You are on page 1of 9
@& 4.15. Bisnis Tenaga Listrik Pembangkitan, penyaluran, dan distribusi tenaga listik di Indonesia semula adalah monopoli PLN, namun saat ini (tahun 2002), swasta sudah turut dalam pembangkitan tenaga listrik, Jadi, sudah ada privatisasi dalam bisnis tenaga listik. Model bisnis tenaga listrik yang ada di Sistem Jawa Bali saat ini adalah model single buyer multiple seller, artinya hanya ada satu pembeli tenaga listik dalam grid (jaringan utama/tulang punggung jaringan), yaitu PLN, sedangkan perusahaan pembangkitan yang menjual tenaga listiknya ke grid jumlahnya lebih dari satu. Dalam model single buyer multiple seller semacam ini, jumlab perusahaan distribusi yang membeli tenaga lisuik dari Grid umumnya lebily dari satu, Model bisnis tenaga listik berikutnya adalah multiple buyer mubiple seller (MBMS). Dalam model MBMS, produsen-produsen tenaga listrik (perusahaan pembangkitan) dapat langsung mengadakan tansaksi bisnis tenaga listrik dengan perusahaan distribusi tau dengan pemakai (konsumen) besar,tetapi harus membayar sewa jaringan ‘ransmisi dan sewa jaringan distribusi kepada pemilik jaringan yang bersangkutan dan membayar biaya operasi sistem kepada pool. r 4.15.1 Pelaku-pelaku isnis. Dalam model MBMS, terdapat pelaku-pelaku bisnis tenaga listtik sebagai berikut (lihat Gambar 4,12) 1, Perusahaan pembangkitan, yaiu produsen tenaga listrik, perusahaan pembangkitan paling sedikit mempunyai sebuah pusat lstrik, Pemilik tulang pungeung jaringan, yang dalam bahasa Inggris disebut grid. Produsen tenaga listrik menyetor tenaga listrik yang dibangkitkannya pada grid dan distributor tenaga listrik mengumbil lenaga listrik yang didistribusikannya dari grid. 3, Perusahaan distribusi tenaga listrik, yaitu perusahaan yang memiliki jaringan distribusi dan menyewakannya kepada distributor tenaga listrik yang dakam bahasa Inggris disebut retailer 4. Pook, ysitu perusshaan yang mengoperasikan gid, dalam arti menjadi pengatur operasi dati pembangkit- embangkit yang masuk ke grid. Pool ini bertugas melaksanakan operasi pembangkitan yang ekonomis dengan memperhatikan muta dan Keandalan. 5. Distributor tenaga listrik atau retailer. yaitu perusahaan yang mencari pemakai tenaga Tistrik atau pelanggan. Refailer ini membeli tenaga listrik dari poo! dan menjualaya kepada para pelanggan dan membayar sewa jaringan distribusi kepada perusabaan distribu 6. Pelanggan besar, yaitu pelanggan dengan daya tersambung tertentu, Pelanggan besar boleh mengudakan kontrak jual-beli tenaya listrik langsung dengan produsen (perusshaan pembangkiten). Pemakai tenaga listrik (pelangean) dengan daya tersambung lebih rendah daripada yang tecsebut dalam butir 6, membeli tenaga listrik dari retailer, Regulator, yaitu suatu badan (organisasi) independen yang mewakili para pelaku bisnis tenaga listrik yang tersebut dalam burir 1 sampai dengan 7. Regulator bertugas mengatur bal-hal sebagai berikut a. Menentukan tingkat keandalan pembangkitan dalam Jost of load probabiliry (LOLP). Menentukan tingkat keandalan jaringan dalam jumlah kali gangguan per km panjang jaringan per tahun, Juga batas maksimum wakiu interupsi pasokan daya dalam menit per tahun, ©. Deviasi tegangan pasokan yang dibolehkan, 4. Deviasi nilai frekuensi yang dibolebkan. Regulator Regulator si iach | cw r Our Site ae tard Jusingan Distibusi | Distribator (Retailer) Pelangean Gambar 4.12, Pelaku-pelaku bisnis tenaga listrik Haren KWH arg Poot Hance ons © Wate Gambar 4.13. Komirak pematat besar dengan produsen. Sowa grid kepada para pemakai grid. F.Sewa jaringan distribusi kepada para pemakai jaringan distribusi 'g. Tarif jasa yang diberikan poot. Hal-bal yang dapat menimbulkan mponopoli lami yang dalam bahasa Inggris disebut natural monepoty Darus distur Gleh regular. Halal yang dapat menimbulkan nwaural monopoly ini tetera dalam butir € dan f. Hal ulama yang dapat menimbulkan natural monopoly adalah jaringan distribusi, Karena secara praktis hanya dapat dibangua satu jaringan distribusi di tepi jalan sebingga tidek ada pilihan lain bagi pelanggan untuk ‘mendapat sambungan dari jaringan distribusi yang ade. Oleh sebab itu, sesa jaringan distribusi Narus diatur oleh regulator. Dalam grid dapat juga terjadi keadzan serupa, misalnys erjadi tegangan yang terlalu rendah dalam salah satu bagian dari grid schingga pusatlistrik yang terdekat dengan bagian ini harus selalu dioperasikan untuk mempertahankan tegangan. Pusat Listrik ini dapat memberikan harga yang tinggi kepada poo! karena bersifat “ust ru” unit yang bersifat monopoli. Oleh karena itu, keadaan ini harus diatur oleh regulator. 4.15.2 Tata Kerja. Dalam model MBMS, tata kerja antara pelaku-pelaku bisnis tenaga listrik adalah scbagai beri 1. Setiap hari, perusahaan pembangkitan memberikan penawaran kepada poo! mange pembangkitan tiap-tiap unit pembangkitnya untuk setiap 24 jam yang akan datang. Penawa ‘memiliki batas waktu masuk di pool, misalnya pukul 15.00 seheri sebelumny. 2. Poo! mengoperasikan unit-unit pembangkit secara merit (secura unutan dari yang termurab lebih dulw), Poo! menentukan harga kWh dari poo! untuk setiap jam berdasarkan pembebanan yang telah direalist, Dalam hal pemakai (pelanggan) besar yang mempunyai kontrak langsung dengan produsen (perusahaan pembangkitan), Kontrak harus mengacu pada suatu harga kWh yang dibendingkan dengan harga kWh. Pool. Misalkan harga yang disepakati adalah Rp X per kWh, Apabila harga poo! lebih esar dari X ini, maka produsen harus (elap menjual ke pemakai besar (pembeli) tidak boleh menjual ke pool ‘ampai batas jumlah kWh tertentu (Iihat Gambar 4.13) dengan harga yang telah disepakati. Scbaliknya apabila harga kWh Poo! lebih rendah daripada X, maka pembeli harus tetap membeli dari produsen dengan harga Rp. X per kWh, tidak boleh membeli dari poo! sampsi jumlsh hatas kWh tertentu, Penjual (produsen) harus membayar sewa grid, Jasa poo!, dan jasa jaringan distribusi (bila ‘mengyunakan jaringan distribusi). Pengaturan kontrak jual-beli enaga listik seperti tersebut di atas hharus mengacu pada suatu harga yang dibandingkan dengan harga pool agar peran pool menjadi efektif, Hal ini disebabkan poo! bertugas mengoperasikan sistem secara optimum, @ 4.16 Anal Gambar 4.2 menggambarkan beban harian sistem interkoneksi Jawa-Bali untuk berbagai hari, Sistem Jawa- Bali ini adalah sistem interkoneksi terbesar di Indonesia. Dari gambar-gambar behan harian tersebut, secara lumum tampak hal, hal sebagai berikut Beban Sistem Jawa-Bali 8. Untuk Hari Kerja (Lihat Gambar 4.2A sampai 4.2F): 1. Sekitar pukul 05.00 pagi terjadi beban puncak yang disebabkan adanya kegiatan para pemakai ‘enaga listrik melaksanakan sholat subuh dan bersinp-siap untuk bekerjs. 2. Sekitar pukul 07.00 pagi terjadi lembuh beban yang terendah. Hal ini berkaitan dengan terbitmya ‘matahari, kemudian para pemakai tenaga listrik mematikan lampu/penerangen, 3. Sekitar pukul 10.00 pag terjadi beban puncak, yaifu saat orang sedang giat-giatnya bekerja. Sckitar pukul 12.00 terjadi lembah beban, yaitu berkaitan dengan jum istrahat, Khusus untuk hari Jum‘at, lembah beban ini lebih dalam dan lebih lebar, berkaitan dengan kegiatan sholat Jum"at. ‘5. Sckitar pakul 14.00 kembali terjadi beban puncak, yaitu seteluh orang selesaiistirahat dan bekerja ‘kembali, Beban puncak ini juga ada hubungannya dengan cuaca mendung di sore hari terutama pada musim hujan yang menyebabkan banyak orang menyalakan lampu. 6, Sckitar pokul 17,00 ada penurunan beban di mana berkaitan dengan orang selesai bekerja. 7. Sckitar pukul 19.00 terjadi beban puncak yang tertinggi, karena pemakaian tenaga listrik untuk pencrangan merupakaa beban yang dontinan. 8. Sekitar pukul 21,00 Beban mulai menurun, beckaitan dengan mulainya orang tidur, b. Untuk hari Sabu (Lihat Gambar 4.26), Bentuk kurva beban harian serupa dengan untuk hari kerja hanya saje bebannya lebih rendah, ©. Untuk Hari Minggu (Lihat Gambar 4.2A), Perbedaannya dengan hari kerja terletak antara sekitar pukul 07,00 pagi sampai sekitar pokul 17.00 sore di mana pada hasi Minggu terjadi lembah beban yang Iebar, Selain itu juga beban puncaknya yang tertinggi, yaitu sekitar puknl 19.00 lebih rendah daripada hari kerja. 4. Untuk Hari Raya Idul Fitri, Natal, dan Tahun Banu, Kurva beban hariannya serupa dengan kurva beban harian hati Minggu hanya saja bebanaye lebih rendah, Jika kita memperhatikan Gambar 4.2C, yaitu kurva beban harian hari Selasa, tangeal 13 November 2001 (hari Kerja), dengan Gambar 42H, yaitw kurva beban harian Hari Raya dul Fitri, tangeal 16 Desember 2001, terlihat bahwa pada siang hari antara pukul 08.00 sampai jam 16.00, perbedaan beban bisa mencapai $80 MW, yaitu 10.000 MW di hari kerja dan 4.500 MW di Hari Raya Idul Fitri, Selisih ii, yaitu 5.500 MW, menggambarkan bbeban industri dan perkantoran, Karena pada Hari Raya Idul Fitri praktis tidak ada kegiatan kerja, Jka kita memperhatikan kurva beban harian subsistem-subsistem Jakarta, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), sebagaimana terlihat pada Gambar 42A sampai 4.2G, akan terlihat bbahwa beban subsistem Jakarta, Banten paling tata. Hal ini menunjukkan bahwa di subsistem ini beban industeinya paling besar perannya dibandingkan pada subsistem yang lin, Dengan mengamati Kurva-kurva beban hrian, seperti yang ditunjukkan dalam Gambar 4.2, dapat dibuat ‘model kempvter untuk membuat perkiraan beban jangka pendek, misalnya 168 jam ke depan yang diperlukan untuk perencanaan operasi pembangkitan.* Gambar 4.14 menggambarkan beban harian Sistem Jawa-Bali pada hari Selasa tanggal 13 November 2001 beserta pembagian alokasi bebannya kepada setiap Kelompok pusat lstik. Dari Gambar 4.14 dan 4.15 tampa RENCANA & = ran Gambar 444 Nevaca dave ser Jew: Balk Selese 13 November 200} dengan bebonpunca PRODUKS! KWH Gambar 415. Korps prods AWK Siem Jas-Balt dengan tt! 240608 BV po Seles 19 NovemBer 201 bala dari segi penyediaan daya maupun penyediaan enerpi PLTU batubara mempunysi peran terbesar. PLTA rempenvii peran pads beban dasar maupun beban puncak. Karena alasan teks, PLTA run off river dan PLIP hanya bisa mengikuti beban dasa. Telhat juga adanya deviasiantara rencana dan realisas! yang dischabhon adaaya kesalshan (error) dari perkirean beban maupun karena adanya gangguan dalam sistem @& 4.17 Optimasi Hidro-Termis Dalam sistem tenaga listrik yang terdii dari Kelompok pembangkithidro Jan kelompok pembangkit terms, ‘iperiokan jalur pembogian beban antara kedua Kelompok pembangkit ini agar dicapa headaan operas yang ‘optimum dalam art tercapai biaya bahan bakar yang minimum. Hal ini terutama diperukan apubvlas 4% Kelompok pemangkit hidro tidak semuanya PLTA ran off river, tetapi ada yang mempunyai kolam tando harian, &Retorpok pembangkittermis terri ari beberapa macam jens pembangki, misalnya PLTU batubar, PLTGU gas, din PLTG bahan bakar minyak dengan biaya bahan bakar RiVKWh yang berbeda, pada prinsipnya, harus disahakan agar air yang tersedin untuk PLTA (erpukai habs daa unit pembanghit feomis Yang termahal biaya bahan bakamya mempunyai produksi KWh yang minimal, Dasar pernikiran int Gaya sistem, Untuk it, PLTA runoff river harusdibebani maksinum sesuai ale yang lersdia, Sedangkan PLA dengan kolam tando harian harus dioperasikan seat nila ir tinggi, yin saat incremental cove syne tinggi ara singkat, prinsip optimasi hicro-termis adalah agar menggunakan air sebuinyak mungkin sewaktu sai it eat incremental cost system ing, dan hematlah air sebanyak mungkin sewakiu nai air endah, Yalu saat incremental cost system rendah. Incremental cost system adalah pila’ E pada kurva input-ouipur (hint Subbab 5.8). Babkan apabila varias nial incremental cos system ini besar seb funesi wakiw, melakukan Pemompaan saat incremental cost sysiem rendah merupakan langksh yang layek PETA Pompa yang dalam bahasa Ings disebut pumped storage hyudmsiarion mempunyai turbin dan SSpacat ort re gibuat secara Khusus, atiaya unit PLTA ini dapat beroperasi sebagai unit pembangkit maupun sebagai an arah putaran yang berlawanan agar turbinnys menjadi pompa. Sewaktu memompa, it adalah generator sinkron. Pemompaan Pisa juga dlakukan tanpa membalik putaranturbintetapi dengan mengutah Kemiringan sud sudo alan dag lurbia tersebut, Pre Pomes harus dilengkapi dengan kolam bawah untuk menampung air yang skan dipompa Kembali ke ‘tas. BfisiensiKeseluruan dari PLTA pompa kira, kira 67%, artinya ka dikeluarkan energi schesar 1 kWh unto, ‘memompa air ke atas, maka hasil air pemompaan ini bisa menghasilkan 0,67 kWh __ Sebuah sistem tenaga Titre interkoneks tnd ats: A Sebuah BLTA rum off rher denen als yang teen uns ‘membangkitkan 100 MW selama 24 jam dengan 2 unit yang sama 2% 0 MW. : : Seba PLTA dengan Kola tan dengan 4 unit yang same 4 « 150 MW. Air yang een eukup Untuk membangkitkan 2.800 MWh dalam sear. | S Schuall PLTU batobara dengan 4 unit yang sama: 3 x 700 MW. Biaya hahon bakar rata, rte = RpO0.00 per kWh. ‘4 Sebuah PLEGU gas dengan 2 bok yang soma: 2 x (x 100 + 150) MW = 2% 480 aw, Biaya Dahan bahar rsta-i8 = Rp 150.0 per kWh. a. PLIA run off river harus selulu ibebans maksimur (mengambil beban dasar), Karena tidak smemerukan baben bakse, b. Unitunit pembangit terms dibeboni meaurot biava bubs bakaraya, yang mora celebs dul _Kemusian diss dengan yang fei mah (mer loading) -PLTA dengan Kolum tando yang jumlah aimys terbatas dioperasikan sebanyk manghin sewakin ‘ncremema cox stenting’ dan dibematsebanyak mungkin sewakt creel cast gem renéah. 4. Fada coat soa ai diangaap baba kurva input ouput stip unit pembangkit dri setiap pusat | lisa adalah sana sebinggu sasnan pembagian bebannya dilakukan menunut pas isk. ¢. Berdasurkan prinsip rersebut pxta hutir 2¢ dan botir 24 di atas, maka PLITA dengan kokam tando. __akan diopotasikan sewakrm beban tinge’ oleh karena it, PLIA ola tando sring dicbut peaking ini), vn mencees sauysk rung operas dar unit pembanghit yg taba, yale PLTG. Se PLIA rum off river: 24: 100 MW = 2.400 NW, + PLEA dengan Kolam tando: 4 600 + 2 % 200 = 2800 MIWh, berar selunb aie yang tersedia ‘expaka ais. + PLTU tubanes 2.100. 22 + 2x 1.700 = 49,600 MWh. + PLIGU gos: 400 % 6 + 800 x4 + 300 x2 + 700 x 4 + 900 x 6 = 4.800 MWh, + PLTG bahan bakar minyak (BBM): (4 + 2) x 300 = 1.800 MWh, Biaya baban bakar adalah; = = : PLTD Mawhara 49.600 1.000 RpIOD00= Rp 4.960 jus -PLIGU das 144.300 % 1 000 % Rp150,00= Rp 2220 jr PLTG BRM = 1.800 % 1.000 Rp600,K) = Rp 1.080 juta + Jumiahbiays Bahan bakas seri = Rp 8.260 ja 4... Besamya Cadingan Berputar: ban PLTE : 3x 700MW | 2600-100 | 2.100 + 900) - 2.600 = 400 stW. PLIGU = 2x 430 MW 0608 | PLTE = 3x70 MW | 1800-100 | 2.100 - 1.700 = 490 Mw. s.12 | PLTGY © 3x70 Mw | 3000-100 | 2.100 + 900) - 2999 = 190 Mw ay = 2450 MW ee 114 | PLTU 3x 700 SW | 2.700-100 | (2.100 + 900) - 2.600 = 400 MW =| perau oe : : : yais | piTu + 3x700MWw | 2.900.100 | 100-4 900) 2.800 = 200 Mw PLIGU : 2450 MW 1822 | PLU. 3% 700MWw | 4.000.100 | (2.1004 900 + 600+ 400) - 3.900 = 100 Mw PLIGU + 2% 450 MW diarun di PLTG arinya PLING dibobani PLTA + 4x 150 MW 300 MW aja PLIG : 4x10 MW a 228 | PTO 53700 MW | 3600-100 | 100 + S00 + 300 + 00) ~ 3.00 = 200 Mw \ : PuIGU = 2x40 MW | ean PEEG = 0) MW BIA | 2x0 MW ba PLTA = 200 + PIG + 4x10 MW | Cate: ue ‘ives PLA ran af rvrciicban pen 100 MW separjang tar a P a dapat ku dalam penyediaan cadangun herp, teap bebe yang akan ibagiban 4 "yang lan arusoh sama dengan baa sistem dikurang day yang dibangkitkan ol 2 OOM. 3 Cudangan berputar digumakan untak: = c 4 Pengoturan frekuensi, kafena beban yang diperkirakan akan frjadl neki celissinys melebibs | perkiruan sehingga frekuensi akan turin apabila daya yang dibangkitkan dalam sistem hanya sebesar erituan beban terebu Untuk mempertahenkan frekuensi ini, peu dinaikkan daya yang clibangkithan dengan menggunakan cadangan berputa. —b. Memipertahankan feekuensi apabila ada unit pembangkit yang mengelami gangguan dan keluar "dar operasi sehingga daya yang dibangkitkan Jebih kecil daripads beban sstenaya. “c _Besamya cadangan berptar peru dikoonnasikan dengan beban yang akan aiepas oleh rela ftelaens ee : : _ ce = Pemnompant ait di PLTA dilakukan sewaktu ineremenial cost sysiem rendah (sewaktu beban sistem ‘etiduh) sehingga Ininy unianit pembangkit dengan incremental cost rendah yang beropetasi. Dalam Soal ini adalah antara jam 06,00 ~ 08.00. Pada selang wekta inj hanya PLTU batubara yang beroporast ‘dengan beban 1.700 MW. Apabila pada selang yaa ini PLU dinaikkan bebsnnya sampai 2000 MW {amass ada cadangan berputar 100 MW) unto momompy air dengan energi sea: (2.000 = 1.700) 2 = 600 MWh, cfisinsi keseloruhan PLTA porspa = 067. maki akan didapat basil petompaan al yong -antinya dapat membangkitkan energi di PLTA. sebescr 0,67 600 = 400 MW. Ait hasil pemompaan | in digunakan unk mengurangi progoksi PLIG antara jam 22,00 ~ 2400 sobesar 400 MWh. Biaya | petmompaan air dengan energi dari PLTU taemerlukan biaya bahan baker sebesar 600 x 1.000 Rp100,00 - Zigped juts Peaghemotan bieye baba bekar PLING = 400 x 1.000 < Rp, 600 = p20 uta. Penghemaian Scar Kesaluruhan = Rp240 jut- RpO0 juta = p80 jul per har, Secar sieht, periiva psmompaan tir tesecbut tis dapat dikslokan sebagai memompa air dengan energi PLTU hatubars yang: murah two mengurangi produksi PLTG BBM yang mahal @ 4.18 Kendala-kendala Operasi Dalam operasi sistem interkoneksi, masalah alokasi pembebanan unit-unit pembangkit merupakan masalah ‘tama Karena hal ini menyangkut biaya bahan bakar yang tidak kel, bahkan dalam perusahsan listrik umumnyia biaya behan bakar merupakan komponen biaya yang terbesar. Alokasi pembebanan unit pembangkit ini yang antara lain digambarkan dulam Subbab 4,17, terutama bertujuan untuk mencapai biaya bahan bekar minimum di mana dalam praktiknya harus pula memperhitungkan kendala-kendala operasi sehingga seringkali periu dilakukan "kompromi" untuk mengatusi Kendala opetasi tersebut. ‘Kendala-kendala operasi ini terutam adalah: a. Beban Maksimum dan Minimum Unit Pembangkit. Setiap unit pembangkit mempunyai kemampuan maksimum dalam membangkitkan tenaga listrik, baik arena desain maupun Karena masalah pemeliharaan, Sedangkan beban minimum unit pembangkit lebih banyak ditentukan oleh desain, Pada PLTA, beban yang terlalu rendah menimbulkan kavitesi yang berlebihan. Oleh karena itu, tidak dikehendaki pembebanan kurang duri 25%. Pada PLTU, beban yang kurang dari 25% menimbulkan kesulitan pada alat-lat kontrol sehingga unit pembangkit PLTU harus dioperasikan secara manual pada beban kurang dari 25% dan hal ini tidak dikehendaki. Pada PLTP, beban rendah menimbulkan kesulitan pada instalasi peayedia wap dari bumi, mongkin terpaksa ada uap yang harus dibuang ke udara di mana hal ini tidak dikehendaki. Pada PLTD, beban yang kurang dari 25% akan menyebabkan pembakaran yang kurang sempurna schingga pengotoran ruang pembskaran (silinder) akan meningkat dan selang waktw pemehibaraannya hharus dipercepat schingga pembebonan kurang, dari 25% tidak dikehendaki, Pada PLTG, pembebanan kurang dari 25% seperti halnya pada PLTD juga menyebabkan pembakaran yang Kurang sempurma dan menyebabkon turunnya efisiensi, Mengingat unit pembangkit PLTG tergolong unit pembangkit yang mempunyai efisiensi rendah, maka pembebanan di bawah 25% yang menyebabkan penurunan efisiensi tidaklah dikehendaki Kecepatan Perubahan Beban Unit Pembangkit. Dalam melakukan perubahan beban unit pembangkit terutama dalam kaitannya dengan pengaturan firekwensi sistem, perlu diperhatikan kemampuan unit pembangkit untuk mengikuti perubuhan beban, dalam bahasa Ingeris disebut ramping raie. Ramping rate unit PLTA adalah yang tertinggi, sedangkan unit PLTU adalah yang terendah, hal ini disebabkan adanya masalah pemuaian bagian bagian unit pembangkit dan juga berksitan dengan panjangnya proses kontrol. Aliran-Daya dan Profil Tegangan Dalam Sistem. Alokasi beban unit pembangkit yang optimum dengan tujun meneapai biaya bahan bakar yang minimum dalam praktik perlu dikaji pelaksenaannya, apakah menimbulkan aliran daya yang melampaui batas kemampuan saluran transmisi atau batas kemampuan peralatan Ininnya, seperti transformator aya atau transformator arus yang ada dalam sistem bersangkutan. Perlu juga diperhatikan profil tegangan yang terjadi dalam sistem, apakah masih dalam batas-batas yang diijinkan, Jadwal Start-sop Unit Pembangkit. Jadwal operasi unit pembangkit dengan tajuan mencapai biaya bahan bskar yang minimum, yang dibuat atas dasar program unit commitment, memberikan jadwal start-stop unit pembangkit yang mungkin terlalu berdekatan. Hal ini perlu dikaji terlebih dahulu dengan kondisi pusat listrik yang bersangiutan apakah dapat dilaksauakany atau tidak. ‘Tingkat Arus Hubung Singkat (Fault Level), ‘Masala tingkst arus hubung singkat yang terlalu tinggi bagi peralatan yang ada dalam sistom bisa menjadi Kendala bagi operasi sistem yang optimum, karena hal ini bisa merusak peralatan, Sebaliknya tingkat arus hubung singkat yang terlaln rendah memberi risiko tidak bekerjanya reli Batas Stabilitas Sistem. Batas stabilitas sistem, khususnya yang menyangkut penyaluran daya melalui saluran transmisi ‘yang panjang, baik batas stabilitas statis, maupun bats stabilitas dinamis, bisa menjadi kendala operasi ‘yang optimum, Kendala-kendala operasi,tersebut dalam butir,d, dan e, dapat dihilangkan melalui pengembangan sistem alas dusar analisis dan perhitungan serta perencanaan yang baik.

You might also like