You are on page 1of 9

PERSPEKTIP PROVIDER TERHADAP MANAJEMEN ALAT KESEHATAN

DI RUMAH SAKIT

Tri Juni Angkasawatil, Wahyu Dwi ~stuti',Andryansyah ~ r i f i n '

1
Puslitbang Sistem clan Kebijakan Kesehatan

Abstract. m e Decree of Minister of Health of the Republic of Indonesia number 004 year
2003 on Policy and Strategy of Decentralization in Health Sector, states that one of the
strategic targets is effort to organize the health management in the decentralization era.
One key step is to develop maintenance subsystem and to optimally utilize medical
equipment. In order to support this effort, we have conducted a study of providers'
perspectives in the hospital on medical equipments.
This study was an exploration research which located in public hospitals in East Java
and Central Java Province. Respondents of this study were 53 personnel of hospitals that
have task in Planning unit, Programming and Budgeting unit, Medical Record unit,
operator of each equipment, i.e. CT scan, X-ray, USG and Auto analyzer, as well as
personnel in maintenance installation unit. Data were analyzed descriptively.
Results showed that planningprocess of the medical equipment had not conducted by a
feasibility study. Utilization of medical equipments was hand over to each installation
unit. There weren't planning of maintenance cost for the medical equipments. Tarrff
determination based on districts or provincial health oflces ' regulation or compares to
its competitors ' tarzffs.
It was suggested to conduct the medical equipments need assessment using TAIL
(Technology Assessment Iterative Loop) method, i.e. analysis burden of illness,
community effectiveness and eflciency of utilization of the medical equipment,
monitoring and reassessment medical equipment that had utilized.

Key word: providers 'perspectives, management, the medical equipments.

PENDAHULUAN atan sarana dan alat kesehatan. Dalam


Kurang efisiennya penggunaan dan langkah kunci 28 Kepmenkes tersebut di
pemeliharaan sarana dan peralatan ke- atas dinyatakan bahwa keberhasilan pe-
sehatan antara lain diakibatkan karena nyelenggaraan pelayanan kesehatan di
h a n g dilakukannya perencanaan penga- rumah sakit atau fasilitas pelayanan dapat
daan peralatan dan pemeliharaanya. Dalam tercapai bila tersedia biaya operasional dan
Kepmenkes No. 004 tahun 2003 tentang pemeliharaan sarana dan alat kesehatan
Kebijakan dan Strategi Desentralisasi yang memadai. Untuk itu harus disusun
Bidang Kesehatan disebutkan salah satu petun.uk teknis dan Standard Operational
tujuan strategis adalah upaya penataan Procedure (SOP) tentang pemeliharaan
manajemen kesehatan di era desentralisasi. dan optimalisasi pemanfaatan sarana
Salah satu langkah kunci dalam tujuan rumah sakit dan alat kesehatan ('I.
tersebut adalah mengembangkan subsistem Di Indonesia kecenderungan peng-
pemeliharaan dan optimalisasi pemanfa- gunaan sarana dan alat kesehatan di rumah
Perspektif Provider Terhadap .....(Tri Juni at. al)

sakit meningkat pesat. Hal ini disebabkan tehnisi pelaksana pemeliharaan preventif
oleh beberapa faktor, antara lain karena serta belum tersosialisasinya kebijakan dan
provider ingin memberikan pelayanan prosedur IP2M (Instalasi Pemeliharaan
prima (kualitas, merata dan terjangkau) Peralatan Medis) yang ada (3).
yang secara tidak langsung menjadi daya Hasil penelitian studi utilisasi alat
tarik konsumen. Dari pihak konsumen sen-
kedokteran canggih di RS Syaiful Anwar
diri terdapat tuntutan untuk mendapatkan Malang Jawa Timur, menemukan 3,33%
pelayanan yan memuaskan dengan mutu alat yang rusak sebelum dimanfaatkan. Hal
yang tinggi (2? Perkembangan teknologi tersebut disebabkan karena penyimpanan
yang pesat, terutama perkembangan sarana yang tidak layak (suhu kamar tidak ter-
dan alat kesehatan, mengakibatkan kondisi dengan suhu alat) dan tidak dilaku-
meningkatnya biaya investasi yang harus
kan pemeliharaan rutin. Perencanaan yang
dikeluarkan oleh rumah sakit untuk meme- tidak berdasarkan kebutuhan menyebabkan
nuhi tuntutan konsumen dan peningkatan
tidak terpakainya alat yang sudah dibeli.
mutu pelayanan. Klinisi tidak tahu keberadaan sehingga
Peningkatan pemanfaatan sarana tidak pernah menggunakannya. Tidak ada-
dan alat kesehatan memberikan dampak nya tenaga yang terlatih serta tidak adanya
pada segi pembiayaan yang menjadi beban anggaran operasional juga menjadi pe-
rumah sakit dan konsumen. Pembiayaan nyebab tidak terpakainya alat yang sudah
tersebut meliputi pembiayaan untuk peme- ada. Meskipun 90% dari peralatan yang
liharaan dan operasional yang tidak sedikit. diteliti mempunyai SOP, namun 60% dari
Untuk itu diperlukan pertimbangan peralatan tersebut mengalami kerusakan.
efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan Penyebab kerusakan antara lain tidak ter-
sarana dan alat kesehatan agar biaya yang deteksinya kerusakan dini, tidak tersedia-
ditanggung rumah sakit serta biaya yang nya suku cadang, tidak adanya pemelihara-
dikenakan kepada konsumen tidak terlalu an rutin serta tehnisi yang kurang mengua-
membebani. sai peralatan dan tidak d i l a k s a n b y a
Hasil studi Sistem Pemeliharan internal dan external quality control (4).
Peralatan Kedokteran di Rumah Sakit, Dalam rangka mendukung pelak-
menyebutkan pengelolaan dan kegiatan sanaan Kepmenkes 004 tahun 2003, perlu
pemeliharaan peralatan medik di RSAB dilakukan suatu kajian untuk mengetahui
Harapan Kita masih terbatas pada peme- persepsi provider di rumah sakit tentang
liharaan korektif, sedangkan pemeliharaan manajemen alat kesehatan.
preventif dan fungsi manajemen teknologi
masih sebatas konsep (3). Pada pelaksanaan
CARA
sistem manajemen teknologi peralatan
medik terdapat kesenjangan pada kesesuai- Penelitian ini merupakan penelitian
an mutu di instalasi pemeliharaan peralatan eksplorasi. Lokasi penelitian di Jawa
medik sebesar 47% (standar dari Komite Timur dilakukan di RSU dr. Soetomo
Akreditasi Rumah Sakit dan Sarana Ke- Surabaya (RS Propinsi dan Pendidikan),
sehatan lainnya atau KARS adalah > 75%), RSUD dr. Iskak Tulungagung (setara tipe
kurangnya peralatan kerja, kurangnya B) dan Badan Rumah Sakit Daerah Pacitan
standar operasional peralatan, kurangnya (setara tipe C). Sedangkan di Jawa Tengah
persediaan suku cadang, kurangnya standar dilakukan di RSU dr. Karyadi Semarang
pemeliharaan peralatan, belum terlatihnya (RS propinsi dan Pendidikan), RSU dr.
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 36, No. 4,2008:168 - 176

Margono Purwokerto (RS setara tipe B Keperawatan (Akper). Sedangkan pen-


pendidikan), RSUD Tidar Magelang didikan S1 terdiri dari dokter umurn,
(setara tipe C) dan RSUD dr. M. Ashari dokter gigi, sarjana teknik elektro, fisika
Pemalang (setara tipe C). medik, kesehatan masyarakat, adrninistrasi
negara dan sarjana sosial politik. Respon-
Penelitian dilakukan selama 9
den dengan pendidikan adrninistrasi negara
bulan mulai bulan April sampai Desember
dan sosial politik umumnya bekerja di
2005.
jajaran manajemen rumah sakit. Diwawan-
Jurnlah responden dalam penelitian cara juga beberapa responden berpen-
ini sebanyak 53 orang, dipilih secara pur- didikan SMA sederajat yang rnendapat
posif yang terdiri dari petugas di unit pe- pelatihan di bidangnya masing-masing, S2
rencanaan, program dan anggaran, operator kesehatan masyarakat dan spesialis radio-
masing-masing alat yaitu CT Scan, X Ray, logi.
USG dan Autoanalyzer, petugas unit Insta-
lasi Pemeliharaatl Sarana Rumah Sakit Perspektif provider rumah sakit
(IPSRS), serta petugas bagian medical Perspektif yang dirnaksud di sini
record. adalah pendapat responden tentang mana-
Variabel yang diteliti adalah pers- jemen alat kesehatan di rumah sakit yang
pektif provider rumah sakit tentang mana- meliputi: a) Proses pengadaan peralatan; b)
jemen alat kesehatan yang berkaitan Proses pertanggungiawaban penggunaan
dengan perencanaan, pengadaan, peme- peralatan; c) Proses pemeliharaan peralatan
liharaan dan penentuan tarif peralatan di termasuk biaya pemeliharaan; d) Proses
rumah sakit. penentuan tarif tindakan dengan peralatan;
Pengumpulan data dilakukan e) Proses penanganan pasien bila terjadi
dengan wawancara mendalam pada res- klairn akibat kesalahan penggunaan per-
alatan.
ponden yang terpilih, dengan maksud
untuk menggali perspektif petugas tentang Pendapat tentang proses pengadaan
manajemen alat kesehatan di rumah sakit. peralatan
Analisis data dilakukan secara deskriptif.
Pengadaan peralatan dilakukan atas
dasar perrnintaan dari bagian fungsional
HASIL PENELITIAN atau pengguna peralatan, atas dasar : a)
Untuk melihat proses perencanaan, jumlah pasien yang dirujuk ke rumah sakit
pengadaan, pemeliharaan dan penentuan lain akibat ketidakmampuan peralatan
tarif alat kesehatan dan sarana penunjang- yang ada; b) jumlah tenaga yang tersedia
nya telah dilakukan wawancara mendalam baik dari kemampuan maupun kapasitas; c)
dengan petugas kesehatan bagian peren- tempat (fasilitas gedung). Namun demikian
Canaan, instalasi pemeliharaan sarana, belum dilakukan studi kelayakan ke-
radiologi dan laboratorium rumah sakit. butuhan peralatan sebelumnya. Permintaan
Karakteristik responden pengguna tersebut langsung ditujukan ke
Direktur Rumah Sakit. Untuk menindak-
Pendidikan responden terdiri dari lanjuti pemintaan tersebut dilakukan rapat
Diploma 3 kesehatan yang meliputi paripurna rumah sakit dan dilakukan
Akademi Tehnik Elektro Medik (ATEM), ranking prioritas terhadap tren penyakit di
Akademi Penata Rontgen (APRO), Aka- wilayah rumah sakit dan rumah sakit
demi Analis Medis (AAM) dan Akademi kompetitor. Selanjutnya Direktur
Perspektif Provider Terhadap .....(Tri Juni at. al)

menerbitkan swat keputusan untuk Panitia penjual, kemudahan mendapatkan suku


Pengadaan dan Penerima peralatan cadang dan harga alat. Tim pengadaan
sebagaimana perundang-undangan yang melakukan studi banding ke rumah sakit
berlaku. lain dan mencari informasi harga sebenar-
Responden lain menuturkan bahwa nya ke Dinas Kesehatan Propinsi. Namun
usulan pengadaan alat kesehatan dan dalam proses pengadaan tersebut pengguna
sarana penunjangnya disampaikan oleh tidak dilibatkan, pengguna hanya terlibat
pengguna (dalam hal ini Minisi dari pada saat penyerahan peralatan. Tidak ada
masing-masing unit pelaksana hgsional pertimbangan pengadaan berdasarkan
atau instalasi) ke Direktur, lalu dilanjutkan kapasitas alat, bahkan utilisasi alat tidak
ke Wadir penunjang medik. Untuk diperhatikan.
pengadaan alat kesehatan baru, usulan Paparan lain mengatakan usulan
dilanjutkan ke bagian logistik dan diterus- pengadaan alat kesehatan bermula dari
kan ke Panitia Pengadaan dan Lelang usulan bagian atau unit pengguna alat ter-
(PPL). Sedangkai untuk kebutuhan sarana sebut, selanjutnya usulan tersebut
penunjang peralatan, pemeliharaan dan disampaikan ke bagian perencanaan. Ada 3
perbaikan diteruskan ke bagian penunjang cara usulan yang dapat dilaksanakan, yaitu
atau Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah : 1) Pengadaan berdasarkan APBN, di
Sakit (IPSRS). Permintaan atau usulan mana usulan tiap bagian disampaikan
pengadaan alat belum berdasarkan analisis kepada Direktur, tembusan ke bagian pe-
kebutuhan karena jadwal perrnintaan untuk rencanaan. Usulan disampaikan ke Bupati
usulan alat dari Pemda seringkali men- untuk mendapatkan rekomendasi,
dadak dan waktunya terbatas sehingga kemudian disampaikan ke Dinas Kese-
kesulitan dalam melakukan prioritas hatan Propinsi, dan selanjutnya diusulkan
pengadaan alat kesehatan dan sarana ke Departemen Kesehatan; 2) Pengadaan
penunjangnya. berdasarkan APBD, untuk mendapatkan
Penuturan lain mengatakan setiap dana dari anggaran Pemda, 3) Pengadaan
pertengahan tahun (bulan Juli) rumah sakit dengan dana rumah sakit untuk alat kese-
menyebarkan kuesioner yang isinya usulan hatan dengan nominal rendah.
peralatan yang diperlukan di setiap Usulan yang ada sampai saat se-
ruangan. Usulan tersebut selanjutnya oleh karang belum berdasarkan proposal mau-
setiap bagian dikembalikan namun tidak pun pendukung data yang ada. Usulan ter-
disertai proposal analisis kebutuhan sebut didasarkan atas makin meningkatnya
maupun spesifikasi alat. Dari usulan ter- strata rumah sakit (dari rumah sakit C
sebut rumah sakit mengadakan rapat menjadi Badan Usaha/kelas B) dan tingkat
paripurna untuk menentukan tingkat prio- kebutuhan dari pengguna, artinya banyak-
ritas. Setelah itu semua usulan tersebut nya pasien yang dirujuk ke rumah sakit
dikompilasi oleh bagian pengadaan. tipe lebih tinggi.
Bagian pengadaan di sini ditentukan ber- Responden lain bertutur, dalam
dasarkan Swat Keputusan (SK) Direktur
perencanaan alat, kepala Unit Pelaksana
Rumah Sakit. Bagian perlgadaan selanjut-
Fungsional (UPF) membuat proposal.
nya menyusun spesifkasi peralatan dengan Dalam proposal dicantumkan jenis alat
memperhatikan: kualitas alat, otorisasi yang dirninta beserta spesifikasi alat,
penyalur, layanan puma jual, pelatihan dengan mempertimbangkan: a) kapasitas
tenaga (operator dan teknisi), bengkel
pemeriksaan; b) kemudahan mendapatkan
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 36, No. 4,2008:168 - 176

suku cadang bila mengalami kerusakan; kan penggantian anggota tim tersebut
c) kemampuannya untuk menggunakan setiap tahun.
reagen dari berbagai pabrik (selain pem- Ada pendapat yang menyatakan
buat alat tersebut), serta distributor lain bahwa setelah dilakukan uji coba dm uji
dan d) pemeliharaan yang mudah dan fungsi, alat kesehatan langsung diserahkan
murah. ke pengguna tanpa ada inventarisasi ter-
Analisis kebutuhan berdasarkan lebih dahulu.
jumlah penyakit dan jumlah pemeriksaan Responden lain berpendapat setelah
yang dibutuhkan belum pernah dilakukan, alat kesehatan datang, diterima oleh bagian
sehingga perencanaan tersebut hanya ber- logistik, yang kemudian diserahkan ke
dasarkan perkiraan kebutuhan yang dilaku- UPF yang bersangkutan. Sebelum meng-
kan oleh pihak Unit Pelaksana Fungsional operasionalkan alat akan dilakukan pelati-
(UPF). han penggunaan alat oleh pihak distributor
Pendapat tentang proses pertanggung- terlebih dahulu. Persiapan sarana penun-
jawaban dan penggunaan peralatan jang, baik ruangan maupun listrik dilaku-
kan oleh IPSRS.
Responden mengatakan panitia pe-
ngadaan mempunyai tugas sebagai tim Pendapat tentang proses pemeliharaan
pengadaan, setelah itu panitia menyerah- peralatan termasuk biaya pemeliharaan.
kan barang hasil pengadaan tersebut Responden berpendapat selama
kepada panitia penerima yang antara lain peralatan dalam masa garansi maka IPSRS
terdiri dari bagian perlengkapan. Setelah tidak melakukan pemeliharaan, namun
dilakukan pemeriksaan atas kelaikan bilamana peralatan sudah putus kontrak
barang, panitia penerirna menyerahkannya pemeliharaan dengan suplier maka IPSRS
ke bagian perlengkapan dan didata ulang melakukan kegiatan pemeliharaan.
serta diperiksa oleh Instalasi Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan secara terjadwal,
Sarana Rurnah Sakit (IPSRS). Selanjutnya karena setiap peralatan yang dikategorikan
alat tersebut diserahkan ke pengguna. canggih dipelihara oleh satu orang teknisi
Sesuai dengan SK Direktur, maka penang- yang berpengalaman dm mempunyai ke-
gung jawab peralatan - setelah diserahkan mampuan di bidang alat tersebut (teknisi
ke pengguna - adalah si pengguna alat ter- dari IPSRS menangani peralatan yang
sebut, setelah melalui biro perlengkapan dikategorikan canggih). Perkiraan biaya
dan IPSRS. Pengguna menerima peralatan pemeliharaan dilakukan oleh bagian IPSRS
dengan terlebih dahulu melakukan uji coba dengan persetujuan pengguna; ini didasar-
dan uji fungsi. kan atas keluhan pengguna atau prioritas
Pendapat lain mengatakan setelah penggunaan alat dan jumlah pasien yang
selesai proses pengadaan, maka tirn pene- memerlukan peralatan (urutan urgensi
rima dan pemeriksa peralatan membuat alat).
berita acara penyerahan ke bagian inven- Jadwal pemeliharaan secara rutin
tarisasi peralatan dan selanjutnya diserah- belum ada. Biaya pemeliharaan peralatan
kan ke bagian yang mengusulkan per- disusun oleh tenaga IPSRS secara ke-
alatan. Semua ini belum tertulis sebagai seluruhan, bukan biaya untuk masing-
prosedur tapi dilakukan secara rutin dan di- masing alat. Estimasi biaya setiap tahun
tetapkan berdasarkan SK Direktur. Dilaku- bertambah 10 % dari tahun sebelurnnya.
Perspektif Provider Terhadap .....(Tri Juni at. al)

Responden lain menambahkan pen- rumah sakit lain yang mampu menangani
dapat bahwa dalam pengajuan biaya peme- (biasanya ke rurnah sakit tipe lebih tinggi)
liharaan untuk tahun ke depan tidak ada atau ke pihak ke tiga (swasta). Sedang
pertimbangan kondisi alat dan utilisasi, perencanaan biaya pemeliharaan dilakukan
hanya berdasar kira-kira, koordinasi antara oleh bagian perencanaan atas dasar usulan
pengguna dan IPSRS belum optimal. Peng- dari pengguna, tanpa dukungan data teknis
guna diharapkan membuat berita acara dari IPSRS. Hal ini dilakukan karena
untuk kerusakan alat, meliputi jenis keterbatasan kemarnpuan sumber daya dan
kerusakannya, kapan rusaknya dan oleh tenaga IPSRS.
siapa kerusakan terjadi waktu operasional
Pernyataan tentang proses penentuan
alat, sehingga dapat dipakai untuk dasar
tarif tindakan dari peralatan
pertimbangan biaya clan jadwal peme-
liharaan alat. Namun demikian tetap diada- Responden menyatakan per-
kan pertemuan untuk memberi masukan hitungan tarif dihitung berdasarkan usulan
dalam pengajuan perencanaan pemelihara- perhitungan tarif dari pengguna, dengan
an alat. memperhitungkan biaya operasional yaitu
penggunaan bahan habis pakai, listrik,
Dana pemeliharaan diserahkan ke bahan kimia. Sedang nilai investasi dan
IPSRS, namun tidak ada data yang jelas
biaya investasi alat tidak diperhitungkan.
dari pengguna (utilisasi, jadwal peme- Namun dernikian perhitungan tersebut
liharaan, bahdreagen untuk operasional
hanya sebatas kemampuan UPF, selanjut-
alat dan kapasitas alat) sehingga efisiensi
nya diolah oleh tim tarif rumah sakit
tidak diketahui secara pasti. Kalau ada per-
kemudian dipakai sebagai acuan tarif yang
mintaan perbaikan langsung ke IPSRS,
ditetapkan oleh Peraturan Daerah (Perda).
petugas akan melihat kerusakannya. Bila
Komponen tarif yang diusulkan termasuk
kerusakan kecil dan bisa ditangani maka
jasa sarana dan jasa pelayanan. Terdapat
akan segera ditangani, namun bila memer-
usulan tarif yang tidak melalui Perda tapi
lukan perbaikan besar maka akan diajukan
atas dasar kebijakan Direktur, yaitu tarif
ke panitia pengadaan barang dan jasa (rata-
pemeriksaan kedokteran nuklir, hal ini
rata umpan balk 3 bulan). Karena umpan
dilakukan berdasar harga isotop dan peng-
balik yang lama maka alat tidak bisa
gunaannya saat itu. Isotop yang telah di-
difhgsikan, pasien dirujuk ke institusi
buka hams memperhitungkan jumlah
Kerjasama Operasional (KSO) yaitu rumah
pasien yang akan dilayani dan waktu
sakit atau laboratorium klinik swasta yang
tergabung dalam kerjasama operasional P&Y~-
khusus untuk alat-alat penunjang Responden lainnya mengatakan
kesehatan. Ada juga yang meminta jasa ke bahwa untuk menentukan tarif mereka
pihak ke tiga karena ketidakmampuan mencari informasi tarif rumah sakit kom-
secara teknis untuk perbaikan alat atau petitor atau laboratorium swasta lain yang
suku cadang alat tidak ada. Tidak ada menyediakan pelayanan yang sarna,
rujukan pengetahuan dari pihak ke 3 untuk dengan kecenderungan menetapkan tarif
IPSRS. yang lebih murah dari kompetitor. Peng-
hitungan biaya satuan (unit cost) belum
Masukan lain menyatakan proses
pernah dilakukan dengan pertimbangan
pemeliharaan untuk peralatan sederhana
jasa medis telah terpenuhi tanpa memper-
dilakukan oleh IPSRS, sedang untuk
timbangkan biaya sarana penunjang alat
peralatan canggih diru..uk ke bagian IPSRS
(listrik, reagen, air dsb). Kalau ada ke-
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 36, No. 4,2008:168 - 176

rusakdpemeliharaan maka men.adi tang- melakukan satu bagian assessmen metode


gung jawab IPSRS, padahal biaya TAIL hasilnya dapat dipakai untuk
pemeliharaan tidak ada dalam komponen melakukan analisis manajemen alat ke-
tarif. sehatan mulai dari perencanaan, pengada-
an, pemeliharaan, pemakaian dan pene-
Pernyataan tentang proses penanganan
tapan tarifhya.
pasien bila terjadi keluhan akibat ke-
salahan penggunaan peralatan. Metode ini dapat juga dipakai se-
bagai identifikasi kebutuhan optimal akan
Keluhan yang ada disarankan untuk
alat kesehatan di rumah sakit. Tujuan iden-
dirnasukkan ke kotak saran yang tersedia,
tifikasi kebutuhan optimal dari permda-
untuk selanjutnya komite medik rumah
atan dan pemeliharaan yang meliputi
sakit akan menanggapi isi keluhan tersebut
perencanaan dan alokasi pembiayaan, ratio
setelah dilakukan klarifkasi dan konfir-
utilisasi dan kapasitas alat serta indikasi
masi dengan UPF yang bersangkutan.
penggunaan berdasarkan diagnosa dan
Responden lain menyatakan bahwa kasus terbanyak adalah untuk melihat efi-
nunah sakit menyediakan layanan telpon siensi dan efektifitas alat.
yang bisa dihubungi untuk mengungkap-
Bila hal ini dianalisis maka akan
kan keluhan yang aka. diteruskan ke
Direktur untuk ditindaklanjuti dan dapat menjawab salah satu siklus dalam
diselesaikan secara musyawarah dengan TAIL yaitu analisis beban kesakitan untuk
mengetahui efektifitas dan efisiensi peng-
pasien atau keluarganya.
gunaan alat kesehatan.
Masukan lain mengatakan belum
Hasil studi ini akan bisa dipakai
pernah ada keluhan akibat penggunaan
untuk perencanaan pengadaan maupun
peralatan. Keluhan yang terjadi hanya
perencanaan pembiayaan pemanfaatan dan
karena kesalahpahaman antara petugas dan
pasien. Namun bilamana ada keluhan maka pemeliharaan maupun untuk mengiden-
tifikasi kerusakan lebih awal. Hasil analisis
akan ditindaklanjuti oleh tim yang me-
nyelesaikan pengaduan secara prosedural. data sekunder menunjukkan terjadinya
peningkatan pemdaatan alat kesehatan
setiap tahun, namun ha1 ini tidak bisa
PEMBAHASAN diasumsikan bahwa penggunaannya sudah
sesuai dengan indikasi penggunaannya.
Salah satu cara untuk melakukan
asessmen terhadap teknologi kesehatan Usulan alat kesehatan di beberapa
adalah dengan menggunakan metode TAIL rumah sakit belum berdasarkan proposal
(Technology Assessment Iterative Loop). maupun pendukung data yang ada,
TAIL merupakan asessmen yang ber- sehingga sering alat kesehatan yang
kelanjutan dan membentuk suatu lingkaran didapatkan tidak sesuai dengan kebutuhan.
yang meliputi kajian kebijakan, analisis Beberapa rumah sakit masih belum me-
beban kesakitan yang berkaitan dengan nyusun prioritas untuk memenuhi kebutu-
pemanfaatan alat kesehatan, efektifitas dan han dan menjamin ketersediaan alat kese-
efisiensi penggunaan alat yang dikaitkan hatan dan sarana penunjangnya yang ber-
dengan indikasi penggunaan, utilisasi, dan kualitas, aman dan bermanfaat sesuai
kapasitas alat serta biaya-biaya, baik yang dengan kebutuhan.
dikeluarkan oleh pemerintah maupun yang Dalam proses pengambilan ke-
ditanggung oleh masyarakat. Dengan putusan investasi alat kedokteran baru dan
Perspektif Provider Terhadap .....(Tri Juni at. al)

mahal harus memperhatikan tiga kategori, satuan biayat yang dilakukan selama ini
yaitu: kebutuhan untuk mencapai misi tidak mempertimbangkan biaya inventaris.
manajemen dan Rurnah Sakit, kelayakan Disarankan untuk perencanaan
ekonorni, dan penerimaan dari dokter, pengadaan alat kesehatan perlu dilakukan
tenaga kesehatan lainnya dan masyarakat suatu analisis kebutuhan baik dari pasien
(5)
maupun klinisi, dengan melibatkan seluruh
Hasil penelitian lain menunjukkan komponen rumah sakit. Perlu adanya
bahwa permintaan (demand) penggunaan perencanaan pemeliharaan peralatan baik
alat kesehatan adalah true demand yaitu dari segi teknis maupun anggaran agar
perrnintaan yang diciptakan oleh provider dapat berfungsi secara efektif.
di rumah sakit. Namun demikian seharus- Perlu dilakukan assessmen alat
nya permintaan tersebut perlu didukung kesehatan dengan menggunakan metode
oleh data kemampuan membayar dari TAIL (Technology Assessment Iterative
pasien (5). Loop) yang meliputi kajian kebijakan,
Pemeliharaan preventif bertujuan analisis beban kesakitan, efektifitas dari
guna menghindari atau memperkecil sisi masyarakat, efisiensi penggunaan alat,
kemunglunan terjadinya kerusakan. sintesis dan implementasi alat serta moni-
Sedangkan pemeliharaan korektif adalah toring dan reassessmen alat kesehatan yang
kegiatan pemeliharaan yang bersifat sudah dipakai.
perbaikan terhadap peralatan yang meng-
alami kerusakan dengan atau tanpa peng-
gantian suku cadang. Pemeliharaan korek- UCAPAN TERIMA KASIH
tif dilakukan untuk mengembalikan kon- Ucapan terima kasih yang sebesar-
disi peralatan yang rusak ke kondisi siap besarnya kami sampaikan kepada Direktur
operasional dan laik pakai untuk dapat di- beserta para staf RSUD dr. Soetomo
fungsikan dengan baik (6. *).
77
Surabaya, RSUD dr. Iskak Tulungagung,
Hasil penelitian menunjukkan Badan Rumah Sakit Daerah Pacitan, RSU
bahwa sebagian besar rumah sakit pada dr. Karyadi Semarang, RSU dr. Margono
penelitian ini belum membuat perencanaan Purwokerto, RSUD Tidar Magelang dan
pemeliharaan preventif. RSUD dr. M. Ashari Pemalang. Atas
bantuan dan kerjasamanya maka penelitian
Kesimpulan dari penelitian ini
ini dapat berjalan dan terselesaikan dengan
bahwa pengadaan peralatan belum dilaku-
lancar. Karni sampaikan pula terirna kasih
kan melalui studi kelayakan kebutuhan
kepada semua anggota tim peneliti yang
alat. Pertanggungjawaban dan penggunaan
telah bekerja sama dan liekerja keras
alat kesehatan diserahkan kepada peng-
sehingga penelitian ini dapat diselesaikan
guna masing-masing alat. Untuk proses pe-
dengan baik.
meliharaan dilakukan bila terjadi ke-
rusakan alat, karena sebagian besar tidak
merencanakan penganggaran biaya peme- DAFTAR RUJUKAN
liharaan untuk tiap-tiap alat, sedangkan
perbaikan kerusakan alat sebagian besar 1. Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan No.
004/MENKES/SK/I/2003. Tentang Kebijakan
dilakukan oleh pihak ketiga. Penentuan dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan.
tarif berdasarkan Perda clan membanding- 2003.
kan dengan tarif kompetitor. penghitung&
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 36, No. 4,2008:168 - 176

2. Tugijono. Kebijakan dan Program Departemen 5. Puspitawati B. Penilaian keputusan investasi


Kesehatan dalam Pengelolaan Peralatan Ke- alat kedokteran mahal di Rumah Sakit. (Tin-
sehatan Rumah Sakit Indonesia Makalah jauan dari aspek ekonomi di Rumah Sakit Adi
disampaikan pada Munas IV IKATEMI, Husada). Tesis. Program Pasca Sarjana Uni-
tanggal 4 Maret 2004. versitas Airlangga Surabaya. 1997.
3. Suparjo. Sistem Pemeliharaan Peralatan Ke- 6. Depkes RI. Pedoman Pemeliharaan Ultra-
dokteran Di Rumah Sakit. Makalah disampai- sonograf (USG). Dyen Yanmedik. Direktorat
kan pada Seminar Nasional Teknologi Alat Sarana dan Peralatan Medik. 2002.
Kesehatan. Gedung Pusdiklat DepKes R.I.
Jakarta. 2004. 7. Depkes RI. Pedoman Pemeliharaan Pesawat X-
ray Diagnostik Dyen Yanmedik.Direktorat
4. Angkasawati TJ, Rachmawati T. Studi Utilisasi Instalasi Medik. 2002.
Peralatan Kedokteran Canggih di Rumah Sakit
Umum Syaiful Anwar, Malang Jawa Timur. 8. Depkes RI. Petunjuk Pemeriksaan Dan Peng-
Buletin Penelitian Kesehatan 2003. Vol. 31 ujian Peralatan Kesehatan. Dirjen Yanmedik.
No. 2. Direktorat Instalasi Medik. 2002.

You might also like