You are on page 1of 7
Volume 2 Nomor 3, Desember 2010 ISSN: 2085-6725 JURNAL ILMIAH PENDIDIKAN BIOLOGI BIOLOGI mney DITERBITKAN OLEH: JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA, BANDA ACEH RIEL) ACLS Sin Clipe Cond tenet AV FOBO eet Sabie Peon Sa ane Sn Oa Seer DAFTAR ISI Halaman, fata Pengantar PPaflar Si rsereere OTENS| ANTIBAKTERI BEBERAPA TUMBUHAN OBAT TRADISIONAL (ANTIBACTERIAL POTENTIAL OF SOME MEDICINAL PLANTS) ‘Risa Nursanty dan Zumaidar ANALISIS PERILAKU MASYARAKAT DI KAWASAN KONSERVASI_ CAGAR ALAM GUNUG SIBELA HALAIERA SELATAN PROVINSI MALUKU UTARA wwrneun 6 Ade Haerullah dan Said Hasan BRAINSTORMING SEBAGAI ALTERNATIF PENGEMBANGAN BERTIKIR- KREATIF DALAM PEMBELAJARAN SAINS BIOLOG! Astri Widowati KAJIAN TEMPAT PERINDUXAN NYAMUK AEDES DI KAWASAN KAMPUS DARUSSALAM BANDA ACE. 22 Widya Sari, Tjut Mariam Zanaria, Elita Agustina PENGARUH KOMARASCA (KOMPOS-ARANG AKTIF-ASAP CAIR) DARI HASIL PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK PADA PERTUMBUHAN TANAMAN GYNURA. PSEUDOCHNA (LOUR) DC... 27 Abdul Gani Haji PRODUKSI DAN PENGUKURAN AKTIVITAS PROTEASE DARI ISOLAT BAKTERI BKL-I DAN BKU-31 | Wivvit Artitea PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CHILDREN LEARNING IN SCIENCE ‘UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA KELAS IV SD MUHAMMADIYAH CONDONGCATUR PADA KONSEP BUMI DAN ALAM SEMESTA, Andi Ulfa Tenri Pada 40 IDENTIFIKASI MISKONSEPSI SISWA SMA PADA KONSEP FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKST. ‘M. Nazar KOEFISIEN PERTUMBUHAN DAN PANJANG INFINITY GELOINA EROSA DI KAWASAN EKOSISIEM MANGROVE PESISIR BARAT KABUPATEN ACEH BESAR.. M. Ali S ANALISIS VEGETASI PANTAI BARAT ACEH PASCA TSUNAML... Djufri tifikasi Miskonsepsi Siswa SMA Pada Konsep Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi ‘{entification of Senior Tligh School Students’ Misconceptions In Concept of Factors That Affect ‘Chemical Reaction Rate) Muhammad Nazar”, Sulastri”, Sri Winarni?, Rakhmi Fitriana” "Dosen Prodi Pendidikan Kimia Unsyieh Banda Aceh *)Mahasiswa Prodi Pendidikan Kimia Unsyiah Banda Aceh E-mail: mngzar.unsyiah@gmail.com Abstract isconception of senior high school students class XI in SMAN. ‘Lhokseumawe in learning concepl of factors that affect chemical reaction rate. The instrument used in ds research Was 20 multiple choice questions with reasons and equipped by CRI (Certainty of Response ) which is used to measure the degree of certainty of students’ answers, There were 38 students as dents in this research. The data shown that 13.16% of students held misconceptions relating to the ct of surface area on rates of reaction, 57,89% students held misconceptions relating to the effect of ‘catalyst on rates of reaction, 57.89% students held mniseonceptions relating to the effect of temperature on -zaics of reaction, However there none of students misunderstood about the effect of reactant concentration ‘This research aimed to identify snd pressure 10 chemical reaction rate and most of them undersiovd about the collision theory. Keywords: Misconception, Reaction rate, Diagnostic test, CRI PENDAHULUAN Kimia merupakan suatu bidang_ imu _pengetabuan yang menekankan pada penguasaan ‘Konsep. Dalam proses. pembeiajarim, konsep -merupakan bal yang perlu dipahami, dipelajaci ‘dan dikussai oleh siswa, Konsep kimia terbentuk dalam diri siswa secara berangsur-angsur melalui pengalaman dan inveraksi mercka dengan alam sekitarnya (Paridah, 2004) Di sckolsh, mata pelajaran Kinnia dianggap suit olsh schagian besarsiswa, ‘schingya banyak siswa Sekniah Menengah tas (SMA) yang tidak berhasil dalam belajar kimtia Enawati ct al (2004) mengstakan bahwa diantara para siswa SMA berkembang anggopan bawa ‘mata pelajaran MIPA teratama kimia merupakan mata pelajaran tersulit clan menjadi momo di Kalangan mereka, schingge tidak heran jika sebagion mereka tidek mencapai ketuntasin ‘min/mum dalam mais pelajaran kina Banyak fektor yang monyobebkan siswa tidak mencapsi ketuntasta minima yang ditentukan sekolah dalam belajar_kimia, iamtaranya yaitu kurangnya pémahaman konsep dan juga banysknya siswa yang mengalami ‘imiskonsepsi. Kurangnya pemahaman_ knsep tersebut terjadi Karena schayian besar konsep Kimia bersifat sbstrak, seperti konsep senrany atom, molekn!, orbital, kesetimbangan dan. laju Kean dan Middlecamp (1984) dalam Effendy (2002) mengatakan bakwa (1) sebagian hesar Konsep kimia bersilnt abstrak, (2) konsep-konsep kimia pada, umumnya_—-merepakan enyaderhanaan” dari Keadaan sebenamys. (analogi), (3) Konsep kimia bersifat berunutan, Sedangkin miskonsepsi dapat terjedi Sarena prakonsepsi yang salah (pemubaman atau konsep ‘yong dimiliki oleh siswa sebelum masuk kelas). Penelitien teutang miskonsepsi_ telah baiyyak dilakukan diantaranya miskonsepsi pade konseb moi (¥auchi, 2009), selanjutnye Winarni (2006) meneliti tentang kesalahan kensep gaya antermolckul. Beberapa peneliti juga telsh melekukon penelitian tentang zxiskonsepsi seperti (Sembiring, 2004) pada _konsep stoikiometr, selanjutya —kensep —_fhukum perbandingan tetap oleh Naraini (2003), Robi‘ah (2009) melaporken dari hasil penelitian yang dilakukan di SMA. 1 Malang menunjukkan bahwa hampir sefuruh siswe _-mengalami Kesalahan konsep pada konsep hukum gas. Penclitian Isin juga dilakukan oleh Al-Athiyyah (2008) pada konsep larutan asam basa dun “Abidix (2003) pada konsep lanutan Miskonsepst dalam pelajaran_kimia akan sengat fatal dikarensken konsep-konsep Kimia saling terkait antara sam dengan yung lainnya, schingga kesalahan konsep di awal pembelajaran akan berpengaruh kepada pelajaran Tanjutan, hal ini akan bermuara pada rexdahnya Kemampuan siswa can tidak tereapainya etuntesan belajar. Laju reaksi mnerapakan bagian dari onsep kimia yang bersifat abstrak, schingga sering membuat siswa kesulitan dalam memahami konscp ini. Hasil penelitien yang dilakukan oleh Sinaga (2006) menunjukkan bahwa hampir scteageh siswa mengalami esulitan dalam memahami konsep penigaruh Jkatalis dan subu terhadap laju reaksi METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMAN | Lhokseumawe Tahun Ajaran 2009/2010. Subjek penelitian adalah siswa Kelas XI IPA 1 yang herjumlsh 38 orang. Data miskonsepsi siswa diperoleh dari basil tes diagnostik, Instrumen ‘yang digunakan dalam penelitian ini yeitu berupa tes tenulis berbentuk pilihan ganda (multiple choice) dengan jumlsh piliban jaweban + bua Skor suul yang dijawab benar ~ | dan yang dlijawab salah = 0, Tes Diagnostik menggunakan model David Treagust et al (1985) yang dimodifikasi yaita berupa pilihan ganda beralasan, ‘Untuk membedakan jawaban yang berbentuk Multiple Choice antara siswa yang tidak tahu (lack of Inowledge) dengan siswa ‘yang miskonsepsi digunakan metode Certainty af Response Index (CR) dari Hasan et al (1999) Pada CRI ini siswa dimints untuk mengisi derajat kepastian (degree of certainty) mereka dengan memilih opsi skala 6 tingkatan dalam menseleksi dan memanfaatkan pengetahuan, onsep atau hukum untek menjawab soul, Opsi itu adaleh: (a) 1 untuk jawaban tebakan (totally guess answer), (b) 2 untuk jawaban_hampic menicbak (almost guess answer), (6) 3 untuk Jawabun yang raguerage (not sure), (d) 4 untuk jawaban yang yakin (sure), (e) 5 untuk jawaban yang hampir pasti (almost certain), (f) 6 untuk jawaban yang past (cer¢ain). Sebelum digunakan dalam penclitian, {instrument terlebih dahalu divalidasi dan di uj relisbilitasnya. Hasil validasimenunjukken babwa instrument valid dan dapat digunakan untuk keperluan penelitian, Uji reliabilites dilakukan pada kelas XI IPA 2 dan dihitung dengan ramus; 48 dari uji reliabilits instrumen diperoleh tingkat reliabilitas 0.4 dan berada dalam Kategori cukup relisbel sesuai dengan pernyataan Ariksunto (2006). HASIL DAN PEMBAHASAN Miskonsepsi yang dialami siswa pada materi laju reaksi memiliki persentase yang. bervariasi terhadap soal-soal yang diberikan Konsep-konsep yang diujikin pada materi laju reaksi terdiri dart enam konsep yang. melipuli konsep faktor-faktor yang mempengaruhi Iaju reaksi (luas permukaan, Konsentrasi, katalis, sub, tekenan) dan teori tumbukan, Sebagaimana dijelaskan pada BAB Ill , siswa mengalami miskonsepsi pada konsep ~pengaruh Tuas permukaan, suhu dan katalisterhadap laju reaksi, sedangkan pads konsep pengaruh konsentrasi dan tekunan teiladap laju reaksi serta tcori tumbukan, tidak ditemukan adanya miskonsepsi. Hal ini dikerenakan scbagian jawabaa alasan siswa meskipun salah, nilai CRI lebih kecil cari 1 dan pols jawaban yang tidak konsisten kesalahannya sehingga tidak dapat dikategorikan miskonsepsi Pengaruh Luas Permukaan ‘Terhadap Laju Reaksi Dari basil penelitian — diperolehy persentase siswa yang mengalaci miskoasepsi pada setiap Konsep. Konsep penguruly luas permukaan terhadap laju reaksi diuji dengan soa! nomor 1, 5, 12 dan 17, Jumlah siswa yang mengalainimiskonsepsi adalah 3 orang atay 13.16%. Tabel 1 menunjukkan persentase siswa ‘yang mengalami miskonsepsi pada pengaruh luas, ‘pemukaan terhadap laju reaksi. ‘Dan Tabel 1 dapat dilihat bshwa sebanyak 13,16% siswa mengalami miskonsepsi. Miskonsepsi yang terjadi adalah : zat yang memiliki ukuran partikel lebih kecil memiliki Juas permukaan sentuban yang lebih keet! dalam masa yang sama. Hal ini bertertangan dengan konsep yang benar dimana bahan kimia yang ‘memiliki ukuran lebih kecil memiliki luas peemukaan sentuban lebih hesar schingga reaksi lebih cepat berlnngsung (Goldberg, 2004), Balam memahami pengarih [nas permukaan terhadap layu reaksi, siswa mengira babwa bakin ‘yang, herbentuk se:buk memiliki Iuas perrmukaen Iebih kecil sehingga reaksi lebih cepat erlangsang, Tabel 1. Persentase konsistensi jowaban slasaa salah siswa pada pengaruh luas ‘perrmukaan terhadap laju reaksi iskonsepsi —HeBEMA CRTA-6 ee i Uses “Nomfod—— Shg Sioa Y 8. m1 lebih kecil, fentang pengeruh suhu terhadap Jaju_ reaksi digunakan soal nomor 2,8 dan 11. Jumlah siswa yang mengalami miskonsepsi adalah 22 orang ‘atau $7,89%, hal ini menunjukken tebihy dari selengah jumlsh siswa yang —-mengalami ‘miskonsepsi pads pengaruh suhu terhadap laju. feaksi ‘Tabel 2 menunjukkan perseatase siswa reaktan, Sebanyak 2.63% siswa beranggepan bahwa Kenaikan subu meyebabkon energi aktivasi menurun, dan sebanyak 55.26% siswa beranggapanpeningkatan suhu menyehabkan energi aktivasi meningkat sehingga reaksi lebilt cepat berlangstng Pengarub katalis terhadap laju reakst a Untuk mengukur miskonsepsi siswa pada pengaruh xatalis tethadap [aja reaksi digonakan soal nomor 4, 7, 14 dan 18, Juinlah siswa Yang mengalami :iskonsepsi adalah 22 orang atau 57.89%, hal ini menunjukkan lebih dari setengah jumlsh siswa yang mengalami miskousepsi pada pengaruh katalis terhadap laju teaksi. Tabel 43 memunjukken persentase siswa yang mengalami miskonsepsi berkcnaaa dengan penganih Katalis terhadap laju reaks Tabel 3, Persentase Konsistensi jawaban alasan salah siswa pada pengaruh katalis terhindap Iaju reaksi ‘yang mengalami miskonsepsi berkensan dengan ‘Alasan ppongarh shu terhadep lat reaksi Salah dengan CRI Juml Perse abel? _PersentaseKonsistensi jawaban -—-Miskonsepsi 4-6 ah ntase alasn saluh siswa pada pengarch Nomor Seal Siswa Sivwa subu_terbadap Inj reali 47 18 sae, Se Jum! Persen okkan CCD 35789 tite EEE” og ote eS eee NoworSoal_——Siswa Siswa—_Sesiva ia 2 2 if S aktivass fen eC Te Ket: CCU Pilikan jawaban awe aktivasi 1 menusun Berdaserkan abel 3 dapat aiihat Stier D cB F5a¢ ~ behwa sebanyak 37.89% siswa_mengalami cea a1 miskonsepsi berkenaan dengan pengaruh Katalis mieningkat tethadap Iaju reaksi, miskonsepsi yang terjadi FI SFRTT dale penambehan katalis dapat menaikkan Ket CDA daa DCD ~ Pilihan jawaban ssw Bordasickan Tabel 2 terlibat bahwa 57.89% siswa mengalarni miskensepsi berkensan dengen pengaruh suhu terhadap Iaja reaksi Miskousepsi yang terjadi adalah keraikan. shu ‘mempengaruhi energi aktivast reaktan. Padahal konsep yang benar adalah kenaikan subu dalam suata reaksi kimia dapat meningkatkan energi Kkinetile zat 2at yang bereaksi schinggn ceaksi lebih cepat herlangsung (Hfelmenstine, 2010). Scbagaimana dijeleskan ci atns hahwa siswa sering salab dalam memahami pengarult fawalis dan suku terhadap laju reakst temtama ‘mereka sering tertukar dalam memahami antura evergi Kinelit reaktan dan energiaktivasi energi uktivusi, Padahal konsep yang benat avalay penambahan katalis dapst_menurunkan cnergi aklivasi reaktan schingga lebih banyak seaktan yang bereaksi membentuk produk (Clark, 2002). Datu di atas senada dengan temuan (2006) dimane hampir sefengah deri siswa mengalami miskonsepsi pada onsep pengaruh katalis terhadap laju reaksi Dalam hal pengarth penambahan katalis ferhadap leju reaksi, sebagian besar siswa memahami bahwa penambahan katalis dapat menaikkan cnezgi aktivasi reaktan sehingge seaksi lebih cepat berlangsung Sinaga jumlah ‘Hasil Wawaneara Pada penelition ini selain tes tertulis terhadap siswa, juga dilakukan wawancara terbadap guru bidang studi kimia yang mengajar i kelas penclitian. Wewancara dilakukan untule melengkapi data penelitian dengan tujuan mengetahuipenyebsb miskonsepsi siswa pada ‘materi laj reakst ‘Dari hasil wawancara dipcroleh bahwa sebelum mengajar, gua menyusun silahus bersama-sama dengan guru-guru Iain dalam foram MGMP (Musyawarah guru mata pelajaran) Kimia dan gum merasa tidak ada ‘masalzh dalam menyusun silabus. Guru juga membuat rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebelum mengajar kousep laju reuksi Dalam fal'menyajar, guru henye menggunakan metode ceramah dan tanya jawab tanpa menggunakan media atau alat bantu dalam proses belajar mengajar. Guru beralasan karena elas yang diajarkan adalah Kelas unggul dimana siswanya merupakon siswa pilihan, Berikut petikan hasil wawancars dengan guni bidang studi kimia SIMPULAN dar hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan hahwa sebanyak 13.16% siswa kelas XL IPA | SMAN | Lhokseumawe mengalaii miskonsepsi pada konsep pengaruh Jugs permukaan teshadap Inju reeksi dengan mengangzap buhwa semakin besar ukuran pariikel maka semakin luas permukaan sentuban Sebanyak 57,89% siswe: meayalami miskonsepsi erkenaan dengan pengaruh suhu terhadap laju reaksi dengen menganggap Kensikn subu dapat mempengaruki energi aktivasi dan 57,89% siswa mengalami miskonsepsi berkenaan dengan pengaruh katalis terhadap Iajureaksi dimane siswa menganggsp peaambaken katalis dapat ‘menaikkan energi aktivasi reaktan, Untuk konsep aru konsentrasi terhedap laju reaksi an terhadap Iaju reaksi dan teori ‘dak ads siswa yang mengelami miskonsepsi, adapun hasil wawancara dengan guru tidak dapat _mengidentifikasi penyebab kesalahan konsep siswa, DAFTAR PUSTAKA Abidin, A, 2003, Analisis Miskonsepsi Siswa Kelas IT SMU Negri T Tanjung pura pada Konsep Larvtan Taluun ajaraa 2002/2003. 51 ‘Stripsi, Jurwsan Kimia, Universitas Negeri ‘Medan. Medan. Agestiani, D. 2007. Kajian Tentang Kesulitan Belajar Siswa Kelas XI IPA SMAN 7 Malang Dalam Meayclesaikan Soal-soal Taju Reaksi. Skipsi Jurusan Kimia, Universitas Negeri Malang. Malang. Al-Athiyyah, Z 2004, Kiektifitas Penggunaen ‘Model Konstruktivisme Untuk Mencegh Miskonsepsi Kimia Siswa SMU Pada Konsep Laruten Asam-Basa. Strips Jurusan Kimia, Universitas Negeri Medan, Arikunlo, $. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta Jakart Effendy, 2002, Upaya untuk Mengatasi Kesalahan Konsep dalam Pengajaran Kimia dengan Menggunakan Strategi Konflik Kognitif. wna! Media Komunikusi Kimia, No. 2, th 6. Enawati, E, Hairida dan Mulyani, 2004. Meningkatkan Pemahaman —Siswa Melalei Strategi Pets Konsep disertat Penulisan Jurnal dalam, Setting Pembelajaran Konsep Kimia Karbon yang Didaseri Korstruktivisme, Laporan penelitian. Universitas Tanjungpura. Pontianak. Faridah, 2004. Miskonsepsi dalam Topik Elekirolisi dikalamgan — Pelajar Tingkatan Empet Di Daerah ‘Tanah Merah, Kelantan, Tesi, Johor Bahru: Universiti teknologi Malaysia, Maleysia. Hasan, S., Bagaycko dan Kelley. 1999. Misconceptions and the Certainty of Response Index (CRI), Journal of Physics Education, 34 294. Nuraini. 2009. Tdentifikasi Konsep Sukar dan Kesslahan Konsep Hukum Perbandingan Tetap Siswa MAN 3 Malang. Skripsi Jurusan Kimi, FMIPA Universitas Negeri Malang. Malang. Robi'ah, A, 2009. Identifikasi Konsep Sukar dan maiskonsepsi hukum gas pada siswa SMA Negeri | Malang. Seripst. Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Malang, Negeri Malang. Sembiring . J, 2004. Miskonsepsi Siswa Tenteng Stoikiometri Pada Siswa Kelas Il SMUN-1 Berastagi T.A 2002/2003, Skripsi, Jurasan ‘Kimig, Universitas Negeri Medan, Medan, Sinaya, M.S. 2006. Analisis Kesulitan Siswa Dalam Memabami Matcri Sub Pokok Bahasan ——FoktorPaktor Yang ‘Mempengaruhi Taju Reaksi Yang Diolah Dengan Reduksi Didaktk. Strips Jurusan Kitnia, UPI. Bandung. ‘Treagust. D. F Gameut, P., dan Peterson, RF. 1986. Identification of Secondary Students’ Misconceptions of Covalent 52 Ponding and Suucture Concepts Using a Diagnustic Instrument, Research in Science Education, 6: 40-48. Vaudhi, F. 2009, Identifikasi Konsep Sukar dan Kesalahan Konsep Mol Pada Siswa SMA Negeri I Malang. Séripsi. Surusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang. Malang Winami, S, 2006. Koreksi Kesalahan Konsep Gaya-Gaya Antarmolekul (Intermolecular Forces) Dengan Menggumaken. Strategi Konflik Kognisif Pada Mahasiswa Kimia Universitas Islam Negeri (UIN) Malang. esis. Malang. Universitas Negeri ‘Malang. Malang.

You might also like