You are on page 1of 43
4 Operating, Financial dan Total Leverage Istilah leverage biasanya diprgunakan untuk menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menggunakan aktiva atau dana yang mem- punyai beban tetap (fixed cost assets or funds) untuk memperbesar tingkat penghasilan (return) bagi pemilik perusahaan. Dengan memperbesar tingkat leverage maka hal ini akan berarti bahwa tingkat ketidakpastikan (uncertainty) dari retum yang akan diperoleh akan semakin tinggi pula, tetapi pada saat yang sama hal tersebut juga akan memperbesar jumlah return yang akan diperoleh. Tingkat leverage ini bisa saja berbeda-beda antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya, atau dari satu periode ke periode lainnya di dalam satu perusahaan, tetapi yang jelas, semakin tinggi tingkat leverage akan semakin tinggi risiko yang dihadapi serta semain besar tingkat return atau penghasilan yang di- harapkan. Istilah risiko (risk) di sini dimaksudkan denga ketidakpastian (uncertainty) dalam hubungannya dengan kemampuan perusahaan mem- bayar kewajiban-kewajiban tetapnya (fixed payment obligation). _ _ Didalam manajemen keuangan perusahaan pada umumnya dikenal tiga macam leverage, yaitu: operating leverage, financial leberage, dan total leverage. Bab empat ini terdiri dari lima bagian pokok yang masing-masing membahas; bagian pertama membicarakan tentang kerangka dasar (frame- me dari laporan rugi-laba yang digunakan untuk membahas operating, a dan total leverage. Bagian kedua membahas rene analisa dengan Point, bagian ketiga pengembangan konsep operating pa membeh eEunakan framework analisa breakeven point ae aes ‘as tentang financial leverage, dan bagian terakhir membahas ten- bet inasi dari ting dan finasial leverage, leverage yang merupakan kombinasi dari operating Pe "ggunaan laporan rugi-laba dalam pendekatan leverage wah Operating dan financial leverage" dapat digambarkan secaram Keuangan Perusahaan gi-laba, Tabel 4.1. menyajikan format ‘an dalam menjelaskan pendekatan ope. 90 Manajemen laporan ru menggunakan dengan mea yang dipergunak japoran rugi-laba rating dan financial leverage. Tabel 4.1. Format Umum Laporan Rugi-Laba Format Umum Lapras Sales revenue Less: Cost of goods sold Operating oa Gross profit leverage Less: Operating expenses Earning before interest and taxes (EBIT) Less: Interest Earning before taxes (EBT) Financial Less: Taxes leverage Earning after taxes (EAT) Less: Preferred stock devidend Earning available for common stockholders Operating leverage berkenaan dengan “hubungan antara hasil penjualan dengan tingkat pendapatan sebelum pembayaran bunga dan Pajak". (the firm's sales revenue to its earning before interest and taxes), sedangkan financial leverage berkenaan dengan “hubungan antara pen- dapatan sebelum pembayaran bunga dan pajak" (EBIT) dengan pendapatan yang tersedia bagi para pemegang saham biasa (earning before interest & taxes and the earning available for common stockholders) atau sampai dengan pendapatan per lembar saham (earning per share, EPS). Analisa Breakeyen Point ; Sebelum membicarakan operating leverage maka adalah sangat Penfing untuk memahami konsep-konsep dalam analisa breakeven Paes arena Konsep ini akan merupakan kerangka dasar dalam menjelaskan aspek-aspek pokok dalam analisa operating leverage. istilah . Analisa breakeven point yang seringkali juga disebut dengan “ue Cost-volume-profit analysis" adalah sangat penting bagi perusahaan Perencanaan dan Analisa Keuangan Pew sahaan 9 rena hal ituakan: a ) Memungkinkan Perusahaan untuk menentukan tingkat operasi yang harus dilakukan agar semua operating cost dapat tertutup, dan (2) Untuk mengevaluasi tingkat-tingkat penjualan tertentu dalam hubung- annya dengan tingkat keuntungan. Untuk dapat mengadakan analisa breakeven ini, maka perlu terlebih dahulu diadakan pembagian biaya sesuai dengan sifat-sifatnya. Dari Tabel 4. jelas bahwauntuk menghitung earning before interest and taxes (EBIT) terlebih dahulu jumlah penghasilan dari penjualan dikurangi dengan cost of goods sold dan operating expenses. Secara singkat bentuknya adalah seperti tergambar di dalam Tabel 4.2. Tabel 4.2. Operating Leverage dan Laporan Rugi-Laba Sales revenue Operating Less: Cost and goods sold leverage st and taxes arming before inte Sifat-sifat Biaya Cost of goods sold dan operating expenses terdiri dari unsur-unsur biaya yang sifatnya tetap dan variable (fixed and variable cost). Dalam hal- hal tertentu, ada biaya-biaya yang sifatnya merupakan kombinasi dari biaya tetap dan biay ble, yaitu biaya "semi variable cost". Ketiga bentuk biaya tersebut disajikan dalam Gambar 4.1. Gambar 4.1. Gambaran biaya menurut sifatnya _—— > semi variable cost — variable cost fixed cost Sales (units) angan Perusalaan najementig 92 Manay Biaya telap sderhana dapat dikatakan bahwa biaya tetap berhubungan se dunction of time) dan tidak berhubungan dengan tingkay Hae oevarannya didasarkan pada periode akunlansi tertenty tbr besarnya adalah sama, isalnya, sewa gedung, penghapusan aktiva tetap, in lain-lainnya. Sampai dengan range (jumlah) output tertentu biaya ini secara total tidak berubah. dengan W! penjualan. Pemba Biaya variable ; Biaya ini berhubungan langsung dengan tingkat produksi atay penjualan karena besarnya ditentukan oleh berapa besar volume produksi atau penjualan yang dilakukan, misalnya biaya bahan mentah, biaya tenaga kerja langsung dan lain-lain. Biaya semivariable Biaya semivariable atau semivariable cost yang kadang-kadang juga disebut dengan "semifixed cost" mempunyai ciri ciri gabungan antarabiaya tetap dan biaya variable. Contoh dari semivariable cost misalnya sajakomisi bagi para salesmen yang jumlahnya (etap sampai pada volume penjualan tertentu dan bertambah besar pada volume penjualan yang lebih tinggi Oleh karena di dalam perhitungan breakeven point hanya kedua bentuk biaya yang pertama saja yang digunakan, yaitu fixed dan variable cost, maka dengan menggunakan beberapa metode perhitungan tertentu biaya semivariable ini haruslah dialokasikan baik ke dalam fixed cost maupun variable cost. Penentuan tingkat breakeven point Penentuan tingkat breakeven point dapat dilakukan baik dengan menggunakan persamaan maupun dengan menggunakan pendekatan Bralik. Di sini breakeven point diartikan sebagai suatu tingkat penjual yang dapat menutup "fixed dan variable operating expenses" atau biaya biaya operasi yang bersifat tetap dan variable. Dengan perkataan a breakeven Point akan tercapai pada tingkat earning before interest and taxes = 0. Seringkali pula breakeven point diartikan sebagai tingkat penjualan {aie dapat menutup semua biaya baik operating maupun financial © im (overall breakeven point), Cara perhitungan kedua hal tersebut adalah sav" tspi untuk maksud penganalisaan di dalam buku ini, maka pense breakeven point yang pertama itulah yang akan digunakan. cost of Dengan menggunakan klasifikasi biaya seperti di atas, maka ee Perencanaan ‘%1 Analisa Keuangan Perusahaan 93 gd dan operating expenses dipat dikelompokkan ke dalam biaya- goods sol ; g bersifat tetap dan variabel seperti yang terlihat dalam Tabel 4.3. biaya yan Tabel 4.3. Operating leverage, fixed dan variable operating cost Sales revenue Operating Less: Variable operating cost leverage Less: Fixed operating cost Earning before interest and taxes (EBIT) ian biaya seperti dalam Tabel 4.3. maka Setelah mengadakan pembagi dapat dilakukan sebagai berikut: untuk penentuan tingkat breakeven point EBIT = (Px X)—(VxX)—F P = harga jual per unit X = volume penjualan dalam unit V = biaya operasi variabel/unit (variable operating cost per unit) F = biaya operasi tetap ( di mana: fixed operating cost) mbarkan hubungan antara masing-masing kompo- Tabel 4.4 mengga nen dalam persamaan di alas. Tabel 4.4. ‘Analisa breakeven dengan menggunakan persamaan Tem Persamaan ee Sales revenue PxX —VxX Less: Variable operating cost Less: Fixed operating cost Earning before interest and taxes Persamaan di atas dapat disederhanakan menjadi: EBIT = xX (P—V)—F uangan Perusahaan Manajemen K ceven point dicapal pada tingkat earning before inte maan tersebul dapat ditulis sebag; oO and arena bi oleh karena | aN berikin: taxes (EBIT) BEP tercapai pad 0, maka fa tingkat EBIT = 0, maka BEP= X = Sy Contoh: Sebuah perusahaan mempunyai fixed operating cost sebesar Rp 250.000,00 dan harga jual produknya sebesar Rp 100,00 per unit, Untuk menghasilkan produk tersebut dikeluarkan variable ope- rating cost sebesar Rp 50,00 per unitnya. Dengan menerapkan formula 4.3. di depan maka akan diperoleh hasil sebagai berikut: BEP dalam unit: X = 250,000.00 = 5.000 unit 100 — 50 Pada tingkat penjualan 5.000 unit a EBIT yang dicapai adalah nol. Dalam contoh di atas dapat diketahui bahwa apabila perusahaan menjual di bawah 5.000 unit maka EBIT yang akan dicapai adalah negatif, sedangkan apabila penjualan berada di atas 5.000 unit perusahaan akan memperoleh EBIT yang positif. au Rp 500.000,00 (5.000 x Rp 100,00) Pendekatan grafik dalam Analisa breakeven point Breakeven point dapat pula dicari dengan menggunakan grafik. Gambar 4.2 memperlihatkan analisa breakeven point dalam bentuk grafik dengan menggunakan contoh yang diberikan di atas, Grafik tersebut mem Punyai tiga buah garis horisontal yang masing-masing menunjukkan: Fixed Rare Cost, sales units dan sales revenue. Kedua garis penjualan (sales ere revenue) bisa digunakan, tetapi pendekatan berdasarkan g2"'> cs oe unit lebih banyak digunakan dan lebih mudah Sia bantu saja >t" Menunjukkan sales revenue hanya merupakan & Dan Ge , pth tik ater a2 tersebut terlihat bahwa breakeven point Lae Menggunakan ry sama dengan total operating cost nt i muka maka total operating cost = F al Didalam ar Srafik 5 oper st Sesuai om ersebut juga digambarkan fixed dan er i . a Kan mempun a pava ing co: tam an karakteristik dari masing-masing cost, Ya EBIT yang negatif pada tingkat penjualat fC EOSEE ESN ERANSA Keveangan Perusahaan 95 Gambar 4.2, Analisa Breakeven Point secara grafik sales revenue EBIT total operating cost 750 cost! revenue (000) 500 Variable operating cost 250 Fixed operating sales unit sales Rp (000) 500 1,000 1.500 5.000 unit karena pada tingkat ini total operating cost lebih besar daripada revenue, Semakin tinggi tingkat penjualan di atas breakeven point akan semakin besar pula EBIT yang dicapai, demikian pula sebaliknya. Pengaruh perubahan biaya terhadap breakeven point Breakeven point ini sangat sensitif sekali terhadap perubahan sejum- lah faktor khususnya fixed operating cost, variable operating cost per unit dan harga jual per unit hasil produksi perusahaan. Di bawah ini akan diberikan beberapa contoh tentang pengaruh dari perubahan variabel- Variabel di atas. Perubahan biaya operasi tetap Dengan meningkatkan fixed operating cost maka tingkat breakeven Point akan meningkat pula, demikian juga halnya kalau fixed operating cost diturunkan maka tingkat breakeven point pun akan bergerak turun ke titik Yang lebih rendah Perubahan yang akan disajikan di sini menggunakan contoh yang Sama seperti sudah diberikan di muka. Apabila fixed operating cost dina- Manajemen Kewansan Perusahaan Gambar 4.3. kan fixed operating cost terhadap breakeven point 9 Pengaruh kenai sales 1,000] revenue ae total operating cost cost) 750 variable operating cost revenue (000) 500 250 fixed operating cost sales units 5.000 10.000 15.000 20.000 ikkan menjadi Rp 300.000,00 maka breakeven pointnya akan menjadi: _ __Rp 300: BEP = 00.000,00 ___ 6.000 unit Rp 100,00 —Rp 50,00 4 F Rp 200000 pO ee OPEFAting cost tersebut diturunkan menjadi 000,00 maka breakeven Pointnya akan tercapai pada titik BEP = Rp 200.000,00 Rp 100,00 — Rp 50,00 = 4.000 units Pengaruh ke Naik F Sn fixed operating cost disajikan dalam Gambar 4.3. Perubahan harga jual er unit 84 jual p Kenaikan . harga j Poi dan sebatiknye U2! PEF Unit akan menurunkan tingkal bre8 Pengaruh ‘ethadap oe tingkat harga jual per unit akan memb! 800 mene UMnYA breakeven point, ; mikkan harga jual per unit dari Rp 100,00 menjadi RP kever! awa bs Perencanaan dan Anatisa Keuangan Perusahaan 97 130,00 dan menurunkannya dari Rp 100,00 menjadi Rp 75,00 akan mem- punyai pengaruh sebagai berikut: a) Harga jual Rp 130,00 per unit. = Rp_250.000,00 _ . BEP =—5750,00—Rp 50007 = 3-!25 unit b) _ Harga jual Rp 75,00 per unit. Rp_250.000,00 . p = ——Rp 250.000,00___ BE) Rp 75,00—Rp 50,00 10.000 unit Pengaruh kenaikan harga jual per unit menjadi Rp 130,00 disajikan dalam Gambar 4.4. Gambar 4.4. Pengaruh kenaikan harga jual per unit terhadap breakeven point EBIT revenue total operating cost variable operating cost (000) fixed operating cost sales units 5.000 10.000 15.000 Perubahan variable operating cost per unit . Meningkatnya variable cost per unit akan meninggikan tingkat breakeven point, sedangkan penurunan variable cost/unit akan mempunyal Pengaruh yang sebaliknya, Pengaruh dari kenaikan variable cost per unit dari Rp 50,00 menjadi Rp 75,00 dan menurunnya menjadi Rp 25,00 akan | | nen Keuanngant PC rusahaan gs Manas andl bawal int ple operating cost " Rp 250.000,00 = 10.000 unit BEP = Rp 100,00 — Rp 75,00 meningkat menjadi Rp 75,00/unit. diye a) Varta Gambar 4.5. aruh dari kenaikan variable operating cost terhadap breakeven point Peng Total sales revenue EBIT, Penner CCE ane i ad Variable cost revenue (00) 750 500 - 250 | fixed operating cost 0 5.000 10.000 15.000 20.000 b) Variable operating cost turun dari Rp 50,000 menjadi Rp 25,00/unit BEP = Rp _250.000,00 Rp 100,00 —Rp 2500 = 33 3,33 unit Pengaruh dari Pins i kenaikan. vari | disajikan dalam Gaiberacn oe Operating cost menjadi Rp 75,00/unit 1 samping d Pendekatan dengan ate Pendekatan yang sudah disajikan di muk% Gsaikan pula anatiga beeen kA Persamaan dan grafik, di sini ee ‘a nt, pmeanaicn Point dalam rupiah penjualan, penentuan baik dalam Penentuan titik breakeven terhai dap lebih dari sat Tupiah maupun dalam unit penjualan. Kas breakeve, Jenis ae Poi i ee eee Perencanaan dan Analisa Keuangan Perusahaan 99 reakeven point dalam rupiah Penge a breakeven point dalam rupiah dari penjualan penting sekali terutama bagi perusahaan-perusahaan yang mempunyai 1-macam produk yang dijual dengan harga yang berbeda-beda ‘ama lain, Dengan mengasumsikan bahwa "product mix" tetap kon- stant maka breakeven dalam rupiah dapat dihitung dengan menggunakan contribution margin ratio approach. Dengan contribution margin ratio di | sini dimaksudkan "prosentase dari selisih antara harga jual per unit dengan | variable cost per unit dibagi dengan harga jual per unit". | Penting pula untuk diketahui di sini bahwa untuk perusahaan yang memproduksikan satu jenis barang maka dapat digunakan persamaan yang sudah diberikan di muka, yaitu: S$ = (PxX) dan TV = (V x X) v = variable operating cost per unit P = harga jual per unit X = unit yang dijual S = total sales revenue dalam rupiah TV = total variable cost untuk mencapai penjualan, S, rupiah. Prosentase variable cost untuk setiap rupiah penjualan dapat dihitung sebagai berikut: (TV : S). Apabila hasil dari perhitungan ini dikurangkan dari satu (1) maka akan diperoleh contribution margin ratio. Atau: Vv Contribution margin ratio. = (I—2—) Apabila D adalah jumlah rupiah penjualan yang dicapai atau di- bandingkan, maka EBIT dapat dicari dengan mengalikan contribution margin ratio dengan D dan kemudian dikurangi dengan F (fixed cost). Persamaannya dapat ditulis sebagai berikut: EBIT = DU— Y)_F Seperti | tercapai pada sebagai berikut: udah dikatakan di muka bahwa tingkat breakeven point { EBIT = 0, olch karena itu persamaan di atas dapat ditulis BEP tercapai pada tingkat EBIT = 0, maka: bp =—E— | Vv 1— — | ( = Conangan Perusahaan Jo Manajemen Kewangan Pers persamaan di atas digunakan untuk menentukan tik bre dalam rupiah dari penjualan. Conus Reriataan “Taruna ny mempunyai fixed operating cost sebesar Rp .000,00. Valume penjualansebesar Rp 800.000,00dan otal variable operating cost adalah Rp 600.000,00. Dengan menggunakan rumus di atas maka akan didapatkan hasil sebagai berikut: Rp _100.000,00 BEP =~" Rp 600.0000 (—~ Rp 800.000,00 akeven gineng” an ne oo Tingkat breakeven point dari contoh di atas dapat pula dihitung apabila hanya diketahui fixed cost, harga jual per unit, dan variable operat- ing cost per unit. Kalau dalam contoh di atas misalnya diketahui bahwa jumlah unit yang terjual adalah sebanyak 10.000 maka harga jual per unit P adalah Rp 80,00 (800.000/10.000), dan variable operating cost per unit V adalah sebesar Rp 60,00 (600.000/10.000). Dengan demikian apabila data ini dimasukkan ke dalam formula untuk menghitung tingkat breakeven point atas dasar harga jual dan variable operating cost per unit, maka akan didapatkan hasil sebagai berikut: Ey BEP = V. Cea) = Rp 100.000,00_ 0,25 = Rp 400.000,00 ,00 EBT Dengan demikian maka pada tingkat penjualan Rp 400.000, adalah nol. . am __ Pethitungan-perhitungan di atas hanya menunjukkan a Penjualan yang harus dicapai sehingga perusahaan tidak met eM veil” Yang Negatif maupun yang positif. Untuk menghitung V° volun i EB! Perencanaan dan Analisa Keuangan Perusahaan \O4 ngkat EBIT yang diinginkan maka jumlah EBIT tersebut harus pada ti " hkan ke dalam jumlah fixed cost, dan proses selanjutnya adalah ditambal sama. Comtoh: Perusahaan “Batu Rea" menjual produknya dengan harga Rp 100,00 per unit dan untuk itu perusahaan harus mengeluarkan variable operating cost Rp 60,00 per unit dan fixed operating cost sebesar Rp 25,000,00; Perusahaan merencanakan untuk mencapai tingkat EBIT se- besar Rp 10.000,00. Berapakah tingkat penjualan yang harus dicapai oleh perusahaan? Fixed cost + EBIT yang diinginkan Vv a— pp) a Rp_25.000,00 + Rp_10.000,00 60 ) oa i 100 Rp_ 35.000,00 04 = Rp 87.500,00 Kalau dicari tingkat penjualan dalam unit, X, maka: _ _35,000,00 100 — 60 = 875 unit Di samping cara menggambarkan breakeven point seperti yang sudah disajikan di muka, breakeven point dapat pula digambarkan dalam bentuk yang sekaligus akan menunjukkan jumlah penjualan dalam unit serta EBIT yang diperoleh, seperti terlihat dalam Gambar 4.6. Dari Gambar 4.6. tersebut jelas terlihat bahwa apabila perusahaan tidak berproduksi sama sekali maka jumlah kerugian yang akan dideritanya adalah sebesar fixed cost, dan pada penjualan 625 unit perusahaan mempu- nyai EBIT nol. Apabila slope dari garis EBIT tersebut terus ditarik ke atas, maka pada volume penjualan sebesar 875 dan 1000 unit akan diperoleh EBIT masing-masing sebesar Rp 10.000,00 dan Rp 15.000,00 Grafik breakeven point seperti ini biasanya lebih disuk langsung menunjukkan jumlah EBIT pada tingkat penjualan. arena bisa Manajemen Kewangan Perusahaan 102 Manaje Gambar 4.6. breakeven point dalam unit dan EBIT slope EBIT pada harga jual Rp 100,00/unit sales units (00) Analisa kas breakeven point Analisa ini mengenal adanya perbedaan di antara jumlah biaya (expenses) dengan pengeluaran kas yang sesungguhnya. Perbedaan terse- but timbul karena di dalam komponen fixed cost terdapat biaya-biaya yang tidak memerlukan pengeluaran uang kas (non cash charges). Non cash ini menyebabkan titik breakeven dicapai pada tingkat penjualan yang lebih tinggi (overstated). Oleh karena itu, dalam analisa kas BEP semua biaya- biaya non cash tersebut harus dikeluarkan. verik Penentuan tingkat kas BEP dapat dilakukan dengan formula sebagai erikut: KasBEP = di mana: . = ne Operating Cost , iz a cash charges (biaya non cash) \ a ‘arga jual per unit = Variable operating cost per unit Contoh: p erusahaan "Angi » n “Angin Renas" mempunyai fixed operating cost © Perencunaan dan Analisa Keuangan Perusahaan 103 besar Rp 25.000,00 di mana di dalamnya termasuk non cash charges (depresiasi) sebesar Rp_15.000,00, Harga jual per unit dan variable operat- ing cost dari produknya masing-masing sebesar Rp 100,00 dan Rp 50,00. Berdasarkan data di atas, maka kas breakeven point dari perusahaan "Angin Renas” adalah: Kas BEP= Rp25.000,00— Rp 15.000,00 Rp 100,00 — Rp 50,00 — Rp 10.000,00 Rp 50,00 = 200 unit Gambar 4.7. Grafik breakeven dan kas breakeven point 100 salesrevenue a) total operating cost revenue ; aa garis dari depresiasi 15 total cash operating cost 50 25 / fixed operating cost cash BEP depresiasi 10 fixed cash operating cost 0 sales units 7,000 7.500 2.000 0 20-50 100 150 200 sales revenue (000) 10k Mangjomen Keuangan Perusahaan Kay breakeven point tentu saja lebih rendah . bias (500 unit) Karena di dalam pethitungan breakesey yang ba 28 i tidak dikeluarkan dari fixed operating cost, 2 bias gt Perbedaan antara kedua breakeven tersebut dapat dilihat py dalam Gambar 4.7. Pid peat dati breakey dept Breakeven point untuk lebih dari satu macam produk Untuk mencari breakeven point dari dua atau lebih Produk mp perhitungannya agak berbeda sedikit dengan cara mencari breakeven nn satu jenis produk karena adanya variable Operating cost dan harga juan unit yang berbeda dari masing-masing ens produk. Disampine és ce breakeven point baru dapat dihitung apabila terlebih dahuly sudah diketahuj komposisi penjualan dari masing-masing produk. Contoh: Perusahaan "Tantar Matano” yang bergerak dalam bidang pro. duksi "kain batik" dan "stagen” merencanakan perluasan daerah pemasaran- nya meliputi wilayah Jawa Timur, Bali, Lombok, dan Sumbawa Penjualan Kain batik direncanakan sebesar 25.000 unit a Rp 3.500,00 dan stagen sebesar 15.000 unit a Rp 1.000,00. Variable Operating cost untuk masing- masing jenis produk adalah Rp 2.000,00 per unit kain batik, dan Rp 600,00 Per unit stagen, sedangkan fixed operating cost untuk kedua Jenis produk tersebut adalah Rp 28.275.000,00. Hitunglah breakeven point untuk kedua Jenis produk tersebut baik dalam rupiah maupun dalam unit penjualan. Jawab: a) Breakeven point dalam rupiah Produk Keterangan corel Kain batik Stagen Penjualan Rp 87.500.000.00 | Rp 15.000,000.00 | Rp 102-500.00000 Fixed operating cost = = Dart Variable operating cash | Rp 50,000.000,00 Rp 9.000,000,00 | Rp 59.0000 Bep = —F TV S = —28.275.000,00 (1 — _59.000.000,00 ) 102.500.000,00 Perencanaan dan Analisa Keuangan Perusahaan 105 28.275.000,00 0,4243902 Rp 66.625.000,00 (dibulatkan) " b) Breakeven point dalam unit (1) @ @)* () Unit Perbandingan | Contribution (2x3) Penjualan Penjualan margin Contribution mar- Per unit gin tertimbang Batik: 25.000 unit 25.000/40.000 | Rp 1.500,00 Rp 937,50 Stagen: 15.000 unit 15.000/40.000 | Rp 400,00 Rp 150,50 = 40.000 unit Total Rp 1.087,50 *Contribution margin/unit = harga jual per unit — variable operating cost per unit — 28.275.000,00 Ded 1.087,50 26.000 unit ui Jadi breakeven point tercapai padatitik penjualan sebesar 26.000 unit, masing-masing 16.250 unit untuk kain batik (25/40 x 26.000) dan 9.750 unit untuk stagen (15/40 x 26.000). Untuk lebih jelasnya maka ada baiknya tingkat breakeven point sebesar 26.000 unit tersebut diuji kebenarannya sebagai berikut: Produk Keterangan Total Kain batik Stagen Penjualan Rp 56.875.000,00 | Rp 9.750.000,00 | Rp 66.625.000,00 Dikurangi - 7 Rp 28.275,000,00 Fixed operating cost Dikurangi Variable operating cost Rp 32.500.000,00 | Rp 5.850.000,00 | Rp 38.350.000,00 EBIT 0 Kelemahan dalam analisa breakeven point Sekalipun analisa breakeven ini banyak digunakan oleh perusahaan etapi tidak dapat dilupakan bahwa analisa ini mempunyai beberapa kele- mahan. Kelemahan utama dari analisa breakeven point antara lain: asumsi tentang linearity, klasifikasi cost, dan penggunaannya terbatas untuk jangka waktu yang pendek. venangan Perusahaan jog Mnajemert Ke bar 4.8. n menggunakan pendekatan non tng ear ik breakeven point dena Gral cod | total operating cost fee sales revenue (Rp) variable operating cost fixed operating cost sales units Asumsi tentang linearity Pada umumnya baik harga jual per unit maupun variable operating cost per unit tidaklah berdiri sendiri terlepas dari volume penjualan. Dengan perkataan lain, tingkat penjualan yang melewati suatu titik tertentu hanya akan dapat dicapai dengan jalan menurunkan harga jual per unit. Hal ini tentu saja akan menyebabkan garis revenue tidak akan lurus melainkan melengkung. Di samping itu variable operating cost per unit juga akan bertambah besar dengan meningkatnya volume penjualan mendekati kapasitas penuh. Hal ini bis: saja disebabkan karena menurunnya efisiensi tenaga kerja atau bertambah besamya upah lembur. Gambar 4.8. menya- Jikan grafik analisa breakeven point dengan menggunakan garis revenue dan total operating cost yang non linear. Dari gambar tersebut terlihat bahwa tingkat EBIT yang tertinggi (maksimum EBIT) tercapai pada tingkat eee bawah BEP maksimum, sedangkan menurut Gambar pa akan terus bertambah besar dengan meningkatnya penjualan ai atas BEP, tetapi anggapan ini tidak selamanya benar kalau digunaksn Pendekatan yang non linear, i biaya

You might also like