You are on page 1of 9

THE WORLD HEALTH ORGANIZATION

QUALITY OF LIFE (WHOQOL) -BREF

The World Health Organization Quality of Life (WHOQOL)-BREF

© World Health Organization 2004

All rights reserved. Publications of the World Health Organization can be obtained from
Marketing and Dissemination, World Health Organization, 20 Avenue Appia, 1211 Geneva 27,
Switzerland (tel: +41 22 791 2476; fax: +41 22 791 4857; email: bookorders@who.int).
Requests for permission to reproduce or translate WHO publications—whether for sale or for
noncommercial distribution—should be addressed to Publications, at the above address (fax:
+41 22 791 4806; email: permissions@who.int).

The designations employed and the presentation of the material in this publication do not imply
the expression of any opinion whatsoever on the part of the World Health Organization
concerning the legal status of any country, territory, city or area or of its authorities, or
concerning the delimitation of its frontiers or boundaries. Dotted lines on maps represent
approximate border lines for which there may not yet be full agreement.

The mention of specific companies or of certain manufacturers’ products does not imply that
they are endorsed or recommended by the World Health Organization in preference to others of
a similar nature that are not mentioned. Errors and omissions excepted, the names of
proprietary products are distinguished by initial capital letters.

The World Health Organization does not warrant that the information contained in this
publication is complete and correct and shall not be liable for any damages incurred as a result
of its use.

Acknowledgements

Translation of this document was performed on behalf of the World Health Organization by Dr Ratna
Mardiati; Satya Joewana, Catholic University Atma Jaya, Jakarta; Dr Hartati Kurniadi; Isfandari,
Indonesia Ministry of Health and Riza Sarasvita, Fatmawati Drug Dependence Hospital, Jakarta.
WHOQOL-BREF

Pertanyaan berikut ini menyangkut perasaan anda terhadap kualitas hidup,


kesehatan dan hal- hal lain dalam hidup anda. Saya akan membacakan setiap
pertanyaan kepada anda, bersamaan dengan pilihan jawaban. Pilihlah jawaban
yang menurut anda paling sesuai. Jika anda tidak yakin tentang jawaban yang
akan anda berikan terhadap pertanyaan yang diberikan, pikiran pertama yang
muncul pada benak anda seringkali merupakan jawaban yang terbaik.

Sangat
Sangat buruk Buruk Biasa-biasa saja Baik
baik

1. Bagaimana menurut anda kualitas


1 2 3 4 5
hidup anda?

Sangat
Sangat tdk Tdk Memuas-
Biasa-biasa saja memuas-
memuaskan memuaskan kan
kan

2. Seberapa puas anda terhadap kesehatan


anda? 1 2 3 4 5

Pertanyaan berikut adalah tentang seberapa sering anda telah mengalami hal-hal berikut
ini dalam empat minggu terakhir.
Tdk sama Dlm jumlah Sangat Dlm jumlah
Sedikit
sekali sedang sering berlebihan

3. Seberapa jauh rasa sakit fisik anda


mencegah anda dalam beraktivitas sesuai 5 4 3 2 1
kebutuhan anda?
4. Seberapa sering anda membutuhkan terapi
medis untuk dpt berfungsi dlm kehidupan 5 4 3 2 1
sehari-hari anda?
5. Seberapa jauh anda menikmati hidup anda? 1 2 3 4 5
6. Seberapa jauh anda merasa hidup anda
berarti? 1 2 3 4 5

7. Seberapa jauh anda mampu berkonsentrasi? 1 2 3 4 5


8. Secara umum, seberapa aman anda rasakan
1 2 3 4 5
dlm kehidupan anda sehari-hari?
9. Seberapa sehat lingkungan dimana anda
1 2 3 4 5
tinggal (berkaitan dgn sarana dan prasarana)
Pertanyaan berikut ini adalah tentang seberapa penuh anda alami hal-hal berikut ini dalam
4 minggu terakhir?
Tdk sama Sepenuhnya
Sedikit Sedang Seringkali
sekali dialami
10. Apakah anda memiliki vitalitas yg
1 2 3 4 5
cukup untuk beraktivitas sehari2?
11. Apakah anda dapat menerima
1 2 3 4 5
penampilan tubuh anda?
12. Apakah anda memiliki cukup uang
1 2 3 4 5
utk memenuhi kebutuhan anda?
13. Seberapa jauh ketersediaan
informasi bagi kehidupan anda dari 1 2 3 4 5
hari ke hari?
14. Seberapa sering anda memiliki
kesempatan untuk bersenang- 1 2 3 4 5
senang /rekreasi?

Biasa-biasa
Sangat buruk Buruk saja Baik Sangat baik

15. Seberapa baik kemampuan anda


1 2 3 4 5
dalam bergaul?

Sangat tdk Tdk Biasa-biasa Sangat


memuaskan memuaskan saja Memuaskan memuaskan
16. Seberapa puaskah anda dg tidur
1 2 3 4 5
anda?
17. Seberapa puaskah anda dg
kemampuan anda untuk
1 2 3 4 5
menampilkan aktivitas kehidupan
anda sehari-hari?
18. Seberapa puaskah anda dengan
1 2 3 4 5
kemampuan anda untuk bekerja?
19. Seberapa puaskah anda terhadap
1 2 3 4 5
diri anda?
20. Seberapa puaskah anda dengan
1 2 3 4 5
hubungan personal / sosial anda?
21. Seberapa puaskah anda dengan
1 2 3 4 5
kehidupan seksual anda?
22. Seberapa puaskah anda dengan
dukungan yg anda peroleh dr 1 2 3 4 5
teman anda?
23. Seberapa puaskah anda dengan
kondisi tempat anda tinggal saat 1 2 3 4 5
ini?
24. Seberapa puaskah anda dgn akses
1 2 3 4 5
anda pd layanan kesehatan?
25. Seberapa puaskah anda dengan
1 2 3 4 5
transportasi yg hrs anda jalani?

Pertanyaan berikut merujuk pada seberapa sering anda merasakan atau mengalami hal-
hal berikut dalam empat minggu terakhir.

Tdk pernah Jarang Cukup sering Sangat sering Selalu

26. Seberapa sering anda memiliki


perasaan negatif seperti ‘feeling
5 4 3 2 1
blue’ (kesepian), putus asa, cemas
dan depresi?
Komentar pewawancara tentang penilaian ini?

[Tabel berikut ini harus dilengkapi setelah wawancara selesai]

Transformed scores*
Equations for computing domain scores Raw score
4-20 0-100
27. Domain 1 (6-Q3) + (6-Q4) + Q10 + Q15 + Q16 + Q17 + Q18
a. = b: c:
++++++
28. Domain 2 Q5 + Q6 + Q7 + Q11 + Q19 + (6-Q26)
a. = b: c:
+++  +  + 
29. Domain 3 Q20 + Q21 + Q22
a. = b: c:
 +  +
30. Domain 4 Q8 + Q9 + Q12 + Q13 + Q14 + Q23 + Q24 + Q25
a. = b: c:
++ + + + + +
Kuisioner family resilience assessment scale (FRAS)

Tabel 1. Konstruk dan Sub Konstruk Utama dari FRAS


No Konstruk Sub Konstruk
A Belief System A1 : Making Meaning of Adversity
Belief system mencakup Kesulitan akan datang pada keluarga kapanpun dan dalam situasi krisis,
nilai, kepedulian, sikap, keluarga sebagai sebuah unit akan mengalami guncangan. Kondisi
bias, dan asumsi-asumsi tersebut merupakan sesuatu yang berada di luar wilayah pengalaman
(Walsh, 1998) normal keluarga (Hoff, 2001). Ketika kita menemukan cara untuk
Secara umum belief system memahami pengalaman keluarga tersebut maka akan mempengaruhi
keluarga akan memberi jalan proses rekonstruksi dan penyembuhan pada keluarga. Ketika membuat
bagi keluarga untuk makna tentang kemalangan yang dialami maka keluarga akan mampu
mengatur pengalaman menormalkan dan mengkontekstualkan kemalangan tersebut dengan cara
mereka dan memungkinkan memperbesar perspektif mereka tentang kemampuan keluarga mengatasi
anggota keluarga untuk masalah. Kemalangan yang terjadi dapat dimengerti karena perasaan
memahami situasi, kejadian kehilangan yang menyakitkan atau hambatan yang menakutkan
dan perilaku di lingkungan (Walsh,1998). Kecenderungan untuk menyalahkan orang lain, rasa malu,
mereka. Belief system ini dan kondisi patologisasi akan berkurang ketika keluarga mampu melihat
membantu keluarga kerumitan/dilema sebagai sesuatu yang normal (Walsh, 2003). Keluarga
mengorientasikan diri yang resiliens akan mendapatkan rasa yang koheren dan mampu
mereka untuk saling menormalisasi krisis yang mereka hadapi, untuk kemudian dapat melihat
memahami satu sama lain keadaan yang tidak menguntungkan tersebut sebagai sesuatu yang
dan kondisi-kondisi yang bermakna, mudah dipahami dan dapat dikelola.
dihadapi. Belief system
A2 : Positive Outlook
dibangun secara social dan
Keluarga yang resiliens memiliki harapan akan masa depan, terlepas dari
diwariskan melalui narasi,
betapa suram kehidupan mereka saat ini. Mereka memiliki pandangan
ritual dan tindakan lainnya
optimis dan mampu mengatasi situasi buruk yang dihadapi. Pesimisme
pada individu dan keluarga.
hanya membuat mereka tidak berdaya, tidak bias memperbaiki dan
kehilangan makna dan tujuan mereka. Keluarga resiliens diperkuat oleh
pengalaman sukses dan masyarakat mendukung dalam memelihara
harapan dan optimism tadi (Walsh, 1998). Penguatan ini mungkin berasal
dari apa yang telah dilakukan seseorang, keberanian pribadi atau melalui
dorongan yang diberikan oleh orang lain. Saat orang lain menyaksikan
seseorang memiliki keberanian mereka mungkin terinspirasi dan
memfasilitasi optimism dan harapan tadi. Dukungan social juga akan
membantu keluarga untuk mempertahankan keberanian menghadapi
situasi buruk, mendorong relasi-relasi yang telah ada dan membangun
kepercayaan anggota keluarga. Dengan keyakinan bahwa setiap anggota
keluarga mampu melalukan yang terbaik maka akan memperkuat upaya
individu untuk memperkuat relasi dengan anggota lain dalam keluarga
(Walsh, 1998).

A3 : Transcendence and Spirituality


Keyakinan transcendental memberikan makna dan tujuan di luar diri
sendiri, keluarga seseorang, dan kesengsaraan seseorang. Nilai yang lebih
besar mulai muncul untuk individu dan keluarga, dan setelah itu seseorang
bias menemukan tujuan hidupnya. Sistem nilai yang lebih besar ini
membantu individu untuk melihat situasi buruk mereka melalui perspektif
yang lebih luas, menumbuhkan harapan dan pemahaman akan kejadian
yang menyakitkan. Agama dan spiritualitas juga sering ditemukan dalam
resiliensi keluarga (Walsh, 1998).

B Family Organizational B1 : Flexibility


Patterns Fleksibilitas adalah suatu keharusan dalam sistem apapun untuk
Pola organisasi memberi memastikan bahwa sistem tidak "jepret" saat menghadapi situasi buruk.
jalan pada keluarga untuk Dalam terapi keluarga, fleksibilitas merupakan kapasitas untuk mengubah
mengatur diri mereka sendiri keadaan (Becvar & Becvar, 2000). Fleksibilitas dalam sistem keluarga
dalam melaksanakan tugas tidak menyiratkan rasa "terpental kembali "melainkan reorganisasi untuk
sehari-hari. Pola-pola ini membantu individu atau keluarga menghadapi tantangan baru atau
dipelihara oleh norma menavigasi medan yang baru. Fleksibilitas tidak berarti bahwa keluarga
eksternal dan internal, tidak harus memiliki struktur apapun. Bagaimanapun struktur penting
diperkuat oleh system untuk stabilitas keluarga ketika mengalami peristiwa buruk. Stabilitas
kepercayaan budaya dan membantu memastikan kesinambungan dan ketergantungan yang
keluarga. dirasakan oleh semua anggota keluarga karena menyediakan aturan,
peran, dan aturan yang dapat diprediksi dan pola interaksi yang konsisten.
Hal ini memungkinkan semua anggota mengetahui apa yang diharapkan
dari mereka. Struktur dan stabilitas dapat dilakukan melalui gaya
kepemimpinan yang berwibawa (Becvar & Becvar, 2000). Gaya
kepemimpinan ini mendorong fleksibilitas melalui struktur keluarga
sambil memberikan pengasuhan, perlindungan, dan bimbingan kepada
anggota keluarga. Bukan gaya kepemimpinan yang kaku melainkan yang
seimbang dengan kemampuan beradaptasi terhadap perubahan keadaan.
Anggota keluarga yang menerima bentuk struktur ini cenderung
merasakan pengasuhan dan kemitraan melalui struktur (Walsh, 1998).

B2: Connectedness
Keterhubungan merupakan perasaan bersama, saling mendukung, dan
kolaborasi dalam unit keluarga sambil tetap menghormati keterpisahan
dan otonomi individu (Walsh, 1998). Saling mendukung, kolaborasi, dan
komitmen diperlukan bagi individu dan keluarga untuk bertahan hidup,
tetap menghargai kebutuhan individu, perbedaan, dan batasan. Keluarga
tidak selalu memiliki tingkat keterkaitan yang sama saat mereka bergerak
melalui lingkaran kehidupan. Jadi, pada saat situasi buruk, penting bagi
keluarga untuk menilai tingkat keterhubungan mereka saat ini untuk
memastikan kebutuhan mereka terpenuhi. Keluarga ada dalam siklus
hidup keluarga, fisik dan emosional. Kedekatan, dan hirarki dapat
mempengaruhi keterhubungan keluarga. Jika hubungan ini menjadi berat
saat ada beban masalah, keluarga yang menunjukkan resiliensi akan
berusaha menjalin keterhubungan kembali satu sama lain dan
mendamaikan hubungan yang terluka. Rekoneksi ini memungkinkan
anggota keluarga untuk memanfaatkan konstruksi resiliensi dalam
membantu semua anggota mengatasi peristiwa/masalah yang dialami
(Walsh, 1998).

B3 : Social and Economic Resources


Keluarga yang mampu mengakses anggota keluarga dan jaringan
komunitasnya menemukan bahwa mereka mengakses hal yang vital dalam
hidup mereka terutama selama masa krisis. Jaringan ini memberikan
bantuan praktis dan koneksi terhadap komunitas yang vital. Mereka
menyediakan informasi, layanan, dukungan, persahabatan, dan waktu
istirahat. Mereka juga memberikan rasa aman dan solidaritas (Walsh,
1998). Selain itu, saat menampilkan resiliensi keluarga, keluarga
menyadari bahwa mereka tidak dapat menyelesaikan masalah dengan
mereka sendiri dengan mekanisme yang biasanya dilakukan. Resiliensi
keluarga juga dipengaruhi oleh ketegangan ekonomi. Sumber daya
ekonomi jangan sampai diabaikan saat mempertimbangkan resiliensi
keluarga dalam situasi buruk (Walsh, 1998). Misalnya, jika satu-satunya
pencari nafkah keluarga sakit, keluarga mungkin akan bertemu dengan
tuntutan ekonomi, kehilangan rumah, kendaraan, dan kehidupan seperti
yang pernah mereka ketahui. Kelangkaan sumber daya saat kesulitan,
membebani keluarga dan berdampak pada resiliensi.

C Communication/ Problem C1 : Clarity


Solving Pesan yang jelas dan konsisten sangat berharga dalam proses komunikasi
Komunikasi/pemecahan keluarga. Pengiriman pesan yang jelas dan konsisten penting untuk
masalah melibatkan menjelaskan informasi yang ambigu dan mencari kebenaran. Walsh
pertukaran informasi untuk (2003) menyatakan bahwa kejelasan dan kesesuaian dalam pesan
menyampaikan informasi, memudahkan keluarga berfungsi secara efektif. Mengklarifikasi dan
opini atau perasaan yang berbagi informasi penting tentang situasi krisis dan harapan masa depan,
factual. Komunikasi yang seperti prognosis medis, memfasilitasi pembuatan makna, pengumpulan
efektif melibatkan berbicara yang otentik, dan pengambilan keputusan yang berdasarkan informasi,
untuk diri sendiri dan bukan sementara ambiguitas atau kerahasiaan dapat menghalangi pemahaman,
untuk orang lain, kedekatan, dan penguasaan. Pengakuan bersama tentang kenyataan dan
mendengarkan secara keadaan kehilangan yang menyakitkan mendorong penyembuhan dalam
empatik dan penuh perhatian keluarga.
dan berbagi tentang diri dan
C2 : Open Emotional Expression
relasi diri dengan pihak
Keluarga yang resiliens mampu berbagi dan mentolerir berbagai perasaan.
manapun.
Emosi ini bisa berkisar dari sukacita dan rasa sakit, harapan dan ketakutan
dan seputar kesengsaraan. Keluarga yang resiliens akan berbagi perasaan,
saling berempati dan toleransi terhadap perbedaan individu (Walsh, 1998).
Salah satu anggota keluarga mungkin merasa sedih oleh kematian orang
tua, sementara yang lain mungkin menggunakan humor untuk melewati
masa menyedihkan itu. Anggota keluarga sebaiknya mengembangkan
empati dan menghargai respon anggota lain yang mungkin berbeda.
Melalui saling pengertian dan berempati dengan perbedaan emosional
anggota lain, seseorang juga bertanggung jawab atas perasaan,
perilakunya sendiri sambil menghindari menyalahkan anggota lainnya
(Walsh, 1998).

C3 : Collaborative Problem Solving


Keluarga yang efektif adalah keluarga yang mampu mengelola masalah
dengan baik. Ini termasuk kemampuan keluarga untuk mengenali konflik
sedini mungkin sebelum menyelesaikannya. Keluarga yang resiliens
menunjukkan kemampuan untuk melakukan brainstorming dengan terlibat
pada cara-cara potensial untuk mendekati suatu masalah (Walsh, 1998).
Semua pendapat dan gagasan anggota keluarga didengarkan, didorong dan
dihormati sebagai sesuatu yang berharga. Keluarga membuat keputusan
bersama sambil menegosiasikan perbedaan dan berlaku adil sehingga
keluarga saling mengakomodasi kebutuhan anggota lainnya. Konflik
dalam negosiasi merupakan hal yang umum terjadi dan keluarga yang
resiliens biasanya hanya akan membiarkan konflik ini terjadi sebentar saja
(Walsh, 1998).

You might also like