Professional Documents
Culture Documents
ISBN 978-623-7482-00-0
I Dewa Putu Subamia 1), I Gusti Ayu Nyoman Sri Wahyuni2), Ni Nyoman Widiasih3)
1Jurusan Kimia FMIPA UNDIKSHA,2Jurusan Fisika dan Pengajaran IPA FMIPA UNDIKSHA,
3Jurusan Biologi FMIPA UNDIKSHA
Email: idewaputusubamia@gmail.com
ABSTRACT
The ability to handle hazardous substances in high school chemistry laboratories in Buleleng Regency
is still low, impacting the magnitude of the potential for workplace accidents in the laboratory. This community
service activity (P2M) aims to increase the knowledge and skills in handling hazardous materials in the
laboratory for high school chemistry laboratory assistants in Buleleng Regency so that they are able to
anticipate potential work hazards and accidents in the laboratory. The problem is the ability to handle risks of
hazardous materials is still inadequate so it needs to be improved. The solution is through training and
assistance in increasing the ability to handle risks of hazardous chemicals. The method applied is the training
and assistance method. Implementation of activities in the form of in service and on service in the form of
lectures, discussions, workshops and practice (learning by doing). Implementation of activities includes
identification of potential risks, ways of handling and managing potential hazards, procedures for handling
chemicals safely in the laboratory. Evaluation of this activity is carried out on the process and product of
activities and their sustainability. The result of the activity is that there is an increase in the laboratory's ability
in handling hazardous substances in the chemical laboratory
ABSTRAK
Kemampuan penanganan bahan berbahaya di laboratorium kimia SMA di Kabupaten Buleleng masih
rendah, berdampak pada besarnya potensi kecelakaan kerja di laboratorium. Kegiatan pengabdian masyarakat
(P2M) ini bertujuan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan penanganan risiko bahan berbahaya di
laboartorium bagi Laboran Kimia SMA di Kabupaten Buleleng sehingga mampu mengantisipasi potensi
terjadinya bahaya dan kecelakaan kerja di laboratorium. Permasalahannya adalah kemampuan penanganan risiko
bahan berbahaya masih belum memadai sehingga perlu ditingkatkan. Solusinya melalui pelatihan dan
pendampingan peningkatan kemampuan penanganan risiko bahan kimia berbahaya. Metode yang diterapkan
adalah metode pelatihan dan pendampingan. Pelaksanaan kegiatan berupa in service dan on service dalam
bentuk ceramah-diskusi, workshop dan praktek (learning by doing). Pelaksanaan kegiatan meliputi identifikasi
potensi risiko, cara-cara penanganan dan penanggulangan potensi bahaya, prosedur menangani bahan kimia
secara aman di laboratorium. Evaluasi kegiatan ini dilakukan terhadap proses dan produk kegiatan serta
keberlanjutannya. Hasil kegiatan adalah terdapat peningkatan kemampuan laboran dalam penanganan bahan
berbahaya di laboartorium kimia.
692
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 978-623-7482-00-0
yang sangat diperlukan untuk mendukung hidup manusia serta makhluk hidup
peningkatan kualitas proses pembelajaran lainnya (Danial A, et al. 2017).
di sekolah melalui kegiatan laboratorium Dalam kesehariannya Laboran Kimia
(Vivi Charmeilia, 2017). Laboran senantiasa berhadapan dengan bahan-
bertanggung jawab menyediakan fasilitas bahan di laboratorium (termasuk bahan
laboratorium (bahan maupun alat) untuk kimia berbahaya), sehingga sangat
berbagai kegiatan dan aktivitas yang akan berpotensi terpapar oleh bahan-bahan
dilakukan di laboratorium mancakup kimia. Untuk menghindari dampak negatif
perawatan, pengelolaan laboratorium, akibat bersinggungan dengan bahan-bahan
persiapan uji coba/praktikum, bimbingan kimia, mereka membutuhkan pengetahuan
praktik hingga pendampingan saat mengenai bahan kimia dan keterampilan
aktivitas kerja/percobaan dilakukan menangani risiko bahan kimia.
(Subamia, I.D.P,dkk. 2018). Oleh karena Keamanan di laboartorium kimia
itu, laboran harus memiliki kompetensi merupakan hal yang sangat penting bagi
dalam bidang yang berhubungan dengan tenaga, pengguna, maupun lingkungan
bidang-bidang ilmu di laboratorium laboratorium. Salah satu faktor yang
tempatnya bekerja. Menurut sering mengancam kemamana di
permendiknas No. 26 tahun 2008 tentang laboratorium adalah kebiasaan kurang
standar tenaga laboratorium baik “bad practice”. Misalnya, setelah
sekolah/madrasah, salah satu kompetensi terjadi kecelakaan baru dipikirkan upaya
yang harus dimilki laboran sekolah adalah untuk mengatasi. Seharusnya melakukan
kompetensi profesional. Kompetensi upaya-upaya preventif jauh lebih baik.
professional yang harus dimiliki antara Caranya adalah dengan menerapkan
lain: menangani bahan-bahan berbahaya praktek-praktek baik “best practice”
dan beracun, menangani limbah secara rutin untuk menjaga keselamatan
laboratorium, serta menjaga keamanan dan keamanan di laboratorium. Misalnya,
dan keselamatan kerja (K3) di melakukan pengecekan (kontrol) secara
laboratorium. rutin terhadap kondisi alat-alat/bahan-
Karakteristik kegiatan di laboratorium bahan di laboratorium termasuk
kimia, identik dengan aktivitas yang pengecekan instalasi listrik, air maupun
melibatkan penggunaan bahan kimia. gas. Laboran dan Pengelola Laboratorium
Dalam artian, penggunaan bahan-bahan Kimia harus memiliki kemampuan
kimia tidak dapat dihindari dalam pengembangan “budaya keselamatan dan
kegiatan laboratorium kimia. Penggunaan keamanan” menghasilkan laboratorium
bahan-bahan tersebut sudah barang tentu yang aman dan sehat bagi lingkungan,
berpotensi berbahaya (Subamia, I.D.P, pengguna dan petugas laboratorium
dkk. 2018. hal.157). Baik secara langsung (Moran, L dan Masciangioli ,T. 2010).
maupun tidak langsung, paparan bahan- Dengan kata lain, tercipta budaya aman
bahan kimia dapat membahayakan “safety culture” di laboratorium. Dengan
kesehatan manusia dan lingkungan. demikian mereka tidak perlu lagi merasa
Bahkan lebih parah lagi, khawatir, cemas atau takut bekerja di
ketidakmengertian tentang bahan-bahan labortorium kimia.
kimia dapat mengancam kelangsungan
693
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 978-623-7482-00-0
695
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 978-623-7482-00-0
696
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 978-623-7482-00-0
697
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 978-623-7482-00-0
setiap bahan kimia yang digunakan dalam kelembaban dan / atau suhu tinggi, yang
eksperimen atau operasi untuk akan menentukan penggunaan SOP risiko
menentukan apakah itu menghadirkan tinggi.
risiko tinggi, sedang, atau rendah. Kegiatan on service (pendampingan)
Karakteristik terkait keselamatan bertujuan untuk mendampingi laboran di
termasuk toksisitas dan bahaya kesehatan laboratorium masing-masing untuk
(akut dan kronis), mudah terbakar, menerapkan praktek-praktek baik dalam
reaktivitas, dan apakah bahan kimianya mengelola (menangani) bahan kimia.
adalah oksidator atau bekas peroksida. Kegiatan ini diisi dengan diskusi dan
Informasi ini dapat diperoleh dari Sistem mencari solusi tentang permasalahan-
Harmonisasi Global Pelabelan (GHS), permasalahan yang sering dihadapi oleh
Lembar Data Keselamatan, dan sumber laboran terutama dalam hal penanganan
literature lainnya bahan kimia berbahaya.
(www.dels.nas.edu/global/ Salah satu topik diskusi yang muncul
/bcst/Chemical-Management). adalah mengenai penangan bahan kimia
Pekerja juga akan mempertimbangkan berbahaya. Prinsip utama dalam
skala percobaan atau operasi. Misalnya, menangani bahan-bahan berbahaya
laboratorium standar dapat meminta SOP tersebut adalah mendapat informasi
Risiko Sedang jika hanya sejumlah kecil sebanyak mungkin lebih dahulu sebelum
(mililiter) yang sangat mudah terbakar dan menanganinya. Tidaklah mungkin dapat
pelarut yang cukup beracun akan mengenal cara penanganan dari semua
digunakan tetapi SOP Risiko Tinggi jika jenis bahan kimia, bukan saja tidak praktis
pelarut yang sama akan digunakan secara tetapi masing-masing memiliki sifat yang
substansial skala yang lebih besar. Bahan berbeda. Berikut adalah tabel sejumlah
kimia tertentu, berapapun jumlahnya, bahan kimia di labioratorium kimia, jenis
dapat menimbulkan risiko tinggi dalam bahaya dan cara penanganan risiko
kondisi cuaca buruk, seperti tingkat bahayanya.
698
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 978-623-7482-00-0
699
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 978-623-7482-00-0
700
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 978-623-7482-00-0
701
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 978-623-7482-00-0
dapat
menimbulkan
ledakan.
702
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 978-623-7482-00-0
apabila peyimpan bahan rapih dan diterima, disimpan dan digunakan, maka
terencana. Ruang penyimpanan harus ada keterangaan yang ada dalam MSDS
yang khusus dengan ventilasi dan tersebut harus dipahami. Menangani
penerangan yang baik. Dalam bahan berbahaya tanpa mengetahui
penyimpanan tidak boleh diletakkan informasi tersebut di atas dapat
bersama atau bersebelahan sifat bahan mengakibatkan kecelakaan kerja dan sakit
yang bertentangan. Keteraturan dan akibat kerja.
kebersihan harus dipelihara terus menerus. Topik lain yang muncul dari laboran di
Penyimpanan, pengambilan dan salah satu sekolah mitra adalah mengenai
pengembalian bahan harus diikuti penanganan tumpahan bahan berbahaya.
prosedur yang menjamin keamanan. Untuk menangani tumpahan minor
Keamanan kerja laboratorium adalah lakukan hal berikut: (1) identifikasi
kriteria dengan bobot tinggi dalam kriteria tumpahan dengan memeriksa MSDS, (2)
untuk memilih peralatan eksperimen gunakan informasi tentang sifat fisik dan
kimia. kimia dari bahan untuk menilai respond an
atau evakuasi yang perlu dilakukan, (3)
dekontaminasi peralatan, pakaian, dan
personel termasuk korban paparan, (4)
buang peralatan dan pakaian yang
terkontaminasi (jika diharuskan), (5)
pastikan prosedur tindakan darurat
tersedia dan diaplikasikan.
Pada kegiatan pendampingan ini mitra
didampingan praktek penanganan
masalah-masalah teknis terkait penangann
risiko bahan berbahaya. Melalui program
pendampingan tersebut peserta merasa
lebih percaya diri (tidak ragu-ragu lagi)
menggunakan bahan kimia saat
praktikum.
Secara keseluruhan kegiatan yang
direncanakan dalam program P2M ini
sudah berjalan dengan baik. Salah satu
Gambar 3. Pendampingan on service ke penilaian yang dilakukan adalah penilaian
sekolah mitra (doc. Tim kinerja, yang mencakup 10 aspek. Dari 10
pelaksana, 2019) aspek keterampilan yang dinilai antara
lain: kehadiran peserta, pemilihan topik,
Informasi spesifikasi bahan juga dapat pemilihan objek poster, semangat
dilihat melalui Material Safety Data Shet mengikuti kegiatan, keterampilan menata
(MSDS). Dalam MSDS terdapat image poster, keterampilan menyusun
keterangan mengenai suatu bahan yaitu instruksi kerja, keterampilan menangani
identitas, sifat, penanganan dan lain-lain potensi bahaya bahan kimia, inovasi,
yang berkaitan dengan keselamatan. kreasi, dan kerja sama. Hasil penilaian
Untuk itu sebelum bahan kimia tersebut
703
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 978-623-7482-00-0
704
Prosiding SENADIMAS Ke-4, Tahun 2019
ISBN 978-623-7482-00-0
705