You are on page 1of 5

Ruang Belajar Coass

Teddy agung saputra S.ked


« Penyakit Darah
Kriptorkismus dan Penatalaksanaannya »
TUBERKULOSIS MILIER

PENDAHULUAN

Tuberkulosis merupakan penyakit yang sudah sangat lama dikenal oleh manusia, walaupun
begitu hingga saat ini TB masih merupakan masalah kesehatan utama di seluruh dunia, terutama
di negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia, bahkan secara global Indonesia
menduduki peringkat ketiga sebagai penyumbang kasus TB terbanyak di dunia.(1)

Perbaikan yang mencolok dalam penanganan TB adalah sejak ditemukannya obat anti-TB
pertama yaitu Streptomicin pada tahun 1944 dan disusul oleh obat-obat lain seperti PAS,
Isoniazid, Etambutol, Kanamicin dan terakhir Rifampicin (1968) yang terkenal sebagai “revolusi
terapi” dalam pengobatan TB.(2)

Tetapi penanggulangan TB terutama di negara-negara yang sedang berkembang masih belum


memuaskan, karena angka kesembuhan hanya mencapai 30% saja, masalah ini disebabkan
oleh berbagai hal, yaitu ;

Meningkatnya populasi TB sehubungan adanya letusan HIV.


Timbulnya resistensi terhadap beberapa obat anti-TB.
Kurangnya kesadaran akan pentingnya menyelesaikan jangka waktu pengobatan TB tanpa
putus.
Kurangnya biaya pengadaan obat anti-TB seperti Rifampicin dan Pirazinamid yang relatif
mahal.
Kurangnya perhatian aparat pemerintah terhadap besarnya masalah TB ini dan kurang
terpadunya penanggulangannya.(1)

Tuberkulosis anak mempunyai permasalahan khusus yang berbeda dengan orang dewasa. Pada
TB anak permasalahan yang dihadapi adalah masalah diagnosa, pengobatan, pencegahan, serta
TB pada infeksi HIV dan penurunan daya tahan tubuh. Berbeda dengan TB dewasa, gejala TB
pada anak seringkali tidak khas, sehingga sulit untuk mendiagnosanya. TB milier pada anak
termasuk salah satu bentuk TB yang berat dan merupakan 3-7 % dari seluruh kasus TB dengan
angka kematian yang tinggi (dapat mencapai 25% pada bayi) yang bisa timbul karena tidak
terdiagnosisnya TB pada anak sehingga menjadi berat, atau karena pengobatan yang tidak
adekuat.(1)

EPIDEMIOLOGI

Sejak tahun 1990-an dilakukan deteksi terhadap berbagai penyakit yang kembali muncul dan
menjadi masalah (re-emerging disease), terutama di negara maju, salah satunya adalah TB.
WHO memperkirakan bahwa sepertiga penduduk dunia (sekitar 2 miliar orang) telah terinfeksi
oleh Mycobacterium tuberculosis, dengan angka tertinggi di Afrika, Asia dan Amerika Latin.
Tuberkulosis, terutama TB Paru merupakan masalah yang timbul tidak hanya di negara
berkembang tetapi juga di negara maju. TB tetap merupakan salah satu penyebab tingginya
angka kesakitan dan kematian, baik pada orang dewasa maupun anak-anak. Pada tahun 1989
WHO memperkirakan bahwa setiap tahun terdapat 1,3 juta kasus baru TB anak dan 450.000
anak usia dibawah 15 tahun meninggal dunia karena TB. TB anak merupakan faktor penting di
negara-negara berkembang karena jumlah anak berusia di bawah dibawah 15 tahun adalah 40-
50% dari seluruh jumlah populasi.(1)

DEFINISI
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis,
paling sering (sekitar 80%) terjadi di paru.(2)

TB Milier merupakan penyakit Limfo-Hematogen sistemik akibat penyebaran kuman M.


tuberkulosis dari kompleks primer yang biasanya terjadi dalam waktu 2-6 bulan pertama setelah
infeksi awal.(1)

ETIOLOGI

Penyebab Tuberkulosis adalah Mycobacterium tuberkulosis, kuman berbentuk batang dengan


ukuran panjang 1-4 mikrometer dan tebal 0,3-0,6 mikrometer. Mycobacterium tuberkulosis
ditemukan pertama kali oleh Robert Koch pada tahun 1882. Sebagian besar kuman terdiri atas
asam lemak (lipid) yang membuat kuman lebih tahan terhadap asam sehingga disebut Basil
Than Asam (BTA). Dan ia juga lebih tahan terhadap gangguan kimia dan fisis. Kuman dapat
tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat tahan bertahun-tahun
dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam keadaan dormant. Dari sifat
dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadi tuberkulosis aktif lagi.

Dalam jaringan kuman hidup sebagai parasit intraselular yakni dalam sitoplasma makrofag,
kuman ini bersifat aerob dengan demikian lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan
oksigennya.(2)

PATOGENESIS

Sebagian besar kuman Mycobacterium tuberkulosis masuk ke jaringan paru melalui airborne
infeksion yang terhirup. Masuknya kuman akan merangsang mekanisme imun nonspesifik,
makrofag alveolus akan memfagositosis kuman TB dan biasanya sanggup menghancurkan
sebagian besar kuman TB, dengan demikian masuknya kuman tidak selalu menimbulkan
penyakit, terjadinya infeksi dipengaruhi oleh virulensi dan banyaknya kuman TB serta daya tahan
tubuh yang terkena. Jika virulensi kuman tinggi dan jumlah kuman banyakatau daya tahan tubuh
menurun maka makrofag tidak mampu menghancurkan kuman TB dan kuman akan bereplikasi
dalam makrofag tersebut. Kuman TB yang terus berkembangbiak akan menyebabkan makrofag
lisis, dan kuman TB akan mmbentuk koloni di tempat tersebut yang disebut Fokus Primer Ghon.

Dari Fokus Primer tersebut kuman TB dapat menyebar melalui saluran limfe menuju ke kelenjar
limfe regional yang akan menyebbkan terjadinya iflamasi di saluran limfe (Limfangitis) dan
kelenjar limfe tersebut (Limfadenitis). Kompleks Primer merupakan gabungan antara Fokus
Primer. Limfangitis dan Limfadenitis regional. Masa inkubasi yaitu sampai terbentuknya
Kompleks Primer biasanya berlangsung dalam waktu 4-8 minggu.

Apabila virulensi kuman rendah atau jumlah kuman sedikit atau daya tahan tubuh yang baik
Kompleks Primer akan mengalami resolusi secara sempurna membentuk fibrosis dan kalsifikasi
setelah mengalami nekrosis perkijuan dan enkapsulasi. Begitu juga kelenjar limfe regional akan
mengalami fibrosis dan enkapsulasi, tetapi resolusinya biasanya tidak sesempurna Fokus Primer
di jaringan paru. Kuman TB dapat tetap hidup dan menetap selama bertahun-tahun dalam
kelenjar ini (dormant).

Selain mengalami resolusi Kompleks Primer dapat juga mengalami komplikasi dan dapat
menyebar. Penyebaran dapat terjadi secara bronkogen, limfogen dan hematogen.

Pada penyebaran limfogen kuman menyebar ke kelenjar limfe regional membentuk kompleks
primer. Sedangkan pada penyebaran hematogen kuman TB masuk ke dalam sirkulasi darah dan
menyebar ke seluruh tubuh. Adanya penyebaran hematogen inilah yang menyebabkan TB
disebut sebagai penyakit sitemik.
Penyebaran hematogen kuman TB dapat berupa ;

Occult hematogenic spread (penyebaran hematogenik tersamar).


Acute generalized hematogenic spread (penyebaran hematogenik generalisata akut).
Protracted hematogenik spread (penyebaran hematogenik berulang-ulang).

Tuberkulosis milier merupakan hasil dari penyebaran hematogenik generalisata akut dengan
jumlah kuman yang besar. Semua tuberkel yang dihasilkan dari proses ini akan mempunyai
ukuran yang lebih kurang sama. Istilah milier berasal dari gambaran lesi diseminata yang
menyerupai butir padi-padian/jewawut (millet seed). Secara patologi anatomi lesi ini berupa nodul
kuning berukuran 1-3 mm yang tersebar merata (difus) pada paru.

TB milier lebih sering terjadi pada bayi dan anak kecil, terutama usia di bawah 2 tahun, karena
imunitas seluler spesifik, fungsi makrofag, dan mekanisme lokal pertahanan paru-nya belum
berkembang sempurna sehingga kuman TB mudah berkembangbiak dan menyebar ke seluruh
tubuh.

Terjadinya TB milier dipengaruhi oleh 3 faktor, yaitu kuman M. tuberkulosis (jumlah dan virulensi),
status imnologis penderita (nonspesifik dan spesifik) dan faktor lingkungan (kurangnya paparan
sinar matahari, perumahan yang padat, polusi udara, merokok, penggunaan alkohol, obat bius
serta sosio ekonomi). Beberapa kondisi yang menurunkan sistem imun juga dapat menyebabkan
timbulnya TB milier.(1)

GAMBARAN KLINIS

Manifestasi klinis TB milier dapat bermacam-macam, bergantung pada banyaknya kuman dan
jenis organ yang terkena. Gejala yang sering dijumpai adalah keluhan konik yang tidak khas yaitu
;

Demam lama (lebih dari 2 minggu) dengan penyebab tidak jelas.


Nafsu makan tidak ada (anoreksia).
Berat badan turun atau gagal tumbuh (dengan demam ringan atau tanpa demam).
Pembesaran kelenjar limfe superfisialis yang tidak sakit dan biasanya multiple.
Batuk lama lebih dari 3 minggu dan sesak napas.

TB milier dapat juga diawali dengan serangan akut berupa demam tinggi yang sering hilang
timbul (remittent). Gejala klinis biasanya timbul akibat gangguan pada paru, yaitu gejala
respiratorik seperti batuk dan sesak napas disertai ronkhi atau mengi.(1)

DIAGNOSIS

Diagnosis TB milier pada anak dibuat berdasarkan ;

Adanya riwayat kontak dengan pasien TB dewasa yang infeksius (BTA positif).
Gambaran radiologis yang khas.
Gambaran klinis.
Uji tuberkulin yang positif.

Uji tuberkulin tetap merupakan alat bantu diagnosis TB yang penting pada anak. Uji tuberkulin
negatif belum tentu tidak ada infeksi atau penyakit TB atau sebaliknya.(2)

Pemeriksaan sputum atau bilasan lambung dan kultur M. tuberkulosis tetap penting dilakukan.

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Untuk membantu mendiagnosis penyakit TB milier dapat dilakukan pemeriksaan penunjang


antara lain ;

1. Uji tuberkulin.

Disebut juga Mantoux Test, dilakukan dengan cara menyuntikkan 0,1 ml PPD-RT 23 2TU, PPD-S
5 TU atau OT 1/2000 secara intrakutan. Pembacaan dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan
dan diukur diameter melintang dari indurasi yang terjadi. Indurasi 0-4 mm negatif, indurasi 5-9
mm masih meragukan, diameter lebih dari 10 mm jelas positif.

2. Pemeriksaan radiologis.

Gambaran radiologis TB milier sangat khas, berupa tuberkel halus (millii) yabg tersebar merta
(difus) di seluruh lapangan paru, dengan bentuk yang khas dan ukuran yang hampir seragam (1-
3 mm).(1)

3. Pemeriksaan bakteriologis.

Penemuan kuman TB memastikan diagnosis TB, tetapi tidak ditemukannya kuman TB bukan
berarti tidak menderita TB. Pemeriksaan bakteriologis terdiri dari 2 cara, yaitu pemeriksaan
mikroskop hapusan langsung untuk menemukan kuman TB dan pemeriksaan biakan kuman.

4. Pemeriksaan patologi anatomi.

Pemeriksaan patologi anatomi tidak dilakukan secara rutin.

PENGOBATAN

Pengobatan medikamentosa TB milier adalah pemberian 4-5 macam obat anti-TB selama 2
bulan pertama, dilanjutkan dengan Isoniazid dan Rifampicin selama 4-6 bulan sesuai dengan
perkembangan klinis. Kortikosteroid (Prednisone) diberikan pada TB milier, Prednisone biasanya
diberikan dengan dosis 1-2 mg/kgBB/hari selama 4-8 minggu kemudian diturunkan perlahan-
lahan hingga 2-6 minggu kemudian.

Dengan pengobatan yang tepat, perbaikan TB milier biasanya berjalan lambat. Respons
keberhasilan terapi antara lain adalah hilangnya demam setelah 2-3 minggu pengobatan,
peningkatan nafsu makan, perbaikan kualitas hidup sehari-hari, dan peningkatan berta badan. (1)
Nama Obat Dosis harian

(mg/kgBB/hari)
Dosis maksimal

(mg/hari)
Efek samping
Isoniazid 5-15 300 Hepatitis, neuritis perifer
Rifampicin 10-20 600 Hepatitis
Pirazinamid 15-30 2000 Hepatotoksik, artralgia
Etambutol 15-20 1250 Neuritis optik
Strepomicin 15-40 1000 Ototoksik, nefrotoksik

PROGNOSIS(2)

Prognosis dipengaruhi banyak faktor, yaitu ;

Umur anak.
Berapa lama telah mendapatkan infeksi.
Luasnya infeksi.
Keadaan gizi.
Sosio ekonomi.
Diagnosis dini.
Pengobatan adekuat.
Adanya infeksi lain.

PENCEGAHAN INFEKSI TB(3)

Pencegahan ini meliputi ;

1. Terhadap infeksi TB.

Pencegahan sputum yang infeksius ; case finding (Foto thoraks, Mantoux Test), isolasi dan
pengobatan penderita, perbaiki lingkungan (ventilasi harus baik, sinar matahari, kepadatan
penduduk dikurangi).

2. Meningkatkan daya tahan tubuh.

Memperbaiki standar hidup (makanan 4 sehat 5 sempurna, perumahan dengan ventilasi cukup,
istirahat cukup dan teratur, olahraga), peningkatan kekebalan tubuh dengan vaksinasi BCG.

3. Pencegahan dengan mengobati penderita yang sakit dengan obat anti TB.

DAFTAR REFERENSI

(1) Pedoman Nasional TB Anak, Unit Kerja Koordinasi Pulmonologi PP Ikatan Dokter Anak
Indonesia, 2005.

(2) Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak Jilid II, FKUI

(3) Dasar-dasar Ilmu Penyakit Paru, Prof. dr. Hood Alsagaff, Airlangga University Press, 2002

(4) Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid II, FKUI

Masukan ini dipos pada 16 Mei 2010 09:41 dan disimpan pada Pediatric . Anda dapat mengikuti
semua aliran respons RSS 2.0 dari masukan ini Anda dapat memberikan tanggapan, atau
trackback dari situs anda.
Suka
Be the first to like this post.
Tinggalkan Balasan

Alamat email anda tidak akan dipublikasikan. Required fields are marked *

Nama *

Email *

Situs web

Beritahu saya mengenai komentar-komentar selanjutnya melalui surel.

Beritahu saya tulisan-tulisan baru melalui surel.

Blog pada WordPress.com. Theme: Black-LetterHead by Ulysses Ronquillo.

You might also like