You are on page 1of 8

AKULTURASI

Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi


_______________________________________________________________________________________________________

ANALISIS DISTRIBUSI PEMASARAN IKAN CAKALANG ASAP DI KELURAHAN


GIRIAN ATAS KECAMATAN GIRIAN KOTA BITUNG
PROVINSI SULAWESI UTARA
Reka D. Onu 1; Lexy K. Rarung2; Olvie V. Kotambunan2
Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado.
1)
2) Staff Pengajar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Sam Ratulangi, Manado.
Koresponden email: rekaonu13@gmail.com

Abstract
Distribution is a delivery of goods or services from producers to consumers and users, when and where the goods or
services are required. The distribution process of creating the time, place and transfer of property rights (priest
Vitasari 2010).
The purpose of this study was to mengetahui marketing channel efficiency skipjack smoked in District Girian Bitung
North Sulawesi and to calculate and explain the amount of margin on each product chain skipjack.
The method used in this study is a survey method, data collected consist of primary data and secondary data. The
population in this study were all smoked tuna producers, retailers and consumers of smoked tuna that are Girian
Upper Bitung. The sample that is by purposive sampling was continued to snowball sampling. So, purposive
sampling in this study means that sample as a data source with a certain consideration, namely the criteria attached
to the sample that is the criteria as manufacturers, retailers and consumers.
The survey results revealed that in Sub Girian Over 40 businesses are smoked tuna, Every business has its own
marketing channels but there are only two kinds of smoked tuna fish marketing channels in the village of Upper
Girian. First of producers directly to consumers both from producers through retailers in traditional markets and then
to the final consumer. As for the most good that I channel because it has a margin equal to zero, because
manufacturers directly to consumers so received by producers similar to those paid by consumers. The channel II
manufacturers sell to retailers with a size of 500 grams 35,000 / flops and sizes of 900 grams of Rp 70.000/flops
while retailers sell back to the end consumer with a size of 500 grams Rp. 50,000 / flops and Rp. 80,000/flops From
both marketing channels that exist in the village of Upper best Girian marketing is channel 1, for manufacturers to
market directly to the consumer so that the margin is equal to zero, Although retailers set higher selling prices
compared with prices at the producer level.
Keywords: smoke fish, marketing, wholesaler, consument

Abstrak
Distribusi merupakan suatu penyampaian barang atau jasa dari produsen ke konsumen dan para pemakai, sewaktu
dan dimana barang atau jasa tersebut diperlukan. Proses distribusi tersebut menciptakan waktu, tempat, dan
pengalihan hak milik ( Vitasari imam 2010).
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menegetahui efisiensi saluran pemasaran ikan cakalang asap di Kecamatan
Girian Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara dan untuk menghitung dan menjelaskan besaran margin pada setiap
rantai produk ikan cakalang.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei, Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer
dan data sekunder. Populasi dalam penelitian ini adalah semua produsen ikan cakalang asap, pedagang pengecer
dan konsumen cakalang asap yang berada di Keluarahan Girian Atas Kota Bitung . Pengambilan sample yaitu
dengan cara purpossive sampling dilanjutkan ke snowball sampling. Jadi, purpossive sampling dalam penelitian ini
yaitu pengambilan sampel sebagai sumber data dengan pertimbangan tertentu yaitu kriteria-kriteria yang melekat
pada sampel tersebut yaitu kriteria sebagai produsen, pedagang pengecer dan sebagai konsumen.
Hasil penelitian diketahui bahwa di Kelurahan Girian Atas terdapat 40 tempat usaha ikan cakalang asap , Setiap
usaha mempunyai saluran pemasaran sendiri-sendiri tetapi hanya ada dua macam saluran pemasaran ikan
cakalang asap di Kelurahan Girian Atas. Pertama dari produsen langsung ke konsumen kedua dari produsen
melalui pedagang pengecer di pasar tradisional kemudian ke konsumen akhir. Adapun yang paling bagus yaitu
saluran I karena mempunyai margin sama dengan nol, sebab produsen mejual langsung kepada konsumen
sehingga yang diterima produsen sama dengan yang dibayarkan oleh konsumen. Adapun saluran II produsen
menjual ke pedagang pengecer dengan ukuran 500 gram Rp.35.000/jepit dan ukuran 900 gram Rp 70.000/jepit
sedangkan pedagang pengecer menjual kembali ke konsumen akhir dengan ukuran 500 gram Rp. Rp.50.000/jepit
dan Rp. 80.000/jepit Dari kedua saluran pemasaran yang ada di Kelurahan Girian Atas yang terbaik pemasarannya
yaitu saluran 1, karena produsen memasarkannya langsung ke konsumen sehingga marginnya sama dengan nol,
Walaupun pedagang pengecer menetapkan harga jual yang lebih tinggi di bandingkan dengan harga di tingkat
produsen.
Kata kunci: ikan asap, pemasaran, pengecer, konsumen

_______________________________________________________________________________________________________
627 Vol. 5 No. 9 (April 2017)
ISSN. 2337-4195
AKULTURASI
Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi
_______________________________________________________________________________________________________

PENDAHULUAN sebagai komoditas eksport baik dalam


Perikanan merupakan kegiatan bentuk segar, beku maupun olahan.
yang terorganisir yang berhubungan Pengasapan ikan merupakan
dengan pengelolaan dan pemanfaatan penggabungan dari proses
sumberdaya ikan serta lingkungannya, penggaraman, pengeringan, dan
mulai dari produksi, pengolahan, sampai pemberian asap. Pengasapan memiliki
dengan distribusi/pemasaran yang beberapa keuntungan yaitu memberikan
dilaksanakan dalam satu bisnis efek pengawetan, mempengaruhi
perikanan. Hasil perikanan merupakan citarasa, memanfaatkan hasil tangkap
komoditi yang cepat mengalami yang berlebih ketika hasil tangkapan
kemunduran mutu atau mengalami berlimpah hal ini memungkinkan ikan
pembusukan, karena ikan mempunyai untuk disimpan lebih lama, dan
kandungan protein (18-30%) dan air meningkatkan ketersediaan protein bagi
yang cukup tinggi (70-80%) sehingga masyarakat sepanjang tahun. Ikan asap
merupakan media yang baik bagi menjadi awet karena adanya
perkembangan bakteri pembusuk pengurangan kadar air akibat dari proses
terutama dalam keadaan segar, pemanasan dan adanya senyawa-
sehingga ikan perlu diawetkan senyawa kimia di dalam asap seperti
(Moeljanto, 1992). golongan fenol yang dapat menghambat
Ada berbagai macam jenis pertumbuhan mikroorganisme dan
pengawetan ikan, antara lain dengan berperan sebagai antioksidan,
cara: penggaraman, pengeringan, pengasapan juga memberikan warna,
pemindangan, pengasapan, peragian, tekstur dan flavor yang khas (Daulay,
pengalengan, dan pendinginan ikan 2014).
(Norman 1998 dalam Karyadi, dkk, Kota Bitung merupakan salah
2010). Usaha pengolahan produk hasil satu kawasan pengembangan perikanan
perikanan dapat dilakukan secara di Provinsi Sulawesi Utara khususnya di
modern ataupun secara tradisional tanpa Kecamatan Grian Kota Bitung
teknologi dan peralatan yang maju. merupakan salah satu kawasan
Umumnya usaha pengasapan ikan pengembangan perikanan di Provinsi
masih dilakukan secara tradisional atau Sulawesi Utara berusaha di bidang
dilakukan dalam taraf industri rumah pengolahan ikan asap atau yang dalam
tangga yang berskala kecil berdasarkan bahasa lokalnya disebut ikan cakalang
kekuatan modal, peralatan dan teknologi asap.
yang masih sederhana, serta jumlah Distribusi adalah suatu
tenaga kerja yang terbatas (Permatasari, penyampaian barang atau jasa dari
2001). produsen ke konsumen dan para
Ikan cakalang merupakan ikan pemakai, sewaktu dan dimana barang
yang bernilai ekonomis tinggi, dikatakan atau jasa tersebut diperlukan. Proses
demikian karena ikan ini banyak distribusi tersebut menciptakan waktu,
digunakan sebagai bahan baku untuk tempat dan pengalihan hak milik
berbagai jenis industri pengolahan (Nitisemito, 1984).
seperti cakalang asap, ikan kayu, ikan
kaleng, abon cakalang dan masih Perumusan Masalah
banyak lagi. Ikan cakalang juga tercatat

_______________________________________________________________________________________________________
628 Vol. 5 No. 9 (April 2017)
ISSN. 2337-4195
AKULTURASI
Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi
_______________________________________________________________________________________________________

Berdasarkan latar belakang yang Metode survei adalah suatu praktek


telah diuraikan, maka yang menjadi yang dilakukan dengan cara
perumusan masalah dalam penelitian ini mengumpulkan, menyidik, dan
adalah : menafsirkan data secara umum sebagai
1. Bagaimana pemasaran ikan cakalang apa adanya yang tersedia di lapangan
asap (Mantjoro, 1981).
2. Berapa besaran margin pada setiap
rantai nilai produk ikan cakalang “fufu” Metode Pengambilan Sampel
baik dalam nominal maupun Populasi dalam penelitian ini
persentase adalah semua produsen ikan dan
pedagang pengecer dan konsumen
Tujuan dan Manfaat Penelitian cakalang asap yang berada di
Tujuan Penelitian Keluarahan Girian Atas Kota Bitung.
Tujuan dari penelitian ini adalah: Pengambilan sample yaitu dengan cara
1. Mengetahui efisiensi saluran purpossive sampling dilanjutkan ke
pemasaran ikan cakalang asap di snowball sampling. Jadi, purpossive
Kecamatan Girian Kota Bitung sampling dalam penelitian ini yaitu
Provinsi Sulawesi Utara. pengambilan sampel sebagai sumber
2. Menghitung dan menjelaskan data dengan pertimbangan tertentu yaitu
besaran margin pada setiap rantai kriteria-kriteria yang melekat pada
produk ikan cakalang sampel tersebut yaitu kriteria sebagai
produsen, pedagang pengecer dan
Manfaat Penelitian sebagai konsumen.
Setelah diperoleh sampel yang
Manfaat penelitian ini adalah : memenuhi persyaratan tersebut
1. Sebagai salah satu syarat untuk dilanjutkan dengan cara snowball
menyelesaikan studi di Program Studi sampling yaitu pengambilan sampel
Agrobisnis Perikanan, Fakultas sebagai sumber data, yang pada awal
Perikanan dan Ilmu Kelautan jumlahnya sedikit, lama-lama menjadi
Universitas Sam Ratulangi Manado. besar. Hal ini dilakukan untuk responden
2. Diharapkan hasil penelitian ini pedagang pengecer dan konsumen;
sebagai informasi untuk produsen karena dari jumlah sumber data yang
agar dapat pengetahuan dalam dirasa belum mampu memberikan data
peluang agropbisnis . yang memuaskan, maka saya mencari
3. Sebagai bahan masukan bagi orang lain lagi yang akan dijadikan
pembuat kebijakan distribusi sumber data sampai jawaban mereka
pemasaran ikan cakalang asap. sudah sering sama ataau jawaban sudah
4. Sebagai bahan informasi dan pustaka pada titik jenuh.
serta acuan dalam melakukan Selanjutnya, dalam penelitian
penelitian pada tempat yang sama di ini, dapatlah dijelaskan bahwa untuk
lain waktu. memperoleh jumlah sampel sebagai
produsen dipergunakan teori Gay yang
METODOLOGI PENELITIAN menyatakan bahwa ukuran sampel yang
Metode Dasar dapat diterima yaitu untuk populasi yang
Metode yang digunakan dalam jumlahnya relatif kecil, minimal sampel
penelitian ini adalah metode survei. yang diambil adalah sebesar 10% dari

_______________________________________________________________________________________________________
629 Vol. 5 No. 9 (April 2017)
ISSN. 2337-4195
AKULTURASI
Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi
_______________________________________________________________________________________________________

jumlah populasi (Umar, 2000). Jumlah


responden sebagai produsen adalah Keterangan :
Mp = Margin Pemasaran
10% dari populasi (40), artinya hanya 4 Pr = Harga di tingkat konsumen
responden. Selanjutnya untuk pedagang Pf = Harga di tingkat pengolah
pengecer dan konsumen , saya sudah
mewancarai masing- masing sebanyak Saluran Distribusi Pemasaran Ikan
15 responden untuk mendapatkan hasil
Cakalang Asap
yang optimal sesuai tujuan penelitian ini.
Tempat Pemasaran
Metode Pengumpulan Data Pada umumnya hasil produksi
Pengumpulan data dilakukan cakalang asap dujual di pasar-pasar
dengan observasi langsung terhadap tradisional seperti Pasar Bersehati,
obyek yang menjadi tujuan penelitian. Pasar Karombasan, dan di samping
Data yang dikumpulkan terdiri dari data lampu merah Sario. Namun demikian
primer dan data sekunder. Data primer ikan cakalang asap bisa juga diperoleh
yaitu data yang diperoleh melalui di supermarket seperti Golden
wawancara dan pengamatan secara Swalayan, Freshmart Swalayan,
langsung dengan produsen dan Multimart Swalayan dan Kawanua yaitu
pedagang ikan cakalang asap di tempat penjualan oleh-oleh khas dari
Kelurahan Girian Atas Kecamatan Girian Manado dan masih banyak lagi tempat
Kota Bitung Provinsi Sulawesi Utara yang dapat ditemui untuk memperoleh
berdasarkan survei, observasi dan cakalang di pasar-pasar tradisonal
pengisian kuesioner yang sudah lainnya, walaupun mungkin bukan hasil
dipersiapkan sebelumnya. Sedangkan produksi dari Kecamatan Girian. Dari
data sekunder diperoleh dari instansi hasil penelitian, produksi ikan cakalang
yang berkaitan dengan penelitian yang asap di Kecamatan Girian Atas sebagian
dilakukan maupun literatur yang dijual di Pasar Bersehati, Karombasan
berhubungan yang diperoleh dari dan di samping lampu merah Sario.
berbagai sumber tertulis.
Sarana dan Prasarana
Metode Analisis Data Sarana yang dipakai dalam
Analisis data dalam penelitian ini pemasaran ikan cakalang asap yaitu
adalah analisis deskriptif kuantitatif dan Mobil pick up yang digunakan sebagai
kualitatif. Analisis deskriptif kualitatif angkutan atau alat transportasi dengan
adalah untuk memberikan gambaran prasarana jalan. Sarana dan prasarana
serta keterangan dengan menggunakan ini sangat menunjang dalam kegiatan
kalimat penulis sendiri secara sistematis pemasaran ikan cakalang asap. Sarana
sesuai dengan data yang diperoleh dan transportasi ini sangat bermanfaat dalam
dikaitkan dengan aspek-aspek teoritis. pendistribusian hasil produksi ke
Analisis deskriptif kuantitatif adalah konsumen.
suatu analisis dengan menggunakan
perhitungan seperti penjumlahan rata- Distribusi Pemasaran
rata dan pembagian serta persentase. Pemasaran ikan cakalang asap
di Kelurahan Girian Atas dilakukan
MP=Pr-Pf dengan membagi banyaknya produk
olahan kepada pedagang pengecer dan

_______________________________________________________________________________________________________
630 Vol. 5 No. 9 (April 2017)
ISSN. 2337-4195
AKULTURASI
Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi
_______________________________________________________________________________________________________

ada juga langsung dijual oleh pemilik produsen ke pedagang pegecer


usaha ke konsumen akhir melalui langsung ke konsumen akhir.
pendistribusian produknya di pasar-
pasar tradisional. Dari pasar tradisional Harga Ikan Cakalang Asap
produsen menjual langsung ke Harga ikan cakalang asap
konsumen akhir. Berdasarkan hasil bergantung pada biaya. Adapun biaya
penelitian produsen pengolah ikan yang diperlukan yaitu biaya tetap dan
cakalang asap yang ada di Kecamatan biaya tidak tetap. Namun pada penelitian
Girian dapat digambarkan sebagai saya ini, tidak menghitung secara rinci
berikut: biaya-biaya tersebut, tapi hanya
1. Produsen Konsumen berdasarkan harga yang ditentukan
(dijawab) oleh produsen atau pedagang
Rantai pemasaran 1 merupakan rantai pengecer itu sendiri pada saat
pemasaran pendek. Produsen yaitu wawancara dilaksanakan.
pemilik usaha ikan cakalang asap Tingkat harga ikan cakalang
langsung menjual produknya kepada asap berbeda-beda, Harga di tingkat
konsumen. Penjualannya berbeda-beda produsen dengan rata-rata Rp.
untuk yang sekali produksi langsung 35.000/jepit ukuran 500 gram, Rp.
menjualnya kepada konsumen. 70.000/jepit ukuran 900 gram sedangkan
Pada saluran ini ditemukan pada pedagang pengecer lainnya dijual
bahwa saluran ini hanya memiliki satu dengan harga Rp. 50.000/jepit ukuran
saluran pemasaran yaitu dari produsen 500 gram dan Rp.80.000/jepit ukuran
langsung ke konsumen. Harga dari 900 gram. Untuk lebih jelas tingkat harga
produsen ke konsumen berbeda-beda ikan cakalang dapat dilihat pada Tabel
sesuai dengan ukuran, ukuran 500 gram berikut.
Rp. 35.000/jepit ukuran 900 gram Rp. Tabel. Harga Ikan Cakalang Asap
70.000/jepit, jadi yang diterima produsen Ukuran
Tingkatan Harga (Jepit)
(gram)
sama dengan yang dibayarkan oleh 500 gram Rp. 35.000
konsumen akhir dan transportasi Produsen
900 gram Rp. 70.000
pemasaran ditanggung oleh produsen. Pedagang 500 gram Rp. 50.000
Pengecer 900 gram Rp.80.000
Sumber : Data Primer (2017)
2. Produsen=>Pedagang=>Pengecer
Konsumen
Rantai pemasaran 2 merupakan Ketersediaan Bahan Baku
rantai pemasaran sederhana. Produsen Ikan merupakan hal yang sangat
menjual produknya kepada pedagang penting untuk diperhatikan dalam
pengecer, sebanyak yang dibutuhkan ketersediaan bahan baku baik dari
kemudian pedagang pengecer tingkat kualitas, kesegaran, dan tekstur
menjualnya di tempat penjualan ikan dari ikan tersebut. Karena sifat ikan
cakalang asap dan pasar-pasar adalah mudah rusak jika ditahan lebih
tradisional. lama, maka pemilik usaha ikan cakalang
Pada saluran di atas ditemukan asap lebih teliti dalam memilih kualitas
bahwa saluran ini hanya mempunyai ikan yang akan diproduksi.
dua saluran pemasaran yaitu dari Ketersediaan bahan baku
produsen langsung ke konsumen dan diperoleh dari perusahaaan dan tempat
pelelangan ikan. Ketersediaan bahan

_______________________________________________________________________________________________________
631 Vol. 5 No. 9 (April 2017)
ISSN. 2337-4195
AKULTURASI
Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi
_______________________________________________________________________________________________________

baku ini sudah menjadi langganan setiap tangkap dan transhipment (alih Muatan)
pemilik usaha baik di perusahaan yaitu pemindahan ikan hasil tangkapan
maupun tempat pelelangan ikan. dari kapal penangkap ikan ke kapal
Ketersediaan bahan baku ini merupakan pengangkut ikan.
kunci dalam mencapai hasil yang Kendala ini membuat pemilik
diharapkan. Sampai saat ini kendala usaha sulit memproduksi ikan cakalang
yang dihadapi oleh pemilik usaha ikan asap, namun seiring dengan adanya
cakalang asap yaitu cukup sulit kerja sama dengan perusahaan-
mendapatkan bahan baku ikan cakalang perusahaan yang menjadi langganan
tersedia secara terus-menerus. Hal ini pemasok ikan, maka proses produksi
disebabkan dengan adanya kebijakan sudah berjalan seperti biasanya. Adapun
Kementrian Perikanan dan Kelautan penyediaan bahan baku berdasarkan
yang dituangkan dalam peraturan produksinya dapat dilihat pada Tabel
menteri No 56 tahun 2014 tentang berikut.
moratorium yaitu kebijakan penghentian
sementara perizinan usaha perikanan
Tabel. Penyediaan Bahan Baku Berdasarkan Produksi.

Jumlah Ketersediaan Bahan Harga Pembelian Jumlah Ikan yang Jumlah


responden Baku Ikan (Kg) Bahan Baku di proses (Ekor) Ukuran Produksi
(Jepit)
6 200 Rp.4.600.000 1200 2kg-5kg 2400
4 500 Rp.11.500.000 3000 2kg-5kg 6000
Sumber : Data Primer, 2017

Margin Pemasaran Mp=Pr-Pf


Margin adalah suatu istilah yang Keterangan :
digunakan untuk menyatakan perbedaan Mp = Margin Pemasaran
harga yang dibayar oleh pembeli terakhir Pr = Harga di tingkat konsumen
(Hanafiah dan Saefuddin, 1986). Dengan Pf = Harga di tingkat produsen/nelayan
kata lain margin pemasaran merupakan
selisih antara harga di tingkat konsumen Untuk lebih jelas margin pemasaran ikan
(Pr) dengan harga di tingkat produsen cakalang asap dapat dilihat pada Tabel
(Pf), dengan perhitungan sederhana berikut.
sebagai berikut (Tubagus, 2011).
Tabel. Margin Pemasaran

Harga di tingkat Persentase Margin


Ukuran Harga di tingkat
No Pedagang Margin Diterima Dibayar
(gram) Produsen
Pengecer Produesn konsumen
1. 500 gram Rp. 35.000 Rp. 50.000 Rp.15.000 42,8 % 30 %

2. 900 gram Rp. 70.000 Rp. 80.000 Rp.10.000 14,2 % 12,5 %


Sumber : Data Primer, 2017
Berdasarkan hasil analisis pada Rp. 15.000 dengan persentase yang
Tabel di atas, dapat dilihat bahwa margin diterima produsen yaitu 42,8 % dan yang
atau selisih harga dari ikan cakalang diterima konsumen yaitu 30 %, ukuran
asap dengan 500 gram di tingkat 900 gram di tingkat produsen dan
produsen dan pedagang pengecer yaitu pedagang pengecer yaitu Rp. 10.000,

_______________________________________________________________________________________________________
632 Vol. 5 No. 9 (April 2017)
ISSN. 2337-4195
AKULTURASI
Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi
_______________________________________________________________________________________________________

dengan persentase yang diterima 14,2%-60% yang diterima konsumen


produsen yaitu 14,2% dan yang diterima dan 12,5 %,-37,5%yang dibayar oleh
konsumen yaitu 12,5%. Diambil rata konsumen. Semakin besar ukuran
dengan ukuran 500 gram maka dihitung ikan makan semakin kecil margin
dalam keseluruhan margin pemasaran. Pada saluran satu
pemasarannya yaitu: semua usaha marginnya sama yaitu
= 0, karena produsen menjual
Tingkat Produsen : 35.000 × 2400 jepit × 12 = Rp.
1.008.000.000
langsung ke konsumen. Pada saluran
Tingkat Konsumen : 50.000 x 2400/jepit x 12 = Rp. ke dua berbeda karena dari
1.440.000.000 pedagang pengecer menjual harga
Selisih harga : 1.440.000.000-1.008.000.000 =
Rp. 432.000.000
yang lebih tinggi dari produsen.
Harga yang dijual produsen ke
Jadi selisih harga yang diterima oleh pedagang pengecer yaitu Rp.
produsen dengan hasil produksi 35.000/jepit sedangkan yang dijual
2400/jepit dan harga yang dibayar oleh pedagang pengecer ke konsumen
konsumen dengan hasil produksi yaitu Rp. 50.000/jepit
2400/jepit dalam 12 kali produksi/ bulan
maka dihasilkan biaya margin yaitu Rp. Saran
432.000.000. 1. Pengusaha ikan cakalang asap di
Kelurahan Girian Atas sebaiknya
memeberi harga sesuai dengan harga
KESIMPULAN DAN SARAN yang ada di pasar” tradisional, agar
Kesimpulan harga yang ada ditingkat produsen
sesuai dengan harga ditingkat
Dari hasil penelitian dapat pedagang pengecer.
disimpulkan 2. Bagi konsumen sebaiknya membeli
1. Usaha ikan cakalang asap di langsungke produsen supaya tidak
Kelurahan Girian Atas masih dalam membeli dengan harga yang tinggi.
tahap “ home industry ” atau industri
rumah tangga. Sistem manajemen DAFTAR PUSTAKA
yang digunakan masih tergolong
sederhana di mana usaha tersebut Boediono, 1999, Teori Pertumbuhan Ekonomi,
dipimpin langsung oleh pemilik usaha, Yogyakarta: BPFE. Deliarnov, 2003,
yang juga merencanakan segala Perkembangan Pemikiran Ekonomi, Jakarta:
kegiatan dalam usaha tersebut dan Crawford, I.M. 1997. Agricultural And Food Marketing
dibantu oleh 3 samapi 5 orang tenaga Manajemen. FAO Regional Office For Africa
kerja Dahoklory, G. 1992, Sistem Pengolahan
2. Saluran pemasaran yang ada di Sumberdaya Perikanan Tradisional Prosiding
Pengkajian Peluang Dan Tantangan Perikanan
Kelurahan Girian Atas hanya ada dua Kawasan Timur Indonesia, 18-20 Juni 1992.
saluran pemasaran yaitu yang
Dulay. 2014. Pengolahan Tradisional Pengasapan
pertama dari produsen langsung ke Ikan Cakalang (Katsuwonus pelamis). Makalah
konsumen akhir. Saluran kedua dari Pribadi Dasar Teknologi Hasil Perairan.
produsen ke pedagang pengecer Manajemen Sumberdaya Perairan. Universitas
Sumatrera Utara
kemudian ke konsumen akhir.
3. Margin pemasaran ikan cakalang Hamdi, A. S dan Bahruddin E., 2012. Metode
Penelitian Kuantitatif Aplikasi Dalam
asap yang ada di Kelurahan Girian Pendidikan. Deepublish Publisher. Jln Kalirung
atas memiliki selisi harga antara Yogyakarta

_______________________________________________________________________________________________________
633 Vol. 5 No. 9 (April 2017)
ISSN. 2337-4195
AKULTURASI
Available online :http://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/akulturasi
_______________________________________________________________________________________________________

Hamid. 2010. Metode Penelitian Kualitatif. Malang: Saanin ,H. 1984, Taksonomi dan Kunci Identifikasi
UMM Press Ikan. Bina Cipta, Jakarta.
Karyadi., R. Pranomo dan Sulistyowati. 2010.
Saputra, S.W, 2009. Dinamika populasi ikan berbasis
Anaalisis Finansial dan Pendapatan Usaha
Riset. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Pengasapan Ikan “Mina Asri” Rumah Tangga di
Semarang.
Kelurahan Tanjung Mas Kecamatan Semarang
Utara Kota Semarang. Sekolah Tinggi Ilmu Suboko, B. 2000. Industri Perikanan, Pengelolaan
PertanianFarming Semarang. Semarang. Sumber Daya Ikan Dalam Prespektif Global.
Makalah dalam seminar nasional perikanan,
Kotler P. 1993. Manajemen Pemasaran : Analisis
Himpunan Mahasiswa Perikanan Indonesia
Perencanaan dan Pengendalian. Jakarta.
Wilayah III di Semarang, 4 Mei 2000
Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi
Universitas Indonesia. Scribd, 2012. Margin Pemasaran. Http
://Www.Scribd.Com/Doc/17716119/Skripsi-
Limbong W. H, dan P.Sitorus. 1987. Pengantar
Sosialekonomi-Pertanian-Tajus-Sobirin-
Tataniaga Pertanian. Fakultas Pertanian.
AIC004047. Diakses Pada Tanggal 3 Februari
Institut Pertanian Bogor.
2017
Ganis, L.R 2013. Media Penyuluhan Perikanan.
Tubagus, W.S. 2011. Analisis Saluran Pemasaran
mediapenyuluhanperikanan.blogspot.com/2013
Kacang Goyang (Studi Kasus Di UD. Asli
/03/profil-poklashar-ustafu.html?m=1. diakses
Totabuan Kotamobagu). Skripsi Fakultas
pada tanggal 21 Maret 2017
Pertanian Unsrat Manado)
Mantjoro, E. 1981. Pengantar Metodologi Penelitian.
Umar, H. 2000, “Metode Penelitian Untuk Skripsi dan
Universitas Sam Ratulangi. Manado.
Tesis Bisnis”, Jakarta, Raja Grafindo Persada
Moeljanto. 1992. Pengawetan dan Pengolahan Hasil
Wibowo,1996.Komentar.Http://Pengasap[Anikan.Blogs
Perikanan. Penebar Swadaya. Jakarta.
pot.Co.Id/2012/11/Pengasapan-Ikan.Html
Nikijuluw, V.P.H. 2002. Rezim Pengelolaan
Yoga Sukmana, 2016. Data kementrian kelautan
Sumberdaya Perikanan, P3R. Jakarta.
perikanan Indonesia. http://data
Nitisemito, A.S.1984. Marketing.Ghalia Indonesia produksi.go.id/assets/uploads/03/-20116.pdf
Permatasari, R. A. 2001. Analisis Finansial Usaha Zulfa, V.I., 2010. Saluran Distribusi dan Fungsi
Pengolahan Produk Fish Nugget di Kecamatan Manajemen. Februari. http://dasar-
Cisolok Kabupaten Sukabumi Jawa Barat. dasarpemasaran-blog-blogspot.com. Diakses
Institut Pertanian Bogor. Pada tanggal 22 Maret 2017 pukul 23:24.
Saefuddin A.M, Hanafiah AM. 1986. Tataniaga Hasil
Perikanan. Jakarta : UI. Press.

_______________________________________________________________________________________________________
634 Vol. 5 No. 9 (April 2017)
ISSN. 2337-4195

You might also like