You are on page 1of 77
e MENTERI PERHUBUNGAN Menimbang Mengingat PERATURAN MENTER! PERHUBUNGAN NOMOR : KM.49 TAHUN 2005 TENTANG ‘SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL ( SISTRANAS ) DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN, : a. bahwa transportasi sebagai urat nadi kehidupan ekonomi, sosial budaya, pertahanan keamanan, dan politik mempunyai peranan penting serta_ strategis | untuk —memantapkan perwujudan wawasan nusantara, memperkokoh ketahanan, dan mempererat hubungan antar bangsa dalam usaha mencapai tujuan_yang sama berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, dan dengan adanya perubahan paradigma sistem pemerintahan dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah serta tuntutan arus globalisasi akan mengubah tatanan pengaturan di bidang transportasi yang bersifat sentralistik ke desentralistik dan dari sifat dominasi pemerintah kepada mekanisme pasar, dipandang perlu menyempumakan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 15 Tahun 1997 tentang Sistem Transportasi Nasional; b. bahwa dalam rangka _memantapkan perencanaan dan mewujudkan jaringan transportasi nasional yang efektif dan efisien, perlu dilakukan pendekatan kesisteman dalam satu kesatuan Sistem Transportasi Nasional ; ¢. bahwa sehubungan dengan hal tersebut huruf a dan huruf b, erly menetapkan, Sistem Transportasi Nasional dengan eraturan Menteri Perhubungan; : 1, Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1992 _ tentang Perkeretaapian (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3479); 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480); 262 Menetapkan 263 Undang Undang Nomor 15 Tahun 1992 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor §3, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3481); 4. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 1992 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 98, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3493); §. Undang-Undang _ Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4437); 6. Peraturan Presiden Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia; MEMUTUSKAN: PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG SISTEM TRANSPORTASI NASIONAL (SISTRANAS). Pasal 1 Sistem Transportasi_ Nasional (Sistranas)___sebagaimana tapkan dalam lampiran Peraturan Menteri Perhubungan ini merupakan tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman untuk dijadikan sebagai pedoman dan’ landasan dalam perencanaan, — pembangunan, —_penyelenggaraan transportasi guna _mampu_mewujudkan penyediaan jasa transportasi yang efektif dan efisien. Pasal2 Sistranas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 disusun secara terpadu dan diwujudkan dalam a. Tataran Transportasi Nasional (Tatranas); b. Tataran Transportasi Wilayah (Tatrawil) ¢, Tataran Transportasi Lokal (Tatralok); Pasal 3 Tatranas, Tatrawil dan Tatralok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf (a), (b) dan (c) ditetapkan sebagai berikut: a. Tatranas ditetapkan oleh Pemerintah Pusat; : b. Tatrawil ditetapkan oleh Pemerintah Propinsi; cc. Tatralok ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. 268 Pasal 4 Pengembangan Sistranas dilakukan secara berkesinambungan, konsisten dan terpadu balk intra maupun antar moda, dengan sektor pembangunan lainnya serta memperhatikan eksistensi Pemerintah Daerah Provinsi, Kabupaten dan Kota, sesuai dengan kebutunan dan perkembangan jaman, imu pengetahuan dan teknoiogi Pasal Dokumen Sistranas yang merupakan Lampiran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1, merupakan satu kesatuan dengan Peraturan Menter Pasal 6 Dengan ditetapkan keputusan ini, Keputusan _ Menteri Perhubungan Nomor 18 Tahun 1997 tentang Sistranas dinyatakan tidak berlaku lagi Pasal7 Peraturan Menteri ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di: | JAKARTA Pada tanggal : 12 Agustus 2005 MENTERI PERHUBUNGAN ttd M. HATTA RAJASA, SALINAN Peraturan ini disampaikan kepada 4. Ketua Badan Pemeriksa Keuangan; 2. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian; 3. Sekretaris Negara; 4, Menteri Keuangan; 5. Menteri Hukum dan HAM; 6. Menteri Pertahanan; 7. Menteri Dalam Negeri; 8 Menteri Pekerjaan Umum; 9. Menteri Negara Lingkungan Hidup; 10. Menteri Negara BUMN; 14. Pata Gubernur seluruh Indonesia; 12. Sekjen, Itjen, Para Dirjen dan Para Kabadan di lingkungan Dephub; Para Bupati dan Walikota seluruh Indonesia; Para Kepala Dinas Perhubungan Propinsi seluruh Indonesia; Para Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten/Kota seluruh Indonesia Lampiren Peraturan Menteri Perhubungan Nomor : 1 49 Tum 2005 Tonggal : 12 aGWSTUS 2005 : DAFTAR ISI DAFTAR ISI, BABI PENDAHULUAN A. Latar Belakang. B, Maksud dan Tyjuan C. Pengertian D. Sistematika Penulisan BABII POLA DASAR SISTRANAS A. Umum B. Konsepsi. 1. Definisi Sistranas, Landasan Sistranas, Asas Sistranas |. Tajuan Sistranas . Sasaran Sistranas p eeae . Pungsi Sistranas 7. Pola Pikir Sistranas . Tatanan Transportasi 1, Struktur Ruang 2, Tetaran Transportasi 3, Jaringan Transportasi __ BAB II] KONDISI TRANSPORTAS! SAAT INI DAN MASA MENDATANG A. Umum B. Kondisi Saat Ini __ = 1. Kinerja Transportasi 2. Moda Transportasi ©. Kondisi yang Diharapkan Masa Mendatang ___ 1. Kinerja Transportasi_ (2 oda Tvaneportae! =meatemeastmenaDneeneney D. Lingkungan Strategis, Peluang dan Kendala __ 1. Lingkungan Strategis __ a 2s 24 aa 28 33 44 9 33 265 2. Peluang 3, Kendala E, Identifikasi Masalah __ Jaringan Prasarana dan Pelayanan Keselamatan dan Kcaia.an Transportasi Pengusahaan Transportasi Sumber Daya Manusia serts Iptek Lingkungen Hidup dan Energi Dana Pembangunan Transportasi Administrasi Negara di Sektor Transportasi aoosep BAB IV KEBIJAKAN UMUM SISTRANAS A. Umum E. Kebijakan Sistranas —. 1, Meningkatnya Peleyanen Transportasi Nasional __ 13 a. Peningkatan Kualitas Pelayanan _ , Peningkatan Keterpaduan Pengembangan Tatranas, ‘Tatrawil dan Tatralok c. Peningkatan Peranan Sekior Transportasi Terhadap Pengembangan dun Peningkatan Daya Saing Sektor Lam | 4 4. Peningkatan dan Pengembancan Sektor Transportas: Se!» Urat Nadi Penyelenggaraan Sistem Logistik Nasional ¢. Penyeimbangan Peraran BUMN, BUMD, Swasta dan Koperasi 14 {. Perawatan Prasarana Transportasi 48 8. Optimalisasi Penggunaan Fasilitas yang Ada _ 43 bh. Keterpaduan Amarino so i, Pengembangan Kapasitas Transportasi ___ s6 J. Peningkatan Pelayanan pada Daerah Tertinggal +0 K, Peningkatan Felayanan untuk Keiompok Masyarakat Tertentu _. vv 1. Peningkatan Pelayanan pada Keadaan Darurat __ ar 2, Meningkatnya Kesclamatan dan Keamanan Transportusi 47 a. Peningkatan Keselamatan Transportasi _4? bb, Peningkatan Keamanan Transportasi _. 48 3. Meningkatnys Pembinaen Pengusahaan Transportas: 49 a. Peningkaten Efisiensi dan Daya Saing 49 b. Penyederhanaan Perijinan dan Deregulasi __ 49 c. Peningicatan Kompetisi Moda Transportasi _ ~ 49 4. Peningkatan Standardisasi Pelayanan dan Teknolog == __ 49 ¢, Peningkatan Pencrimaan dan Pengurangan Subsidi 50 f, Peningkatan Aksesibilitas Perusahaan Nasional Transports ke Luar Negeri __ = 20 Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi Perusahaan Jasa ‘Transportasi |}. Pembinaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) __ 4, Meningkatnya Kualitas Sumber Daya Manusia serta Timu Pengetahuan dan Telenologi a. Peningkatan Inovasi Melalui Penelitian dan Pengembangan , Pengembangan Pendidikan dan Pelatihan Transportasi _ ©. Peningkatan Keperdulian Masyarakat Terhadap Peraluran Perundangan Transportasi 5. Meninglatnya Pemeliharaan dan Peningkatan Kuaitas Lnglungan Hidup Serta Penghematan Penggunean Energi a. Peningkatan Proteksi Kualtas Lingkcingan ». Peningkatan Kesadaran Terhadap Ancaman Tumpahan Minyak ¢. Peninglatan Koneervasi Berg. di. Penghematan Penggunaan Ruang 6. Meningkatnya Penyediaan Dana Perfbangunan Transportasi a. Peningkatan Penerimaan der Pemakal Jasa Transportasi b. Peningkatan Anggaran Pembangunan Nasional dan Ducrah ¢. Peningkatan Partisipast Swasta dan Koperasi aL Pemanfastan Hibah/Bantven Luar Negen untuk Prograr- program Tertenti “L Meningkatnya Kates Administasi Negara di Seizor Transportas a. Penerapan Manajemen Modern Pengembangan Data dan Perencenaan Transportasi Peningkatan Struktur Organisas Peningkatan Surber Daya Manusia Peninglatan Sistem Pemotvasian Peninghatan Sistem Pengavasan heeog BABV ARAH PERWUJUDAN SISTRANAS A B. Umum Pola Dasar Tataran Transportasi 1. Pungsi . Keterpaduan Tatanan __ — Proses Penyusunan dan Penetapan Pemtinaan Simpul dan Ruang Lal Sistematika Penulisan Lukumen — 2. 3 4 5. Kebijakan 6 7 A ah Perwojudan Jaringian = 267 51 By st 51 ao 52 59. 60) 61 62 . Transportast valan, . Transportasi Kereta Api . Transportes! Sungai dan Dann ‘Transportasi Penyeberangan __ ‘Transportasi Laut, ‘Transportasi Udara ‘Transportasi Pipa, eumereye BAB VI PENUTUP. . Transportasi Antarmoda/Multimoda. 6a, 63 64 oe. 67 oe 69 268 BABI PENDAHULUAN A, Latar Belakang Keberhasilan pembangunan sangat dipenyaruhi oleh peran transporta sebagai urat nadi kehidupan politk, ekonomi, sosial budaya, dan portithanan keamanan, Pembangunan sekicr transportasi diarahkan pada tenvujudnya sistem transportasi nasional yang Randal, berkemampuan Ung dan diselenggarakan secara cfektif dan efisien dalam menunjang dan sckalyu menggerakkan dinamika pembangunan, mendukung mobilitas manus: barang seria jasa, mendulcang pola distribusi nasional serta mendukung pengembangan wilayah dan peningkatan hubungan internasional yang Iebih memantaplan perkembangan kehidupan berbangsa dan bernegara alam rangka perwujudan wawasan nusantara. Perwujudan sistem transportasi nasional yang cfektif dan efisien, menghacapi berbagai tantangan, peluang dan kendala sehubungan dengan adanya perubahan lingkungan yang dinamis seperti otonomi daerah, globalisasi ekonomi, perubahan perilaku permintaan jasa ansportasi, kondisi politi, perkembangon ilmu pengetahuan dan teknologi, kepedulian pada kelestarian lingkungan hidup serta adanya -keterbatasan sumber daya. Untuk mengantisipasi kondisi tersebut, sistem transportasi nasional verlu terus ditata dan disempumaken dengan dukungan sumber daya manusia yang berkualitas, sehingga terwujud keandalan pelayanan dan keterpaduan antar dan intra’ moda transportasi, dalam rangke memenchi kebutuhan pembangunan, tuntutan masyarakat serta perdagangan nasional dan intemnasional dengan memperhatikan kehandalan serta kelaikan sarana dan prasarana transportasi, B, Maksud dan Tujuan Dokumen Sistem Transportasi Nasional (Sistranas) dimaksudkan sebagai pedomen pengaturan dan pembangunan tansportasi, dengan tujuan agar dicapa penyelenggaraan transportasi nasional yang efektif dan efisien, ©. Pengertian 1, Pelayanan transportasi adalah jasa yang dihasilkan oleh penyedia jasa transpertasi untuk memenuhi kebutuhan pengguna jasa transportasi 2. Jaringan pelayanan transportasi adalah susunan rute-rute pelayanan transportasi yang membentuk satu kesatuan hubungan, 3, Jaringan prasarana transportasi adalah serangkaian simpul yang Gihubungkan oleh ruang lalu lintas sehingga membentuk satu kesatuan, 4, Ruang lalu lintas adalah suatu muang gerak sarana transpo.tas! yang dilengkapi dengan fasilitas untuk mendulung keselamatan dan kelancaran transportasi. 5, Simpul transportasi adalah suatu tempat yang berfungsi untuk kegiatan menaikan dan menurunkan penumpang, membongkar dan memuat 269 270 barang, mengatur perjalanan serta tempat perpindahari Intranets dan antarmod 6. Transportasi antarmoda adalah transportasi penumpang dan nviu barang yang menggunakan lebih dari satu moda transportasi ‘!slnm satu erjalanah yang berkesinaribungan. 7. Transportasi multimoda adalah transportasi barang dengan menygunnakan paling sedikit 2 (dua) moda transportasi yang berbeda, atas disar satu kontrak yang menggunakan Dokumen Transportasi Multimoda dit satu tempat barang diterima oleh operator transportas} rmaltimocs ke stato tempat yang ditentukan untuk penerimaan barang tersebut, D, Sistematika Penulisan Penulisan dokumen Sistranas disusun dalam 6 bab dengan tata urut sebaga berikcut: BABI PENDAHULUAN BABII POLA DASAR SISTRANAS BABII KONDISI SISTRANAS SAAT INI DAN MASA MENDATANG BABIV KEBIJAKAN UMUM SISTRANAS BABV _ARAH PERWUJUDAN SISTRANAS BAB VI PENUTUP barnes rises i, Et Se, eee 5 BABII POLA DASAR SISTRANAS A. Umum Sistranas disusun dengan landasan Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Wawasan Nusantara, Ketahanan Nasional, undang-undang di Iidang transportasi dan peraturan perundangan terkait Jainnya. Peramusan Sistranas tersebut juga memanfaatkan peluang dan memperhatikan kendala lingkup internasiona), regional dan nasional, baik dari sisi regulator, operator, Pengguna jasa, maupun dari sisi masyarakat, dengan sasaran terwujudnye penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisier:. B. Konsepsi J, Definis! Sistranas istranas adalah tatanan transportasi yang terorganisasi secara kesisteman terdiri dari transportasi jalan, transportasi kereta api, transportasi sungai dan danau, transportasi penyeberangan, transportasi laut, transportasi udara, serta transportasi pipa, yang masing-masing terdiri davi sarana dan prasarana, kecuali pipa, yang saling berinteraksi dengan dukungan perangket lunak dan ‘perangkat pikir membentuk suatu sistem pelayanan jasa transportasi yang efektif dan efisien, berfungsi melayani perpindahan ‘orang dan atau barang, yang terus berkembang secara dinamis. 2. Landasan Sistranas Sistranas diselenggarakan berdasarkan landasan idiil Pancasila, landasan konstitusional UUD 1945, landasan visional Wawasan Nusantara, landasan konsepsional Ketahanan Nasional, landasan operasional peraturan perundangan di bidang transportasi serta peraturan perundangan lain yang terkait. a. Pancasila Dalen menunjang pemerataan pembangunan nasional, utamanya seperti yang tersirat dalam sila kelima Pancasila yaitu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, maka pembangunn diarahkan untuk peningkaten taraf hidup masyarakat yang bérkeadilan, antara lain melalui pemerataan pelayanan jasa transportasi. , Undang-Undang Dasar 1945 Pada hakekatnya tujuan nasional yang tercantum di dalam UUD 1945 adalah untuk mencapai cita-cita nasional yaitu negara Indonesia yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur, antara lain melalui penataan sistem transportasi c. Wawasan Nusantara Merupakan cara pandang dan sikap bangsa Indonesia mengenai diri dan lingkungannya, dengan mengutamakan persatuan bangsa dalam Kebhinekaan dan kesatuan wilayah dalam kehidupan bermasyarakat, Derbangsa, dan beregara, yang perlu didukung sistem transportasi setagai urat nadi kehidupan politik, ekonomi, sosial budaya, pertahanan dan keamanan, ans AEA Per Prin URED et 3 am 4d. Ketahanan Nasional Konsepsi ketahanan nasional Indonesia merupakan pedoman untuk meningkatken kculetan dan ketangguhan bangsa yang menganduny kemampuan mengembangkan kelniatan nasional, dengan pendekatan Kesejahteraan dan keamanan secara scimbang, serasi, dan sclaras, dalam seluruh aspek kehidupan nasional, dimana peranan transportasi sangat penting, ©. Undang-Undang ¢i Bidang Transportasi dan Peraturan Perundangan Terkait Arah dan kebijakan pembangunan transportasi dilakukan secara terencana, rasional, optimal, bertanggung jawab, mempertimbangkan aspek kcelestarian lingkungan hidup, serta keterpaduan antar sektor dan subsektor dengan memperhatikan peraturan perundangan yang berlaku. &. Asas Sistranas Sistranas disclenggerakan berdasarkan asas Keimanan dan ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, asas manfaat, asas adil dan merata, asas usaha bersama, asas keseimdangan, asas kepentingan mum,” asas kesadaran hulcum, asas kemandirian, dan asas keterpaduan, 4, Tujuan Sistranas ‘Tujuan Sistanas adalah terwujudnya transportasi yang efektif dan efisien dalam menunjang dan sekaligus menggerakkan dinamika pembangunan, meningkatkan mobilitas manusia, barang dan jasa, membantu terciptanya pola distribusi nasional yang mantap dan dinamis, serta mendulung pengembangan wilayah, dan lebih memantapkan perkembangan kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dalam rangka penwujudan wawasan nusantara dan peningkatan hubungan internasional 5, Sasaran Sistranas Sasaran Sistranas ddalah terwujudnya penyelenggaraan transportasi yang efektif dan efisien. Bfektif dalam arti selamat, aksesibilitas tinggi, terpadu, Kapasitas mencukupi, teratur, lancar dan ‘cepat, mudah dicapai, tepat wakta, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman, serta polusi rendah. Efisien dalam arti beban publik rendah dan utilitas tinggi dalam satu kesatuan Jaringoo transportasi nasional Selamat, dalam arti terhindarnya pengoperasian transportasi_ dari kecelukaan akibat faktor internal transportasi. Keadaan tersebut dapat diukur antara Jain berdasarkan perbandingan antara jumlah kejadian kecelakaan terhadap jumlah pergerakan kendaraan dan jumlah penumpang dan atau barang. ‘Aksesibilitas tinggi, dalam arti bahwa jaringan pelayanan transportasi dapat menjangkau seluas mungkin wilayah nasional dalam rangka perwujudan wawasan nusantara dan ketahanan national. Keadaan tersebut dapat diukur antara lain dengan perbandingan antara panjang dan kapasitas jaringan transportasi dengan luas wilayah yang dilayani. ‘Terpadu, dalam arti terwujudnya keterpaduan intramoda dan antarinode dalam jaringan prasarana dan pelayanan, yang meliputi pembangunan pembinaan dan penyelenggaraannya sehingga lebih efektif dan efisien Kapasitas meacukupi, dalam arti bahwa kapasitas sarana dan prasaranc transportasi cukup tersedia untuk memenuhi permintaan pengguna jasa. 2m 3 inerja kapasitas tersebut dapat diukur berdasarkan indikator sesua) dengan karaktoriatik wasing-masing moda, antara lain perbandingan jumlah sarana transportasi dengan jumlah penduduk pengguna transportasi, antara sarana dan prasarana, antara penumpang-kilometer atau ton: Kilometer dengan kapasitas yang tersedia, ‘Teratur, dalam arti pelayanan transportasi yang mempunyai jadwal waktu kkeberangkatan dan waktu kedatangan. Keadaan ini dapat diukur antara lain dengan jumlah sarana transportesi berjadwal terhadap seluruh sarana transportasi yang beroperasi. Lanear dan cepat, dalam arti terwujudnya waktu tempuh yang singkat dengan tingkat keselamatan yang tinggi. Keadaan tersebut dapat diukur berdasarkan indikator antara iain kecepatan kendaraan per satuan waktu Mudab dicapai, dalam arti tahwa pelayanan menuju kendaraan dan dari Kendaraan ke tempat tujuan mudah dicapai oleh pengguna jasa melalui informasi yang jelas, kemudahan mendapatkan tiket, dan kemudahan alih kendaraan. Keadaan tersebut dapat diukur entara jain melalui indicator waldtu dan biaya yang dipergunakan dari tempat asal perjalanan Ke sarang transportasi atau sebaliknya. ‘Tepat waktu, dalam arti bahwa pelayanan transportasi dilakukan dengan jadwal yang tepat, bail saat keberangkatan maupun kedatangan, sehingga masyarakat dapat merencanakan perjalanan dengan pasti. Keadaan tersebut, dapat diulrur antara lain dengan jumlah pemberangkatan dan kedatangan yang tepat waktu terhadap jumlah sarana transportasi berangkat dan datang, Nyaman, dalam “arti tervujudnya ketenangan dan kenikmatan bagi penumpang selama berada dalam sarana transportasi. Keadaan tersebut dapat diukur dari ketersediaan dan kualitas fasilitas terhadap standamya. ‘Tarif terjangkau, dalam arli terwujudnya ponyediaan jasa transportasi yang sestai dengan daya beli masyarakat menurut kelasnya, dengan tetap memperhatikan berkembangnya kemampuan penyedia jasa transporiasi Keadaan tersebut dapat diukur berdasarkan indikator perbandingan antara pengeluaran rata-rata masyarakat untuk pemenuhan kebutuhan tranaportasi terhadap pendapatan rertib, dalam arti pengoperasian sarana transportasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan norma atau nilai-nilai yang berlalca di masyarakat. Keadaan tersebut dapat diukur berdasarkan indikator antara lain perbandingan jumlak pelanggaran dengan jumlah perjalanan, ‘Aman, dalam arti terhindarnya pengoperasian transportasi dari akibat faktor eketernal transportasi baik berupa gangguan alam, gangguan manusia, maupun gangguan lainnya, Keadaan tersebut dapat diukur antara lain berdasarkan perbandingan antara jumlah terjadinya gangguan dengan jumlah perjalanan. Polusi rendab, dalam arti polusi yang ditimbulkan sarana tansportasi baik polusi gas buang, air, suara, maupun polusi getaran serendah mungkin Keadaan ini dapat ditkur antara lain dengan perbandingan antara tingk=t polusi yang terjadi terhaciap ambang baias polusi yang telah ditetapkan Efisien, dalam arti mampu memberikan manfaat yang makswneil dengan pengocbanan tertenta yang harus ditanggung oleh pemenintah, operator, masyarakat dan lingkcungan, atau memberikan manfaat tertentu berjadwal, sebagai penunjang adalah anspkulan udara niaga tidak berjadwal, sedang pelengkap adalah -iphuta udara bukan niaga. Cees a Kegiatan angkutar udara niaga berjadwal melayani rute prnerbangan dalam negeri dan atau penerbangan luar negeri secars tetap van teratur, sedangkan kegiatan angkutan udara niaga tidik herjadval tidak terikat pada rute penerbangan yang tetap dan teratut 2) Jaringan Prasarana Jaringan prasarana transportasi udara terdiri dari bandar ulara, yang berfungsi sebagai simpul, dan ruang udara yang berfungs: sebagai ruang lalu lintas udara, Bandar udara dibedakan berdasarkan fungsi, penggunaan, klus status dan penyelenggaraannya serta kegiatannya, Berdasarkan hirarld fungsinya bandar udara dikelompokkan menjadi bandar udara pusat penyebaran dan bandar udara bukun pusat penyebaran. kasi, Berdasarkan penggunaannya, bandas udara dikelompokkan men a) bandar udara yang terbuka untuk melayani angkulan dare ve/dari tear negers by bandar udara yang tidak terbuka untuk melayani angiotan udara ke/darituar neger Rerdasarkan statusnya, bandar udara dikelompolskan menjads a) bandar udara umum yang digunakan untuk melayani kepentingan >) bundar udara Rhusus yang digunskan untuk melayani kepentingan fendinl gana menunjang kegiatan tertents Berdasarkan penyelengyaraannya bandar udara dibedalan alas 4) bandar dora umum yang dieelenggarakan oleh pemenniah, bonatan provinay pemerintah ‘abupaten/ota lau badan pee tatisudarean. Badan usaha kebanderudaraan dapat sab tsortalan pemerintah provinsl, pemerintah kabupaten/ meng eateeictan hala Indonesia melalui Kerjasama, naman rote tor Gengan pemerintan provine! dan atau kabupsten/ Kota herus kerjasama menyelurah, by Bandar dara Khusus yang diselenggara:an leh pemeriniah, bandh provinel, pemerintah kabupaten/c'a dan bagan Bukum Indonesia. asarkan Kegiatanrya bandar udura terdii dar! bandar udara yang melayani kegiatan : x nendarstan dan lopas landas peoawat dere urtuk melayan! Repitan angiratan sara; 1 pendaratan dan lepas landas helikopter untuk melayan angletan dara rena pfs, ee 2 290 291 Bandar udara untuk penaaratan dun lepas landas helikopior untuk melayani kepentingan angkutan udura disebut heliport, hiehprir, cian neudeck. Berdasarkan fungsinya rung lalusintas udara dikelompokkan atas a) controlled airspace yaitu ruang udara yang ditetapkn batas batasnya, yang didalamnya diberikan instruksi secara positif dam pemandu (air traffic controller) kepada penerbang (contoh: control rea, approach control crea, aerodrome control areal; ) uncontrolled airspace yaitu ruang lalu lintas udara yang di dalamnya hanya diberikan informasi tentang lalu linvis yang diperlukan (essential traffic information), Ruang lalu lintas udara disusun dengan menggunakan prinsip jarak terpendek untuk memperoleh biaya terendah dengan \ctap memperhatikan aspek keselamatan penerbangan. b, Transportasi Pipa aringan transportasi pipa terdiri atas : 1) Jaringan transportasi pipa lokal untuk menunjang proses produksi dan distribusi di deerah industri; 2) Jaringan transportasi pipa regional yang berfungsi sebagai pendukung proses produksi dan distribusi di dalam provinsi, 3) Jaringan transportasi pipa nasional dan antar negara yang berfungsi sebagai pendukung proses produksi dan distribusi lintas provinsi dan lintas batas negars. Didalam penggelaran jaringan pipa harus memperhatikan persyaratan keemanan, keselamatan dan kelestarian lingkungan. atte ne Pod a 22 BAB III KONDISI TRANSPORTASI SAAT INI DAN MASA MENDATANG A Umum Kondisi transportasi saat ini merupakan salah satu modal dasar dalam ‘mewujudkan transportasi_ yang e(ektif dan efisien. Kondisi transportasi digambarkan melalui penilaian kinerja setiap moda antara lain kapasitas prasarana, tarif, kelancaran, tingkat ketertiban, keamanan, dan pelayanan ‘transportasi. Kondisi transportasi yang ekan datang ditinjau dari harapan masyarakat, operator, dan pemerintah dinyatakan dalam keterpaduan moda serta penyelengearaan masing-masing moda transportasi yang efektif dan efisien Dalam rangka mewujudkan Kondisi transportasi yang dibarapkan perlu memperhatikan perubahan lingkungan strategis, peluang dan kendala, serta permasalehan pada aspek jaringan, kesclamatan, pengusahaan, sumber dava ‘manusia dan Iptek, linglcangan hidup dan energi, dan pendanaan. ‘Transportasi nasional yang efektif dan efisien diharapkan mampu mendukung terwujudnya ketahanan nasional yang tangguh dan Wawasan Nusantara B. Kondisi Saat Ini 1, Kinerja Transportasi a, Keselamatan ngkat keselamatan transportasi jalan relatif masih rendan, terlinat ada angka kecelakaan yang masih tinggi, yang umumnya discbabkan fakttor manusia. Demikian juga pada Kereta api tingkat kesclamatan relauf masih rendali, terlihat masil; ceringnya tenadi kecelakaar, pada persimpangan sebidang, meskipun terjadi kecenderungan penurunan keecelakaan secara keseluruban. ‘"ingkat keselamatan transportasi sungai dan danau relatif rendah, hal imi tidak terlepas dari kondisi sarana yang sudah tua serta peralatan navigasi yang relatif masih kurang. Selain ita kondisi keamanan dan Keselamatan transportasi laut relatif rendah dengan masin terjadinya kKecelakaan di alur pelayaran dan perompakan teriiadap kapal-kapal di perairan Indonesia dan di selat Malaka. Tingkat keselamatan transportesi ‘udara relatif tinggi meskipun pergerakan penerbangan domestik dan intemasional dari tahun ke tahun mengalami peningkatan cukup tinggi b. Aksesibilitas Aksesibilitas transportasi jalan di Pulau Sumatra, Jawa dan Bali relatif sudah lebih baik dibandingken dengan aksesibilitas di pulau lainnya, yang disebabkan karena masih kurangnya jaringan pelayanan dan jeringan prasarana. Demikian juga pelayanan pada kereta api hanya ada @i Pulau Jawa dan sebagian daerah di Pulau Sumatra. Jaringan sine tm dnemn rm em SP “4

You might also like