You are on page 1of 1
info ‘Ferkeounan Cocopet, Sahabat Petani dalam Pengendalian Hama Brontispa longissima Jocopet merupakan predator umum yang dilaporkan bisa ‘memangsa hama perusak tanaman. Pemberian nama “earwig” atau cocopet terhadap serangga yang bersifat nokturnal dan berasal dari ordo Dermaptera ini diangkat dari cerita kuno yang mengutarakan bahwa cocopet sering memasuki telinga anak-anak pada waktu malam ketika mereka sedang tidur. Dasar pemberian nama tersebut tidaklah benar, karena di alam serangga ini ternyata berperan sebagai musuh alami penting yang turut menjaga keseimbangan populasi hama perusak tanaman termasuk hama perusak pucuk kelapa Brontispa longissima. Beberapa jenis cocopet yang berperan dalam pengendalian hayatiantara lain Celisoches morio yang dilaporkan bisa memangsa B. longissima; Euboreltia annultipes bisa memangsa hama Tirathaba fructivora, hama tanaman jagung, Ostrinia furnacalis (Guenee) (Pyralidae: Lepidoptera), Spodoptera sp. ‘dan Spodoptera litura (Fabr.). Gambar 1. Cocopet sedang memangsa hama B. longissima Berdasarkan suatu studi tentang penggunaan predator, 75 % dari hasil-hasil penelitian tersebut _menunjukkan bahwa predator umum (general predator) dapat menurunkan popu- lasi hama secara nyata. Penelitian tentang potensi cocopet dalam memangsa hama perusak pucuk kelapa, B. longissima telah dilakukan. B. longissima pada belakangan ini telah menarik perhatian dunia akibat penyebarannya yang begitu cepat ke beberapa negara di Asia, Australia dan Kepulauan Pasifik serta beberapa provinsi di Indonesia. Serangan berat apat_mengakibatkan penurunan produksi Kelapa bahkan kkematian tanaman, Serangan berat yang, terjadi di Vietnam menyebabkan kehilangan hasil sampai 50% dan sekitar 5 % tanaman kelapa matiakibat serangan B.longissima, Hasil pengufian kemampuan memangsa cocopet C. morio terhadap berbagai tahap perkembengan hama B. longissima menunjukkan bahwa semua tahap perkembangan yang diuji yyakni larva instar satu sampai lima, pupa dan imago dapat dimangsa. Cocopet menggunakan forcepnya (cerci) untuk ‘menangkap mangsa (Gambar 1). Dengan tubuh yang lentur, cocopet membengkokkan badannya dan memakan tubuh B. Tongissima. Jika B. longissima sudah tidak bergerak maka akan ilepaskannya dari jepitan foreep dan melanjutkan memakan tubuh B, ongissima, Sementara memakan tubuh B. longissima, cocopet bisa juga menggunakan forcep untuk ‘menangkap hama lain yang menyentuh tububnya. Kebiasaan yang sama ditemukan juga pada cocopet Euborellia annulipes pada saat memangsahama kelapa Tirathaba fructivora. Kemampuan tertinggi C. morio dalam memangsa_B. longissima ditemukan pada saat memangsa larva instar dua dan jumlah terendah pada imago. Rata-rata jumlah Tarva instar dua yang dimangsa dalam waktu 24 jam adalah 23,5 ekor. Hosil penelitian ini memperlihatkan potensi dari C. morio untuk digunakan dalam pengendalian hama B. longissima di lapang. Tingginya jumlah larva instar dua yang dimangsa dibanding instar lain kemungkinan disebabkan oleh kecepatan mencari dan waktu penangkapan dan konsumsi yang lebih tinggi. Larva instar satu tububnya paling kecil di antara tahap perkembangan hama yang diuji, sehingga waktu yang ibutubkan untuk mencari larva yang Kecil lebih. banyak. Sedangkan untuk larva instar lanjut (3, 4 dan 5) ukuran tubuhnya sudah semakin besar, sehingga waktu yang dibutubkan untuk menangkap dan mengkonsumsi lebih lama. Imago yang dapat dimangsa jumlahnya paling sedikit. Hal ini disebabkan karena integumen dan elitra dari imago cukup keras sehingga menyulitkan cocopet untuk memangsanya. Cocopet bisa diperbanyak dengan menggunakan media buatan, Perbanyakan cocopet C. morio dapat dilakukan dengan menggunakan metode perbanyakan Euboreltia annulipes yang dikembangkan oleh Morallo-Rejesus dan Punzalan (2002). Bahan-bahan yang dibutuhkan adalah campuran pakan ternak anjing buatan dalam bentuk bubuk atau butiran dan tongkol jagung dengan perbandingan 1:1, pasir dan tanah dengan perbandingan 3:1. Pada awalnya pakan diberikan sebanyak 400 g (200 g pakan ternak anjing & 200 tongkol jagung halus). Pakan ditambah sebanyak 200 g setiap 10 hari. 1 kg pakan (0,5 kg pakan ternak anjing & 0,5 ke tongkol jagung halus) dibutuhkan setiap bulan. Wadah pemeliharaan berukuran diameter 14,5 em dan tinggi 8,5 cm (@apat digunakan berbagai ukuran tergantung kebutuhan) disi 4/3 volumenya dengan bahan-bahan tersebut. Sebanyak 200 ekor cocopet yang terdiri atas jantan dan betina dengan perbandingan :3 dapat diisidalam satu wadah, Informasi Kemampuan cocopet sebagai predator hama kelapa sangat penting diketahui oleh para petani. Selain untuk menunjukkan manfaatnya sebagai pengendali hayati, menghindari aplikasi pestisida pada hama lain yang berakibat terganggunya populasi musuh alami ini, juga dapat memberikan pembelajaran tentang cara perbanyakannya dengan metode sederhana pada tingkat petani. Hal ini

You might also like