Professional Documents
Culture Documents
OLEH
Kelompok VIII
Prima Septika Dewi
05091003037
INDRALAYA
2011
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sanitasi pangan merupakan hal terpenting dari semua ilmu sanitasi karena
sedemikian banyak lingkungan kita yang baik secara langsung maupun tidak
langsung berhubungan dengan suplai makanan manusia. Hal ini sudah disadari sejak
awal sejarah kehidupan manusia dimana usaha-usaha pengawetan makanan telah
dilakukan seperti penggaraman, pengasinan, dan lain-lain. Sanitasi meliputi kegiatan-
kegiatan secara aseptik dalam persiapan, pengolahan dan pengkemasan produk
pangan; pembersihan dan sanitasi pabrik serta lingkungan pabrik dan kesehatan
pekerja. Kegiatan yang berhubungan dengan produk pangan meliputi pengawasan
mutu bahan mentah, penyimpanan bahan mentah, penyediaan air baik, pencegahan
kontaminasi pada semua tahap pengolahan dari berbagai sumber kontaminasi, serta
pengkemasan dan penggudangan produk akhir (Anonim, 2008).
Keamanan pangan bagi penjamin kesehatan masyarakat pada hakikatnya
merupakan tanggung jawab bersama, yaitu antara produsen pangan, pemerintah dan
konsumen. Menurut Ridawati dan Kurnia (2007), untuk dapat memproduksi pangan
yang aman, produsen senantiasa harus mematuhi semua peraturan perundangan-
undangan tentang pangan dan menerapkan sistem manajemen pangan yang
komprehensif di industri.
Bagi konsumen hendaknya segera menyadari bahwa banyak pengaruhpengaruh
negatif apabila mengonsumsi pangan atau makanan yang tidak aman. Anwar (2004)
menyatakan bahwa pangan yang tidak aman dapat menyebabkan penyakit yang
disebut foodborne disease. Dan penyakit ini masih sering terjadi diIndonesia. Hal ini
menurut Winarno (1993) disebabkan rendahnya tingkat pendidikan dan pendapatan
sebagian besar masyarakat Indonesia, sehingga kemampuan dan kesadaran mereka
sebagai konsumen masih sangat terbatas. Bagi sebagian besar dari mereka, kuantitas
makanan yang dikonsumsi masih lebih penting dari kualitasnya.
Sumber utama kontaminasi mikroorganisme adalah manusia. Kontaminasi yang
dilakukan oleh manusia dapat menyebabkan sakit dan juga keracunan. Beberapa
kontaminan yang dapat menyebabkan sakit maupun keracunan antara lain tanah,
bahan sisa pungutan hasil, benda-benda asing, bahan kimia dan mikroorganisme.
Mikroorganisme merupakan kontaminan yang paling diwaspadai. Kontaminan
adalah bahan asing selain bahan baku atau produk yang dikehendaki (Pambayun et
al., 2001).
B. Tujuan
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengolahan Pangan
Pangan merupakan salah satu kebutuhan pokok yang sangat penting dalam
kehidupan manusia. Pengolahan dan pengawetan bahan makanan memiliki interelasi
terhadap pemenuhan gizi masyarakat, maka Tidak mengherankan jika semua negara
baik negara maju maupun berkembang selalu berusaha untuk menyediakan suplai
pangan yang cukup, aman dan bergizi. Salah satunya dengan melakukan berbagai
cara pengolahan dan pengawetan pangan yang dapat memberikan perlindungan
terhadap bahan pangan yang akan dikonsumsi. Banyaknya kasus keracunan makanan
yang terjadi dimasyarakat saat ini mengindikasikan adanya kesalahan yang dilakukan
masyarakat ataupun makaan dalam mengolah dan mengawetkan bahan makanan
yang dikonsumsi.
Problematika mendasar pengolahan makanan yang dilakukan masyarakat
lebih disebabkan budaya pengelohan pangan yang kurang berorientasi terhadap nilai
gizi, serta keterbatasan pengetahuan sekaligus desakan ekonomi sehingga masalah
pemenuhan dan pengolahan bahan pangan terabaikan, Industri makanan sebagai
pelaku penyedia produk makanan seringkali melakukan tindakan yang tidak terpuji
dan hanya berorientasi profit oriented dalam menyediakan berbagai produk di pasar
sehinngga hal itu membuka peluang terjadinya penyalahgunaan bahan dalam
pengolahan bahan makanan untuk masyarakat diantaranya seperti kasus penggunaan
belpagai bahan tambahan makanan yang seharusnya tidak layak dikosumsi, kasus
yang paling menyeruak dikalangan masyarakat baru-baru ini ialah penggunaan
formalin dan borak dibeberapa produk makanan pokok masyarakat dengan bebrbagai
dalih untuk menambah rasa dan keawetan makana tanpa memperdulikan efek bahan
yang digunankan terhadap kesehatan masyarakat (Zai, 2009).
B. Ikan
Ikan adalah sumber makanan yang penting. Hewan air lain, seperti moluska
dan krustasea kadang dianggap pula sebagai ikan ketika digunakan sebagai sumber
makanan. Menangkap ikan untuk keperluan makan dalam jumlah kecil atau olah raga
sering disebut sebagai memancing. Hasil penangkapan ikan dunia setiap tahunnya
berjumlah sekitar 100 juta ton. Overfishing adalah sebuah istilah dalam bahasa
Inggris untuk menjelaskan penangkapan ikan secara berlebihan.
Ikan adalah komoditas yang berupa binatang air dan biota perairan lainnya,
yang berasal dari kegiatan penangkapan dilaut maupun diperairan umum (waduk,
sungai, rawa) dan hasil dari kegiatan budidaya (tambak, kolam, keramba, sawah)
yang dapat diolah menjadi bahan makanan yang lazim atau umum dikonsumsi
masyarakat (Baliwati, 2004).
Ikan adalah merupakan hewan air yang menjadi salah satu dari sekian banyak
bahan makanan yang dibutuhkan manusia, sebab di dalamnya terdapat bermacam
macam zat yang penting artinya bagi tubuh, antara lain zat putih telur, zat lemak, zat
kapur, vitamin A, vitamin B1 dan B2. Zat putih telur diperlukan guna menjelmakan
kekuatan. Zat lemak untuk bahan tenaga, zat kapur merupakan bahan penambah atau
pemelihara bagian-bagian badan manusia yang selain dari air. Namun yang paling
penting dari ikan adalah kandungan proteinnya (Anonim, 2006).
Ikan merupakan salah satu sumber protein hewani yang banyak dikonsumsi
masyarakat, mudah didapat, dan harganya murah. Namun ikan lebih cepat
mengalami pembusukan dibandingkan dengan bahan makanan lain. Bakteri dan
perubahan kimiawi pada ikan mati menyebabkan pembusukan. Mutu olahan ikan
sangat bergantung pada bahan mentahnya. Oleh sebab itu pengawetan ikan secara
tradisional bertujuan untuk mengurangi kadar air dalam tubuh ikan, sehingga tidak
memberikan kesempatan bagi bakteri untuk berkembang biak (Margono, 2003).
Bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah : 1) delapan ekor ikan air
tawar ukuran sedang, 2) air dan 3) plastik pengemas.
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah : 1) pisau, 2) waskom,
3) panci, 4) damparan dan 5) dandang.
C. Cara Kerja
Margono, Tri. Dkk. 2003. Buku Panduan Teknologi Pangan. Pusat Informasi Wanita
Dalam Pembangunan PDII-LIPI. Jakarta.