Professional Documents
Culture Documents
I, II, III, 2 13 Sya - Fi
I, II, III, 2 13 Sya - Fi
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Syarat
Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Bidang Ilmu Manajemen Pendidikan
Oleh
SYAMSIR ALAM
NIM : A2K011169
PROGRAM STUDI
MAGISTER ADMINISTRASI/MANAJEMEN
PENDIDIKAN
PROGRAM PASCA SARJANA FKIP
UNIVERSITAS BENGKULU
2012
i
ABSTRACT
By : SYAMSIR ALAM
Thesis S2, Magister Study Program of Education Management of Bengkulu
University, 2012 : 133 pages
The purpose of this study was to find out the classroom management based
character education for changing the bad student behaviors which conducted
qualitative descriptive design. The research problems were : 1) how did the
classroom management based character education change the students behaviors
of coming into classroom late? 2) how did the classroom management based
character education change the students’ behaviors of wearing their uniforms
badly? 3) how did the classroom management based character education change
the students’ behaviors of doing their duty crowdedly? 4) how did the classroom
management based character education change the students’ behaviors of cleaning
the classroom environment carelessly? 5) What were the factors which influenced
the bad student behaviors? The research subjects consisted of the school principal,
teachers and students. The data were taken by observing and interviewing all
subjects, then they were analyzed by using interactive models. The result showed
that classroom management based character education in changing the bad student
behaviors had been running well and the bad student behaviors were influenced
by both the internal and external factors.
iv
RINGKASAN
perilaku siswa yang terlambat masuk kelas pada saat pelajaran dimulai? 2)
kelas berbasis pendidikan karakter memperbaiki perilaku siswa yang tidak peduli
yang menyimpang?
memperbaiki perilaku siswa yang terlambat masuk kelas pada saat pelajaran
v
dimulai, 2) manajemen kelas berbasis pendidikan karakter memperbaiki perilaku
siswa yang tidak berpakaian rapi dalam kelas, 3) manajemen kelas berbasis
memperbaiki perilaku siswa yang tidak peduli kebersihan lingkungan kelas, dan
kualitatif. Dalam penelitian ini tidak ada perlakuan khusus yang diberikan atau
data apa adanya (pada kondisi yang alamiah) dan tidak dimanipulasi pada proses
pengolahan data. Subjek penelitian adalah Kepala Sekolah, Guru dan Siswa. Data
yang selanjutnya di analisis dalam tiga kegiatan: reduksi data, penyajian data, dan
perilaku siswa smp Negeri Lubuklinggau yang terlambat masuk kelas pada saat
pelajaran dimulai telah berjalan dengan baik hal ini dikarenakan: 1) guru wajib
member contoh keteladan kepada siswa untuk dating masuk kelas tepat waktu, 2)
guru wajib gunakan waktu 5-10 menit untuk mengajarkan tentang etika
vi
guru wajib menegakkan aturan dan tata tertib disekolah. Kedua, manajemen kelas
Lubuklinggau yang tidak rapi dalam berpakaian dalam eklas telah berjalan
denganb aik, hal ini disebabkan:1) guru wajib melaksanakan pengawasan dan
teguran terhadap siswa yang tidak rapi, 2) guru wajib memiliki buku pembinaan
siswa untuk memperbaiki perilaku siswa yang tidak berpakaian rapi, 3) guru wajib
serius untuk melakukan perbaikan prilaku siswa yang berpaikan tidak rapisecara
perilaku siswa SMP Negeri 3 Lubuklinggau yang tidak tertib dalam mengerjakan
tugas dalam kelas telah berjalan dengan baik, sebab 1) guru wajib
Negeri 3 Lubuklinggau yang tidak peduli kebersihan kelas telah berjalan dengan
dan prasarana berupa kotak sampah organic dan anorgatik yang tersedia pada tiap-
tiap kelas, 3) guru wajib mencatat dalam buku pembinaan dewan guru untuk
faktor eksternal dan factor internal. Factor eksternal yakni; 1) siswa yang kurang
vii
perhatian orang tua, 2) siswa yang pergaulan lingkungan masyarakt yang kurang
baik, 3) siswa yang rumah tangga orang tua berantakan (broken home). Factor
mempunyai sikap ingin mencari perhatian orang lain, 3) siswa yang karakter
manajemen kelas adalah yang pertama, mewujudkan situasi dan kondisi kelas,
siswa belajar sesuai dengan lingkungan social, emosional dan intelektual siswa
dalam kelas. Yang keempat, membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar
konteks proses belajar mengajar, manejemen kelas adalah sebagai jenis kegiatan
yang dilakukan oleh guru untuk menciptakan dan mempertahankan kondisi yang
selaku generasi penerus bangsa, dapat merubah atau memperbaiki perilaku yang
viii
untuk dewan guru sebagai garda terdepan dalam mewujudkan pendidikan
nasional.
kepentingan umum bangsa dan Negara dari pada kepentingan pribadi, kelompok
ataupun golongan, sehingga apa yang kita tanamkan sesuatu yang positif sekarang
akan membuahkan hasil yang positif pula dikemudian hari. Ketiga, disarankan
ix
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis persembahkan kepada allah Swt yang telah
kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabatnya, karena berkat Nur yang
dibawanya kita masih berada dijalan yang diredhoi Allah. Tesis saya ini dengan
Negeri 3 Lubuklinggau).
ini, penulis banyak mendapat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai
pihak, baik secara perorangan maupun lembaga. Oleh Karena itu pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tulus dan ikhlas
kepada :
1. Prof. Dr. Rambat Nur Sasongko, selaku Dekan FKIP Universitas Bengkulu,
x
2. Prof. Dr. Bambang Sahono, M.Pd. selaku Plt. Ketua Program Studi Magister
telah banyak memberi masukan dan saran dalam rangka penyelesaian tesis ini.
3. Dr. Zakaria, M.Pd. sebagai pembimbing I dan Dr. Aliman, M.Pd. Selaku
Universitas Bengkulu.
Universitas Bengkulu.
6. Isteri dan anak-anakku tersayang serta orang tua terkasih yang telah
tesis ini.
Akhirnya peneliti percaya penulis dapat menyelesaikan tesis ini masih jauh
konstruktif dari semua pihak sehingga tesis ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
dunia pendidikan akademisi yang sesuai harapan dan tujuan pendidikan Nasional.
Syamsir Alam.
xi
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................. iv
RINGKASAN ........................................................................................ v
BAB I. PENDAHULUAN
xii
B. Subjek Penelitian ......................................................................... 52
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 6 : Wawancara I dengan responden Lian Eka Sari, S.Pd. ...... 123
xiv
Lampiran 21 : Lembar Observasi responden Lian Eka Sari, S.Pd. ........ 138
xv
1
BAB I
PENDAHULUAN
pasal 27 ayat (3) didefinisikan sebagai tenaga pendidikan yang khusus dengan
tugas lain yang bersifat pendukung. Tugas tersebut adalah : (a) tugas dalam
tugas dan peranan guru dalam pelayanan pendidikan, maka guru dituntut agar
menurut Azhari (2003:40) antara lain guru memahami peserta didik, guru
bagi Negara untuk menjadi Negara maju, kuat, makmur dan sejahtera. Upaya
peningkatan kualitas sumber daya manusia tidak bisa terpisah dengan masalah
(SDM) yakni : (1) sarana gedung, (2) buku yang berkwalitas, (3) guru dan
optimal. Di dalam kelas guru melaksankan dua kegiatn pokok yaitu kegiatan
belajar mengajar, metode, alat dan sumber, serta evaluasi diperankan secara
pengajaran dilaksanakan.
Guru dengan segala kemampuannya, siswa dengan segala latar belakang dan
serta sumber pelajaran dengan segala pokok bahasannya bertemu dan berpadu
dan berinteraksi di kelas. Bahkan hasil dari pendidikan dan pengajaran sangat
ditentukan oleh apa yang terjadi di kelas. Oleh sebab itu sudah layaknyalah
Aspek yang sering didiskusikan oleh penulis professional dan pengajar adalah
juga pengelolaan kelas”. Mengingat tugas utama dan paling sulit bagi pengajar
waktu ke waktu tingkah laku dan perbuatan siswa selalu berubah. Hari ini
siswa dapat belajar dengan baik dan tenang. Tetapi besok belum tentu.
mendatang boleh jadi persaingan itu kurang sehat. Kelas selalu dinamis dalam
tidak mengetahui cara mengelola kelas secara efektif pasti tidak dapat
mengelola kelas dengan baik, yang akhirnya guru tersebut tidak dapat
kelas adalah upaya yang dilakukan guru untuk mengkondisikan kelas dengan
mengoptimalkan berbagai sumber (potensi yang ada pada diri guru, sarana dan
dapat berjalan sesuai dengan perencanaan dan tujuan yang ingin dicapai.
Tugas utama siswa adalah belajar, karena belajar merupakan proses mental
formal dari pelajar atau siswa berlangsung dengan efektif dan efisien maka
kelas harus dikelolah dengan baik oleh guru. Tugas guru yang paling utama
belajar mengajar yang efektif dan efisien. Untuk membantu siswa dalam
belajar, maka tugas guru adalah mengatur proses belajar mengajar dengan baik
serta menyediakan kondisi belajar yang optimal. Guru tidak hanya seorang
pengajar, tetapi juga manajer kelas. Guru sebagai ujung tombak pembangunan
peserta didik. Guru mesti pantas sebagai teladan bagi ssiwa dan semua warga
anak didik; 2) sabar, karakter sabar ini hendaknya dimiliki oleh guru dan
siswa. Sabar berarti tahan menghadapi cobaan, tidak lekas marah, tidak lekas
pustus asa, tabah, tidak tergesa-gesa, bersikap tenang. Kesabaran disini tidak
Jujur. Modal kejujuran akan membentuk karakter anak untuk dapat diterima di
tanggung jawab berarti berani menanggung semua resiko akibat perilaku yang
mempertimbangkan dampak dan resiko yang akan terjadi dari apa yang akan
diucapkan, dia lakukan atau yang dia putuskan. Karakter ini menuntut seorang
untuk teguh di dalam memegang prinsip, norma, aturan yang berlaku. Elfindri,
kelas adalah berbagai jenis kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk
peserta didik. Ada banyak permasalahan yang kita hadapi, demikian pula
satu perilaku siswa yang kurang terpuji dan menyimpang seperti : datang ke
sekolah tidak tepat waktu, berpakaian tidak seragam, berambut dan baju tidak
6
tawuran antar pelajar, tidak buat PR, tidak patuh paa guru, membawa
dinamai sebagai sebuah dimensi yang positif dan konstruktif. Elfindri, dkk.
(2012:27). Karakter berarti sifat-sifat kejiwaan, akhlak, atau budi pekerti yang
membedakan seseorang dengan orang lain: tabiat dan watak. Sehingga dapat
kekuatan moral, akhlak atau budi pekerti yang merupakan kepribadian khusus
anak. Apabila guru berperilaku kurang terpuji maka anak tanpa kita sadari
akan mencontoh perilaku guru tersebut. Contohnya, guru yang mengajar pada
jam pelajaran pertama, atau pada saat pergantian jam, ketika bell berbunyi
duduk-duduk santai di ruang guru, hal ini secara langsung dilihat siswa dan ini
pelanggaran.
hal dating ke sekolah tepat waktu, masih banyak siswa yang datang ke sekolah
7
terlambat. 2) Disiplin dalam hal berpakaian rapi, masih banyak siswa yang
tidak berpakaian seragam dan tidak rapi. ; 3) perilaku siswa dalam hal ini
Pendidikan karakter siswa yang kurang teruji, yang saat ini masih banyak
tersebut, penulis masih melihat hanya sebagian guru yang peduli akan
Negeri 3 Lubuklinggau yaitu : guru mengajar di kelas dengan tutur kata yang
santun, diawali dengan doa sebelum mengajar, program renung diri, yang
hal-hal yang bersifat positif sehingga siswa dapat mencontoh perilaku yang
dapat dilakukan dalam tiga tindakan yaitu: 1) Tindakan positif atau preventif
gangguan yang berlangsung lama serta siswa tidak terlibat lagi dalam tugas-
tugas pembelajaran.
B. Rumusan Masalah
memperbaiki perilaku siswa yang terlambat untuk masuk kelas pada saat
pelajaran dimulai?
9
kelas ?
kelas ?
C. Tujuan Penelitian
mendeksipsikan :
siswa yang terlembat untuk masuk kelas pada saat pelajaran dimulai.
D. Kegunaan Penelitian
beratkan pada: 1) Disiplin siswa dalam hal masuk kelas pada saat pelajaran
dimulai tepat waktu; 2) Disiplin siswa dalam hal berpakaian rapi; 3) Disiplin
siswa dalam hal tertib mengerjakan tugas latihan; 4) Disiplin siswa dalam hal
F. Definisi Konsep
1. Manajemen Kelas;
11
efektif.
2. Pendidikan karakter
peserta didik.
kesusilaan atau kepatuhan, dibatasi oleh aturan (norma) untuk berbuat dan
berperilaku sesuai dengan sesuatu yang dianggap baik oleh suatu institusi
adalah perilaku siswa yang melanggar aturan dan peraturan tata tertib yang
berlaku di sekolah.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Deskripsi Teoritik
1. Manajemen Kelas
kelas adalah proses seleksi yang menggunakan alat yang tetap terhadap
problem dan situasi manajemen kelas (Lois V. Jhonson dan Mary Bany,
12
13
(Pendekatan Permisif).
tingkah laku yang ingin mendapat perhatian orang lain; (b) tingkah
kelas seperti: (a) kelas kurang kohesif lantaran alasan jenis kelamin,
terpaksi diganti sementara oleh guru lain. (Lois V. Johnson dan Mary
faktor intern dan faktor ekstern siswa (Djamarah, 2006:184). Faktor intern
individual ini dilihat dari segi aspek yaitu perbedaan biologis, intelektual
dan psikologis.
Semakin banyak jumlah siswa di kelas, misalnya dua puluh orang ke atas
mengajar. Guru yang hangat dan akrab pada anak didik selalu
bervariasi, penggunaan alat atau media, gaya mengajar guru, pola interkasi
Penekanan pada hal-hal yang positif. Pada dasarnya dalam mengajar dan
dasarnya dalam mengajar dan mendidik, guru harus menekankan pada hal-
dilakukan guru terhadap tingkah lakku siswa yang positif dari pada
positif yaitu penakan yang dilaukan guru terhadpa itnkgah laku siswa yang
diri dan pelaksanaan tanggung jawab. Jadi, guru harus disiplin dalam
segala hal bila ingin anaknya ikut berdisiplin dalam segala hal.
18
dalamnya ada kekuasaan dan norma yang mengikat untuk ditaati anggota
kelas. Melalui kekuasaan dalam bentuk norma itu guru mendekatinya; (2)
tingkah laku anak didik. Tetapi dalam mengontrol tingkah laku anak didik
secara suatu proses untuk membantu anak didik agar merasa bebas untuk
mengerjakan sesuatu kapan saja dan dimana saja. Peranan guru adalah
member suatu daftar yang dapat mengambarkan apa yang harus dan apa
yang tidak boleh dikerjakan oleh guru dalam mereaksi semua masalah atau
situasi yang terjadi dikelas. Dalam daftar itu digambarkan tahap demi
tahap apa ayang harus dikerjakan guru. Peranan guru hanyalah mengikuti
laku anak didik, dan memecahkan masalah itu bila tidak bias dicegah.
mencegah dan menghentikan tingkah laku anak didik yang kurang baik.
tingkah laku anak didik yang baik, dan mencegah tingkah laku (behavior
penguatan negative yang pada suatu saat akan hilang dari tingkah laku
siswa atau guru yang menjadi anggota kelasnya. Untuk itu, menurut
pendekatan tingkah laku yang baik atau positif harus dirangsang dengan
perasaan tidak puas dan pada gilirannya tingkah laku tersebut akan
akan tercapai secara maksimal apabila hubungan antar pribadi yang baik
guru dan siswa serta hubungan antar siswa. Didalam hal ini guru
dan selain itu guru harus pula dapat menjaga kondisi itu agar tetapa baik.
dan inisiatif wali atau gur kelas dalam memilih berbagai pendekatan
dalam situasi mungkin dipergunakan salah satu dan dalam situasi lain
yang luas tentang semua bidang, melainkan guru harus menguasai kiat
manajemen kelas.
prinsip manajemen kelas, hal ini akan menjadi filter-filter penyaring yang
karena itu, kualitas belajar siswa seperti pencapaian hasil yang optimal dan
materi yang telah diajarkan guru akan lebih membekas dalam inggatan
siswa karena adanya penguatan yang diberikan guru selama proses belajar
mengajar berlangsung.
5. Pendidikan Karakter
yang sangat penting. Hal ini sesuai dengan UU No. Tahun 2003 Tentang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
belajar yang kondusif bagi peserta didik sehingga tujuan pengajaran dapat
sekelompok siswa yang ada pada waktu yang sama menerima pelajaran
yang sama dari guru yang sama pula. Kelas mempunyai peranan dan
dikelola sebaik-baiknya.
24
manajemen kelas yaitu pendidikan moral dan akhlak tertpuji bagi peserta
didik. Tugas utama guru adalah menciptakan suasana di dalam kelas agar
belajar dengan baik dan sungguh-sungguh. Untuk itu gutu itu seyogyanya
baik. Salah satu kemampuan guru yang sangat penting dan harus dimiliki
lebih dari sekedar tempat bekerja bagi siswa dan guru jua memberikan
segala aspek pembelajaran, antara lain guru, peserta didik denga berbagai
maupun diluar kelas pada semua mata pelajaran. Pada dasarnya kegiatan
nilai dan menjadikannya perilaku yang terpuji. Kita sebagai orang tua
tambahan di luar sekolah yaitu: les matematika, les bahasa inggris, fisika,
dan lain-lain. Emosi ini menjelaskan anak dan remaja berprilaku yang
merusak diri sendiri hal ini disebabkan anak remaja lebih dikendallikan
peserta didik lebih luas dan dalam. Tahap konfirmasi, peserta didik
26
individual antara lain: (a) attention getting behavior: tingkah laku untuk
ekstra; (b) power seeking behaviors (tingkah laku untuk menguasai orang
27
lain). Tingkah laku yang ditunjukkan oleh siswa untuk menguasai orang
seperti ini biasanya siswa yang merasa lebih kuat, dan yang menjadi
norma tingkah laku yang telah disepakati sebelumnya. Tingkah laku yang
keras di dalam ruang baca perpustakaan atau merokok pada saat orang lain
bersekolah, terjadi transaksi yang terus menerus antara anak dan guru
dengan cara peniruan, identifikasi dan penyesuaian. Oleh karena itu dalam
membicarakan kedisiplinan siswa tidak bias terlepas dari figure guru. Cirri
manajemen kelas adalah: (a) harapan, yaitu peresepsi yang dimiliki oleh
guru dan siswa mengenai hubungan mereka satu sama lain, (b)
tujuan kelompok kelas secara bersama-sama, (c) daya tarik, yaitu adanay
pola persahabatan antara anggota kelompok guru dan peserta didik, (d)
pikiran dan perasaan peserta didik, dan (f) keterpaduan, yaitu adanya
yang bermakna, yang secara filosofi, teoritis, dan atau psikologis dinilai
baik. Adapun wujud nyata dari bentuk perilaku siswa yang merupakan
Tugas guru adalah menetapkan apa yang telah dimiliki oleh peserta
kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi mereka harus
atau bertentangan dari aturan yanga ada, apakah itu perbuatan yang
maupun orang lain. Dalam penelitian ini yang dapat merugikan siri sendiri
maupun orang lain. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan perilaku
Sekolah.
factor perilaku menyimpang dapat dibagi dua yaitu: faktor internal dan
dating dari anak itu sendiri berupa kecerdasannya rendah, frustasi, cacat
datang dari luar diri anak berupa factor keluarga, faktir masyarakat, faktir
lingkungan.
maka akan berakibat pada perilaku anak yang tidak sesuai dengan norma-
tinggi bila tidak disalurkan dengan baik dan benar, maka akan berakibat
tidak baik pula terhadap perilaku anak. Faktor Internal yang kedua, Faktor
ini sesuai dengan Sujanto (1990:16) yang menjelaskan bahwa “anak yang
(1990:81) menjelaskan bahwa “ seseorang anak akan sehat, kuat dan kekar
lebih menunjukkan tingkah laku yang positif, sedangkan anak yang cacat,
ada”.
seseorang anak yang sehat , kuat dan kekar lebih menunjukkan tingkah
laku positif sedangkan anak yang cacat, lemah, kecil lebih cenderung
perhatian orang lain. Factor internal yang ketiga, Faktor Frustasi. Menurut
Derajat, seorang anak yang suka frustasi jelas akan melakukan tindakan
mereka tidak mampu berpikir secara realistis dan obyeketif. Factor internal
yang keempat, factor emosional. Factor emosional yang tidak stabil dapat
anak. Keluarga yang baik akan memberikan pengaruh yang baik terhadap
keluarga, anak yang tidak mendapat kasih saying serta keluarga yang
dilahirkan, pengaruh orang tua sangat dalam sekali, didikan orang tua yang
didikan keluarga yang oteriter. Jadi jelaslah bahwa factor keluarga ada
kurang tepat, serta antara guru dan murid yang mempunyai hubungan yang
kurang lengkap, gedung yang kurang baik, dan tidak adanya disiplin atau
baik radio, televise, Koran, majalah akan memberikan peluang bagai anak
menyimpang
datang dari diri anak itu sendiri berupa: kecerdasannya rendah, frustasi,
cacat badan, emosional, bakat dan minat, b). factor eksternal; sebab-sebab
yang datang dari luar diri anak berupa factor keluarga, factor masyarakat,
merampas dan mecuri, suka menipu, lari dari rumah, dan menarik
perhatian orang lain terlalu berlebihan. Dari pendapat tersebut diatas, pada
akan diteliti adalah sikap agresif, bandel, mengacu dalam kelas, mencari
cemas dan mudah tersinggung. Sesuai dengan pembatasan yang ada dalam
1) Bersikap Agresif
2) Bandel
ketidak patuhan yang sangat keras kepala, apabila dengan segala daya
pendapatnya merugikan diri sendiri atau orang lain, hal itu tidak dapat
sifat bendel sangat merugikan bagi seseorang terutama bagi siswa atau
siswi selain lambat laun dapat pula diikuti oleh siswa lainnya.
beberapa diantara siswa yang bersikap mengacau dalam kelas. Hal ini
menerangkan (1988:83).
4) Mencari Perhatian
agar berbagai sebab dan penyebab timbul itu ditiadakan. Usaha tersebut
dalam berbagai hal, moral, dan hidup social, tidak memanjakan anak. Guru
malu bahwa yang dilakukan itu tidak baik dan merugikan masa depan.
dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sehingga siswa terhindar
Disiplin berasal dari bahasa latin discere yang berarti belajar. Dari
kata ini timbul kata disciplina yang berarti pengajaran atau pelatihan, dan
dengan kerajinan siswa dalam belajar, dengan demikian siswa akan merasa
41
dirinya dituntut untuk disiplin sesuai dengan norma-norma dan tata tertib
peserta didik bersedia untuk tunduk dan mengikuti peraturan tertentu dan
Agar anak didik dapat melaksanakan disiplin diri sendiri maka guru
pelaksanaan tanggung jawab, jadi guru harus berdisiplin dalam segala hal.
sesuatu yang harus dikerjakan siswa, (b) siapkan rencana pelajaran dan
informasikan kepada siswa dengan aturan dan pelaksanaan yang sama dan
konsisten, (c) bervariasi dalam aktivitas kelas, (d) tidak mengancam dan
menghukum siswa, (e) buatlah tugas siswa yang tepat dan cocok, (f)
jagalah dan control suara guru, (g) tegas dalam permulaan dan secara
perlahan mulai dikendorkan bila hubungan sudah terjalin baik, (i) hindari
adanya siswa favorit di antara siswa, dan (j) jalin hubungan kerjasama
dengan orang tua. Sedangkan menurut Radho (2007: 83) “secara umum,
kelompok, hormat, dan taat pada guru, kelompok kedua adalah murid yang
selesai asal jadi. Perhatian belum terpusat pada pelejaran dan mudah
berlangsung.
dikaitkan dengan prestasi kegiatan siswa dan terbuka, artinya setiap siswa
jika, apabila : (1) ganjaran atau hadiah menjadi tujuan bagi siswa, padahal
seharusnya sebagai alat agar berbuat baik, (2) ganjaran atau hadiah tidak
dapat diberikan kepada siswa atas dasar sama, (3) bila siswa tidak tertarik
oleh hadiah yang diberikan oleh guru, ia tidak mempunyai motivasi untuk
duduk siswa, serta melakukan pertemuan secara individual antara guru dan
misalnya tidak boleh mengikuti mata pelajaran, dan menahan siswa setelah
sekolah; (c) hukuman berat meliputi hukuman badan dan skorsing dari
untuk terciptanya suasana kelas yang kondusif. Siswa harus tertanam sikap
disiplin yang kuat, agar dalam dirinya tumbuh rasa tanggung jawab,
semua orang dan berlangsung seumur hidup, sejak ia masih bayi sampai
komplek yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses
adalah suatu proses perubahan tingkah laku yang terjadi dalam peribadi
dua sisi yaitu sisi siswa dan sisi guru. Dari sisi siswa, hasil belajar
kondisi kelas sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai, hal ini didukung
dan memotivasi siswa serta penggunaan hukuman dan hadiah. Selain itu,
2. Abastari (2007:108)
administrasi lainnya. Disiplin dalam mematuhi tata tertib stap tata usaha
disiplin dalam belajar apabila siswa telah memenuhi standar disiplin dalam
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
memperbaiki perilaku siswa yang terlambat masuk kelas pada saat pelajaran
dimulai; (2) pendidikan karakter dapat memperbaiki perilaku siswa yang tidak
perilaku siswa yang tidak tertib mengerjakan tugas latiha dalam kelas; dan (4)
kebersihan lingkungan kelas. Dalam hal ini tidak ada perlakuan yang
penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variable mendiri, baik stu
48
49
masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk menetapkan
hal ini tidak ada perlakuan yang diberikan atau dikondisikan sebelumnya dan
hasil penelitian menerangkan hasil dengan data apa adanya (pada kondisi
merupakan penelitian yang berakar pada latar belakang alamiah sebagai alat
dari stakeholder sekolah yang terlibat di dalamnya, dan juga secara konseptual
kualitatif, dan mengadakan analisa data secara induktif. Sasaran yang dicapai
2001:63).
B. Subjek Penelitian
Subjek penelitian adalah benda, hal, atau orang tempat data untuk
tidak selalu berupa orang, tetapi dapat benda, kegiatan, dan tempat (Arikunto,
ini adalah Kepala Sekolah, Guru dan Siswa di SMP Negeri 3 Lubuklinggau.
yang diajarnya, karena berkedudukan seperti itu maka sudah barang tentu
pelaksanaan penelitian ini, subjek yang diteliti dalam penelitian ini adalah
subjek penelitian karena fokus penelitian ini untuk meneliti perilaku siswa
bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi didasarkan atas tujuan
mengambil sampel yang besar dan jauh, walaupun cara seperti ini
tujuan tertentu, tetapi ada syarat-syarat yang harus dipenuhi: (1) pengambilan
merupakan cirri pokok populasi; (2) subjek yang diambil sebagai sampel
Guru dan siswa dijadikan responden dalam kegiatan penelitian. Alasan lain
a. Wawancara.
dan mendalam.
Cirri utama dari interviu adalah kontak langsung dengan tatap muka
lebih lanjut. Hal ini sejalan dengan pendapat Nasution (1988:73) bahwa
data dari informasi tentang apa saja yang dirasakan dialamu, dilakukan
dan sesuai dengan apa yang diharapkan oleh peneliti. Pada saat
pedoman yang hanya merupakan garis besar tentang hal-hal yang akan
kegiatan wawancara.
perlu disiapkan fisik dan mental agar benar-benar fit dan segar pada
bahan bukti bagi peneliti bahwa sudah terjadi kegiatan wawancara, bila
responden tidak memberikan izin maka kedua alat tersebut juga tidak
yang dimaksud ataupun juga hal-hal lain yang ingin ditambahkan bagi
Laptop
b. Observasi
berada bersama obyek yang diselidiki, maka kegiatan yang semacam ini
daftar nilai dan kehadiran siswa, buku pembinaan siswa dan segala
sebagai suatu set yang menarik perhatian saja; (4) pengamatan dapat
mengenal secara baik social dan perilaku non verbal yang terjadi dalam
dikatakan mereka, atau juga tidak dapat dikatakan oleh mereka, yang
hal ini dapat dilihat ekspresi wajah mereka, hal ini dapat terlaksana
61
yang kurang atau yang tidak teramati oleh orang lain; (4) peneliti dapat
tentang kinerja dalam bentuk perilaku nyata yang ditunjukka oleh orang
dari kedatangan siswa pagi hari di sekolah, saat masuk kelas, saat
peneliti hadir di sekolah pada waktu pagi hari sekali sebelum pukul
07.00 WIB sampai dengan pukul 12.20 WIB (batas waktu berakhir jam
pelajaran).
hal yang akan diobservasikan yaitu: tujuan, objek, tempat, alat yang
perlu disiapkan, (b) tahap awal peneliti dating kelokasi penelitian untuk
c. Dokumentasi
isinya terdiri dari atas penjelasan dan pemikiran terhadap peristiwa itu
hal yang dapat dikorek dari foto itu bila kita berusaha untuk
lebih mendalam”. Dokumen yang diamati dalam hal ini adalah daftar
internet dan media masa seperti surat kabar dan majalah, jurnal, atau
2. Pengembangan Instrumen
dalam penelitian naturalistic kualitatif, tidak ada pilihan dari pada menjadi
semua ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Dalam keadaan yang
serba tak pasti dan jelas itu tidak pilihan lain dan hanya peneliti sendiri
peneliti sebagai instrument penelitian ini, antara lain yaitu (a) peneliti
yang ada, memiliki kepekaan dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus
mengumpulkan aneka ragam data dari berbagai jenis dan tingkatan, karena
dan simultan atas aneka simulus yang muncul secara kontektual atau
data yang diperoleh sehingga tidak bias dan pada saat itu pula dapat segera
dengan model interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Hubeman dalam
Rini (2009:61-62). Analisa data ini terdiri dari empat komponen yang saling
tentang apa yang dilakukan dan dialami subjek penelitian. Reduksi data,
melalui data yang diperoleh dilapangan disusun dalam bentuk uraian atau
laporan yang terinci. Penyajian data, display data yang digunakan data yang
meningkatkan hasil penelitian. Dalam penelitian ini, data yang telah terkumpul
singkat, tetapi dalam waktu yang cukup lama, Menurut Meoleong (2002:175)
yang diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam metode kualitatif.
data. Jadi isunya disini bukan lagi berkaitan dengan cirri pribadi, melainkan
diperbaiki. Misalnya data guru yang berasal sumber daftar urut kepangkatan
penelitian ini harus selalu dikonfirmasikan baik kepada sumber data awal
maupun dengan data baru yang diperoleh dari sumber lain. Untuk menyajikan
data agar lebih bermakna dan mudah dipahami, maka peneliti menganalisis
analisis menurut Miles and Hubermen (1995:10) yaitu “We define Analysis as
Data Data
Collection Display
Data Drawing/Conclusion/
Reduction Verifying
terus menerus mulai awal penelitian sampai berakhir penelitian. Analisis dan
menelaah kembali keseluruhan data yang diperoleh baik yang dengan melalui
pokok informasi dengan tema dan juga polanya yang Nampak akan ditarik
dan data tentang peran kepala sekolah dalam memberikan motivasi siswa
data dan informasi yang Nampak dalam display sehingga bermakna karena
1. Keabsahan Data
langsung dari sampel penelitian yaitu Kepala Sekolah, Guru maupun siswa
2. Orisinalitas Penelitian
72
Penelitian ini direncanakan akan dilakukan sendiri oleh penulis, dan dalam
sebagaimana adanya.
kaidah karya tulis ilmiah mengacu kepada aturan dan ketentuan yang
berpedoman pada buku penulisan karya tulis ilmiah yang diterbitkan pada
Universitas Bengkulu.
5. Kemandirian Peneliti
penelitian secara tepat guna dan daya guna, maka peneliti berusaha untuk
kemandirian peneliti.