@& mechanical Engineering: HYDRAULIC SYS G Cari a
Mechanical Engineering
Information about the Mechanical and heavy equipment
HYDRAULIC SYSTEM
1.Circuit Open Centre (OLSS- Open center Load Sensing System)
Flow dicharge pump akan dikembalikan ke tank pada saat control valve posisi
netral, sehingga pressure pump cenderung kecil (pada unit yang menggunakan
type variable piston pump, sudut pump akan dperkecil sehingga flow discharge
pump juga kecil.)
2.Circuit Close Centre
Flow dicharge pump tidak dikembalikan ke tank spool pada saat control valve
posisi netral, sehingga selalu terdapat standby pressure dan agar tidak terjadi
kenaikan pressure yang berlebihan maka oli akan dibebaskan melalui relief valve
(pilot circuit) atau unloader valve (main circuit) untuk membatasi besarnya
pressure. Dengan adanya standby pressure maka pergerakan attachment
responsive sesuai gerakan PPC valve atau lever control.
3.Stand by Pressure
Karena flow dicharge pump tidak dikembalikan ke tank pada saat control valve
posisi netral, sehingga pressure akan terjadi, untuk mengatur besar pressure
dibatasi oleh relief valve (pilot circuit) atau unloader valve (main circuit). Dengan
adanya standby pressure maka pergerakan actuator responsive sesuai
pergerakan lever control.
4.Pressurized Tank
Hydraulic tank yang breathernya menggunakan pressure valve (+ vaccum
vaccum), sehingga pressure dalam tank dipertahankan pada cracking pressure
(nilai tension spring pressure valve), dengan tujuan membantu kerja pump untuk
mencegah terjadinya cavitasi.
5.Hydraulic Lock
Suatu valve (spool) tidak bisa bergerak (jammed) karena adanya pressure yang
bekerja atau menekan valve secara tidak merata, sehingga terjadi kecenderungan
valve ditekan hanva nada satu sisi LIntuk mencanah teriadinva hudrauilic lack
< > = i a5.Hydraulic Lock
Suatu valve (spool) tidak bisa bergerak (jammed) karena adanya pressure yang
bekerja atau menekan valve secara tidak merata, sehingga terjadi kecenderungan
valve ditekan hanya pada satu sisi. Untuk mencegah terjadinya hydraulic lock,
maka pada spool atau valve dibuatkan alur melingkar atau Groove.
6.Hydraulic Relief Losses
Kehilangan tenaga engine pada saat relief pressure tercapai, sedangkan flow
discharge pump masih besar. Saat relief pressure tercapai, attachment sudah
tidak dapat bergerak, sehingga akan terjadi kerugian, jika pump masih
menghasilkan flow yang besar dan kelebihan flow oli akan dibebaskan melalui
relief valve, sehingga dapat menyebabkan overheat. Sehingga untuk mencegah
hal tersebut maka sudut pump diperkecil dengan fungsi CUT-OFF
7.Setting Pressure of Relief Valve
Hasil pembacaan pressure gauge pada saat control valve (PPC valve) digerakkan,
sedangkan actuator (hydraulic cylinder atau motor) tidak bergerak. Besarnya
Setting pressure bervariasi sesuai dengan Flow discharge pump (setting pressure
saat low idle akan lebih kecil dibanding saat high idle atau adanya perbedaan
sudut pump)
8.Cracking Pressure of Relief Valve
Besarnya pressure pada saat awal valve mulai terbuka, yang nilai pressurenya
diatas nilai tension springnya. Cracking pressure akan berubah hanya pada saat
dilakukan adjustment.
9.Pick Up Pressure
Plug atau coupler untuk memasang pressure gauge (hose adapter) saat
measurement.
10.Flow Rate
Besar max flow discharge pump dalam satuan liter per menit.
11.Back Pressure
Pressure dalam system yang terjadi karena adanya resistance atau orifice.
12.Fixed Displacement Pump
Type pump dimana satu putaran shaft pump menghasilkan flow discharge yang
konstan atau tidak dapat berubah.
13.Variable Displacement Pump
Type pump dimana satu putaran shaft pump menghasilkan flow discharge yang
dapat berubah sesuai sudut pump.
< > = i a@& mechanical Engineering: HYDRAULIC SYS G Cari a
11.Back Pressure
Pressure dalam system yang terjadi karena adanya resistance atau orifice.
12.Fixed Displacement Pump
Type pump dimana satu putaran shaft pump menghasilkan flow discharge yang
konstan atau tidak dapat berubah.
13.Variable Displacement Pump
Type pump dimana satu putaran shaft pump menghasilkan flow discharge yang
dapat berubah sesuai sudut pump.
14.Axial Piston Pump
Piston pump yang pergerakan pistonnya searah dengan sumbu, Tipe ini banyak
digunakan karena selain mampu bekerja pada pressure tinggi, juga konstruksinya
lebih sederhana dibandingkan Radial piston pump yang memerlukan mekanisme
inlet-outlet valve.
15.Swash Plate
Suatu mekanisme yang digunakan untuk mengatur dan merubah sudut piston
pump, swash plate digerakkan oleh servo piston yang diatur servo valve.
16.Axial pistol Pump.bend axis
Type piston pump yang sudut pumpnya terbentuk karena drive shaft dengan
cylinder barrel shaft tidak segaris, hal ini dapat dilihat dari bentuk housingnya
yang bengkok. Karena torsional force yang terjadi pada shaft pump relative besar
sehingga bearing yang digunakan sebagai tumpuan shaft, jumlahnya lebih banyak
dan ukurannya besar, jika disbanding yang digunakan pada axial piston pump
swash plate.
17.5/4 Spool Control Valve
Suatu system spool control valve yang mempunyai 5 port yang terdiri : port Inlet
Bypass, Inlet standby, Outlet bypass (tank) dan 2 port Outlet-Inlet actuator, spool
dapat digerakkan pada 4 posisi pergerakan spool, misal Raise, Hold, Float dan
Lower.
18.Groove
Untuk mencegah terjadinya hydraulic lock, maka pada spool dibuatkan alur
melingkar (groove). Agar valve (spool) bisa bergerak karena pressure akan
bekerja atau menekan sekeliling spool sehingga memposisikan spool ditengah
(segaris dengan sumbu).
< > = i aHires)
digerakkan dengan smooth
26.Aeration
Masuknya udara kedalam system saat melakukan pekerjaan repair, assembling
atau mounting komponen hydraulic, sehingga dapat menimbulkan cavitasi, untuk
menghilangkan udara yang terjebak harus dilakukan Air bleeding.
27.Hydraulic Cushion Cylinder
Suatu mekanisme cushion yang dipasang pada sisi head dan atau sisi bottom
cylinder hydraulic, yang berfungsi untuk mencegah terjadinya benturan antara rod
piston dengan cylinder housing, pada saat rod piston mendekati akhir langkah
(end stroke) dengan cara menjebak oli dan membebaskannya secara bertahap.
28.Hydraulic Circuit parallel
Control valve dengan sistem pembagian flow oli yang merata, sehingga beberapa
actuator dapat digerakkan secara bersamaan. Sehingga diperlukan flow
discharge yang relative besar untuk dapat menggerakkan semua attachment
secara bersamaan
30.Hydraulic Circuit Tandem
Control valve dengan sistem pembagian flow oli lebih prioritas pada spool
(actuator) pertama, sehingga untuk dapat menggerakkan actuator kedua, spool
pertama harus diposisikan netral. Contoh : sirkuit hydraulic pada Wheel loader-
1st spool ; bucket, 2nd spool : lift
31.Coating material
Bahan yang dioleskan ke komponen sebagai pelapis untuk mencegah
kebocoran, perekat, anti karat, dsb, (Adhessive, gasket sealant, lubricant, grease)
contoh : Loctite, dsb.
32.Press fit
Suaian sesak
33.Bending
Kebengkokan rod cylinder yang biasanya disebabkan accident, benturan atau
beban dari luar. Sedangkan untuk yang double cylinder, faktor bending cenderung
lebih besar, terutama yang menggunakan independent link (link terpisah antar
cylinder), karena saat salah satu cylinder bekerja tidak normal, maka akan
menimbulkan torsional force.
34.Pitting
Kerusakan pada permukaan komponen berupa bopeng, yang disebabkan
cavitasi (udara terjebak dalam fluida)
< > = i a33.Bending
Kebengkokan rod cylinder yang biasanya disebabkan accident, benturan atau
beban dari luar. Sedangkan untuk yang double cylinder, faktor bending cenderung
lebih besar, terutama yang menggunakan independent link (link terpisah antar
cylinder), karena saat salah satu cylinder bekerja tidak normal, maka akan
menimbulkan torsional force.
34.Pitting
Kerusakan pada permukaan komponen berupa bopeng, yang disebabkan
cavitasi (udara terjebak dalam fluida)
35.Shringking fit
Metode yang digunakan untuk memasang komponen press fit, dengan cara
menyusutkan atau memuaikan komponen yang akan dipasang. Contoh: bushing
disusutkan, bearing dimuaikan.
36.Flatness
Kerataan permukaan suatu komponen.
37.Roudness
Kebulatan suatu shaft yang ditentukan oleh pengukuran X — Y pada penampang
melintang.
38.Scratch
Kerusakan pada permukaan komponen berupa baret atau goresan yang
biasanya memanjang yang disebabkan gesekan yang berlebihan atau ada
material asing yang terjepit diantara dua komponen yang bergerak.
39.Chipping
Kerusakan pada permukaan komponen yang disebabkan benturan yang keras
sehingga rompal.
40.Marking
Pemberian tanda pada komponen untuk mempermudah pemasangan kembali
sehingga mencegah salah pemasangan serta menghindarkan pekerjaan berulang
41.Crack
Kerusakan pada komponen berupa keretakan yang disebabkan material fatique,
overload, overheat, benturan, dsb.
42.Standard size
Ukuran akhir dari suatu komponen yang masih baru atau yang sudah direpair
< > = i a45.Standard clearance (standard range)
Celah bebas atau kerenggangan antara dua komponen, sesuai dengan besar
tolerancenya, sehinga nilai standard clearance bervariasi dalam range minimal
dan maksimal.
46.Flushing
Membersihkan kandungan material asing atau kontaminan di dalam sistem
(fluida).
47 Air Bleeding
Melakukan pembuangan angin yang terjebak dalam cylinder, motor, pump dan
komponen lainnya setelah penggantian ataupun pelepasan, sehingga tidak terjadi
cavitasi pada komponen dan pergerakan work equipment tidak tersendat sendat.
48.EPC valve (Electronic Proportional Control)
Variable Solenoid yang bekerja berdasarkan arus perintah (listrik) untuk
menggerakkan hydraulic valve sehingga output pressurenya bervariasi sesuai
(proportional) dengan besarnya arus perintah yang mengalir menuju solenoid.
49.2 Stage relief valve
Relief valve yang mempunyai 2 tingkat setting pressure (1st = 320 kg/cm2, 2nd =
350kg/cm2), yang bertujuan untuk meningkatkan tenaga (power) attachment.
Prinsip kerja 2 stage relief valve adalah memperkuat tension spring main relief
dengan mekanisme piston yang digerakkan oleh pilot pressure. Agar speed
attachment tetap dapat dipertahankan maka sudut pump akan dipertahankan
dengan menCancel CO valve.
50.Cranking of screw piston cylinder
No reference
51.Backlash
Internal leakage pada gear pump yang terjadi pada bidang kontak teeth drive
dan driven gear.
52.Top Clearance
Internal leakage pada gear pump yang disebabkan keausan yang terjadi pada
bagian atas hosuing sisi suction yang disebabkan adanya gaya tekan terhadap
gear karena pressure pada sisi discharge dan untuk mengurangi internal leakage
tersebut, maka dipasang Side plate yang akan memanfaatkan sebagian pressure
discharge pump untuk dialirkan menuju sisi suction melalui V- groove sebagai
balancing pressure.
53.Side Clearence
< > = i a52.Top Clearance
Internal leakage pada gear pump yang disebabkan keausan yang terjadi pada
bagian atas hosuing sisi suction yang disebabkan adanya gaya tekan terhadap
gear karena pressure pada sisi discharge dan untuk mengurangi internal leakage
tersebut, maka dipasang Side plate yang akan memanfaatkan sebagian pressure
discharge pump untuk dialirkan menuju sisi suction melalui V- groove sebagai
balancing pressure.
53.Side Clearence
Internal leakage pada gear pump yang disebabkan keausan yang terjadi pada
sisi samping gear dengan housing dan untuk mengurangi internal leakage
tersebut, maka dipasang Side plate yang akan menekan kontak permukaan
dengan sisi gear, memanfaatkan pressure discharge pump.
54.Cylindricity
Perbedaan diameter inner atau outer suatu komponen yang diukur pada
beberapa titik pengukuran (minimal 3 titik), sehingga dapat diketahui ketirusan
karena keausan tidak merata searah axial.
55.Spring out of square
Ketegaklurusan spring terhadap bidang tumpuan.
56.Spring pitch
Lebar gang suatu spring
57.Scuffing
Kerusakan pada permukaan komponen berupa goresan melingkar karena bidang
kontaknya bersinggungan dan berputar. (misal : antara bushing dengan shaft,
pressure plate dengan cylinder barrel)
1.PPC Valve
Suatu valve yang terletak dikabin dan dioperasikan secara manual dengan
menggerakkan joystick (lever control) atau pedal.
Pada Unit RH120 untuk Attachment PPC valve terdiri dari 4 independent set valve
dan 6 port, sedangkan Clamp & Travel PPC valve terdiri dari 2 independent set
valve dan 4 port.
Pada Unit PC1100 untuk Attachment PPC valve dan Travel PPC valve terdiri dari 4
independent set valve dan 6 port.
Saat joystick dioperasikan, pressure dari Servo pump-40 bar RH120 (Charging
pump -35 kg/cm2 PC1100) akan dialirkan sebagai pilot pressure penggerak spool
control valve, besarnya pressure output sesuai dan proportional dengan sudut
pergerakan joystick, sehingga actuator dapat digerakkan sesuai keinginan
operator.
< > = i a2.Swivel Joint
Suatu komponen yang dipasang pada upper structure yang terdiri housing
cylinder dan shaft, yang mempunyai 7 port. Housing diikat dengan upper structure
dan shaft diikat pada lower structure, sehingga flow oli untuk travel circuit dari
upper structure dapat menuju ke lower structure dan sebaliknya. Dengan
demikian travel unit dapat dilakukan upper structure diputar.
4.Main Relief Valve
Suatu valve type pilot poppet yang dipasang pada Housing C/V yang berfungsi
untuk membatasi pressure maksimum dalam circuit system pada saat control
valve digerakkan sedangkan actuator tidak bergerak karena end stroke atau
overload.
5.Safety Valve
Suatu valve type pilot poppet yang dipasang control valve block dan swing/
travel motor , didalam circuit valve ini dipasang diantara spool control valve dan
actuator, yang berfungsi untuk membatasi pressure maksimum dalam circuit
actuator saat mendapat beban dari luar, sehingga tidak terjadi kerusakan pada
actuator.
6.Suction valve
Suatu valve yang dipasang pada circuit cylinder dan berfungsi untuk mencegah
terjadinya kevakuman pada satu salah satu cylinder saat terjadi beban dari luar
dan terjadi keabnormalan pressure, sehingga secondary valve akan bekerja untuk
membebaskan pressure dengan konsekwensi cylinder akan bergerak extend atau
retract.
Pada beberapa circuit, suction valve menjadi satu kesatuan dengan safety
valve, sehingga namanya menjadi safety valve with suction
Pada circuit motor, suction (check) valve dipasang untuk mencegah terjadinya
kevakuman yang terjadi pada saat putaran motor dihentikan, akan terjadi
abnormal pressure karena gaya inertia yang terjadi, sehingga saat safety valve
bekerja untuk membebaskan abnormal pressure, motor dapat berputar, agar tidak
terjadi kevakuman pada motor, maka suction valve akan terbuka.
7.Load holding valve
Check valve yang dipasang dalam circuit antara pump dengan sisi inlet spool
control valve (actuator), dan berfungsi untuk mencegah terjadinya hydraulic drift
(penurunan atau pergerakan attachment yang tidak diharapkan), sesaat control
valve digerakkan kembali ke sedangkan pada circuit actuator terjadi holding
pressure (pressure yang terjadi karena berat attachment).
8.Shuttle Valve
Cuatueamnnnant vana mamnunvai 2 nort innit danaan 1 nart autnut narhadaan
< > = i apressure (pressure yang terjadi karena berat attachment,
8.Shuttle Valve
Suatu component yang mempunyai 2 port input dengan 1 port output, perbedaan
pressure pada kedua sisi input akan menggerakkan valve dan menutup port
pressure yang lebih rendah dan membuka port pressure yang lebih tinggi menuju
port outputnya.Jika pressure port input sama , maka valve berada pada posisi
ditengah dan dapat mengalirkan kedua pressure input menuju ke port output.
9.Accumulator (for PPC valve) PC1100
Sebuah tabung yang berisi gas nitrogen dalam bladder dengan pressure 14-24
bar, dipasang dalam circuit antara servo / charge pump dan PPC valve. Sifat gas
nitrogen yang mampu menerima dan menyimpan pressure dengan perubahan
volumenya tanpa terjadi kenaikan temperature, sehingga saat servo pump tidak
bekerja (engine mati), pressure 35-40 bar masih terjaga dan dapat digunakan
untuk menggerakkan spool control valve, untuk menurunkan attachment
berdasarkan beratnya sendiri
10.Line Oil Filter PC1100
Filter yang terpasang diantara hydraulic pump dan control valve, yang
berfungsi untuk menyaring kotoran sehingga oli yang menuju ke dalam system
menjadi bersih. Filter terbuat serat baja yang tahan dengan pressure tinggi + 330
bar.
11.Swing priority solenoid valve PC1100
Solenoid valve yang bekerja berdasarkan arus perintah dari Pump controller saat
swing priority switch di-ON-kan, untuk mengalirkan pilot pressure dari control
pump (+35 kg/cm2) menuju boom spool pada Swing 4-spool C/V, sehingga saat
Boom diposisikan Raise dan dikombinasikan dengan Swing, maka spool boom
tidak akan bisa bergerak, dengan demikian Flow dari pump No.3 semuanya
menuju ke Swing circuit, sedangkan Boom circuit disuplai oleh RH-4 spool C/V
dan LH- 5 spool C/V.
12.Hydraulic Pump
Pada unit PC1100, tipe pump yang digunakan untuk Main Pump adalah Variable
displacement Axial piston pump Swash plate dan dipasang pada PTO, sehingga
saat engine hidup, pump dapat berputar dan menghisap oli dari hydraulic tank
dan menghasilkan flow oli untuk dialirkan melalui High Pressure Filter menuju ke
system hydraulic unit. Flow discharge pump dapat bervariasi untuk menyesuaikan
dengan beban yang terjadi, dengan mengatur sudut swash plate sesuai dengan
besarnya pressure pilot control (Pecn). Dalam Main system terdapat 3 buah main
pump : No.1 main pump HPV95, No.2 main pump HPV95 dan No.3 swing pump
HPV160, dimana setiap pump terdiri dari Rear Pump dan Front Pump.
Disamping itu juga terdapat fixed displacement gear pump (triple pump) yang
< > = i a