You are on page 1of 17

Jurnal Ilmu Manajemen ISSN 2302-0199

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 17 Pages pp. 1- 17

PENGARUH GAYA KEPEMIMPINAN, KERJASAMA TIM,


DAN GAYA KOMUNIKASI TERHADAP KEPUASAN KERJA
SERTA DAMPAKNYA TERHADAP KINERJA PEGAWAI
PADA SEKRETARIAT DAERAH KOTA SABANG

Husnaina Mailisa Safitri1, Amri2, M. Shabri 2


1)
Magister Manajemen Pascasarjana Universyitas Syiah Kuala Banda Aceh
2)
Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

Abstract: The purposes of the research is to discover the influence of leadership style,
teamwork and communication style either simultaniously or partially on the work satisfaction
and its impact to the employees performance in District Secretariat of Sabang. This research
was conducted in the office of District Secretariat of Sabang, located at Jalan Dipenogoro No.
20, Kota Atas Sabang in which the object of the research is limited only to the leadership style,
teamwork and communication style as the independent variables, while the work satisfaction
as the intervening variable and employees performance as the dependet variable. The
population of this research was all employees of the District Secretariat of Sabang, it is 167
members. The sample of this research was also all of the employees of the District Secretariat
of Sabang. Therefore, the method used in the research is a census. The result of this research
showed that the leadership style in the District Secretariat of Sabang was democratic, while
the communication style was structured communication style. The result also indicated that the
democratic leadership, teamwork and also structured communication simulatinously affected
both the work satisfaction and employees performance. In addition, the democratic leadership
style and teamwork influenced partially the work satisfaction, while the structured
communication style did not contribute any impacts to the work satisfaction. To support the
increasing of employees performance, it is important to provide work satisfaction to employees.
Work satisfaction can created if the leader perform democratic leadership style. Work
satisfaction also can created if members of the organization have good teamwork and also can
applied structured communication style in the organization.
Keywords: Leadership Style, Teamwork, Work Satisfaction, Employees Performance

Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan, kerjasama tim
dan gaya komunikasi baik secara simultan maupun secara parsial terhadap kepuasan kerja serta
dampaknya secara simultan terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Sabang. Penelitian
ini dilaksanakan pada Sekretariat Daerah Kota Sabang yang berlokasi di Jalan Diponegoro No. 20 Kota
Atas Sabang, dengan objek penelitian dibatasi hanya terhadap variabel gaya kepemimpinan, kerjasama
tim dan gaya komunikasi sebagai variabel bebas (independent variable), variabel kepuasan kerja
sebagai variabel antara (intervening variable) dan variabel kinerja pegawai sebagai variabel terikat
(dependent variable). Populasi penelitian adalah semua pegawai Sekretariat Daerah Kota Sabang, yaitu
sejumlah 167 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pegawai Sekretariat Daerah Kota
Sabang. Sehingga metode yang digunakan adalah metode sensus. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
gaya kepemimpinan pada Sekretariat Daerah Kota Sabang adalah gaya kepemimpinan demokrasi,
sedangkan untuk gaya komunikasi adalah gaya komunikasi berstruktur. Hasil penelitian untuk variabel
gaya kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim dan gaya komunikasi berstruktur secara simultan
berpengaruh terhadap kepuasan kerja maupun terhadap kinerja pegawai. Variabel gaya kepemimpinan
demokrasi dan kerjasama tim secara parsial berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja, sedangkan
variabel gaya komunikasi berstruktur secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja.

Kata kunci: gaya kepemimpinan, kerjasama tim, gaya komunikasi, kepuasan kerja, kinerja pegawai.

1- Volume 1, No. 2, November 2012


Jurnal Ilmu Manajemen ISSN 2302-0199
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 17 Pages pp. 2- 18

Organisasi adalah sebuah unit sosial yang kesuksesan di dalam organisasi. Harris (1996)
dikoordinasikan secara sadar yang terdiri atas dalam Tarricone dan Luca (2002), kerjasama
dua orang atau lebih dan berfungsi dalam suatu tim merupakan sekumpulan individu yang
dasar yang relatif terus-menerus guna mencapai bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
suatu tujuan bersama (Robbins: 2008). Kumpulan individu ini harus memiliki aturan
Namun, dalam perjalanannya organisasi dan mekanisme kerja yang jelas. Di dalamnya
sering menghadapi kendala, seperti terdapat koordinasi dan prosedur yang harus
ketidakpuasan kerja dari para pegawainya. Hal disepakati oleh seluruh anggota tim. Hal ini
ini dapat berpengaruh terhadap kinerja pegawai berguna untuk menjaga keharmonisan sebuah
maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. tim agar terwujudnya suatu kepuasan kerja yang
Salah satu bentuk organisasi yang formal, yaitu dapat berpengaruh terhadap kinerja individu
perkantoran. dan organisasi.
Pemimpin merupakan motivator di dalam Faktor lain yang mempengaruhi kepuasan
suatu organisasi, keberhasilan atau kegagalan kerja yaitu gaya komunikasi. Gaya komunikasi
suatu organisasi sebagian besar ditentukan oleh dapat dipraktikkan oleh siapa saja sebagai
kualitas dan gaya kepemimpinan ataupun sarana pengembangan diri, karena melalui gaya
usaha-usaha pribadi pimpinan tersebut. komunikasi itulah sesungguhnya cermin
Menurut Newman (1968) dalam Kuspriatni kredibilitas seseorang yang dapat dibaca dan
(2011), kepemimpinan adalah kegiatan untuk diukur sejauh mana keefektifan dalam
mempengaruhi perilaku orang lain atau seni menempatkan pergaulan dengan rekan sekerja
mempengaruhi perilaku manusia baik maupun atasannya (Mujtahid, 2010).
perorangan maupun kelompok. Sedangkan gaya Gaya kepemimpinan, kerjasama tim dan
kepemimpinan menurut Davis dan Newstrom gaya komunikasi adalah faktor-faktor penting
(1995) dalam Kuspriatni (2011) mengandung yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja yang
pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah akan berdampak terhadap kinerja pegawai.
laku dari seorang pemimpin yang menyangkut Namun masih sedikit penelitian yang mengukur
kemampuannya dalam memimpin. Dan gaya kepuasan kerja dan kinerja dengan melibatkan
kepemimpinan yang dimiliki seorang pemimpin ketiga-tiga variabel tersebut secara bersamaan.
dalam suatu organisasi merupakan salah satu Adapun beberapa penelitian hanya
faktor penentu kepuasan kerja pegawai yang menggunakan salah satu dari variabel tersebut
berdampak kepada kinerja pegawai tersebut. dalam mengukur kepuasan kerja dan kinerja
Kerjasama tim juga merupakan faktor pegawai. Oleh karena itu, penelitian tentang
penting untuk mengukur kepuasan kerja gaya kepemimpinan, kerjasama tim, dan gaya
pegawai. Dewasa ini, pembentukan kerjasama komunikasi merupakan penelitian baru dan
tim dianggap solusi terbaik untuk mencapai penting untuk mengukur kinerja pegawai

2- Volume 1, No. 2, November 2012


Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

melalui kepuasan kerja. mendorong penulis untuk mengadakan


Sekretariat Daerah Kota Sabang adalah penelitian dan menuangkannya dalam bentuk
suatu organisasi yang mengemban fungsi tesis dengan judul “Pengaruh Gaya
koordinasi dan pelayanan teknis administrasi Kepemimpinan, Kerjasama Tim, dan Gaya
kepada seluruh perangkat/instansi vertikal Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja serta
pemerintah daerah kota Sabang, maka penilaian Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai pada
kinerja bagi pegawai memiliki arti yang sangat Sekretariat Daerah Kota Sabang”.
penting terutama dalam upaya melakukan Penelitian ini bertujuan untuk menjawab
perbaikan-perbaikan pada masa yang akan beberapa pertanyaan berikut: (1) Seberapa besar
datang. pengaruh gaya kepemimpinan, kerjasama tim,
Dari hasil pengamatan awal yang dan gaya komunikasi terhadap kinerja pegawai
dilakukan oleh peneliti menunjukan bahwa melalui kepuasan kerja? (2) Seberapa besar
masih banyak pegawai Sekretariat Daerah Kota pengaruh gaya kepemimpinan, kerjasama tim,
Sabang yang merasa tidak puas dalam bekerja dan gaya komunikasi terhadap kepuasan kerja?
sehingga menyebabkan pegawai memiliki (3) Seberapa besar pengaruh gaya
kinerja yang rendah. Rendahnya kinerja kepemimpinan terhadap kepuasan kerja
pegawai akibat tidak adanya kepuasan kerja pegawai? (4) Seberapa besar pengaruh
pegawai, hal ini sebenarnya merupakan kerjasama tim terhadap kepuasan kerja
permasalahan klasik namun selalu relefan dan pegawai? (5) Seberapa besar pengaruh gaya
penting untuk didiskusikan. Fenomena yang komunikasi terhadap kepuasan kerja pegawai?
terjadi pada Sekretariat Daerah Kota Sabang (6) Seberapa besar pengaruh kepuasan kerja
dari hasil pengamatan peneliti, masih banyak terhadap kinerja pegawai?
pegawai yang memiliki kinerja yang rendah, hal
ini jelas terlihat dari setiap pekerjaan yang TINJAUAN KEPUSTAKAAN
mereka kerjakan tidak dapat diselesaikan tepat A. Kinerja Pegawai
pada waktunya dan juga masih banyak pegawai Setiap manusia mempunyai potensi untuk
yang berada di luar kantor ketik jam kerja bertindak dalam berbagai bentuk aktivitas.
berlangsung. Kemampuan bertindak itu dapat diperoleh
Berdasarkan permasalahan di atas, maka manusia secara alami (ada sejak lahir) atau
perlu dilakukan upaya untuk mencari dipelajari. Walaupun manusia mempunyai
pendekatan yang dapat memberikan kepuasan potensi untuk berperilaku tertentu tetapi
kerja pegawai sehingga dapat meningkatkan perilaku itu hanya diaktualisasi pada saat-saat
kinerja pegawai yang pada akhirnya dapat tertentu saja. Potensi untuk berperilaku tertentu
memberikan peningkatan kualitas pelayanan itu disebut ability (kemampuan), sedangkan
kepada masyarakat. Alasan tersebut telah ekspresi dari potensi ini dikenal sebagai

3- Volume 1, No. 2, November 2012


Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

performance (kinerja). 5. Kehadiran adalah sejauh mana karyawan


Menurut Hasibuan (2006) dalam Riyadi tepat waktu, mengamati periode
(2011) kinerja adalah suatu hasil kerja yang istirahat/makan yang ditentukan dan
dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas- catatan kehadiran secara keseluruhan.
tugas yang dibebankan kepadanya yang 6. Kemandirian adalah sejauh mana
didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan pekerjaan yang dilakukan dengan atau
kesungguhan serta waktu. Sedangkan Timpe tanpa pengawasan.
(1992) dalam Riyadi (2011) menyatakan bahwa
kinerja adalah tingkat prestasi seseorang atau B. Kepuasan Kerja
karyawan dalam suatu organisasi atau Salah satu sasaran penting dalam
perusahaan yang dapat meningkatkan manajemen sumberdaya manusia pada suatu
produktifitas. organisasi adalah terciptanya kepuasan kerja
anggota organisasi yang bersangkutan.
Dari beberapa pengertian kinerja di atas Dengan kepuasan kerja tersebut diharapkan
maka dapat disimpulkan bahwa kinerja adalah pencapaian tujuan organisasi akan lebih baik
suatu prestasi yang dicapai oleh seseorang dan akurat (Armstrong, 1994: 71 dalam
dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya, Parwanto dan Wahyuddin, 2002).
sesuai dengan standar kriteria yang ditetapkan Pendapat lainnya menyatakan bahwa
dalam pekerjaan itu. Prestasi yang dicapai ini kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang
akan menghasilkan suatu kepuasan kerja yang menyenangkan atau tidak menyenangkan
nantinya akan berpengaruh pada kinerja. dengan mana para pegawai memandang
Dessler (2009) merumuskan indikator- pekerjaan mereka (Handoko, 2001: 193 dalam
indikator untuk menilai kinerja yaitu meliputi: Parwanto dan Wahyuddin, 2002).
1. Kualitas kerja adalah akuransi, Davis dan Newstrom (2001) merumuskan
ketelitian,dan bisa diterima atas pekerjaan beberapa indikator yang menentukan kepuasan
yang dilakukan. kerja pegawai, yaitu : (1) Pekerjaan itu sendiri;
2. Produktivitas adalah kuantitas dan efisiensi (2) Upah, Gaji, Bonus; (3) Kesempatan
kerja yang dihasilkan dalam periode waktu promosi; (4) Pengawasan; (5) Rekan kerja.
tertentu.
3. Pengetahuan pekerjaan adalah C. Gaya Kepemimpinan
keterampilan dan informasi praktis/teknis Gibson et al. (1982) mengatakan bahwa
yang digunakan pada pekerjaan. kepemimpinan adalah konsep yang lebih sempit
4. Bisa diandalkan adalah sejauh mana daripada manajemen. Manager dalam
seorang karyawan bisa diandalkan atas organisasi formal bertanggung jawab dan
penyelesaian dan tindak lanjut tugas. dipercaya dalam melaksanakan fungsi

Volume 1, No. 2, November 2012 -4


Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

manajemen. Pada gaya kepemimpinan pembinaan,


Gaya kepemimpinan menurut Davis (1985) gaya kepemimpinan ini mirip dengan gaya
dalam Ruvendi (2005) adalah pola tindakan kepemimpinan otokrasi. Pada gaya
pemimpin secara keseluruhan seperti yang kepemimpinan ini seorang pemimpin masih
dipersepsikan oleh para pegawainya. Gaya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai dan
kepemimpinan mewakili filsafat, ketrampilan, cara untuk mencapai sasaran tersebut. Namun,
dan sikap pemimpin dalam politik. pada kepemimpinan ini anggota diajak untuk
Hersey dan Blanchard (dalam Elizabeth ikut memecahkan masalah yang sedang
dan Aulia, 2010), menyatakan pada dasarnya, di dihadapi.
dalam setiap gaya kepemimpinan terdapat dua Pada gaya kepemimpinan demokrasi,
unsur utama, yaitu unsur pengarahan (directive anggota memiliki peranan yang lebih besar.
behavior) dan unsur bantuan (supporting Pada kepemimpinan ini seorang pemimpin
behavior). Dari dua unsur tersebut gaya hanya menunjukkan sasaran yang ingin dicapai
kepemimpinan dapat dikelompokkan menjadi saja, tentang cara untuk mencapai sasaran
empat kelompok, yaitu: tersebut, anggota yang menentukan. Selain itu,
anggota juga diberi keleluasaan untuk
HIGH
menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
High High Supportive Yang terakhir yaitu gaya kepemimpinan
Supportive and and High directive
Low directive Behavior
kendali bebas. Gaya kepemimpinan ini
Behavior COACHING merupakan model kepemimpinan yang paling
SUPPORTIN
G dinamis. Pada gaya kepemimpinan ini seorang
Low Low Supportive
pemimpin hanya menunjukkan sasaran utama
Supportive and and High directive
Low directive Behavior yang ingin dicapai saja. Tiap divisi atau seksi
Behavior DIRECTING
DELEGATIN diberi kepercayaan penuh untuk menentukan
G sasaran minor, cara untuk mencapai sasaran,
dan untuk menyelesaikan masalah yang
LOW HIGH
dihadapinya sendiri-sendiri. Dengan demikian,
Sumber: Hersey dan Blanchard (dalam pemimpin hanya berperan sebagai pemantau
Elizabeth dan Aulia, 2010)
saja.

Pada gaya kepemimpinan otokrasi,


D. Kerjasama Tim
pemimpin mengendalikan semua aspek
Kerjasama tim atau teamwork
kegiatan. Pemimpin memberitahukan sasaran
didefinisikan oleh Scarnati (2001) sebagai
apa saja yang ingin dicapai dan cara untuk
proses yang memungkinkan orang biasa untuk
mencapai sasaran tersebut, baik itu sasaran
mencapai hasil yang luar biasa. Sedangkan
utama maupun sasaran minornya.

5- Volume 1, No. 2, November 2012


Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Harris dan Harris (1996) menjelaskan bahwa Rasanya hal ini berlaku pula pada
tim memiliki tujuan bersama atau tujuan pencapaian sebuah tujuan. Dalam
dimana anggota tim dapat mengembangkan mencapai tujuan mungkin saja ada konflik
keefektifan dan hubungan timbal balik untuk yang harus dihadapi. Jika terjadi konflik,
mencapai tujuan tim (dalam Tarricone dan jangan didiamkan ataupun dihindari tapi
Luca, 2002). perlu segera dikendalikan.
Widiastuti (2011) mengungkapkan 6. Shared power: Tiap anggota tim perlu
beberapa ciri tim yang efektif yaitu sebagai diberikan kesempatan untuk menjadi
berikut: ”pemimpin”, menunjukkan
1. Tujuan yang sama: Tim yang efektif ”kekuasaannya” di bidang yang menjadi
memiliki tujuan dan semua anggota tim keahlian dan tanggung jawab mereka
tahu benar tujuan yang hendak dicapai masing-masing. Sehingga mereka merasa
organisasi. ikut bertanggung jawab untuk kesuksesan
2. Antusiasme yang tinggi: Antusiasme tinggi tercapainya tujuan bersama.
bisa dibangkitkan jika kondisi kerja juga
menyenangkan. Anggota tim tidak merasa Keahlian: Tim yang terdiri dari anggota-
takut menyatakan pendapat, mereka juga anggota dengan berbagai keahlian yang saling
diberi kesempatan untuk menunjukkan menunjang akan lebih mudah bekerja sama
keahlian mereka dengan menjadi diri mencapai tujuan. Berbagai keahlian yang
sendiri, sehingga kontribusi yang mereka berbeda tersebut dapat saling menunjang
berikan juga bisa optimal. sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan
3. Peran dan tanggung jawab yang jelas: lebih cepat diselesaikan. Anggota tim dengan
Setiap anggota tim harus mempunyai peran keahlian yang berbeda juga bisa saling
dan tanggung jawab masing-masing yang memperluas perspektif and memperkaya
jelas. Tujuannya adalah agar mereka tahu keahlian masing-masing apresiasi. Tiap anggota
kontribusi apa yang bisa mereka berikan yang telah berhasil melakukan apa yang
untuk menunjang tercapainya tujuan menjadi tanggung jawabnya dengan baik, atau
bersama yang telah ditentukan telah memberikan kontribusi positif bagi
sebelumnya. keuntungan tim, pantas mendapat apresiasi.
4. Komunikasi yang efektif: Dalam proses
meraih tujuan, harus ada komunikasi yang E. Gaya Komunikasi
efektif antar-anggota tim. Gaya komunikasi (communication style)
5. Resolusi Konflik: Peace is not the absence didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antar
of conflict, but the presence of justice. Ini pribadi yang terspesialisasi yang digunakan
merupakan pendapat Martin Luther King. dalam suatu situasi tertentu (a specialized set of

Volume 1, No. 2, November 2012 -6


Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

interpersonal behaviors that are used in a given communication). Dalam gaya komunikasi
situation) (Tubbs dan Moss, 2000). Masing- ini, tindak komunikasi dilakukan secara
masing gaya komunikasi terdiri dari terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi
sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai dapat mengungkapkan gagasan ataupun
untuk mendapatkan respon atau tanggapan pendapat dalam suasana yang rileks, santai
tertentu dalam situasi yang tertentu pula. dan informal. Gaya ini efektif dalam
Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang memelihara empati dan kerja sama.
digunakan, bergantung pada maksud dari 3. Gaya Komunikasi Berstruktur (The
pengirim (sender) dan harapan dari penerima Structuring style)
(receiver). Gaya komunikasi yang berstruktur ini
Tubbs dan Moss (2000), mengelompokan ditandai dengan berlakunya arus
enam gaya komunikasi, yaitu sebagai berikut: penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan
1. Gaya Komunikasi Mengendalikan (The maupun tertulis yang bersifat dua arah.
Controlling style) Pengirim pesan (sender) lebih memberi
Gaya komunikasi yang bersifat perhatian kepada keinginan untuk
mengendalikan ini, ditandai dengan adanya mempengaruhi orang lain dengan jalan
satu kehendak atau maksud untuk berbagi informasi tentang tujuan
membatasi, memaksa dan mengatur organisasi, jadwal kerja, aturan dan
perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. prosedur yang berlaku dalam organisasi
Orang-orang yang menggunakan gaya tersebut.
komunikasi ini dikenal dengan nama 4. Gaya Komunikasi Dinamis/ Agresif (The
komunikator satu arah atau one-way Dynamic style)
communications. Pihak-pihak yang Gaya komunikasi yang dinamis ini
memakai controlling style ini lebih memiliki kecenderungan agresif, karena
memusatkan perhatian kepada pengiriman pengirim pesan atau sender memahami
pesan dibanding upaya mereka untuk bahwa lingkungan pekerjaannya
berharap pesan. berorientasi pada tindakan (action-
2. Gaya Komunikasi Landasan Kesamaan oriented). Tujuan utama gaya komunikasi
(The Equalitarian style) ini adalah menstimulasi atau merangsang
Aspek penting dari gaya komunikasi pekerja/pegawai untuk bekerja dengan
ini adalah adanya landasan kesamaan. The lebih cepat dan lebih baik. Gaya
equalitarian style ini ditandai dengan komunikasi dinamis cukup efektif
berlakunya arus penyebaran pesan-pesan digunakan dalam mengatasi persoalan-
verbal secara lisan maupun tertulis yang persoalan yang bersifat kritis, namun
bersifat dua arah (two-way traffic of dengan persyaratan bahwa pegawai atau

7- Volume 1, No. 2, November 2012


Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

bawahan mempunyai kemampuan yang menghindari berkomunikasi dengan orang


cukup untuk mengatasi masalah yang kritis lain. Oleh karena itu, gaya ini tidak layak
tersebut. dipakai dalam konteks komunikasi
5. Gaya Komunikasi Melepaskan (The organisasi.
Relinquishing style) Gambaran umum yang diperoleh dari
Gaya komunikasi ini lebih uraian di atas adalah bahwa the
mencerminkan kesediaan untuk menerima equalitarian style merupakan gaya
saran, pendapat ataupun gagasan orang komunikasi yang ideal. Sementara tiga
lain, daripada keinginan untuk memberi gaya komunikasi lainnya: structuring,
perintah, meskipun pengirim pesan dynamic dan relinquishing dapat
(sender) mempunyai hak untuk memberi digunakan secara strategis untuk
perintah dan mengontrol orang lain. Pesan- menghasilkan efek yang bermanfaat bagi
pesan dalam gaya komunikasi ini akan organisasi. Dan dua gaya komunikasi
efektif ketika pengirim pesan atau sender terakhir: controlling dan withdrawal
sedang bekerja sama dengan orang-orang mempunyai kecenderungan menghalangi
yang berpengetahuan luas, berpengalaman, berlangsungnya interaksi yang bermanfaat.
teliti serta bersedia untuk bertanggung
jawab atas semua tugas atau pekerjaan Adapun hipotesis dari penelitian ini
yang dibebankannya. adalah:
6. Gaya Komunikasi Penarikan (The Ha1: Terdapat pengaruh secara simultan Gaya
Withdrawal style) Kepemimpinan, Kerjasama Tim dan
Akibat yang muncul jika gaya ini Gaya Komunikasi terhadap Kinerja
digunakan adalah melemahnya tindak melalui Kepuasan Kerja pegawai pada
komunikasi, artinya tidak ada keinginan Sekretariat Daerah Kota Sabang.
dari orang-orang yang memakai gaya ini Ha2 : Terdapat pengaruh secara simultan
untuk berkomunikasi dengan orang lain, Gaya Kepemimpinan, Kerjasama Tim
karena ada beberapa persoalan ataupun dan Gaya Komunikasi terhadap
kesulitan antar pribadi yang dihadapi oleh Kepuasan Kerja pegawai pada Sekretariat
orang-orang tersebut. Dalam deskripsi Daerah Kota Sabang.
yang kongkrit adalah ketika seseorang Ha3 : Terdapat pengaruh secara parsial Gaya
mengatakan: “Saya tidak ingin dilibatkan Kepemimpinan terhadap Kepuasan Kerja
dalam persoalan ini”. Pernyataan ini pegawai pada Sekretariat Daerah Kota
bermakna bahwa ia mencoba melepaskan Sabang.
diri dari tanggung jawab, tetapi juga Ha4 : Terdapat pengaruh secara parsial Gaya
mengindikasikan suatu keinginan untuk Kerjasama Tim terhadap Kepuasan Kerja

Volume 1, No. 2, November 2012 -8


Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Windows dengan menggunakan model analisis
Sabang. jalur (path analysis).
Ha5 : Terdapat pengaruh secara parsial Gaya Analisis jalur pertama kali diperkenalkan
Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja oleh Sewall Wright (1921), seorang ahli
pegawai pada Sekretariat Daerah Kota genetika, namun kemudian dipopulerkan oleh
Sabang. Otis Dudley Duncan (1966), seorang ahli
Ha6 : Terdapat pengaruh secara parsial sosiologi. Analisis jalur bisa dikatakan sebagai
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja pengembangan dari konsep korelasi dan regresi,
pegawai pada Sekretariat Daerah Kota dimana korelasi dan regresi tidak
Sabang. mempermasalahkan mengapa hubungan antar
variabel terjadi serta apakah hubungan antar
METODE PENELITIAN variabel tersebut disebabkan oleh variabel itu
A. Jenis dan Sumber Data sendiri atau mungkin dipengaruhi oleh variabel
Data yang digunakan dalam penelitian ini lain.
adalah data primer yang diperoleh dari Berbeda dengan korelasi dan regresi,
kuesioner dan wawancara yang lakukan kepada analisis jalur mempelajari apakah hubungan
pegawai Sekretariat Daerah Kota Sabang, serta yang terjadi disebabkan oleh pengaruh langsung
data sekunder yang bersumber dari penelitian dan tidak langsung dari variabel independen
terdahulu dan dokumentasi lain yang relevan. terhadap variabel dependen, mempelajari
ketergantungan sejumlah variabel dalam suatu
B. Populasi dan Sampel model (model kausal), dan menganalisis
Populasi penelitian adalah semua pegawai hubungan antar variabel dari model kausal yang
Sekretariat Daerah Kota Sabang sejumlah 167 telah dirumuskan oleh peneliti atas dasar
orang. Sampel dalam penelitian ini adalah pertimbangan teoritis. Melalui analisis jalur kita
semua pegawai Sekretariat Daerah Kota Sabang. akan menguji seperangkat hipotesis kausal dan
Sehingga metode yang digunakan adalah menginterpretasikan hubungan langsung atau
metode sensus. tidak langsung (Budi, 2010).
Asumsi yang digunakan dalam analisis
C. Teknik Analisis jalur yaitu: (1) Berbentuk rekursif; (2)
Analisis data dan interpretasi untuk Hubungan satu arah; (3) Linier, aditif dan
penelitian ini ditujukan untuk menjawab kausal; (4) Berdistribusi normal; (5) Tidak ada
pertanyaan-pertanyaan penelitian, maka multikolinieriti; dan (6) Semua variable terukur,
penelitian ini menggunakan bantuan perangkat minimal dalam skala interval.
lunak (software) program SPSS (Statistical
Product and Service Solutions) versi 18.0 for

9- Volume 1, No. 2, November 2012


Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

HASIL PENELITIAN
Pertany Nilai
PC Ket
A. Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas aan Kritis r
a. Hasil Uji Reliabilitas A5 0,781 0,151 Valid
A6 0,702 0,151 Valid
Berdasarkan Tabel uji kehandalan dapat
B1 0,736 0,151 Valid
diketahui bahwa nilai alpha (α) untuk masing- B2 0,682 0,151 Valid
B3 0,723 0,151 Valid
masing variabel diperoleh lebih besar dari 0,50
B4 0,796 0,151 Valid
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa B5 0,652 0,151 Valid
C7 0,634 0,151 Valid
semua variabel memenuhi kriteria realibilitas
C8 0,646 0,151 Valid
sebagaimana dipersyaratkan oleh Malhotra C9 0,666 0,151 Valid
D1 0,730 0,151 Valid
(2005).
D2 0,730 0,151 Valid
D3 0,743 0,151 Valid
D4 0,681 0,151 Valid
D5 0,758 0,151 Valid
Tabel 1. Uji Reliabilitas Untuk Masing-Masing D6 0,716 0,151 Valid
Variabel D7 0,688 0,151 Valid
No Variabel Nilai Alpha Ket E5 0,454 0,151 Valid
E6 0,236 0,151 Valid
1. Kinerja 0,849 Handal
2. Kepuasan Kerja 0,760 Handal Sumber: Data Primer 2012 (diolah)
3. Gaya Kepemimpinan Keterangan:
Kerjasama Tim 0,733 Handal
4. Gaya Komunikasi 0,843 Handal A: Kinerja
5. 0,648 Handal
Sumber: Data Primer 2012 (diolah) B: Kepuasan Kerja

a. Hasil Uji Validitas C: Gaya Kepemimpinan

Pengujian validitas data dalam penelitian D: Kerjasama Tim

ini dilakukan secara statistik, yaitu dengan E: Gaya Komunikasi

menggunakan uji Pearson product-moment PC: Person Correalation

coefficient of correlation dengan bantuan


program Statistical Product and Service Berdasarkan Tabel 2, didapati bahwa

Solution (SPSS). Jika dilakukan secara manual semua pernyataan mempunyai nilai korelasi di

maka nilai korelasi yang diperoleh masing- atas nilai kritis 5%, yaitu 0,151. Ini berarti

masing pernyataan harus dibandingkan dengan bahwa semua pernyataan-pernyataan tersebut

nilai kritis korelasi product-moment. adalah signifikan dan memiliki validitas


konsistensi internal (internal consistency),
Tabel 2. Hasil Uji Validitas sehingga data yang diperoleh adalah valid dan

Pertany Nilai dapat dipergunakan untuk penelitian.


PC Ket
aan Kritis r
A1 0,806 0,151 Valid
Hasil Pengujian Hipotesis Pertama
A2 0,796 0,151 Valid
A3 0,671 0,151 Valid Hipotesis pertama penelitian ini adalah
A4 0,803 0,151 Valid

Volume 1, No. 2, November 2012 - 10


Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

gaya kepemimpinan (X1), kerjasama tim (X2) Kerja (Y)


dan gaya komunikasi (X3) berpengaruh secara Variabel B Beta thitung ttabel Sig

simultan terhadap kinerja (Z) melalui kepuasan α 1,712 5,385 1,645 0,000
kerja (Y) pegawai pada Sekretariat Daerah Kota
X1 -0,126 -0,136 -1,631 1,645 0,105
Sabang. Struktur hipotesis pertama ini dapat
X2 0,333 0,341 3,571 1,645 0,000
digambarkan sebagai berikut:
X3 0,146 0,151 1,909 1,645 0,058

X1
1 2
Y 0,276 0,282 3,434 1,645 0,001

 Y 1 Z 2 R = 0,577
rX 1 X 2  YX 1 RSquare = 0,333
Adjusted
2
X2 R = 0,317
rX1X3 YX2 Y
ZY
Z
Fhitung = 20,218
F tabel = 2,372
rX2 X3 Sig. = 0,000
 YX 3 Sumber: Data Primer, 2012 (diolah)
X3

Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh

Berdasarkan model jalur substruktur satu hasil sebagai berikut:

di atas maka dapat dituliskan persamaan untuk 0,390 0 , 333


X1
model jalur substruktur 1 adalah:
𝑍 = 𝜌𝑧𝑋1 𝑋1 + 𝜌𝑧𝑋 2 𝑋2 + 𝜌𝑧𝑋 3 𝑋3 + 𝜌𝑍𝑌 𝑌 + 𝜌𝑦 Ɛ1 Ɛ1 0,610
0 , 667
0,602  0,136
+ 𝜌𝑧Ɛ2 Ɛ2
Dimana:
X2 Y Z
0,380 0,341 0,282
Z = Kinerja Pegawai
Y = Kepuasan Kerja 0 ,578
X1 = Gaya Kepemimpinan
0,151
X2 = Kerjasama Tim X3

X3 = Gaya Komunikasi
ρ = Koefisien Jalur
Sehingga persamaan untuk model jalur
ɛ = Structural error
substruktur 1 adalah sebagai berikut:

Hasil analisis dengan menggunakan SPSS 𝑍 = −0,136𝑋1 + 0,341𝑋2 + 0,151 + 0,282𝑌


diperoleh hasil seperti tabel berikut ini. + 0,610Ɛ1 + 0,670Ɛ2
Tabel 3 Gaya Kepemimpinan (X1),
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan
Kerjasama Tim (X2) dan Gaya Komunikasi
bahwa secara simultan, variabel gaya
(X3) Berpengaruh Secara Simultan
kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim dan
Terhadap Kinerja (Z) Melalui Kepuasan

11 - Volume 1, No. 2, November 2012


Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

gaya komunikasi berstuktur berpengaruh hipotesis kedua ini dapat digambarkan sebagai
terhadap variabel kinerja melalui variabel berikut.
kepuasan kerja pegawai pada Sekretariat
X1 
Daerah Kota Sabang. Hal ini ditandai oleh nilai
Fhitung > Ftabel (20,218 > 2,372) pada tingkat
y
signifikan 1%. rX 1 X 2  YX 1

Hal ini berarti variabel gaya X2


rX1X3 YX 2
Y

kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim dan


gaya komunikasi berstuktur secara bersama- rX2 X3
sama berpengaruh terhadap variabel kinerja
X3
 YX
melalui variabel kepuasan kerja pegawai pada 3

Sekretariat Daerah Kota Sabang. Besarnya


pengaruh secara simultan ini dapat dilihat dari Berdasarkan model jalur substruktur dua di
nilai koefisien determinasinya. Koefisien atas maka dapat dituliskan persamaan untuk
determinasi variabel gaya kepemimpinan model jalur substruktur 2 adalah:
demokrasi, kerjasama tim dan gaya komunikasi 𝑌 = 𝜌𝑦 𝑋1 𝑋1 + 𝜌𝑦𝑋 2 𝑋2 + 𝜌𝑦𝑋 3 𝑋3 + 𝜌𝑦ℇ ℇ
berstruktur melalui kepuasan kerja terhadap Dimana: Y = Kepuasan Kerja
kinerja adalah sebesar 0,333. Ini berarti X1 = Gaya Kepemimpinan
X2 = Kerjasama Tim
perubahan sebesar 33,3% didasarkan pada X3 = Gaya Komunikasi
kinerja yang dapat dijelaskan oleh perubahan ρ = Koefisien Jalur
ɛ = Structural error
dari variabel gaya kepemimpinan demokrasi,
kerjasama tim dan gaya komunikasi berstruktur Hasil analisis dengan menggunakan SPSS
melalui kepuasan kerja sedangkan selebihnya seperti terlihat pada tabel berikut ini.
sebesar 0,667 artinya sebesar 66,7% dijelaskan
oleh faktor lain diluar variabel gaya Tabel 4. Gaya Kepemimpinan (X1), Kerjasama
Tim (X2) dan Gaya Komunikasi (X3)
kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim, dan Berpengaruh Secara Simultan dan Parsial
Terhadap Kepuasan Kerja (Y)
gaya komunikasi berstruktur serta kepuasan Variabel B Beta thitung ttabel Sig
kerja. α 1,018 3,403 1,645 0,001

X1 0,251 0,266 3,462 1,645 0,001


Hasil Pengujian Hipotesis Kedua
X2 0,346 0,348 3,999 1,645 0,000
Hipotesis kedua penelitian ini adalah gaya
X3 0,119 0,121 1,606 1,645 0,110
kepemimpinan (X1), kerjasama tim (X2) dan
gaya komunikasi (X3) berpengaruh secara
simultan terhadap kepuasan kerja (Y) pegawai
pada Sekretariat Daerah Kota Sabang. Struktur
Volume 1, No. 2, November 2012 - 12
Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Variabel B Beta thitung ttabel Sig sama berpengaruh terhadap variabel kepuasan
R = 0,624 kerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota
RSquare = 0,390
Adjusted R2 Sabang. Besarnya pengaruh secara simultan ini
Fhitung = 0,379
F tabel = 34,718 dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya.
Sig. = 2,605
= 0,000 Koefisien determinasi variabel gaya
.
Sumber: Data Primer, 2012 (diolah) kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim dan
gaya komunikasi berstruktur terhadap kepuasan
Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh kerja adalah sebesar 0,390. Ini berarti
hasil sebagai berikut: perubahan sebesar 39% didasarkan pada
kepuasan kerja yang dapat dijelaskan oleh
0,390
X1
perubahan dari variabel gaya kepemimpinan
0,266
demokrasi, kerjasama tim dan gaya komunikasi
0,610
0,602 berstuktur sedangkan selebihnya sebesar 0,610
artinya sebesar 61% dijelaskan oleh faktor lain
X2 0,348 Y
0,380 diluar variabel gaya kepemimpinan demokrasi,
kerjasama tim, dan gaya komunikasi berstruktur.
0 ,578

0,121 Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga


X3 Hipotesis ketiga penelitian ini adalah gaya
kepemimpinan (X1) berpengaruh secara parsial
Sehingga persamaan untuk model jalur terhadap kepuasan kerja (Y) pegawai pada
substruktur 2 adalah sebagai berikut: Sekretariat Daerah Kota Sabang. Berdasarkan
Tabel 4, maka dapat disimpulkan bahwa gaya
𝑌 = 0,266𝑋1 + 0,348𝑋2 + 0,121𝑋3 +
0,610ℇ kepemimpinan demokrasi berpengaruh terhadap
kepuasan kerja pegawai pada Sekretariat
Berdasarkan tabel di atas dapat dijelaskan
Daerah Kota Sabang sehingga Ha diterima dan
bahwa secara simultan variabel gaya
H0 ditolak. Hal ini ditandai oleh nilai thitung ˃
kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim dan
ttabel (3,462 ˃ 1,645) pada tingkat signifikan
gaya komunikasi berstruktur berpengaruh
0,001 ˂ 0,05.
terhadap variabel kepuasan kerja pegawai pada
Sekretariat Daerah Kota Sabang. Hal ini
Hasil Pengujian Hipotesis Keempat
ditandai oleh nilai Fhitung > Ftabel (34,718 > 2,605)
Hipotesis keempat penelitian ini adalah
pada tingkat signifikan 1%.
kerjasama tim (X2) berpengaruh secara parsial
Hal ini berarti bahwa variabel gaya terhadap kepuasan kerja (Y) pegawai pada
kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim dan Sekretariat Daerah Kota Sabang. Berdasarkan
gaya komunikasi berstruktur secara bersama- Tabel 4, maka dapat disimpulkan bahwa
13 - Volume 1, No. 2, November 2012
Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

kerjasama tim berpengaruh terhadap kepuasan berikut ini.


kerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota
Tabel 5
Sabang sehingga Ha diterima dan H0 ditolak. Pengaruh Langsung dan Tidak
Langsung Gaya Kepemimpinan (X1),
Hal ini ditandai oleh nilai thitung ˃ ttabel (3,999 ˃
Kerjasama Tim
1,645) pada tingkat signifikan 0,000 ˂ 0,05. (X2), Gaya Komunikasi (X3) dan
Kepuasan Kerja (Y) Terhadap Kinerja
(Z)
Hasil Pengujian Hipotesis Kelima Pengaruh

Hipotesis kelima penelitian ini adalah gaya Koef. Tidak


Langsu
Jalur Langsu Total R2YXk
komunikasi (X3) berpengaruh secara parsial ng
ng
terhadap kepuasan kerja (Y) pegawai pada X1 - 0,136 - 0,136 0,266 0,130
Sekretariat Daerah Kota Sabang. Berdasarkan X2 0,341 0,341 0,348 0,689

Tabel 4, maka dapat disimpulkan bahwa gaya X3 0,151 0,151 0,121 0,272
Y 0,282 0,282 - -
komunikasi berstruktur tidak berpengaruh 2
ℇ1 0,333 0,333 0,111
terhadap kepuasan kerja pegawai pada = 0,111
Sekretariat Daerah Kota Sabang sehingga Ha ℇ2 0,333 0,3332 0,111 1,313

ditolak dan H0 diterima. Hal ini ditandai oleh = 0,111

Sumber : Data Primer, 2012 (diolah)


nilai thitung ˂ ttabel (1,606 ˂ 1,645) pada tingkat
signifikan 0,110 ˃ 0,05.
Berdasarkan Tabel 5 dapat dijelaskan
Hasil Pengujian Hipotesis Keenam bahwa pengaruh langsung gaya kepemimpinan
Hipotesis keenam penelitian demokrasi terhadap kepuasan kerja sebesar -
ini adalah kepuasan kerja (Y) berpengaruh 0,136, sedangkan pengaruh tidak langsung
secara parsial terhadap kinerja pegawai (Z) terhadap kinerja melalui kepuasan kerja sebesar
pada Sekretariat Daerah Kota Sabang. 0,266, pengaruh langsung kerjasama tim
Berdasarkan Tabel 3, maka dapat disimpulkan terhadap kepuasan kerja sebesar 0,341
bahwa kepuasan kerja berpengaruh terhadap sedangkan pengaruh tidak langsung terhadap
kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota kinerja melalui kepuasan kerja sebesar 0,348,
Sabang sehingga Ha diterima dan H0 ditolak. pengaruh langsung gaya komunikasi berstruktur
Hal ini ditandai oleh nilai thitung ˃ ttabel (3,434 ˃ terhadap kepuasan kerja sebesar 0,151
1,645) pada tingkat signifikan 0,001 ˂ 0,05. sedangkan pengaruh tidak langsung terhadap
kinerja melalui kepuasan kerja sebesar 0,121,
Untuk melihat besarnya
sedangkan pengaruh langsung kepuasan kerja
pengaruh langsung dan tidak langsung masing-
terhadap kinerja adalah sebesar 0,282. Hal ini
masing variabel gaya kepemimpinan demokrasi,
mengindikasikan bahwa pengaruh langsung
kerjasama tim dan gaya komunikasi berstruktur
dan tidak langsung terbesar dalam penelitian ini
terhadap variabel kinerja melalui variabel
adalah pengaruh kerjasama tim terhadap kinerja
kepuasan kerja dapat ditampilkan pada tabel
Volume 1, No. 2, November 2012 - 14
Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

dengan nilai sebesar 0,341 (langsung) dan Terdapat pengaruh antara kepuasan kerja secara
0,348 (tidak langsung). parsial terhadap kinerja pegawai.

KESIMPULAN DAN SARAN Saran-saran


Kesimpulan Berdasarkan temuan penelitian ini, penulis
Dalam penelitian ini digunakan lima mengajukan beberapa saran sebagai berikut:
variabel, yaitu kinerja, kepuasan kerja, gaya
1. Diharapkan kepada Sekretariat Daerah
kepemimpiinan, kerjasama tim dan gaya
Kota Sabang agar dapat menerapkan gaya
komunikasi. Berdasarkan hasil pengedaran
kepemimpinan yang sesuai dengan yang
kuesioner dan olah data maka diperoleh hasil
diharapkan oleh para pegawai, karena gaya
penelitian bahwa gaya kepemimpinan pada
kepemimpinan demokrasi yang diterapkan
Sekretariat Daerah Kota Sabang adalah gaya
sekarang belum mampu meningkatkan
kepemimpinan demokrasi, sedangkan untuk
kinerja pegawai.
gaya komunikasi adalah gaya komunikasi
2. Diharapkan juga Sekretariat Daerah Kota
berstruktur.
Sabang dapat memperkuat kerjasama tim
Penelitian ini mengembangkan 6 Hipotesis
antara pimpinan dan bawahan, dan juga
yang telah dibuktikan dengan data yang
antara sesama pegawai guna menghasilkan
diperoleh. Hasil yang diperoleh dari penelitian
kinerja yang lebih baik.
yang telah dilakukan maka dapat diambil
3. Sekretariat Daerah Kota Sabang harus
beberapa kesimpulan, yaitu: (H1) Terdapat
menguasai gaya komunikasi berstruktur
pengaruh antara variabel gaya kepemimpinan
karena gaya komunikasi ini ditemui
demokrasi, kerjasama tim, dan gaya komunikasi
sebagai gaya komunikasi yang paling
berstruktur secara simultan terhadap variabel
sesuai digunakan untuk meningkatkan
kinerja melalui variabel kepuasan kerja pegawai.
kinerja pegawai.
(H2) Terdapat pengaruh antara variabel gaya
4. Untuk menunjang peningkatan kinerja
kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim, dan
pegawai yang lebih baik, maka adalah
gaya komunikasi berstruktur secara simultan
penting untuk memberikan kepuasan kerja
terhadap variabel kepuasan kerja pegawai. (H3)
kepada pegawai. Kepuasan kerja dapat
Terdapat pengaruh antara gaya kepemimpinan
diperoleh jika pimpinan menerapkan gaya
demokrasi secara parsial terhadap kepuasan
kepemimpinan yang sesuai dengan para
kerja pegawai. (H4) Terdapat pengaruh antara
pegawai. Kepuasan kerja juga dapat
kerjasama tim secara parsial terhadap kepuasan
tercipta jika setiap anggota organisasi
kerja pegawai. (H5) Tidak terdapat pengaruh
memiliki kerja sama tim yang baik dan
antara gaya komunikasi berstruktur secara
menguasai gaya komunikasi yang sesuai
parsial terhadap kepuasan kerja pegawai
untuk diterapkan dalam organisasi.
sehingga Ha ditolak dan H0 diterima. (H6)
15 - Volume 1, No. 2, November 2012
Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

DAFTAR PUSTAKA Parlinda, V dan Wahyudi, M (2010). Pengaruh


Kepemimpinan, Motivasi, Pelatihan, dan
Astuti, Dyah Ayu Lestari Windi (2006). Penciptaan
Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja
Sistem Penilaian Kinerja yang Efektif dengan
Karyawan pada Perusahaan Daerah Air
Assessement Centre. Jurnal Manajemen, Vol.
Minum Kota Surakarta. Jurnal Daya Saing,
6, No. 1: 23-34.
Vol. 4, No. 2: 86-101.
Boon, Y. B dan Ghazali, Azizah (2011). Gaya
Parwanto dan Wahyuddin (2002). Pengaruh Faktor-
Komunikasi Guru Besar Dan Hubungannya
Faktor Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Dengan Kepuasan Bekerja Guru Di Tiga
Karyawan Pusat Pendidikan Komputer
Buah Sekolah Rendah Daerah Johor Bahru,
Akuntansi IMKA di Surakarta. Jurnal Daya
Johor.
Saing, Vol. 3, No. 2: 95-103.
Brahmasari, I. A dan Suprayetno, A (2008).
Rahmah, Maulidatur (2012). Indikator Kepuasan
Pengaruh Motivasi Kerja, Kepemimpinan
Kerja.
dan Budaya Organisasi Terhadap Kepuasan
Riyadi, Slamet (2011). Pengaruh Kompensasi
Kerja Karyawan serta Dampaknya pada
Finansial, Gaya Kepemimpinan dan Motivasi
Kinerja Perusahaan (Studi kasus pada PT.
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan pada
Pei Hai International Wiratama Indonesia).
Perusahaan Manufaktur di Jawa Timur.
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan,
Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Vol.
Vol.10, No. 2: 124-135.
13, No. 1: 40-45.
Budi (2010). Analisis Jalur (Path Analisis).
Ruvendi, Ramlan (2005). Imbalan dan Gaya
Daft, Richard L (2003). Manajemen. Edisi ke
Kepemimpinan Pengaruhnya Terhadap
delapan, jilid 2, Erlangga; Jakarta.
Kepuasan Kerja Karyawan di Balai Besar
Davis, K dan Newstrom, J. W (2001). Perilaku
Industri Hasil Pertanian Bogor. Jurnal Ilmiah
dalam Organisasi. Edisi ke dua, jilid 1,
Binaniaga, Vol. 1, No. 1: 17-26.
Erlangga; Jakarta.
Robbins, Stephen. P dan Judge, Timothy. A (2008).
Dessler, Gary (2009). Manajemen Sumber Daya
Perilaku Organisasi. Edisi ke dua belas, Jilid
Manusia. Index, Jakarta.
1, Penerbit: Erlangga, Jakarta.
Elizabeth, A dan Aulia, G. M (2010). Gaya
Santoso, Purbayu dan Ashari (2005). Analisis
Kepemimpinan Dalam Organisasi.
Statistik Dengan Microsoft Excel dan SPSS.
Universitas Indonesia, Jakarta.
Penerbit: ANDI, Yogyakarta.
Guffey, M.E; Rhodes, K dan Rogin, P (2005).
Sanusi, Anwar (2011). Metodologi Penelitian Bisnis.
Business Communication. Fourth Canadian
Edisi pertama, Penerbit: Salemba Empat,
Edition. Thomson Nelson: Canada.
Jakarta.
Hidayat, T dan Istiadah, N (2011). Panduan Lengkap
Sarwono, Jonathan (2007). Analisis Jalur untuk
Menguasai SPSS 19, untuk Mengolah Data
Riset Bisnis dengan SPSS. Edisi pertama,
Statistik Penelitian. Edisi pertama, Penerbit:
Penerbit ANDI, Yogyakarta.
Mediakita, Jakarta.
Sekaran, Uma (2006). Metodologi Penelitian Untuk
Hastuti, S dan Wijayanti, L (2009). Kinerja
Bisnis. Edisi ke empat, jilid 1 dan 2, Penerbit:
Manajerial: Hasil Kerjasama Tim dan
Salemba Empat.
Perbaikan Berkesinambungan. Jurnal Riset
Sethi, D dan Seth, M (2009). Interpersonal
Ekonomi dan Bisnis, Vol. 9, No. 1: 10-18.
Communicatin: Lifeblood of an Organization.
Kuspriatni, Lista (2011). Kepemimpinan Pendekatan
The IUP Journal of Soft Skills, Vol. 3, No. 3
dari Ciri Khas, Perilaku dan Sifat.
dan 4: 32-40.
Madlock, Paul E (2008). The Link Between
Subiyanto, Ibnu (2000). Metodologi Penelitian. Unit
Leadership Style, Communicator Competence,
Penerbit dan Percetakan (UPP): Akademi
and Employee Satisfaction. Journal of
Manajemen Perusahaan YKPN, Yogyakarta
Business Communication. Vol. 45, No. 1: 61-
Sugiyono (2007). Metode Penelitian Administrasi.
78.
Bandung: Alfabeta
Malhotra, N. K. (2005). Marketing Research. New
Sukawa, Iwa (2000). Hubungan Antara Uji t dan Uji
Jersey: Prentice Hall.
F dalam Pengujian Nilai tengah. Jurnal
Mujtahid (2010). Mengenal Gaya Komunikasi
Informatika Pertanian, Vol. 9, No. 1: 554-560.
Efektif.
Tarricone, P dan Luca, J (2002). Successful
Nachrowi, D dan Usman, H (2005). Penggunaan
Teamwork: A Case Study. Herdsa, 640-646.
Teknik Ekonometri: Pendekatan Populer dan
Cowan University, Pert, Australia
Praktis Dilengkapi Teknik Analisis dan
Tubbs, S. dan Moss, S (2000). Human
Pengolahan Data Dengan Menggunakan
Communication, prinsip- prinsip dasar.
Paket SPSS. Edisi Revisi, PT Rajagrafindo
Remadja Rosdakarja; Bandung.
Persada, Jakarta.
Widiastuti (2011). Makalah Kerjasama Tim dan

Volume 1, No. 2, November 2012 - 16


Jurnal Ilmu Manajemen
Pascasarjana Universitas Syiah Kuala

Partisipasi dalam Meningkatkan Kinerja


Karyawan.
Yun, S; Cox, J; Sims, H.P dan Salam, S (2007).
Leadership and Teamwork: The Effects of
Leadership and Job Satisfaction on Team
Citizenship. International Journal of
Leadership Studies, Vol. 2, No. 3: 171-193.

17 - Volume 1, No. 2, November 2012

You might also like