsi fisika siswa SMA di merupakan bagian dari mobile learning yaitu
Bandar Lampung dengan nilai rata-rata pembelajaran dengan memanfaatkan TIK
miskonsepsi fisika 65,5%. Listrik statis sebagai media pembelajaran. Menurut (Graham
merupakan salah satu materi dari pelajaran Attwell, 2010:118) dalam International Journal
Fisika dan pembelajaran Fisika khususnya of Mobile and Blended learning menyatakan
materi Listrik Statis masih banyak peserta didik tujuan memberikan pengenalan sistematis
yang mengalami kesulitan dalam memahami tentang mobile learning yang menarik untuk
materi Listrik Statis (Maharta, 2010: 13-16). mengeksplorasi penggunaan perangkan mobile
Kemampuan siswa dalam memahami learning dalam belajar. Berdasarkan penelitian
materi fisika ditentukan oleh proses yang dilakukan (Nugroho & Purwanti, 2015:
pembelajaran di sekolah. Untuk memahami 174) diperoleh bahwa pengembangan media
konsep materi dapat melalui pemberian pembelajaran berbasis mobile learning dengan
pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran pendekatan Scientific diminati oleh siswa SMP
ini mengharuskan siswa untuk berpikir dan di Cirebon.
mencari dengan menintegrasikan pengalaman Salah satu penggunaan TIK dalam
dan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Hal pembelajaran adalah dengan menggunakan
ini sejalan dengan pendapat Ratnaningsih Learning Management System (LMS). Learning
(2007: 15) menyatakan bahwa siswa dalam Management System (LMS) merupakan suatu
memahami konsep dan prinsip dari suatu materi aplikasi atau software yang digunakan untuk
memulainya dengan bekerja dan belajar mengelola pembelajaran online baik dari segi
terhadap situasi atau masalah yang diberikan. materi, penempatan, pengelolaan, dan penilaian
Penerapan Kurikum 2013 (Mahnengar, 2012: 144-150). Ada beberapa
mengharuskan pembelajaran mencakup 4C ( LMS yang sering digunakan dalam
Critical Thinking and Problem Solving, pembelajaran, salah satunya adalah Schoology.
Collaboration, Communication and Creativity Menurut (Aminoto dkk, 2014: 13-29)
and Innovation), Dalam pelaksanaannya mengatakan bahwa Schoology merupakan
Kurikulum 2013 ternyata terdapat hambatan website yang memadu E-Learning dan jejaring
seperti materi yang disampaikan terlalu banyak sosial. Amiroh (2013) berpendapat bahwa
tetapi alokasi waktu sedikit (Mastur, 2017: 50- schoology memiliki beberapa kelebihan antara
64). Blended Learning dianggap bisa menjadi lain tersedia fasilitas absensi, yang
solusi untuk mengatasi kekurangan jam digunakanuntuk mengecek kehadiran siswa,
pelajaran karena pada pelaksanaannya bisa serta fasilitas Analytic untuk melihat semua
dilakukan diluar jam pelajaran. Penggunaan aktivitas siswa pada setiap course, assigment,
blended learning juga efektif dalam discussion, dan aktivitas lain yang kita siapkan
pembelajaran fisika materi listrik statis karena untuk siswa.
75% siswa sudah tuntas (Wulandari dkk, 2015: Menurut penelitian dari Sari (2013: 32-
32-33). 43) yang mengungkapkan strategi blended
Hasil penelitian Francis dan Shannon learning dapat meningkatkan kemandirian
(2013: 359-369) menyatakan bahwa belajar dan kemampuan berpikir kritis
penggunan blended learning dapat mahasiswa era digital. Sandi (2012: 241-251),
meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, menyatakan terdapat perbedaan kemampuan
respon siswa dalam penerapan metode blended berpikir kritis siswa antara pembelajaran secara
learning sangat baik dan merasa puas. blended learning dengan pembelajaran secara
Berdasarkan penelitian Hermawanto dkk, langsung atau tatap muka, dengan pembelajaran
(2013: 67-76) menyatakan bahwa penguasaan
130
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 7 No 2 Oktober (2019) 129-136
secara blended learning lebih tinggi daripada muka – online - posttest sedangkan dikelas
pembelajaran langsung. kontrol pretest – tatap muka – posttest.
Berdasarkan pemaparan diatas terkait
pentingnya siswa memiliki kemampuan Instrumen Penelitian
berpikir kritis dalam pendidikan abad 21 dan
sesuai dengan kurikulum 2013 revisi yang Instrumen Penelitian yang digunakan
berlaku di Indonesia serta banyaknya pada penelitian ini yaitu instrumen kemampuan
pemanfaatan teknologi Informasi dan berpikir kritis berupa soal pilihan jamak yang
komunikasi (TIK) dalam bidang pendidikan terdiri dari 15 tentang materi Listrik Statis yang
salah satunya penggunaan model pembelajaran dikembangkan oleh peneliti sebelumnya
blended learning yang memanfaatkan Damayanti dkk, (2019: 2-6) dan terdapat
schoology sebagai Learning Management instrumen angket analisis kebutuhan siswa
system (LMS) dalam pembelajaran, maka terhadap pembelajaran blended learning yang
peneliti telah melakukan penelitian eksperimen sudah diikuti mereka.
yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penerapan blended learning pada materi listrik Teknik Analisis Data
statis terhadap kemampuan berpikir kritis siswa
dan melihat respon siswa terhadap Selanjutnya untuk analisis data pada
pembelajaran blended learning menggunakan penelitian ini meliputi uji validitas soal dan
schoology. reliabilitas yang dilakukan sebelum soal
digunakan ke sampel penelitian. Uji validitas
soal instrumen menggunakan uji pearson. Uji
Metode Penelitian
validitas instrumen soal berpikir kritis
Jenis Penelitian memperoleh skor correlated item – total
correlation yang menunjukan > 0,3 sehingga
Penelitian ini menggunakan jenis instrumen soal-soal tersebut dikatakan valid.
penelitian penelitian eksperimen semu atau Karena rhitung > rtabel maka dikatakan data
quasi-experiment dengan desain pretest- tersebut valid sedangkan uji reliabilitas
posttest control group design. Sedangkan uji reliabilitas menggunakan uji
reliability dapat dilihat pada nilai Alpha
Waktu dan Tempat Penelitian Cronbach yang menunjukan angka 0,412
sehingga instrumen tersebut dapat dikatakan
Penelitian eksperimen ini bertempat di cukup reliabel. Selanjutnya setelah instrumen
SMA Negeri 1 Kalianda, Lampung Selatan berpikir kritis dinyatakan valid dan reliabel,
dengan populasi siswa seluruh kelas XII MIA instrumen digunakan untuk pretest dan posttest.
dan sampel penelitian kelas XII MIA 1 yang Kemudian data diuji normalitas dan
berjumlah 32 siswa dan kelas XII MIA 2 yang homogenitas, setelah diuji normalitas dan
berjumlah 28 siswa, semester ganjil tahun diperoleh bahwa data berdistribusi normal dan
ajaran 2018/2019. setelah dilakukan uji homogen diperoleh data
tidak homogen sehingga dilakukan uji statistik
Prosedur non parametrik yaitu uji Mann Whitney U Test
untuk mengetahui perbedaan model yang
Prosedur pengambilan sampel diterapkan dan melakukan uji effect size sebagai
menggunakan teknik purpse sampling yang uji lanjutan untuk mengetahui besar efek yang
dilakukan dengan cara memilih dua kelas yang ditimbulkan dari pengaruh pembelajaran
rata-rata kemampuannya sama untuk dipilih blended learning pada materi listrik statis
sebagai sampel, dan diperoleh Kelas XII MIA 2 terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.
yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas
eksperimen yang akan menerapkan
Hasil Penelitian dan Pembahasan
pembelajaran secara blended learning dan
Kelas XII MIA 1 yang berjumlah 28 siswa Hasil penelitian terdiri dari hasil
sebagai kelas kontrol yang menerapkan kuantitatif berupa nilai pretest dan posttest
pembelajaran langsung (tatap muka saja). kemampuan berpikir kritis dan hasil data
Prosedur pelaksanaan penelitian pada kelas
kualititatif berupa angket pembelajaran blended
eksperimen meliputi pretest - online – tatap
learning menggunakan schoology.
131
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol
Hasil Uji Istrumen Penelitian Pada kelas eksperimen yang terdiri dari
28 siswa kelas XII MIA 2 cara
Sebelum instrumen di ujikan ke siswa, pembelajarannya secara blended learning
terlebih dahulu instrumen di uji validitasnya sedangkan pada kelas kontrol yaitu kelas XII
menggunakan SPSS untuk mengetahui MIA 1 menggunakan pembelajran secara
kevalidan soal dan diperoleh 15 soal valid. langsung atau tatap muka. Dalam
Pengujian reliabilitas untuk mengetahui tingkat pelaksanaannya, kedua kelas mengggunakan
reliabilitas soal dan diperoleh nilai sebesar model inkuiri terbimbing.
0,421 dengan taraf cukup reliabel.
Data Kuantitatif Hasil Penelitian
Tahap Pelaksanaan
Tes kemampuan berpikir kritis siswa
Tahap pelaksanaan penelitian terdiri diambil dari hasil pretest dan posttest, sehingga
dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas memperoleh hasil seperti pada tabel 1.
kontrol. Pertemuan terdiri dari 3 pertemuan
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tanggapan Siswa
No Kategori
Kemenarikan Kemudahan Manfaat
1 STS 1 (0,52%) 9 (4,02%) 4 (1,56%)
2 TS 7 (4,17%) 29 (12,95%) 18 (7,03%)
3 R 58 (30,21%) 63 (28,12%) 105 (41,02%)
4 S 107 (55,73%) 107 (47,77%) 112 (43,75%)
5 SS 18 (9,37%) 16 (7,14%) 16 (6,25%)
Keterangan:
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
R = Ragu-Ragu
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
Berdasarkan perhitungan variabel Berdasarkan Tabel 3, diketahui
kemampuan berpikir kritis menggunakan tanggapan siswa untuk pembelajaran blended
Mann-Whitney U Test memperoleh sig sebesar learning menggunakan schoology rata-rata
0,00 sehingga dari skor yang diperoleh dapat siswa memilih setuju jika pembelajaran secara
dikatakan terdapat perbedaan antara kedua blended learning diterapkan di sekolah,
kelas eksperimen dan kontrol dengan meskipun demikian banyak juga siswa yang
menggunakan pembelajaran yang berbeda. memilih ragu-ragu apakah pembelajaran secara
Kedua kelas dinyatakan terdapat perbedaan blended learning dapat diterapkan disekolah hal
karena sesuai dengan kriteria uji Mann-Whitney tersebut dipengaruhi oleh jaringan internet di
U Test yang dimana jika sig < 0,05 maka H0 tempat tinggal masing masing berbeda dan
ditolak atau terdapat perbedaan antara kelas kuota data yang digunakan untuk mengakses
eksperimen dan kelas kontrol. schoology dikarenakan kebanyakan mereka
Setelah kedua data memiliki perbedaan mengakses menggunakan android.
terhadap hasil n-gain dilakukanlah uji effect size Berdasarkan hasil data penelitian
dilakukan untuk melihat besar ukuran pengaruh pembelajaran blended learning dapat
133
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol
136