Professional Documents
Culture Documents
Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kerjasama Tim, Dan Gaya Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekretariat Daerah Kota Sabang
Pengaruh Gaya Kepemimpinan, Kerjasama Tim, Dan Gaya Komunikasi Terhadap Kepuasan Kerja Serta Dampaknya Terhadap Kinerja Pegawai Pada Sekretariat Daerah Kota Sabang
Abstract: The purposes of the research is to discover the influence of leadership style,
teamwork and communication style either simultaniously or partially on the work satisfaction
and its impact to the employees performance in District Secretariat of Sabang. This research
was conducted in the office of District Secretariat of Sabang, located at Jalan Dipenogoro No.
20, Kota Atas Sabang in which the object of the research is limited only to the leadership style,
teamwork and communication style as the independent variables, while the work satisfaction
as the intervening variable and employees performance as the dependet variable. The
population of this research was all employees of the District Secretariat of Sabang, it is 167
members. The sample of this research was also all of the employees of the District Secretariat
of Sabang. Therefore, the method used in the research is a census. The result of this research
showed that the leadership style in the District Secretariat of Sabang was democratic, while
the communication style was structured communication style. The result also indicated that the
democratic leadership, teamwork and also structured communication simulatinously affected
both the work satisfaction and employees performance. In addition, the democratic leadership
style and teamwork influenced partially the work satisfaction, while the structured
communication style did not contribute any impacts to the work satisfaction. To support the
increasing of employees performance, it is important to provide work satisfaction to employees.
Work satisfaction can created if the leader perform democratic leadership style. Work
satisfaction also can created if members of the organization have good teamwork and also can
applied structured communication style in the organization.
Keywords: Leadership Style, Teamwork, Work Satisfaction, Employees Performance
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan, kerjasama tim
dan gaya komunikasi baik secara simultan maupun secara parsial terhadap kepuasan kerja serta
dampaknya secara simultan terhadap kinerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Sabang. Penelitian
ini dilaksanakan pada Sekretariat Daerah Kota Sabang yang berlokasi di Jalan Diponegoro No. 20 Kota
Atas Sabang, dengan objek penelitian dibatasi hanya terhadap variabel gaya kepemimpinan, kerjasama
tim dan gaya komunikasi sebagai variabel bebas (independent variable), variabel kepuasan kerja
sebagai variabel antara (intervening variable) dan variabel kinerja pegawai sebagai variabel terikat
(dependent variable). Populasi penelitian adalah semua pegawai Sekretariat Daerah Kota Sabang, yaitu
sejumlah 167 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah semua pegawai Sekretariat Daerah Kota
Sabang. Sehingga metode yang digunakan adalah metode sensus. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
gaya kepemimpinan pada Sekretariat Daerah Kota Sabang adalah gaya kepemimpinan demokrasi,
sedangkan untuk gaya komunikasi adalah gaya komunikasi berstruktur. Hasil penelitian untuk variabel
gaya kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim dan gaya komunikasi berstruktur secara simultan
berpengaruh terhadap kepuasan kerja maupun terhadap kinerja pegawai. Variabel gaya kepemimpinan
demokrasi dan kerjasama tim secara parsial berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja, sedangkan
variabel gaya komunikasi berstruktur secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel kepuasan kerja.
Kata kunci: gaya kepemimpinan, kerjasama tim, gaya komunikasi, kepuasan kerja, kinerja pegawai.
Organisasi adalah sebuah unit sosial yang kesuksesan di dalam organisasi. Harris (1996)
dikoordinasikan secara sadar yang terdiri atas dalam Tarricone dan Luca (2002), kerjasama
dua orang atau lebih dan berfungsi dalam suatu tim merupakan sekumpulan individu yang
dasar yang relatif terus-menerus guna mencapai bekerjasama untuk mencapai tujuan bersama.
suatu tujuan bersama (Robbins: 2008). Kumpulan individu ini harus memiliki aturan
Namun, dalam perjalanannya organisasi dan mekanisme kerja yang jelas. Di dalamnya
sering menghadapi kendala, seperti terdapat koordinasi dan prosedur yang harus
ketidakpuasan kerja dari para pegawainya. Hal disepakati oleh seluruh anggota tim. Hal ini
ini dapat berpengaruh terhadap kinerja pegawai berguna untuk menjaga keharmonisan sebuah
maupun kinerja organisasi secara keseluruhan. tim agar terwujudnya suatu kepuasan kerja yang
Salah satu bentuk organisasi yang formal, yaitu dapat berpengaruh terhadap kinerja individu
perkantoran. dan organisasi.
Pemimpin merupakan motivator di dalam Faktor lain yang mempengaruhi kepuasan
suatu organisasi, keberhasilan atau kegagalan kerja yaitu gaya komunikasi. Gaya komunikasi
suatu organisasi sebagian besar ditentukan oleh dapat dipraktikkan oleh siapa saja sebagai
kualitas dan gaya kepemimpinan ataupun sarana pengembangan diri, karena melalui gaya
usaha-usaha pribadi pimpinan tersebut. komunikasi itulah sesungguhnya cermin
Menurut Newman (1968) dalam Kuspriatni kredibilitas seseorang yang dapat dibaca dan
(2011), kepemimpinan adalah kegiatan untuk diukur sejauh mana keefektifan dalam
mempengaruhi perilaku orang lain atau seni menempatkan pergaulan dengan rekan sekerja
mempengaruhi perilaku manusia baik maupun atasannya (Mujtahid, 2010).
perorangan maupun kelompok. Sedangkan gaya Gaya kepemimpinan, kerjasama tim dan
kepemimpinan menurut Davis dan Newstrom gaya komunikasi adalah faktor-faktor penting
(1995) dalam Kuspriatni (2011) mengandung yang dapat mempengaruhi kepuasan kerja yang
pengertian sebagai suatu perwujudan tingkah akan berdampak terhadap kinerja pegawai.
laku dari seorang pemimpin yang menyangkut Namun masih sedikit penelitian yang mengukur
kemampuannya dalam memimpin. Dan gaya kepuasan kerja dan kinerja dengan melibatkan
kepemimpinan yang dimiliki seorang pemimpin ketiga-tiga variabel tersebut secara bersamaan.
dalam suatu organisasi merupakan salah satu Adapun beberapa penelitian hanya
faktor penentu kepuasan kerja pegawai yang menggunakan salah satu dari variabel tersebut
berdampak kepada kinerja pegawai tersebut. dalam mengukur kepuasan kerja dan kinerja
Kerjasama tim juga merupakan faktor pegawai. Oleh karena itu, penelitian tentang
penting untuk mengukur kepuasan kerja gaya kepemimpinan, kerjasama tim, dan gaya
pegawai. Dewasa ini, pembentukan kerjasama komunikasi merupakan penelitian baru dan
tim dianggap solusi terbaik untuk mencapai penting untuk mengukur kinerja pegawai
Harris dan Harris (1996) menjelaskan bahwa Rasanya hal ini berlaku pula pada
tim memiliki tujuan bersama atau tujuan pencapaian sebuah tujuan. Dalam
dimana anggota tim dapat mengembangkan mencapai tujuan mungkin saja ada konflik
keefektifan dan hubungan timbal balik untuk yang harus dihadapi. Jika terjadi konflik,
mencapai tujuan tim (dalam Tarricone dan jangan didiamkan ataupun dihindari tapi
Luca, 2002). perlu segera dikendalikan.
Widiastuti (2011) mengungkapkan 6. Shared power: Tiap anggota tim perlu
beberapa ciri tim yang efektif yaitu sebagai diberikan kesempatan untuk menjadi
berikut: ”pemimpin”, menunjukkan
1. Tujuan yang sama: Tim yang efektif ”kekuasaannya” di bidang yang menjadi
memiliki tujuan dan semua anggota tim keahlian dan tanggung jawab mereka
tahu benar tujuan yang hendak dicapai masing-masing. Sehingga mereka merasa
organisasi. ikut bertanggung jawab untuk kesuksesan
2. Antusiasme yang tinggi: Antusiasme tinggi tercapainya tujuan bersama.
bisa dibangkitkan jika kondisi kerja juga
menyenangkan. Anggota tim tidak merasa Keahlian: Tim yang terdiri dari anggota-
takut menyatakan pendapat, mereka juga anggota dengan berbagai keahlian yang saling
diberi kesempatan untuk menunjukkan menunjang akan lebih mudah bekerja sama
keahlian mereka dengan menjadi diri mencapai tujuan. Berbagai keahlian yang
sendiri, sehingga kontribusi yang mereka berbeda tersebut dapat saling menunjang
berikan juga bisa optimal. sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan
3. Peran dan tanggung jawab yang jelas: lebih cepat diselesaikan. Anggota tim dengan
Setiap anggota tim harus mempunyai peran keahlian yang berbeda juga bisa saling
dan tanggung jawab masing-masing yang memperluas perspektif and memperkaya
jelas. Tujuannya adalah agar mereka tahu keahlian masing-masing apresiasi. Tiap anggota
kontribusi apa yang bisa mereka berikan yang telah berhasil melakukan apa yang
untuk menunjang tercapainya tujuan menjadi tanggung jawabnya dengan baik, atau
bersama yang telah ditentukan telah memberikan kontribusi positif bagi
sebelumnya. keuntungan tim, pantas mendapat apresiasi.
4. Komunikasi yang efektif: Dalam proses
meraih tujuan, harus ada komunikasi yang E. Gaya Komunikasi
efektif antar-anggota tim. Gaya komunikasi (communication style)
5. Resolusi Konflik: Peace is not the absence didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antar
of conflict, but the presence of justice. Ini pribadi yang terspesialisasi yang digunakan
merupakan pendapat Martin Luther King. dalam suatu situasi tertentu (a specialized set of
interpersonal behaviors that are used in a given communication). Dalam gaya komunikasi
situation) (Tubbs dan Moss, 2000). Masing- ini, tindak komunikasi dilakukan secara
masing gaya komunikasi terdiri dari terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi
sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai dapat mengungkapkan gagasan ataupun
untuk mendapatkan respon atau tanggapan pendapat dalam suasana yang rileks, santai
tertentu dalam situasi yang tertentu pula. dan informal. Gaya ini efektif dalam
Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang memelihara empati dan kerja sama.
digunakan, bergantung pada maksud dari 3. Gaya Komunikasi Berstruktur (The
pengirim (sender) dan harapan dari penerima Structuring style)
(receiver). Gaya komunikasi yang berstruktur ini
Tubbs dan Moss (2000), mengelompokan ditandai dengan berlakunya arus
enam gaya komunikasi, yaitu sebagai berikut: penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan
1. Gaya Komunikasi Mengendalikan (The maupun tertulis yang bersifat dua arah.
Controlling style) Pengirim pesan (sender) lebih memberi
Gaya komunikasi yang bersifat perhatian kepada keinginan untuk
mengendalikan ini, ditandai dengan adanya mempengaruhi orang lain dengan jalan
satu kehendak atau maksud untuk berbagi informasi tentang tujuan
membatasi, memaksa dan mengatur organisasi, jadwal kerja, aturan dan
perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. prosedur yang berlaku dalam organisasi
Orang-orang yang menggunakan gaya tersebut.
komunikasi ini dikenal dengan nama 4. Gaya Komunikasi Dinamis/ Agresif (The
komunikator satu arah atau one-way Dynamic style)
communications. Pihak-pihak yang Gaya komunikasi yang dinamis ini
memakai controlling style ini lebih memiliki kecenderungan agresif, karena
memusatkan perhatian kepada pengiriman pengirim pesan atau sender memahami
pesan dibanding upaya mereka untuk bahwa lingkungan pekerjaannya
berharap pesan. berorientasi pada tindakan (action-
2. Gaya Komunikasi Landasan Kesamaan oriented). Tujuan utama gaya komunikasi
(The Equalitarian style) ini adalah menstimulasi atau merangsang
Aspek penting dari gaya komunikasi pekerja/pegawai untuk bekerja dengan
ini adalah adanya landasan kesamaan. The lebih cepat dan lebih baik. Gaya
equalitarian style ini ditandai dengan komunikasi dinamis cukup efektif
berlakunya arus penyebaran pesan-pesan digunakan dalam mengatasi persoalan-
verbal secara lisan maupun tertulis yang persoalan yang bersifat kritis, namun
bersifat dua arah (two-way traffic of dengan persyaratan bahwa pegawai atau
pegawai pada Sekretariat Daerah Kota Windows dengan menggunakan model analisis
Sabang. jalur (path analysis).
Ha5 : Terdapat pengaruh secara parsial Gaya Analisis jalur pertama kali diperkenalkan
Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja oleh Sewall Wright (1921), seorang ahli
pegawai pada Sekretariat Daerah Kota genetika, namun kemudian dipopulerkan oleh
Sabang. Otis Dudley Duncan (1966), seorang ahli
Ha6 : Terdapat pengaruh secara parsial sosiologi. Analisis jalur bisa dikatakan sebagai
Kepuasan Kerja terhadap Kinerja pengembangan dari konsep korelasi dan regresi,
pegawai pada Sekretariat Daerah Kota dimana korelasi dan regresi tidak
Sabang. mempermasalahkan mengapa hubungan antar
variabel terjadi serta apakah hubungan antar
METODE PENELITIAN variabel tersebut disebabkan oleh variabel itu
A. Jenis dan Sumber Data sendiri atau mungkin dipengaruhi oleh variabel
Data yang digunakan dalam penelitian ini lain.
adalah data primer yang diperoleh dari Berbeda dengan korelasi dan regresi,
kuesioner dan wawancara yang lakukan kepada analisis jalur mempelajari apakah hubungan
pegawai Sekretariat Daerah Kota Sabang, serta yang terjadi disebabkan oleh pengaruh langsung
data sekunder yang bersumber dari penelitian dan tidak langsung dari variabel independen
terdahulu dan dokumentasi lain yang relevan. terhadap variabel dependen, mempelajari
ketergantungan sejumlah variabel dalam suatu
B. Populasi dan Sampel model (model kausal), dan menganalisis
Populasi penelitian adalah semua pegawai hubungan antar variabel dari model kausal yang
Sekretariat Daerah Kota Sabang sejumlah 167 telah dirumuskan oleh peneliti atas dasar
orang. Sampel dalam penelitian ini adalah pertimbangan teoritis. Melalui analisis jalur kita
semua pegawai Sekretariat Daerah Kota Sabang. akan menguji seperangkat hipotesis kausal dan
Sehingga metode yang digunakan adalah menginterpretasikan hubungan langsung atau
metode sensus. tidak langsung (Budi, 2010).
Asumsi yang digunakan dalam analisis
C. Teknik Analisis jalur yaitu: (1) Berbentuk rekursif; (2)
Analisis data dan interpretasi untuk Hubungan satu arah; (3) Linier, aditif dan
penelitian ini ditujukan untuk menjawab kausal; (4) Berdistribusi normal; (5) Tidak ada
pertanyaan-pertanyaan penelitian, maka multikolinieriti; dan (6) Semua variable terukur,
penelitian ini menggunakan bantuan perangkat minimal dalam skala interval.
lunak (software) program SPSS (Statistical
Product and Service Solutions) versi 18.0 for
HASIL PENELITIAN
Pertany Nilai
PC Ket
A. Hasil Uji Reliabilitas dan Validitas aan Kritis r
a. Hasil Uji Reliabilitas A5 0,781 0,151 Valid
A6 0,702 0,151 Valid
Berdasarkan Tabel uji kehandalan dapat
B1 0,736 0,151 Valid
diketahui bahwa nilai alpha (α) untuk masing- B2 0,682 0,151 Valid
B3 0,723 0,151 Valid
masing variabel diperoleh lebih besar dari 0,50
B4 0,796 0,151 Valid
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa B5 0,652 0,151 Valid
C7 0,634 0,151 Valid
semua variabel memenuhi kriteria realibilitas
C8 0,646 0,151 Valid
sebagaimana dipersyaratkan oleh Malhotra C9 0,666 0,151 Valid
D1 0,730 0,151 Valid
(2005).
D2 0,730 0,151 Valid
D3 0,743 0,151 Valid
D4 0,681 0,151 Valid
D5 0,758 0,151 Valid
Tabel 1. Uji Reliabilitas Untuk Masing-Masing D6 0,716 0,151 Valid
Variabel D7 0,688 0,151 Valid
No Variabel Nilai Alpha Ket E5 0,454 0,151 Valid
E6 0,236 0,151 Valid
1. Kinerja 0,849 Handal
2. Kepuasan Kerja 0,760 Handal Sumber: Data Primer 2012 (diolah)
3. Gaya Kepemimpinan Keterangan:
Kerjasama Tim 0,733 Handal
4. Gaya Komunikasi 0,843 Handal A: Kinerja
5. 0,648 Handal
Sumber: Data Primer 2012 (diolah) B: Kepuasan Kerja
Solution (SPSS). Jika dilakukan secara manual semua pernyataan mempunyai nilai korelasi di
maka nilai korelasi yang diperoleh masing- atas nilai kritis 5%, yaitu 0,151. Ini berarti
simultan terhadap kinerja (Z) melalui kepuasan α 1,712 5,385 1,645 0,000
kerja (Y) pegawai pada Sekretariat Daerah Kota
X1 -0,126 -0,136 -1,631 1,645 0,105
Sabang. Struktur hipotesis pertama ini dapat
X2 0,333 0,341 3,571 1,645 0,000
digambarkan sebagai berikut:
X3 0,146 0,151 1,909 1,645 0,058
X1
1 2
Y 0,276 0,282 3,434 1,645 0,001
Y 1 Z 2 R = 0,577
rX 1 X 2 YX 1 RSquare = 0,333
Adjusted
2
X2 R = 0,317
rX1X3 YX2 Y
ZY
Z
Fhitung = 20,218
F tabel = 2,372
rX2 X3 Sig. = 0,000
YX 3 Sumber: Data Primer, 2012 (diolah)
X3
X3 = Gaya Komunikasi
ρ = Koefisien Jalur
Sehingga persamaan untuk model jalur
ɛ = Structural error
substruktur 1 adalah sebagai berikut:
gaya komunikasi berstuktur berpengaruh hipotesis kedua ini dapat digambarkan sebagai
terhadap variabel kinerja melalui variabel berikut.
kepuasan kerja pegawai pada Sekretariat
X1
Daerah Kota Sabang. Hal ini ditandai oleh nilai
Fhitung > Ftabel (20,218 > 2,372) pada tingkat
y
signifikan 1%. rX 1 X 2 YX 1
Variabel B Beta thitung ttabel Sig sama berpengaruh terhadap variabel kepuasan
R = 0,624 kerja pegawai pada Sekretariat Daerah Kota
RSquare = 0,390
Adjusted R2 Sabang. Besarnya pengaruh secara simultan ini
Fhitung = 0,379
F tabel = 34,718 dapat dilihat dari nilai koefisien determinasinya.
Sig. = 2,605
= 0,000 Koefisien determinasi variabel gaya
.
Sumber: Data Primer, 2012 (diolah) kepemimpinan demokrasi, kerjasama tim dan
gaya komunikasi berstruktur terhadap kepuasan
Berdasarkan tabel di atas maka diperoleh kerja adalah sebesar 0,390. Ini berarti
hasil sebagai berikut: perubahan sebesar 39% didasarkan pada
kepuasan kerja yang dapat dijelaskan oleh
0,390
X1
perubahan dari variabel gaya kepemimpinan
0,266
demokrasi, kerjasama tim dan gaya komunikasi
0,610
0,602 berstuktur sedangkan selebihnya sebesar 0,610
artinya sebesar 61% dijelaskan oleh faktor lain
X2 0,348 Y
0,380 diluar variabel gaya kepemimpinan demokrasi,
kerjasama tim, dan gaya komunikasi berstruktur.
0 ,578
Tabel 4, maka dapat disimpulkan bahwa gaya X3 0,151 0,151 0,121 0,272
Y 0,282 0,282 - -
komunikasi berstruktur tidak berpengaruh 2
ℇ1 0,333 0,333 0,111
terhadap kepuasan kerja pegawai pada = 0,111
Sekretariat Daerah Kota Sabang sehingga Ha ℇ2 0,333 0,3332 0,111 1,313
dengan nilai sebesar 0,341 (langsung) dan Terdapat pengaruh antara kepuasan kerja secara
0,348 (tidak langsung). parsial terhadap kinerja pegawai.