Professional Documents
Culture Documents
DI RUMAH SAKIT
1
Puslitbang Sistem clan Kebijakan Kesehatan
Abstract. m e Decree of Minister of Health of the Republic of Indonesia number 004 year
2003 on Policy and Strategy of Decentralization in Health Sector, states that one of the
strategic targets is effort to organize the health management in the decentralization era.
One key step is to develop maintenance subsystem and to optimally utilize medical
equipment. In order to support this effort, we have conducted a study of providers'
perspectives in the hospital on medical equipments.
This study was an exploration research which located in public hospitals in East Java
and Central Java Province. Respondents of this study were 53 personnel of hospitals that
have task in Planning unit, Programming and Budgeting unit, Medical Record unit,
operator of each equipment, i.e. CT scan, X-ray, USG and Auto analyzer, as well as
personnel in maintenance installation unit. Data were analyzed descriptively.
Results showed that planningprocess of the medical equipment had not conducted by a
feasibility study. Utilization of medical equipments was hand over to each installation
unit. There weren't planning of maintenance cost for the medical equipments. Tarrff
determination based on districts or provincial health oflces ' regulation or compares to
its competitors ' tarzffs.
It was suggested to conduct the medical equipments need assessment using TAIL
(Technology Assessment Iterative Loop) method, i.e. analysis burden of illness,
community effectiveness and eflciency of utilization of the medical equipment,
monitoring and reassessment medical equipment that had utilized.
sakit meningkat pesat. Hal ini disebabkan tehnisi pelaksana pemeliharaan preventif
oleh beberapa faktor, antara lain karena serta belum tersosialisasinya kebijakan dan
provider ingin memberikan pelayanan prosedur IP2M (Instalasi Pemeliharaan
prima (kualitas, merata dan terjangkau) Peralatan Medis) yang ada (3).
yang secara tidak langsung menjadi daya Hasil penelitian studi utilisasi alat
tarik konsumen. Dari pihak konsumen sen-
kedokteran canggih di RS Syaiful Anwar
diri terdapat tuntutan untuk mendapatkan Malang Jawa Timur, menemukan 3,33%
pelayanan yan memuaskan dengan mutu alat yang rusak sebelum dimanfaatkan. Hal
yang tinggi (2? Perkembangan teknologi tersebut disebabkan karena penyimpanan
yang pesat, terutama perkembangan sarana yang tidak layak (suhu kamar tidak ter-
dan alat kesehatan, mengakibatkan kondisi dengan suhu alat) dan tidak dilaku-
meningkatnya biaya investasi yang harus
kan pemeliharaan rutin. Perencanaan yang
dikeluarkan oleh rumah sakit untuk meme- tidak berdasarkan kebutuhan menyebabkan
nuhi tuntutan konsumen dan peningkatan
tidak terpakainya alat yang sudah dibeli.
mutu pelayanan. Klinisi tidak tahu keberadaan sehingga
Peningkatan pemanfaatan sarana tidak pernah menggunakannya. Tidak ada-
dan alat kesehatan memberikan dampak nya tenaga yang terlatih serta tidak adanya
pada segi pembiayaan yang menjadi beban anggaran operasional juga menjadi pe-
rumah sakit dan konsumen. Pembiayaan nyebab tidak terpakainya alat yang sudah
tersebut meliputi pembiayaan untuk peme- ada. Meskipun 90% dari peralatan yang
liharaan dan operasional yang tidak sedikit. diteliti mempunyai SOP, namun 60% dari
Untuk itu diperlukan pertimbangan peralatan tersebut mengalami kerusakan.
efisiensi dan efektifitas dalam pengelolaan Penyebab kerusakan antara lain tidak ter-
sarana dan alat kesehatan agar biaya yang deteksinya kerusakan dini, tidak tersedia-
ditanggung rumah sakit serta biaya yang nya suku cadang, tidak adanya pemelihara-
dikenakan kepada konsumen tidak terlalu an rutin serta tehnisi yang kurang mengua-
membebani. sai peralatan dan tidak d i l a k s a n b y a
Hasil studi Sistem Pemeliharan internal dan external quality control (4).
Peralatan Kedokteran di Rumah Sakit, Dalam rangka mendukung pelak-
menyebutkan pengelolaan dan kegiatan sanaan Kepmenkes 004 tahun 2003, perlu
pemeliharaan peralatan medik di RSAB dilakukan suatu kajian untuk mengetahui
Harapan Kita masih terbatas pada peme- persepsi provider di rumah sakit tentang
liharaan korektif, sedangkan pemeliharaan manajemen alat kesehatan.
preventif dan fungsi manajemen teknologi
masih sebatas konsep (3). Pada pelaksanaan
CARA
sistem manajemen teknologi peralatan
medik terdapat kesenjangan pada kesesuai- Penelitian ini merupakan penelitian
an mutu di instalasi pemeliharaan peralatan eksplorasi. Lokasi penelitian di Jawa
medik sebesar 47% (standar dari Komite Timur dilakukan di RSU dr. Soetomo
Akreditasi Rumah Sakit dan Sarana Ke- Surabaya (RS Propinsi dan Pendidikan),
sehatan lainnya atau KARS adalah > 75%), RSUD dr. Iskak Tulungagung (setara tipe
kurangnya peralatan kerja, kurangnya B) dan Badan Rumah Sakit Daerah Pacitan
standar operasional peralatan, kurangnya (setara tipe C). Sedangkan di Jawa Tengah
persediaan suku cadang, kurangnya standar dilakukan di RSU dr. Karyadi Semarang
pemeliharaan peralatan, belum terlatihnya (RS propinsi dan Pendidikan), RSU dr.
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 36, No. 4,2008:168 - 176
suku cadang bila mengalami kerusakan; kan penggantian anggota tim tersebut
c) kemampuannya untuk menggunakan setiap tahun.
reagen dari berbagai pabrik (selain pem- Ada pendapat yang menyatakan
buat alat tersebut), serta distributor lain bahwa setelah dilakukan uji coba dm uji
dan d) pemeliharaan yang mudah dan fungsi, alat kesehatan langsung diserahkan
murah. ke pengguna tanpa ada inventarisasi ter-
Analisis kebutuhan berdasarkan lebih dahulu.
jumlah penyakit dan jumlah pemeriksaan Responden lain berpendapat setelah
yang dibutuhkan belum pernah dilakukan, alat kesehatan datang, diterima oleh bagian
sehingga perencanaan tersebut hanya ber- logistik, yang kemudian diserahkan ke
dasarkan perkiraan kebutuhan yang dilaku- UPF yang bersangkutan. Sebelum meng-
kan oleh pihak Unit Pelaksana Fungsional operasionalkan alat akan dilakukan pelati-
(UPF). han penggunaan alat oleh pihak distributor
Pendapat tentang proses pertanggung- terlebih dahulu. Persiapan sarana penun-
jawaban dan penggunaan peralatan jang, baik ruangan maupun listrik dilaku-
kan oleh IPSRS.
Responden mengatakan panitia pe-
ngadaan mempunyai tugas sebagai tim Pendapat tentang proses pemeliharaan
pengadaan, setelah itu panitia menyerah- peralatan termasuk biaya pemeliharaan.
kan barang hasil pengadaan tersebut Responden berpendapat selama
kepada panitia penerima yang antara lain peralatan dalam masa garansi maka IPSRS
terdiri dari bagian perlengkapan. Setelah tidak melakukan pemeliharaan, namun
dilakukan pemeriksaan atas kelaikan bilamana peralatan sudah putus kontrak
barang, panitia penerirna menyerahkannya pemeliharaan dengan suplier maka IPSRS
ke bagian perlengkapan dan didata ulang melakukan kegiatan pemeliharaan.
serta diperiksa oleh Instalasi Pemeliharaan Pemeliharaan dilakukan secara terjadwal,
Sarana Rurnah Sakit (IPSRS). Selanjutnya karena setiap peralatan yang dikategorikan
alat tersebut diserahkan ke pengguna. canggih dipelihara oleh satu orang teknisi
Sesuai dengan SK Direktur, maka penang- yang berpengalaman dm mempunyai ke-
gung jawab peralatan - setelah diserahkan mampuan di bidang alat tersebut (teknisi
ke pengguna - adalah si pengguna alat ter- dari IPSRS menangani peralatan yang
sebut, setelah melalui biro perlengkapan dikategorikan canggih). Perkiraan biaya
dan IPSRS. Pengguna menerima peralatan pemeliharaan dilakukan oleh bagian IPSRS
dengan terlebih dahulu melakukan uji coba dengan persetujuan pengguna; ini didasar-
dan uji fungsi. kan atas keluhan pengguna atau prioritas
Pendapat lain mengatakan setelah penggunaan alat dan jumlah pasien yang
selesai proses pengadaan, maka tirn pene- memerlukan peralatan (urutan urgensi
rima dan pemeriksa peralatan membuat alat).
berita acara penyerahan ke bagian inven- Jadwal pemeliharaan secara rutin
tarisasi peralatan dan selanjutnya diserah- belum ada. Biaya pemeliharaan peralatan
kan ke bagian yang mengusulkan per- disusun oleh tenaga IPSRS secara ke-
alatan. Semua ini belum tertulis sebagai seluruhan, bukan biaya untuk masing-
prosedur tapi dilakukan secara rutin dan di- masing alat. Estimasi biaya setiap tahun
tetapkan berdasarkan SK Direktur. Dilaku- bertambah 10 % dari tahun sebelurnnya.
Perspektif Provider Terhadap .....(Tri Juni at. al)
Responden lain menambahkan pen- rumah sakit lain yang mampu menangani
dapat bahwa dalam pengajuan biaya peme- (biasanya ke rurnah sakit tipe lebih tinggi)
liharaan untuk tahun ke depan tidak ada atau ke pihak ke tiga (swasta). Sedang
pertimbangan kondisi alat dan utilisasi, perencanaan biaya pemeliharaan dilakukan
hanya berdasar kira-kira, koordinasi antara oleh bagian perencanaan atas dasar usulan
pengguna dan IPSRS belum optimal. Peng- dari pengguna, tanpa dukungan data teknis
guna diharapkan membuat berita acara dari IPSRS. Hal ini dilakukan karena
untuk kerusakan alat, meliputi jenis keterbatasan kemarnpuan sumber daya dan
kerusakannya, kapan rusaknya dan oleh tenaga IPSRS.
siapa kerusakan terjadi waktu operasional
Pernyataan tentang proses penentuan
alat, sehingga dapat dipakai untuk dasar
tarif tindakan dari peralatan
pertimbangan biaya clan jadwal peme-
liharaan alat. Namun demikian tetap diada- Responden menyatakan per-
kan pertemuan untuk memberi masukan hitungan tarif dihitung berdasarkan usulan
dalam pengajuan perencanaan pemelihara- perhitungan tarif dari pengguna, dengan
an alat. memperhitungkan biaya operasional yaitu
penggunaan bahan habis pakai, listrik,
Dana pemeliharaan diserahkan ke bahan kimia. Sedang nilai investasi dan
IPSRS, namun tidak ada data yang jelas
biaya investasi alat tidak diperhitungkan.
dari pengguna (utilisasi, jadwal peme- Namun dernikian perhitungan tersebut
liharaan, bahdreagen untuk operasional
hanya sebatas kemampuan UPF, selanjut-
alat dan kapasitas alat) sehingga efisiensi
nya diolah oleh tim tarif rumah sakit
tidak diketahui secara pasti. Kalau ada per-
kemudian dipakai sebagai acuan tarif yang
mintaan perbaikan langsung ke IPSRS,
ditetapkan oleh Peraturan Daerah (Perda).
petugas akan melihat kerusakannya. Bila
Komponen tarif yang diusulkan termasuk
kerusakan kecil dan bisa ditangani maka
jasa sarana dan jasa pelayanan. Terdapat
akan segera ditangani, namun bila memer-
usulan tarif yang tidak melalui Perda tapi
lukan perbaikan besar maka akan diajukan
atas dasar kebijakan Direktur, yaitu tarif
ke panitia pengadaan barang dan jasa (rata-
pemeriksaan kedokteran nuklir, hal ini
rata umpan balk 3 bulan). Karena umpan
dilakukan berdasar harga isotop dan peng-
balik yang lama maka alat tidak bisa
gunaannya saat itu. Isotop yang telah di-
difhgsikan, pasien dirujuk ke institusi
buka hams memperhitungkan jumlah
Kerjasama Operasional (KSO) yaitu rumah
pasien yang akan dilayani dan waktu
sakit atau laboratorium klinik swasta yang
tergabung dalam kerjasama operasional P&Y~-
khusus untuk alat-alat penunjang Responden lainnya mengatakan
kesehatan. Ada juga yang meminta jasa ke bahwa untuk menentukan tarif mereka
pihak ke tiga karena ketidakmampuan mencari informasi tarif rumah sakit kom-
secara teknis untuk perbaikan alat atau petitor atau laboratorium swasta lain yang
suku cadang alat tidak ada. Tidak ada menyediakan pelayanan yang sarna,
rujukan pengetahuan dari pihak ke 3 untuk dengan kecenderungan menetapkan tarif
IPSRS. yang lebih murah dari kompetitor. Peng-
hitungan biaya satuan (unit cost) belum
Masukan lain menyatakan proses
pernah dilakukan dengan pertimbangan
pemeliharaan untuk peralatan sederhana
jasa medis telah terpenuhi tanpa memper-
dilakukan oleh IPSRS, sedang untuk
timbangkan biaya sarana penunjang alat
peralatan canggih diru..uk ke bagian IPSRS
(listrik, reagen, air dsb). Kalau ada ke-
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 36, No. 4,2008:168 - 176
mahal harus memperhatikan tiga kategori, satuan biayat yang dilakukan selama ini
yaitu: kebutuhan untuk mencapai misi tidak mempertimbangkan biaya inventaris.
manajemen dan Rurnah Sakit, kelayakan Disarankan untuk perencanaan
ekonorni, dan penerimaan dari dokter, pengadaan alat kesehatan perlu dilakukan
tenaga kesehatan lainnya dan masyarakat suatu analisis kebutuhan baik dari pasien
(5)
maupun klinisi, dengan melibatkan seluruh
Hasil penelitian lain menunjukkan komponen rumah sakit. Perlu adanya
bahwa permintaan (demand) penggunaan perencanaan pemeliharaan peralatan baik
alat kesehatan adalah true demand yaitu dari segi teknis maupun anggaran agar
perrnintaan yang diciptakan oleh provider dapat berfungsi secara efektif.
di rumah sakit. Namun demikian seharus- Perlu dilakukan assessmen alat
nya permintaan tersebut perlu didukung kesehatan dengan menggunakan metode
oleh data kemampuan membayar dari TAIL (Technology Assessment Iterative
pasien (5). Loop) yang meliputi kajian kebijakan,
Pemeliharaan preventif bertujuan analisis beban kesakitan, efektifitas dari
guna menghindari atau memperkecil sisi masyarakat, efisiensi penggunaan alat,
kemunglunan terjadinya kerusakan. sintesis dan implementasi alat serta moni-
Sedangkan pemeliharaan korektif adalah toring dan reassessmen alat kesehatan yang
kegiatan pemeliharaan yang bersifat sudah dipakai.
perbaikan terhadap peralatan yang meng-
alami kerusakan dengan atau tanpa peng-
gantian suku cadang. Pemeliharaan korek- UCAPAN TERIMA KASIH
tif dilakukan untuk mengembalikan kon- Ucapan terima kasih yang sebesar-
disi peralatan yang rusak ke kondisi siap besarnya kami sampaikan kepada Direktur
operasional dan laik pakai untuk dapat di- beserta para staf RSUD dr. Soetomo
fungsikan dengan baik (6. *).
77
Surabaya, RSUD dr. Iskak Tulungagung,
Hasil penelitian menunjukkan Badan Rumah Sakit Daerah Pacitan, RSU
bahwa sebagian besar rumah sakit pada dr. Karyadi Semarang, RSU dr. Margono
penelitian ini belum membuat perencanaan Purwokerto, RSUD Tidar Magelang dan
pemeliharaan preventif. RSUD dr. M. Ashari Pemalang. Atas
bantuan dan kerjasamanya maka penelitian
Kesimpulan dari penelitian ini
ini dapat berjalan dan terselesaikan dengan
bahwa pengadaan peralatan belum dilaku-
lancar. Karni sampaikan pula terirna kasih
kan melalui studi kelayakan kebutuhan
kepada semua anggota tim peneliti yang
alat. Pertanggungjawaban dan penggunaan
telah bekerja sama dan liekerja keras
alat kesehatan diserahkan kepada peng-
sehingga penelitian ini dapat diselesaikan
guna masing-masing alat. Untuk proses pe-
dengan baik.
meliharaan dilakukan bila terjadi ke-
rusakan alat, karena sebagian besar tidak
merencanakan penganggaran biaya peme- DAFTAR RUJUKAN
liharaan untuk tiap-tiap alat, sedangkan
perbaikan kerusakan alat sebagian besar 1. Depkes RI. Keputusan Menteri Kesehatan No.
004/MENKES/SK/I/2003. Tentang Kebijakan
dilakukan oleh pihak ketiga. Penentuan dan Strategi Desentralisasi Bidang Kesehatan.
tarif berdasarkan Perda clan membanding- 2003.
kan dengan tarif kompetitor. penghitung&
Bul. Penel. Kesehatan, Vol. 36, No. 4,2008:168 - 176