You are on page 1of 8

Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 7 No 2 Oktober (2019) 129-136

http://jurnal.unimus.ac.id/index.php/JPKIMIA

PENGARUH PENERAPAN BLENDED LEARNING


DALAM MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
PADA MATERI LISTRIK STATIS TERHADAP
KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA

Oleh:
Wayan Suana*, Prima Istiana, Nengah Maharta
fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, universitas lampung
email:wsuane@gmail.com

Article history Abstract


Submission : 2019-03-16 This study aims to determine the effect of applying blended learning on static
Revised : 2019-04-24 electricity material to students' critical thinking abilities. The research design
Accepted : 2019-09-03 used was the Pretest-Posttest Control Group Design. Data were tested by N-
gain analysis, normality test, homogeneity test, and Mann-Whitney U Test.
After the learning process was carried out in blended learning in the
Keyword: experimental class, the posttest average was 96.34, whereas in the control
Blended Learning, Static class using face-to-face learning, the posttest mean score was 84.64. Based on
Electricity, Critical the Mann-Whitney test results, the value of Asymp. Sig. (2-Tailed) is 0,000.
Thinking, Schoology The average N-gain value of critical thinking skills in the experimental class
is 0.94 with a high category, while the control class with a high category is
0.74. Based on the follow-up test of the effect size test to determine the effect
of the effect of applying blended learning on critical thinking skills, the effect
size (d) value was 1.3 with a large category. Respondents' response to
blended learning 75% of students stated that learning in blended learning
helped in understanding static electricity material requires further research
related to the constraints of internet networks in blended learning.
Penggunaan kurikulum 2013 sesuai
Pendahuluan
dengan tuntutan abad 21, dimana Kementrian
Dewasa ini, pendidikan di Indonesia Pendidikan dan Kebudayaan Republik
menerapkan Kurikulum 2013 sebagai Indonesia mengembangkan Kurikulum 2013
kurikulum yang digunakan untuk pembelajaran dengan mengadaptasi tiga konsep pendidikan
pada satuan pendidikan. Menurut Kemendikbud abad 21 yaitu 21st Century Skills, Scientific
(2013:11-12) penggunanaan Kurikulum 2013 Approach dan Authentic Assessment (Murti,
dapat menyeimbangkan antara soft skills dan 2013). Didalam konsep 21st Century Skills
hard skills dengan mengasah 3 aspek, yaitu: memuat keterampilan belajar dan berinovasi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. yang meliputi berpikir kritis dan mengatasi
Kurikulum 2013 juga dilengkapi dengan masalah, komunikasi dan kolaborasi, serta
pendekatan scientific yaitu mengamati kreativitas dan inovasi (Trilling & Fadel,
(observing), menanya (questioning), 2009:49). Menurut penelitian yang dilakukan
mengeksplorasi (exploring), mengasosiasi oleh Wijaya, dkk (2016: 121-123) indikator
(associating), dan mengkomunikasikan berpikir kritis dan mengatasi masalah memiliki
(communicating). nilai terbesar yaitu sekita 96,21% sangat
diperlukan pada keterampilan belajar abad 21.

*Corresponding Author:
Nama : Wayan Suana
Lembaga : Universitas Lampung
Email : wsuane@gmail.com 129
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol

Mata pelajaran Fisika merupakan salah konsep fisika peserta didik yang belajar
satu cabang IPA. Mata pelajaran Fisika menggunakan metode blended learning lebih
menuntut pemahaman terhadap konsep yang tinggi dibandingkan penguasaan konsep peserta
relatif tinggi. Keterampilan berpikir sangat didik yang tidak menggunakan metode blended
diperlukan ketika mempelajari fisika, learning. Pembelajaran secara blended learning
disamping keterampilan berhitung, juga dapat memudahkan siswa untuk
memanipulasi dan observasi, serta keterampilan mengakses materi pelajaran dan meningkatkan
merespon suatu masalah secara kritis. keterampilan Teknologi Informasi dan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Komunikasi (TIK) siswa (Nazrenko, 2015:
(Maharta, 2010: 17), siswa belum paham 101).
konsep fisika yang ditandai dengan tingginya Pembelajaran blended learning
tingkat miskonsepsi fisika siswa SMA di merupakan bagian dari mobile learning yaitu
Bandar Lampung dengan nilai rata-rata pembelajaran dengan memanfaatkan TIK
miskonsepsi fisika 65,5%. Listrik statis sebagai media pembelajaran. Menurut (Graham
merupakan salah satu materi dari pelajaran Attwell, 2010:118) dalam International Journal
Fisika dan pembelajaran Fisika khususnya of Mobile and Blended learning menyatakan
materi Listrik Statis masih banyak peserta didik tujuan memberikan pengenalan sistematis
yang mengalami kesulitan dalam memahami tentang mobile learning yang menarik untuk
materi Listrik Statis (Maharta, 2010: 13-16). mengeksplorasi penggunaan perangkan mobile
Kemampuan siswa dalam memahami learning dalam belajar. Berdasarkan penelitian
materi fisika ditentukan oleh proses yang dilakukan (Nugroho & Purwanti, 2015:
pembelajaran di sekolah. Untuk memahami 174) diperoleh bahwa pengembangan media
konsep materi dapat melalui pemberian pembelajaran berbasis mobile learning dengan
pembelajaran berbasis masalah. Pembelajaran pendekatan Scientific diminati oleh siswa SMP
ini mengharuskan siswa untuk berpikir dan di Cirebon.
mencari dengan menintegrasikan pengalaman Salah satu penggunaan TIK dalam
dan pengetahuan yang sudah dimilikinya. Hal pembelajaran adalah dengan menggunakan
ini sejalan dengan pendapat Ratnaningsih Learning Management System (LMS). Learning
(2007: 15) menyatakan bahwa siswa dalam Management System (LMS) merupakan suatu
memahami konsep dan prinsip dari suatu materi aplikasi atau software yang digunakan untuk
memulainya dengan bekerja dan belajar mengelola pembelajaran online baik dari segi
terhadap situasi atau masalah yang diberikan. materi, penempatan, pengelolaan, dan penilaian
Penerapan Kurikum 2013 (Mahnengar, 2012: 144-150). Ada beberapa
mengharuskan pembelajaran mencakup 4C ( LMS yang sering digunakan dalam
Critical Thinking and Problem Solving, pembelajaran, salah satunya adalah Schoology.
Collaboration, Communication and Creativity Menurut (Aminoto dkk, 2014: 13-29)
and Innovation), Dalam pelaksanaannya mengatakan bahwa Schoology merupakan
Kurikulum 2013 ternyata terdapat hambatan website yang memadu E-Learning dan jejaring
seperti materi yang disampaikan terlalu banyak sosial. Amiroh (2013) berpendapat bahwa
tetapi alokasi waktu sedikit (Mastur, 2017: 50- schoology memiliki beberapa kelebihan antara
64). Blended Learning dianggap bisa menjadi lain tersedia fasilitas absensi, yang
solusi untuk mengatasi kekurangan jam digunakanuntuk mengecek kehadiran siswa,
pelajaran karena pada pelaksanaannya bisa serta fasilitas Analytic untuk melihat semua
dilakukan diluar jam pelajaran. Penggunaan aktivitas siswa pada setiap course, assigment,
blended learning juga efektif dalam discussion, dan aktivitas lain yang kita siapkan
pembelajaran fisika materi listrik statis karena untuk siswa.
75% siswa sudah tuntas (Wulandari dkk, 2015: Menurut penelitian dari Sari (2013: 32-
32-33). 43) yang mengungkapkan strategi blended
Hasil penelitian Francis dan Shannon learning dapat meningkatkan kemandirian
(2013: 359-369) menyatakan bahwa belajar dan kemampuan berpikir kritis
penggunan blended learning dapat mahasiswa era digital. Sandi (2012: 241-251),
meningkatkan hasil belajar siswa. Selain itu, menyatakan terdapat perbedaan kemampuan
respon siswa dalam penerapan metode blended berpikir kritis siswa antara pembelajaran secara
learning sangat baik dan merasa puas. blended learning dengan pembelajaran secara
Berdasarkan penelitian Hermawanto dkk, langsung atau tatap muka, dengan pembelajaran
(2013: 67-76) menyatakan bahwa penguasaan
130
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 7 No 2 Oktober (2019) 129-136

secara blended learning lebih tinggi daripada muka – online - posttest sedangkan dikelas
pembelajaran langsung. kontrol pretest – tatap muka – posttest.
Berdasarkan pemaparan diatas terkait
pentingnya siswa memiliki kemampuan Instrumen Penelitian
berpikir kritis dalam pendidikan abad 21 dan
sesuai dengan kurikulum 2013 revisi yang Instrumen Penelitian yang digunakan
berlaku di Indonesia serta banyaknya pada penelitian ini yaitu instrumen kemampuan
pemanfaatan teknologi Informasi dan berpikir kritis berupa soal pilihan jamak yang
komunikasi (TIK) dalam bidang pendidikan terdiri dari 15 tentang materi Listrik Statis yang
salah satunya penggunaan model pembelajaran dikembangkan oleh peneliti sebelumnya
blended learning yang memanfaatkan Damayanti dkk, (2019: 2-6) dan terdapat
schoology sebagai Learning Management instrumen angket analisis kebutuhan siswa
system (LMS) dalam pembelajaran, maka terhadap pembelajaran blended learning yang
peneliti telah melakukan penelitian eksperimen sudah diikuti mereka.
yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penerapan blended learning pada materi listrik Teknik Analisis Data
statis terhadap kemampuan berpikir kritis siswa
dan melihat respon siswa terhadap Selanjutnya untuk analisis data pada
pembelajaran blended learning menggunakan penelitian ini meliputi uji validitas soal dan
schoology. reliabilitas yang dilakukan sebelum soal
digunakan ke sampel penelitian. Uji validitas
soal instrumen menggunakan uji pearson. Uji
Metode Penelitian
validitas instrumen soal berpikir kritis
Jenis Penelitian memperoleh skor correlated item – total
correlation yang menunjukan > 0,3 sehingga
Penelitian ini menggunakan jenis instrumen soal-soal tersebut dikatakan valid.
penelitian penelitian eksperimen semu atau Karena rhitung > rtabel maka dikatakan data
quasi-experiment dengan desain pretest- tersebut valid sedangkan uji reliabilitas
posttest control group design. Sedangkan uji reliabilitas menggunakan uji
reliability dapat dilihat pada nilai Alpha
Waktu dan Tempat Penelitian Cronbach yang menunjukan angka 0,412
sehingga instrumen tersebut dapat dikatakan
Penelitian eksperimen ini bertempat di cukup reliabel. Selanjutnya setelah instrumen
SMA Negeri 1 Kalianda, Lampung Selatan berpikir kritis dinyatakan valid dan reliabel,
dengan populasi siswa seluruh kelas XII MIA instrumen digunakan untuk pretest dan posttest.
dan sampel penelitian kelas XII MIA 1 yang Kemudian data diuji normalitas dan
berjumlah 32 siswa dan kelas XII MIA 2 yang homogenitas, setelah diuji normalitas dan
berjumlah 28 siswa, semester ganjil tahun diperoleh bahwa data berdistribusi normal dan
ajaran 2018/2019. setelah dilakukan uji homogen diperoleh data
tidak homogen sehingga dilakukan uji statistik
Prosedur non parametrik yaitu uji Mann Whitney U Test
untuk mengetahui perbedaan model yang
Prosedur pengambilan sampel diterapkan dan melakukan uji effect size sebagai
menggunakan teknik purpse sampling yang uji lanjutan untuk mengetahui besar efek yang
dilakukan dengan cara memilih dua kelas yang ditimbulkan dari pengaruh pembelajaran
rata-rata kemampuannya sama untuk dipilih blended learning pada materi listrik statis
sebagai sampel, dan diperoleh Kelas XII MIA 2 terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.
yang berjumlah 32 siswa sebagai kelas
eksperimen yang akan menerapkan
Hasil Penelitian dan Pembahasan
pembelajaran secara blended learning dan
Kelas XII MIA 1 yang berjumlah 28 siswa Hasil penelitian terdiri dari hasil
sebagai kelas kontrol yang menerapkan kuantitatif berupa nilai pretest dan posttest
pembelajaran langsung (tatap muka saja). kemampuan berpikir kritis dan hasil data
Prosedur pelaksanaan penelitian pada kelas
kualititatif berupa angket pembelajaran blended
eksperimen meliputi pretest - online – tatap
learning menggunakan schoology.

131
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol

Hasil Uji Istrumen Penelitian Pada kelas eksperimen yang terdiri dari
28 siswa kelas XII MIA 2 cara
Sebelum instrumen di ujikan ke siswa, pembelajarannya secara blended learning
terlebih dahulu instrumen di uji validitasnya sedangkan pada kelas kontrol yaitu kelas XII
menggunakan SPSS untuk mengetahui MIA 1 menggunakan pembelajran secara
kevalidan soal dan diperoleh 15 soal valid. langsung atau tatap muka. Dalam
Pengujian reliabilitas untuk mengetahui tingkat pelaksanaannya, kedua kelas mengggunakan
reliabilitas soal dan diperoleh nilai sebesar model inkuiri terbimbing.
0,421 dengan taraf cukup reliabel.
Data Kuantitatif Hasil Penelitian
Tahap Pelaksanaan
Tes kemampuan berpikir kritis siswa
Tahap pelaksanaan penelitian terdiri diambil dari hasil pretest dan posttest, sehingga
dari dua kelas yaitu kelas eksperimen dan kelas memperoleh hasil seperti pada tabel 1.
kontrol. Pertemuan terdiri dari 3 pertemuan
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Tabel 1. Hasil Tes Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Kemampuan Berpikir Kritis


Kelas
jenis tes nilai maks nilai min Rata-rata sd
pretest 67 20 40,59 11,66
Eksperimen
posttest 100 73 96,34 5,70
pretest 53 13 36,11 13,62
Kontrol
posttest 100 67 86,64 9,26

Berdasarkan tabel hasil tes kelas eksperimen dibandingkan kelas


kemampuan berpikir kritis siswa memperoleh kontrol dan skor rata-rata kelas eksperimen
data skor maksimum lebih besar diperoleh lebih besar dibandingkan dengan kelas kontrol.
pada kelas eksperimen dibandingkan kelas Untuk mengetahui nilai N-gain pada
kontrol begitu pula skor minimum yang kemampuan berpikir kritis siswa dapat dilihat
diperoleh lebih besar pada tabel 2.

Tabel 2. Data rata-rata N-gain Kemampuan Berpikir Kritis Siswa

Perolehan Skor Kelas Eksperimen Kelas Kontrol


Gain Tertinggi 1 1
Gain Terendah 0,66 0,62
Rata-rata Gain 55,75 48,54
Rata-rata N-gain 0,94 0,76
Kategori Tinggi Tinggi

Setelah dilakukannya pretest dan n-gain kelas eksperimen lebih besar


posttest kemudian dihitung rata-rata n-gain dibandingkan kelas kontrol dengan kritera
untuk melihat peningkatan kemampuan siswa sedang menurut (Hake,2002).
dalam pembelajaran yang telah diikuti Pengujian normalitas dan
sehingga diperoleh skor n-gain kemampuan homogenitas dilakukan setelah mendapat data
berpikir kritis kelas eksperimen memperoleh n-gain. Berdasarkan perhitungan untuk
skor 0,94 dan kelas kontrol memperoleh skor variabel kemampuan berpikir kritis
0,76. Sehingga dapat dikatakan rata-rata- memperoleh skor normalitas kelas eksperimen
132
sebesar 0,071 dan kelas kontrol memperoleh
skor 0,177.
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 7 No 2 Oktober (2019) 129-136

model pembelajaran yang diterapkan di


penelitian dengan menggunakan calculator
sebesar 0,071 dan kelas kontrol memperoleh cohen’s d. Berdasarkan uji lanjutan yaitu uji
skor 0,177. Berdasakan hasil uji analisis yang effect size untuk mengetahui efek besarnya
didapat data-data tersebut dikatakan normal pengaruh penerapan blended learning terhadap
karena memenuhi kriteria uji normalitas yaitu kemampuan berpikir kritis diperoleh niali effect
jika sig > 0,05 maka data berdistribusi normal. size (d) sebesar 1,3 dengan kategori besar. Hal
Sedangkan homogenitas variabel kemampuan ini sesuai dengan penelitian (cohen’s,1994:
berpikir kritis memperoleh skor 0,000 997) yaitu membagi rentang effect size dalam
Sehingga dapat dikatakan bahwa data tidak beberapa kategori dimana d>0,8 termasuk
homogen karena signifikan < 0,05 maka data dalam kategori efek besar. Data yang diperoleh
tidak memiliki varian yang sama. membuktikan bahwa model pembelajaran
Berdasarkan uji Normalitas dan blended learning dapat mempengaruhi
Homogenitas data tidak memenuhi untuk kemampuan berpikir kritis siswa.
dilakukan Uji Parametrik menggunakan uji Untuk melihat tanggapan atau respon
Independent Sample t Test Sehingga dilakukan siswa terhadap pembelajaran blended learning
uji non parametrik yaitu menggunakan uji menggunakan schoology peneliti menggunakan
Mann-Whitney U Test untuk mengetahui angket analisis kebutuhan pembelajaran
apakah perbedaan peringkat kedua kelompok blended learning pada Tabel 3.
yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam
penelitian bermakna secara statistik atau
siginifikan.

Tabel 3. Respon Siswa Terhadap Pembelajaran Blended Learning

Tanggapan Siswa
No Kategori
Kemenarikan Kemudahan Manfaat
1 STS 1 (0,52%) 9 (4,02%) 4 (1,56%)
2 TS 7 (4,17%) 29 (12,95%) 18 (7,03%)
3 R 58 (30,21%) 63 (28,12%) 105 (41,02%)
4 S 107 (55,73%) 107 (47,77%) 112 (43,75%)
5 SS 18 (9,37%) 16 (7,14%) 16 (6,25%)
Keterangan:
STS = Sangat Tidak Setuju
TS = Tidak Setuju
R = Ragu-Ragu
S = Setuju
SS = Sangat Setuju
Berdasarkan perhitungan variabel Berdasarkan Tabel 3, diketahui
kemampuan berpikir kritis menggunakan tanggapan siswa untuk pembelajaran blended
Mann-Whitney U Test memperoleh sig sebesar learning menggunakan schoology rata-rata
0,00 sehingga dari skor yang diperoleh dapat siswa memilih setuju jika pembelajaran secara
dikatakan terdapat perbedaan antara kedua blended learning diterapkan di sekolah,
kelas eksperimen dan kontrol dengan meskipun demikian banyak juga siswa yang
menggunakan pembelajaran yang berbeda. memilih ragu-ragu apakah pembelajaran secara
Kedua kelas dinyatakan terdapat perbedaan blended learning dapat diterapkan disekolah hal
karena sesuai dengan kriteria uji Mann-Whitney tersebut dipengaruhi oleh jaringan internet di
U Test yang dimana jika sig < 0,05 maka H0 tempat tinggal masing masing berbeda dan
ditolak atau terdapat perbedaan antara kelas kuota data yang digunakan untuk mengakses
eksperimen dan kelas kontrol. schoology dikarenakan kebanyakan mereka
Setelah kedua data memiliki perbedaan mengakses menggunakan android.
terhadap hasil n-gain dilakukanlah uji effect size Berdasarkan hasil data penelitian
dilakukan untuk melihat besar ukuran pengaruh pembelajaran blended learning dapat
133
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol

meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa. Dalam pelaksanaannya pembelajaran


Pembelajaran blended learning pada kelas materi listrik statis dilakukan secara blended
eksperimen yang dilakukan menggunakan learning untuk mengefektifkan waktu
model inkuiri terbimbing. Langkah langkah pembelajaran disekolah dengan menggunakan
pembelajaran blended learning pada kelas model inkuiri terbimbing. Sintaks inkuiri
eksperimen yaitu online learning – tatap muka terbimbing meliputi enam tahapan yaitu
– online learning untuk satu kali pertemuan menyajikan pertanyaan (orientasi masalah),
(Suana 2017: 170-178). Pada saat online perumusan masalah, membuat hipotesis,
learning kelas eksperimen menggunakan mengumpulkan data, menganalisis data dan
Learning Managenet System (LMS) berupa membuat kesimpulan. Pembelajaran
Schoology yang dapat membantu siswa-siswi menggunakan model inkuiri terbimbimbing
berinteraksi, saling bertukar pikiran, bertanya menekankan pada proses berpikir yang
dan menyamapaikan ide masing-masing siswa berstandarkan pada proses belajar dan hasil
yang dipandu oleh guru. belajar serta mengembangkan seluruh potensi
Shoology merupakan salah satu LMS siswa termasuk kemampuan berpikir kritis.
berbentuk web sosial yang menawarkan Sejalan dengan penelitian (Masitoh dkk., 2017:
pembelajaran sama seperi di dalam kelas secara 71-79) yang menyatakan bahwa model
gratis dan mudah digunakan (Putri, dkk. 2014: pembelajaran inkuiri terbimbing berpengaruh
1-11). Selain itu Sholoology memiliki bebrapa terhadap kemampuan berpikir kritis siswa.
kelebihan antara lain, pada Schoology tersedia Setiap tahapan dari sintak inkuiri terbimbing
fasilitas Attandance Atau absensi yang mampu mengembangkan kemampuan berpikir
digunakan untuk mengecek kehadiran siswa, kritis.
serta fasilitas Analytic untuk melihat semua Penggunaan model inkuiri terbimbing
aktivitas siswa pada setiap course, assigment, yang memiliki banyak tahapan memakan waktu
discussion, dan aktivitas lain yang kita siapkan pembelajaran yang tidak sedikit. Adapun
untuk siswa. tahapan inkuiri terbimbing pada penelitian yang
Penggunaan Shoology pada saat diskusi digunakan mengacu pada LKPD yang
online sebelum tatap muka dilakukan dengan dikembangkan oleh Alexandro dkk, (2017:75-
memberikan masalah berupa pengamatan video 84) antara lain orientasi masalah, perumusan
fenomena mengenai materi listrik statis. Setelah masalah dan menentukan hipotesis sementara
pemberian masalah berupa video, setiap dikerjakan secara online, sedangkan tahap
kelompok berdiskusi merumuskan masalah pengumpulan data, analisis data dan
terkait video yang diberikan kemudian kesimpulan dikerjakan pada pertemuan tatap
menentukan rumusan dan hipotesis dari muka di sekolah dan kegiatan penutup
permasalahan mengenai materi listrik statis. dilakukan secara online.
Pembelajaran secara blended learning Menurut penelitian dari Sari (2013:
dimaksudkan untuk mengefektifkan waktu 32-43) yang mengungkapkan strategi blended
pembelajaran yang singkat disekolah, sehingga learning dapat meningkatkan kemandirian
siswa lebih leluasa mengerjakan tugas kapan belajar dan kemampuan berpikir kritis
dan dimana saja. Hal tersebut sesuai dengan mahasiswa di era digital. Sandi (2012: 241-
tanggapan terhadap hasil angket analisis 251) menyatakan terdapat perbedaan
pembelajaran blended learning menggunakan kemampuan berpikir kritis siswa antara
scholoogy yang diperoleh 18 orang dari 32 pembelajaran secara blended learning dengan
menyatakan pembelajaran secara blended pembelajaran secara langsung atau tatap muka,
learning mudah dilakukan kapan saja dan dengan pembelajaran secara blended learning
dimana saja. Selain itu penggunaan schoology lebih tinggi daripada pembelajaran langsung.
sebagai forum diskusi juga memungkin untuk Berdasarkan hasil angket analisis kebutuhan
semua anak dapat berpartisipasi penuh. Hal siswa terhadap pembelajaran secara blended
tesebut senada dengan yang diungkapkan oleh learning banyak yang setuju namun masih
Birch dan Volkv (2007: 291-306) bahwa forum banyak siswa yaitu rata rata hampir 50% siswa
online dapat mendorong siswa tertentu yang yang masih ragu ragu apakah pembelajaran
mungkin enggan untuk berbicara secara secara blended learning mudah dilaksanakan.
langsung namun mereka tetap dapat terlibat Berdasarkan isian angket terbuka
dalam diskusi mampu mendorong siswa untuk tentang pembelajaran blended learning
lebih banyak bertanya terhadap kesulitan yang diketahui alasan siswa menjawab ragu-ragu
siswa alami. terkait pembelajaran secara blended learning
134
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol 7 No 2 Oktober (2019) 129-136

dikarenakan kendala jaringan dan kuota. Nasional Pendidikan FKIP UNTIRTA.


Mengingat tidak semua siswa tinggal di Universitas Lampung: Bandarlampung.
Kalianda, beberpa mereka tinggal di desa dan Aminoto, T., Pathoni, H. 2014. Penerapan
mengeluhkan buruknya jaringan internet, belum Media E-Learning Berbasis Schoology
lagi kuota data yang digunakan. Sehingga hal untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil
tersebut membuat mereka malas untuk belajar Materi Usaha dan Energi di Kelas
mengakses schoology meskipun cara aksesnya XI SMKN 10 Kota Jambi. Jurnal
mudah dan dapat dilakukan dimana saja. Selain Sainmatika, 8(1), 13-29.
itu mereka berpendapat jika pembelajaran Amiroh. 2013. Under E-Learning Edmodo,
secara langsung lebih mudah dipahami karena Moodle and Schoology, (Online),
siswa dapat bertanya langsung kepada guru jika (http://amiroh.web.id), diakses 3
tidak paham. September 2018.
Birch, D., & Volkov, M. (2007). Asesment of
Simpulan dan Saran
online reflections: Enganging English
Simpulan second language (ESL) students.
Berdasarkan hasil penelitian yang telah Australasian. Journal of Educational
dilakukan, maka dapat disimpulkan terdapat Technology, 23(3), 291-306.
perbedaan yang signifikan setelah diterapkan Cohen, J. (1994). The Earth is Around (5< .05).
pembelajaran blended learning pada materi American Psychologist. 49:997-1003.
listrik statis terhadap kemampuan berpikir kritis Damayanti, T., Suana, W., Herlina K., &
siswa dibandingkan pembelajaran secara Distrik, I W. (2019). Development Of
langsung (tatap muka saja). Hal ini dapat dilihat Critical Thinking Instrument Of
dari rata-rata n-gain kelas eksperimen lebih Electricity For Senior High School
besar dibandingkan kelas control dan pengaruh Students. Journal of Phisics, (1157).
blended learning terhadap kemampuan berpikir Francis, R., & Shannon, S.J. (2015). Engaging
kritis yang dilihat dari perhitungan effect size With Blended Learning to Improve
yang diperoleh nilai sebesar 1,3 dengan Students’ learning Outcomes. European
kategori besar, sehingga penerapan blended Journal of Engineering Education, 38(2),
learning dapat meningkatkan kemampuan 359-369.
berpikir kritis siswa. Graham, A., Norbert, P., & Christoph P. 2010.
Toward Work-Based Mobile Learning:
What We Can Learn From The Field Of
Saran Work-Based Learning And Mobile
Learning. International Journal of
Berdasarkan kesimpulan maka peneliti Mobile and Blended Learning, 2(4), 118.
dapat merekomendasikan terhadap penerapan Hake, R.R. (2002). Relationship of Individual
blended learning pada materi listrik statis Student Normalized Learning Gains in
terhadap kemampuan berpikir kritis yaitu Mechanics with Gender, High School
pembelajaran blended learning dapat menjadi Physics, and Pretest Scores on
salah satu alternatif untuk meningkatkan conference; Boise, Idaho. Diakses pada
kemampuan berpikir kritis siswa tetapi pada tanggal 7 Septemmber 2018 dari
aktivitas online perlu dipertimbangkan waktu http://www.physics.indiana.edu/~hake.
dan kadaan, karena dalam pelaksanaannya Hermawanto., Kusairi,S., & Wartono. (2013).
siswa memerlukan jaringan dan kuota data yang Pengaruh Blended Learning Terhadap
memadai. Berdasarkan hal tersebut semoga Penguasaan Konsep dan Penalaran
penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian oleh Fisika Peserta Didik Kelas X. Jurnal
peneliti lain. Pendidikan Fisika Indonesia 9 (2013)
67-76.
Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.
Daftar Pustaka (2013). Paparan Pengembangan
Alexandro, I., Maharta, N., & Suana, W. Kurikulum 2013. Jakarta.
(2017). Pengembangan Perangkat . (2014). Konsep dan
Blended Learning Berbasis LMS dengan Implementasi Kurikulum 2013. Jakarta.
Model Pembelajaran Inkuiri Pada Materi Maharta, N. (2010). Analisis Miskonsepsi
Listrik Statis. Prosiding Seminar Fisika Siswa SMA di Bandar Lampung.
Diakses pada tanggal 7 September 2018
135
Jurnal Pendidikan Sains (JPS) Vol

dari Ratnaningsih, N. (2007). Pengaruh


https://id.scribd.com/doc/41470237/Jurna Pembelajaran Kontekstual terhadap
l-Analisis-Miskonsepsi-Fisika. Kemampuan Berpikir Kritis dan Kreatif
Mahnengar, F. 2012. Learning Management Matematik Siswa Sekolah Menengah
System. International Journal of Atas. Sitasi, Universitas Pendidikan
Business and Social Science, 3(12), 144- Indonesia. Bandung.
150. Sandi, G. (2012). Pengaruh Blended Learning
Masitoh, D. I., & Marjono. Ariyanto, J. (2017). Terhadap Hasil Belajar Kimia Ditinjau
Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri dari Kemandirian Siswa. Jurnal
Terbimbing Terhadap Kemampuan Pendidikan dan Pengajaran, 45 (3), 241-
Berpikir Kritis Siswa Kelas X MIA Pada 251.
Materi Pencemaran Lingkungan di Sari, AS. (2013). Strategi Blended Learning
Surakarta. Jurnal Bioedukasi, 10 (1), 71- Untuk Peningkatan Kemandiria Belajar
79. dan Kemampuan Critical Thinking
Mastur. (2017). Implementasi Kurikulum 2013 Mahasiswa di Era Digital. Jurnal
Dalam Pelaksanaan Pembelajaran di Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol.XI,
SMA. Jurnal Inovasi Teknologi No.2 Tahun 2013 32-43
Pendidikan, 4(5), 50-64. Suana,W., Maharta, N., Nyeneng, I.D., &
Murti, M. (2013). Pendidikan Abad 21 dan Wahyuni, S. (2017). Design And
Implementasinya Pada Pembelajaran di Implementation Of Schoology Based
SMK untuk Paket Keahlian Desai Blended Learning Media For Basic
Interior. Artikel Kurikulum 2013 SMK. Physics I Course. Jurnal Pendidikan IPA
Nazarenko, A. L. (2015). Blended Learning vs Indonesia. 6(1). 170-178.
Traditional Learning: What Works? Trilling, B., & Fadel, C. (2009). 21st Century
Social and Behavioral Sciences, 200. Skills, Learning for life in our times, John
Nugroho, A., Purwati, H. 2015. Pengembangan Wiley & Sons, 978-0-47-055362-6.
Media Pembelajaran Matematika Wijaya, Y. E., Sudjimat, A., & Nyoto, A.
Berbasis Mobile Learning Dengan (2016). Transformasi Pendidikan Abad
Pendekatan Scientific. Jurnal Euclid, 21 Sebagai Tuntutan Pengembangan
2(1), 174-182. Sumber Daya Manusia di Era Global.
Putri. Ananda, M. N. W., Jampel, N., & Prosiding Seminar Nasional Pendidikan
Suartama, I. K. (2014). Pengembangan Matematika 2016 Universitas
E-Learning Berbasis Schoology pada Kanjuruhan Malang.
mata pelajaran IPA Kelas VIII di SMP Wulandari, S. R., Suyanto, E., & Suana,W.
Negeri 1 Seririt. Jurnal Edutech (2016). Modul Interaktif dengan
Universitas Pendidikan Ghanesa, 2 (1), Learning Content Development System
1-11. materi pokok listrik statis. Jurnal
Pendidikan Fisika. .

136

You might also like