You are on page 1of 25
Prinsip Etika dalam Bisnis LS Setelah membaca bab ini, pembaca diharapkan mampu: 1, Memahami pentingnya etika dalam kehidupan sehari-hari. 2. Mengetahui pengaruh etikabisnisterhadap kemampulabaan perusahaan dalam jangka Panjang. 3. Memahamiteori-teorietika, paradigma hakikat manusia dan kecerdasan yang melingkupi berbagai teori tersebut. 4. Mengetahui sumber penyebab terjadinya penyimpangan etika dalam praktik bisnis. ‘A people that values its privileges above its principles Ryelol Cehy ny ela Dwight David Eisenhower, 1890-1969 ETIKA BISNIS Etika merupakan pernyataan benar atau salah yang menentukan perilaku seseorang tergolong bermoral atau tidak bermoral, baik atau buruk. Pernyataan etika ini kemudian dituangkan dalam bentukprinsip-prinsip etika yang secara normatif dipergunakan untuk membimbing tindakan seseorang menjadi perilaku yang bermoral. Perbuatan yang tidak menyenangkan seperti berbohong, mencuri, mengancam, atau merusak milik orang lain dari sisi etika tergolong perbuatan yang tidak etis dan tidak bermoral, sedangkan kejujuran, menepati janji, saling membantu sesama, dan menghormati hak dan kewajiban orang lain merupakan perbuatan yang secara etis dan moral sangat diharapkan untuk dilakukan oleh manusia. Etika bisnis adalah perwujudan dari serangkaian prinsip-prinsip etika normatif ke dalam perilaku bisnis. Dalam hal ini etika bisnis berperan sebagai. pedoman dalam menentukan benar tidaknya suatu tindakan yang dilakukan Bab 2. Prinsip Etika dalam Bisnis vast dalam menjatankan bisnisny ke dalam kehidupan sehari-ay yetidakjujuran menunjukkan perilaku yang Do aaa KOrPOrES yang mmenutupi Kesalahan-Kesalahan yang telah dilakul Hi , au Menutyp; kelemahan produk/jasanya. YanB berpotensi cs bi ErugiaN bagi onsumen stat disebut sebagai Korporasi yang udak ee Men demi, tindakan etis dalam dunia bisnis juga berasal dari praktik kehidupan sehar, hari, sehingga bisnis tidak dapat menetapkan sendiri benar salahnya Suaty tindakan tanpa berpijak pada norma kehidupan masyarakat. Walaupy sebuah korporasi dapat berkelit dari tuntutan etis karena berlindung gj palik aturan atau regulasi, tetap saja masyarakat secara bersama-sama akay mengecam atau menuntut korporasi ke pengadilan agar kembali berperilaky bisnis yang etis. korpo Sebuah survei yang dilakukan di AS (2005) menemukan bahwa 52% tenaga kerja di sebuah Korporasi pernah melakukan tindakan yang tidak etis, minimal sekali yang berbentuk: memarahi atau mengancam karyawan lain; berbohong, baik kepada sesama teman, pelanggan, pemasok, masyarakat, bahkan juga kepada atasannya untuk menghindari hukuman; lebih menonjolkan kepentingan diri sendiri dibandingkan kepentingan korporasi, melanggar aturan, bahkan termasuk aturan-aturan yang berhubungan dengan kesehatan dan keselamatan kerja; berbohong tentang jam ker; menyembunyikan atau mencuri properti korporasi; mengeluarkan kata- kata yang tidak senonoh atau cenderung merendahkan orang lain atau jenis kelamin tertentu (pelecehan seksual), dan melakukan diskriminasi kepada orang lain atas dasar suku, agama, jenis kelamin, atau hal-hal lainnya. Pertanyaan yang menarik untuk dijawab adalah: mengapa bisnis hors dijalankan secara etis? Benarkah tindakan etis tidak sefalan dengan upd) untuk memperoleh laba? ‘Ada beberapa alasan mendasar tentang perlunya bisnis dijalankan secara' tis (Lawrence dan Weber, 2008), Alasan pertama adalah, bisnis harus dijaanky secara etis untuk memenuhi kebutuhan para pemangku kepenting (bahasan tentang pemangku kepentingan ada di bab pertama buku ini) Sebuah jajak pendapat di tahun 2001 (Juliet Altham, 2001) menyebutkat orang-orang yang berasal 9 negara dari 10 negara yang disurvei merit untuk menjalankan hidup sesuai dengan standar etika yan tin sehingga diharapkan akan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat Hal ini berbeda dengan pandangan umum bisnis selama ini yang hat? see ete na es kehidupan yang balk dan ets, den Ma masyaralat sua Woe oi Sone es is, dengan sendirinya bisnis yang dijalanke" igan baik dan etis (good corporate governance). - ca ia Bisnis Modem Pondaatan Pomanghu Foe aA Alasan kedua adalah pengaruh positif etika bisnis terhadap kemampulabaan (profitability) korporasi di masa mendatang. Sebuah penelitian oleh Institute for Business Ethics, Inggris pada tahun 1998 menunjukkan tiga indikator penting pertumbuhan bisnis korporasi (EVA, MVA, dan PER) lebih tinggi angkanya pada korporasi yang etis dibandingkan dengan yang tidak, bahkan jika ditambah dengan komitmen yang tinggi dari manajemen untuk patuh pada aturan dan norma yang berlaku, maka rasio profit/turnover 18% lebih besar dibandingkan dengan korporasi yang tidak berkomitmen terhadap aturan (Izraeli dan Schwartz, 1998; 1045-1055). Beberapa penelitian sosial menunjukkan adanya hubungan yang positif antara perilaku yang bertanggung jawab secara sosial dengan tingkat keuntungan, bahkan dari penelitian tersebut tidak ditemukan korelasi etika bisnis sebagai beban dari pemerolehan keuntungan. Kenneth Blanchard dan Norman Vincent Peale dalam Keraf (1998) menemukan bahwa perlakuan yang baik terhadap karyawan telah menaikkan keuntungan korporasi sebesar 20% atau telah menurunkan harga produk sebesar 20%. Penelitian lain menunjukkan, korporasi yang bertanggung jawab secara sosial dan bertransaksi di pasar saham pada umumnya dapat memperoleh pengembalian yang lebih tinggi daripada korporasilainnya. Semua penelitian tersebut menunjukkan bahwa penggunaan etika bisnis yang benar dalam bisnis yang dijalankan tidak memperkecil keuntungan, justru berkontribusi pada keuntungan. Contoh: sebuah studi selama dua tahun yang dilakukan The Performance Group, sebuah konsorsium yang terdiri dari Volvo, Unilever, Monsanto, Imperial Chemical Industries, Deutsche Bank, Electrolux, dan Gerling, menemukan bahwa pengembangan produk yang ramah lingkungan dan environmental compliance (sesuai dengan standar baku lingkungan) dapat menaikkan EPS (earning per share) korporasi, mendongkrak kemampulabaan, dan menjamin kemudahan dalam mendapatkan kontrak atau persetujuan investasi. Pada tahun 1999, jurnal Business and Society Review menulis bahwa 300 korporasi besar yang terbukti melakukan komitmen dengan publik berlandaskan kode etik dapat meningkatkan market value added sampai dua- tiga kali daripada korporasi lain yang tidak melakukan hal serupa. Bahkan penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh DePaul University di tahun 1997 menemukan bahwa korporasi yang merumuskan komitmen korporat mereka dalam menjalankan prinsip-prinsip etika memiliki kinerja finansial (berdasar penjualan tahunan/revenue) yang lebih bagus dari korporasi lain yang tidak melakukan hal serupa. Menjalankan bisnis secara etis juga sering menjadi aturan dasar yang ditetapkan oleh suatu negara terhadap para pelaku bisnis. Inilah alasan Bab 2. Prinsip Etika dalam Bisnis cu i bisnis dijalankan secara etis sesuai perundang-un, dan, ket Pa alansatu contoh adalah penerapan ketentuan Sarbanes-Qy), ‘Act untuk seluruh korporasi AS yang beroperasi di seluruh dunia, Ketentys ini dikeluarkan oleh pemerintah AS pada tahun 2002 setelah terjadiny, berbagai skandal keuangan yang melibatkan korporasi besar sepert{ Enron, Tyco, dan WorldCCom. Alasankeempatyangmendasariperlunyaetika bisnisadalah untuk mencegeh kerugian (no harm) besar bagi masyarakat dan pemangku kepentingan akibay dari tindakan sebuah korporasi. Korporasi yang membuang limbahnya ke sungai misalnya, pasti membawa Kerugian besar bagi masyarakat yang tinggal dekat sungai tersebut, selain juga dapat membawa korban jiwa bagi penduduk setempat. Oleh karena itu, banyak aturan pemerintah ditetapkan untuk mencegah kerugian maupun kerusakan fatal bagi banyak pihak, Thomas Hobbes, seorang filsuf terkemuka bersintesa bahwa dalam masyarakat tanpa etika, ketidakpercayaan, dan kepentingan diri yang tidak terbatas akan menciptakan perang manusia terhadap manusia lain sehingga dalam situasi seperti itu kehidupan manusia akan terasa sangat brutal dan dangkal. Dalam masyarakat seperti ini tidak mungkin dapat terjadi aktivitas bisnis, dan bisnis akan hancur. Oleh karena bisnis tidak dapat bertahan hidup tanpa etika, maka kepentingan bisnis yang paling utama adalah mempromosikan perilaku etika kepada anggotanya dan masyarakat. Alasan kelima perlunya etika bisnis adalah dalam persaingan bisnis yang ketat, para pelaku bisnis modern sangat sadar bahwa konsumen adalah benar-benar raja. Oleh karena itu, hal yang paling pokok untuk bisa untung dan bertahan dalam pasar penuh persaingan adalah merebut dan mempertahankan kepercayaan konsumen. Hal ini tidak mudah dilakuken karena dalam pasar yang bebas dan terbuka, beragam barang dan {aS ditawarkan dengan harga dan mutu yang kompetitif, sehingga sekell konsumen dirugikan, maka mereka akan berpaling kepada produsen y2"8 lain. Dengan demikian hal yang paling pokok untuk dilakukan para pela bisnis agar konsumen tetap bertahan adalah memperlihatkan citra bisnistY* sebagai bisnis yang baik dan etis. Alasan keenam, korporasi-korporasi modern menyadari bahwa karyaW@" bukanlah tenaga yang paling siap untuk dieksploitasi demi menge™ keuntungan sebesar-besarnya namun sebagai aset penting korporasi yan erebaegnentukan berhasil tidaknya dan bertahan tidaknya KorPO™ tersebut dalam persaingan, Kenyataan ini memaksa korporasi-korPo"®> aa untuk memperhatikan hak dan kepentingan karyawan ser 3 menjaga agar mereka merasa betah bekerja pada korP®! tersebut, misalnya dengan cara memberikan gaji yang adil, pengharg™ ee en nh Eka Bisnis Modem: Pendekatan Pemanaku KePer™ at ng baik, sikap yang baik, suasana fepada semua karyawan, Yang hyaman, atau perlakuan yang adil Alasan terakhir perlunya menjaga etika bisnis adalah dalam sistem pasar terbuka, ee bersifat netral agar efektif menjaga kepentingan dan hak semua pihak dijamin. Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan menjalankan pea ae baik dan etis sedemikian rupa tanpa secara sengaja merugikan hak dan kepenti 7 F bisnisnya. Pentingan semua pihak yang terkait dengan TEORI-TEORI ETIKA Sumber utama penyusunan Prinsip-prinsip etika adalah Aturan Emas (Golden Rule) hubungan antarmanusia sebagai berikut: “Perlakukanlah orang lain seperti halnya orang lain memperlakukan Anda.” Prinsip-prinsip ini lalu diperkuat melalui institusi keagamaan, keluarga, sekolah, lingkungan pekerjaan, media massa, kelompok etnis, dan internet. Seluruh pengalaman yang diperoleh seseorang dalam pembelajaran kehidupan membentuk konsepsi tentang etika, moralitas, dan hal-hal yang dapat diterima oleh lingkungan masyarakat. Akumulasi konsepsi inilah yang selanjutnya menjadi “kompas” bagi perilaku dan tindakan seseorang di kehidupan sehari-hari. Kesadaran yang tinggi dari seseorang terhadap praktik bisnis yang etis dipengaruhioleh sikap awal, informasi, dan logika berpikir. Sikap awal adalah sikap tertentu seseorang terhadap suatu hal atau masalah yang dihadapinya, baik berupa sikap mendukung, menolak, netral, atau tidak acuh. Sikap ini terbentuk dari beberapa faktor yang berperan dalam hidup seseorang seperti agama, kebudayaan, watak, pengalaman pribadi, media massa, kebiasaan, dan lain-lain. Pada umumnya seseorang mempertahankan sikap awal ini tanpa memikirkannya lebih dalam lagi hingga suatu saat dirinya berhadapan dengan sebuah peristiwa atau keadaan yang dapat memicu refleksinya. Refleksi-yang dilakukan selanjutnya dapat mengubah sikap awal tadi atau tidak berpengaruh sama sekali, bahkan sikap awalnya semakin meneguh. ergugah, unsur kedua yang mempengaruhi sikap utama informasi yang berkaitan dengan masalah p manusia perlu informasi penting dan obyektif dapat mengetahui lebih baik tentang sesuatu a informasi yang memadai, maka sikap moral 't. untuk dipertanggungjawabkan. Setelah pemikiran etis t etis adalah informasi, tert yang sedang dihadapi. Setia| tentang sesuatu hal untuk yang sedang dihadapi. Tanp: isti li seseorang terhadap suatu peristiwa sul 68 y Informast ini haruslah berasal dari sumber terpercaya, berisi keahlian dan ika i i ing tidak mampu didapatkan oleh waw. ka informasi penting tidak m: : ro ate atkip moral yang terjadi hanya didasarkan atas asumsi- . asumsi pribadi yang cenderung emosional. as Proses pembahasa rasional guna meng’ secara moral. Pt antara kesimpw kesimpulan yang menurut aturan-a' kesalahan penalaran Penggunaan pemikiran perumusan yang tepat dibicarakan. Seca Tabel 2.1. Teori Etika, Paradigma Hakikat Manu: in sui . asilkan kesimpul: logis: erapan prinsip ae Jasan yang menda Jan dengan alasan-al diambil dapat turan logika. Logika beserta inkonsistensi logis-rasional sangal mengenai batasan yang jelas ata: ra umum, teori etika berkemb: manusia yang tidak utuh sesuai penal kepada makna dan tujuan hidup mai keterkaitan antarteori eti tunggal berdasarkan paradigma haki atu masalah haru: lan yang pertahan apabil ka yang apabila dipadukai kat manusia secara utuh. nusia. Tabel 2.1 s mematuhi tuntutan berpikir},,, dapat dipertanggungjawj -rasional memperlihatkan huby, huluinya, dan apa, ja diperiksa dengan cern juga menunjukkan kesalahan yang terjadi dalam argumentag, diperlukan dalam melakukay Bis. bkan Ngan s topik yang sedang ang atas dasar paradigma kehidupan Jaran-penalaran rasional yang terbatas . berikut meringkas in berubah menjadi teori dan Kecerdasan Teori Logika Kriteria Etika Tujuan Hidup 1. | Egoisme ‘Tujuan dari tindakan | Memenuhi Kenikmatan duniawi secara individu kepentingan pribadi 2. | Utilitarianisme ‘Tujuan dari tindakan Memberi manfaat/ kegunaan bagi banyak orang Kesejahteraan duniawi masyarakat 3. | Deontologi (Imannuel Kant) Tindakan itu sendiri Kewajiban mutlak | setiap orang Demi kewajiban itu sendiri 4, | Hak Asasi Tingkat kepatuhan terhadap HAM ‘Aturan tentang hak asasi manusia (HAM) Demi martabat kemanusiaan 5. | Keutamaan Disposisikarakter | Karakter positif- | Kebahagiaan negatif in duniawi dan mental (psikologis) 6: | Teonom Disposisi karakter | Karakter muliadan_ | Kebahagiaan rohani dan tingkat mematuhi kitab (surgawi), mental, keimanan suciagamamasing- | danduniawi masing individu dan masyarakat Sumber: diolah dari Agoes & Ardana (2009) Egoisme. Setiap orang sesungguhnya hanya peduli iri iri : ses pada dirinya sendiri, Dalam k egoisme etis, bila seseorang belajar sampai larut malam agar bisa lulus ujian, atau bekerja keras agar memperoleh penghasilan yang lebih besar, maka semua tindakan tersebut lebih banyak didasari oleh kepentingan diri sendiri. Apabila tindakan yang dilakukan menguntungkan orang lain, maka keuntungan bagi orang lain ini bukanlah alasan yang membuat tindakan itu benar, namun membuat tindakan itu benar adalah kenyataan bahwa tindakan itu menguntungkan diri sendiri. Tindakan menolong orang lain dapat dianggap sebagai tindakan untuk menolong diri sendiri karena mungkin saja kepentingan orang lain tersebut berhubungan erat dengan kepentingan diri sehingga tindakan menolong orang lain dipandang sebagai tindakan untuk memenuhi kepentingan diri sendiri. Utilitarianisme Teoriutilitarianisme dipeloporiDavidHume(1711-1776), dandikembangkan oleh Jeremy Bentham (1748-1832) serta John Stuart Mill (1806-1873). Teori ini berpandangan suatu tindakan disebut baik jika membawa manfaat bagi sebanyak mungkin anggota masyarakat (the greatest happiness of the greatest numbers). Oleh karena itu, teori utilitarianisme berprinsip tindakan harus dinilai benar atau salah hanya dari konsekuensinya (akibat, tujuan, atau hasilnya). Untuk mengukur akibat dari suatu tindakan, satu-satunya ukuran yang penting adalah jumlah kebahagiaan atau jumlah ketidakbahagiaan, yang dalam hal ini kesejahteraan setiap orang sama pentingnya. Banyak yang mendukung keberadaan teori utilitarianisme karena teori ini mengaitkan moralitas dengan kepentingan orang banyak dan kelestarian alam, diantaranya adalah aplikasi teori utilitarianisme ke dalam konsep cost and benefit dan paham pemangku kepentingan (stakeholders) pada ilmu manajemen. Kelemahan teori utilitarianisme terletak pada pengorbanan prinsip keadilan dan hak individu atau minoritas demi keuntungan sebagian besar orang (mayoritas). Contoh: dalam kasus pembebasan tanah untuk pembangunan jalan tol, pemerintah atau pengelola jalan tol dapat memberikan ganti rugi secara paksa dengan menetapkan harga di bawah harga pasar kepada para pemilik tanah yang terkena jalur jalan tol tersebut demi kepentingan sebagian besar masyarakat. Artinya, untuk alasan kepentingan nasional, pemerintah dibenarkan untuk melanggar rasa keadilan atau mengorbankan hak individu pemilik tanah yang tanahnya digusur untuk pembangunan jalan tol tersebut. Deontologi Teori deontologi berisi keharusan bagi setiap orang untuk melaksanakan perbuatan-perbuatan yang baik. Dengan demikian, etis tidaknya suatu Bab 2. Prinsip Eka dalam Bisnis, dengan tujuan, konsekuensi, atay 3 uatan tidak pernah menjadi baik seseorang wajib melaksanakan k berhubungan sama sekali akan tersebut. Suatu perbi baik, namun hanya karena s kewajiban itu sendiri. tindakan tidal akibat dari tind karena hasilnya 7 tindakan tersebut demi oad 4) sebagai pelopor teori seentoloat meneaiilay i i ive categories. rative Kausula imperative , hypothesis dan irae a et ae ae hypothesis adalah perintah-perintah yang sifatnya khus jaa fika secon jika seseorang mempunyai keinginan yang relevan, misal way sae ang ingin menjadi dokter, maka orang tersebut harus kulial di ‘akultas Kedokteran. Imperative categories berhubungan dengan kewajiban moral yang mewajibkan seseorang melakukan suatu tindakan tanpa syarat apapun, Dalam hal ini, kewajiban moral bersifat mutlak tanpa ada pengecualian apapun dan tanpa dikaitkan dengan keinginan atau tujuan apapun. Contoh: setiap manusia harus menyadari dan mengakui pentingnya kejujuran dalam kehidupan berkelompok, sehingga tindakan jujur dimasukkan sebagai kewajiban moral yang bersifat universal. Immanuel Kant (1724 - 180 Hak Asasi Manusia (HAM) Teori hak berasumsi bahwa setiap manusia mempunyai martabat yang sama, artinya jika suatu tindakan merupakan hak bagi seseorang, maka tindakan yangsama tersebutmerupakan kewajiban bagi oranglain. HAM berhubungan dengan: (1) hak hukum (legal right), yaitu hak yang didasarkan atas sistem/ yurisdiksi hukum suatu negara, yang dalam hal ini sumber hukum tertinggi suatu negara adalah Undang-Undang Dasar negara yang bersangkutan; (2) hak moral atau kemanusiaan (moral, human right) yang berkaitan dengan kepentingan individu sepanjang kepentingan individu tersebut tidak melanggar hak-hak orang lain, dan (3) hak kontraktual (contractual right) yang mengikat individu-individu yang membuat kesepakatan atau kontrak bersama sebagai wujud hak dan kewajiban masing-masing pihak, Strategi Etika 2.1: Pengakuan Hak Asasi Manusia oleh PBB yang berhubungan dengan kehidupan, Penahanan, penangkapan dan pengasi Peradilan umum yang bebas’ { Bt is ika Bisnis Modern: Pendekatan Pemanakai Kanantingal ik atas rasa aman, ny hak untuk wa Keutamaan Teori keutamaan (virtue theory) berhubungan dengan sifat atau karakter yang harus dimiliki oleh seseorang agar disebut sebagai manusia utama atau manusia hina. Dalam ilmu psikologi, karakter merupakan disposisi sifat atau watak seseorang yang telah melekat atau dimiliki oleh seseorang dan mendorong orang tersebut untuk selalu bertindak baik. Mereka yang selalu melakukan tingkah laku buruk secara moral disebut manusia hina. Strategi Etika 2.2.: Membentuk Karakter Pebisnis yang Unggul Karakter seseorang ditentukan oleh kebiasaannya, sedangkan kebiasaan dibentuk | oleh tindakan yang berulang-ulang. Tindakan yang berulang-ulang ditentukan_ oleh tujuan atau makna hidup yang ingin dicapai, dan makna hidup ditentukan | oleh pola serta paradigma berpikir. Contoh dari sifat atau karakter yang unggu antara lain kebijaksanaan, keadilan, kerendahan hati. Untuk pelaku bisnis si utama yang dimiliki antara lain kejujuran, kewajaran, kepercayaan, dai keuletan, : : Teonom Teori teonom menyatakan bahwa karakter- moral manusia ditentukan secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan kehendak Tuhan, dan perilaku manusia dianggap tidak baik bila tidak mengikuti aturan-aturan atau perintah Tuhan seperti yang tertulis dalam kitab suci. Seluruh agama memiliki ajaran moral (etika) yang bersumber dari kitab suci masing-masing. sip etika yang bersifat universal dan mutlak yang dijumpai di hampir seluruh agama, namun ada juga yang bersifat spesifik pada agama tertentu saja. Prinsip universal dalam agama berbentuk pengakuan adanya Tuhan dan kekuatan tidak terbatas yang mengatur alam raya ini. Selain itu, seluruh agama mengakui bahwa umat manusia memiliki tujuan tertinggi selain tujuan hidup di dunia. ‘Ada prinsip-prin: | is PENYIMPANGAN ETIKA DALAM BISNI: Keuntungan Pribadi tika dalam bisnis awal mulanya dipicu oleh menguatny, etil nih lebih besar dibandingkan kepentingay memperoleh keuntungan pribagi ingkat telah mendorong banyak uk yang melanggar atau tiday. Penyimpangan etika t . 5 i kepentingan pribadi yang j iron Dengan tujuan utama untuk (personal gain) yang besar dalam roe tuk melakukan cara apapun, tert i Sy catin memperoleh keuntungan. Jika perlu Ree Yeas eee Pa is ini tuk menyin, gai ikir pragmatis ini akan berusaha un! rl t rae ang mrmasuk rekan-rekan atau masyarakat yang terlibat. Akthirnya eer rakus dan egoisme yang berlebihan inilah yang menutupi hati nuranj seseorang atau sekelompok tertentu untuk melakukan tindakan yang, baik dalam bisnis, serta memilih cara lain yang lebih instan dan lebih menguntungkan diri sendiri. Strategi Etika 2.3.: Pemberlakuan Sarbanes Oxley Act untuk Korporast- Korporasi AS yang Beroperasi di Berbagai Negara [Sarbanes-Oxley Act 2002 (SOX) adalah sebuah Undang-Undang yang diterbitkan| di Amerika Serikat yang diprakarsai oleh senator Sarbanes dan senator Oxley. SOX mengarah pada perubahan dalam sistem pengungkapan dan pelaporan keuangan, yang menyatakan beberapa pembatasan mengenai korporasi publik dan para| akuntan dalam menjalankan pekerjaannya. SOX ini mewajibkan setiap korporasi yang akan listing di bursa yang ada di Amerika untuk memenuhi ketentuan SOX.| Pada dasarnya, SOX ini mewajibkan korporasi-korporasi ini untuk melaksanakan tata kelola korporasi dengan baik dan benar sebagai berikut: 1. Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar (fairly) tentang kondisi bisnis (Sections 401). . Chief Executive harus bertanggungjawab secara personal tentang akura: (accuracy) dan kelengkapan (completness) laporan keuangan korporasin} (Sections 302). : e 3. Jasa non-audit yang dilakukan oleh eksternal auditor harus dibatasi unt menjaga kemungkinan conflict of interest yang dapat melemahkan integritas| sebuah pelaksanaan audit (audit integrity) (Sections 201, 202 dan 206). _| 4. Korporasi harus memiliki sebuah Boards dan Komite Audit yang independen, | yang menjunjung tingai kepentingan pemegang saham dengan mengawast ist : isu dan penting dari aktivitas manajemen dan auditor (Sections 301 dan| Bs saa sistem pengendalian intern yang kuat dan memadai harus ditegakkan| é Cee penyalahgunaan wewenang dan fraud (Section 404). » Rorporasi harus menjunjung tinggi dan menunjukkan budaya eti Pucuk pimpinan hingga ke bawah (Section 406), Sumber: tps//vwrtheakuntancom/pas Ea _ Etika Bisnis Modern: Pendekatan Pemangku Kepentinga? Hal di atas berbeda sekali dengan prinsip altruisme, yakni mengorbankan kepentingan pribadi demi kebaikan bersama yang sangat ideal untuk dijalankan dalam bisnis. Namun prinsip ini sering dipandang sebelah mata, bahkan ada pihak-pihak yang menyatakan bahwa prinsip altruisme dianggap tidak masuk akal, sentimental, hanya untuk kampanye pencitraan korporasi, dan lain-lain. Menjadi nomor satu adalah slogan umum pebisnis di manapun, tidak peduli untuk mencapainya pebisnis harus mengorbankan kepentingan orang lain atau korporasi. Dennis Kozlowski, mantan CEO korporasi Tyco di New York, AS, dihukum selama 25 tahun penjara karena melakukan penggelapan dana korporasi sebesar 170 juta dollar, belum termasuk pinjaman lunak fiktif senilai 270 juta dollar yang digunakan untuk membeli kapal mewah, perhiasan, rumah mewah, dan benda-benda seni berharga mahal. Akibat perbuatan Kozlowski, Tyco terancam bangkrut hingga perlu mengajukan petisi kebangkrutan kepada SEC (Wall Street Journal, 19 September 2005, ditampilkan di www.wsj.com). Saat ini, persaingan bisnis sudah memasuki hiperkompetisi yang menuntut korporasi untuk selalu waspada dan aktif bergerak dalam menyiasati perubahan bisnis yang sangat cepat. Korporasi yang mampu bertahan adalah korporasi yang tetap menghasilkan keuntungan meskipun situasi perekonomian yang dihadapi sulit. Akibatnya, dalam menghadapi persaingan bisnis yang berat ini korporasi tergoda untuk melakukan cara-cara yang tidak etis demi mempertahankan kemampulabaan korporasi. Konflik Kepentingan Potensi penyimpangan etika dalam bisnis juga bisa berasal dari konflik kepentingan (conflicts of interest) seseorang terhadap pihak lain yang berhubungan dengan korporasi. Contoh yang patut diketengahkan di sini adalah suap, gratifikasi, dan sumbangan dana kampanye politik. Suap adalah pemberian sesuatu yang bernilai tinggi kepada pihak lain sebagai cara untuk memanipulasi pihak penerima dengan membeli pengaruh tertentu kepada pihak penerima tersebut. Definisi lain suap adalah “upaya untuk menawarkan, memberi, menerima, atau memohonkan sesuatu yang bernilai dengan tujuan utama untuk mempengaruhi tindakan pejabat yang melebihi atau melampaui batas kewenangan pejabat bersangkutan” (Joseph Nolan). Suap secara umum berbentuk uang atau benda-benda lain bernilai tinggi (property). Konflik kepentingan muncul ketika seseorang yang telah menerima pemberian atau suap wajib menukarkan pemberian tersebut dengan kebijakan yang berlaku di organisasinya atas dasar kepentingan pemberi atau penyuap. Misal: bagian pembelian memutuskan untukmembeli produk pemasok dalam jumlah besar meskipun kualitas produknya.lebih Bab 2, Prinsip Elka dalam Blenis Sumbangan dana kampanye merupakan bentuk nyata dari kampanye politikal berkelanjutan (perpetual political campaign). Di Indonesia, banyak pengusaha yangmenyumbangkan danakepadasejumlah partaiataubeberapa calon presiden. Hartati Murdaya (Grup Berca) bergabung ke Partai Demokrat, sedangkan suaminya Murdaya Po bertahan di PDI Perjuangan. Alim Markus (Maspion) dan kawan-kawan mendukung kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Sumber dana Partai Gerindra berasal dari sejumlah pengusaha nasional dan jaringan bisnis yang didirikan Prabowo Subianto dan Hashim Djojohadikusumo, Partai Golkar dikenal sebagai tempatnya para pengusaha besar, seperti Aburizal Bakrie, Siswono Yudo Husodo (Bangun Cipta Group), Fahmi Idris (Kelompok Delapan), dan Jusuf Kalla (Kalla Group) (http://indonesiafile.com, Kamis, 26 Februari 2009). Di Indonesia, hampir semua partai politik berlomba-lomba untuk mendapat dukungan dana dari perusahaan besar, Mereka berkeyakinan, untuk memenangkan pemilu diperlukan dana yang besar yang hanya dapat diperoleh melalui perusahaan-perusahaan besar. Selain itu kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan yang tersebar menyebabkan biaya kampanye lintas pulau menjadi sangat mahal. Dengan kata lain, penguasa dan oposisi mendapat tekanan secara terus menerus untuk memperoleh dana kampanye sebesar-besarnya dari pengusaha. Keterlibatan perusahaan- perusahaan besar dalam pembiayaan politik ketika pemilu memberi peluang kepada penyumbang dana untuk menentukan kebijakan politik negara yang bersangkutan sebagai kompensasi atas dukungan yang diberikan perusahaan besar itu (http://www.madani-ricom). StrategiEtika 2.4: Peran Aktif Pemantauan Indonesia Corruption Watch Terhadap Aliran Dana Kampanye ‘Salahsatu lembaga yang turut aktif mengawasi aliran dana kampanye adalah Indonesia Corruption Watch (ICW). ICW merupakan lembaga yang mengawasi isu Korupsi di Indonesia, dengan melaporkan temuan beberapa sumbangan yang tidak. mencantumkan identitas yang jelas dan tidak melampirkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) serta adanya satu capres dan cawapres menerima dana kampanye dari luar negeri (http://erabaru.net). ICW berpendapat bahwa dana kampanye sangat erat dengan isu transparansi (transparency), artinya ada keterbukaan ‘kandidat pada masyarakat mengenai sumber dana. Dengan demikian fungsi pengawasan dari sumber dan penggunaan dana dicatat harus secara terbuka dan. baik, termasuk pihak-pihak yang membiayai pembelian spanduk, banner, bendera Parpol, kegiatan bagi sembako, buka bersama, sumbangan politik bagi kaum miskin dan sebagainya yang tertulis dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2008 tentang Pemilu, Pasal 129 sebagai berikut: artai politik bertanggungjawab dalam hal dana kampanye anggota DPR/D. Bab 2. Prinsip Etika dalam Bisnis Fania kampanye yakni dari partal ik ea in ada ga pnyang al menuruthukum fae pihakath tbutenhge “legisla dana seperti “money taundry, bisnis narkoba’, dan tidak mengij.4 as Hi erorangal sekelompok orang atau perusahaan). eee baik dari p' /e yang harus dilaporkan dapat berupa uang, barang atau inde 3. Dana EE ei ang, untuk mempermudah melakukan audit dana| 4, ee partai politi diwajibkan_membuka rekening ‘khusus da partai politikpada bank. i os 5. A aa terpisah dari nomor rekening pala politik secara 6. Paral politik juga harus mencatat aset kampanye hasil Suey ber barang dan jasa yang nilainya disetarakan dengan harga di saat kampanye, misalnya sumbangan sebuah mobil (barang), nilainya sesual harga mobil di ET Hanya ada tiga sum Saran. vo 7. ‘Krantan publik yang ditunjuk KPU/D akan melakukan audit, dan partai politik harus melaporkan pembukuan dana kampanye ke KPU/D tiga hari setelah Parpol ditetapkan sebagai peserta Pemilu 2009. : 8. Partai politik juga harus melaporkan identitas kampanye termasuk besarnya sumbangan. Partai politik yang tidak menyampaikan laporan awal dana kampanye kepada 9. KPU/D dapat dikenai sanksi,pembatalan sebagai Peserta Pemilu. 10. Sanksi yang sama bagi calon legislatif dan DPD yang tidak melaporkan, jika mereka terpilih maka KPU/D tidak akan menetapkan mereka sebagai Calon Terpilih. lengkap penyumbang dana Sumber: Komisi Pemilihan Umum Indonesia, 2008. Tekanan untuk Mencetak Laba Tujuan utama bisnis adalah menghasilkan laba. Ditinjau dari sisi etika, laba merupakan hal yang baik dan diterima karena adanya laba memungkinkan suatu perusahaan untuk bertahan dalam kegiatan bisnisnya. Secara umum pemilik modal tidak akan bersedia menanamkan modalnya apabila tidak memperoleh laba, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan aktivita: ekonomi melemah, yang pada akhirnya pertumbuhan ekonomi terancany Laba juga memungkinkan perusahaan tidak hanya bertahan melainken juga dapat menghidupi karyawan-karyawannya bahkan pada tin kat d 5 taraf hidup yang semakin baik. Dengan adanya laba yang ter ai rare Perusahaan dapat mengembangkan usahanya, maka berry Ces” lapangan kerja bagi banyak orang, dan memajukan sioner eae Sering tekanan persaingan yang bertubi-tubi g tekan i -tubi mend i praktik bisnis yang etis ketika korporasi dihadaplan pate gee Panean selalu menghasilkan laba, apalagi untuk korporasi-korporasi de pe keuangan “merah.” Beberapa_penelitian membuktikan Baliwe, kinda Etika Bisnis Modem: Pendekatan Pemangku Kepentingan keuangan yang buruk pada korporasi cenderung mendorong korporasi tersebut untuk melakukan tindakan-tindakan tidak etis atau melanggar hukum. Meskipun demikian, kondisi keuangan yang buruk di tengah- tengah persaingan yang sengit di pasar global bukanlah satu-satunya alasan korporasi untuk berbuat tidak etis, Korporasi yang untung pun terkadangjuga tergoda untuk melakukan praktik-praktik yang tidak etis. Jadi sebenarnya pola pikir korporasi yang hanya mengejar laba inilah yang menjadi sumber utama penyimpangan etika dalam berbisnis, terlepas dari situasi korporasi sedang untung atau merugi. Dilemaetisdalam bisnislintasnegaraseringmenimpakorporasimultinasional ketika mereka menjalankan bisnis di negara lain yang dalam hal ini aturan- aturan yang berlaku di negara tersebut sangat berbeda dengan negara asal korporasi multinasional tersebut. Sebagai contoh, paha ayam tidak boleh diperjualbelikan di pasar AS, namun di Indonesia paha ayam dapat dijual di manapun, Korporasi di AS yang bergerak di bisnis pemotongan daging ayam melihat hal ini sebagai kesempatan untuk mengekspor paha ayam ke Indonesia walaupun secara etis hal ini tidak baik mengingat kandungan lemak yang sangat besar di paha ayam berpotensi menimbulkan penyakit degeneratif bagi konsumen Indonesia di kemudian hari. Kesadaran tentang pentingnya praktik bisnis yang etis seiring dengan semakin maraknya kepedulian masyarakat global terhadap produk-produk yang ramah lingkungan dan diproduksi dengan memperhatikan kaidah- kaidah sosial serta prinsip-prinsip hak asasi manusia. Sebagai contoh, boikot terhadap produk sepatu Nike oleh warga di negara Eropa dan Amerika Serikat terjadi ketika pabrik pembuat sepatu Nike di Asia dan Afrika diberitakan mempekerjakan anak di bawah umur, Contoh lainnya adalah penerapan kebijakan dalam pemberian pinjaman dana olch bank-bank Eropa. Secara umum bank-bank di Eropa hanya bersedia memberikan pinjaman kepada perusahaan perkebunan di Asia apabila ada jaminan etika dari perusahaan tersebut, yaitu pada saat membuka lahan perkebunan tidak dilakukan dengan membakar hutan. Nilai-nilai yang Dianut Manajer/CEO Manajer atau CEO adalah tokoh kunci yang menjadikan sebuah korporasi dan karyawannya mampu bertindak etis atau tidak etis, Sebagai pihak yang sering menentukan keputusan suatu organisasi, manajer atau CEO memiliki Kesempatan lebih besar untuk menciptakan iklim berbisnis yang etis Sepanjang manajer atau CEO bersedia untuk mewujudkan iklim tersebut. Nilai-nilai yang dianut oleh manajer atau CEO sering dijadikan pedoman menjalankan pekerjaan di suatu korporasi, bahkan ucapan, perkataan, tindak tanduk dan perbuatan mereka juga menjadi anutan bagi para karyawannya. Bab 2. Prinsip Etika dalam Bisnis Mie i baga riset Gally, i dilakukan oleh lem D i So NG Tae 2003) terhadap 22.000 responden di 2 Stroy Journal, 25 baie tingkat kepercayaan terendah diberikan mas, ma menemukan aie sedangkan untuk para manajer di korporasj bs t kepada an a diberikan menduduki peringkat di bawah mee | tingkat vmasuk rumah ibadah (gereja), berita televisi dan Surat kabay so, aia sosial. Bahkan survei Gallup selama lebih dari satu dasawa oman tingkat kepercayaan kepada institusi_bisnis cenderin sida berubaly bahkan menurun terutama jika terjadi lonjakan harga pa ds hears tertentu. Harga minyak yang terus meningkat ditengaraj oleh 74% responden survei sebagai permainan atau manipulasi yang dilakukan oleh korporasi minyak. Di Eropa hasil survei lebih mencengangkan; hampir 80% masyarakat Inggris menganggap para eksekutif! korporasi adalah Orang. orang yang tidak bisa dipercaya! Penelitian yang dilakukan oleh Jeffrey Harison dan James Fiet (1999) menunjukkan bahwa para CEO baru cenderung hanya mengejar ‘keun- tungan jangka pendek, berpusat kepada kepentingan diri sendiri, dan mengabaikan investasi jangka panjang dalam bentuk kegiatan penelitian dan pengembangan, Meskipun para CEO memiliki nilai-nilai kompetensi, Kehidupan yang menantang, intelektual, dan bertanggungjawab, namun pada kenyataannya mereka lebih memilih untuk melakukan upaya-upaya singkat dalam menaikkkan tingkat keuntungan korporasi. Filsuf pertama yang mengembangkan teori etika, Aristoteles menawarkan sifat-sifat utama dalam sebuah karakter yang seharusnya dimiliki oleh al Setiap orang, baik dia sebagai pebisnis atau tidak. Sifat-sifat utama yang dikenal sebagai nilai-nilai keutamaan (virtue ethics) mencakup keberanian, kesederhanaan, keadilan, dan- kel i menambahkan nilai-nilai keyakinan, b bagian dari nilai-nilai keutamaan ai ikatan spiritual yang kuat dengan Tul Peranan nilai-nilai Kejujuran, perasaan hati (generosity), ketaatan, integritas, d; Seorang manusia menjadi manusia yang baik, berm, Elka Bisnis Modem: Pendokalon Pom Reinga konsumen dan meningkatkan kesejahteraan manusia secara Umum dengan membuat barang yang berkualitas paling tinggi dengan harga semurah mungkin. Memberikan manfaat merupakan merupakan falsafah yang pertama dari sumberdaya manusia di Matsushita. Bening dan jernih merupakan ciri khas air yang masih alami, yang melambangkan kejernihan hati, kejujuran dan keadilan. Kejernihan, kejujuran, dan keadilan ini merupakan falsafah kedua dari Matsushita, Aliran-aliran air kecil bergabung menjadi anaksungai dan akhirnyamenjadisungai. Falsafah ketiga dari Matsushita ini menggambarkan bahwa kelompok-kelompok kecil dalam perusahaan bersinergi untuk membentuk kelompok-kelompok besar yang membentuk dasar perusahaan dengan semangat tim dan kerjasama. Air mengalir setiap waktu selalu berubah, menunjukkan adanya perubahan yang terus menerus. Jika air tersebut tidak mengalir, maka akan terjadi genangan yang menyebabkan bau busuk. Serupa dengan perusahaan, jika tidak terjadi perubahan, maka perusahaan akan mati, Melakukan perubahan terus-menerus merupakan falsafah keempat dari Matsushita. Sungai mengalir dari atas menuju ke bawah, maknanya pemimpin yang sukses datang kepada anak buahnya, bukan anak buah yang datang kepada atasannya. Makna kerendahan hati merupakan senjata yang ampuh untuk menggerakkan bawahan. Kerendahan hati dan sopan santun merupakan falsafah kelima dari Matsushita. Air mengalir melewati batu dengan lancar. Bila batu tersebut besar, maka air tersebut lewat disisinya. Air jika ditempatkan dalam gelas berbentuk gelas, bila ditempatkan dalam botol maka air tersebut akan berbentuk botol, sehingga air dapat menyesuaikan diridalam setiapkeadaan. Fleksibel dan mudahmenyesuaikan diri merupakan falsafah keenam dari Matsushita. Dalam dunia kerja, sering seseorang mendapat desakan dari kanan dan kiri. Sumberdaya manusia yang berhasil adalah yang mampu menyesuaikan diri, baik secara lisan atau tindakan. Sikap dapat menyesuaikan diri tersebut membuahkan suatu kebaikan terhadap lingkungannya, Tetapi jika lingkungan diganggu, dirusak, hutan digunduli, maka kalau terjadi hujan dapat berakibat fatal. Jembatan sekuat apapun dapat jebol. Dalam menegakkan kebenaran, air berlaku sangat tegas. ‘Sumber: www-panasonic.co.id SIMPULAN Etika bisnis adalah perwujudan dari serangkaian prinsip-prinsip etika normatif ke dalam perilaku bisnis, Dalam hal ini etika bisnis berperan sebagai pedoman dalam menentukan benar tidaknya suatu tindakan yang dilakukan korporasi dalam menjalankan bisnisnya. Bisnis harus dijalankan secara etis untuk memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan, adanya pengaruh Bab 2. Prinsip Elka dalam Bisnis Setelah membaca bab ini, pembaca diharapkan mampu: 1. Memahami pentingnya hubungan yang dinamis antara bisnis dengan masyarakat. 2. Memahami respon bisnis terhadap berbagai isu yang berkembang di masyarakat. 3. Memahami berbagai macam kebijakan publik dan dampaknya bagi bisnis. 4. Memahami pentingnya program CSR dalam membantu program- program pemerintah di bidang kemasyarakatan. ica eneoaesilia having great possessions, TTD eae Epicurus, 341-270 SM HUBUNGAN BISNIS-MASYARAKAT Perusahaan saat ini menjadi suatu sistem terbuka yang di dalamnya terdapat berbagai macam elemen, unsur, orang, dan jaringan yang saling terhubung (interconnected), saling berinteraksi (interacted), saling bergantung (interdependent), dan saling berkepentingan. Sebagai suatu sistem terbuka, keberadaan perusahaan ditentukan bukan saja oleh elemen-elemen yang ada di dalam perusahaan (internal) seperti sumberdaya manusia (tenaga kerja, manajer, dan eksekutif) dan sumberdaya non-manusia (uang, Peralatan, bangunan dan sebagainya), namun juga oleh faktor-faktor di luar (eksternal), yang juga mencakup faktor manusia dan faktor non-manusia. Faktor eksternal manusia mencakup pemasok, pelanggan, penanam modal, Pemerintah dan masyarakat, sedangkan faktor eksternal non-manusia Mencakup alam atau bumi itu sendiri sebagai sumber bahan baku dan tempat beroperasi perusahaan. Bab 6. Korporasi & Masyarakat it h wilayah di sekitar perusahaan Masyarakat (community) adalal Ieyepun tidak langsung a ioe ae il sun, mmemperoleh pengaruh balk Oe Jayah kota, desa, maupun pinggira, i ini Jiputi wil i sahaan. Wilayah inidapatme put N Pe terminologi terbaru saat ini, sebuah masyarakat juga mencaky Ki -kelompok lain yang terpengaruh oleh tindakan-tindakay on, seperti masyarakat siber (para Pees jaringan interne, untuk mengakses informasi perusahaan), masyaraka’ oe terten, (communities of interest), sekaligus juga masyarakat pekerja (employes community) yang tinggal dan bekerja di lokasi dekat perusahaan. emiliki pola hubungan dengan perusahaan yang diharapkan saling menguntungkan dan saling membutuhkan saty dengan yang lain. Tujuan utama bisnis adalah menghasilkan kegiatan produktif untuk menghasilkan dan mendistribusikan barang atau jasa bagi kebutuhan seluruh umat manusia. Manusia hidup di dunia ini memang harus _ didukung oleh berbagai jenis barang dan jasa agar dapat bertahan hidup, dan saat ini hampir seluruh hasil produksi disediakan oleh aktivitas bisnis, Kegiatan bisnis bisa saja menguntungkan, namun apabila dalam pembagian keuntungan itu tidak adil atau dalam upaya memperoleh keuntungan itu mengakibatkan ada pihak lain yang merasa dirugikan dan berdampak pada | kerusakan lingkungan alam, maka tindakan bisnis menjadi tidak etis. | Setiap kehidupan masyarakat mi Sebagai bagian dari kehidupan bisnis, masyarakat berperan sebagai penghubung antara pemerintah dengan perusahaan. Oleh karena itu masyarakat diharapkan selalu aktif mengoreksi dampak pembangunan melalui penyampaian aspirasi kepada anggota legislatif. Setelah masalah | publik diangkat ke permukaan, maka pemerintah atau instansi yang berwenang dapat segera mengambil tindakan atau kebijakan melalui | proses hukum atau penerbitan Undang-Undang. Tujuan perusahaan untuk — memperoleh laba sangat tergantung oleh hukum dan kebijakan publik yang ditentukan oleh pemerintah. Masalah-masalah publik mengharuskat perusahaan untuk selalu memonitor kondisi lingkungan berkaitan denga" — publik, merespon rencana pemerintah untuk membuat UU da? stage Hee a eae peran dalam proses politik. Peran pemerintah eamanan dan penegak hukum diharapkan menciptaka" iklim bisnis yang k ; I perusahaan, 8 kondusif, yang sangat menentukan keberlanjutan bisnis PENGEMBANGAN MASYARAKAT va iliki ang strategis untuk mela ‘sanakan Perusahaan memiliki peluang yang oratovibne) a sigel! saad sat engembangan masyarakat (community \ bentuk pertanggungjawaban perusahaan kepada publik. Upaya pengem- bangan ini dapat dilaksanakan melalui kebijakan operasional di tingkat manajer atau direktur. Selain itu, perusahaan dapat melaksanakan kerjasama lintas sektor dengan instansi pemerintah, Perguruan Tinggi, atau Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak dalam bidang pengembangan masyarakat. Cara lain dapat ditempuh melalui peningkatan partisipasi warga, baik sebagai bagian dari strategi atau aktivitas. Sebagai bagian dari strategi misalnya, melibatkan warga masyarakat dalam proses perencanaan merupakan agenda strategis yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Pembinaan hubungan perusahaan dengan masyarakat dewasa ini telah berkembang pesat, salah satu diantaranya adalah adanya divisi manajemen hubungan masyarakat (public affairs management) di banyak perusahaan. Perkembangan kegiatan yang berkaitan dengan hubungan masyarakat ini dipengaruhi oleh kekuatan eksternal dan internal perusahaan. Untuk kekuatan eksternal, pemicu utamanya berasal dari turunnya ke; : masyarakat terhadap institusi bisnis (termasuk juga kepada Desert yang mengatur bisnis), globalisasi pasar, dan kemudahan sert on akses internet yang memungkinkan seseorang untuk mem Fi Sars informasi dari manapun. Pendorong kegiatan hubungan pere-ehy Sumber berasal dari kekuatan internal lebih banyak dikontrib Fale eat Yang sistem dan hubungan komunikasi antarpihak dalam meme eh perbaikan adanya peningkatan kesadaran perusahaan untuk Perusahean, selain kehidupan, lingkungan sekitar, dan strategi-strategi bis _ menyeimbangkan pertumbuhan bisnisnya secara berkelanjutan (Fleisher, 2008 mm mencapal y » 44-52), ISU-ISU PUBLIK Isu-isu yang banyak dikemukakan masyarakat berkaitan dengan kegiatan bisnis adalah dampak kegiatan bisnis terhadap masyarakat dan lingkungan. Isu publik ini kadang-kadang lebih tajam dibandingkan dengan ancaman Etika Bisnis Modern: Pendekatan Pemangku Kepentingan Jainnya. Isu ini dapat saja dimunculkan secara tertentu yang memang menginginkan kehancurannya atau tanpa ada unsur kesengajaan. Isu-isu ini sesungguhnya merupakan hasil dari kesenjangan antara keinginan perusahaan untuk mempe! ; roleh sesuatu (Jaba) dengan harapan pemangku kepentingan, Pengabaian isu-isu masyarakat, menurut konsultan bisnis McKinsey, berakibat perusahaan rentan terhadap penolakan-penolakan yang berasal dari masyarakat. sengaja oleh kelompok Isu-isu publik yang berkembang dapat menjadi sebuah peluang atau risiko bagi perusahaan, tergantung seberapa kuat isu-isu tersebut berimplikasi positif atau negatif terhadap kinerja perusahaan, Sebagai contoh, perusahaan. yang mencemari lingkungan akan memperoleh pemberitaan negatif yang dapat membentuk opini negatif pula dari masyarakat sehingga dalam jangka Panjang apabila perusahaan tidak melakukan perubahan, penjualan dapat turun atau terhenti akibat opini tersebut sehingga tingkat kemampulabaan juga ikut turun. Kasus PT Lapindo Brantas, Inc. yang diduga sebagai penyebab munculnya bencana semburan lumpur panas di Sidoarjo telah menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi masyarakat sekitar, dan perusahaan itu sendiri. Dengan kata lain, kondisi keuangan tidak cukup menjamin nilai perusahaan akan tumbuh secara berkelanjutan apabila perusahaan tidak memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup dalam bisnisnya. Sulitnya mengukur atau menilai etis tidaknya suatu tindakan bisnis terjadi karena tidak ada ukuran yang obyektif dan standar untuk menghitung nilai kerugian bagi masyarakat atau dampak kerusakan pada lingkungan. Contoh: pemanasan global yang berpotensi meningkatkan suhu bumi antara 1,8 sampai 6,3 derajat Fahrenheit pada tahun 2100 dan meningkatkan level permukaan laut global diperkirakan mempengaruhi produksi pertanian di beberapa daerah, namun nilai kerugian yang bakal dialami oleh para Petani, terutama di negara-negara sedang berkembang sulit untuk dihitung hingga saat ini. Pemanasan global ini dipicu oleh meningkatnya emisi yang dikeluarkan oleh industri, yang pada tahun 1990-1995, Cina, India, Brazil, dan Indonesia telah meningkatkan emisi karbonnya hingga mencapai 20% (sumber: www-bloglinguistik.co.tv). Risiko yang timbul kemungkinan terjadi karena adanya kegagalan aturan bisnis yang ditetapkan oleh perusahaan tersebut, sehingga mengakibatkan kegagalan perusahaan untuk mencapai misinya. Risiko itu sendiri dapat berupa risiko asuransi, teknologi, Keuangan, pemasaran, dan lingkungan, Risiko yang muncul seharusnya dapat dikelola secara optimal sehingga menghasilkan peluang tersendiri bagi perusahaan. Banyak cara yang dapat dilakukan perusahaan untuk mengelola risiko agar menjadi sebuah peluang, diantaranya melalui optimalisasi penggunaan sumberdayayang terbatas yang Bab 6. Korporasi & Masyarakat fe) KEBIJAKAN PUBLIK Kebijakan publik (public policy) adalah keputusan-keputusan yang dibuat dan ditetapkan oleh pemegang otoritas atau mandat publik, baik pemerintah pusat atau daerah, yang mengikat bagi orang banyak pada tataran strategis. Tujuan kebijakan publik bisa bersifat sangat luas, misal: menurunkan tingkat pengangguran, atau sempit, misal: memperbaiki sarana dan prasarana publik. Contoh kebijakan publik adalah kebijakan fiskal (fiscal policy) dan kebijakan moneter (monetary policy). Kebijakan fiskal menunjukkan pola pemerintah Etika Bisnis Modern: Pendekatan Pemangku Kepentingan dalam belanja anggaran dan perpajakan yang mendukung perekonomian makro, sedangkan kebijakan moneter adalah kebijakan yang mempengaruhi permintaan dan Penawaran mata uang, serta nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. Tabel 6.1, berikut menunjukkan berbagai macam kebijakan publik dan dampaknya pada bisnis, Tabel 6.1. Kebijakan Publik dan Dam pak Terhadap Bisnis Jenis Kebijakan Dampak Ekonomi | ___Perbandingan Pasar Persaingan Sempurna dengan Monopolistik Pertumbuhan Menyerap tenaga kerja, mengurangi - pengangguran, dan bantuan sosial Kebijakan fiskal Belanja pemerintah, perpajakan Kebijakan moneter Nilai mata wang, tingkat suku bunga Keseimbangan neraca__perdagangan, pengenaan hambatan dalam perdagangan internasional Dukungan pada industri tertentu Kebijakan Kesejahteraan Publik |Hukum perlindungan anak Biaya tenaga kerja Upah minimum, jam maksimum Biaya tenaga kerja Standar keamanan dan kesehatan Biaya peralatan dan biaya perbaikan Keterbukaan informasi Pengungkapan informasi rahasia Kebijakan Berdampak Pada Pasar Perlindungan pada konsumen Biaya produksi Subsidi pemerintah untuk kaum miskin, | Perpajakan cacat, dan korban bencana alam Kebijakan Berdampak Pada Laba Pembayaran pajak perlindungan sosial | Beban biaya Kebijakan perdagangan Kebijakan industri Pembayaran pensiun Biaya tenaga kerja, dan biaya pensiun Pembayaran kompensasi pada _pe-|Biaya tenaga kerja, biaya Pesangon akibat nganggur atau cacat pemecatan (PHK) Pembayaran asuransi Biaya asuransi Sumber: Post, Lawrence, & Weber (2002). Kebijakan publik bersifat melayani banyak orang, oleh karena itu jarang ebijakan publik dapat memuasi semua pihak. Dalam pelaksanaannya, bijakan publik dilakukan oleh administrasi negara, namun_bisnis Sebagai anggota masyarakat harus mengambil peran dalam suksesnya kebijakan tersebut diimplementasikan. Lewat kebijakan publik, Pemerintah eneiptakan Kondisi yang memungkinkan perusahaan bersaing dalam ingkungan bisnis modern. Dalam hal ini, peran pemerintah begitu penting rena keseimbangan hak dan kewajiban akan tercipta dalam hubungan bisnis dan masyarakatnya. Rabe | | | | | | | | | . n kegiatan pemerintahan, pemerintah Memer) nk nee pemerolehamnya dapat berasal dari pajak. Kebijajat perpajakan ini berdampaklangsung pada bisnis dan epulesanny termacy jumlah dana untuk pembelian mesin, pabrik baru, dan SDM. Pemerin smembutuhkan dana yang berasal dari untuk belanja di sektor publik, Disaty sisi, pemerintah ditekan untuk meningkatkan pajak yang dapat digunalay untuk belanja publik, namun di sisi lain juga ditekan oleh sektor bisnis Untuk menurunkan pajak karena pajakadalah salahsatu biaya harus diperhitungkay secara cermat oleh perusahaan sebelum mengambil keputusan. Kebijakan publik lain yang berpengaruh terhadap bisnis adalah kebijakan perdagangan (trade policy). Kebijakan perdagangan adalah kebijakan yang menunjukkan tindakan pemerintah untuk mendorong atau menghambat perdagangan dengan negara-negara lain. Kebijakan perdagangan sebuah negara minimal mengatur dua hal utama, yaitu kebijakan untuk produk impor (imported products), dan kebijakan untuk produk ekspor (exported products). Tabel 6.2. berikut menjelaskan bentuk regulasi internasional yang secara umum digunakan oleh negara untuk perdagangan internasional. Tabel 6.2. Bentuk-Bentuk Regulasi Internasional Regulasi Unilateral Pemerintah negara A Semua perusahaan melakukan bisnis di negara menetapkan regulasi A. Perusahaan berasal dari Negara A melakukan bisnis di negara lain, Pemerintah negara B Semua perusahaan melakukan bisnis di negara menetapkan regulasi B. Perusahaan berasal dari negara B melakukan bisnis di negara lain, Regulasi Bilateral Negara A dan B Menyetujui aturan main bisnis di dua negara. Regulasi Multilateral bersama bagi pelaku Negara A, B, dan C Menyetujul aturan main bersama, menggunakan sumber daya bersama-sama (misalnya pasar) dan melawan sanksi yang -diberlak negara lain (misal, negara D), Na" oleh ‘Sumber: Post, Lawrence, & Weber (2002) Perdagangan dunia dalam era WTO, APEC, AFTA, membawa persaingan yang semakin ketat, baik di pasar global dengan sesama eksportir, maupun di pasar domestik melalui barang impor. Tantangan ini semakin berat akibat Eka Bisnis Modem: Pendekatan Pemangku Kepentingan — — adanya hambatan domestik maupun di pasar ekspor, tetapi perlu terus diupayakan pemerintah dan dunia usaha karena devisa ekspor merupakan sumber pendanaan utama bagi pembangunan nasional dan kesejahteraan masyarakat (http: /, /www-google.co.id).Olehkarenaitu pemerintah Indonesia harus mendorong terciptanya daya saing perusahaan-perusahaan Indonesia sehingga perusahaan-perusahaan tersebut Mmampu menjadi pemain bisnis yang diperhitungkan kemampuannya di pasar global. Selain. kebijakan pajak dan Perdagangan, negara juga berwenang untuk menentukan arah industrinya melalui kebijakan industrial (industrial policy). Kebijakan industrial adalah kebijakan pemerintah untuk menumbuhkan industri-industri tertentu sesuai dengan prioritas. Prioritas ini terkait dengan agenda-agenda politik, sosial, dan ekonomi sebuah negara. Sebagai negara agraris dengan mayoritas penduduk bekerja di sektor pertanian, pemerintah Indonesia seharusnya mengarahkan kebijakan industrial kepada pertumbuhan bidang pertanian dan pengolahan hasil pertanian. Namun hingga saat ini, industri agrobisnis Indonesia belum mampu menjadi industri andalan, justru industri manufaktur menyumbang 85% ekspor nonmigas dan 67% total ekspor Indonesia (http://web.bisnis.com). Kebijakan publik lain yang sangat penting untuk mengatasi berbagai masalah sosial kemasyarakatan adalah kebijakan sosial (social policy). Menurut Oxford English Dictionary, kebijakan sosial adalah kebijakan yang berhubungan dengan proses pemerintahan, kepartaian, kekuasaan, kepemimpinan negara, dan lain-lain. Kebijakan sosial ruang lingkup kajian Yangluas dan global, misal: peran pekerja sosial dalam menghadapi fenomena perkembangan suatu negara sangat diperlukan untuk bekerjasama dengan instansi kepemerintahan yang memang memiliki otoritas dan peranan dalam Melakukan suatu kebijakan. Salah satu masalah sosial paling dominan di Indonesia adalah kemiskinan. Pekerjasosial sebagai tenaga dapat berperan serta aktif ikut menentukan dan membuat Perancangan kebijakan sosial strategis tidak hanya dalam lingkup lokal Mmelainkan global. Bersama-sama dengan pemerintah, pekerja sosial ‘pat menjalankan fungsinya secara aktif dan efektif dengan Merancang Program-program pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan Masyarakat (http://adjhee.wordpress.com).

You might also like