You are on page 1of 6
KEJANG PADA NEONATUS (ICD-10: P90) | No. Dokumen No. Revisi | Halaman 404.P. L RSUP Dr. SARDJITO | ae a | us | 1 Disusun oleh: | Diperiksa oleh: KSM Kesehatan Direktur Medik dan | Anak =: Keperawatan | PANDUAN anges’ TErt Ditetapkan oleh: | PRAKTIK 2) Ae 2000! Direktur Utama | KLINIS “ue | L dr. Rukmono SisWihanto, M.-Kes, SpOG(K) l NIP 196404111990101001 TT. Pengertian | Kejang pada neonatus adalah setiap gerakan yang tidak biasa pada bayi baru lahir, berlangsung berulang-ulang dan_periodil ‘Manifestasi kejang pada bayi lahir dapat berupa tremor, hiperaktif, kejang, tiba-tiba menangis melengking, tonus otot hilang disertai/tidak dengan hilangnya kesadaran, pergerakan yang tidak terkendali (involuntary movements), nistagmus atau mata mengedip-needip paroksismal, gerakan seperti mengunyah dan ‘menelan (fenomena oral dan bukal), bahkan apnea (1.2). 3. Pemeriksaan Fisik ‘a. Tanyakan mengenai riwayat ibu selama kehamilan 1) Riwayat penggunaan NAPZA i TORCH saat periode antenatal wat janin, pre-eklampsia, atau infeksi pada 4) Status imunisasi tetanus maternal b, Riwayat persalinan 1) Tempat dan penolong persalinan 2) Rivayat asfiksia saat lahir dan kebutuban resusitasi 3) Trauma labir 4) Riwayat pemotongan dan perawatan tali pusat 5) Lahir Kurang bulan atau berat lahir rendah wayat penyakit keluarga dan lingkungan 1) Rivwayat keluarga dengan kejang pada saat neonatus 2) Kebersihan dan sanitasi lingkungan 4. Karakteristik kejang 1) Gerakan berulang dan periodik di ektremitas atau bagian tubuh Iain 2). Terdapat penurunan kesadaran di antara 2 periode kejang, 3) Onset dan durasi kejang 4) Kesulitan minum/menyusu (2) “Tingkar kepala (mikrosefal/makrosefal), berat sir. panjang badan frekuensi denyut jantung, frekuensi nafas, en, skala nyeri RSUP Dr. SARDJITO KEJANG PADA NEONATUS (ICD-10: P90) No.Dokumen | No, Revisi Halaman’ 404.P.049 0 | 216 PANDUAN PRAKTIK KLINIS ¢. Penurunan kesadaran 4. Pergerakan abnormal: kejang, spasme, jitteriness ¢. Floppy atau letargis f Gejala lain: 1) Sianosis sentra 2) Pucat, perdarahan 3) Kelainan kongenital (2-4) 4. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang dilakukan sesuai dengan kemungkinan dugaan penyebab kejang Kadar glukosa darah sewaktu . Elektrolit serum (natrium, kalium, klorida, kalsium) Pemeriksaan panel sepsis neonatorum |. Pemeriksaan serologi TORCH Pemeriksaan analisis gas darah Analisis cairan serebrospinal | USG kepala | Blektroensefalografi (EEG) atau amplitude electroencephalography (aEEG) | | ARI atau CT-Sean (2,5,6) | | 3. Kriteria Diagnosis, ] | Diagnosis kejang ditegakkan berdasarkan: a. Kriteria klinis, tipe kejang: 1) Swbile. Manifestasi Klinis dapat berupa ocular movement (mate tiba-tiba terbuka dengan bola mata terfiksasi pada | satu arah): oral-bucal-lingual movements (gerakan mengisap, mengunyah, menjulurkan lidah); serta dapat seperti gerakan normal (berenang, mendayung, bertinju, | atau bersepeda), disfuungsi otonom. 2) Klonik. Gerakan ritmik, menyentak lambat (slow jerking) melibatkan wajah dan ekstremitas. Biasanya kesadaran bayi telap baik. Dapat bersifat fokal atau multifokal. 3) Tonik. Gerakan yang tampak berupa gerakan_ekstensi ckstremitas atas dan ekstremitas bawah disertai opistotonus. XKejang ini dapat berupa kejang tonik fokal ataupun umum, — ® 7, Diagnosis Banding LL KEJANG PADA NEONATUS (ICD-10: P90) | No: Dokuen No. Revisi Halaman RSUP Dr. SARDIITO | TORO 6 | me p= - PANDUAN | PRAKTIK | | KLINIS L i 4) Kejang mioklonus. Berupa gerakan menyentak cepat yang terjadi akibat kontraksi pada otot fleksor dan dapat bersifat fokal, multifokal, atau umum. ». Elektroensefalografi menunjukkan gelombang abnormal | Klasifikasi kejang pada neonatus a. Kejang epileptik: fenomena kejang secara klinis berhubungan dengan perubahan gambaran aktivitas EEG b. Kejang non-epileptik: Kejang Minis tanpa disertai atau berhubungan dengan perubahan gambaran EEG |e. Kejang EEG: aktivitas kejang pada EEG yang tidak disertai tanda kejang secara klinis. (3.6.7) [6. Diagnosis - Kejang pada neonatus (P90) ] Gerakan mirip Kejang: a. Jiteriness |b. Benign neonatal sleep myoclonus ¢. Stimulus-evoked myoclonus 4. Hyperekplexia (stiff-man syndrome) Diagnosis banding penyebab kejang: a. Muncul di hari 1-2 (wal) | 1) Hypoxic-ischemie Encephalopathy | 2) Perderahan intrakranial | 3) Hipoglikemia | 4) Injeksi anestesi Cerebral dysgenesis |b. Muncul di hati 3-7 ; | 1) Inborn errors of metabolism | 2) Infeks inrakranial 3) Hipokalsemia | 4) Drug withdrawal 5) Benign idiopathic neonatal convul 6) Benign familial neonatal convulsions juncul di hari 7-10 |& Mem metal epilepsy syndrome (12.4) KEJANG PADA NEONATUS (ICD-10: P90) No. Dokumen | No. Revisit Halaman 404.P.099 | 0 416 | | RSUP Dr. SARDJITO. | PANDUAN PRAKTIK | KLINIS 8. Tatalaksana a Pada semue neonatus dengan kejang, lakukan pemeriksaan gula dara sewaktu. Jika didapatkan hipoglikemia, lakukan manajemen hipoglikemia (lihat PPK hipoglikemia pada neonatus) bb. Apabila infeksi intrakranial dicurigai sebagai penyebab kejang, Jakukan pemeriksaan pungsi lumbal ¢. Berikan Fenobarbital dengan dosis 20 mg/kg berat badan IV dalam waktu 10-15 menit apabila bayi dalam keadaan kejang | atau bayi kejang dalam beberapa jam terakhir. 1) Bila jalur IV belum terpasang, berikan fenobarbital 20 mgikg sebagai dosis tunggal dengan injeksi IM ) Bila Kejang tidak bethenti dalam waktu 30 menit, berikan | dosis ulangan fenobarbital 10 mg/kg berat badan TV atau | IM. Dapat diulangé sekali lagi 30 menit kemudian bila perlu. | (Dosis maksimal 40 mg/kg dalam 24 jam) | Bila kejang berhenti, berikan dosis rumatan fenobarbital 4- | 6 mg/kg BB/hari terbagi menjadi 2 dosis, mulai diberikan | | 24 jam setelah bolus. 4) Bila kejang masih berlanjut atau berulang setelah pemberian phenobarbital dengan dosis total 40 ngkeBB/24 jam, berikan Fenitoin IV 20 mg/kg BB, | :n memperhatikan hal hal sebagai berikut: | a) Fenitoin hanya diberikan secara TV >) Fenitoin dilarutkan dalam 15 ml NaCl 0,9% dan iberikan dengan kecepatan infus 0,5 ml/menit selama | ©) Lakukan pemantauan denyut jantung — selama | pemberian fenitoin 4. Apabila bsyi mengalami distres_pemapasan, berikan terapi oksigen ‘Sesuaiderajat’ distress mapas. Lakukan \wasan/monitor selama pemberian terapi oksigen. ayi untuk melihat kemungkinan kejang_berulang, | kejang subi. | f. Lanjutkan pemberian eairan IV sesuai dengan usia dan berat | Sennen KEJANG PADA NEONATUS (ICD-10: P90) No, Dokumen No. Revisi Halaman | 404.P.039 0 516 RSUP Dr. SARDJITO | PANDUAN | PRAKTIK KLINIS [ 7 ‘2 Berikan perawatan umum untuk bayi: | 1) Hindarkan stimulasi suara dan memegang bayi secara berlebihan; 2) Pegang dan gerakkan bayi dengan pelan untuk menghindari ‘trauma karena tonus ototnya masih lemah | 3). Awasi efek samping obat, fenobarbital dapat menyebabkan ‘bayi mengantuk untuk beberapa hari hh. Bila bayi sudah tiga jam tidak kejang, anjurkan bayi untuk |” menyusu ASI. Bila bayi tidak mau menyusu ASI, beri ASI perah dengan menggunakan salah satu altematif cara pemberian | minum, i, Pemberian obst anti kejang dihentikan apabila: | 1) Pasien bebas kejang >3 hari, DAN 2) Pemeriksaan neurologis normal darvatau hasil BEG normal(4-6,8) 9. Edukasi Jelaskan kepada Tu dan Keluarga bahwa bila kejang sudah | berhenti dan bayi dapat diberikan minum b jemegang dan mengelus bayinya | untuk membanwu mengurangi iritabilitas [10 Prognosis Ad vitam: dubia | Ad funciionam: dubia | Ad sanationam: dubia 11. Indikator Medis Kejang terkontrol Etiologi kejan; ‘dentifikasi sudah teratasi 12. Syarat pulang pasien | Pasien akan direncanakan pulang apabila sudah tidak terjadi | rawat inap kejang minimal 3 hari dan ibu dapat menyusui dengan ASI dan tidak dijumpai masaleh yang memerlukan perawatan di rumah sakit | 13. Penelaah Kritis 1. dr. Tunjung Wibowo MPH, MKes SpAK, 2. Dr. dr. Ekawaty LH, MPH, SpAK, 3, dr, Setya Wandita, MKes, SpAK, 4. dr raini, MSc, SpAK, de. Flysa Nur Safrida, MSc, SpA KEJANG PADA NEONATUS (ICD-10: P90) No.Dokumen | No. Revist Halaman 9047089) 0 6/6 RSUP Dr. SARDJITO | | PANDUAN | PRAKTIK KLINIS | 1. Mosley M. Neonatal seizures. Pediatr Rev. 201 2. Lockwood CJ. Clinical features, evaluation, and neonatal seizures. UpToDate. 2016;1-15. 3. WHO Department of Mental Health and Substance Abuse, | WHO Department of Matemal Newbom Child and Adolescent Health, OASI Department of Mental Retardation Unit of Neurology and Clinical Neurophysiopathology. Guidelines on neonatal seizures. World Heal Organ [Internet]. 2011;1-100, Available from: | _hupy/wwww.who.int/mental_health/publications/guidelines_neo natal_seizures/en/ 4. Cooper P, Johnson R, Saloojee H, Zupan J. Managing Newbom Problems: A guide for doctors, nurses, and midwives. | MeCormick M, editor. Hong Kong: World Health Organization: 2003. F-91. Millichap JG. Etiology and Prognosis of Neonatal Convulsions. Pediatr Neurol Briefs. 2012:26(10):79. 6. Penaialaksansan R. Rekomendasi Penatalaksanaan Kejang pada Neonatus. 2019; | 7. Unknown, Pelajaran 1. 2002;1-18. | 8 Andrade P, Shaikh Z, Chavez W, Torres A. Treatment of neonatal seizures. Medicina (B Aires). 2018:78:30-5. 14, Daftar Pustaka | | Kua Komite Medi NIP 1962022019871010¢

You might also like