You are on page 1of 6

PENGAUDITAN I

STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN


(SPI)

Kelompok 4 :
KADEK SUTIKA (0906305097)

I G A DIAN ESHA PUTRI (0906305150)

DW GEDE BUDA UTAMA (0906305163)

FAKULTAS EKONOMI REGULER


UNIVERSITAS UDAYANA
2010
Struktur Pengendalian Intern
Penerapan struktur pengendalian intern yang baik dimaksudkan untuk menekan
terjadinya kesalahan dan penyelewengan dalam batas-batas yang layak dan walaupun
kesalahan dan penyelewengan terjadi, dapat segera diketahui dan dapat diatasi dengan cepat.
Dengan kenyataan di atas maka perlu diselenggarakan pengendalian intern dengan maksud
dan tujuan yang searah dengan perusahaan.
Menurut IAI (2001: 319.2):
“Struktur Pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris,
manajemen, dan porsonel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai
tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini:
(a) keandalan pelaporan keuangan,
(b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan
(c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku”

Unsur-Unsur Struktur Pengendalian Intern


1. Lingkungan pengendalian

Lingkungan pengendalian merupakan dasar semua unsur pengendalian intern,


menyediakan disiplin dan struktur. Lingkungan pengendalian menyediakan arahan
bagi organisasi dan mempengaruhi kesadaran pengendalian dari orang-orang yang ada
di dalam organisasi tersebut. Beberapa faktor yang berpengaruh di dalam lingkungan
pengendalian antara lain :

• Integritas dan Nilai etik

• Komitmen terhadap kompetensi

• Dewan Direksi dan Komite Audit

• Gaya manajemen dan gaya operasi

• Struktur organisasi

• Pemberian wewenang dan tanggung jawab

• Praktek dan kebijakan sumber daya manusia

Audit harus memperoleh pengetahuan memadai tentang lingkungan pengendalian


untuk memahami sikap, kesadaran, dan tindakan manajemen dan dewan komisaris
terhadap lingkungan pengendalian intern, dengan mempertimbangkan baik substansi
pengendalian maupun dampaknya secara kolektif. Pada waktu memperoleh
pemahaman tentang lingkungan pengendalian, auditor mempertimbangkan dampak
kolektif kekuatan dan kelemahan dalam berbagai faktor lingkungan pengendalian
terhadap lingkungan pengendalian. Kekuatan dan kelemahan manajemen dapat
berdampak pervasive terhadap pengendalian intern.
2. Penaksiran resiko

Penaksiran resiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang
relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan
bagaimana risiko harus dikelola. Penentuan risiko tujuan laporan keuangan adalah
identifikasi organisasi, analisis, manajemen risiko yang berkaitan dengan pembuatan
laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berterima
umum. Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan mencakup peristiwa dan
keadaan intern maupun ekstern yang dapat terjadi dan secara negatif mempengaruhi
kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan data
keuangan konsisten dengan asersi manajemen dalam laporan keuangan. Risiko yang
dapat timbul atau berubah karena keadaan berikut ini:

• Perubahan dalam lingkungan operasi

• Personel baru

• Sistem informasi yang baru atau yang diperbaiki

• Teknologi baru

• Lini produk, produk, atau aktivitas baru

• Restrukturisasi korporasi

• Operasi luar negeri

• Standar akuntansi baru

Auditor harus memperoleh pemahaman pengetahuan memadai tentang proses


penaksiran risiko entitas memahami bagaimana manajemen mempertimbangkan
risiko tersebut. Pengetahuan ini mungkin mencakup pemahaman tentang bagaimana
manajemen mengindentifikas risiko, melakukan estimasi signifikansinya risiko,
menaksir kemungkinan terjadinya dan menghubungkannya dengan pelaporan
keuangan.

3. Aktivitas pengendalian

Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin


bahwa arahan manajemen dilaksanakan. Aktivitas tersebut membantu memastikan
bahwa tindakan yang diperlukan untuk menanggulangi risiko dalam pencapaian
tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diterapakan di
berbagai tingkat organisasi dan fungsi. Umumnya aktivitas pengendalian yang
mungkin relevan dengan audit dapat digolongkan sebagai kebijakan dan prosedur
yang berkaitan dengan :

• Review terhadap kinerja

• Pengendalian fisik

• Pemisahan tugas

• Pengendalian pemrosesan informasi

Pengendalian pemrosesan informasi berkaitan erat dengan proses otorisasi,


kelengkapan dan keakuratan data keuangan. Pengendalian pemrosesan
digolongkan menjadi dua, yaitu:

 Pengendalian umum

 Pengendalian aplikasi

Pengendalian yang ditujukan untuk pemrosesan tipe-tipe transaksi baik


di lingkungan komputer maupun manual dapat diklasifikasikan sebagai
berikut:

 Otoritas yang tepat

Setiap bukti transaksi diotorisasi secara tepat sehingga tidak


ada bukti yang melewati prosedur otorisasi

 Pencatatan dan dokumentasi

Semua bukti transaksi telah dicatat dan didokumentasikan dan


bila akan diperiksa, dapat dilacak kembali

 Pemeriksaan independen

4. Informasi dan komunikasi

Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan


pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang
melaksanakan tanggung jawab mereka. Sistem informasi yang relevan dalam
pelaporan keuangan yang meliputi sistem akuntansi yang berisi metode untuk
mengidentifikasikan , menggabungkan, menganalisa, mengklasifikasi, mencatat, dan
melaporkan transaksi serta menjaga akuntabilitas aset dan kewajiban.

Komunikasi meliputi penyediaan deskripsi tugas individu dan tanggungjawab


berkaitan dengan struktur pengendalian intern dalam pelaporan keuangan.
Komunikasi mencakup penyediaan suatu pemahaman tentang peran dan
tanggungjawab individual berkaitan dengan pengendalian intern terhadap pelaporan
keuangan.

Auditor harus memperoleh pengetahuan memadai tentang sistem informasi yang


relevan dengan pelaporan keuangan untuk memahami:

• Golongan transaksi dalam operasi entitas yang signifikan bagi laporan


keuangan

• Bagaimana transaksi tersebut dimulai

• Catatan akuntansi, informasi pendukung, dan akun tetentu dalam laporan


keuangan yang tercakup dalam pengolahan dan pelaporan transaksi

• Pengolahan akuntansi yang tercakup sejak saat transaksi dimulai sampai


dengan dimasukkan ke dalam laporan keuangan, termasuk alat elektronik yang
digunakan untuk mengirim, memproses, memelihara, dan mengakses
informasi

5. Pemantauan

Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern


sepanjang waktu. Pemantauan mencakup penentuan desain dan operasi pengendallian
tepat waktu dan pengambilan tindakan koreksi. Proses ini dilaksanakan melalui
kegiatan yang berlangsung secara terus menerus (ongiong activities), evaluasi secara
terpisah (separate periodic evaluations), atau dengan berbagai kombinasi dari
keduanya.

Di berbagai entitas, auditor intern atau personel yang melakukan pekerjaan serupa
memberikan kontribusi dalam memantau aktivitas entitas. Aktivitas pemantauan dapat
mencakup penggunaan informasi dan komunikasi dengan pihak luar seperti keluhan
pelanggan dan respon dari badan pengatur yang dapat memberikan petunjuk tentang
masalah atau bidang yang memerlukan perbaikan.

Hubungan Struktur Pengendalian Intern dengan Prosedur Audit Lainnya


Tujuan umum audit adalah untuk menyatakan pendapat atas kewajaran dalam semua
hal yang material, posisi keuangan dan hasil usaha, dan arus kas sesuai dengan prinsip
akuntansi yang berlaku umum (di Indonesia standar akuntansi keuangan). Untuk mencapai
tujuan ini auditor perlu menghimpun bukti kompeten yang cukup. Untuk menghimpun bukti
yang kompeten auditor perlu mengidentifikasikan dan menyusun sejumlah tujuan audit
spesifik untuk setiap akun (perkiraan) laporan keuangan. Untuk menjaga mutu hasil audit atas
laporan keuangan suatu perusahaan dalam menjalankan tugas profesionalnya, auditor harus
membuat perencanaan audit dan dilaksanakan sebaik mungkin. Hal ini tercantum dalam
standar profesional akuntan publik pada standar pekerjaan lapangan yang pertama, yaitu
pemeriksaan harus direncanakan sebaik-baiknya dan jika digunakan asisten, harus dipimpin
dan diawasi dengan semestinya.
Dalam merencanakan audit, auditor harus mempertimbangkan beberapa hal. Kell,
Boynton, dan Ziegler (1989:70) mengemukakan delapan faktor yang merupakan komponen
perencanaan audit yaitu:
1. obtain understanding of client's business and industry
2. obtain understanding of client's internal control structure
3. assess materiality
4. assess audit risk
5. identify audit objectives
6. design audit programs
7. schedule the work
8. assign professional staff to engagement

Hubungan Struktur Pengendalian Intern Dengan Ruang Lingkup Pemeriksaan

Jika struktur pengendalian intern suatu satuan usaha lemah, maka kemungkinan
terjadinya kesalahan, ketidak akuratan ataupun kecurangan dalam perusahaan sangat besar.
Bagi akuntan publik, hal tersebut menimbulkan resiko yang besar, dalam arti risiko untuk
memberikan opini yang tidak sesuai dengan kenyataan, jika auditor kurang hati-hati dalam
melakukan pemeriksaan dan tidak cukup banyak mengumpulkan bukti-bukti yang
mendukung pendapat yang diberikannya.

You might also like