You are on page 1of 9

Vol. 2, No.

2, Juli – Desember 2018

https://ejournal.unuja.ac.id/index.php/edureligia

PRINSIP – PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM DALAM


UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN

Shofiyah1
Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo

Info Artikel Abstract


Sejarah Artikel: Education occupies a very strategic position in realizing the
Diterima; Agustus 2018 process of maturity and human thinking. Given the importance
Disetujui; September of education for human life, education must be carried out as
2018
well as possible. To achieve the educational goals, a curriculum
Dipublikasikan; Oktober
2018
is needed as one of the tools and guidelines in achieving
educational goals. The curriculum is a device that is inseparable
from the operation of education itself, because the preparation of
Keywords: the curriculum is spelled out from certain educational theories.
Principles, Curriculum
This means that the curriculum is seen as a concrete plan in the
Development, Learning application of educational theory. In the development of an
educational curriculum must follow the principles of curriculum
development that are in harmony with human nature and
directed to achieve the ultimate goal of education. The
curriculum should pay attention to the periodization of the
development of students and maintain the needs of the
community and their organizations not contradictory and not
cause conflict. Effective curriculum and curriculum that pay
attention to the level of development of students. Curriculum
development is one of the efforts made to achieve educational
goals, one of which is to improve the quality of learning

© 2018 Fakultas Agama Islam Universitas Nurul Jadid

Korespondensi: ISSN 2549-4821


1
Universitas Nurul Jadid Paiton Probolinggo E-ISSN 2579-5694
Email : radenpaku10@gmail.co

122
Yunita Hariyani / edureligia Vol. 2, No. 2, 2018

PENDAHULUAN diambil oleh siswa untuk mendapatkan


ijazah (Lazwardi 2017, p. 101).
Pendidikan sangat penting dan tidak dapat
Kurikulum memiliki pemahaman
dipisahkan dari kehidupan. Dengan
yang sangat luas, mulai dari upaya terbatas
pendidikan itu akan dapat memajukan
untuk mempengaruhi siswa untuk belajar di
budaya dan meningkatkan derajat bangsa di
dalam dan di luar kelas, hingga pemahaman
mata masyarakat internasional. Seperti
yang luas di mana kurikulum juga mencakup
dikatakan Daoed Joesoef, sebagaimana
fasilitas dan infrastruktur pendidikan, siswa
diungkapkan Soesilo, pendidikan adalah alat
dan bahkan anggota masyarakat yang harus
yang sangat menentukan untuk mencapai
melakukan proses pendidikan.
kemajuan di semua bidang mata
diimplementasikan (Suradnya 2009, p. 162).
pencaharian, dalam memilih dan membina
Dalam makalah ini kurikulum diartikan
kehidupan yang lebih baik, yang sesuai
sebagai referensi untuk melaksanakan
dengan kedudukan manusia (M.J. Susilo
pendidikan dalam rangka meningkatkan
2007, p. 13). Dalam hal ini kurikulum
kualitas pembelajaran. Hal ini dimaksudkan
sebagai pedoman dalam pelaksanaan
untuk dapat menghasilkan sekolah yang
kegiatan belajar berarti bahwa dalam
berkualitas seiring dengan meningkatnya
kurikulum terdapat panduan untuk interaksi
permintaan akan kualitas dan kualitas
antara guru dan siswa. Dengan begitu,
sekolah yang merupakan salah satu tujuan
kurikulum mempunyai fungsi sebagai "nafas
pendidikan.
atau inti" dari proses pendidikan di sekolah
Definisi paling umum dari kurikulum
untuk memberdayakan siswa yang
adalah seperangkat mata pelajaran yang
berpotensi (Tamami 2016, p. 3). Kurikulum
akan diajarkan kepada siswa. Konsep
adalah media yang menentukan terhadap
kurikulum sebagai pengalaman belajar lebih
keberhasilan proses pendidikan, dalam artian
baik menggambarkan situasi yang lebih
bahwa tanpa kurikulum yang baik dan sesuai
akurat daripada konsep lain. Sekolah
akan sulit untuk mencapai tujuan pendidikan
didirikan untuk mendidik siswa, yaitu bahwa
yang dicita-citakan (Yulianti, Hartatik 2016,
mereka berkembang sesuai dengan jalur
p. 307). Untuk mempersiapkan hal itu,
tertentu. Perkembangan ini hanya dapat
lembaga pendidikan tersebar di seluruh
dicapai melalui pengalaman belajar yang
Indonesia, terutama lembaga pendidikan
mereka peroleh. Kurikulum sebagai cetak
Islam di tingkat pusat, daerah terus
biru untuk pendidikan harus mengarah pada
melakukan berbagai upaya untuk
penyediaan pengalaman belajar bagi siswa
meningkatkan kinerja semua komponen
yang dirancang dengan baik dan
madrasah/sekolah agar memiliki persaingan
diimplementasikan dengan benar.
yang kompetitif (Baharun 2016, p. 244). Dan
Kurikulum juga sering diartikan sebagai
salah satu program yang harus dilakukan
materi pelajaran atau materi pelajaran untuk
adalah merencanakan pengembangan
peserta didik, atau rencana pelajaran. Baik
kurikulum yang dalam hal ini diupayakan
itu rencana, dokumen, atau pedoman
untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
belajar, atau pengalaman belajar yang
diadopsi oleh seseorang, akan
PEMBAHASAN
mengarahkannya dalam melakukan kegiatan
Konsep Pengembangan Kurikulum dalam belajar (Lase 2018, p. 49-50). Kurikulum
Pembelajaran memiliki posisi yang sangat penting dalam
1. Konsep Pengembangan Kurikulum seluruh proses pendidikan. Konsep
Kurikulum diartikan sebagai manhaj, kurikulum berkembang sesuai dengan
yang merupakan cahaya, atau jalan ringan perkembangan teori dan praktik pendidikan,
yang dilewati manusia di bidang juga bervariasi sesuai dengan alur atau teori
kehidupannya. Sedangkan kurikulum dalam pendidikan. Oleh karena itu, pengalaman
konteks pendidikan, berarti jalur cerah yang belajar yang disusun di dalam kurikulum
dilalui oleh guru bersama siswa untuk harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat
mengembangkan pengetahuan, keterampilan (Fitrah 2015, p. 42-50).
dan sikap serta nilai-nilai (Hasan Baharun Dalam konteks pengembangan
2017, p. 89-90). Sedangkan Menurut Taba kurikulum, ini adalah proses perencanaan
dalam Nasution menafsirkan kurikulum kurikulum untuk menbuahkan rencana
sebagai "rencana pembelajaran", yang kurikulum yang luas dan jelas. Proses
direncanakan untuk pembelajaran anak- tersebut terkait dengan pemilihan dan
anak. Pandangan tradisional tentang pengorganisasian berbagai komponen dari
kurikulum, merumuskan bahwa kurikulum situasi belajar-mengajar, termasuk penetapan
adalah beberapa mata pelajaran yang harus jadwal untuk memanaje kurikulum dan

123
Yunita Hariyani / edureligia Vol. 2, No. 2, 2018

menentukan tujuan, mata pelajaran, seseorang. Perubahan sebagai hasil dari


aktivitas, sumber dan ukuran pengembangan suatu proses pembelajaran dapat ditunjukkan
kurikulum yang mengacu pada penciptaan dalam pelbagai bentuk seperti mengubah
sumber daya dan rencana unit, serta jalur pengetahuan, keterampilan, dan
pelajaran kurikulum ganda lainnya, untuk kemampuan, kekuatan reaksi, dan
memfasilitasi proses pembelajaran penerimaan individu. Sementara Mengajar
(Yu’timaalahuyatazaka 2016, p. 140). adalah mengkondisikan suatu lingkungan
Pengembangan kurikulum merupakan sehingga kegiatan belajar diciptakan, dengan
istilah yang komprehensif, yang meliputi kata lain mengajar adalah belajar siswa. Dari
perencanaan, implementasi, dan evaluasi. kedua istilah tersebut, dapat ditarik
Perencanaan kurikulum yaitu langkah kesimpulan untuk definisi pembelajaran,
terdepan dalam membangun kurikulum yaitu interaksi antara peserta didik (learning
ketika pekerja kurikulum membuat / learning) dan pendidik (teaching /
keputusan dan mengambil tindakan untuk teaching) melalui penggunaan berbagai
menghasilkan rencana yang akan dipakai media / sumber belajar. Sejalan dengan itu,
oleh guru dan siswa. Penerapan kurikulum dalam undang-undang No. 20 tahun 2003
atau yang biasa disebut implementasi tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1
kurikulum berupaya memindahkan ayat (20) menyatakan bahwa belajar adalah
perencanaan kurikulum ke dalam tindakan proses interaksi siswa dengan pendidik dan
operasional. Evaluasi kurikulum adalah sumber belajar dalam lingkungan belajar.
tahap akhir pengembangan kurikulum untuk Istilah pembelajaran dalam garis besar dapat
melihat sejauh mana hasil pembelajaran, didefinisikan sebagai proses interaksi antara
tingkat pencapaian program yang komponen-komponen sistem pembelajaran
direncanakan, dan hasil dari kurikulum dengan tujuan mencapai hasil pembelajaran.
tersebut. Pengembangan kurikulum bukan Ini berarti bahwa pembelajaran adalah
hanya melibatkan orang-orang yang proses transaksional (timbal balik timbal
berhubungan langsung dengan dunia balik) antara komponen-komponen sistem
pendidikan, tetapi juga melibatkan banyak pembelajaran, yaitu pendidik, siswa, bahan
individu, seperti politisi, wirausahawan, ajar, media, alat, prosedur dan proses
orang tua siswa, dan elemen masyarakat pembelajaran guna mencapai perubahan
lainnya yang merasa tertarik dengan komprehensif pada siswa.
pendidikan. Prinsip-prinsip yang akan Perubahan komprehensif berarti
digunakan dalam kegiatan pengembangan perubahan mendalam dan esensial dalam
kurikulum pada intinya adalah aturan atau perilaku, sikap, pengetahuan, dan
undang-undang yang akan menginspirasi kemampuan makna pada siswa yang dapat
kurikulum (Kamal 2014, p. 230-231). berguna untuk menyelesaikan
Melihat uraian di atas, jelas bahwa tugas/kewajiban dalam kehidupan mereka,
keberadaan kurikulum sangat diperlukan. sehingga melalui kegiatan pembelajaran
Kurikulum adalah komponen terpenting di yang berkelanjutan, semua kebutuhan hidup
samping guru dan fasilitas. Dengan siswa ini sebagai pribadi. manusia akan
kurikulum, akan ada gambaran yang jelas terpenuhi. Belajar adalah proses sistematis di
tentang tujuan yang ingin dicapai, materi mana semua komponen, termasuk guru,
pembelajaran yang akan diproses, program siswa, materi dan lingkungan belajar adalah
pembelajaran yang akan dilakukan, dan komponen penting untuk keberhasilan
kegiatan pembelajaran yang harus pembelajaran.
dilaksanakan untuk mencapai tujuan. Belajar sebagai suatu sistem
Kurikulum memberikan bimbingan kepada menggunakan pendekatan sistem dalam
guru untuk menyusun dan menerapkan desain pembelajaran. Mengingat sistem,
program pembelajaran. Tinjauan tentang semua komponen yang terlibat dalam
kualitas output yang tinggi juga dapat pembelajaran saling berinteraksi untuk
diperkirakan dari kurikulum yang diterapkan mencapai tujuan pembelajaran. Berdasarkan
(J. Susilo 2016, p. 46). penjelasan di atas, sejumlah kata kunci dari
istilah pembelajaran dapat ditarik, yaitu
2. Konsep Pembelajaran pembelajaran adalah proses yang melibatkan
Istilah belajar adalah pengembangan interaksi antara instruktur dan siswa, baik
dari istilah mengajar dan istilah mengajar secara langsung maupun melalui
dan belajar, sebagai terjemahan dari istilah penggunaan berbagai media pembelajaran,
mengajar yang terdiri dari dua kata, yaitu dan diambil untuk mendapatkan perubahan
belajar dan mengajar. Belajar yaitu proses dalam perilaku secara keseluruhan
yang ditandai oleh perubahan dalam diri (Fujiawati 2016, p. 20-22).

124
Yunita Hariyani / edureligia Vol. 2, No. 2, 2018

Landasan Pengembangan Kurikulum dalam memiliki kelemahan dan kelebihannya


Meningkatkan Kuailitas Pembelajaran sendiri. Oleh karena itu, dalam praktik
Pengembangan kurikulum adalah pengembangan kurikulum, penerapan aliran
proses yang menentukan bagaimana filsafat cenderung dilakukan secara efektif
kurikulum akan dilaksanakan. Agar untuk lebih berkompromi dan
pengembangan kurikulum berhasil sesuai mengakomodasi berbagai minat terkait
dengan apa yang diinginkan, maka dengan pendidikan. Meski begitu pada saat
pengembangan kurikulum membutuhkan ini, di beberapa negara dan terutama di
dasar pengembangan kurikulum. Indonesia, tampaknya ada pergeseran dalam
Pengembangan kurikulum menurut Dimyati dasar pengembangan kurikulum, yang lebih
dan Mudjiono mengacu pada tiga elemen, fokus pada filosofi rekonstruktivisme.
yaitu 1) nilai-nilai dasar yang merupakan Landasan filosofis pendidikan
filosofi dalam pendidikan manusia yang merupakan cabang dari filsafat yang
lengkap, 2) fakta empiris yang tercermin mengkaji tentang apa, bagaimana, dan
dalam implementasi kurikulum, baik mengapa pendidikan. Bagi Seorang guru
berdasarkan penilaian kurikulum, studi, dan yang mempelajari dan memahami landasan
survei lain, dan 3) dasar teoretis yang filosofis pendidikan akan melakukan
merupakan arah pengembangan dan berbagai upaya untuk ketercapaian proses
kerangka kerja penyorotan. pembelajaran yang ia lakukan. Bagi pendidik
Lebih lanjut Dimyati dan Mudjiono yang peka mengenai filosofis pendidikan
menyatakan bahwa dasar pengembangan akan memahami tujuan ia mendidik.
kurikulum meliputi: Sehingga, kecermatan dari seorang pendidik
untuk memikirkan cara peserta didik belajar,
1. Landasan Filosofis dengan metode apa peserta didik belajar, dan
Dalam filsafat pendidikan beberapa sejauhmana keterlibatan siswa dalam proses
sekolah filsafat dikenal, yaitu perkembangan, pembelajaran apakah anak pasif atau katif,
esensialisme, perenialisme, serta sejauhmana keberhasilan siswa dalam
rekonstruksionisme dan eksistensialisme. melaksanakan pembelajaran, dan
Setiap aliran memiliki latar belakang dan sebagainya.
konsep yang berbeda (Bahri 2011, p. 22-23). Pendidikan ada dan ada dalam
Aliran perkembangan adalah sekolah yang kehidupan masyarakat sehingga apa yang
memprioritaskan kebebasan dan menentang diinginkan oleh masyarakat untuk
semua bentuk otoritarianisme dan dilestarikan dilaksanakan melalui
absolutisme. Berbeda dengan aliran pendidikan. Semua kemauan yang dimiliki
esensialisme yang berupaya menyatukan oleh masyarakat adalah sumber nilai yang
konflik antara konsepsi idealisme dan memberi arah pada pendidikan. Dengan
realisme. Perennialisme muncul sebagai demikian pandangan dan wawasan yang ada
sekolah "progresif" yang mundur ke masa dalam masyarakat adalah pandangan dan
lalu ke abad pertengahan. Sedangkan aliran wawasan dalam pendidikan atau dapat
rekonstruksionisme adalah aliran yang dikatakan bahwa filsafat yang hidup dalam
melihat semua gejala yang berasal dari masyarakat adalah landasan filosofis untuk
keberadaan, yaitu cara manusia berada di implementasi pendidikan. Filsafat adalah
dunia yang berbeda dari keberadaan materi. studi tentang sifat realitas, sifat ilmu
Sedangkan eksistensialisme adalah pengetahuan, sifat sistem nilai, sifat nilai
aliran yang berfokus pada pengalaman kebaikan, sifat keindahan, dan sifat pikiran.
individu. Dalam pengembangan kurikulum, Oleh karena itu, landasan filosofis
tentunya harus didasarkan pada sekolah pengembangan kurikulum adalah sifat
filosofis tertentu, langkah ini akan memberi realitas, sains, sistem nilai, nilai kebaikan,
nuansa pada konsep dan implementasi keindahan, dan sifat pemikiran yang ada di
kurikulum yang dikembangkan. Aliran masyarakat. Dalam hal ini yayasan ini
Filsafat Perennialisme, Esensialisme, terkandung dalam proses pembelajaran
Eksistensialisme adalah filosofi yang (Rohinah 2019, p. 3)
mendasari pengembangan model kurikulum
subjek-akademik. Padahal, filosofi 2. Landasan Psikologis
progresivisme memberikan dasar untuk Syafruddin Nurdin mengatakan, pada
pengembangan model kurikulum pendidikan dasarnya pendidikan tidak dapat dipisahkan
pribadi. Sementara itu, filsafat dari unsur-unsur psikologi, karena
rekonstruktivisme secara luas diterapkan pendidikan adalah tentang perilaku manusia
dalam pengembangan model kurikulum itu sendiri, mendidik berarti mengubah
interaksional. Setiap aliran filsafat harus perilaku anak menuju kedewasaan. Karena

125
Yunita Hariyani / edureligia Vol. 2, No. 2, 2018

itu, proses belajar mengajar selalu dikaitkan terhadap pengembangan kurikulum. Namun
dengan teori perubahan perilaku anak. Dalam perkembangannya asa ini juga tidak
Beberapa teori perilaku termasuk boleh mendominasi dari asas asas yang lain
behaviorisme, psikologi kekuatan, karena kan mengakibatkan kurikulum akan
perkembangan kognitif, teori lapangan (teori berpusat pada masyarakatatau yang kita
Gastalt) dan teori kepribadian. Ada dua kenal dengan bahasa “society centered
bidang psikologi yang mendasari curriculum “. Damun patut disyukuri di
pengembangan kurikulum, psikologi negara kita belum mengarah pada kurikulum
perkembangan, dan psikologi pembelajaran. itu artinya kurikulum masih terpusat pada
Psikologi perkembangan mempelajari sekolah, namun meskipun kurikulum tetap
perilaku individu mengenai terpusat disekolah pada kenyataan
perkembangannya (Nurdin 2005, p. 37). dimasyarakat sudah dietrapkan dalam
Dalam psikologi perkembangan, bentuk kurikulum muatan lokal yang
dipelajari tentang sifat perkembangan, tahap disesuaikan dengan daerah masing-masing.
perkembangan, aspek perkembangan, tugas Dengan dijadikannya asas ini sebagai
pengembangan individu, dan hal-hal lain landasan pengembangan kurikulum
yang berkaitan dengan pengembangan diharapkan lulusan yang bekerja nantinya
individu, di mana semuanya dapat dapat memnuhi kebutuhan sesuai yang
digunakan sebagai bahan pertimbangan yang diharpkan oleh masyrakat pada umumnya.
mendasari pengembangan kurikulum. Nilai-nilai sosial dan budaya
Belajar psikologi adalah studi tentang masyarakat berasal dari karya akal manusia,
perilaku individu dalam konteks sehingga dalam menerima, menyebarkan,
pembelajaran. Belajar Psikologi meneliti sifat melestarikan, dan melepaskannya manusia
belajar dan teori-teori belajar, serta berbagai menggunakan akal budi mereka. Dengan
aspek perilaku individu lainnya dalam demikian jika ada nilai sosial-budaya yang
belajar, yang dapat dipertimbangkan serta tidak diterima / tidak sesuai dengan akalnya,
pengembangan kurikulum yang ia akan dibebaskan. Karena itu nilai sosial
mendasarinya. dan budaya lebih bersifat sementara jika
Dari uraian di atas, setidaknya dapat dibandingkan dengan agama. Untuk
dipahami, bahwa fondasi psikologis dalam melaksanakan penerimaan, penyebaran,
pengembangan kurikulum menempati posisi pelestarian, atau penolakan dan pelepasan
dan peran penting. Anak adalah target dan nilai-nilai sosial-budaya-agama, masyarakat
sekaligus target kurikulum, maka menggunakan pendidikan yang dirancang
pertimbangan psikologis menjadi sesuatu melalui kurikulum.
yang penting dalam perencanaan dan Kurikulum dapat dilihat sebagai
penyusunan kurikulum, sehingga desain pendidikan. Sebagai desain,
dimungkinkan untuk mendapatkan hasil kurikulum menentukan implementasi dan
yang maksimal. hasil pendidikan. Dapat dimengerti bahwa
pendidikan adalah upaya sadar untuk
3. Landasan Sosial, Budaya, dan Agama mempersiapkan siswa untuk terjun ke
Realitas sosial, budaya dan agama masyarakat. Pendidikan tidak hanya untuk
yang ada di masyarakat adalah bahan untuk pendidikan tetapi juga lebih penting untuk
studi pengembangan kurikulum untuk memberikan pengetahuan, keterampilan dan
digunakan sebagai dasar untuk nilai-nilai untuk hidup, bekerja dan
pengembangan kurikulum. Kebersamaan mencapai perkembangan lebih lanjut di
individu dalam masyarakat terikat dan masyarakat. Siswa berasal dari komunitas,
terikat oleh nilai-nilai yang menjadi dasar mendapatkan pendidikan formal dan
kehidupan dalam interaksi di antara mereka. informal di dalam komunitas dan diarahkan
Nilai-nilai yang perlu dipertahankan dan untuk kehidupan masyarakat juga.
dihormati di masyarakat termasuk nilai-nilai Kehidupan masyarakat, dengan semua
agama dan sosial-budaya. Nilai-nilai agama karakteristik dan kekayaan budayanya,
terkait dengan kepercayaan publik terhadap menjadi dasar dan sekaligus referensi untuk
ajaran agama, oleh karena itu mereka pendidikan.
umumnya bertahan lama. Azas Sosiologis Kami tidak berharap munculnya
Indonesia memiliki kebudayaan yang sangat manusia yang terasing dari komunitas
heterogen di tiap daerah dan masyarakatnya. mereka, melainkan melalui pendidikan
Oleh karena itu, dalam pengembangan diharapkan bahwa kelahiran manusia dapat
kurikulum masyarakat memiliki peran yang lebih memahami dan mampu membangun
sangat penting, sehingga asas sosiologis kehidupan masyarakat mereka. Oleh karena
dijadian salah satu asas yang mempengaruhi itu, tujuan, isi, dan proses pendidikan harus

126
Yunita Hariyani / edureligia Vol. 2, No. 2, 2018

disesuaikan dengan kebutuhan, kondisi, pemikiran dan cara hidup yang berlaku
karakteristik, kekayaan dan perkembangan untuk konteks global dan lokal. Selain itu, di
yang ada di masyarakat. Nana Syaodih zaman pengetahuan ini, orang yang
Sukmadinata berpendapat, bahwa melalui berpengetahuan luas dibutuhkan melalui
pendidikan manusia mengenali peradaban pembelajaran seumur hidup dengan standar
masa lalu, berpartisipasi dalam peradaban kualitas tinggi.
saat ini dan menjadikan peradaban masa Sifat pengetahuan dan keterampilan
depan (Raharjo 2018, p. 132). yang harus dikuasai oleh masyarakat sangat
Dengan demikian, kurikulum yang beragam dan canggih, sehingga diperlukan
dikembangkan harus mempertimbangkan, kurikulum yang disertai dengan kemampuan
merespons dan didasarkan pada meta-kognisi dan kompetensi untuk berpikir
perkembangan sosial-budaya dalam dan cara belajar (learning to learning) dalam
masyarakat, baik dalam konteks lokal, mengakses , memilih dan menilai
nasional dan global. Setiap lingkungan pengetahuan, dan mengatasi situasi ambigu
komunitas memiliki sistem sosial-budaya dan antisipatif terhadap ketidakpastian.
sendiri yang mengatur pola kehidupan dan Perkembangan di bidang sains dan
pola hubungan antara anggota masyarakat. teknologi, terutama di bidang transportasi
Salah satu aspek penting dari sistem sosial- dan komunikasi telah mampu mengubah
budaya adalah urutan nilai-nilai yang tatanan kehidupan manusia. Oleh karena
mengatur cara hidup dan perilaku warga itu, kurikulum harus dapat mengakomodasi
negara. Nilai-nilai ini dapat bersumber dari dan mengantisipasi laju perkembangan ilmu
agama, budaya, politik atau aspek kehidupan pengetahuan dan teknologi, sehingga siswa
lainnya. Sejalan dengan perkembangan dapat menyeimbangkan dan secara
masyarakat, nilai-nilai yang ada di bersamaan mengembangkan ilmu
masyarakat juga berkembang sehingga pengetahuan dan teknologi untuk memberi
mengharuskan setiap warga negara untuk manfaat dan mempertahankan kehidupan
melakukan perubahan dan penyesuaian manusia (Pambudi 2017).
dengan tuntutan zaman. Pendidikan adalah upaya untuk
mempersiapkan siswa menghadapi
4. Landasan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, perubahan yang semakin pesat, termasuk
dan Seni perubahan dalam sains, teknologi, dan seni
Awalnya ilmu pengetahuan dan (sains dan teknologi). Sukmadinata
teknologi (IPTEK) yang dimiliki manusia mengatakan bahwa pengembangan ilmu
masih relatif sederhana, namun sejak abad pengetahuan dan teknologi secara langsung
pertengahan mengalami perkembangan yang akan menjadi konten / materi pendidikan,
pesat. Berbagai penemuan baru terus sementara secara tidak langsung
berlangsung hingga saat ini. Dapat memberikan tugas kepada pendidikan untuk
dipastikan, bahwa masa yang akan datang melengkapi masyarakat dengan kemampuan
penemuan tersebut semakin berkembang. untuk memecahkan masalah yang dihadapi
Seiring perkembangan akal manusia yang sebagai pengaruh dari pengembangan ilmu
telah mampu menjangkau hal hal yang pengetahuan dan teknologi. Selain itu,
sebelumnya merupakan sesuatu tidak pengembangan ilmu pengetahuan dan
mungkin. Sebagai ilustrasi, pada zaman teknologi juga digunakan untuk
dahulu kala, mungkin orang akan menyelesaikan masalah pendidikan.
menganggap mustahil kalau manusia bisa Setiap yayasan tentu memiliki
menginjakkan kaki di permukaan Bulan, kontribusi penting untuk pengembangan
tetapi berkat kemajuan dan perkembangan kurikulum pendidikan. Basis filosofis
IPTEK pada pertengahan abad ke-20, berperan dalam merumuskan tujuan
pesawat Apollo 11 berhasil mendarat di pendidikan. Sedangkan dasar psikologis
bulan dan Neil Amstrong merupakan orang memberikan gambaran umum tentang
pertama yang berhasil menginjakkan kaki di konten, proses dan evaluasi pendidikan.
bulan. Adapun dasar sosial-budaya, itu
Kemajuan pesat dalam bidang memberikan ide tentang tujuan dan isi
informasi dan teknologi dalam dua dekade pendidikan. Sedangkan basis teknologinya,
terakhir telah mempengaruhi peradaban memberikan gambaran umum tentang
manusia di luar jangkauan pemikiran konten dan proses pendidikan.
manusia sebelumnya. Pengaruh ini dapat
dilihat pada pergeseran tatanan sosial,
ekonomi dan politik yang membutuhkan
keseimbangan baru antara nilai-nilai,

127
Yunita Hariyani / edureligia Vol. 2, No. 2, 2018

Prinsip Pengembangan Kurikulum dalam 2. Prinsip fleksibilitas


Meningkatkan Kualitas Pembelajaran Pengembangan kurikulum berupaya
Pengembangan kurikulum agar hasilnya fleksibel, fleksibel, dan fleksibel
menggunakan prinsip-prinsip yang telah dalam implementasinya, memungkinkan
berkembang dalam kehidupan sehari-hari penyesuaian berdasarkan situasi dan kondisi
atau justru menciptakan prinsip-prinsip baru. tempat dan waktu yang selalu berkembang,
Oleh karena itu, dalam implementasi serta kemampuan dan latar belakang siswa,
kurikulum di lembaga pendidikan sangat peran kurikulum disini sangat penting
dimungkinkan untuk menggunakan prinsip terhadap perkembangan siswa untuk itu
yang berbeda dari kurikulum yang prinsip fleksibel ini harus benar benar
digunakan di lembaga pendidikan lain, diperhatikan sebagai penunjang untuk
sehingga akan ada banyak prinsip yang peningkatan mutu pendidikan.
digunakan dalam pengembangan kurikulum Dalam prinsip fleksibilitas ini
(Fitroh 2011, p. 1-7). dimaksudkan bahwa, kurikulum harus
Sukmadinata menyatakan prinsip memiliki fleksibilitas. Kurikulum yang baik
pengembangan kurikulum yang terbagi adalah kurikulum yang berisi hal-hal yang
menjadi dua jenis, yaitu prinsip umum dan solid, tetapi dalam implementasinya
prinsip spesifik. Prinsip umum dimungkinkan untuk menyesuaikan
pengembangan kurikulum adalah relevansi, penyesuaian berdasarkan kondisi regional.
fleksibilitas, kontinuitas, kepraktisan dan Waktu dan kemampuan serta latar belakang
efektivitas. Prinsip-prinsip ini adalah lanskap anak. Kurikulum ini mempersiapkan anak-
yang kuat untuk mewujudkan kurikulum anak untuk saat ini dan masa depan.
yang sesuai dengan kebutuhan siswa, guru, Kurikulum tetap fleksibel di mana saja,
dan masyarakat. Prinsip khusus bahkan untuk anak-anak yang memiliki latar
pengembangan kurikulum adalah berkaitan belakang dan kemampuan yang berbeda,
dengan tujuan pendidikan, prinsip yang pengembangan kurikulum masih bisa
berkaitan dengan pemilihan konten dilakukan
pendidikan, prinsip yang berkaitan dengan Kurikulum harus menyediakan ruang
pemilihan proses belajar mengajar, prinsip untuk memberikan kebebasan bagi pendidik
yang berkaitan dengan pemilihan media dan untuk mengembangkan program
alat belajar, dan prinsip yang berkaitan pembelajaran. Pendidik dalam hal ini
dengan pemilihan kegiatan penilaian. memiliki kewenangan dalam
Hal yang sama dinyatakan oleh mengembangkan kurikulum yang sesuai
Hernawan di Sudrajat menyarankan lima dengan minat, kebutuhan siswa dan
prinsip dalam pengembangan kurikulum, kebutuhan bidang lingkungan mereka
yaitu: (Mansur 2016, p. 3).

1. Prinsip relevansi 3. Prinsip kontinuitas


Secara internal, kurikulum memiliki Yakni adanya kesinambungan dalam
relevansi antara komponen kurikulum kurikulum, baik secara vertikal, maupun
(tujuan, bahan, strategi, organisasi, dan secara horizontal. Pengalaman belajar yang
evaluasi). Sedangkan secara eksternal disediakan kurikulum harus memperhatikan
komponen itu memiliki relevansi dengan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat
tuntutan sains dan teknologi (relevansi kelas, antarjenjang pendidikan, maupun
epistemologis), tuntutan dan potensi siswa antara jenjang pendidikan dan jenis
(relevansi psikologis), serta tuntutan dan pekerjaan.
kebutuhan pengembangan masyarakat Makna kontinuitas disini adalah
(relevansi sosiologis), Maka dalam membuat berhubungan, yaitu adanya nilai keterkaitan
kurikulum harus memperhatikan kebutuhan antara kurikulum dari berbagai tingkat
lingkungan masyarakat dan siswa di pendidikan. Sehingga tidak terjadi
sekitarnya, sehingga nantinya akan pengulangan atau disharmonisasi bahan
bermanfaat bagi siswa untuk berkompetisi di pembelajaran yang berakibat jenuh atau
dunia kerja yang akan datang. Dalm membosankan baik yang mengajarkan (guru)
realitanya prinsip diatas memang harus betul maupun yang belajar (peserta didik). Selain
betul di perhatikan karena akan berpengaruh berhubungan dengan tingkat pendidikan,
terhadap mutu pendidikan. Dan yang tidak kurikulum juga diharuskan berhubungan
kalah penting harus sesuai dengan dengan berbagai studi, agar antara satu studi
perkembangan teknologi sehingga mereka dapat melengkapi studi lainnya. Sedangkan
selaras dalam upaya membangun negara fleksibilitas adalah kurikulum yang
(Asmariani 2014, p. 60). dikembangkan tidak kaku dan memberikan

128
Yunita Hariyani / edureligia Vol. 2, No. 2, 2018

kebebasan kepada guru maupun peserta Oleh karena itu ada upaya dalam
didik dalam memilih program atau bahan upaya membuat kegiatan pengembangan
pembelajaran, sehingga tidak ada unsur kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan
paksaan dalam menempuh program yang berlebihan, baik secara kualitas
pembelajaran. pembelajaran (Zainab 2017, maupun kuantitas. Dalam implementasinya
p. 366). dalam proses pembelajaran adalah
bagaimana tujuan pengembangan kurikulum
4. Prinsip efisiensi ini dapat meningkatkan kualitas
Peran kurikulum dalam ranah pembelajaran yang diharapkan oleh semua
pendidikan adalah sangat penting dan pihak, terutama efektivitas pembelajaran di
bahkan vital dalam proses pembelajaran, ia kelas.
mencakup segala hal dalam perencanaan
pembelajaran agar lebih optimal dan efektif. KESIMPULAN
Dewasa ini, dunia revolusi industri Pengembangan kurikulum adalah
menawarkan berbagai macam istilah yang komprehensif, yang meliputi
perkembangan kurikulum yang dilahirkan perencanaan, implementasi, dan evaluasi.
oleh para ahli dari dunia barat. Salah satu Perencanaan kurikulum adalah langkah
pengembangan kurikulum yang dipakai oleh pertama dalam membangun kurikulum
pemerintah Indonesia untuk mecapai sebuah ketika pekerja kurikulum membuat
cita-cita bangsa yaitu mengoptimalkan keputusan dan mengambil tindakan untuk
kecerdasan anak-anak generasi penerus menghasilkan rencana yang akan digunakan
bangsa untuk memilki akhlaq mulia dan oleh guru dan siswa. Penerapan kurikulum
berbudi pekerti yang luhur. Efisiensi adalah atau yang biasa disebut implementasi
salah satu prinsip yang perlu diperhatikan kurikulum berupaya mentransfer
dalam mengembangkan kurikulum, sehingga perencanaan kurikulum ke dalam tindakan
apa yang telah direncanakan sesuai dengan operasional.
tujuan yang ingin dicapai. Jika sebuah Oleh karena itu strategi pembelajaran
program pembelajaran dapat diadakan satu dalam pendidikan sekolah harus diberikan
bulan pada satu waktu dan memenuhi dasar pertama dengan menginternalisasi
semua tujuan yang ditetapkan, itu bukan sosiologi kritis, inovasi, kreativitas, dan
halangan. Sehingga siswa dapat mentalitas. Ini tidak berhenti di yayasan,
mengimplementasikan program tetapi juga berusaha menembus kurikulum
pembelajaran lain karena upaya itu yang ada dalam pendidikan sekolah. Selain
diperlukan agar dalam pengembangan itu, juga mengubah strategi pembelajaran
kurikulum dapat memanfaatkan sumber yang telah didasarkan pada konsep
daya pendidikan yang ada secara optimal, pandangan reproduktif belajar menjadi
cermat, dan tepat sehingga hasilnya pandangan pembelajaran yang konstruktif.
memadai. Konsep ini pada dasarnya dibangun tanpa
merusak fondasi yang sudah baik dalam
5. Prinsip efektivitas proses belajar mengajar sejauh ini.
Mengembangkan kurikulum Agar pengembangan kurikulum
pendidikan perlu mempertimbangkan prinsip berhasil sesuai dengan apa yang diinginkan,
efektivitas, yang dimaksud dengan efektivitas maka pengembangan kurikulum
di sini adalah sejauh mana rencana program membutuhkan dasar pengembangan
pembelajaran dicapai atau kurikulum. fondasi pengembangan
diimplementasikan. Dalam prinsip ini ada kurikulum meliputi: fondasi filosofis, fondasi
dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu: sosial, budaya dan agama, fondasi sains,
efektivitas mengajar guru dan efektivitas teknologi, dan seni, fondasi kebutuhan
belajar siswa. Dalam aspek mengajar guru, masyarakat, dan fondasi pengembangan
jika masih kurang efektif dalam mengajar masyarakat. Prinsip umum pengembangan
bahan ajar atau program, maka itu menjadi kurikulum adalah relevansi, fleksibilitas,
bahan dalam mengembangkan kurikulum di kesinambungan, kepraktisan dan efektivitas.
masa depan, yaitu dengan mengadakan Prinsip khusus pengembangan kurikulum
pelatihan, workshop dan lain-lain. adalah berkaitan dengan tujuan pendidikan,
Sedangkan pada aspek efektivitas belajar prinsip yang berkaitan dengan pemilihan
siswa, perlu dikembangkan kurikulum yang konten pendidikan, prinsip yang berkaitan
terkait dengan metodologi pembelajaran dengan pemilihan proses belajar mengajar,
sehingga apa yang sudah direncanakan dapat prinsip yang berkaitan dengan pemilihan
tercapai dengan metode yang relevan dengan media dan alat belajar, dan prinsip yang
materi atau materi pembelajaran.

129
Yunita Hariyani / edureligia Vol. 2, No. 2, 2018

berkaitan dengan pemilihan kegiatan Education As a Predictor.” Jurnal


penilaian. Pendidikan dan Kebudayaan 3(2): 132.
Rohinah. 2019. “Filsafat Pendidikan Islam:
DAFTAR PUSTAKA Studi Filosofis Atau Tujuan Dan Metode
Asmariani, MA. 2014. “Prinsip-Prinsip Pendidikan Islam.” Jurnal Pendidikan
Pengembangan Kurikulum Dalam Islam II(2): 3.
Perspektif Islam.” Jurnal AL-AFKAR Suradnya, I Made. 2009. “Pengembangan
III(II): 60. Kurikulum Pendidikan Dan Pelatihan
Baharun, Hasan. 2016. “Manajemen Kinerja Kepariwisataan Berkelanjutan.” Jurnal
Dalam Meningkatkan Competitive Ilmu Pendidikan 16(3): 162.
Advantage Pada Lembaga Pendidikan Susilo, Jimat. 2016. “Pengembangan
Islam.” Jurnal at-Tajdid 5(2): 244. Kurikulum Bahasa Indonesia Bagi
Bahri, Syamsul. 2011. “Pengembangan Penutur Asing.” Jurnal Pendidikan Bahasa
Kurikulum Dasar Dan Tujuannya.” dan Sastra Indonesia 3(1): 46.
Jurnal Ilmiah Islam Futura XI(1): 22–23. Susilo, M. Joko. 2007. “Pembodohan Siswa
Fitrah, M. 2015. “Peta Konsep Prinsip Tersistematis.” In Jakarta: PINUS, 13.
Relevansi Dalam Arah Pengembangan Tamami, Badrut. 2016. “Pengembangan
Kurikulum Matematika: Kajian Kurikulum PAI Di SMK Zainul Hasan
Perspektif Pengembangan Kurikulum.” Kecamatan Balung Kabupaten Jember
Jurnal Sainsmat IV(1): 42–50. Tahun Pelajaran 2013/2014.” Jurnal
Fitroh. 2011. “Pengembangan Kurikulum Penelitian IPTEKS: 3.
Berbasis Kompetensi Dan Strategi Yu’timaalahuyatazaka. 2016. “Model
Pencapaian.” 4(2): 1–7. Pengembangan Kurikulum Hilda Taba
Fujiawati, Fuja Siti. 2016. “Pemahaman Dan Identifikasinya Dalam Kurikulum
Konsep Kurikulum Dan Pembelajaran Pendidikan Islam.” Jurnal Manajemen
Dengan Peta Konsep Bagi Mahasiswa Pendidikan Islam 4(2): 140.
Pendidikan Seni.” 1(1): 20–22. Yulianti, Hartatik, dan Ninik Indawati.
Hasan Baharun, DKK. 2017. Pengembangan 2016. “Pengembangan Kurikulum
Kurikulim: Teori Dan Praktik. Cetakan I. PAUD (StudiKasus Di PAUD Citra
ed. Zamroni. Probolinggo: Pustaka KartiniDesa Senggreng –
Nurja. Kecamatan.Sumber Pucung - Kabupaten
Kamal, Mustofa. 2014. “Model Malang) Yulianti,.” Jurnal Inspirasi
Pengembangan Kurikulum Dan Strategi Pendidikan 12(2): 307.
Pembelajaran Berbasis Sosiologi Kritis, Zainab, Nurul. 2017. “Prinsip - Prinsip
Kreativitas, Dan Mentalitas.” Jurnal Pengembangan Kurikulum Pendidikan
Madaniyah 7(2): 230–31. Agama Islam Perspektif Islam.” Jurnal
Lase, Famahato. 2018. “Dasar Fenomena 16(2): 366.
Pengembangan Kurikulum Menjadi
Pengalaman Belajar.” Jurnal PG-PAUD
STKIP Pahlawan Tuanku Tambusai 3(1):
49–50.
Lazwardi, Dedi. 2017. “Manajemen
Kurikulum Sebagai Pengembangan
Tujuan Pendidikan.” Kependidikan Islam
4(1): 101.
Mansur, Rosichin. 2016. “Pengembangan
Kurikulum Pendidikan Agama Islam
Multikultural (Suatu Prinsip-Prinsip
Pengembangan).” Jurnal Ilmiah Vicratina
10(2): 3.
Nurdin, Syafruddin. 2005. Guru Profesional
Dan Implementasi Kurikulum. 3rd ed.
Jakarta: Quantum Teaching.
Pambudi, Aris Fajar. 2017. “Prinsip
Pengembangan Kurikulum.” Power Point
disajikan dalam seminar proposal yang
dilakukan pada tanggal 25 Desember.
Raharjo, S. B. 2018. “Capaian Standar
Nasional Pendidikan Sebagai Prediktor
Achievement of National Standards of

130

You might also like