You are on page 1of 8
KOMUNIKASI LINTAS BUDAYA Tujuan Pembelajaran ‘Setelah mempelajari bab ini, pembaca diharapkan dapat: & ) Memahami pentingnya komunikasi bisnis lintas budaya @ = Memahami budaya dan perbedaan budaya §) Memahami cara menghindari reaksi etnosentris 3.1 PENTINGNYA KOMUNIKASI BISNIS LINTAS BUDAYA -Komunikasi bisnis lintas budaya adalah proses mengirim dan menerima pesan bisnis antarindividu yang berbeda budaya. Dalam Bab I telah diurai- kan bahwa perbedaan budaya merupakan salah satu hambatan komunikasi yang paling sulit diatasi. Namun, berkomunikasi dengan seseorang yang berbeda budayanya tidak mungkin dihindari, terlebih lagi dalam era globalisasi ini. Perusahaan keluarga atau tertutup telah banyak berubah menjadi perusahaan terbuka (public company). Perusahaan lokal dan nasional telah berkembang menjadi Multinational Company (MNC) yang berskala inter- nasional. Misalnya, Unilever, P&G, IBM, dan Coca-Cola membuka cabangnya di berbagai negara atau berafiliasi dengan perusahaan asing. Meningkatnya kerja sama perdagangan dan berkurangnya halangan untuk memasuki pasar akan memperluas arena perdagangan internasional. Contoh kerja sama perdagangan global adalah WTO, AFTA, dan NAFTA Operasi global akan meningkatkan kebutuhan untuk berkomunikasi dengan budaya asing. Baik berada di negara sendiri maupun di negara asing, tetap ada kemungkinan untuk berkomunikasi dengan seseorang dengan ber- bagai latar belakang budaya dan bahasa. Interaksi lintas budaya terjadi dalam komunikasi intemal maupun eksternal perusahaan. Dalam komunikasi » berasal dari berbagai hanps, kan tenadh interaksi antarpekerja: yang ber "sa — ca pe a a ra a Sementara dalam komunikast eksternal, perusahaan a\ ‘an dan suku bangsa. $ a Japan dengan pelanggan. pemasok, investor, dan pesaing dari berbayay berhadapan denga janggan, Untuk mempermudah komunikasi, pekerja tidak hanya diturty cgara. Un peke i nam nggunakan bahasa yang berlaku secara internasional. tetapi juga mampu mengguna ahasa ) oe ae ne ah meningkatkan pemahaman terhadap budaya asing. oo, Neat haynes bor Suhat cleyt Lan’ ese — MEMAHAMI BUDAYA DAN PERBEDAAN BUDAYA SI K inan, sikap, nilai, harapan, dan norma tingkah “ Re eee jan Thill, 2003:68). Budaya juga diart\- kan sebagai konvensi-konvensi kebiasaan, sikap, dan perilaku sekelompok orang (Heart, 2004:125). Semua anggota suatu budaya memiliki asumsi serupa mengenai bagaimana seharusnya berpikir, bertingkah laku, dan ber. Komunikasi. Mereka bertindak cenderung dengan cara yang serupa sesuaj asumsi yang dianut. Beberapa budaya terdiri atas beberapa kelompok budaya yang beragam dan beTbeda. Kelompok budaya utama terdiri atas beberapa kelompok budaya yang cenderung homogen. Kelompok budaya yang cenderung homogen yang ada dalam suatu budaya utama disebut subbudaya. Misalnya, budaya Indonesia terdiri atas berbagai subbudaya emik Jawa, Sunda, Bali, Betawi, Dayak. Sasak, dan lain-lain, Selain itu, terdapat kelompok-kelompok masyarakat yang tidak memenuhi kriteria sebagai subbudaya, tetapi memiliki cin-cin yang mencolok. Kelompok itu sering disebut subkelompok yang menyimpang (deviant subculture). Contoh kelompok itu adalah kaum homoseks, waria, pecandu obat bius, dan Penganut sekte agama yang dilarang. Budaya dimiliki oleh seluruh manusia, hanya saja terdapat persamaan dan perbedaan dalam aspek-aspek tertentu. Setiap manusia menganut budayanya_sendiri-sendiri, Budaya memengaruhi j Komunikasi lintas budaya terjadi dalam berbagai Situasi, yang ber- kisar dari interaksi antara orang-orang yang budayay ; nya ekstrim hingga dalam interaksi antara ora: vane bane secara i ng-orang yang bud tetapi subbudayanya atau subkelompok budayanya te fete on perbedaan antara budaya yang satu dengan yang lain tergantun ai mn keunikan masing-masing. g pada ting] Komunikas! Lintas Budayo 33 Mengakui dan mengakomodasi perbedaan budaya tanpa mengharap- kan orang dan budaya mana pun untuk meninggalkan identitas dint angkah penting ke arah komunikasi lintas budaya yang efektf lintas budaya yang efektif bergantung pada pemahaman Selain | mempermudah hubungan _bisnis, budaya sekaligus juga meningkatkan lap perbedaan 3.2.1 Mengenali Perbedaan Budaya eseorang berkomunikasi, pada umumnya terdapat kecenderungan Kan asumsi budayanya sendiri dan menganggap orang lain memiliki budaya. bahasa, dan persepsi seperti dirinya. Perbedaan budaya yang semakin besar akan berakibat pada semakin besarnya perbedaan persepst Perbedaan budaya muncul dalam nilai-nilai sosial, gagasan mengenai status. kebiasaan membuat keputusan, sikap terhadap waktu, penggunaan ruang. konteks budaya. bahasa tubuh, sopan santun, dan tingkah laku etis (Bovee dan Thill, 2003:69). a. Nilai-nilai sosial Pada umumnya, penduduk Amerika Serikat menjunjung tinggi kerja keras dan menyelesaikan tugas-tugas secara efisien. Penggunaan dua pekerja dengan metode kerja modem dianggap lebih baik daripada menggunakan empat pekerja, tetapi dengan metode kerja tradisional. Sementara itu, di negara-negara yang angka penganggurannya tinggi, seperti India dan Pakistan, menciptakan pekerjaan lebih penting dibandingkan dengan bekerja secara efisien. Oleh karena itu, para eksekutif di negara tersebut lebih suka mempekerjakan empat orang daripada dua orang. Nilai-nilai sosial memengaruhi tindakan seseorang. b. Peran dan Status Di banyak negara, wanita belum memainkan peran yang menonjol dalam bisnis. Apabila ada eksekutif wanita yang berkunjung ke negara tersebut, bisa jadi itu disepelekan atau dianggap tidak serius. Budaya juga menentukan cara seseorang dalam menunjukkan rasa hormat kepada atasan. Misalnya, atasan disapa “Mr. Robert” atau “Mr. Black” di Amerika Serikat. Namun di Cina, digunakan gelar Komunikas Bsn, jabatan untuk menyapa sescorang. musalnya “Direktur Ho" : 5 Atay “Manayer Han™ Konsep status juga berhoda-beda, Misalnya, manajer puncak di Amerika Senkat memilin ruang kerja khusus, karpet tebal. meja paling Mahal dan asesons paling mewah Namun di Perancis, manajer puncak beker} a g terbuka dan dikelilingi para manajer_ menengah. Apaby, ! ahila dy ruan; Jepang menginap di hotel, manajer senior harus ditempatkan di ekseku Jantar vang lebih tinggi dan manajer junior. ©. Adat Pembuatan Keputusan D: Amenka Serikat dan Kanada, pelaku bisnis berusaha mencapa k sevepat_ dan seefisien mungkin. Manajer puncak cukup memikirkan hal pokok saja, sedangkan nincian diserahkan kepada hawahan. Tidak demikian halnya di Yunani. Mengabaikan rincian changgap sebagai sikap menghindar dan tidak dapat dipercaya. pengambilan keputusan cukup dilakukan oleh eksekutif D: Cina dan Jepang, pengambilan keputusan dilakukan secara us melalui proses yang rumit dan waktu yang panjang. Perseiujuan harus lengkap dan tidak ada aturan mayonitas. D d. Konsep mengenai waktu waktu dapat menimbulkan _ salah konsep mengenai Bagi eksekutif Amerika Serikat dan Jerman, waktu menjadi penentu rencana kerja agar bisa efisien dan fokus pada satu kegiatan pada periode tertentu. Pengaturan berbagai aktivitas dibatasi oleh waktu. Bagi eksekutif di Asia, membangun fondasi hubungan bisnis jauh lebih ting daripada menepati batas waktu atau jadwal yang ketat. Waktu yang diperlukan untuk saling mengenal dan menjajagi latar belakang relasi bisnis cukup fleksibel. e. Konsep Ruang Pnibadi Ruang memiliki arti yang berbeda dalam budaya yang berbeda. Orang Kanada dan Amerika Serikat biasanya berdiri terpisah sekitar 5 kaki ketika berbicara mengenai bisnus. Jarak tersebut terlalu dekat bagi orang Jerman dan Jepang. Akan tetapi, bagi orang Arab dan Amerika Latin. Jarak tersebut tidak nyaman karena terlalu jauh. Bagaimana bila orang Jerman dan Arab berbicara bisnis? Akan terjadi dansa budaya, di mana orang Jerman selalu bergerak menjauh dan orang Arab selalu bergerak Komunikasi Lintas Budayo 35 mendekat. / Hn a Akibatnya, orang Jerman merasa tidak nyaman karena selalu rang Arab merasa tersinggung karena selalu dijauht f Konteks Budaya Salah satu cara yang digunakan seseorang untuk memberikan arti pada sebuah pesan adalah menuruti konteks budayanya. Konteks budaya merupakan petunjuk fisik dan pemahaman implisit yang menyertai makna di antara mereka yang berkomunikasi. Antropolog Edward T Hall (dalam Quible, 1996:409) membagi konteks budaya menjadi dua tingkat, yaitu budaya konteks tinggt (high context culture) dan budaya Konteks rendah (Jow context culture). Budaya konteks tinggi (misalnya Korea dan Taiwan) cenderung lebih memperhatikan_ petunjuk yang bersifat nonverbal (ekspresi muka, bahasa tubuh) daripada verbal Sebaliknya, budaya konteks rendah (misalnya, Amerika dan Eropa) lebih_memperhatikan pesan yang diungkapkan secara verbal. Oleh karena itu. bagi budaya konteks rendah, persetujuan tertulis dianggap lebih mengikat karena memiliki dasar hukum yang Kuat. Sebaliknya, bagi budaya konteks tinggi, jaminan dan kepercayaan pribadi lebih penting daripada kontrak dan pandangan terhadap hukum yang lebih fleksibel. Komunikasi yang terjadi antara orang-orang yang berasal dari kelompok budaya yang sama akan berlangsung lebih lancar dan mudah. g. Bahasa Tubuh Bahasa tubuh bisa dipergunakan untuk membantu menjelaskan pesan yang membingungkan. Namun, bahasa tubuh juga bisa menjadi penyebab adanya salah pengertian antarbudaya. Menguasai bahasa suatu budaya tidak berarti juga menguasai bahasa tubuhnya. Orang-orang dari budaya berbeda kadang-kadang salah membaca tanda yang dikirimkan oleh bahasa tubuh. Misalnya, untuk menyatakan ‘tidak’, orang Amenka Serikat dan Kanada akan menggeleng, orang Bulgaria mengangguk, orang Jepang mengangkat tangan kanan, dan orang Sisilia mengangkat dagunya. Ucapan selamat datang disampaikan oleh orang Indonesia dengan cara bersalaman. Sementara suku Indian mengucapkan selamat datang dengan menjulurkan lidah. Bagi orang Amerika Serikat, menjulurkan lidah merupakan suatu ejekan. h. Tingkah Laku Sosial dan Sopan Santun Sesuatu yang dianggap sopan oleh suatu budaya mungkin dianggap oleh budaya lain. Aturan mengena! tingkah laku sopan bervariasi satu negara dengan negara yang lain. Memberi hadiah kepada istri ant. Komunikos’ fin, orang lain dianggap tidak sopan oleh orang Arab. Menatkkan kal; j. atas meja dan membenkan sesuatu dengan tangan kin dianggap fy... oleh orang Amenka Serikat, tetapi dianggap sebigat Penghinaan Ole} orang Mesir. Di Spanyol. jabatan tangan berlangsung lima sampai tujy, Kali ayunan, dan menank tangan terlalu cepat bisa diartikan sebay,, penolakan. Sementara di Perancis, orang lebih ska berjabatan tang, hanya dengan sekalt ayunan, Tuan rumah di negara-negara Ara Merasa dipermalukan apabila tamunya menolak makanan, minuman dan keramahtamahan dalam bentuk apapun 1. Tingkah Laku Legal dan Ets Di beberapa negara, perusahaan sering memberi bayaran ekstra kepadg Pejabat pemerintah untuk mendapatkan kontrak pemerintah. Hal in, sudah menjadi kebiasaan yang rutin dan tidak dianggap ilegal. Namun, di Amerika Serikat hal ini dipandang sebagai suap, ilegal, dan tidak etis Perusahaan yang berdin di Amerika Serikat dilarang membayar ekstr, kepada pegawai negeri di mana pun. Di Inggris dan Amerika Serikat, seseorang dianggap tidak bersalah hingga terbukti meinang bersalah. Dj Meksiko dan Turki, seseorang dianggap bersalah hingga bisa mem. duktikan tidak bersalah. Perbedaan itu sangat penting bagi perusahaan yang terlibat perselisihan legal di negara lain. J. Budaya Perusahaan . Budaya perusahaan adalah cara perusahaan melakukan sesuatu. Budaya membentuk perasaan orang mengenai perusahaan dan pekerjaan yang dilakukan, cara menginterpretasikan dan mengartikan tindakan yang dilakukan orang lain, harapan yang menyangkut perubahan dalam bisnis, dan bagaimana cara pandang terhadap perubahan tersebut. Lebih dari separuh kemitraan perusahaan gagal karena adanya benturan budaya Perusahaan, 3.2.2 Menghadapi Hambatan Bahasa. Komunikasi Lintas Budayo 7 banyak penduduk berbahasa Arab, dan penduduk Singapura banyak meng- gunakan bahasa Mandarin. Dalam komunikasi lintas bahasa, pesan yang disampaikan banyak dikacaukan oleh bahasa idiom (ungkapan), gaul (slang), dan aksen setempat. Bahasa tidak diterjemahkan dari satu bahasa ke bahasa lain atas dasar kata-kata. Bahasa bersifat idomatik, yang artinya disusun dengan ungkapan dan pengelompokan kata yang dapat bertentangan dengan pola umum dari Kerangka bahasa itu dan dapat memiliki- arti yang jauh berbeda dari Komponen individual apabila diterjemahkan secara harfjah (Bovee dan Thill, 2003:76). Misalnya, slogan pepsi yang berbunyi “Come alive with Pepsi” (hidup ceria dengan Pepsi) diterjemahkan oleh orang Jerman dengan “Come out of the grave” (keluar dari kuburan) dan oleh orang Thailand sebagai “Bring your ancestor back from the dead” (membangkitkan kembali nenek moyang). Jika seseorang dari Inggris berbicara dengan rekan bisnisnya dari Indonesia dengan Bahasa Inggris, mungkin akan terjadi kesulitan karena perbedaan pengucapan dan aksen. Sekelompok karyawan Toyota Jepang yang dipindahkan ke AS mengikuti kelas khusus untuk belajar mengatakan “Jeat yet?” yang berarti “Did you eat yet?” dan “Cannahepya’’ yang berarti “Can I help you?” Perbedaan dalam lafal, perubahan vokal, dan kosakata dapat menimbulkan masalah dalam komunikasi lintas budaya. Orang dari Timur Tengah cenderung berbicara lebih keras dibanding- kan dengan orang Barat dan karenanya secara keliru dianggap emosional. Sebaliknya, orang Jepang berbicara lembut, karakteristik yang mencermin- kan kesopanan atau rendah hati bagi pendengar orang Barat. Apabila berhubungan dengan orang yang sama sekali tidak mengerti bahasa kita, ada tiga pilihan yang dapat dilakukan, yaitu mempelajan bahasa orang itu, menggunakan perantara atau penerjemah, atau mengajarkan kepada mereka bahasa kita. Jika memiliki hubungan bisnis jangka panjang dengan orang dari budaya lain, mempelajari budaya dan bahasa mereka akan lebih bermanfaat. Namun, perlu diingat bahwa untuk mempelajari bahasa asing diperlukan komitmen yang kuat. 3.3 MENGHADAPI REAKSI ETNOSENTRIS. Perbedaan budaya dan bahasa merupakan faktor penghambat yang cukup kuat dalam berkomunikasi. Namun, perbedaan tersebut masih dapat diatasi K omunikas) Bisn is 38 agar tetap terbuka, Sayangnya, banyak orang § Lr - > adale OTR Yaa jatuh dalam perangkap cn iA ETE len, tin kecenderunga untuk menilar semua kelompok ae Jang kelompok laa laku, dan tradisi, kelompok send ria oe hee - el lain lebih rendah (Bovee dan Thill 2003.78) Semakin besar kesar an kelompok lain deny; kelompe kny 1 em wreka dengan kelompok tersebut. Orang yang enya up. yattu. berusaha ng etnosentris sering berp™ ar oa seeanaa ha memperkirakan tinghah laku atau karak as case anggotaan mereka dalam, kelompok atau kelas fertentu udaya, etnosentris bisa menjadi aka r Dalam komuntkas! lintas. bl me permasalahan rasralisme. Apabila seseorang mem rikan reaksi entosentris dalam berkomunikast. berarti orang tersebut tidak memahami dan tidak yya_perbedaan budaya. Komunikasi akan terancam gagal dengan menjaga P! kiran St in) se fangan sfere anc al ter individu menenima_ adar karena adanya ketersinggung: nghindan reaksi etnos 2001:69): entris, dapat dipergunakan beberapa Untuk met cara benkut (Haryant. skan asas kesamaan Tidak ada budaya inferior dan tidak ada budaya superior. Selain itu dak ada budaya yang paling benar. tidak ada budaya yang salah dan ti Pelaku k ‘kasi harus menghargai budaya pihak lain dan menerap- kan budaya sendin untuk kelompok sendiri. n kaidah emas emas adalah memperlakukan orang lain sebagaimana kita ingin diperlakukan. Cara itu relatif mudah dilakukan karena tidak perlu kan pemahaman terhadap nilai-nilai yang dianut orang lain. i) me 3 ae kaidah timah Kaidah timah adala . memper a aah memperlakukan orang lain sebagaimana mereka n diri mereka sendiri. Cara itu relatif lebih sulit dan kaidah emas karena harus . cna harus memahami nilai-nilai yang dianut orang lain.

You might also like