You are on page 1of 24
oO Kenali/Mendalam Wirlis ND LLC erent September 2020 to, bagaimana persiapan menjelang musim hujan? Kok harus divaksin sih? Kita kan sehat-sehat saja? pengh Jangan lupa juga minum. vitaminnya ya teman-teman. harus waspada, Sudah siap semuanya dong Flo. xo juga sudah vaksinasi ND. Soalnya tantangan virus ND sedang tinggi terutama di musim Betul, tidak ada jan, jadi kita Trus kondisi kebersihan diperhatikan juga kan Flo? salahnya vaksinasi kan? & kenyamanan rumah perlu DARI REDAKSI 01 Newcastle disease (ND) atau tetelo, penyakit ayam yang tergolong lawas atau “klasik” namun masih tetap mengusik ketenangan ternak unggas di Indonesia. Prevalensi kejadiannya yang cukup tinggi dan sering menjadi momok bagi peternak, karena dapat menimbulkan angka kematian hingga mencapai 100%. Penyebaran penyakit ini pun terbilang sangat cepat, baik pada ayam ras komersial, ayam buras, puyuh, maupun jenis ungeas lainnya. Selain itu, virus ND dari waktu ke waktu juga mengalami perkembangan, begitu pula dengan kasus-kasus outbreak ND yang tidak pernah lepas menimpa beberapa peternakan unggas di Indonesia. Oleh karena itu, kemunculan ND perlu betul-betul diwaspadai. Bahasan lebih detail mengenai update perkembangan NO diatas akan coba kami angkat pada artikel utama Info Medion edisi September 2020 kali ini dengan judul “Kenali Mendalam Virus ND Terkini dan Pengendaliannya”. Untuk melengkapi informasi utama, kami berikan pula artikel suplemen yang membahas tentang pentingnya uji serologi guna memantau titer antibodi terutama terhadap penyakit-penyakit viral yang berpengaruh dalam menurunkan performa produktivitas ayam. Bukan hanya ND, namun juga titer antibodi penyakit-penyakit viral lain yang bisa kita monitoring. Selain artikel tersebut, rubrik Konsultasi Teknis, Rubrik Khusus, Serba-Serbi, Peristiwa, dan Kuis pun hadir melengkapi sajian kami. Selamat membaca. Sukses selalu. Akhir kata kami ucapkan Selamat Hari Kemerdekaan Rl yang ke-75. Selamat membaca. Sukses selalu. Less Paper, Save Earth Mari dukung gerakan Go Green “Less Paper, Save Earth” dengan beralih dari Info Medion cetak ke versi digital dengan cara: Kirimkan WhatsApp / sms ke nomor 0813-2185-7405 dengan format REG_IM_elamat email_nama_umur_pekerjaan_alamat atau Subscribe Info Medion secara online dengan cara kunjungi https://www.medion.co.id/id/info-medion dan isi lengkap data diri Anda 02 ARTIKEL UTAMA Kenali Mendalam Virus ND Terkini dan Pengendaliannya Penyakit Newcastle Disease (ND) atau yang sering dikenal dengan tetelo adalah salah satu yang ‘membuat kerugian yang cukup besar di peternakan. Penyakit ini selalu menghampiri kandang hampir di setiap musim. Kerugian yang diakibatkan oleh infeksi ini cukup besar, dilihat dari mortalitas akibat ND mencapai 100% untuk serangan ND velogenik. Kualitas dan kuantitas produksi telur menurun dengan variasi antara 9-60%. Hal tersebut juga menyebabkan tingginya tingkat culling ayam di kandang. Selain itu, ND termasuk penyakit imunosupresan sehingga penyakit lain akan mudah masuk, Grafik 1. Data Kasus Positif ND Berdasarkan Uji PCR 2019 2020(s.d me & 8 8 Jumlah kasus ‘Sumber : Technical Education & Consultation Medion, 2020 Kejadian penyakit ND masih cukup tinggi sampai pertengahan tahun 2020. Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh tim Technical Education and Consultation Medion, terbukti angka kejadian ND masih cukup tinggi selama 2,5 tahun terakhir. Pada tahun 2019 terjadi peningkatan kasus sebesar 19,74% dibandingkan tahun 2018, sedangkan pada tahun 2020 angka kejadiannya sudah cukup tinggi meskipun baru sampai bulan Mei wus Penyebab ND Penyakit Newcastle Disease virus disebabkan oleh virus Avian paramyxovirus-1 (APMV-1) termasuk dalam genus Avulavirus dalam famili Paramyxoviridae. Virus ND memiliki genom single stranded (ss) RNA dengan struktur beramplop. Sumber : poultrysite.com Struktur Virus ND Klasifikasi virus ND didasarkan 3 hal, yang pertama adalah berdasarkan serotipenya. Penggolongan ini berdasarkan kesamaan antigenik pada uji hemaglutinasiinhibisi (HI), dikenal 9 serotipe Avian paramyxovirus, tipe 1 (APMV-1) sampai tipe 9 (APMV-9). Virus ND yang umum. menyerang unggas termasuk dalam APMV-1. Penggolongan kedua adalah berdasarkan patotipe- nya. Penggolongan ini dilakukan dengan melihat virulensi/keganasan penyakit, dibedakan menjadi Ayaitu: 1) Velogenic (ganas) Kelompok ini memiliki keganasan paling tinggi dan dibagi menjadi dua bentuk, yang pertama adalah Viscerotropic velogenic. Serangan ND kelompok ini bersifat akut dengan mortalitas yang tinggi. Perubahan khas yang sering ditemukan pada ayam yang terinfeksi virus ini ARTIKEL UTAMA ialah Iuka dan hemoragi pada usus. Ayam akan menunjukkan gejala lesu, penurunan nafsu makan, produksi telur secara drastis, diare dan tingkat_kematiannya >90%. Bentuk kedua adalah Neurotropic velogenic yang ditandai dengan munculnya gangguan pernapasan serta kelalaian pada syaraf yang umum disebut torticolis atau tetelo, Ayam yang terserang menjadi lemah karena kesulitan makan dan minum. 2) Mesogenic (sedang) Tingkat kematian yang ditimbulkan relatif rendah (£10%), terlihat gangguan pernapasan akut dan gangguan syaraf pada beberapa ayam. Strain Kumarov, Roakin dan Mukteswar merupakan beberapa strain virus ND yang termasuk dalam patotipe ‘mesogenic. Penurunan produksi telur akibat infeksi virus ini bisa berlangsung selama 1-3 minggu. 3) Lentogenic(ringan) Kelompok ini menimbulkan gangguan pernapasan yang bersifat ringan, tidak menunjukkan gejala syaraf dan kadang- 03 kadang bersifat subklinis (tidak menampakkan gejala yang spesifik). Penurunan produksi tidak signifikan dan kematian hampir tidak ada. Strain yang termasuk dalam kelompok ini antara lain B1, F, V4 dan La Sota. Strain ND dari kelompok inilah yang sering digunakan sebagai vaksin aktif 4) Asymptomaticenteritic Termasuk virus kurang mematikan dengan tempat bereplikasi terutama di saluran pencernaan (usus). Kelompok ini tidak menimbulkan suatu gejala penyakittertentu. Penggolongan ND yang ketiga adalah berdasarkan genotipe-nya. Penggolongan berdasarkan genotipe ini muncul karena perkembangan teknologi terkini. Klasifikasi dilakukan berdasarkan materi inti virus melalui DNA sequencing. Dalam penggolongan ini, virus ND dibedakan menjadi 10 genotipe. Genotipe yang dominan bersirkulasi di dunia dan bersifat virulen adalah: V, VI, Vil dan VIll. Genotipe yang ada di ASIA adalah VI (1960 s/d 1985) kemudian _belakangan ditemukan genotipe VII. Grafik 2. Kasus Penyakit ND per Bulan Periode 2019 - 2020 (s.d April) —m— Pedaging 120 100 8 s 6 40 8 Jumlah kasus —+— Petelur , Pe B01 B02 B03 B04 BOS B06 BO7 BOS BOS B10 B11 B12 BO1 B02 BO3 Bod Bulan Sumber : Technical Education & Consultation Medion, 2020 04 Update Penyakit ND di Indonesia Berdasarkan data yang dikumpulkan oleh tim Technical Education and Consultation PT. Medion kasus ND dari tahun 2019 sampai 2020 baik pada ayam broiler maupun layer masih terus ditemukan. Terlihat juga pada akhir tahun 2019 sampai 2020 saat musim penghujan dan pergantian musim, kasus ND mengalami kenaikan. Hal ini menjadi pertanyaan dikarenakan saat ini program vaksinasi ND di peternakan sudah tergolong rapat, dan saat dilakukan uji serologi, hasil uji menunjukkan titer, yang protektif, namun kasus ND masih terus muncul. Medion melakukan mapping/pemetaan virus ND dengan mengumpulkan sampel dari ayam yang diduga terinfeksi ND dari lapangan. Sampel organ kemudian diuji dengan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) yang dilanjutkan dengan uji DNA sequencing. Proses DNA sequencing dilakukan untuk melihat susunan genetik dari virus ND. Hasil dari pemetaan tersebut ditemukan bahwa virus ND yang dominan bersirkulasi di Indonesia saat ini adalah virus ND Genotipe 7 (velogenic) dimana virus tersebut terpisah jauh dengan virus ND lama Genotipe 2 (La Sota). Terdapat 2 subgenotipe G7 yang beredar di Indonesia yaitu G7h dan G7a/G7i (Shohaimi et al, 2015 & Dimitrov et al, 2016) dengan sebaran kasus seperti terlampir pada peta ARTIKEL UTAMA di bawah ini, Berdasarkan peta tersebut, hampir di seluruh wilayah Indonesia ditemukan kasus ND baik genotipe 7h maupun genotipe 7a. Diagnosa NDdiLapangan Secara alami, virus ND akan menginfeksi ayam secara inhalasi (terhirup/melalui_saluran pernapasan) dan ingesti (termakan/melaluisaluran pencernaan). Saat proses infeksi, ayam yang sakit akan mengeluarkan virus ND dalam jumlah besar, terutama pada feses. Akibatnya penularan ND dapat terjadi melalui oral akibat ingesti feses yang mengandung virus, melalui pakan atau air minum, yang terkontaminasi atau per inhalasi akibat menghirup partikel feses yang telah mengering. Selain feses, mukus (lendir) dari ayam yang terinfeksi ND juga akan mencemari udara sehingga penularan ND dapat berlangsung lebih cepat. Setelah_menginfeksi ayam, virus ND akan menimbulkan gejala klinis setelah 2-15 hari (rata- rata 5-6 hari). Cepat lambatnya masa inkubasi maupun gejala klinis dan perubahan patologi yang ditimbulkan, dipengaruhi oleh jenis virus ND yang menginfeksi, dosis atau konsentrasi virus yang menginfeksi, jenis dan umur ayam yang terinfeksi, status imunitas, komplikasi dengan penyakit lain serta kondisi lingkungan. Sebaran Kasus ND Tahun 2009-2020 “® Subgenotipe G vith (2009- 2020) ® subgenotipe 6 vila (2013-2020) SE ‘Sumber : Medion, 2009 - 2020 ARTIKEL UTAMA Gejala klinis yang terlihat apabila ayam terinfeksi ND antara lain hilangnya nafsu makan, feses berwarna hijau lumut dan kadang-kadang disertai gumpalan putih, ayam menjadi gemetar, dan muncul kelainan pada syaraf (kelumpuhan pada kaki dan atau sayap, leher terpuntir/torticolis dan ayam berputar-putar). Selain itu, angka kematian akibat ND bisa mencapai 100%. ‘Sumber : Dok. Medion ‘Sumber : Dok. Medion Ukuran telur kecil dan berwarna pucat Selain gejala klinis yang tampak pada ayam, pada ayam petelur fase produksi, kelainan juga ditemukan dari telur ayam yang dihasilkan. Secara kuantitas, produksi telur mengalami penurunan bervariasi mulaidari9 sampai 60%, sedangkan dari segi kualitas, telur dari ayam yang terinfeksi ND biasanya berwarna pucat disertai ukuran telur yang, kecil Patologi anatomi yang terlihat ketika dilakukan bedah pada ayam dengan gejala Klinis mengarah ke ND antara lain adanya peradangan pada saluran pernapasan, meliputi/aryng dan trachea. 05 2 = Radang pada papila proventrikulus Selain di sistem pernapasan, perubahan yang patognomonis akibat infeksi ND di saluran pencernaan adalah adanya radang pada bagian papila proventrikulus. Di dalam sistem pencernaan juga terdapat organ limphoid yang juga mengalami perubahan diakibatkan adanya infeksi ND yakni, radang pada caeca tonsil dan peyer’s patches. Kedua organ ini merupakan organ limphoid lokal yang akan mengalami perubahan ketika ada infeksi di daerah usus baik karena bakteri maupun virus seperti ND. Lf > \ 2 8 = | Radang pada payer's patches 06 Sumber : Dok, Medion Radang pada ovarium Pada sistem reproduksi ditemukan adanya peradangan pada daerah ovarium dan terkadang terlihat kelainan dari bentuk ovarium menjadi lembek atau membubur bahkan pecah di rongga peritoneum. Ovarium lembek dan pecah di rongga perut Dalam melakukan diagnosa, terkadang kita menemukan perubahan baik dari gejala klinis ataupun patologi anatomi yang hampir mirip dengan penyakit ND (sebagai differential diagnose). Berikut kami tampilkan beberapa penyakit tersebut (Tabel 1.) Dikarenakan terdapat banyak jenis penyakit yang hampir mirip dengan ND, dalam diagnosa di lapangan sering dikelirukan dengan penyakit- penyakit tersebut. Oleh karena itu diperlukan adanya peneguhan diagnosa menggunakan ji laboratorium, bisa dengan uji serologi, hingga isolasi dan identifikasi agen penyebab penyakit melalui metode polymerase chain reaction (PCR) dan DNA sequencing. \\\\ ARTIKEL UTAMA Tabel 1. Diagnosa Banding Penyakit ND sus Penyakit cae ND LPAL HPAL ItT CRD. 16 Ngorok + ot ot Torito See : rnurunanprodulsitelur 4+ H+ HH + +H urunankualitastelur +[+]-1-|- | Moraitastings +] - [ae le [| - Kemetion mendecek Se Sanesslencperea deri] - + #1) - ~~ Perurunanfeedineake ola + |e] el Konjungeivitis| +[+lHlele[s Dilatasipembuluhdarahotak +/- + t+ - - - Lacingeis 8 tracts HOHE He HE OH Brontiis f= ae - fo fe Paruparulpneumonis) pede Alesaceuis tho a Redangdiproventikulus ++ HH Perdarahan diovarium Shei t= [ os ‘Ovarium membubur/ Tidak — tel a [- [| - Dieaipambauhdaran Alalcstalal= ‘cypticoviauer =e w= Te réarahan dilemak tubuh& ie eee Perdarahan diotoe buh & Sigiieiale He ‘es Sedang w+ = Parah, -« Tiak ade Upaya Pengendalian ND Dalam mengendalikan penyakit ND membutuhkan kombinasi dari beberapa faktor seperti vaksinasi, penerapan biosecurity yang ketat serta ditunjang dengan sistem manajemen pemeliharaan yang optimal. Sering kita lupakan bahwasanya_kondisi kesehatan ayam juga berkaitan erat dengan kondisi lingkungan dimana ayam tersebut tinggal. Faktor kenyamanan seperti kualitas udara yang baik, manajemen litter, air minum yang bersih, serta kualitas pakan yang baik. Ciptakan kondisi kandang yang nyaman dengan memperhatikan jumlah ayam dalam kandang tidak terlalu padat, ventilasi kandang cukup dan sebisa mungkin dilakukan sistem pemeliharaan “all in all out" serta penerapanistirahat kandang minimal 2 minggu Perketat biosekuriti dengan membatasi lalu lintas orang/kendaraan yang keluar-masuk kandang. Tidak menutup kemungkinan virus ND ‘Sumber : Technical Education & Consultation Medion, 2019 3 8 : ARTIKEL UTAMA. terbawa melalui roda kendaraan yang keluar- masuk kandang. Lakukan desinfeksi baik kendaraan maupun personil, terutama jika datang dari peternakan lain yang terinfeksi. Alas kaki sebaiknya disikat karena_penyelupan/penyemprotan desinfektan saja tidak mampu menembus virus yang terdapat pada sela-sela alas sepatu. Untuk menekan penularan penyakit melalui air minum, lakukan sanitasi dengan memberikan antiseptik seperti Desinsep atau Neo Antisep. Pembersihan alas kaki Lakukan sanitasi_ kandang dan peralatan (kandang dibersihkan, dicuci dan disemprot) dengan Neo Antisep atau Medisep, kemudian cegah hewan liar dan hewan peliharaan lain masuk ke lingkungan kandang. Apabila sedang terjadi outbreak maka desinfeksi dilakukan setiap hari untuk menurunkan jumlah agen infeksi di lingkungan kandang. Sanitasi tempat minum dan tempat pakan dilakukan dengan pencucian rutin serta desinfeksi (Medisep) setiap 2 kali sehari Sumber : Dok, Medion Neo Antisep, desinfektan untuk sanitasl kandang dan peralatan 07 Vaksinasi dapat mencegah kerugian yang ditimbulkan dari serangan penyakit ini. Untuk menunjang efektivitas vaksinasi perlu memperhatikan beberapa hal sebagai berikut: 1. Kondisi ayamsehatsebelum divaksin Pastikan ayam dalam kondisi sehat saat akan divaksinasi ND sehingga titer antibod yangterbentuk lebih optimal. 2. Tepat vaksin yang digunakan Gunakan vaksin ND yang kualitasnya masih baik, segel vaksin masih utuh, bentuknya tidak berubah, vaksin belum kadaluarsa, serta etiketnya masih terpasang dengan baik. Selain dari segi fisik, penting juga untuk mempertimbangkan penggunaan vaksin ND yang homolog dengan virus ND lapangan. Kegagalan hasil vaksinasi juga bisa disebabkan oleh ketidaktepatan pemilihan vaksin. Vaksin yang akan diberikan untuk ayam haruslah disesuaikan dengan jenis dan keganasan penyakit yang sering menyerang. Medion memproduksi vaksin untuk mencegah penyakit ND yang homolog dengan virus ND G7 lapangan, yaitu vaksin Medivac ND G7 Emulsion, Medivac ND G7-EDS Emulsion, Medivac ND G7-EDS-IB Emulsion, dan Medivac ND 67-18 Emu Namun penggunaan vaksin aktif seperti Medivac ND La Sota, Medivac ND Hitchner B1, Medivac Clone 45, atau Medivac ND-IB tetap perlu diberikan untuk menggertak pembentukan kekebalan ND secara cepat dan protektif. 3. Tepat program vaksinasi Berikut contoh program vaksinasi pada ayam pedaging dan petelur yang dapat disesuaikan dengan kondisi farm setempat (Tabel 2). Pengulangan vaksinasi ND di masa produksi jika menggunakan vaksin aktif bisa dilakukan 1-2 bulan sekali, sedangkan jika menggunakan vaksin inaktif bisa dilakukan 2-3 bulan sekali. Jadwal revaksinasi yang tepat bisa juga didasarkan atas hasil monitoring titer antibodi terhadap ND. n. Tabel 2. Panduan Program Vaksinasi ND ‘Umur (Hari) | Program Vaksinasi ND pada Broiler ‘Medivac ND Hitcher 81 (tetes mata/tetes hidung) o4 + Medivac ND G7 Emulsion (Suntikan subkutan 0.2 mi) 18-21 : Umur (Hari) | Program Vaksinasi ND pada Layer Medivac ND Hitchner B1 (tetes mata/tetes hidung) 4 + Medivac ND G7 Emulsion (suntikan subkutan 0.2 ml) Medivac ND La Sota/ Medivac ND Clone 45, (air minum) 56 + Medivac ND G7 Emulsion (suntikan intrarmuskular 0.5 ml) ‘Medivac ND La Sota/ Medivac ND 90 Clone 45, (air minum) Pilih salah satu : Medivae ND G7-EDS-IB Emulsion (suntikan intramuskular 0.5 mi) atau Medivac ND G7 -EDS Emulsion (suntikan intramuskular 0.5 ml) a2" 4. Perhatikan cara handling/penanganan vaksin ND sejak dibeli hingga diberikan pada ayam + Saat distribusi dan penyimpanan sementara, suhu vaksin ND harus selalu terkondisikan pada suhu 2-8°C. + Sebelum diberikan ke ayam, proses thawing harus diperhatikan. Thawing bertujuan menaikkan suhu vaksin secara bertahap yang sebelumnya 2-8°C mendekati suhutubuh ayam (441°C) atau sampai vaksin tidak terasa dingin lagi, yaitu dengan suhu sekitar 25-27°C. Setelah di-thawing, sebaiknya vaksin ND tidak dimasukkan lagi ke dalam lemari pendingin/marina cooler yang suhunya \\\WWSEE ARTIKEL UTAMA 2-8°C karena bisa menurunkan potensi vaksin. + Pastikan jangka waktu pemberian vaksin ND tepat, di mana vaksin ND aktif harus habis diberikan maksimal 2jam, sedangkan vaksin ND inaktif harus habis dalam waktu 24 jam. Jika vaksin ND tidak habis, maka sisanya tidak bisa disimpan untuk kemudian digunakan lagi. Sisa vaksin dan kemasannya harus direndam desinfektan terlebih dahulu, baru kemudian dibuang/dikubur. 5. Tepat metode aplikasi vaksinasi Untuk mendapatkan antibodi yang ‘optimal, pastikan vaksinasi ND pertama diberikan dengan melalui tetes mata/hidung agar mengektifkan kelenjar harderian (organ kekebalan) di dzerah mata. Sehingga terbentuk kekebalan lokal di daerah saluran pernapasan atas yang merupakan pintu masuk infeksi virus ND. Selain itu juga, agar tiap ekor anak ayam mendapatkan 1 dosis penuh. Sedangkan vaksin inaktif yang disuntikkan diberikan menyesuaikan dengan umur ayam, misalnya 0,5 ml untuk ayam dewasa melalui suntikan subcutan maupun intramuskuler, dan 0,2 ml untuk anak ayam melalui suntikan subkutan. Demikian terkait update virus ND dan fenomena penyakit ND di lapangan. Perlu kita perhatikan pengendalian ND merupakan kombinasi dari beberapa faktor meliputi vaksinasi, biosecurity yang ketat serta dipadukan dengan manajemen pemeliharaan yang baik. Medion akan selalu mengikuti perkembangan kasus ND dengan selalu memantau perubahan isolat virus di lapangan agar senantiasa dapat menyediakan vaksin yang homolog dan sesuai dengan kondisi di lapangan. Salam sukses selalu. KONSULTASI TEKNIS BapakGalih Sumatera Barat Apakah vaksinasi Gumboro boleh dilakukan pada ayam umur 3 minggu? dan bagaimana cara mengevaluasi program vaksinasi Gumboro yang tepat? Jawab: Terima kasih Pak Galih atas pertanyaan yang diajukan, program vaksinasi Gumboro yang tepat merupakan salah satu upaya untuk mencegah penyakit Gumboro yang cukup membandel. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam evaluasi program vaksinasi Gumboro yakni: 1. Jenis unggas Jenis unggas akan berpengaruh terhadap lamanya pemeliharaan. Pada ayam broiler dengan masa pemeliharaan cukup pendek, vaksinasi Gumboro cukup dilakukan 1 kali, sedangkan pada ayam layer program vaksinasi Gumboro minimal dilakukan 2 kali selama periode pemeliharaan. 2. Sejarah kasus Gumboro Dalam menentukan umur vaksinasi Gumboro selain berdasarkan antibodi maternal, juga perlu mempertimbangkan sejarah kasus Gumboro pada periode pemeliharaan sebelumnya. Misalnya, kasus Gumboro terjadi di umur 25 hari, maka vaksinasi Gumboro dapat dilakukan paling lambat 2 minggu sebelum umur kasus penyakit, yaitu pada umur 11 hari. Pada kasus Gumboro yang muncul pada ayam umur <21 hari atau >21 hari dengan tingkat kematian tinggi (>5%), vaksin jenis intermediate plus atau Medivac Gumboro A menjadi solusi yang tepat. Namun jika kasus Gumboro muncul pada ayam umur >21 hari dengan tingkat kematian rendah (<5%), maka dapat menggunakan vaksin jenis intermediate atau Medivac Gumboro B. 3. Level maternal antibodi Untuk mengetahui nilaiantibodi maternal dapat dilakukan dengan mengambil sampel darah (serum) dari anak ayam umur 1-4 hari, Wee 09 dengan metode ELISA. Dengan tung umur vaksinasi Gumboro pertama menggunakan vaksin Gumboro aktif. Terkait dengan level antibodi maternal, program vaksinasi Gumboro yang dilakukan ketika level antibodi maternal masih tinggi akan menyebabkan vaksin yang diberikan tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya karena virus vaksin akan dinetralisir oleh antibodi maternal. Oleh karena itu, waktu pemberian vaksin Gumboro perlu diperhitungkan dengan baik. Jangan sampai vaksin diberikan sebelum waktunya atau justru setelah ayam kehilangan perlindungan dari antibodi maternal. Aplikasivaksinasi Ketepatan aplikasi vaksinasi Gumboro juga menjadi pendukung keberhasilan vaksinasi. Vaksinasi Gumboro diberikan dengan ‘menggunakan metode per oral, yaitu cekok atau tetes mulut dan air minum. Aplikasi vaksinasi melalui metode cekok atau tetes mulut dapat diberikan pada vaksinasi pertama atau pada umur 7 hari, sedangkan jika melalui airminum dapat diberikan pada umur >10 hari Apabila aplikasi diberikan melalui air minum, pastikan kualitas air bagus. Namun jika kualitas air minum kurang bagus, tambahkan Medimilk 10g/5L atau Netrabil 5e/L air minum guna memperbaiki mutu air, sehingga dapat memperpanjang umur virus vaksin untuk menghasilkan kekebalan yang tinggi. Selain itu, perhatikan rasio air minum yang diberikan sehingga ayam mendapatkan dosis vaksin yang seragam, ‘Sumber : Dok. Medion 10 Vaksinasi Gumboro pada ayam layer boleh saja diberikan pada ayam umur lebih dari 3 minggu untuk vaksinasi ulangan. Terlebih jika umur serangan pada periode sebelumnya terjadi diatas umur 3 minggu. Data Technical Education and Consultation Medion menunjukkan penyakit Gumboro pada ayam layer bisa menyerang sampai umur 6-7 minggu, namun jika dilihat dari pola serangannya, diketahui bahwa anak ayam umur 22- 28 hari ternyata paling rentan terhadap serangan Gumboro karena pada umur tersebut organ bursa Fabrisius sebagai target penyakit Gumboro sedang berkembang pesat. Oleh karena itu, jika vaksinasi dilakukan umur 3 minggu bisa dikatakan agak terlambat sehingga pemberian vaksin pada minggu pertama (umur 7 hari) atau minggu kedua perlu untuk diberikan. Selain dengan program vaksinasi, usaha terbaik mencegah kasus Gumboro perlu dikombinasikan dengan manajemen pemeliharaan yang baik terutama saat fase brooding, hal ini karena masa pemeliharaan brooding menentukan performa ayam di fase berikutnya, apabila terjadi kesalahan manajemen pada fase brooding maka tidak dapat dipulihkan dan menimbulkan dampak negatif untuk fase berikutnya, selain itu pada fase inilah organ limfoid berkembang pesat mencapai 70%. Perkembangan optimal dari organ limfoid berkaitan erat dengan pembentukan kekebalan aktif yang akan menggantikan peran kekebalan pasif yang diturunkan dari induk ke anak ayam. Bapak Asep Bogor -Jawa Barat Bagaimana cara mencegah terjadinya ayam /ayer bertelurdini atau lebih awal? Jawab: Terima kasih Bapak Asep atas pertanyaan yang diajukan. Pemeliharaan ayam layer yang baik adalah mewujudkan ayam yang sehat dengan pemenuhan target (berat badan, feed intake, umur pertama bertelur, puncak produksi, persentase produksi telur dan rata-rata bobot telur) sesuai (WAS | KONSULTASI TEKNIS standar setiap minggunya. Ayam layer bertelur dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antaralai 1. Berat badan berlebih Pullet dengan berat badan berlebih, akan mencapai dewasa kelamin lebih awal dan mulai memproduksi telur lebih cepat. Idealnya ayam layer mulai berproduki pada umur 18 minggu. Jika produksi telur dicapai lebih awal, telur yang dihasilkan akan berukuran kecil dan masa bertelur akan pendek, sehingga persentase produksi akan rendah. Hal ini disebabkan sistem reproduksi ayam belum matang secara sempurna, namun sudah dipaksa untuk berproduksi telur. Kelebihan berat badan dapat diatasi dengan melakukan langkah-langkah berikut: + Pisahkan ayam-ayam dengan berat badan berlebih dalam satu tingkatan baterai yang sama untuk memudahkan pemantauan dan penanganan. Bisa diletakkan di kandang baterai paling bawah. + Lakukan penimbangan dan pemantauan berat badan setiap harinya sampai berat badan sesuai standar tercapai. Jumlah ayam yang ditimbang sebanyak 60-100 ekor (2-5% dari populasi) per kandang dan pastikan keseragemannya mencapai 80-85%. Artinya lebih dari 80% ayam dalam satu kandang memiliki berat badan yang hampir sama dengan toleransi +10% dari berat badan standar. Pemantauan rutin ini akan memudahkan evaluasi dan penanganan yang lebih cepat jika berat badan ayam melebihi standar sebelum waktunya. + Ayam dengan berat badan melebihi standar tidak perlu penambahan jumlah ransum untuk pekan berikutnya, + Periksa kandungan energi dan protein pakan. Konsumsi energi dan protein berlebih akan diubah menjadi cadangan energi dalam bentuk lemak di tubuh. Cek juga homogenitas atau keseragaman pencampuran pakan. + Untuk memanfaatkan kelebihan lemak di dalam tubuh, bisa menambahkan Strong N Fit ke dalam air minum. Strong N Fit KONSULTASI TEKNIS mampu mengubah lemak tubuh manjadi energi sehingga dapat mencegah berat badan berlebih pada pullet. Sumber : Dok. Medion Strong n Fit, membantu mengubah kelebihan lemak tubuh menjadi energi 2. Pencahayaan berlebih Cahaya dapat mempengaruhi fungsi fisiologis beberapa bagian otak besar ayam, khususnya kelenjar hipotalamus. Pencahayaan yang berasal dari sinar matahari maupun lampu akan menstimulasi kelenjar hipotalamus yang kemudian merangsang kelenjar hipofise, tiroid, dan paratiroid. Kelenjar hipofise menghasilkan hormon follicle stimulating hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH). Hormon FSH berfungsi mematangkan folikel atau sel telur pada indung telur (ovarium), sedangkan hormon LH berfungsi menggertak proses ovulasi (pelepasan sel telur dari ovarium ke oviduk atau saluran telur). Kedua hormon inilah yang sangat berperan bagi pembentukan sebutir telur. Kelenjar tiroid juga akan terstimulasi untuk mensekresikan hormon tiroksin yang berperan dalam pertumbuhan, sedangkan kelenjar paratiroid menghasilkan hormon paratiroksin yang sangat penting dalam metabolisme kalsium (Ca) dan fosfor (P) yang dibutuhkan dalam pembentukan tulang dan kerabangtelur. i Jika cahaya yang diterima pullet berlebih, maka akan terjadi dewasa kelamin dini dan ayam mulai bertelur sebelum umur idealnya. Untuk menghindari hal tersebut, lama cahaya selama fase pullet diberikan dalam waktu 12 jam per hari atau hanya berasal dari cahaya matahari) dengan intensitas terendah (5-10 lux). Hal tersebut bertujuan untuk mencegah dewasa kelamin dint (bertelur dini) dan berat badan yang melebihi standar sehingga memicu kejadian prolapsus. Tabel 1. Program Pencahayaan pada Ayam Layer 1-3hani 2 1 4=7hank 2 2 = ihark 20 a a5—2ihan 29 5 22=35han 18 € 36-49 han 7 7 ‘50-63han 16 3s -77han 15 a 78-9ihan ca 10 2-105had | 1 it 1o6-127han | __12 2 > i27 haa 2 2 Produksi 5% | 14 10 Produksi 35% | __15 > Produksi 60% | 16 & Sumber: ISA Brown Management Guide, 2018 Tabel 1. menunjukkan patokan lama dan intensitas pencahayaan untuk ayam layer saat fase pullet dan laying. Pencahayaan tambahan dapat dilakukan saat ada ayam di dalam kandang yang sudah mulai bertelur. Akan tetapi, perlu diperhatikan pula pencapaian berat badan ayamnya. Idealnya tambahan pencahayaan diberikan saat ayam mencapai berat badan ideal untuk mulai berproduksi Misalnya, untuk strain ISA brown diumur 18 minggu dengan berat badan 1,42 - 1,73 Kg. Narasumber drh. Christina Lilis L. Bergabung dengan Medion tahun 1993 di Bagian Research and Development. Ditahun 2007 - 2016 menangani bagian Technical Support dan Technicol Education and Consultation Manager hinaga sekarang Konsultasi Teknis : 081394797417 ; email : es@medion.co.id

You might also like