You are on page 1of 18

Tabel data curah hujan

Curah Hujan di Kabupaten Nunukan


Bulan 2016 Jumlah 2017 Jumlah 2018 Jumah
2019 (mm) Jumlah 2020 (mm) Jumlah Hari
(mm) Hari (mm) Hari (mm) Hari Hari
Januari 140,5 12 241,6 16 120,1 22 212,5 15 249,8 19
Februari 76,6 11 65,9 19 104,2 16 6,4 4 127,7 13
Maret 112,4 8 295,7 23 160,3 15 194 12 90,3 15
April 62,2 12 282,5 25 206,7 18 95,4 16 132,9 14
Mei 281,7 22 179,4 22 291,2 24 300 21 112,5 20
Juni 175,9 20 144,2 22 185,4 17 407,1 27 233,5 23
Juli 236,5 21 247 22 413,5 24 314,3 23 133,5 24
Agustus 581 25 336,5 25 236,9 20 251,2 18 128,2 22
September 475,9 23 293,3 23 289,1 26 166,9 16 430,3 25
Oktober 320 23 240,5 20 185,2 22 135 21 339 29
November 176 14 190 24 329,4 21 76 14 113,7 18
Desember 380,5 21 344,6 25 265 22 114,3 20 263,5 23
Total 3019,2 212 2861,2 266 2787 247 2273,1 207 2354,9 245
Total rata-rata 251,6 17,7 238,4 22,2 232,25 20,6 189,4 17,3 196,2 20,4

(Sumber : BPS Nunukan, 2021)


Data curah hujan dihitung menggunakan distribusi gumbel
Tahun XI XI-X (XI-X)² n Yn (Yn-YN) (Yn-YN)²
2016 3019,2 360,12 129686,4 1 1,702 1,243 1,545
2017 2861,2 202,12 40852,5 2 0,903 0,444 0,197
16363,526
2018 2787 127,92 3 0,367 -0,092 0,008
4
2019 2273,1 -385,98 148980,6 4 -0,094 -0,553 0,306
2020 2354,9 -304,18 92525,5 5 -0,583 -1,042 1,086
∑ 13295,4 428408,5   2,295 3,142
X 2659,08 YN 0,459
SD 5318,16 Sn 0,886

A. Rata-rata curah hujan


ΣCH
X = n
13295,4 mm/tahun
=
5
= 2659,08 mm/tahun

B. Standar deviasi (SD)


2
Σ ( Xi−X )
SD =
√ n−1
113131303,14
=
√ 5−1
= 5318,16

C. Koreksi variansi (Yt)


T −1
Yt = −ln −ln [ ( )] T

5−1
= −ln −ln [ ( )] 5
= 1,499
Tabel Koreksi Variansi (Yt)
Tahun (T) Yt
1 0
2 0,367
3 0,902
4 1,234
5 1,499

= Data yang digunakan

D. Koreksi rata-rata
n+1−m
Rumus : Yn = −ln −ln[ ( n+1 )]
Y1 [
= −ln −ln ( 5+1−1
5+ 1 ) ]
= 1,702

Y2 [
= −ln −ln ( 5+1−2
5+1 )]
= 0,903

Y3 [
= −ln −ln ( 5+1−3
5+1 ) ]
= 0,367

Y4 [
= −ln −ln ( 5+1−4
5+1 ) ]
= (-0,094)

5+1−5
Y5 [ (
= −ln −ln
5+1 )]
= (-0,583)

Koreksi rata-rata Yn,


ΣYn
Rumus : YN =
n
1,702+ 0,903+0,367+ (−0,094 ) +(−0,583)
YN =
5
= 0,459
E. Koreksi simpangan (Sn)
2
Σ ( Yn−YN )
Sn =
√ n−1
3,142
Sn = √ 5−1
= 0,886

F. Curah hujan rencana (CHR)


SD
CHR = X + (Yt-YN)
Sn
5318,16
= 2659,08 + (1,499 – 0,459)
0,886
= 8901,61 mm/tahun

G. Waktu konsentrasi hujan (Tc)


Waktu yang diperlukan untuk mengalirkan air dari titik paling jauh pada
daerah airan ke titik yang ditinjau. Waktu konsentrasi dapat dihitung dengan
rumus dari Kirpich yaitu:
0,385
0,87 x L2
Tc = (
1000 x S )
Diketahui :
L1 = Panjang lintasan (446 meter DTH1)
L2 = Panjang lintasan (653 meter DTH2)
S1 = Kemiringan lintasan (8,97 % DTH1)
S2 = Kemiringan lintasan (7,66% DTH2)

Waktu Konsentrasi DTH1


0,385
0,87 x L2
Tc 1 = (
1000 x S )
0,385
0,87 x 4462
Tc 1 = (
1000 x 8,97 )
Tc1 = 3,13 Menit
Tc1 = 0,05 Jam
Waktu Konsentrasi DTH2
0,385
0,87 x L2
Tc 2 = ( )
1000 x S
2 0,385
0,87 x 653
Tc 2 = (
1000 x 7,66 )
Tc2 = 4,45 Menit
Tc2 = 0,07 Jam

H. Intensitas curah hujan


8901,61mm /tahun
R24 = (1 tahun = Rata-rata 235,4 hari hujan)
235,4 hari/tahun
= 37,82 mm/hari

2
R 24 24
I1 = ( )
24 TC
3

2
37,82mm /hari 24
=
24 0,05 jam ( ) 3

= 96,61 mm/jam

2
R 24 24
I2 = ( )
24 TC
3

2
37,82mm /hari 24
=
24 0,07 jam ( ) 3

= 77,19 mm/jam
I. Koefisien Limpasan (C)
Tabel Beberapa Harga Koefisien Limpasan
Koefisien
Kemiringan Tutupan
Limpasan
Sawah, Rawa 0.2
<3% Hutan, Perkebunan 0.3
Perumahan Dengan Kebun 0.4
Hutan, perkebunan 0.4
Perumahan 0.5
3% - 15% Semak-semak agak jarang 0.6
Lahan Terbuka, Daerah
0.7
Penimbunan
Hutan, Perkebunan 0.6
Perumahan, Kebun 0.7
>15%
Tumbuhan yang jarang 0.8
Lahan terbuka daerah tambang 0.9
(Sumber : Gautama, 1995)
= Data yang digunakan

Elevasi Maksimum Bukit = 100 m


Elevasi Minimum Bukit = 40 m
Kemiringan Rata-Rata Bukit (S)
98−58 m
S1 = X 100%
446 m
= 8,97%
= 9 % (Pembulatan)

90−40 m
S2 = X 100%
653 m
= 7,66 %
= 8% (Pembulatan)

Berdasarkan tabel Koefisien Limpasan yang digunakan yaitu hutan dan


perkebunan yang mempunyai kemiringan 3% - 15% sehingga Koefisien Limpasan
yang digunakan yaitu 0,4 untuk daerah terbuka.
J. Debit Limpasan
C = 0,4
I1 = 96,61 mm/jam
I2 = 77,19 mm/jam
A1 = 0,14 km2
A2 = 0,20 km2

Q1 = 0,278 x C x I x A1
Q1 = 0,278 ×0,4 × 96,61 mm/jam × 0,14 km2
= 1,5 m3/detik

Q2 = 0,278 x C x I x A2
Q2 = 0,278 × 0,4 × 77,19 mm/jam × 0,20 km2
= 1,72 m3/detik

QTotal = Q1 + Q2
= 1,5 + 1,72
= 3,22 m3/detik

K. Perhitungan Dimensi Saluran Penampang Trapesium


1. Untuk Luas Penampang Basah (A)
Tabel Harga Koefisien kekerasan Manning
Bahan n
Kaca,Plastik,Kuningan 0.010
Plesteran Semen 0.011
Saluran Beton 0.013
Kayu 0.013
Besi Tulang Dilapis 0.011-0.014
Batubara 0.014
Batu dilapisi 0.014
Saluran tanah bersih 0.015
Pasangan batu disemen 0.022
Saluran tanah 0.025
Saluran dengan dasar batu dan
0.030
tebing rumput
Saluran pada galian batu padas 0.040
(Sumber : Sulistyana, 2010)
= Data yang digunakan

Tabel Tinggi jagaan untuk saluran pasangan


Debit (M3/s) Tanggul (F) (m) Pasangan (F1) (m)
<0,5 0,40 0,20
0,5-1,5 0,50 0,20
1,5-5,0 0,60 0,25
5,0-10,0 0,70 0,30
10,0-15,0 0,80 0,40
>15,0 0,90 0,50
(Sumber : PU, 2009)
= Data yang digunakan

A = b . d + z .d
R = 0,5 . d
B = b + 2z .d
b/d = 2 {(1 + z2)0,5 – z}
w = 0,20 m , disesuaikan berdasarkan besarnya debit. Lihat tabel tinggi jagaan
untuk saluran pasangan
a = d/sinα.

Untuk dimensi saluran berbentuk trapesium dengan luas penampang


optimum dan mempunyai sudut kemiringan dinding saluran sebesar 600, maka
faktor kemiringan adalah :
1
z =
tg α
1
z =
tg 60˚
z = 0,58
Maka, nilai b.d adalah :
b/d = 2 {(1 + z2)0,5 – z}
= 2 {(1+0,582)0,5– 0,58}
= 1,15d
A = b . d + z . d2
= 1,15d . 1,15d + 0,58 . d2
= 1,73 d2

2. Untuk Nilai Jari-Jari Hidrolis (R)


Nilai R atau jari-jari hidrolis untuk saluran penampang berbentuk trapesium
adalah 0,5 d.

3. Untuk Nilai Debit (Q)


Saluran DTH1 = 1,5 m3/detik dan saluran DTH2 = 1,72 m3/detik.

4. Untuk Kemiringan Saluran (S)


Kemiringan saluran ditetapkan sebesar 0.25% agar tidak terjadi
pengendapan. Penentuan dimensi saluran penyaliran dapat dihitung seperti di
bawah ini : (Pfleider E.P.)

1
Q=Ax x R 2/3 x S ½ ()
n
Dengan Q adalah debit (m3 /detik), n adalah koefisien kekasaran Manning,
S adalah Kemiringan rata-rata, A adalah luas penampang, dan R adalah jari-jari
hidrolis (A/p).

5. Saluran DTH1
1
1,5 = 1,73 d2 . . 0,5d2/3 . 0,00251/2 .
0,011
1,5 = 1,73 d2 . 90,91 . 0,5 d2/3 . 0,05
1,5 = 3,93 d8/3
d8/3 = 1,5/3,93
d = 0,383/8
d = 0,7 m

a. Tinggi jagaan (w) = 0,20 m

b. Luas penampang basah (A) = 1,73 d2


= 1,73 (0.7)2
= 0,85 m2

c. Jari-jari hidrolis (R) = 0,5 (d)


= 0,5 (0.7)
= 0,35 m
d. Kedalaman saluran (h) = d + w
= 0,7 m + 0,20 m
= 0,90 m

e. Lebar dasar saluran (b) = 1,15 d


= 1,15 x 0,7 m
= 0,81 m

f. Lebar permukaan saluran (B) = b + (2 . z . d)


= 0,81 + (2 . 0,58 . 0.7)
= 1,62 m

d
g. Panjang sisi saluran (a) =
Sin α
0 ,7
=
Sin 60˚
= 0.81 m

6. Saluran DTH2
1
1,72 = 1,73 d2 . . 0,5d2/3 . 0,00251/2 .
0,011
1,72 = 1,73 d2 . 90,91 . 0,5 d2/3 . 0,05
1,72 = 3,93 d8/3
d8/3 = 1,72/3,93
d = 0,443/8
d = 0,74 m

a. Tinggi jagaan (w) = 0,20 m

b. Luas penampang basah (A) = 1,73 d2


= 1,73 (0.74)2
= 0,95 m2

c. Jari-jari hidrolis (R) = 0,5 (d)


= 0,5 (0.74)
= 0,37 m

d. Kedalaman saluran (h) = d + w


= 0,74 m + 0,20 m
= 0,94 m

e. Lebar dasar saluran (b) = 1,15 d


= 1,15 x 0,74 m
= 0,85 m

f. Lebar permukaan saluran (B) = b + (2 . z . d)


= 0,85 + (2 . 0,58 . 0.72)
= 1,69 m

d
g. Panjang sisi saluran (a) =
Sin α
0 ,72
=
Sin 60˚
= 0,83 m

Gambar Dimensi Saluran DTH 1


Gambar Dimensi Saluran DTH 2
L. Volume dan Dimensi Sump
1. Volume Sump (V)
Agar dapat merencanakan dimensi Sump maka telebih dahulu menghitung
volume Sump agar nantinya dapat menampung air yang masuk pada Sump
tersebut.
V = Q .t
V 1 = 1,5 m3/detik x 3600 detik
= 5400 m3
= 5400 m3 x 1 jam
= 5400 m3/jam

V2 = 1,72 m3/detik x 3600 detik


= 6192 m3
= 6192 m3 x 1 jam
= 6192 m3/jam

2. Dimensi Sump
Dimensi Sump digunakan untuk menampung volume air dari DTH 1
berjumlah 5400 m3/jam maka desain yang akan dibuat berbentuk balok dengan
ukuran :
VSump 1 = p×l×t
= 41 m × 27 m × 5 m
= 5535 m3

VSump 2 = p×l×t
= 40 m × 31 m × 5 m
= 6200 m3

Gambar Dimensi Sump 1

Gambar Dimensi Sump 2


M. Pompa
Pompa yang digunakan adalah pompa merek Multiflo model MF-420
dengan kecepatan aliran pompa 300 liter/detik, namun dengan asumsi efisiensi
pompa 100%. Sehingga di dapat perhitungan jumlah pompa sebagai berikut :

Diketahui :
QTotal 1 = 5400 m3/jam
QTotal 2 = 6192 m3/jam
QPompa = 300 l/s => 1.080 m3/jam
QPompa = 1080 m3/jam x 4 Jam
QPompa = 4320 m3/Jam

Q Total
Jumlah Pompa Pada Sump 1 =
Q Pompa
5400 m3 / jam
=
4320 m3 / jam
= 1,25 => 1 Pompa

Q Total
Jumlah Pompa Pada Sump 2 =
Q Pompa
6192 m3/ jam
=
4320 m3 / jam
= 1,43 => 1 Pompa
Total jumlah pompa yang digunakan berjumlah 2 Pompa
Tabel Spesifikasi Pompa
Model Multiflo MF-420
Kecepatan Aliran 300 l/s atau 1080 m3/jam
Shut off Head (m) 220
Fuel Tank (l) 4000

N. Kolam Pengendapan
Kolam pengendapan (settling pond) perlu dibuat pada suatu lokasi tambang.
Diharapkan air yang akan keluar dari area tambang telah bersih dari partikel
padatan sehingga tidak menimbulkan kekeruhan pada sungai atau laut sebagai
tempat pembuangan air. Ukuran kolam pengendapan dibuat dengan
mempertimbangkan luas area tangkapan hujan, kandungan padatan air tambang
dan koefisien pengendapan. Pada kolam pengendapan mempunyai 4 zona penting
yang terbentuk karena proses pengendapan material padatan. Empat zona tersebut
adalah :
a. Zona masukan adalah tempat masuknya aliran air berlumpur ke dalam
kolam pengendapan dengan anggapan campuran antara padatan dan cairan
terdistribusi secara merata.
b. Zona pengendapan adalah tempat dimana partikel padatan (solid) akan
mengendap. Panjang zona pengendapan adalah panjang kolam pengendapan
dikurangi panjang zona masuk dan keluaran.
c. Zona Pendapan lumpur adalah tempat dimana partikel padatan dalam cairan
mengalami sedimentasi dan terkumpul pada bagian bawah saluran
pengendap.
d. Zona keluaran adalah tempat keluarnya buangan cairan yang jernih. Panjang
zona ini kira-kira sama dengan kedalaman kolam pengendapan, diukur dari
ujung lubang pengeluaran.

Pada kolam pengendapan dapat dihitung berdasarkan parameter dan asumsi


sebagai berikut :
a. Hukum stokes berlaku bila persen padatan kurang dari 40 % dan untuk
persen padatan lebih besar dari 40 % berlaku hukum newton
b. Diameter partikel padatan tidak lebih dari 9 x 10 -6 m, jika lebih besar akan
diperoleh ukuran luas kolam yang tidak memadai
c. Kekentalan air 1,31 x 10-6 kg/m.detik (Rijn, LC. Van, 1985)
d. Partikel padatan dalam lumpur dari material yang sejenis
e. Ukuran partikel yang diperbolehkan keluar dari kolam pengendapan
diiketahui
f. Kecepatan pengendapan partikel dianggap sama
g. Perbandingan cairan dan padatan telah ditentukan.

1. Persentase partikel
Perhitungan persentase partikel padatan dapat dihitung sebagai berikut :
Residu tersuspensi (TSS) = 400 g/m3
Debit limpasan total (QTotal) = 3,22 m3/s
Berat jenis padatan batubara = 1.101.300 g/m3

Residu tersuspensi = TSS x QTotal


= 400 g/m3 x 3,22 m3/s
= 1288 g/s

1288 g /s
Volume padatan yang masuk =
1.101.300 g/ m3
= 0,00117 m3/s
0,00117 m 3/s
%Solid =
3,22m 3/s
= 0,000363 %

%Air = 100 % - 0,000363 %


= 99,999637 %

2. Persentase Pengendapan
Perhitungan persentase pengendapan dapat dihitung sebagai berikut :
%Solid = 0,0004 %
%Air = 99,9996 %
Debit limpasan total (QTotal) = 3,22 m3/s x 3600 = 11.592 m3/Jam

Vair = 0,999996 x 11.592


= 11.591,96 m3/Jam

Vsolid = 0,000004 x 11.592


= 0,0463 m3/Jam

Vtotal = 11.591,96 m3/Jam x 0,0463 m3/Jam


= 536,71 m3/Jam

3. Waktu Pengendapan
Perhitungan waktu pengendapan dapat dihitung sebagai berikut :
Percepatan gravitasi (g) = 9,8 m/s
Diameter partikel padatan (d) = 9 x 10-6 m
Bobot isi partikel padatan (ρ p ) = 1.101,30 kg/m3
Bobot isi air (ρ a) = 1000 kg/m3
Kekentalan dinamik air (μ) = 1,31 x 10-6 kg/m.s

g. D 2 . ( ρp- ρa)
Kecepatan Pengendapan ( V ) =
18μ

Kecepatan Pengendapan ( V ) = 9.8.(0,000009 ¿2 . ( 1 101,30 - 1000) ¿


18 x 0.00000131
Kecepatan Pengendapan (V) = 0,0034 m/s

4. Volume Kolam Pengendapan


Untuk pembuatan kolam pengendapan harus mempertimbangkan spesifikasi
alat berat yang digunakan. Alat berat yang digunakan Backhoe Komatsu PC 300 -
8 mempunyai spesifikasi sebagai berikut :
Kapasitas bucket = 1,80 m3
Jangkauan gali ke bawah = 7,380 m
Jangkauan gali mendatar = 11,100 m
Lebar alat = 3,190 m

Volume kolam pengendapan yang akan dibuat oleh CV. Nunukan Coal
Mine sebagai berikut :
Lebar kolam pengendapan = 36 meter
Panjang kolam pengendapan = 54 meter
Kedalaman kolam pengendapan = 6 meter
Luas kolam pengendapan = 1.976 m2
Volume kolam pengendapan = 11.664 m3
Debit air total = 11.592 m3/Jam
Gambar Kolam Pengendapan

You might also like