You are on page 1of 11
Pengantar Pameran! ilan temuan- Pengutamaan pameran ini adalah pada penampilan temuan yang diperoleh selama satu abad yang baru _ Khususnya yang mempunyai makna dalam mengubah penglihat a dan interpretasi mengenai masa lalu budaya dan lingkungan Indonesia, ataupun dalam menambah keluasan dan kedalaman Pengetahuan mengenainya, Temuan-tem: wan peninggalan a alu ini dapat dikelompokkan ke dalam tiga golongan besar, yaitu: 1. sisa-sisa kehidupan hayati masa lalu; 2. artefak tanpa tulisan; 3. artefak yang memuat tulisan, Masing-masing kelompok temuan itu dihadirkan dalam Pameran, dan Penempatannya disesuaikan deng. enam seksi yang dirancang untuk menampilkan tema “perkemp, gan kebudayaan” ini. Keenam seksi dengan Permasalah, Scjarah adalah sebagai berikut, ‘amanya "Tem. Indonesia, auan Satu Abad (1900-1999), Perjalanan Seiarah ig : eb; weve eal aan Arkeologi dan Perluasannya 63 ‘A. Manusia Purba dan Lingkungannya Pengetahuan kita mengenai manusia purba beserta ling- kungannya ini banyak bertambah selama satu abad yang silam ini berkat temuan-temuan baru yang dari waktu ke waktu muncul, dan berkat ketekunan para penelitinya untuk menyingkap berbagai informasi baru dari detail-detail kajiannya. Temuan-temuan itu didapatkan baik dengan cara penggalian ilmiah maupun secara tidak sengaja oleh awam. Sejumlah temuan fosil manusia purba telah memungkinkan para peneliti memberikan interpretasi mengenai perkembangan ciri-cirinya. Bahkan dalam masa satu abad yang lalu itu terjadi pula penafsiran ulang, yang membuat Pithecanthropus erectus berganti label menjadi Homo erectus. Juga pernah dipertanyakan (melalui diskusi mengenai detail-detail rongga mulut) apakah Pithe-canthropus dapat bertutur. Lingkungan hayati manusia purba berupa sesama makhluk, yaitu binatang- binatang serta tanam-tanaman, yang kadang-kadang dapat kita temukan fosilnya. Beberapa di antara sisa binatang purba dapat dipamerkan dalam kesempatan ini. Adapun lingkungan alam jamadinya adalah tanah, batuan, air, sumber-sumber panas, dan udara, yang pengetahuan mengenainya memerlukan berbagai analisis fisika yang pelik. Perhatian pokok dalam pameran ini adalah tingkat awal kehidupan manusia (melalui tataran purba yang belum sama dengan manusia sekarang yang disebut Homo Sapiens) ketika ia mulai menampilkan kebudayaannya, berawal dari ia sebagai pembuat alat-alat yang sederhana. B. Tata Masyarakat 7 Sejak tahap tertentu dalam masa prasejarah manusia telah dup dalam kelompok, yang kemudian semakin terkembang dan semakin rumit penataannya hingga membentuk masyara- - oni, dan Sejarah ja: Kajiat ‘Arkeologh, Sent, idonesia: Budaya Ine ongan terdiri dati aon aan a tt eis sial berdasat Diferensiasi s° _ ee ! (periksa situs aimee i galan-tinggalan yang memper- Gilman i «a ini menunjukkan fakta ada- ihatkan tata penguDura TT gka-kerangka dilihat dari “bekal aan a A manik-manik, dan lain- be ee ampinginya (emas, kubur” yang mend: - Jain). Munculnya data ee i -belum sekarang. Anal “ Sea menampilkan pengetahuan baru mengenat aden hak-hak istimewa yang dapat diberikan oleh raja kepada sea orang yang dianggapnya berjasa. Hak-hak istimewa itu menjadi penanda status, dan itu dapat berupa pemasangan komponen dan perlengkapan rumah tertentu, penanaman tanaman tertentu di halaman rumah, pemakaian busana tertentu, penyelenggaraan pertunjukan, dan lain-lain, yang semua itu dapat dilihat oleh publik. Pemimpin negara, atau raja sendiri diperlengkapi dengan sree yaitu perangkat penanda kebesaran yang terdiri dari acam benda. Anggota masyarakat pun diperbedakan atas tua-muda dan pria-wanita, yang sebagaimana halnya dengan: strata, pembedaannya juga dinyatakan melalui kai untuk masing-masing, Stain Kakdah bose sis atas data tertulis dari masa C. Teknologi dan Kesenian dan bahkan strata, i _Besi atau yang disebut — -situs Pasir Angin, | ni semua terjadi di dalam masa_| fragmen Peni aspekny dengan t itu pem yang me yang dit pada un tersamp: dalam se D. Tra Seju baik pad Kini, asal digunaka Pallava d; Pertama | Pallava p transfor, dikenal 7 Filipina Mengalar “Arkeologi dan Perluasannya 65 jimbah dari proses pembuatan suatu jenis benda. Kapak-kapak atu, misalnya, dapat dianalisis cara pembuatan maupun cara penggunaannya dari jejak-jejak pukulan yang ada padanya. Demikian juga benda-benda perunggu dapat memperlihatkan jejak-jejak pencetakan dan penuangannya. Namun, yang sangat menggairahkan bagi peneliti adalah temuan alat-alat pembuatan seperti bor pembuat gelang batu, wadah pelebur logam, serta fragmen-fragmen cetakan nekara perunggu. Pencapaian budaya di bidang kesenian dapat dilihat pada dua aspeknya, yaitu teknik dan konsep-konsep seni yang berkenaan dengan tujuan dan hakikat seni. Dalam hal yang disebut terakhir itu pemahaman kita sangat bergantung pada data tertulis yang mendampingi karya-karya nyata. Konsep mengenai rasa yang dibawa oleh peradaban Hindu dapat diuji kehadirannya pada ungkapan-ungkapan seni masa lalu yang masih dapat tersampaikan. melintasi waktu; juga pada transformasinya di dalam seni tradisi yang masih hidup hingga kini- D. Tradisi Tulisan Sejumlah sistem tulisan yang digunakan di Indonesia, baik pada masa silam maupun yang masih dikenal pada masa Kini, asalnya adalah dari luar Indonesia. Pada masa lalu pernah digunakan aksara Siddhamatrka dari India bagian utara dan aksara Pallava dari India bagian selatan. Penggunaan sistem aksara yang pertama hanya terbatas dalam ruang dan waktu, sedangkan aksara Pallava penggunaannya lebih luas, dan kemudian mengalami of 7 oo a menjadi aksara Nusantara Kuno (untuk Jawa m0 os oe sebagai aksara Jawa Kuno, yang mempunyai ‘saudara’ di mn ilipina dan pulau-pulau lain di Indonesia), yang pada gilirannya re) rat mengalami perkembangan menjadi aksara-aksara ‘daerah’ yang al io au” ST 66 aya Indonesia jan Ar} ologi, Semi in Sejarah onesia: Kaji “Arkeologi, 5 ;, dan Si Budaya I i ada masa yan; kita kenal hint a dewasa ini. D' samping itu, Pp di i gga dew’ ; ig ; i rsamaan kah- Jebih kemudian, i sistem tulisan Arab, yan untuk naskah: iors i askah-naskah ae menjadi tulisan Jawi, dan untuk n 7 a njadi aksara Pegon. Masa kolonial kemudian membawa . . + oe aa aksara Latin yang penggunaannya menjadi merata a erah jajahan Belanda, lebih-lebih dan dominan di seluruh dat setelah diselenggarakannya sistem persekolahan modern. E, Agama dan Kepercayaan Yang dimaksud dengan agama adalah suatu sistem yang berintikan pada kepercayaan akan kebenaran-kebenaran yang a disertai segala perangkat yang terintegrasi di dalamnya, meliputi tata peribadatan, tata peran para pelaku, dan tata ter sua dag Kal. Cin: perj baik mati daer: yang lands yang deng: agam: denga ‘ios Arkeologi dan Perluasannya 67 Ff. Perdagangan TJemuan-temuan dari masa prasejarah, dalam hal ini yang terbanyak dari masa perundagian, memungkinkan penarikan suatu inferensi bahwa pada masa tersebut telah terjadi per- dagangan jarak jauh. Temuan-temuan gerabah dari Sa-huynh, Kalanay, dan ‘Arikamedu, serta manik-manik dari India dan Cina, menunjukkan adanya aktivitas pertukaran barang melalui perjalanan laut yang cukup jauh. Sisa-sisa aktivitas perdagangan, paik lokal maupun antarbangsa, juga terlihat pada adanya temuan mata uang, baik lokal maupun asing. Hubungan-hubungan daerah-daerah tertentu di Indonesia dengan negeri-negeri lain yang jauh di masa prasejarah itulah kiranya yang memberikan landasan bagi peluang terjadinya interaksi kultural lebih intensif yang kemudian terjadi pada masa sejarah, khususnya dimulai dengan proses akulturasi yang terjadi menyertai pengambilan agama Hindu dan Buddha. Intensitas hubungan antarbangsa dengan pacuan perdagangan terjadi pula pada masa ‘Islam’ dan ‘kolonial’. @& Jemuan Bermakna : sepanjang Satu Abad Museum Nasional, Jakarta, bekerja sama dengan instanst- instansi pemerintah lain yang mengelola temuan-temuan arkeologi, yaitu Pusat Penelitian Arkeologi Nasional (beserta beberapa Balai Arkeologinya di daerah), Direktorat Permu- seuman (beserta beberapa Museum. Negeri di provinsi), serta Direktorat Perlindungan dan Pembinaan Peninggalan Sejarah dan Purbakala (beserta beberapa kantor Suaka Purbakala di daerah) menggelar pameran yang cukup unik: bukan didasarkan pada jenis atau golongan artefak tertentu, melainkan menampilkan segala macam artefak, tetapi harus memenuhi dua kriteria, yaitu: ditemukan dalam masa satu abad yang baru lalu (1900 - 1999), Se err eames aaa Indonesia, ataupun dalam emai aie es 7 " eluasan dan kedalaman pengetahuan mengenainya. Beberapa naskah penting dari koleksi Perpustakaan Nasional Indonesia juga ikut dipamerkan.! "Untuk majalah GATRA. Pameran “Temuan Satu Abad”. ad”, ksi Arkeologi dan Perluasannya 69 Jemuan-temuan yang terdiri dari sisa-sisa kehidupan hayati masa lalu maupun artefak-artefak buatan manusia itu, yang secara umum bertemakan “Perjalanan Sejarah Kebudayaan Indonesia”, dikelompokkan ke dalam enam subtema, yaitu (1) Manusia Purba dan Lingkungannya; (2) Tata Masyarakat; (3) Teknologi dan Kesenian; (4) Tradisi Tulisan; (5) Agama dan Kepercayaan; dan (6) Perdagangan. Mengenai Manusia Purba dan Lingkungannya dalam pameran ini ditampilkan temuan kerangka yang masih lekat ke tanah dan keseluruhannya diangkat dalam sebuah kotak, masing-masing dari Liang Bua (NTT) dan Song Keplek (Jawa). Contoh pertama memperlihatkan penguburan dengan melipat mayat. Juga ditampilkan gambar temuan nekara (bejana terbalik yang besar) perunggu dari Plawangan (pantai utara Jawa Tengah) yang di samping fungsi primernya sebagai alat bunyi-bunyian ternyata dipakai juga sebagai wadah jenazah. Pengetahuan kita mengenai manusia purba beserta lingkungannya ini banyak bertambah selama satu abad yang silam ini berkat temuan-temuan baru yang dari waktu ke waktu muncul, dan berkat ketekunan para penelitinya untuk menyingkap berbagai informasi baru dari detail-detail kajiannya. Temuan nekara-nekara perunggu, serta juga kapak-kapak perunggu, dari masa Perunggu-Besi/ Perundagian di zaman prasejarah telah membawa kita pada pengetahuan bahwa sejumlah motif hias yang tertera diatasnya masih dapat dijumpai padanannya sekarang pada motif-motif tenun dari berbagai daerah, seperti Batak, Flores, dan Toraja. Mengenai Tata Masyarakat ditampilkan antara lain foto temuan penting berupa himpunan situs yang luas di Gunung Penanggungan (Jawa Timur) yang menunjukkan bahwa di masa Perkembangan kerajaan-kerajaan di Jawa Timur itu terdapat Seni, dant Sejaral Buday mukim dan beraktivitasnya 1 airi tempat ve ok sosial yang khusus, ntersen + cyatu kelomp 4 owes gebagal Suatt "© ertikal maupun horizontal, ara agama jal, baik secar rn busara, a2 polapal ering all dinyatakan » antukkan khusus bagh kelompok angrertentu gape ah di Pasir Angin (awa Barat), n telah pula memperlihatkan i (pai), dan ee g menunjukkan fakta adanya ilihat dati ; ka-kerangka dill pembedaan status di antara Kerang "8 manik-manik, aad epakal bus” yangmendampinginya (EAS, Jain-lain). ; : n Di antara data Teknologi dan Kesenian yan dump dalam pameran adalah “korek ceplokan” (‘piston’ pemantikap dari Jawa, terbuat dari kayu. Juga sangat berharga bagi pema- haman teknologi masa lalu adalah temuan-temuan dari alat-alat pembuat barang, ataupun limbah dari proses pembuatan suattl jenis benda. Dalam hubungan ini ditampilkan wadah pelebut logam dari tanah bakar dan terak limbah yang ditemukan dalaf— penggalian arkeologi di Banten lama. Subtema Tradisi Tulisan menampilkan sejumlah prasasti da naskah, serta suatu skema perkembangan aksara, khususny# yang berasal dari sistem aksara Pallava. Sejumlah sistem tulisa yang digunakan di Indonesia, baik pada masa silam maupun yang masih dikenal di masa kini, asalnya adalah dari luar Indonesi . istem aksara Pallava penggunaannya cukup luas, kemudia? mengalami erke ; ita ken: Perkembangan menjadi all hit thi ngga dewasa ini. Pada Tasa yang lebih kemudi@? diadopsi pe Melayu me! menjadi akc menampilk dan bahasa Raja NagaP' membolebk Menge! antara lain baru dari B arca Cibuay dan Campé contoh arca pada dikens dengan kebe Mahayana ’ Surocolo (J masa Prase; konsep mer Temua: Tone Kal Jawa q Sy Usus, ntal, “Pola Mpok ‘arat), atkan danya t dari k, dan pilkan ik api) pema- lat-alat 1 suatu elebut 1 dalam asti dan ususny@ : tulisa yun yan’ donesi® smudia® 5 (untuk ydara’ di jira? ah’ yan® opudi? Arkeologi dan Perluasannya n diadopsi pula sistem tulisan Arab, yang untuk naskah-naskah Melayu menjadi tulisan Jawi, dan untuk naskah-naskah Jawa menjadi aksara Pegon. Pada bagian tradisi tulis ini pameran menampilkan antara lain surat Sisingamangaraja dalam aksara dan bahasa Batak, juga dua prasasti lempengan perak dari Raja Nagapatnam (India) dalam bahasa Tamil dan Telegu yang membolehkan VOC membuat kantor dagang di negerinya. Mengenai Agama dan Kepercayaan pameran menampilkan antara lain arca-arca masa Hindu-Buddha seperti temuan ter- baru dari Bangka yang memperlihatkan kesatuan gaya dengan arca Cibuaya (Jawa Barat) dan arca-arca dari Khmer (Kamboja) dan Campa (Vietnam Selatan). Ditampilkan pula beberapa contoh arca-arca kecil perunggu dari Nganjuk yang menunjuk pada dikenal dan digunakannya mandala (representasi kosmos dengan kebenaran tertinggi sebagai pusatnya) dari agama Buddha Mahayana Tantra. Kelompok arca serupa ditemukan juga di Surocolo (Jawa Tengah) dan Ponorogo. Evidensi penguburan masa prasejarah pun ditampilkan untuk menunjukkan adanya konsep mengenai kehidupan sesudah mati. Temuan-temuan pada subtema Perdagangan antara lain menampilkan sejumlah mata uang, baik asing (Cina) maupun lokal (awa, Aceh, Gowa, Banjar), alat-alat timbangan, serta sejumlah komoditas yang menunjukkan dilaksanakannya per- dagangan jarak jauh di Indonesia sejak masa prasejarah, Temuan- temuan porselin Cina, gerabah dari daratan Asia Tenggara dan Arikamedu (India Selatan), serta manik-manik dari India dan Cina, menunjukkan hal itu. Hubungan-hubungan daerah-daerah tertentu di Indonesia dengan negeri-negeri lain yang jauh di ™asa prasejarah itulah kiranya yang memberikan landasan bagi peluang terjadinya interaksi kultural lebih intensif yang

You might also like