oO Kenali/Mendalam Wirlis ND
LLC erent
September 2020to, bagaimana
persiapan menjelang
musim hujan?
Kok harus divaksin
sih? Kita kan
sehat-sehat saja?
pengh
Jangan lupa
juga minum.
vitaminnya ya
teman-teman.
harus waspada,
Sudah siap
semuanya dong Flo.
xo juga sudah
vaksinasi ND.
Soalnya tantangan
virus ND sedang tinggi
terutama di musim
Betul, tidak ada
jan, jadi kita
Trus kondisi kebersihan
diperhatikan juga kan Flo?
salahnya vaksinasi kan?
& kenyamanan rumah perluDARI REDAKSI 01
Newcastle disease (ND) atau tetelo, penyakit ayam yang tergolong lawas atau “klasik” namun
masih tetap mengusik ketenangan ternak unggas di Indonesia. Prevalensi kejadiannya yang cukup
tinggi dan sering menjadi momok bagi peternak, karena dapat menimbulkan angka kematian hingga
mencapai 100%. Penyebaran penyakit ini pun terbilang sangat cepat, baik pada ayam ras komersial,
ayam buras, puyuh, maupun jenis ungeas lainnya.
Selain itu, virus ND dari waktu ke waktu juga mengalami perkembangan, begitu pula dengan
kasus-kasus outbreak ND yang tidak pernah lepas menimpa beberapa peternakan unggas di
Indonesia. Oleh karena itu, kemunculan ND perlu betul-betul diwaspadai.
Bahasan lebih detail mengenai update perkembangan NO diatas akan coba kami angkat pada
artikel utama Info Medion edisi September 2020 kali ini dengan judul “Kenali Mendalam Virus ND
Terkini dan Pengendaliannya”. Untuk melengkapi informasi utama, kami berikan pula artikel suplemen
yang membahas tentang pentingnya uji serologi guna memantau titer antibodi terutama terhadap
penyakit-penyakit viral yang berpengaruh dalam menurunkan performa produktivitas ayam. Bukan
hanya ND, namun juga titer antibodi penyakit-penyakit viral lain yang bisa kita monitoring.
Selain artikel tersebut, rubrik Konsultasi Teknis, Rubrik Khusus, Serba-Serbi, Peristiwa, dan
Kuis pun hadir melengkapi sajian kami. Selamat membaca. Sukses selalu. Akhir kata kami ucapkan
Selamat Hari Kemerdekaan Rl yang ke-75.
Selamat membaca. Sukses selalu.
Less Paper, Save Earth
Mari dukung gerakan Go Green “Less Paper, Save Earth” dengan beralih dari
Info Medion cetak ke versi digital dengan cara:
Kirimkan WhatsApp / sms ke nomor 0813-2185-7405
dengan format REG_IM_elamat email_nama_umur_pekerjaan_alamat
atau
Subscribe Info Medion secara online dengan cara kunjungi https://www.medion.co.id/id/info-medion
dan isi lengkap data diri Anda02
ARTIKEL UTAMA
Kenali Mendalam Virus ND Terkini dan
Pengendaliannya
Penyakit Newcastle Disease (ND) atau yang
sering dikenal dengan tetelo adalah salah satu yang
‘membuat kerugian yang cukup besar di peternakan.
Penyakit ini selalu menghampiri kandang hampir di
setiap musim. Kerugian yang diakibatkan oleh
infeksi ini cukup besar, dilihat dari mortalitas akibat
ND mencapai 100% untuk serangan ND velogenik.
Kualitas dan kuantitas produksi telur menurun
dengan variasi antara 9-60%. Hal tersebut juga
menyebabkan tingginya tingkat culling ayam di
kandang. Selain itu, ND termasuk penyakit
imunosupresan sehingga penyakit lain akan mudah
masuk,
Grafik 1. Data Kasus Positif ND
Berdasarkan Uji PCR
2019 2020(s.d me
& 8
8
Jumlah kasus
‘Sumber : Technical Education & Consultation Medion, 2020
Kejadian penyakit ND masih cukup tinggi
sampai pertengahan tahun 2020. Berdasarkan
data yang dikumpulkan oleh tim Technical
Education and Consultation Medion, terbukti
angka kejadian ND masih cukup tinggi selama 2,5
tahun terakhir. Pada tahun 2019 terjadi
peningkatan kasus sebesar 19,74% dibandingkan
tahun 2018, sedangkan pada tahun 2020 angka
kejadiannya sudah cukup tinggi meskipun baru
sampai bulan Mei
wus
Penyebab ND
Penyakit Newcastle Disease virus disebabkan
oleh virus Avian paramyxovirus-1 (APMV-1)
termasuk dalam genus Avulavirus dalam famili
Paramyxoviridae. Virus ND memiliki genom single
stranded (ss) RNA dengan struktur beramplop.
Sumber : poultrysite.com
Struktur Virus ND
Klasifikasi virus ND didasarkan 3 hal, yang
pertama adalah berdasarkan serotipenya.
Penggolongan ini berdasarkan kesamaan antigenik
pada uji hemaglutinasiinhibisi (HI), dikenal 9
serotipe Avian paramyxovirus, tipe 1 (APMV-1)
sampai tipe 9 (APMV-9). Virus ND yang umum.
menyerang unggas termasuk dalam APMV-1.
Penggolongan kedua adalah berdasarkan patotipe-
nya. Penggolongan ini dilakukan dengan melihat
virulensi/keganasan penyakit, dibedakan menjadi
Ayaitu:
1) Velogenic (ganas)
Kelompok ini memiliki keganasan paling tinggi
dan dibagi menjadi dua bentuk, yang pertama
adalah Viscerotropic velogenic. Serangan ND
kelompok ini bersifat akut dengan mortalitas
yang tinggi. Perubahan khas yang sering
ditemukan pada ayam yang terinfeksi virus iniARTIKEL UTAMA
ialah Iuka dan hemoragi pada usus. Ayam akan
menunjukkan gejala lesu, penurunan nafsu
makan, produksi telur secara drastis, diare dan
tingkat_kematiannya >90%. Bentuk kedua
adalah Neurotropic velogenic yang ditandai
dengan munculnya gangguan pernapasan
serta kelalaian pada syaraf yang umum disebut
torticolis atau tetelo, Ayam yang terserang
menjadi lemah karena kesulitan makan dan
minum.
2) Mesogenic (sedang)
Tingkat kematian yang ditimbulkan relatif
rendah (£10%), terlihat gangguan
pernapasan akut dan gangguan syaraf pada
beberapa ayam. Strain Kumarov, Roakin dan
Mukteswar merupakan beberapa strain virus
ND yang termasuk dalam patotipe
‘mesogenic. Penurunan produksi telur akibat
infeksi virus ini bisa berlangsung selama 1-3
minggu.
3) Lentogenic(ringan)
Kelompok ini menimbulkan gangguan
pernapasan yang bersifat ringan, tidak
menunjukkan gejala syaraf dan kadang-
03
kadang bersifat subklinis (tidak
menampakkan gejala yang spesifik).
Penurunan produksi tidak signifikan dan
kematian hampir tidak ada. Strain yang
termasuk dalam kelompok ini antara lain B1,
F, V4 dan La Sota. Strain ND dari kelompok
inilah yang sering digunakan sebagai vaksin
aktif
4) Asymptomaticenteritic
Termasuk virus kurang mematikan dengan
tempat bereplikasi terutama di saluran
pencernaan (usus). Kelompok ini tidak
menimbulkan suatu gejala penyakittertentu.
Penggolongan ND yang ketiga adalah
berdasarkan genotipe-nya. Penggolongan
berdasarkan genotipe ini muncul karena
perkembangan teknologi terkini. Klasifikasi
dilakukan berdasarkan materi inti virus melalui
DNA sequencing. Dalam penggolongan ini, virus ND
dibedakan menjadi 10 genotipe. Genotipe yang
dominan bersirkulasi di dunia dan bersifat virulen
adalah: V, VI, Vil dan VIll. Genotipe yang ada di ASIA
adalah VI (1960 s/d 1985) kemudian _belakangan
ditemukan genotipe VII.
Grafik 2. Kasus Penyakit ND per Bulan
Periode 2019 - 2020 (s.d April)
—m— Pedaging
120
100
8
s
6
40
8
Jumlah kasus
—+— Petelur
, Pe
B01 B02 B03 B04 BOS B06 BO7 BOS BOS B10 B11 B12 BO1 B02 BO3 Bod
Bulan
Sumber : Technical Education & Consultation Medion, 202004
Update Penyakit ND di Indonesia
Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh tim
Technical Education and Consultation PT. Medion
kasus ND dari tahun 2019 sampai 2020 baik pada
ayam broiler maupun layer masih terus ditemukan.
Terlihat juga pada akhir tahun 2019 sampai 2020
saat musim penghujan dan pergantian musim, kasus
ND mengalami kenaikan. Hal ini menjadi pertanyaan
dikarenakan saat ini program vaksinasi ND di
peternakan sudah tergolong rapat, dan saat
dilakukan uji serologi, hasil uji menunjukkan titer,
yang protektif, namun kasus ND masih terus muncul.
Medion melakukan mapping/pemetaan
virus ND dengan mengumpulkan sampel dari ayam
yang diduga terinfeksi ND dari lapangan. Sampel
organ kemudian diuji dengan metode Polymerase
Chain Reaction (PCR) yang dilanjutkan dengan uji
DNA sequencing. Proses DNA sequencing dilakukan
untuk melihat susunan genetik dari virus ND. Hasil
dari pemetaan tersebut ditemukan bahwa virus ND
yang dominan bersirkulasi di Indonesia saat ini
adalah virus ND Genotipe 7 (velogenic) dimana
virus tersebut terpisah jauh dengan virus ND lama
Genotipe 2 (La Sota). Terdapat 2 subgenotipe G7
yang beredar di Indonesia yaitu G7h dan G7a/G7i
(Shohaimi et al, 2015 & Dimitrov et al, 2016)
dengan sebaran kasus seperti terlampir pada peta
ARTIKEL UTAMA
di bawah ini, Berdasarkan peta tersebut, hampir di
seluruh wilayah Indonesia ditemukan kasus ND
baik genotipe 7h maupun genotipe 7a.
Diagnosa NDdiLapangan
Secara alami, virus ND akan menginfeksi
ayam secara inhalasi (terhirup/melalui_saluran
pernapasan) dan ingesti (termakan/melaluisaluran
pencernaan). Saat proses infeksi, ayam yang sakit
akan mengeluarkan virus ND dalam jumlah besar,
terutama pada feses. Akibatnya penularan ND
dapat terjadi melalui oral akibat ingesti feses yang
mengandung virus, melalui pakan atau air minum,
yang terkontaminasi atau per inhalasi akibat
menghirup partikel feses yang telah mengering.
Selain feses, mukus (lendir) dari ayam yang
terinfeksi ND juga akan mencemari udara sehingga
penularan ND dapat berlangsung lebih cepat.
Setelah_menginfeksi ayam, virus ND akan
menimbulkan gejala klinis setelah 2-15 hari (rata-
rata 5-6 hari). Cepat lambatnya masa inkubasi
maupun gejala klinis dan perubahan patologi yang
ditimbulkan, dipengaruhi oleh jenis virus ND yang
menginfeksi, dosis atau konsentrasi virus yang
menginfeksi, jenis dan umur ayam yang terinfeksi,
status imunitas, komplikasi dengan penyakit lain
serta kondisi lingkungan.
Sebaran Kasus ND Tahun 2009-2020
“® Subgenotipe G vith (2009- 2020)
® subgenotipe 6 vila (2013-2020)
SE
‘Sumber : Medion, 2009 - 2020ARTIKEL UTAMA
Gejala klinis yang terlihat apabila ayam
terinfeksi ND antara lain hilangnya nafsu makan,
feses berwarna hijau lumut dan kadang-kadang
disertai gumpalan putih, ayam menjadi gemetar,
dan muncul kelainan pada syaraf (kelumpuhan
pada kaki dan atau sayap, leher terpuntir/torticolis
dan ayam berputar-putar). Selain itu, angka
kematian akibat ND bisa mencapai 100%.
‘Sumber : Dok. Medion
‘Sumber : Dok. Medion
Ukuran telur kecil dan berwarna pucat
Selain gejala klinis yang tampak pada ayam,
pada ayam petelur fase produksi, kelainan juga
ditemukan dari telur ayam yang dihasilkan. Secara
kuantitas, produksi telur mengalami penurunan
bervariasi mulaidari9 sampai 60%, sedangkan dari
segi kualitas, telur dari ayam yang terinfeksi ND
biasanya berwarna pucat disertai ukuran telur yang,
kecil
Patologi anatomi yang terlihat ketika dilakukan
bedah pada ayam dengan gejala Klinis mengarah ke
ND antara lain adanya peradangan pada saluran
pernapasan, meliputi/aryng dan trachea.
05
2
=
Radang pada papila proventrikulus
Selain di sistem pernapasan, perubahan
yang patognomonis akibat infeksi ND di saluran
pencernaan adalah adanya radang pada bagian
papila proventrikulus. Di dalam sistem pencernaan
juga terdapat organ limphoid yang juga mengalami
perubahan diakibatkan adanya infeksi ND yakni,
radang pada caeca tonsil dan peyer’s patches.
Kedua organ ini merupakan organ limphoid lokal
yang akan mengalami perubahan ketika ada infeksi
di daerah usus baik karena bakteri maupun virus
seperti ND.
Lf
>
\
2
8
=
|
Radang pada payer's patches06
Sumber : Dok, Medion
Radang pada ovarium
Pada sistem reproduksi ditemukan adanya
peradangan pada daerah ovarium dan terkadang
terlihat kelainan dari bentuk ovarium menjadi
lembek atau membubur bahkan pecah di rongga
peritoneum.
Ovarium lembek dan pecah di rongga perut
Dalam melakukan diagnosa, terkadang kita
menemukan perubahan baik dari gejala klinis
ataupun patologi anatomi yang hampir mirip
dengan penyakit ND (sebagai differential
diagnose). Berikut kami tampilkan beberapa
penyakit tersebut (Tabel 1.)
Dikarenakan terdapat banyak jenis penyakit
yang hampir mirip dengan ND, dalam diagnosa di
lapangan sering dikelirukan dengan penyakit-
penyakit tersebut. Oleh karena itu diperlukan
adanya peneguhan diagnosa menggunakan ji
laboratorium, bisa dengan uji serologi, hingga
isolasi dan identifikasi agen penyebab penyakit
melalui metode polymerase chain reaction (PCR)
dan DNA sequencing.
\\\\
ARTIKEL UTAMA
Tabel 1. Diagnosa Banding Penyakit ND
sus Penyakit
cae ND LPAL HPAL ItT CRD. 16
Ngorok + ot ot
Torito See :
rnurunanprodulsitelur 4+ H+ HH + +H
urunankualitastelur +[+]-1-|- |
Moraitastings +] - [ae le [| -
Kemetion mendecek Se
Sanesslencperea deri] - + #1) - ~~
Perurunanfeedineake ola + |e] el
Konjungeivitis| +[+lHlele[s
Dilatasipembuluhdarahotak +/- + t+ - - -
Lacingeis 8 tracts HOHE He HE OH
Brontiis f= ae - fo fe
Paruparulpneumonis) pede
Alesaceuis tho a
Redangdiproventikulus ++ HH
Perdarahan diovarium Shei t= [ os
‘Ovarium membubur/ Tidak
— tel a [- [| -
Dieaipambauhdaran Alalcstalal=
‘cypticoviauer =e w= Te
réarahan dilemak tubuh&
ie eee
Perdarahan diotoe buh & Sigiieiale
He
‘es Sedang w+ = Parah, -« Tiak ade
Upaya Pengendalian ND
Dalam mengendalikan penyakit ND
membutuhkan kombinasi dari beberapa faktor
seperti vaksinasi, penerapan biosecurity yang ketat
serta ditunjang dengan sistem manajemen
pemeliharaan yang optimal.
Sering kita lupakan bahwasanya_kondisi
kesehatan ayam juga berkaitan erat dengan kondisi
lingkungan dimana ayam tersebut tinggal. Faktor
kenyamanan seperti kualitas udara yang baik,
manajemen litter, air minum yang bersih, serta
kualitas pakan yang baik. Ciptakan kondisi kandang
yang nyaman dengan memperhatikan jumlah ayam
dalam kandang tidak terlalu padat, ventilasi
kandang cukup dan sebisa mungkin dilakukan
sistem pemeliharaan “all in all out" serta
penerapanistirahat kandang minimal 2 minggu
Perketat biosekuriti dengan membatasi lalu
lintas orang/kendaraan yang keluar-masuk
kandang. Tidak menutup kemungkinan virus ND
‘Sumber : Technical Education & Consultation Medion, 20193
8
:
ARTIKEL UTAMA.
terbawa melalui roda kendaraan yang keluar-
masuk kandang. Lakukan desinfeksi baik kendaraan
maupun personil, terutama jika datang dari
peternakan lain yang terinfeksi. Alas kaki sebaiknya
disikat karena_penyelupan/penyemprotan
desinfektan saja tidak mampu menembus virus
yang terdapat pada sela-sela alas sepatu. Untuk
menekan penularan penyakit melalui air minum,
lakukan sanitasi dengan memberikan antiseptik
seperti Desinsep atau Neo Antisep.
Pembersihan alas kaki
Lakukan sanitasi_ kandang dan peralatan
(kandang dibersihkan, dicuci dan disemprot)
dengan Neo Antisep atau Medisep, kemudian
cegah hewan liar dan hewan peliharaan lain masuk
ke lingkungan kandang. Apabila sedang terjadi
outbreak maka desinfeksi dilakukan setiap hari
untuk menurunkan jumlah agen infeksi di
lingkungan kandang. Sanitasi tempat minum dan
tempat pakan dilakukan dengan pencucian rutin
serta desinfeksi (Medisep) setiap 2 kali sehari
Sumber : Dok, Medion
Neo Antisep, desinfektan untuk sanitasl
kandang dan peralatan
07
Vaksinasi dapat mencegah kerugian yang
ditimbulkan dari serangan penyakit ini. Untuk
menunjang efektivitas vaksinasi perlu
memperhatikan beberapa hal sebagai berikut:
1. Kondisi ayamsehatsebelum divaksin
Pastikan ayam dalam kondisi sehat saat
akan divaksinasi ND sehingga titer antibod
yangterbentuk lebih optimal.
2. Tepat vaksin yang digunakan
Gunakan vaksin ND yang kualitasnya masih
baik, segel vaksin masih utuh, bentuknya tidak
berubah, vaksin belum kadaluarsa, serta
etiketnya masih terpasang dengan baik. Selain
dari segi fisik, penting juga untuk
mempertimbangkan penggunaan vaksin ND
yang homolog dengan virus ND lapangan.
Kegagalan hasil vaksinasi juga bisa disebabkan
oleh ketidaktepatan pemilihan vaksin. Vaksin
yang akan diberikan untuk ayam haruslah
disesuaikan dengan jenis dan keganasan
penyakit yang sering menyerang. Medion
memproduksi vaksin untuk mencegah penyakit
ND yang homolog dengan virus ND G7
lapangan, yaitu vaksin Medivac ND G7
Emulsion, Medivac ND G7-EDS Emulsion,
Medivac ND G7-EDS-IB Emulsion, dan
Medivac ND 67-18 Emu
Namun penggunaan vaksin aktif seperti
Medivac ND La Sota, Medivac ND Hitchner B1,
Medivac Clone 45, atau Medivac ND-IB tetap
perlu diberikan untuk menggertak
pembentukan kekebalan ND secara cepat dan
protektif.
3. Tepat program vaksinasi
Berikut contoh program vaksinasi pada ayam
pedaging dan petelur yang dapat disesuaikan
dengan kondisi farm setempat (Tabel 2).
Pengulangan vaksinasi ND di masa produksi jika
menggunakan vaksin aktif bisa dilakukan 1-2
bulan sekali, sedangkan jika menggunakan vaksin
inaktif bisa dilakukan 2-3 bulan sekali. Jadwal
revaksinasi yang tepat bisa juga didasarkan atas
hasil monitoring titer antibodi terhadap ND.
n.Tabel 2. Panduan Program Vaksinasi ND
‘Umur (Hari) | Program Vaksinasi ND pada Broiler
‘Medivac ND Hitcher 81
(tetes mata/tetes hidung)
o4 +
Medivac ND G7 Emulsion
(Suntikan subkutan 0.2 mi)
18-21 :
Umur (Hari) | Program Vaksinasi ND pada Layer
Medivac ND Hitchner B1
(tetes mata/tetes hidung)
4 +
Medivac ND G7 Emulsion
(suntikan subkutan 0.2 ml)
Medivac ND La Sota/ Medivac ND
Clone 45,
(air minum)
56
+
Medivac ND G7 Emulsion
(suntikan intrarmuskular 0.5 ml)
‘Medivac ND La Sota/ Medivac ND
90 Clone 45,
(air minum)
Pilih salah satu :
Medivae ND G7-EDS-IB Emulsion
(suntikan intramuskular 0.5 mi)
atau
Medivac ND G7 -EDS Emulsion
(suntikan intramuskular 0.5 ml)
a2"
4. Perhatikan cara handling/penanganan vaksin
ND sejak dibeli hingga diberikan pada ayam
+ Saat distribusi dan penyimpanan
sementara, suhu vaksin ND harus selalu
terkondisikan pada suhu 2-8°C.
+ Sebelum diberikan ke ayam, proses
thawing harus diperhatikan. Thawing
bertujuan menaikkan suhu vaksin secara
bertahap yang sebelumnya 2-8°C
mendekati suhutubuh ayam (441°C) atau
sampai vaksin tidak terasa dingin lagi,
yaitu dengan suhu sekitar 25-27°C.
Setelah di-thawing, sebaiknya vaksin ND
tidak dimasukkan lagi ke dalam lemari
pendingin/marina cooler yang suhunya
\\\WWSEE
ARTIKEL UTAMA
2-8°C karena bisa menurunkan potensi
vaksin.
+ Pastikan jangka waktu pemberian vaksin
ND tepat, di mana vaksin ND aktif harus
habis diberikan maksimal 2jam, sedangkan
vaksin ND inaktif harus habis dalam waktu
24 jam. Jika vaksin ND tidak habis, maka
sisanya tidak bisa disimpan untuk
kemudian digunakan lagi. Sisa vaksin dan
kemasannya harus direndam desinfektan
terlebih dahulu, baru kemudian
dibuang/dikubur.
5. Tepat metode aplikasi vaksinasi
Untuk mendapatkan antibodi yang
‘optimal, pastikan vaksinasi ND pertama
diberikan dengan melalui tetes mata/hidung
agar mengektifkan kelenjar harderian (organ
kekebalan) di dzerah mata. Sehingga terbentuk
kekebalan lokal di daerah saluran pernapasan
atas yang merupakan pintu masuk infeksi virus
ND. Selain itu juga, agar tiap ekor anak ayam
mendapatkan 1 dosis penuh. Sedangkan vaksin
inaktif yang disuntikkan diberikan
menyesuaikan dengan umur ayam, misalnya
0,5 ml untuk ayam dewasa melalui suntikan
subcutan maupun intramuskuler, dan 0,2 ml
untuk anak ayam melalui suntikan subkutan.
Demikian terkait update virus ND dan
fenomena penyakit ND di lapangan. Perlu kita
perhatikan pengendalian ND merupakan
kombinasi dari beberapa faktor meliputi vaksinasi,
biosecurity yang ketat serta dipadukan dengan
manajemen pemeliharaan yang baik. Medion akan
selalu mengikuti perkembangan kasus ND dengan
selalu memantau perubahan isolat virus di
lapangan agar senantiasa dapat menyediakan
vaksin yang homolog dan sesuai dengan kondisi di
lapangan. Salam sukses selalu.KONSULTASI TEKNIS
BapakGalih
Sumatera Barat
Apakah vaksinasi Gumboro boleh dilakukan pada
ayam umur 3 minggu? dan bagaimana cara
mengevaluasi program vaksinasi Gumboro yang
tepat?
Jawab:
Terima kasih Pak Galih atas pertanyaan yang
diajukan, program vaksinasi Gumboro yang tepat
merupakan salah satu upaya untuk mencegah
penyakit Gumboro yang cukup membandel. Hal-
hal yang perlu diperhatikan dalam evaluasi
program vaksinasi Gumboro yakni:
1. Jenis unggas
Jenis unggas akan berpengaruh terhadap
lamanya pemeliharaan. Pada ayam broiler
dengan masa pemeliharaan cukup pendek,
vaksinasi Gumboro cukup dilakukan 1 kali,
sedangkan pada ayam layer program vaksinasi
Gumboro minimal dilakukan 2 kali selama
periode pemeliharaan.
2. Sejarah kasus Gumboro
Dalam menentukan umur vaksinasi
Gumboro selain berdasarkan antibodi
maternal, juga perlu mempertimbangkan
sejarah kasus Gumboro pada periode
pemeliharaan sebelumnya. Misalnya, kasus
Gumboro terjadi di umur 25 hari, maka
vaksinasi Gumboro dapat dilakukan paling
lambat 2 minggu sebelum umur kasus
penyakit, yaitu pada umur 11 hari.
Pada kasus Gumboro yang muncul pada
ayam umur <21 hari atau >21 hari dengan
tingkat kematian tinggi (>5%), vaksin jenis
intermediate plus atau Medivac Gumboro A
menjadi solusi yang tepat. Namun jika kasus
Gumboro muncul pada ayam umur >21 hari
dengan tingkat kematian rendah (<5%), maka
dapat menggunakan vaksin jenis intermediate
atau Medivac Gumboro B.
3. Level maternal antibodi
Untuk mengetahui nilaiantibodi maternal
dapat dilakukan dengan mengambil sampel
darah (serum) dari anak ayam umur 1-4 hari,
Wee
09
dengan metode ELISA. Dengan
tung umur vaksinasi Gumboro
pertama menggunakan vaksin Gumboro aktif.
Terkait dengan level antibodi maternal,
program vaksinasi Gumboro yang dilakukan
ketika level antibodi maternal masih tinggi
akan menyebabkan vaksin yang diberikan tidak
dapat bekerja sebagaimana mestinya karena
virus vaksin akan dinetralisir oleh antibodi
maternal. Oleh karena itu, waktu pemberian
vaksin Gumboro perlu diperhitungkan dengan
baik. Jangan sampai vaksin diberikan sebelum
waktunya atau justru setelah ayam kehilangan
perlindungan dari antibodi maternal.
Aplikasivaksinasi
Ketepatan aplikasi vaksinasi Gumboro juga
menjadi pendukung keberhasilan vaksinasi.
Vaksinasi Gumboro diberikan dengan
‘menggunakan metode per oral, yaitu cekok
atau tetes mulut dan air minum. Aplikasi
vaksinasi melalui metode cekok atau tetes
mulut dapat diberikan pada vaksinasi pertama
atau pada umur 7 hari, sedangkan jika melalui
airminum dapat diberikan pada umur >10 hari
Apabila aplikasi diberikan melalui air
minum, pastikan kualitas air bagus. Namun jika
kualitas air minum kurang bagus, tambahkan
Medimilk 10g/5L atau Netrabil 5e/L air minum
guna memperbaiki mutu air, sehingga dapat
memperpanjang umur virus vaksin untuk
menghasilkan kekebalan yang tinggi. Selain itu,
perhatikan rasio air minum yang diberikan
sehingga ayam mendapatkan dosis vaksin yang
seragam,
‘Sumber : Dok. Medion10
Vaksinasi Gumboro pada ayam layer boleh saja
diberikan pada ayam umur lebih dari 3 minggu
untuk vaksinasi ulangan. Terlebih jika umur
serangan pada periode sebelumnya terjadi diatas
umur 3 minggu. Data Technical Education and
Consultation Medion menunjukkan penyakit
Gumboro pada ayam layer bisa menyerang sampai
umur 6-7 minggu, namun jika dilihat dari pola
serangannya, diketahui bahwa anak ayam umur 22-
28 hari ternyata paling rentan terhadap serangan
Gumboro karena pada umur tersebut organ bursa
Fabrisius sebagai target penyakit Gumboro sedang
berkembang pesat. Oleh karena itu, jika vaksinasi
dilakukan umur 3 minggu bisa dikatakan agak
terlambat sehingga pemberian vaksin pada minggu
pertama (umur 7 hari) atau minggu kedua perlu
untuk diberikan.
Selain dengan program vaksinasi, usaha terbaik
mencegah kasus Gumboro perlu dikombinasikan
dengan manajemen pemeliharaan yang baik
terutama saat fase brooding, hal ini karena masa
pemeliharaan brooding menentukan performa
ayam di fase berikutnya, apabila terjadi kesalahan
manajemen pada fase brooding maka tidak dapat
dipulihkan dan menimbulkan dampak negatif
untuk fase berikutnya, selain itu pada fase inilah
organ limfoid berkembang pesat mencapai 70%.
Perkembangan optimal dari organ limfoid
berkaitan erat dengan pembentukan kekebalan
aktif yang akan menggantikan peran kekebalan
pasif yang diturunkan dari induk ke anak ayam.
Bapak Asep
Bogor -Jawa Barat
Bagaimana cara mencegah terjadinya ayam /ayer
bertelurdini atau lebih awal?
Jawab:
Terima kasih Bapak Asep atas pertanyaan yang
diajukan. Pemeliharaan ayam layer yang baik
adalah mewujudkan ayam yang sehat dengan
pemenuhan target (berat badan, feed intake, umur
pertama bertelur, puncak produksi, persentase
produksi telur dan rata-rata bobot telur) sesuai
(WAS
|
KONSULTASI TEKNIS
standar setiap minggunya. Ayam layer bertelur
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antaralai
1. Berat badan berlebih
Pullet dengan berat badan berlebih, akan
mencapai dewasa kelamin lebih awal dan
mulai memproduksi telur lebih cepat. Idealnya
ayam layer mulai berproduki pada umur 18
minggu. Jika produksi telur dicapai lebih awal,
telur yang dihasilkan akan berukuran kecil dan
masa bertelur akan pendek, sehingga
persentase produksi akan rendah. Hal ini
disebabkan sistem reproduksi ayam belum
matang secara sempurna, namun sudah
dipaksa untuk berproduksi telur. Kelebihan
berat badan dapat diatasi dengan melakukan
langkah-langkah berikut:
+ Pisahkan ayam-ayam dengan berat badan
berlebih dalam satu tingkatan baterai yang
sama untuk memudahkan pemantauan
dan penanganan. Bisa diletakkan di
kandang baterai paling bawah.
+ Lakukan penimbangan dan pemantauan
berat badan setiap harinya sampai berat
badan sesuai standar tercapai. Jumlah
ayam yang ditimbang sebanyak 60-100
ekor (2-5% dari populasi) per kandang
dan pastikan keseragemannya mencapai
80-85%. Artinya lebih dari 80% ayam
dalam satu kandang memiliki berat badan
yang hampir sama dengan toleransi +10%
dari berat badan standar. Pemantauan
rutin ini akan memudahkan evaluasi dan
penanganan yang lebih cepat jika berat
badan ayam melebihi standar sebelum
waktunya.
+ Ayam dengan berat badan melebihi
standar tidak perlu penambahan jumlah
ransum untuk pekan berikutnya,
+ Periksa kandungan energi dan protein
pakan. Konsumsi energi dan protein
berlebih akan diubah menjadi cadangan
energi dalam bentuk lemak di tubuh. Cek
juga homogenitas atau keseragaman
pencampuran pakan.
+ Untuk memanfaatkan kelebihan lemak di
dalam tubuh, bisa menambahkan Strong N
Fit ke dalam air minum. Strong N FitKONSULTASI TEKNIS
mampu mengubah lemak tubuh manjadi
energi sehingga dapat mencegah berat
badan berlebih pada pullet.
Sumber : Dok. Medion
Strong n Fit, membantu mengubah kelebihan
lemak tubuh menjadi energi
2. Pencahayaan berlebih
Cahaya dapat mempengaruhi fungsi
fisiologis beberapa bagian otak besar ayam,
khususnya kelenjar hipotalamus. Pencahayaan
yang berasal dari sinar matahari maupun
lampu akan menstimulasi kelenjar
hipotalamus yang kemudian merangsang
kelenjar hipofise, tiroid, dan paratiroid.
Kelenjar hipofise menghasilkan hormon follicle
stimulating hormone (FSH) dan luteinizing
hormone (LH). Hormon FSH berfungsi
mematangkan folikel atau sel telur pada indung
telur (ovarium), sedangkan hormon LH
berfungsi menggertak proses ovulasi
(pelepasan sel telur dari ovarium ke oviduk
atau saluran telur). Kedua hormon inilah yang
sangat berperan bagi pembentukan sebutir
telur. Kelenjar tiroid juga akan terstimulasi
untuk mensekresikan hormon tiroksin yang
berperan dalam pertumbuhan, sedangkan
kelenjar paratiroid menghasilkan hormon
paratiroksin yang sangat penting dalam
metabolisme kalsium (Ca) dan fosfor (P) yang
dibutuhkan dalam pembentukan tulang dan
kerabangtelur.
i
Jika cahaya yang diterima pullet berlebih,
maka akan terjadi dewasa kelamin dini dan ayam
mulai bertelur sebelum umur idealnya. Untuk
menghindari hal tersebut, lama cahaya selama
fase pullet diberikan dalam waktu 12 jam per hari
atau hanya berasal dari cahaya matahari) dengan
intensitas terendah (5-10 lux). Hal tersebut
bertujuan untuk mencegah dewasa kelamin dint
(bertelur dini) dan berat badan yang melebihi
standar sehingga memicu kejadian prolapsus.
Tabel 1. Program Pencahayaan pada Ayam Layer
1-3hani 2 1
4=7hank 2 2
= ihark 20 a
a5—2ihan 29 5
22=35han 18 €
36-49 han 7 7
‘50-63han 16 3s
-77han 15 a
78-9ihan ca 10
2-105had | 1 it
1o6-127han | __12 2
> i27 haa 2 2
Produksi 5% | 14 10
Produksi 35% | __15 >
Produksi 60% | 16 &
Sumber: ISA Brown Management Guide, 2018
Tabel 1. menunjukkan patokan lama dan intensitas
pencahayaan untuk ayam layer saat fase pullet dan
laying. Pencahayaan tambahan dapat dilakukan saat
ada ayam di dalam kandang yang sudah mulai
bertelur. Akan tetapi, perlu diperhatikan pula
pencapaian berat badan ayamnya. Idealnya
tambahan pencahayaan diberikan saat ayam
mencapai berat badan ideal untuk mulai berproduksi
Misalnya, untuk strain ISA brown diumur 18 minggu
dengan berat badan 1,42 - 1,73 Kg.
Narasumber
drh. Christina Lilis L.
Bergabung dengan Medion tahun 1993 di Bagian Research and Development.
Ditahun 2007 - 2016 menangani bagian Technical Support
dan Technicol Education and Consultation Manager hinaga sekarang
Konsultasi Teknis : 081394797417 ; email : es@medion.co.id