You are on page 1of 21
Terbaru Masker Shumu 3 ply di sposable face mask isi 80 pos Wama Biru Limited jess IDR 46k Coareeanws Jete At Series Powerbank (10000 mah] eas IDR 220k Ccstescnane) Kabel Data Remax Dominator F Type C USS Smartphone RC pee IDR 13 Coaresanne (Ministry of Industry Republic of Indonesia, 2007) Tingeinya kebutuhan polistirena di Indonesis berdampak pada jumlsh impor polistirena yang terus meningkat tiap tahuanya. Tabel 1.4.2. Data impor Polistirena di Indonesia Tahun] Kapasitas(Ton) 2002 6182.44 2003 6928,98 2004 ‘| 7:393.503 2005 OH46,801 2006 5530,667 2.4.Kapasitas Pabrik yang Telah Ada (Sumber BPS Import tahuri 2002-2005) Dari produksi pabrik polistiren yang telah berdiri di Indonesia yaite PT Polyshem Lindo Inc, PT Pasific Indomas Plastik, dan PT Royal Chemical perusakaan ini mulai berproduksi pada tahun 1985 dengan kapasitas produksi 21.500 ton per tahun. PT Pacific Indomas Plastic Indonesia, mulai beroperasi pada tahun 1993 berlokasi di Merak, memiliki kapasitas produksi 30.000 ton per tahun, (eve businassenvironment.wordpress.com) Tabel 1.5.1. Data Produksi Polistirena di Dunia Wo | Perusahaan Lokasi_ | Kapasitas(Ton/th) 1. [American Polymer | USA | 48.081 2. | Chevron USA | 21724 3 | Dow Chemical USA | 171458 4, | Huntsman Chemical | USA 1s14s7 3. | BASF China| 572.000 6 | NOWA chemical China [413.000 BP China| 150.000 3. | Eni Chemical China| 126.000 3._| Taiwan Hegiao China| 48.000 Tip: Teta eprints ums. ae. a3456/1/D 300040017 pdf 2.5.Peluang Produk Polistirena di Indonesia ‘Dari data permintaan salah satu industri pembuatan sterofoam masa lalu untuk ketiga produk merupakan data yang akan digunakan untuk meramalken jumlah permintaan pada masa yang akan datang. Data permintaan B-foam diperoleh dari laporan bulananan hasil penjualan dari bulan Januari 2010 sampai dengan Desember 2010. Untuk lebih jelas datanya dapat dilihat pada ‘abel di bawab ini Tabel 1.6.1. Data Pemmintzan B-foam Periode Januari 2010 — Desember 2010 PT. Beton Elemenindo Putra ‘No | Periode WEB | WES ‘WEP (Balok) | (Lembaran) | (Pipa) 1 | Tanwar 2010 37 19060 240 2 | Februari2010—*/ 318 24509 300 3 | Maret 2010 388 B72 185 4 | Apsl 2010 B21 77985 30 3 | Mei2010 367 25515 100 © [Tumi 2010 2 30121 371 7 [Fuk 2010 382 34008 0 Agustus2010 (354 29628 5 9 | September 2010 [344 32569 1132 10 | Oktober2010 | 574 29057 20 it [November 2010 [309 35085 BT 12 [Desember 2010 | 543 33286 0 Total 4959 | 345275 2830 ‘arp. Teltb.unikom.ac.td files dtsk1/532) bptunikompp-gdl-rizkyrachm-20509- 6-babiv paf Dari data di atas menunjukan bahwa jumlah permintaan untuk sterofoam cetiap bulan semakin meningkat. Hal tersebut meramalkan babwa kebutuhan sterofoam pada masa yang akan datang akan semekin meningkat dan ‘menunjukan masih ada peluang untuk mendirikan pabrik polistirena 2.6.Lokasi Pendirian Pabrik Polistirena Pemilihan lokasi pabrik merupaken hal yang saaget pentiag dalam perancangan suatu pabrik, karena hal ini menyangkut kelangsuagan dan keberhasilannya, baik dari segi ekonomi meupun segi tekaimya, Pabrik polistirena ini direncanakan akan dibangun di daerah Merak, Jawa Barat dengan pertimbangan-pertimbangan di bawah int 1. Bahon Baku, Bahan baku Ethylbenzene tersedia di daerah Merak, sebingga jarak yang dekat dengan sumber bahan taku akan menekan biaya tansportasi dan ‘memudahkan penyediaannya 2. Pasar Pabrik yang mempergunakan styrene sebagai bahan baku dan Jakarta sebagai ppusat pasar jaraknya cukup dekat dengan Merak. Hal ini akan memudahkan dalam pemasaran produk styrene maupua polistirena. 3. Utilitas ‘Air sebagai salah satu kebutuhan proses tersedia dalam jumlah yang memadai i dacrah Merak yang cukup dekat dengan pantai. Juga kebutuhan energi listrik tersedia dengan cukup dengan dibangunnya PLTU i Jawa Barat. Hal ini akan menunjang kelancaran operasional pabrik sehari-hari 4. Transportasi Tersedianya jalan tol Jakarta — Merak dan pelabuhian Tanjung Prick akan melancarkan pemasaran produk baik untuk pasar dalam negeri mavpua untuk orientasi ekspor. 5. Tenaga Kerja Kebutuhan tenaga kerja baik tenaga maupua pekerja biasa akan terpenuhi dengan banyaknya tenaga kerja di sekitar Merak maupun kota Jakarta 6. Proses Produksi Dalam proses produksi polistirena terjadi kekilangan berat bahan, tetapi Karena Kehilangan berat relatif kecil maka Merak yang deket pasar dan sumber bahan baku tetap menguatuagkan secara ekonomis. 7. Limbah dan Pengembangan Pabrik Letak pabrik yang tidak berada di kota besar akan memudzhkan dalam pengolzhan limbahnya maupun dalam usaha perluasan pabrik khususnya dalam penyediaan tanah lokasi 8. Pemerintal Kebijakan pemerintch untuk menjadikan Merak, dan sekitamya sebagai kawasan industri akan memudahkan dalam hal perijizan dan pengembangan pabrik 2.7.Manfaat Polistirena Polystyrene merupakan senyawa berbentuk Kristal bening yang mempunyai sifat clektris yang baik, derajat kekerasan yang tinggi, tahan tethadap panas, mudah dalam pewarnsan, permukaan yang halus dan low toxity. Karena sifat-sifat seperti di atas maka polystyrene banyak digunaken sebagai a. Sebagai bungkus makanan b. Sebagai tahan isolator e. Peralatan rumah tanggs, dil 2.8.Reaksi Pembentukan Polistirena 1. Tahap Inisiast Proses inisiasi adalah prose: pembentukan radikal bebas dari inisiator. (Billmayer, 1970). Reaksi inisiasi dipicu oleh Benzoyl peroxide yang ketika dipanaskan pada suhu 90° akan terpecah menjadi radikal carboxyl yang segera terdekomposisi menjadi radikal phenyl Lan ~ Gal —+ 2\0/ +200; Benzoyl Peroxide Radikal Carbory! Radikal Pheny! Sebuah Radikal Phenyl 2kan masuk pada Styrene yang akan membentuk radical Benzylic. Reaksi ini memulai pertumbuhan rantai polimer Radikal Phenyl Sorene 2. Tahap Propagansi Proses propagasi adalah proses pertumbuhan polimer sebagai akibat dari penggabuagan monomer-monomer ke dalam rantai radikal aktif Billmayer, 1970), Ce 9.9 FF cc-cc. trond DEVX rer HHH HWW H HAH OH Rental syrene yang rata ying memarnjang Polystyrene sedang turnbs 3, Tahap Terminast 10 Proses propagasi dilanjutkan dengan proses terminasi yang merupakan proses penghentian propagasi Billmayer, 1970). Rental ini akan terus memanjang dengan adisi ratusan hingga puluhan ribu unit styrene. Reaksi berantai iniakan berhenti ketika monomer habis 2.9.Produksi Polistirena 1. Polimerisasi bulk (larutan) Dalam industri umunya, polimerisasi bulk (larutan) disebut polimerisasi massa. Sebagian besar polistirena yang diproduksi sekaranz ini menggunakan proses ini. Pada proses ini menggunakan sejumlah solvent yang biasanya adalah monomer stirena itu sendiri dan Exil ‘Benzena. Ada 2 jenis polimerisasi bulk, yaitu « Polimerisasi éult batch Beberapa produsen polistirena masih mengzunakan proses ini, dimana proses ini terdici dari unit polimerisasi yang didalamnya terdapat tangki polimerisasi berpengaduk dengan Konversi di atas 80%. Larutan polimer kemudian dipompa ke bagian finishing untuk devolatilisasi atampun proses polimerisasi akhir dan grinding. ( U.S. Patent, 1983) + Polimerisasi éult continuous Proses ini merupakan proses pembuatan polistirena yang paling banyak digunakan Ada beberapa jenis desain dimana beberapa diantaranya sudah mendapatkan lisensi. Secara umum proses ini terdiri dari satu atau lebih reaktor tangki berpengaduk (CSTR). CSTR ini tiasanya diikuti olch satu atau lebih reaktor yang didesain untuk menangani larutan yang kental (viskositas tinggi). Reaktor ini didesain untuk memindahkan panas baik secara langsung melalui Koil maupun pendingin ap. Dengan menggunakan proses ini, Konversi monomer stirena menjadi a polistirena dapat mencapai lebih dari 85% berat. Polimerisasi ditkuti terjadinya devolatilisasi yang teras menerus. Devolatilisasi ini dapat terjadi melalui preheating dan vacuum flash chambers, dovotttzing exruders atau peralatan yang sesuai. Tingkat volatiitas dari S00 pom stirena atau kurang dapat tercapai dengan peralatan Khusus, meskipun polistirena yang umum dikomersialkan mempunyai tingket volatilitas sekitar 2000 ppm stirena. ( US. Patent, 1983) 2. Polimerisasi Suspensi Polimerisasi suspensi adalah sistem batch yang sangst popular untuk tahapan khusus pembuatan polistirena. Proses ini dapat digunaken vatuk memproduks! Kristal maupun HIP. Untuk memperodulesi HIP. stirena dan lanitan karet diolah deagan bulk polymerized melalui fase inverse. Kemudian disuspensikan ke dalam air untuk mendapatken suspense air dan minyak dengan menggunakan sabun atau zat pesuspensi Kemudian butiran suspense ini dipolimerisasi lagi sampai selesai deagan menggunakan inisistor dan pemanasan bertahap. Fase air diguasken sebagai heat sink dan media perpindahan panas terhadap jaket yang dikontrol suhunya 3. Polimerisasi Emulsi Polimerisasi emulsi biasanya digunakan pada _proses kopolimerisasi stirena dengan monomer atau polimer lain. Preses ini menupakan metode komersial yang jarang digunakan untuk memproduksi polistitena Kristal atau HIP. Proses ini mempunyai persamaan deagan proses polimerisasi suspense kecuali bahwa butiran monomer yang digunakan dalam polimerisasi emulsi ini dalam ukuran mikroskopis. Air Gigunaken sebagai carrier dengen agen peagemulsi untuk memberiken artikel yang sangat kecil dan aktalis untuk mempercepat kecepatan seaksi((Meyer,1984). Jenis Produksi ‘Kelebian Kekurangan 2 T Polimerisasi bulk -bulk batch Prosesaya mudah. Sangat cksotermis, Kemurnian Produk. ‘Waktu pengerjaan Alat-alat sederhana lama. Produk yang dihasilkan lebih seragam. Kemurnian produk tinggi, | © Membutuhkan bulk continous Pengontrolan subu lebih pengadukan dan mudah. alat recycle. 2 Polimerisasi Tidak ada kesulitan Dimungkinkan Suspensi dengan panae adanyz polimerisasi kontaminasi dari Ketel untuk proses air dengan agen polimerisasi sederhana penstabil. Volatilitas dapat dikurangi sampai pada tingket vang rendah dengan pemilihan katalis dan subv yang tepat. 3. Polimerisasi Prosesnya cepat dan tidak | * Dimungkinkan Emulsi ada kesulitan dengan terjadinya panas polimeriasi. kontaminasi Beberapa proses polimer dengan air polimerisasi yang tidak dan agen, mungkin dilakukan pengemulsi dengan teknik lain tapi Berat molekul dengan mudab dilakukan | polimer tinggi dengan proses int untuk proses Dapat diterapkan untuk pembentukan yanz polimeriasi secara cepat dengan 2 injeksi Berdasarkan hasil pengamatan kelebihan dan kekurangan proses, pembuatan High Impact Polystyrene diatas, maka pada pra rancangan pembuatan High Impact Polystyrene ini digunakan proses Lult continuous. Proses pembuatan High Impact Polsprene secara berkelanjutan dilakukan dengan beberapa tahap proses, yaitu ‘Tahap penyiapan bakan baku a. Stirena Stirena monomer sebagai bahan baku utama disimpan dalam bentuk cair dalam taagki peayimpan (T-01) pada sulu 300c dan tekanan 1 atm, dialirkan ke dalam mixer 1 (M-01) untuk dicampar éengan arus recycle dengan menggunakan pompa sentrifugal P-O1 dan selenjutnya dialiskan ke mixer 2 (M-02) yang sebelumaya dipanaskan terlebih dahuly oleh pemanas HE-O1 b. EtilBenzena Etil Benzena sebagai pelarut disimpan dalam bentuk cair dalam tangki penyimpan (T-02) pada suhu 300c dan tekanan | atm, dialirken ke mer 1(M-01) dengan meaggunakan pompa sentrifugal P-02 dan selanjutnya bersama stirena dan arus recycle dialirkan ke miver 2 (M- 02) yang sebelumnya dipanaskan terlebih dahulu oleh pemanas HE-O1 . Cis 1-4 polibutadiena Cis 1-4 polibutadiena yang disimpan dalam bentuk padat dalam gudang (G-01) pada suhu 300c dan 1 atm, diangkut dengan menggunakan bucket elevator BE-01 memuju Hammer mill HM-01 untuk direduksi ukurannya dari 2,5 em menjadi 10 um, kemudian polibutadiena yang tidak momenuhi syarat dan yang melebihi ukuran dipisahkan di screner SC-01. Polibutadiena yang memenuhi syarat dikirim ke mixer 2 (M-02) dengan menggunakan belt conveyor BC-01, sedangkan yang melebihi uluran akan menjadi limbah. Di mixer 2 (M- 02) yang dilengkapi dengan pengaduk, polibutadiena dicampur dengan 14

You might also like