Professional Documents
Culture Documents
Definition: the display of products which makes them appealing, attractive, accessible,
displays, color, lighting, smells, sound, digital technology and interactive element to
catch customers’ attention and persuade them to make purchases. Visual merchandising
helps convey the image the brand and reflects the personality of the target markets that
the retail store wants to attract. Also know as: product merchandising, retail display,
merchandising design.
Win customers by using retail display systems that are customer friendly: in other
words, harness the powerful psychology of shopping. People love to shop . in fact, a
great number of people consider shopping a relaxing leisure activity or event their
hobby, with Business Network (BNET) stating that 39 percent people in the United
Stated “love to shop”. So, retailers in general have an eager audience that is ready and
willing to buy it’s products-but, they also have significant competition and so they
must woo and win the attention of their potential customers. One key way to attract and
and one key way to do that is to use compelling, interchangeable store fixtures and retail
1) You can’t use yesterday’s store fixture to capture the attention of today’s shoppers. An
educational site the United Kingdom-BizEd-published an article titled “The Psychology Of
Shopping.” This article reported that retail giants of the 1970s relied heavily upon the philosophy
of “pile it high, sell it cheap” and they found success with that philosophy. Since then, though,
retailers are using increasingly sophisticated ways to capture the attention of shoppers-which
means that you, as a retailer, also need to use contemporary strategies, which include attractive
retail fixture, to keep customers satisfied.
2) Choose retail displays and fixture that are uniquely suited to your target market. Here’s a great
example of how not to structure your retail space. A blogger at a site for petite female shoppers
was complaining that retailers-meaning those who cater to the petite-use retail displays that are
not within comfortable reach of its customers. Now, does that make any sense? Of course no.
Take a detailed look at your own store. In what ways are the store fixture retail displays that
you’re using not compatible with your customers needs?
3) Design your space using retail display systems that make it easy for your customers to keep
shopping. The BizEd article also pointed out how successfully some retailers lay out their stores
using retail displays that allow and even encourage a customers to keep browsing. Nothing
blocks the customers from this path. So, again, take a look at your own store. What store fixture
or other items make it difficult for your customers to continue to navigate through all of your
products? Remember, too, that an average person’s field of vision tends to be around 170
degrees. Keep that in mind as you design your retail space.
Finally, here is a fun quote from a 1924 publication about the psychology of clothes-and, really it
also relates to the way you lay out your retail displays! According to this publication, “dress has
a tremendous influence upon individuals, upon both the wearer and the beholder. The
consciousness of being becomingly and fittingly dressed for the occasion, whatever that occasion
may be, strengthens and insures one’s self- confidence tremendously, give poise and self-
command, encourages the brain to forget forward, emboldens the timid tongue, and quickens
one’s wits along the avenue of resourcefulness, inventiveness, graceful speech, and tact. In fact
all one’s faculties and inspired by theconsciouness of being properly attired
Yes, dress does have a tremendous psychological impact on the people wearing them – and the
way in which you arrange your retail fixtures have a tremendous psychological impact upon the
customers who walk inside your front door. Make your retail space a friendly welcoming place
through the strategic use of contemporary compelling store fixtures today
Discussion:
What is retail display?
Are there any tips that can implemented in making a good restil display?
Does dres have psychological impact on the people wearing wearing them in Minishop?
Step 1 Mencari unfamiliar term ( Istilah asing yang belum diketahui )
1. interchangeable store fixtures
2. pile it high, sell it cheap
3. increasingly sophisticated
4. dress has a tremendous influence
5. The consciousness of being becomingly and fittingly
6. encourages the brain to forget forward
7. inventiveness
8. theconsciouness
9. tremendous psychological impact
10. contemporary compelling store fixtures
Strategi canggih bisnis retail pengaturan toko, juga strategi bagaimana membuat
penataan toko yg menarik dan sesuai dengan selera
pelanggan
visual
merchandising
memanfaatkan dari audio visual
dengan cara memutar lagu dari
tokonya, ada tv, ada yg menggunakan
pengaplikasian teknologi digital display yg berisi informasi ttg harga
visual merchandising
suatu produk
Memasarkan produk kali ini tidak lagi hanya melalui penjualan langsung lewat toko atau
booth fisik dan hanya menjangkau daerah yang didatangi saja. Di era digital ini,
memasarkan produk membuat jangkauan konsumen yang bisa melihat produk yang kita
jual jadi lebih luas. Lewat internet, kita bisa memasarkan produk yang dijual lewat blog
atau website yang berisikan detail produk. Lewat website atau blog pula, kita bisa
memiliki toko tanpa harus membuat toko fisik yang memakan modal besar untuk
menyewa tempat dan memikirkan lokasi penjualan yang strategis. Blog gratis atau
domain website murah telah banyak bertebaran di internet sehingga kita bisa
memanfaatkan hal ini untuk mempromosikan produk dengan jangkauan yang lebih luas.
Media sosial telah menjadi strategi promosi yang perlu dimiliki oleh brand karena saat ini
media sosial memiliki pengaruh yang sangat besar untuk orang berbelanja. Penggunaan
media sosial sebagai media promosi dan penjualan dapat menyampaikan pesan atau
produk ke konsumen dengan lebih cepat, mudah, dan efisien.
Membuat blog
Saat ini visual telah lebih banyak menarik perhatian banyak orang. Karena itu kehadiran
vlog sebagai media audio visual adalah media yang semakin banyak diterima dan
digemari oleh banyak orang yang merupakan calon pembeli. Vlog merupakan video yang
diunggah ke internet, khususnya youtube. Lewat vlog, kita bisa lebih memperlihatkan
detail barang yang dijual.
Internet kali ini telah menyediakan banyak platform untuk dijadikan media iklan produk
yang gratis. Penggunaan iklan gratis di internet juga lebih efisien dan menjangkau
konsumen yang lebih luas. Dengan memanfaatkan fitur iklan gratis ini, biaya untuk
promosi produk pun akan lebih kecil dan hemat.
Atur dengan susunan yang teratur dan menarik sehingga barang yang berukuran kecil
tidak tertutup dengan barang yang berukuran besar. Susun dengan memperhatikan
kombinasi warna yang menarik.
Tentukan ciri khas susunan produk.
Untuk beberapa bisnis yang besar, ciri khas dari cara menata produk merupakan patokan
konsumen untuk kembali ke toko tersebut.
Menurut Ma’ruf (2012) ada syarat-syarat penataan barang (Display product) mengenai lima
macam syarat-syarat Display product, yaitu:
1. Rapih dan bersih, kerapihan dan kebersihan barang maupun tempat pajang sangat penting
untuk menarik pembeli supaya bersedia melihat dari dekat. Hal tersebut merupakan satu syarat
penting dalam display.
2. Mudah dilihat, dijangkau dan dicari Kebutuhan untuk merasa nyaman dalam berbelanja adalah
tersedianya kemudahan-kemudahan. Kemudahan dalam mencari barang, mendapatkan informasi
produk, dan jangkau.
3. Lokasi yang tepat, hal ini disesuaikan dengan keadaan toko, display juga diatur menurut
kelompok barang atau menurut kelompok yang berhubungan. Dengan demikian, diharapkan
lokasi dapat mengarahkan pembeli untuk membeli semua barang.
4. Aman, display yang baik, aman dari segi barang dan pembeli.
5. Menarik. Mencakup perpaduan warna, bentuk kemasan, kegunaan barang serta adanya
tema/tujuan yang pada akhirnya bermuara pada suasana belanja yang menyenangkan.
MASALAH 4 : Jenis – jenis / cara penataan retail display
Industri ritel adalah industri yang terus berubah dengan cepat, begitu pula dengan teknologinya.
Teknologi ritel adalah teknologi yang dapat memudahkan proses bisnis ritel, sehingga dapat
meningkatkan performa bisnis ritel.
Sebagai pemilik bisnis ritel, kita harus mampu berpacu dengan perubahan tersebut agar kita
mampu bertahan dalam tingkat persaingan yang begitu tinggi di industri ini. Kita memang tidak
dapat memprediksi industri ritel secara akurat, namun setidaknya bisa mendapatkan gambaran
yang bagus tentang apa yang akan terjadi dalam beberapa tahun ke depan dengan melihat
teknologi ritel yang sedang populer saat ini.
1. AR&VR
Augmented Reality (AR) dan Virtual Reality (VR) semakin populer di kalangan retailer pada
tahun ini. Kemampuan kedua teknologi ini dalam bisnis ritel adalah teknologi ini mampu
menghadirkan customer experience yang hebat dan juga menarik lebih banyak pengunjung. VR
memungkinkan pengunjung toko untuk memasuki “dunia lain” atau realita semu dan membuat
mereka seolah-olah berada di sana, sementara AR menghadirkan berbagai visualisasi tambahan
dalam realita yang sebenarnya, biasanya berupa gambar, teks, benda bergerak, dan lain-lain.
Beberapa retailer yang menggunakan kedua konsep ini adalah Amazon, IKEA, Zara, dan
Adidas. Zara menyediakan aplikasi AR yang mengizinkan pengunjung untuk mendapatkan
informasi visual mengenai harga pakaian dan bahkan melihat bagaimana pakaian tersebut
dikenakan oleh para model hanya dengan memfokuskan kamera smartphone mereka pada area
tertentu di dalam toko.
2. Pelacakan pengiriman
Kini sudah banyak e-commerce yang memberikan kemudahan bagi para pelanggannya untuk
melacak status pengiriman pesanan mereka sendiri melalui aplikasi. Jika dahulu hanya pemilik
toko yang bisa melacak kurir, kini pelanggan pun bisa. Ini merupakan salah satu strategi terbaik
untuk meningkatkan pengalaman pelanggan.
Konsumen cenderung memilih metode berbelanja yang menurut mereka paling praktis. Salah
satu metode berbelanja yang saat ini paling digemari oleh konsumen adalah voice-based
shopping. Melalui aplikasi seperti Google Home, Amazon Alexa, dan HomePod, konsumen
hanya perlu menyebut atau meminta produk yang mereka inginkan dan kemudian mendapatkan
berbagai rujukan dalam hitungan detik.
4. Self-service kiosk
Sekarang bukan hanya kafe dan restoran yang menyediakan teknologi ini, tetapi juga berbagai
toko ritel. Penggunaan self-service kiosk dimaksudkan untuk memberikan pengalaman belanja
yang lebih memuaskan untuk pelanggan. Dengan menggunakan teknologi ritel ini, pelanggan
dapat mengecek ketersediaan, menemukan ukuran atau warna produk yang tepat, dan bahkan
melakukan pembayaran dengan memasukkan data kartu kredit. Jadi, tidak ada lagi antrian
panjang di kasir.
5. Cloud POS
Cloud POS masih menjadi salah satu teknologi ritel paling populer pada tahun ini. Sistem ini
tidak hanya membantu mereka mempercepat proses checkout bagi pelanggan, tetapi juga
menyimpan data penting seperti detail kartu kredit pelanggan secara lebih aman. Staf tidak harus
bergantung pada mesin kasir, karena mereka dapat mengelola pembayaran menggunakan
smartphone atau tablet mereka bahkan ketika sekalipun listrik sedang padam. Sistem ini juga
merupakan opsi yang terjangkau untuk pengusaha ritel kecil.
6. Otomatis pemasaran
Kini telah semakin banyak retailer yang menyadari betapa signifikannya solusi otomatis
terhadap efisiensi aktivitas bisnis mereka, termasuk juga pemasaran. Semakin banyak pelanggan,
maka semakin kompleks campaign yang harus dijalankan, sebab pelanggan memiliki
karakteristik dan preferensi yang berbeda. Software otomatisasi pemasaran mengizinkan retailer
untuk mensegmentasikan pelanggan dan membuat campaign yang tertarget. Campaign dapat
dikustomisasi dan disesuaikan dengan preferensi pelanggan, begitu pula dengan newsletter.
Retailer juga dapat memberikan trigger untuk mengirim campaign berdasarkan aksi yang
dilakukan oleh pelanggan mereka, misalnya; Amazon mengirimkan email tentang rekomendasi
produk kepada pelanggan mereka setelah mereka membeli produk yang serupa.
Penggunaan teknologi canggih, seperti misalnya “running text” dalam bentuk elektronik, atau
dalam contoh retail outlet untuk produk elektronik, adanya produk – produk yang menunjang
yang memungkinkan pengunjung untuk mencoba produk tersebut secara langsung, juga
merupakan sarana penunjang dalam membuat display produk menjadi lebih menarik minat
konsumen.
Teknologi layar sentuh adalah cara terbaik untuk menarik orang lebih dalam ke visual tertentu
untuk mempelajari lebih lanjut tentang produk tertentu atau lini produk. Ini dapat berupa game
“pilih petualangan Anda sendiri” atau bahkan menggabungkan realitas virtual / augmented
reality.
Sejumlah retailers top memiliki kehadiran online dan offline. Teknologi pengenalan wajah
membantu pengecer secara proaktif dalam memerangi pengutilan dan kejahatan ritel lainnya.
Selain itu, dapat menuntun konsumen dari pengalaman belanja online ke lokasi gedung peritel.
Ketika pelanggan diidentifikasi melalui teknologi facial recognition, staf toko dapat langsung
respon kepada kebutuhan unik pelanggan dengan lebih baik.
2. Recommendation Engines
Alat teknologi canggih lainnya untuk pengecer adalah mesin rekomendasi (recommendation
engines) yang membantu pelanggan menemukan hal-hal yang mereka tidak tahu bahwa mereka
membutuhkannya, dan untuk membantu menawarkan opsi ke konsumen pada waktu yang
relevan dalam pengalaman belanja mereka. Mesin rekomendasi telah menjadi semakin baik dari
waktu ke waktu. Semakin banyak data algoritma dalam menilai perilaku belanja pelanggan,
semakin baik rekomendasinya. Pengecer diuntungkan dengan meningkatnya permintaan dan
meningkatnya kepuasan pelanggan. Amazon, Netflix, dan Spotify adalah sebagian mesin
rekomendasi yang mungkin sudah Anda kenal.
Tren teknologi lain yang mengubah belanja adalah robot asisten toko. Robot seperti Pepper dapat
membantu pembeli menemukan barang yang mereka cari dan menjawab pertanyaan. Mereka
bahkan dapat mengirim email spesifikasi penawaran atau kupon. Contohnya, toko perlengkapan
rumah, Lowe’s yang memiliki LoweBot untuk membantu layanan pelanggan di dalam toko.
1. Window Display
Apa fungsi dari window display? Ada banyak. Pertama, untuk memberikan kesan menarik
kepada calon pengunjung. Bisa juga dengan untuk sekedar ngasih liat produk kita, orang-orang
yang sebelumnya cuma pengin lewat dan jalan-jalan, jadi tertarik dan masuk ke toko kita. Selain
itu, window display juga bisa untuk toko memajangkan produk-produk terbaru atau andalannya.
2. Interior Display
Berbeda dengan window display yang posisinya ada di bagian depan, interior display adalah tipe
penataan produk yang terdapat di dalam ruangan/gedung toko. Pernah masuk ke dalam toko tas
lalu di bagian tengah toko ada semacam rak gahul yang memajang tas-tas unggulan toko itu?
Itulah interior display. Sejatinya, interior display itu dibagi menjadi 3 jenis: 1) merchandise
display, 2) store sign and decoration, dan 3) dealer display.
Merchandise display, seperti pada gambar di atas juga terbagi menjadi 3, yaitu open, closed, dan
architectural. Open adalah untuk penataan yang terbuka secara langsung (konsumen dapat
menyentuh), closed adalah yang tertutup (biasanya untuk benda berharga/mewah), dan
architectural adalah benda-benda yang dipajang untuk diberi tahu cara penggunaannya
3. Exterior Display
eksterior adalah penataan produk untuk di luar ruangan. Tujuan exterior display adalah untuk
mengenalkan produk baru. Atau, jika ada kegiatan tertentu, seperti pameran. Berhubung menata
barangnya di luar, tipe display ini juga mempermudah koordinasi antara tim advertising dan
merchandising sebuah toko.
4. Solari Display
Kalau solari adalah tipe penataan produk (display) yang menggunakan media lain dan
ditempatkan di department store. Misalnya, mannequin-mannequin yang dipakaikan baju
produksi toko tersebut.
Tampilan retail display yang memudahkan pelanggan untuk berbelanja.
Ada tiga aspek yang perlu diperhatikan dalam membuat tampilan retail yang memudahkan
pelanggan untuk berbelanja, yaitu sebagai berikut:
1 Untuk menarik perhatian (attention interest) para pembeli. Hal ini dilakukan
(attention, interest).
2. Kemudian para konsumen masuk ke dalam toko dan melakukan pembelian (desire +
action).
Display harus diatur dengan baik supaya dapat membantu konsumen untuk mendapatkan barang-
barang dengan cepat, penyusunan barang-barang yang memudahkan orang melihat, mencari dan
menjangkau, hal ini sangat menentukan terjadinya keputusan pembelian impulsif. Apabila
konsumen tertarik dan puas terhadap barang tersebut maka dapat memberikan manfaat
diantaranya hubungan antara perusahaan dan konsumen menjadi harmonis, hal ini akan menjadi
dasar yang baik untuk melakukan pembelian ulang. Konsumen, serta membentuk suatu
rekomendasi dari mulut ke mulut yang dapat menguntungkan perusahaan sehingga dapat terlihat
bahwa hubungan display dengan keputusan pembelian impulsif konsumen erat kaitannya, karena
tanpa adanya display, maka salah satu faktor yang dapat meningkatkan keputusan pembelian
konsumen tidak akan terpenuhi
Menurut Hawkins, Mothersbaugh & Best (2007) ada beberapa tahapan yang dilalui konsumen
ketika mereka akan membeli sebuah produk atau jasa, yaitu :
– Need recognition: Tahap dimana konsumen merasakan adanya kebutuhan atau keinginan
terhadap sebuah produk atau jasa.
– Information Seach: setelah mereka menyadari akan adanya sebuah kebutuhan atau keinginan
biasanya mereka akan mulai mencari informasi-informasi dan alternatif-alternatif mengenai
produk atau jasa tersebut.
– Evaluation of Alternatives: Jika sudah mengumpulkan banyak informasi, biasanya mereka
akan mulai memilah – milah mana saja produk yang menurut mereka bisa dijadikan sebagai
pilihan atau alternatif, sehingga akan mudah bagi mereka untuk mengambil keputusan priduk
atau jasa manakah yang ingin mereka pilih
Hal yang selanjutnya perlu diperhatikan oleh pemasar adalah adanya situasai tertentu dan
aktivitas pemasaran yang akan mempengaruhi dan menentukan prilaku konsumen dalam
melakukan sebuah pembelian. Seperti yang terlihat dalam bagan yang dibuat oleh Hawkins,
Mothersbaugh & Best ((2007) dibawah ini:
Dari bagan diatas terlihat beberapa aktivitas pemasaran yang mempengaruhi konsumen dalam
mengambil keputusan pembelian, diantaranya adalah: kebutuhan akan produk yang bermutu,
packaging yang “eye-cacthing”, pengiklanan yang menarik, presentasi yang mudah dimengerti,
pemasaran dan distribusi melalui retail outlet. Retail outlet saat ini tampaknya menyadari betul
tentang hal ini, sehingga kemudian mereka membanjiri pasar dengan beragam jenis strategi
pemasaran, untuk menarik konsumen sebanyak – banyaknya, salah satunya dengan cara
mendesain sebuah display produk yang menarik minat konsumen, dan membuat sebuah produk
memiliki nilai tambah dan nilai jual yang tinggi. Sebuah retail outlet harus bisa memikirkan dan
membuat sebuah display yang tidak saja terlihat menarik, dan membuat pengunjung yang
melintas menoleh dan berhenti didepan tokonya, tetapi kemudian masuk ke dalam, dan pada
akhirnya berbelanja disana.
Sementara itu menurut Clow & Baack (2010) display produk adalah sebuah strategi pemasaran
yang sangat efektif bagi sebuah industry ritel, khususnya produk fashion, dimana perusahaan
melihat semakin banyaknya fenomena “Impulsive Buying” di kalangan masyarakat, dan disadari
atau tidak salah satu penyebabnya adalah: sebuah desain display produk yang indah, menarik dan
menggoda”.
Pada akhirnya dapat disimpulkan bahwa sebuah display produk yang menarik, adalah merupakan
sebuah strategi pemasaran yang sangat ampuh saat ini, terlebih bagi perusahaan retail. Display
produk ternyata mampu mempengaruhi konsumen dalam melakukan pembelian, terbukti dengan
semakin banyaknya “Impulsive Buyer”. Selanjutnya apabila diteliti lebih lanjut bisa saja prilaku
“Impulsive Buying” menjadi sebuah prilaku yang akan sangat diminati oleh pemasar dan
pengusaha ritel, mengapa? karena “Impulsive Buying” akan memotong hampir sebagian besar
proses pengambilan keputusan konsumen dalam melakukan pembelian.
Dengan adanya display yang menarik, pengusaha ritel dan pemasar mengharapkan konsumen
tidak perlu lagi melalui tahap mencari informasi-informasi dan alternatifnya kemudian
mengevaluasi alternatif-alternatif tersebut yang mungkin saja awalnya sudah berniat untuk
membeli produk mereka, tetapi karena adanya informasi dan alternative lain yang lebih baik,
sehingga konsumen memutuskan untuk membeli produk tersebut, harapan pengusaha ritel dan
pemasar adalah konsumen melewati toko mereka, melihat display pada etalasenya, menjadi
sangat tergoda karenanya, memutuskan masuk ke dalam toko dan keluar dengan belasan kantong
belanja.