Prinsip Etika dalam Bisnis
LS
Setelah membaca bab ini, pembaca diharapkan mampu:
1, Memahami pentingnya etika dalam kehidupan sehari-hari.
2. Mengetahui pengaruh etikabisnisterhadap kemampulabaan perusahaan
dalam jangka Panjang.
3.
Memahamiteori-teorietika, paradigma hakikat manusia dan kecerdasan
yang melingkupi berbagai teori tersebut.
4. Mengetahui sumber
penyebab terjadinya penyimpangan etika dalam
praktik bisnis.
‘A people that values its privileges above its principles
Ryelol Cehy ny ela
Dwight David Eisenhower, 1890-1969
ETIKA BISNIS
Etika merupakan pernyataan benar atau salah yang menentukan perilaku
seseorang tergolong bermoral atau tidak bermoral, baik atau buruk.
Pernyataan etika ini kemudian dituangkan dalam bentukprinsip-prinsip etika
yang secara normatif dipergunakan untuk membimbing tindakan seseorang
menjadi perilaku yang bermoral. Perbuatan yang tidak menyenangkan
seperti berbohong, mencuri, mengancam, atau merusak milik orang lain dari
sisi etika tergolong perbuatan yang tidak etis dan tidak bermoral, sedangkan
kejujuran, menepati janji, saling membantu sesama, dan menghormati hak
dan kewajiban orang lain merupakan perbuatan yang secara etis dan moral
sangat diharapkan untuk dilakukan oleh manusia.
Etika bisnis adalah perwujudan dari serangkaian prinsip-prinsip etika
normatif ke dalam perilaku bisnis. Dalam hal ini etika bisnis berperan sebagai.
pedoman dalam menentukan benar tidaknya suatu tindakan yang dilakukan
Bab 2. Prinsip Etika dalam Bisnisvast dalam menjatankan bisnisny ke dalam kehidupan sehari-ay
yetidakjujuran menunjukkan perilaku yang Do aaa KOrPOrES yang
mmenutupi Kesalahan-Kesalahan yang telah dilakul Hi , au Menutyp;
kelemahan produk/jasanya. YanB berpotensi cs bi ErugiaN bagi
onsumen stat disebut sebagai Korporasi yang udak ee Men demi,
tindakan etis dalam dunia bisnis juga berasal dari praktik kehidupan sehar,
hari, sehingga bisnis tidak dapat menetapkan sendiri benar salahnya Suaty
tindakan tanpa berpijak pada norma kehidupan masyarakat. Walaupy
sebuah korporasi dapat berkelit dari tuntutan etis karena berlindung gj
palik aturan atau regulasi, tetap saja masyarakat secara bersama-sama akay
mengecam atau menuntut korporasi ke pengadilan agar kembali berperilaky
bisnis yang etis.
korpo
Sebuah survei yang dilakukan di AS (2005) menemukan bahwa 52% tenaga
kerja di sebuah Korporasi pernah melakukan tindakan yang tidak etis,
minimal sekali yang berbentuk: memarahi atau mengancam karyawan lain;
berbohong, baik kepada sesama teman, pelanggan, pemasok, masyarakat,
bahkan juga kepada atasannya untuk menghindari hukuman; lebih
menonjolkan kepentingan diri sendiri dibandingkan kepentingan korporasi,
melanggar aturan, bahkan termasuk aturan-aturan yang berhubungan
dengan kesehatan dan keselamatan kerja; berbohong tentang jam ker;
menyembunyikan atau mencuri properti korporasi; mengeluarkan kata-
kata yang tidak senonoh atau cenderung merendahkan orang lain atau jenis
kelamin tertentu (pelecehan seksual), dan melakukan diskriminasi kepada
orang lain atas dasar suku, agama, jenis kelamin, atau hal-hal lainnya.
Pertanyaan yang menarik untuk dijawab adalah: mengapa bisnis hors
dijalankan secara etis? Benarkah tindakan etis tidak sefalan dengan upd)
untuk memperoleh laba?
‘Ada beberapa alasan mendasar tentang perlunya bisnis dijalankan secara' tis
(Lawrence dan Weber, 2008), Alasan pertama adalah, bisnis harus dijaanky
secara etis untuk memenuhi kebutuhan para pemangku kepenting
(bahasan tentang pemangku kepentingan ada di bab pertama buku ini)
Sebuah jajak pendapat di tahun 2001 (Juliet Altham, 2001) menyebutkat
orang-orang yang berasal 9 negara dari 10 negara yang disurvei merit
untuk menjalankan hidup sesuai dengan standar etika yan tin
sehingga diharapkan akan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat
Hal ini berbeda dengan pandangan umum bisnis selama ini yang hat?
see ete na es
kehidupan yang balk dan ets, den Ma masyaralat sua Woe oi
Sone es is, dengan sendirinya bisnis yang dijalanke"
igan baik dan etis (good corporate governance).
-
ca ia Bisnis Modem Pondaatan Pomanghu Foe
aAAlasan kedua adalah pengaruh positif etika bisnis terhadap kemampulabaan
(profitability) korporasi di masa mendatang. Sebuah penelitian oleh Institute
for Business Ethics, Inggris pada tahun 1998 menunjukkan tiga indikator
penting pertumbuhan bisnis korporasi (EVA, MVA, dan PER) lebih tinggi
angkanya pada korporasi yang etis dibandingkan dengan yang tidak, bahkan
jika ditambah dengan komitmen yang tinggi dari manajemen untuk patuh
pada aturan dan norma yang berlaku, maka rasio profit/turnover 18% lebih
besar dibandingkan dengan korporasi yang tidak berkomitmen terhadap
aturan (Izraeli dan Schwartz, 1998; 1045-1055).
Beberapa penelitian sosial menunjukkan adanya hubungan yang positif
antara perilaku yang bertanggung jawab secara sosial dengan tingkat
keuntungan, bahkan dari penelitian tersebut tidak ditemukan korelasi etika
bisnis sebagai beban dari pemerolehan keuntungan. Kenneth Blanchard dan
Norman Vincent Peale dalam Keraf (1998) menemukan bahwa perlakuan
yang baik terhadap karyawan telah menaikkan keuntungan korporasi
sebesar 20% atau telah menurunkan harga produk sebesar 20%.
Penelitian lain menunjukkan, korporasi yang bertanggung jawab secara
sosial dan bertransaksi di pasar saham pada umumnya dapat memperoleh
pengembalian yang lebih tinggi daripada korporasilainnya. Semua penelitian
tersebut menunjukkan bahwa penggunaan etika bisnis yang benar dalam
bisnis yang dijalankan tidak memperkecil keuntungan, justru berkontribusi
pada keuntungan. Contoh: sebuah studi selama dua tahun yang dilakukan
The Performance Group, sebuah konsorsium yang terdiri dari Volvo, Unilever,
Monsanto, Imperial Chemical Industries, Deutsche Bank, Electrolux, dan
Gerling, menemukan bahwa pengembangan produk yang ramah lingkungan
dan environmental compliance (sesuai dengan standar baku lingkungan)
dapat menaikkan EPS (earning per share) korporasi, mendongkrak
kemampulabaan, dan menjamin kemudahan dalam mendapatkan kontrak
atau persetujuan investasi.
Pada tahun 1999, jurnal Business and Society Review menulis bahwa
300 korporasi besar yang terbukti melakukan komitmen dengan publik
berlandaskan kode etik dapat meningkatkan market value added sampai dua-
tiga kali daripada korporasi lain yang tidak melakukan hal serupa. Bahkan
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh DePaul University di tahun
1997 menemukan bahwa korporasi yang merumuskan komitmen korporat
mereka dalam menjalankan prinsip-prinsip etika memiliki kinerja finansial
(berdasar penjualan tahunan/revenue) yang lebih bagus dari korporasi lain
yang tidak melakukan hal serupa.
Menjalankan bisnis secara etis juga sering menjadi aturan dasar yang
ditetapkan oleh suatu negara terhadap para pelaku bisnis. Inilah alasan
Bab 2. Prinsip Etika dalam Bisnis cui bisnis dijalankan secara etis sesuai perundang-un, dan,
ket Pa alansatu contoh adalah penerapan ketentuan Sarbanes-Qy),
‘Act untuk seluruh korporasi AS yang beroperasi di seluruh dunia, Ketentys
ini dikeluarkan oleh pemerintah AS pada tahun 2002 setelah terjadiny,
berbagai skandal keuangan yang melibatkan korporasi besar sepert{ Enron,
Tyco, dan WorldCCom.
Alasankeempatyangmendasariperlunyaetika bisnisadalah untuk mencegeh
kerugian (no harm) besar bagi masyarakat dan pemangku kepentingan akibay
dari tindakan sebuah korporasi. Korporasi yang membuang limbahnya ke
sungai misalnya, pasti membawa Kerugian besar bagi masyarakat yang
tinggal dekat sungai tersebut, selain juga dapat membawa korban jiwa
bagi penduduk setempat. Oleh karena itu, banyak aturan pemerintah
ditetapkan untuk mencegah kerugian maupun kerusakan fatal bagi banyak
pihak, Thomas Hobbes, seorang filsuf terkemuka bersintesa bahwa dalam
masyarakat tanpa etika, ketidakpercayaan, dan kepentingan diri yang tidak
terbatas akan menciptakan perang manusia terhadap manusia lain sehingga
dalam situasi seperti itu kehidupan manusia akan terasa sangat brutal dan
dangkal. Dalam masyarakat seperti ini tidak mungkin dapat terjadi aktivitas
bisnis, dan bisnis akan hancur. Oleh karena bisnis tidak dapat bertahan
hidup tanpa etika, maka kepentingan bisnis yang paling utama adalah
mempromosikan perilaku etika kepada anggotanya dan masyarakat.
Alasan kelima perlunya etika bisnis adalah dalam persaingan bisnis yang
ketat, para pelaku bisnis modern sangat sadar bahwa konsumen adalah
benar-benar raja. Oleh karena itu, hal yang paling pokok untuk bisa
untung dan bertahan dalam pasar penuh persaingan adalah merebut dan
mempertahankan kepercayaan konsumen. Hal ini tidak mudah dilakuken
karena dalam pasar yang bebas dan terbuka, beragam barang dan {aS
ditawarkan dengan harga dan mutu yang kompetitif, sehingga sekell
konsumen dirugikan, maka mereka akan berpaling kepada produsen y2"8
lain. Dengan demikian hal yang paling pokok untuk dilakukan para pela
bisnis agar konsumen tetap bertahan adalah memperlihatkan citra bisnistY*
sebagai bisnis yang baik dan etis.
Alasan keenam, korporasi-korporasi modern menyadari bahwa karyaW@"
bukanlah tenaga yang paling siap untuk dieksploitasi demi menge™
keuntungan sebesar-besarnya namun sebagai aset penting korporasi yan
erebaegnentukan berhasil tidaknya dan bertahan tidaknya KorPO™
tersebut dalam persaingan, Kenyataan ini memaksa korporasi-korPo"®>
aa untuk memperhatikan hak dan kepentingan karyawan ser
3 menjaga agar mereka merasa betah bekerja pada korP®!
tersebut, misalnya dengan cara memberikan gaji yang adil, pengharg™
ee en
nh
Eka Bisnis Modem: Pendekatan Pemanaku KePer™
atng baik, sikap yang baik, suasana
fepada semua karyawan, Yang hyaman, atau perlakuan yang adil
Alasan terakhir perlunya menjaga etika bisnis adalah dalam sistem pasar
terbuka, ee bersifat netral agar efektif menjaga kepentingan dan
hak semua pihak dijamin. Salah satu cara yang paling efektif adalah dengan
menjalankan pea ae baik dan etis sedemikian rupa tanpa secara
sengaja merugikan hak dan kepenti 7 F
bisnisnya. Pentingan semua pihak yang terkait dengan
TEORI-TEORI ETIKA
Sumber utama penyusunan Prinsip-prinsip etika adalah Aturan Emas
(Golden Rule) hubungan antarmanusia sebagai berikut: “Perlakukanlah
orang lain seperti halnya orang lain memperlakukan Anda.” Prinsip-prinsip
ini lalu diperkuat melalui institusi keagamaan, keluarga, sekolah, lingkungan
pekerjaan, media massa, kelompok etnis, dan internet. Seluruh pengalaman
yang diperoleh seseorang dalam pembelajaran kehidupan membentuk
konsepsi tentang etika, moralitas, dan hal-hal yang dapat diterima oleh
lingkungan masyarakat. Akumulasi konsepsi inilah yang selanjutnya menjadi
“kompas” bagi perilaku dan tindakan seseorang di kehidupan sehari-hari.
Kesadaran yang tinggi dari seseorang terhadap praktik bisnis yang etis
dipengaruhioleh sikap awal, informasi, dan logika berpikir. Sikap awal adalah
sikap tertentu seseorang terhadap suatu hal atau masalah yang dihadapinya,
baik berupa sikap mendukung, menolak, netral, atau tidak acuh. Sikap ini
terbentuk dari beberapa faktor yang berperan dalam hidup seseorang seperti
agama, kebudayaan, watak, pengalaman pribadi, media massa, kebiasaan,
dan lain-lain. Pada umumnya seseorang mempertahankan sikap awal ini
tanpa memikirkannya lebih dalam lagi hingga suatu saat dirinya berhadapan
dengan sebuah peristiwa atau keadaan yang dapat memicu refleksinya.
Refleksi-yang dilakukan selanjutnya dapat mengubah sikap awal tadi atau
tidak berpengaruh sama sekali, bahkan sikap awalnya semakin meneguh.
ergugah, unsur kedua yang mempengaruhi sikap
utama informasi yang berkaitan dengan masalah
p manusia perlu informasi penting dan obyektif
dapat mengetahui lebih baik tentang sesuatu
a informasi yang memadai, maka sikap moral
't. untuk dipertanggungjawabkan.
Setelah pemikiran etis t
etis adalah informasi, tert
yang sedang dihadapi. Setia|
tentang sesuatu hal untuk
yang sedang dihadapi. Tanp:
isti li
seseorang terhadap suatu peristiwa sul 68 y
Informast ini haruslah berasal dari sumber terpercaya, berisi keahlian dan
ika i i ing tidak mampu didapatkan oleh
waw. ka informasi penting tidak m: :
ro ate atkip moral yang terjadi hanya didasarkan atas asumsi-
. asumsi pribadi yang cenderung emosional. asProses pembahasa
rasional guna meng’
secara moral. Pt
antara kesimpw
kesimpulan yang
menurut aturan-a'
kesalahan penalaran
Penggunaan pemikiran
perumusan yang tepat
dibicarakan.
Seca
Tabel 2.1. Teori Etika, Paradigma Hakikat Manu:
in sui .
asilkan kesimpul:
logis:
erapan prinsip
ae Jasan yang menda
Jan dengan alasan-al
diambil dapat
turan logika. Logika
beserta inkonsistensi
logis-rasional sangal
mengenai batasan yang jelas ata:
ra umum, teori etika berkemb:
manusia yang tidak utuh sesuai penal
kepada makna dan tujuan hidup mai
keterkaitan antarteori eti
tunggal berdasarkan paradigma haki
atu masalah haru:
lan yang
pertahan apabil
ka yang apabila dipadukai
kat manusia secara utuh.
nusia. Tabel 2.1
s mematuhi tuntutan berpikir},,,
dapat dipertanggungjawj
-rasional memperlihatkan huby,
huluinya, dan apa,
ja diperiksa dengan cern
juga menunjukkan kesalahan
yang terjadi dalam argumentag,
diperlukan dalam melakukay
Bis.
bkan
Ngan
s topik yang sedang
ang atas dasar paradigma kehidupan
Jaran-penalaran rasional yang terbatas
. berikut meringkas
in berubah menjadi teori
dan Kecerdasan
Teori Logika Kriteria Etika Tujuan Hidup
1. | Egoisme ‘Tujuan dari tindakan | Memenuhi Kenikmatan duniawi
secara individu
kepentingan pribadi
2. | Utilitarianisme
‘Tujuan dari tindakan
Memberi manfaat/
kegunaan bagi
banyak orang
Kesejahteraan
duniawi masyarakat
3. | Deontologi
(Imannuel Kant)
Tindakan itu sendiri
Kewajiban mutlak
| setiap orang
Demi kewajiban itu
sendiri
4, | Hak Asasi
Tingkat kepatuhan
terhadap HAM
‘Aturan tentang
hak asasi manusia
(HAM)
Demi martabat
kemanusiaan
5. | Keutamaan Disposisikarakter | Karakter positif- | Kebahagiaan
negatif in duniawi dan mental
(psikologis)
6: | Teonom Disposisi karakter | Karakter muliadan_ | Kebahagiaan rohani
dan tingkat mematuhi kitab (surgawi), mental,
keimanan suciagamamasing- | danduniawi
masing individu dan
masyarakat
Sumber: diolah dari Agoes & Ardana (2009)
Egoisme.
Setiap orang sesungguhnya hanya peduli iri iri
: ses pada dirinya sendiri, Dalam k
egoisme etis, bila seseorang belajar sampai larut malam agar bisa lulusujian, atau bekerja keras agar memperoleh penghasilan yang lebih besar,
maka semua tindakan tersebut lebih banyak didasari oleh kepentingan diri
sendiri. Apabila tindakan yang dilakukan menguntungkan orang lain, maka
keuntungan bagi orang lain ini bukanlah alasan yang membuat tindakan itu
benar, namun membuat tindakan itu benar adalah kenyataan bahwa tindakan
itu menguntungkan diri sendiri. Tindakan menolong orang lain dapat
dianggap sebagai tindakan untuk menolong diri sendiri karena mungkin saja
kepentingan orang lain tersebut berhubungan erat dengan kepentingan diri
sehingga tindakan menolong orang lain dipandang sebagai tindakan untuk
memenuhi kepentingan diri sendiri.
Utilitarianisme
Teoriutilitarianisme dipeloporiDavidHume(1711-1776), dandikembangkan
oleh Jeremy Bentham (1748-1832) serta John Stuart Mill (1806-1873). Teori
ini berpandangan suatu tindakan disebut baik jika membawa manfaat bagi
sebanyak mungkin anggota masyarakat (the greatest happiness of the greatest
numbers). Oleh karena itu, teori utilitarianisme berprinsip tindakan harus
dinilai benar atau salah hanya dari konsekuensinya (akibat, tujuan, atau
hasilnya). Untuk mengukur akibat dari suatu tindakan, satu-satunya ukuran
yang penting adalah jumlah kebahagiaan atau jumlah ketidakbahagiaan,
yang dalam hal ini kesejahteraan setiap orang sama pentingnya. Banyak
yang mendukung keberadaan teori utilitarianisme karena teori ini
mengaitkan moralitas dengan kepentingan orang banyak dan kelestarian
alam, diantaranya adalah aplikasi teori utilitarianisme ke dalam konsep cost
and benefit dan paham pemangku kepentingan (stakeholders) pada ilmu
manajemen.
Kelemahan teori utilitarianisme terletak pada pengorbanan prinsip keadilan
dan hak individu atau minoritas demi keuntungan sebagian besar orang
(mayoritas). Contoh: dalam kasus pembebasan tanah untuk pembangunan
jalan tol, pemerintah atau pengelola jalan tol dapat memberikan ganti
rugi secara paksa dengan menetapkan harga di bawah harga pasar kepada
para pemilik tanah yang terkena jalur jalan tol tersebut demi kepentingan
sebagian besar masyarakat. Artinya, untuk alasan kepentingan nasional,
pemerintah dibenarkan untuk melanggar rasa keadilan atau mengorbankan
hak individu pemilik tanah yang tanahnya digusur untuk pembangunan jalan
tol tersebut.
Deontologi
Teori deontologi berisi keharusan bagi setiap orang untuk melaksanakan
perbuatan-perbuatan yang baik. Dengan demikian, etis tidaknya suatu
Bab 2. Prinsip Eka dalam Bisnis,dengan tujuan, konsekuensi, atay 3
uatan tidak pernah menjadi baik
seseorang wajib melaksanakan
k berhubungan sama sekali
akan tersebut. Suatu perbi
baik, namun hanya karena s
kewajiban itu sendiri.
tindakan tidal
akibat dari tind
karena hasilnya 7
tindakan tersebut demi oad
4) sebagai pelopor teori seentoloat meneaiilay
i i ive categories. rative
Kausula imperative , hypothesis dan irae a et ae ae
hypothesis adalah perintah-perintah yang sifatnya khus jaa fika secon
jika seseorang mempunyai keinginan yang relevan, misal way sae ang
ingin menjadi dokter, maka orang tersebut harus kulial di ‘akultas
Kedokteran. Imperative categories berhubungan dengan kewajiban moral
yang mewajibkan seseorang melakukan suatu tindakan tanpa syarat apapun,
Dalam hal ini, kewajiban moral bersifat mutlak tanpa ada pengecualian
apapun dan tanpa dikaitkan dengan keinginan atau tujuan apapun. Contoh:
setiap manusia harus menyadari dan mengakui pentingnya kejujuran dalam
kehidupan berkelompok, sehingga tindakan jujur dimasukkan sebagai
kewajiban moral yang bersifat universal.
Immanuel Kant (1724 - 180
Hak Asasi Manusia (HAM)
Teori hak berasumsi bahwa setiap manusia mempunyai martabat yang sama,
artinya jika suatu tindakan merupakan hak bagi seseorang, maka tindakan
yangsama tersebutmerupakan kewajiban bagi oranglain. HAM berhubungan
dengan: (1) hak hukum (legal right), yaitu hak yang didasarkan atas sistem/
yurisdiksi hukum suatu negara, yang dalam hal ini sumber hukum tertinggi
suatu negara adalah Undang-Undang Dasar negara yang bersangkutan; (2)
hak moral atau kemanusiaan (moral, human right) yang berkaitan dengan
kepentingan individu sepanjang kepentingan individu tersebut tidak
melanggar hak-hak orang lain, dan (3) hak kontraktual (contractual right)
yang mengikat individu-individu yang membuat kesepakatan atau kontrak
bersama sebagai wujud hak dan kewajiban masing-masing pihak,
Strategi Etika 2.1: Pengakuan Hak Asasi Manusia oleh PBB
yang berhubungan dengan kehidupan,
Penahanan, penangkapan dan pengasi
Peradilan umum yang bebas’ {
Bt is
ika Bisnis Modern: Pendekatan Pemanakai Kanantingalik atas rasa aman,
ny hak untuk wa
Keutamaan
Teori keutamaan (virtue theory) berhubungan dengan sifat atau karakter
yang harus dimiliki oleh seseorang agar disebut sebagai manusia utama
atau manusia hina. Dalam ilmu psikologi, karakter merupakan disposisi sifat
atau watak seseorang yang telah melekat atau dimiliki oleh seseorang dan
mendorong orang tersebut untuk selalu bertindak baik. Mereka yang selalu
melakukan tingkah laku buruk secara moral disebut manusia hina.
Strategi Etika 2.2.: Membentuk Karakter Pebisnis yang Unggul
Karakter seseorang ditentukan oleh kebiasaannya, sedangkan kebiasaan dibentuk |
oleh tindakan yang berulang-ulang. Tindakan yang berulang-ulang ditentukan_
oleh tujuan atau makna hidup yang ingin dicapai, dan makna hidup ditentukan |
oleh pola serta paradigma berpikir. Contoh dari sifat atau karakter yang unggu
antara lain kebijaksanaan, keadilan, kerendahan hati. Untuk pelaku bisnis si
utama yang dimiliki antara lain kejujuran, kewajaran, kepercayaan, dai
keuletan, : :
Teonom
Teori teonom menyatakan bahwa karakter- moral manusia ditentukan
secara hakiki oleh kesesuaian hubungannya dengan kehendak Tuhan, dan
perilaku manusia dianggap tidak baik bila tidak mengikuti aturan-aturan
atau perintah Tuhan seperti yang tertulis dalam kitab suci. Seluruh agama
memiliki ajaran moral (etika) yang bersumber dari kitab suci masing-masing.
sip etika yang bersifat universal dan mutlak yang dijumpai
di hampir seluruh agama, namun ada juga yang bersifat spesifik pada agama
tertentu saja. Prinsip universal dalam agama berbentuk pengakuan adanya
Tuhan dan kekuatan tidak terbatas yang mengatur alam raya ini. Selain itu,
seluruh agama mengakui bahwa umat manusia memiliki tujuan tertinggi
selain tujuan hidup di dunia.
‘Ada prinsip-prin:|
is
PENYIMPANGAN ETIKA DALAM BISNI:
Keuntungan Pribadi
tika dalam bisnis awal mulanya dipicu oleh menguatny,
etil
nih lebih besar dibandingkan kepentingay
memperoleh keuntungan pribagi
ingkat telah mendorong banyak
uk yang melanggar atau tiday.
Penyimpangan etika t
. 5 i
kepentingan pribadi yang j
iron Dengan tujuan utama untuk
(personal gain) yang besar dalam roe
tuk melakukan cara apapun, tert i
Sy catin memperoleh keuntungan. Jika perlu Ree Yeas eee Pa
is ini tuk menyin, gai
ikir pragmatis ini akan berusaha un! rl t
rae ang mrmasuk rekan-rekan atau masyarakat yang terlibat. Akthirnya
eer rakus dan egoisme yang berlebihan inilah yang menutupi hati nuranj
seseorang atau sekelompok tertentu untuk melakukan tindakan yang,
baik dalam bisnis, serta memilih cara lain yang lebih instan dan lebih
menguntungkan diri sendiri.
Strategi Etika 2.3.: Pemberlakuan Sarbanes Oxley Act untuk Korporast-
Korporasi AS yang Beroperasi di Berbagai Negara
[Sarbanes-Oxley Act 2002 (SOX) adalah sebuah Undang-Undang yang diterbitkan|
di Amerika Serikat yang diprakarsai oleh senator Sarbanes dan senator Oxley. SOX
mengarah pada perubahan dalam sistem pengungkapan dan pelaporan keuangan,
yang menyatakan beberapa pembatasan mengenai korporasi publik dan para|
akuntan dalam menjalankan pekerjaannya. SOX ini mewajibkan setiap korporasi
yang akan listing di bursa yang ada di Amerika untuk memenuhi ketentuan SOX.|
Pada dasarnya, SOX ini mewajibkan korporasi-korporasi ini untuk melaksanakan
tata kelola korporasi dengan baik dan benar sebagai berikut:
1. Laporan keuangan harus menyajikan secara wajar (fairly) tentang kondisi
bisnis (Sections 401).
. Chief Executive harus bertanggungjawab secara personal tentang akura:
(accuracy) dan kelengkapan (completness) laporan keuangan korporasin}
(Sections 302). : e
3. Jasa non-audit yang dilakukan oleh eksternal auditor harus dibatasi unt
menjaga kemungkinan conflict of interest yang dapat melemahkan integritas|
sebuah pelaksanaan audit (audit integrity) (Sections 201, 202 dan 206). _|
4. Korporasi harus memiliki sebuah Boards dan Komite Audit yang independen, |
yang menjunjung tingai kepentingan pemegang saham dengan mengawast ist
: isu dan penting dari aktivitas manajemen dan auditor (Sections 301 dan|
Bs saa sistem pengendalian intern yang kuat dan memadai harus ditegakkan|
é Cee penyalahgunaan wewenang dan fraud (Section 404).
» Rorporasi harus menjunjung tinggi dan menunjukkan budaya eti
Pucuk pimpinan hingga ke bawah (Section 406),
Sumber: tps//vwrtheakuntancom/pas
Ea _
Etika Bisnis Modern: Pendekatan Pemangku Kepentinga?Hal di atas berbeda sekali dengan prinsip altruisme, yakni mengorbankan
kepentingan pribadi demi kebaikan bersama yang sangat ideal untuk
dijalankan dalam bisnis. Namun prinsip ini sering dipandang sebelah mata,
bahkan ada pihak-pihak yang menyatakan bahwa prinsip altruisme dianggap
tidak masuk akal, sentimental, hanya untuk kampanye pencitraan korporasi,
dan lain-lain. Menjadi nomor satu adalah slogan umum pebisnis di manapun,
tidak peduli untuk mencapainya pebisnis harus mengorbankan kepentingan
orang lain atau korporasi. Dennis Kozlowski, mantan CEO korporasi Tyco
di New York, AS, dihukum selama 25 tahun penjara karena melakukan
penggelapan dana korporasi sebesar 170 juta dollar, belum termasuk
pinjaman lunak fiktif senilai 270 juta dollar yang digunakan untuk membeli
kapal mewah, perhiasan, rumah mewah, dan benda-benda seni berharga
mahal. Akibat perbuatan Kozlowski, Tyco terancam bangkrut hingga perlu
mengajukan petisi kebangkrutan kepada SEC (Wall Street Journal, 19
September 2005, ditampilkan di www.wsj.com).
Saat ini, persaingan bisnis sudah memasuki hiperkompetisi yang menuntut
korporasi untuk selalu waspada dan aktif bergerak dalam menyiasati
perubahan bisnis yang sangat cepat. Korporasi yang mampu bertahan
adalah korporasi yang tetap menghasilkan keuntungan meskipun situasi
perekonomian yang dihadapi sulit. Akibatnya, dalam menghadapi persaingan
bisnis yang berat ini korporasi tergoda untuk melakukan cara-cara yang
tidak etis demi mempertahankan kemampulabaan korporasi.
Konflik Kepentingan
Potensi penyimpangan etika dalam bisnis juga bisa berasal dari konflik
kepentingan (conflicts of interest) seseorang terhadap pihak lain yang
berhubungan dengan korporasi. Contoh yang patut diketengahkan di sini
adalah suap, gratifikasi, dan sumbangan dana kampanye politik.
Suap adalah pemberian sesuatu yang bernilai tinggi kepada pihak lain
sebagai cara untuk memanipulasi pihak penerima dengan membeli pengaruh
tertentu kepada pihak penerima tersebut. Definisi lain suap adalah “upaya
untuk menawarkan, memberi, menerima, atau memohonkan sesuatu yang
bernilai dengan tujuan utama untuk mempengaruhi tindakan pejabat yang
melebihi atau melampaui batas kewenangan pejabat bersangkutan” (Joseph
Nolan). Suap secara umum berbentuk uang atau benda-benda lain bernilai
tinggi (property). Konflik kepentingan muncul ketika seseorang yang telah
menerima pemberian atau suap wajib menukarkan pemberian tersebut
dengan kebijakan yang berlaku di organisasinya atas dasar kepentingan
pemberi atau penyuap. Misal: bagian pembelian memutuskan untukmembeli
produk pemasok dalam jumlah besar meskipun kualitas produknya.lebih
Bab 2, Prinsip Elka dalam BlenisSumbangan dana kampanye merupakan bentuk nyata dari kampanye
politikal berkelanjutan (perpetual political campaign). Di Indonesia, banyak
pengusaha yangmenyumbangkan danakepadasejumlah partaiataubeberapa
calon presiden. Hartati Murdaya (Grup Berca) bergabung ke Partai Demokrat,
sedangkan suaminya Murdaya Po bertahan di PDI Perjuangan. Alim Markus
(Maspion) dan kawan-kawan mendukung kepemimpinan Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono. Sumber dana Partai Gerindra berasal dari sejumlah
pengusaha nasional dan jaringan bisnis yang didirikan Prabowo Subianto
dan Hashim Djojohadikusumo, Partai Golkar dikenal sebagai tempatnya para
pengusaha besar, seperti Aburizal Bakrie, Siswono Yudo Husodo (Bangun
Cipta Group), Fahmi Idris (Kelompok Delapan), dan Jusuf Kalla (Kalla Group)
(http://indonesiafile.com, Kamis, 26 Februari 2009).
Di Indonesia, hampir semua partai politik berlomba-lomba untuk mendapat
dukungan dana dari perusahaan besar, Mereka berkeyakinan, untuk
memenangkan pemilu diperlukan dana yang besar yang hanya dapat
diperoleh melalui perusahaan-perusahaan besar. Selain itu kondisi geografis
Indonesia sebagai negara kepulauan yang tersebar menyebabkan biaya
kampanye lintas pulau menjadi sangat mahal. Dengan kata lain, penguasa
dan oposisi mendapat tekanan secara terus menerus untuk memperoleh
dana kampanye sebesar-besarnya dari pengusaha. Keterlibatan perusahaan-
perusahaan besar dalam pembiayaan politik ketika pemilu memberi peluang
kepada penyumbang dana untuk menentukan kebijakan politik negara yang
bersangkutan sebagai kompensasi atas dukungan yang diberikan perusahaan
besar itu (http://www.madani-ricom).
StrategiEtika 2.4: Peran Aktif Pemantauan Indonesia Corruption Watch
Terhadap Aliran Dana Kampanye
‘Salahsatu lembaga yang turut aktif mengawasi aliran dana kampanye adalah
Indonesia Corruption Watch (ICW). ICW merupakan lembaga yang mengawasi isu
Korupsi di Indonesia, dengan melaporkan temuan beberapa sumbangan yang tidak.
mencantumkan identitas yang jelas dan tidak melampirkan Nomor Pokok Wajib
Pajak (NPWP) serta adanya satu capres dan cawapres menerima dana kampanye
dari luar negeri (http://erabaru.net). ICW berpendapat bahwa dana kampanye
sangat erat dengan isu transparansi (transparency), artinya ada keterbukaan
‘kandidat pada masyarakat mengenai sumber dana. Dengan demikian fungsi
pengawasan dari sumber dan penggunaan dana dicatat harus secara terbuka dan.
baik, termasuk pihak-pihak yang membiayai pembelian spanduk, banner, bendera
Parpol, kegiatan bagi sembako, buka bersama, sumbangan politik bagi kaum
miskin dan sebagainya yang tertulis dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun
2008 tentang Pemilu, Pasal 129 sebagai berikut:
artai politik bertanggungjawab dalam hal dana kampanye anggota DPR/D.
Bab 2. Prinsip Etika dalam BisnisFania kampanye yakni dari partal ik ea
in ada ga pnyang al menuruthukum fae pihakath tbutenhge
“legisla dana seperti “money taundry, bisnis narkoba’, dan tidak mengij.4
as Hi erorangal sekelompok orang atau perusahaan). eee
baik dari p' /e yang harus dilaporkan dapat berupa uang, barang atau inde
3. Dana EE ei ang, untuk mempermudah melakukan audit dana|
4, ee partai politi diwajibkan_membuka rekening ‘khusus da
partai politikpada bank. i os
5. A aa terpisah dari nomor rekening pala politik secara
6. Paral politik juga harus mencatat aset kampanye hasil Suey ber
barang dan jasa yang nilainya disetarakan dengan harga di saat kampanye,
misalnya sumbangan sebuah mobil (barang), nilainya sesual harga mobil di
ET Hanya ada tiga sum
Saran. vo
7. ‘Krantan publik yang ditunjuk KPU/D akan melakukan audit, dan partai politik
harus melaporkan pembukuan dana kampanye ke KPU/D tiga hari setelah
Parpol ditetapkan sebagai peserta Pemilu 2009. :
8. Partai politik juga harus melaporkan identitas
kampanye termasuk besarnya sumbangan.
Partai politik yang tidak menyampaikan laporan awal dana kampanye kepada
9.
KPU/D dapat dikenai sanksi,pembatalan sebagai Peserta Pemilu.
10. Sanksi yang sama bagi calon legislatif dan DPD yang tidak melaporkan, jika
mereka terpilih maka KPU/D tidak akan menetapkan mereka sebagai Calon
Terpilih.
lengkap penyumbang dana
Sumber: Komisi Pemilihan Umum Indonesia, 2008.
Tekanan untuk Mencetak Laba
Tujuan utama bisnis adalah menghasilkan laba. Ditinjau dari sisi etika, laba
merupakan hal yang baik dan diterima karena adanya laba memungkinkan
suatu perusahaan untuk bertahan dalam kegiatan bisnisnya. Secara umum
pemilik modal tidak akan bersedia menanamkan modalnya apabila tidak
memperoleh laba, sehingga hal tersebut dapat menyebabkan aktivita:
ekonomi melemah, yang pada akhirnya pertumbuhan ekonomi terancany
Laba juga memungkinkan perusahaan tidak hanya bertahan melainken
juga dapat menghidupi karyawan-karyawannya bahkan pada tin kat d 5
taraf hidup yang semakin baik. Dengan adanya laba yang ter ai rare
Perusahaan dapat mengembangkan usahanya, maka berry Ces”
lapangan kerja bagi banyak orang, dan memajukan sioner eae
Sering tekanan persaingan yang bertubi-tubi
g tekan i -tubi mend i
praktik bisnis yang etis ketika korporasi dihadaplan pate gee Panean
selalu menghasilkan laba, apalagi untuk korporasi-korporasi de pe
keuangan “merah.” Beberapa_penelitian membuktikan Baliwe, kinda
Etika Bisnis Modem: Pendekatan Pemangku Kepentingankeuangan yang buruk pada korporasi cenderung mendorong korporasi
tersebut untuk melakukan tindakan-tindakan tidak etis atau melanggar
hukum. Meskipun demikian, kondisi keuangan yang buruk di tengah-
tengah persaingan yang sengit di pasar global bukanlah satu-satunya alasan
korporasi untuk berbuat tidak etis, Korporasi yang untung pun terkadangjuga
tergoda untuk melakukan praktik-praktik yang tidak etis. Jadi sebenarnya
pola pikir korporasi yang hanya mengejar laba inilah yang menjadi sumber
utama penyimpangan etika dalam berbisnis, terlepas dari situasi korporasi
sedang untung atau merugi.
Dilemaetisdalam bisnislintasnegaraseringmenimpakorporasimultinasional
ketika mereka menjalankan bisnis di negara lain yang dalam hal ini aturan-
aturan yang berlaku di negara tersebut sangat berbeda dengan negara asal
korporasi multinasional tersebut. Sebagai contoh, paha ayam tidak boleh
diperjualbelikan di pasar AS, namun di Indonesia paha ayam dapat dijual
di manapun, Korporasi di AS yang bergerak di bisnis pemotongan daging
ayam melihat hal ini sebagai kesempatan untuk mengekspor paha ayam
ke Indonesia walaupun secara etis hal ini tidak baik mengingat kandungan
lemak yang sangat besar di paha ayam berpotensi menimbulkan penyakit
degeneratif bagi konsumen Indonesia di kemudian hari.
Kesadaran tentang pentingnya praktik bisnis yang etis seiring dengan
semakin maraknya kepedulian masyarakat global terhadap produk-produk
yang ramah lingkungan dan diproduksi dengan memperhatikan kaidah-
kaidah sosial serta prinsip-prinsip hak asasi manusia. Sebagai contoh, boikot
terhadap produk sepatu Nike oleh warga di negara Eropa dan Amerika Serikat
terjadi ketika pabrik pembuat sepatu Nike di Asia dan Afrika diberitakan
mempekerjakan anak di bawah umur, Contoh lainnya adalah penerapan
kebijakan dalam pemberian pinjaman dana olch bank-bank Eropa. Secara
umum bank-bank di Eropa hanya bersedia memberikan pinjaman kepada
perusahaan perkebunan di Asia apabila ada jaminan etika dari perusahaan
tersebut, yaitu pada saat membuka lahan perkebunan tidak dilakukan
dengan membakar hutan.
Nilai-nilai yang Dianut Manajer/CEO
Manajer atau CEO adalah tokoh kunci yang menjadikan sebuah korporasi
dan karyawannya mampu bertindak etis atau tidak etis, Sebagai pihak yang
sering menentukan keputusan suatu organisasi, manajer atau CEO memiliki
Kesempatan lebih besar untuk menciptakan iklim berbisnis yang etis
Sepanjang manajer atau CEO bersedia untuk mewujudkan iklim tersebut.
Nilai-nilai yang dianut oleh manajer atau CEO sering dijadikan pedoman
menjalankan pekerjaan di suatu korporasi, bahkan ucapan, perkataan, tindak
tanduk dan perbuatan mereka juga menjadi anutan bagi para karyawannya.
Bab 2. Prinsip Etika dalam Bisnis
Miei baga riset Gally,
i dilakukan oleh lem D i
So NG Tae 2003) terhadap 22.000 responden di 2 Stroy
Journal, 25 baie tingkat kepercayaan terendah diberikan mas, ma
menemukan aie sedangkan untuk para manajer di korporasj bs t
kepada an a diberikan menduduki peringkat di bawah mee |
tingkat vmasuk rumah ibadah (gereja), berita televisi dan Surat kabay so,
aia sosial. Bahkan survei Gallup selama lebih dari satu dasawa
oman tingkat kepercayaan kepada institusi_bisnis cenderin
sida berubaly bahkan menurun terutama jika terjadi lonjakan harga pa ds
hears tertentu. Harga minyak yang terus meningkat ditengaraj oleh
74% responden survei sebagai permainan atau manipulasi yang dilakukan
oleh korporasi minyak. Di Eropa hasil survei lebih mencengangkan; hampir
80% masyarakat Inggris menganggap para eksekutif! korporasi adalah Orang.
orang yang tidak bisa dipercaya!
Penelitian yang dilakukan oleh Jeffrey Harison dan James Fiet (1999)
menunjukkan bahwa para CEO baru cenderung hanya mengejar ‘keun-
tungan jangka pendek, berpusat kepada kepentingan diri sendiri, dan
mengabaikan investasi jangka panjang dalam bentuk kegiatan penelitian
dan pengembangan, Meskipun para CEO memiliki nilai-nilai kompetensi,
Kehidupan yang menantang, intelektual, dan bertanggungjawab, namun
pada kenyataannya mereka lebih memilih untuk melakukan upaya-upaya
singkat dalam menaikkkan tingkat keuntungan korporasi.
Filsuf pertama yang mengembangkan teori etika, Aristoteles menawarkan
sifat-sifat utama dalam sebuah karakter yang seharusnya dimiliki oleh
al
Setiap orang, baik dia sebagai pebisnis atau tidak. Sifat-sifat utama yang
dikenal sebagai nilai-nilai keutamaan
(virtue ethics) mencakup keberanian,
kesederhanaan, keadilan, dan- kel i
menambahkan nilai-nilai keyakinan, b
bagian dari nilai-nilai keutamaan ai
ikatan spiritual yang kuat dengan Tul
Peranan nilai-nilai Kejujuran, perasaan
hati (generosity), ketaatan, integritas, d;
Seorang manusia menjadi manusia yang baik, berm,
Elka Bisnis Modem: Pendokalon Pom Reingakonsumen dan meningkatkan kesejahteraan manusia secara Umum dengan
membuat barang yang berkualitas paling tinggi dengan harga semurah mungkin.
Memberikan manfaat merupakan merupakan falsafah yang pertama dari
sumberdaya manusia di Matsushita.
Bening dan jernih merupakan ciri khas air yang masih alami, yang melambangkan
kejernihan hati, kejujuran dan keadilan. Kejernihan, kejujuran, dan keadilan ini
merupakan falsafah kedua dari Matsushita,
Aliran-aliran air kecil bergabung menjadi anaksungai dan akhirnyamenjadisungai.
Falsafah ketiga dari Matsushita ini menggambarkan bahwa kelompok-kelompok
kecil dalam perusahaan bersinergi untuk membentuk kelompok-kelompok besar
yang membentuk dasar perusahaan dengan semangat tim dan kerjasama.
Air mengalir setiap waktu selalu berubah, menunjukkan adanya perubahan yang
terus menerus. Jika air tersebut tidak mengalir, maka akan terjadi genangan yang
menyebabkan bau busuk. Serupa dengan perusahaan, jika tidak terjadi perubahan,
maka perusahaan akan mati, Melakukan perubahan terus-menerus merupakan
falsafah keempat dari Matsushita.
Sungai mengalir dari atas menuju ke bawah, maknanya pemimpin yang sukses
datang kepada anak buahnya, bukan anak buah yang datang kepada atasannya.
Makna kerendahan hati merupakan senjata yang ampuh untuk menggerakkan
bawahan. Kerendahan hati dan sopan santun merupakan falsafah kelima dari
Matsushita.
Air mengalir melewati batu dengan lancar. Bila batu tersebut besar, maka air
tersebut lewat disisinya. Air jika ditempatkan dalam gelas berbentuk gelas, bila
ditempatkan dalam botol maka air tersebut akan berbentuk botol, sehingga air
dapat menyesuaikan diridalam setiapkeadaan. Fleksibel dan mudahmenyesuaikan
diri merupakan falsafah keenam dari Matsushita. Dalam dunia kerja, sering
seseorang mendapat desakan dari kanan dan kiri. Sumberdaya manusia yang
berhasil adalah yang mampu menyesuaikan diri, baik secara lisan atau tindakan.
Sikap dapat menyesuaikan diri tersebut membuahkan suatu kebaikan terhadap
lingkungannya, Tetapi jika lingkungan diganggu, dirusak, hutan digunduli, maka
kalau terjadi hujan dapat berakibat fatal. Jembatan sekuat apapun dapat jebol.
Dalam menegakkan kebenaran, air berlaku sangat tegas.
‘Sumber: www-panasonic.co.id
SIMPULAN
Etika bisnis adalah perwujudan dari serangkaian prinsip-prinsip etika
normatif ke dalam perilaku bisnis, Dalam hal ini etika bisnis berperan sebagai
pedoman dalam menentukan benar tidaknya suatu tindakan yang dilakukan
korporasi dalam menjalankan bisnisnya. Bisnis harus dijalankan secara etis
untuk memenuhi kebutuhan para pemangku kepentingan, adanya pengaruh
Bab 2. Prinsip Elka dalam BisnisSetelah membaca bab ini, pembaca diharapkan mampu:
1. Memahami pentingnya hubungan yang dinamis antara bisnis dengan
masyarakat.
2. Memahami respon bisnis terhadap berbagai isu yang berkembang di
masyarakat.
3. Memahami berbagai macam kebijakan publik dan dampaknya bagi
bisnis.
4. Memahami pentingnya program CSR dalam membantu program-
program pemerintah di bidang kemasyarakatan.
ica eneoaesilia having great possessions,
TTD eae
Epicurus, 341-270 SM
HUBUNGAN BISNIS-MASYARAKAT
Perusahaan saat ini menjadi suatu sistem terbuka yang di dalamnya terdapat
berbagai macam elemen, unsur, orang, dan jaringan yang saling terhubung
(interconnected), saling berinteraksi (interacted), saling bergantung
(interdependent), dan saling berkepentingan. Sebagai suatu sistem terbuka,
keberadaan perusahaan ditentukan bukan saja oleh elemen-elemen yang
ada di dalam perusahaan (internal) seperti sumberdaya manusia (tenaga
kerja, manajer, dan eksekutif) dan sumberdaya non-manusia (uang,
Peralatan, bangunan dan sebagainya), namun juga oleh faktor-faktor di luar
(eksternal), yang juga mencakup faktor manusia dan faktor non-manusia.
Faktor eksternal manusia mencakup pemasok, pelanggan, penanam modal,
Pemerintah dan masyarakat, sedangkan faktor eksternal non-manusia
Mencakup alam atau bumi itu sendiri sebagai sumber bahan baku dan
tempat beroperasi perusahaan.
Bab 6. Korporasi & Masyarakatit h wilayah di sekitar perusahaan
Masyarakat (community) adalal Ieyepun tidak langsung a ioe ae
il sun,
mmemperoleh pengaruh balk Oe Jayah kota, desa, maupun pinggira,
i ini Jiputi wil
i sahaan. Wilayah inidapatme put N
Pe terminologi terbaru saat ini, sebuah masyarakat juga mencaky
Ki -kelompok lain yang terpengaruh oleh tindakan-tindakay
on, seperti masyarakat siber (para Pees jaringan interne,
untuk mengakses informasi perusahaan), masyaraka’ oe terten,
(communities of interest), sekaligus juga masyarakat pekerja (employes
community) yang tinggal dan bekerja di lokasi dekat perusahaan.
emiliki pola hubungan dengan perusahaan
yang diharapkan saling menguntungkan dan saling membutuhkan saty
dengan yang lain. Tujuan utama bisnis adalah menghasilkan kegiatan
produktif untuk menghasilkan dan mendistribusikan barang atau jasa bagi
kebutuhan seluruh umat manusia. Manusia hidup di dunia ini memang harus _
didukung oleh berbagai jenis barang dan jasa agar dapat bertahan hidup,
dan saat ini hampir seluruh hasil produksi disediakan oleh aktivitas bisnis,
Kegiatan bisnis bisa saja menguntungkan, namun apabila dalam pembagian
keuntungan itu tidak adil atau dalam upaya memperoleh keuntungan itu
mengakibatkan ada pihak lain yang merasa dirugikan dan berdampak pada |
kerusakan lingkungan alam, maka tindakan bisnis menjadi tidak etis. |
Setiap kehidupan masyarakat mi
Sebagai bagian dari kehidupan bisnis, masyarakat berperan sebagai
penghubung antara pemerintah dengan perusahaan. Oleh karena itu
masyarakat diharapkan selalu aktif mengoreksi dampak pembangunan
melalui penyampaian aspirasi kepada anggota legislatif. Setelah masalah |
publik diangkat ke permukaan, maka pemerintah atau instansi yang
berwenang dapat segera mengambil tindakan atau kebijakan melalui |
proses hukum atau penerbitan Undang-Undang. Tujuan perusahaan untuk —
memperoleh laba sangat tergantung oleh hukum dan kebijakan publik
yang ditentukan oleh pemerintah. Masalah-masalah publik mengharuskat
perusahaan untuk selalu memonitor kondisi lingkungan berkaitan denga"
— publik, merespon rencana pemerintah untuk membuat UU da?
stage Hee a eae peran dalam proses politik. Peran pemerintah
eamanan dan penegak hukum diharapkan menciptaka"
iklim bisnis yang k ; I
perusahaan, 8 kondusif, yang sangat menentukan keberlanjutan bisnisPENGEMBANGAN MASYARAKAT va
iliki ang strategis untuk mela ‘sanakan
Perusahaan memiliki peluang yang oratovibne) a sigel! saad sat
engembangan masyarakat (community \
bentuk pertanggungjawaban perusahaan kepada publik. Upaya pengem-
bangan ini dapat dilaksanakan melalui kebijakan operasional di tingkat
manajer atau direktur. Selain itu, perusahaan dapat melaksanakan kerjasama
lintas sektor dengan instansi pemerintah, Perguruan Tinggi, atau Lembaga
Swadaya Masyarakat (LSM) yang bergerak dalam bidang pengembangan
masyarakat. Cara lain dapat ditempuh melalui peningkatan partisipasi
warga, baik sebagai bagian dari strategi atau aktivitas. Sebagai bagian dari
strategi misalnya, melibatkan warga masyarakat dalam proses perencanaan
merupakan agenda strategis yang dapat dilakukan oleh perusahaan.
Pembinaan hubungan perusahaan dengan masyarakat dewasa ini telah
berkembang pesat, salah satu diantaranya adalah adanya divisi manajemen
hubungan masyarakat (public affairs management) di banyak perusahaan.
Perkembangan kegiatan yang berkaitan dengan hubungan masyarakat
ini dipengaruhi oleh kekuatan eksternal dan internal perusahaan. Untuk
kekuatan eksternal, pemicu utamanya berasal dari turunnya ke; :
masyarakat terhadap institusi bisnis (termasuk juga kepada Desert
yang mengatur bisnis), globalisasi pasar, dan kemudahan sert on
akses internet yang memungkinkan seseorang untuk mem Fi Sars
informasi dari manapun. Pendorong kegiatan hubungan pere-ehy Sumber
berasal dari kekuatan internal lebih banyak dikontrib Fale eat Yang
sistem dan hubungan komunikasi antarpihak dalam meme eh perbaikan
adanya peningkatan kesadaran perusahaan untuk Perusahean, selain
kehidupan, lingkungan sekitar, dan strategi-strategi bis _ menyeimbangkan
pertumbuhan bisnisnya secara berkelanjutan (Fleisher, 2008 mm mencapal
y » 44-52),ISU-ISU PUBLIK
Isu-isu yang banyak dikemukakan masyarakat berkaitan dengan kegiatan
bisnis adalah dampak kegiatan bisnis terhadap masyarakat dan lingkungan.
Isu publik ini kadang-kadang lebih tajam dibandingkan dengan ancaman
Etika Bisnis Modern: Pendekatan Pemangku KepentinganJainnya. Isu ini dapat saja dimunculkan secara
tertentu yang memang menginginkan kehancurannya atau tanpa ada unsur
kesengajaan. Isu-isu ini sesungguhnya merupakan hasil dari kesenjangan
antara keinginan perusahaan untuk mempe!
; roleh sesuatu (Jaba) dengan
harapan pemangku kepentingan, Pengabaian isu-isu masyarakat, menurut
konsultan bisnis McKinsey,
berakibat perusahaan rentan terhadap
penolakan-penolakan yang berasal dari masyarakat.
sengaja oleh kelompok
Isu-isu publik yang berkembang dapat menjadi sebuah peluang atau risiko
bagi perusahaan, tergantung seberapa kuat isu-isu tersebut berimplikasi
positif atau negatif terhadap kinerja perusahaan, Sebagai contoh, perusahaan.
yang mencemari lingkungan akan memperoleh pemberitaan negatif yang
dapat membentuk opini negatif pula dari masyarakat sehingga dalam jangka
Panjang apabila perusahaan tidak melakukan perubahan, penjualan dapat
turun atau terhenti akibat opini tersebut sehingga tingkat kemampulabaan
juga ikut turun. Kasus PT Lapindo Brantas, Inc. yang diduga sebagai penyebab
munculnya bencana semburan lumpur panas di Sidoarjo telah menyebabkan
kerugian yang sangat besar bagi masyarakat sekitar, dan perusahaan itu
sendiri. Dengan kata lain, kondisi keuangan tidak cukup menjamin nilai
perusahaan akan tumbuh secara berkelanjutan apabila perusahaan tidak
memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup dalam bisnisnya.
Sulitnya mengukur atau menilai etis tidaknya suatu tindakan bisnis terjadi
karena tidak ada ukuran yang obyektif dan standar untuk menghitung nilai
kerugian bagi masyarakat atau dampak kerusakan pada lingkungan. Contoh:
pemanasan global yang berpotensi meningkatkan suhu bumi antara 1,8
sampai 6,3 derajat Fahrenheit pada tahun 2100 dan meningkatkan level
permukaan laut global diperkirakan mempengaruhi produksi pertanian
di beberapa daerah, namun nilai kerugian yang bakal dialami oleh para
Petani, terutama di negara-negara sedang berkembang sulit untuk dihitung
hingga saat ini. Pemanasan global ini dipicu oleh meningkatnya emisi yang
dikeluarkan oleh industri, yang pada tahun 1990-1995, Cina, India, Brazil,
dan Indonesia telah meningkatkan emisi karbonnya hingga mencapai 20%
(sumber: www-bloglinguistik.co.tv).
Risiko yang timbul kemungkinan terjadi karena adanya kegagalan aturan
bisnis yang ditetapkan oleh perusahaan tersebut, sehingga mengakibatkan
kegagalan perusahaan untuk mencapai misinya. Risiko itu sendiri dapat
berupa risiko asuransi, teknologi, Keuangan, pemasaran, dan lingkungan,
Risiko yang muncul seharusnya dapat dikelola secara optimal sehingga
menghasilkan peluang tersendiri bagi perusahaan. Banyak cara yang dapat
dilakukan perusahaan untuk mengelola risiko agar menjadi sebuah peluang,
diantaranya melalui optimalisasi penggunaan sumberdayayang terbatas yang
Bab 6. Korporasi & Masyarakat
fe)KEBIJAKAN PUBLIK
Kebijakan publik (public policy) adalah keputusan-keputusan yang dibuat
dan ditetapkan oleh pemegang otoritas atau mandat publik, baik pemerintah
pusat atau daerah, yang mengikat bagi orang banyak pada tataran strategis.
Tujuan kebijakan publik bisa bersifat sangat luas, misal: menurunkan tingkat
pengangguran, atau sempit, misal: memperbaiki sarana dan prasarana publik.
Contoh kebijakan publik adalah kebijakan fiskal (fiscal policy) dan kebijakan
moneter (monetary policy). Kebijakan fiskal menunjukkan pola pemerintah
Etika Bisnis Modern: Pendekatan Pemangku Kepentingandalam belanja anggaran dan perpajakan yang mendukung perekonomian
makro, sedangkan kebijakan moneter adalah kebijakan yang mempengaruhi
permintaan dan Penawaran mata uang, serta nilai mata uang dalam negeri
terhadap mata uang asing. Tabel 6.1, berikut menunjukkan berbagai macam
kebijakan publik dan dampaknya pada bisnis,
Tabel 6.1. Kebijakan Publik dan Dam
pak Terhadap Bisnis
Jenis Kebijakan
Dampak Ekonomi
| ___Perbandingan Pasar Persaingan Sempurna dengan Monopolistik
Pertumbuhan Menyerap tenaga kerja, mengurangi
- pengangguran, dan bantuan sosial
Kebijakan fiskal Belanja pemerintah, perpajakan
Kebijakan moneter
Nilai mata wang, tingkat suku bunga
Keseimbangan neraca__perdagangan,
pengenaan hambatan dalam perdagangan
internasional
Dukungan pada industri tertentu
Kebijakan Kesejahteraan Publik
|Hukum perlindungan anak Biaya tenaga kerja
Upah minimum, jam maksimum Biaya tenaga kerja
Standar keamanan dan kesehatan Biaya peralatan dan biaya perbaikan
Keterbukaan informasi Pengungkapan informasi rahasia
Kebijakan Berdampak Pada Pasar
Perlindungan pada konsumen Biaya produksi
Subsidi pemerintah untuk kaum miskin, | Perpajakan
cacat, dan korban bencana alam
Kebijakan Berdampak Pada Laba
Pembayaran pajak perlindungan sosial | Beban biaya
Kebijakan perdagangan
Kebijakan industri
Pembayaran pensiun Biaya tenaga kerja, dan biaya pensiun
Pembayaran kompensasi pada _pe-|Biaya tenaga kerja, biaya Pesangon akibat
nganggur atau cacat pemecatan (PHK)
Pembayaran asuransi Biaya asuransi
Sumber: Post, Lawrence, & Weber (2002).
Kebijakan publik bersifat melayani banyak orang, oleh karena itu jarang
ebijakan publik dapat memuasi semua pihak. Dalam pelaksanaannya,
bijakan publik dilakukan oleh administrasi negara, namun_bisnis
Sebagai anggota masyarakat harus mengambil peran dalam suksesnya
kebijakan tersebut diimplementasikan. Lewat kebijakan publik, Pemerintah
eneiptakan Kondisi yang memungkinkan perusahaan bersaing dalam
ingkungan bisnis modern. Dalam hal ini, peran pemerintah begitu penting
rena keseimbangan hak dan kewajiban akan tercipta dalam hubungan
bisnis dan masyarakatnya.
Rabe|
|
|
|
|
|
|
|
|
. n kegiatan pemerintahan, pemerintah Memer)
nk nee pemerolehamnya dapat berasal dari pajak. Kebijajat
perpajakan ini berdampaklangsung pada bisnis dan epulesanny termacy
jumlah dana untuk pembelian mesin, pabrik baru, dan SDM. Pemerin
smembutuhkan dana yang berasal dari untuk belanja di sektor publik, Disaty
sisi, pemerintah ditekan untuk meningkatkan pajak yang dapat digunalay
untuk belanja publik, namun di sisi lain juga ditekan oleh sektor bisnis Untuk
menurunkan pajak karena pajakadalah salahsatu biaya harus diperhitungkay
secara cermat oleh perusahaan sebelum mengambil keputusan.
Kebijakan publik lain yang berpengaruh terhadap bisnis adalah kebijakan
perdagangan (trade policy). Kebijakan perdagangan adalah kebijakan yang
menunjukkan tindakan pemerintah untuk mendorong atau menghambat
perdagangan dengan negara-negara lain. Kebijakan perdagangan sebuah
negara minimal mengatur dua hal utama, yaitu kebijakan untuk produk
impor (imported products), dan kebijakan untuk produk ekspor (exported
products). Tabel 6.2. berikut menjelaskan bentuk regulasi internasional yang
secara umum digunakan oleh negara untuk perdagangan internasional.
Tabel 6.2. Bentuk-Bentuk Regulasi Internasional
Regulasi Unilateral
Pemerintah negara A Semua perusahaan melakukan bisnis di negara
menetapkan regulasi A.
Perusahaan berasal dari Negara A melakukan
bisnis di negara lain,
Pemerintah negara B Semua perusahaan melakukan bisnis di negara
menetapkan regulasi B.
Perusahaan berasal dari negara B melakukan
bisnis di negara lain,
Regulasi Bilateral
Negara A dan B Menyetujui aturan main
bisnis di dua negara.
Regulasi Multilateral
bersama bagi pelaku
Negara A, B, dan C Menyetujul aturan main bersama, menggunakan
sumber daya bersama-sama (misalnya pasar)
dan melawan sanksi yang -diberlak
negara lain (misal, negara D), Na" oleh
‘Sumber: Post, Lawrence, & Weber (2002)
Perdagangan dunia dalam era WTO, APEC, AFTA, membawa persaingan
yang semakin ketat, baik di pasar global dengan sesama eksportir, maupun
di pasar domestik melalui barang impor. Tantangan ini semakin berat akibat
Eka Bisnis Modem: Pendekatan Pemangku Kepentingan
— —adanya hambatan domestik maupun di pasar ekspor, tetapi perlu terus
diupayakan pemerintah dan dunia usaha karena devisa ekspor merupakan
sumber pendanaan utama bagi pembangunan nasional dan kesejahteraan
masyarakat (http: /, /www-google.co.id).Olehkarenaitu pemerintah Indonesia
harus mendorong terciptanya daya saing perusahaan-perusahaan Indonesia
sehingga perusahaan-perusahaan tersebut Mmampu menjadi pemain bisnis
yang diperhitungkan kemampuannya di pasar global.
Selain. kebijakan pajak dan Perdagangan, negara juga berwenang untuk
menentukan arah industrinya melalui kebijakan industrial (industrial policy).
Kebijakan industrial adalah kebijakan pemerintah untuk menumbuhkan
industri-industri tertentu sesuai dengan prioritas. Prioritas ini terkait
dengan agenda-agenda politik, sosial, dan ekonomi sebuah negara. Sebagai
negara agraris dengan mayoritas penduduk bekerja di sektor pertanian,
pemerintah Indonesia seharusnya mengarahkan kebijakan industrial kepada
pertumbuhan bidang pertanian dan pengolahan hasil pertanian. Namun
hingga saat ini, industri agrobisnis Indonesia belum mampu menjadi industri
andalan, justru industri manufaktur menyumbang 85% ekspor nonmigas
dan 67% total ekspor Indonesia (http://web.bisnis.com).
Kebijakan publik lain yang sangat penting untuk mengatasi berbagai
masalah sosial kemasyarakatan adalah kebijakan sosial (social policy).
Menurut Oxford English Dictionary, kebijakan sosial adalah kebijakan
yang berhubungan dengan proses pemerintahan, kepartaian, kekuasaan,
kepemimpinan negara, dan lain-lain. Kebijakan sosial ruang lingkup kajian
Yangluas dan global, misal: peran pekerja sosial dalam menghadapi fenomena
perkembangan suatu negara sangat diperlukan untuk bekerjasama dengan
instansi kepemerintahan yang memang memiliki otoritas dan peranan dalam
Melakukan suatu kebijakan.
Salah satu masalah sosial paling dominan di Indonesia adalah kemiskinan.
Pekerjasosial sebagai tenaga dapat berperan serta aktif ikut menentukan dan
membuat Perancangan kebijakan sosial strategis tidak hanya dalam lingkup
lokal Mmelainkan global. Bersama-sama dengan pemerintah, pekerja sosial
‘pat menjalankan fungsinya secara aktif dan efektif dengan Merancang
Program-program pengentasan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan
Masyarakat (http://adjhee.wordpress.com).