You are on page 1of 24
BAB GAYA MAGNETIK, BAHAN MAGNETIK DAN INDUKTANSI Kuantitas medan magnetik H, B, ©, Vi,, dan A yang diperkenalkan dalam bab yang baru alu masing-masing diberi arti fisis yang penting. Masing-masing kuantitas ini didefinisikan menurut distribusi sumber arus dalam seluruh ruang. Jika distribusi arusnya diketahui, kite harus dapat merasakan bahwa H, B dan A tertentu pada setiap titik dalam ruang, walaupun kita belum tentu mampu menghitung integral pendefinisinya karena kerumitan matematis. Kita sekarang telah siap untuk membahas bagian kedua dari persoalan medan magnetik, yaitu menentukan gaya dan torka (momen gaya) yang ditimbulkan oleh medan magnetik pada muatan. Medan listrik menimbulkan gaya pada muatan yang diam atau bergerak; kita akan melihat bahwa medan magnetik tunak dapat menimbulkan pi ; gaya hanya pada muatan yang bergerak, Kesimpulan ini dapat diterima; medan magnetik dapat dihasilkan oleh muatan yang bergerak dan menimbulkan gaya pada muatan yang benruks nen nae tik tidak dapat timbul dari mustan diam dan tidak dapat meninprne eee ee ane ‘enimbulkan gaya pada muatal Bab ini mula-mula membahas gaya dan torka pada konduktor pemb ang T pembawa arus yé bisa berbentuk filamen atau memiliki luas pena mpai ; kerapatan arus yang diketahui, Persoalan yang bern we Jane tertentu dengan distribus vakum (ruang hampa) sedapat-dapatnya dihindar, "S&B" gerak partikelir dalam Melalui pengertian efek pokok yang ditimbulkan oleh membahas berbagai jenis bahan magnetik, analisa rangkaian medan magnetik, kita bist bahan magnetik, dan akhimya membahas peranan kone eneek elementer, gaya pad? listrik. "sep induktansi dalam rangkaia” 9.1 GAYA PADA MUATAN BERGERAK Dalam medan lst, definistintensitas medan list men pada partikel bermuatan ialah wnukkan kepada kita bahwa ga? ita bahw: i GAYA MAGNE ‘ACHETIK, DAHAN MAGNETIK, DAN INDUKTANSL 239 . inyai arah yang sama dengan intensit Gayanya mempul gan intensitas medan | si dan berbanding lurus dengan E dan Q. Sika muatannys berpaay con ek mUataN os intasan diberikan oleh (1) Baya pada setiap titik Partikel bermuatan yang bergerak dalam medan idapatkan secara ekperimental mengalami gaya yan perkalian besar muatan Q, kecepatan v, dan kerapa B. Arah gayanya tegak antara vektor ¥ dan Bayanya tegak lurus terhadap v dan B dan di vektor satuan v x B. Gaya tersebut dapat dinyatakan sebagai: hyatakan leh F=QvxB Q) Perbedaan pokok antara efek medan listrik dan medan magnetik sekarang jelas terlihat, karena gaya yang arahnya selalu tegak lurus terhadap arah gerak pactikel tidak dapat mengubah besar Kecepatan partikel tersebut. Dengan kata lain, vektor percepatan selalu normal tethadap vektor kecepatan. Energi kinetik partikelnya tidak berubah, schingga medan magnetik tidak bisa mentransfer energi pada muatan yang bergorak. Sebaliknya medan listrik menimbulkan gaya pada partikel yang tak bergantung dari arah gerak parti- kel tersebut, sehingga pada umumnya menimbulkan transfer energi antara medan dan partikel Dua soal yang pertama pada bagian akhir bab ini memberi ilustrasi tentang perbedaan efek antara medan listrik dan medan magnetik pada energi kinetik partikel bermuatan yang bergerak dalam ruang hampa. Gaya pada partikel yang ditimbulkan oleh kombinasi medan listrik dan medan magne- tik dapat diperoleh dengan mudah dengan superposisi, padi magnetik dengan kerapatan fluks B ie besarnya berbanding lurus dengan tan fluks B, dan dengan sinus sudut F = Q(E+y xB) 8 Persamaan ini dikenal sebagai persamaan gaya Lorentz, dan pemecahannya diperlukan untuk menentukan orbit elektron dalam magnetron, lintasan proton dalam siklotron, Karakteristik plasma dalam generator manetohidrodinamik (MHD), atau pada umumnya dalam persoalan gerak partikel dalam kombinasi medan listrik dan magnetik, 9.1 Sebuah muatan titik negatif, @ = —40nC, bergerak dengan kecepatan 6 x 10° m/detik dalam arah yang ditetapkan dengan vektor satuan a, = -0,48a, ~ 0,6a, + 0,64 a,. Cari besarnya gaya vektor yang ditimbulkan pada partikel bergerak tersebut oleh medan: (a) B = 2a, — 3a, 3 Sa, mT; (b) E= 3a, + 5a, kV/m; (c) B dan E yang bekerja bersama-sama. Jawab: 1117 wN; 247 WN; 1144 BN 9.2 GAYA PADA UNSUR ARUS DIFERENSIAL Gaya pada partikel bermuatan yang bergerak melalui medan magnetik tun Sebagai gaya diferensial yang bekerja pada unsur diferensial muatan, ak dapat ditulis dF =dQvxB “ Secara fisis unsur diferensial muatan terdiri dari sejumlah besat Sea Steal Kecil yang menempati suatu volume yang walaupun Kecil tetaps jab lt Nest! AT 42rak rata-rata antara-muatan-muatan tersebut. Gaya diferensial yang dinyatakan “Gl ) hanyatah merupakan jumlah masing-masing muatan. Jumlah ini atau gaya resalannya, ‘idsklah muncul sebagai gaya yang bertumpu pada suatu benda. Dengan cara analog, Kita 240 ELEKTROMAGNETIKA TEKNOLOG! ni oleh tyuah volume kecil yang ferensial YAN volume kecil tersebut seakan-akan beri vot opakan junta g8¥ Yar bertump, it tersebut ty kondubtor, Kita dapay Kecil ini mempunysi an, egerak pada selucuh daer Ak eel dati cae neha aya pada clektron enenig seseran keeil antara pus Coulomb antara elektion dapat meninjau gaya gravitast dl merupakan bagian dart taburan pasir yang J butiran pasir banyak sekali dan pay? diteren pada masing-masing butiran yang tetdaP3t dalar a ‘Hea muatan kita mesupakanelekton Yak 9 rs menunjukkan bahwa jumlah datt sejumlah praktis. Di dalam konduktor, elektron berada d ionvion positif yang tersusun dalam kist kristal, dan tor tereebut, Suat medan magnetik yank MENDY he untuk menggeser elekison tersebut sedikit Ja menial _ [ee muatan positif dan muatan nega AN apn seperti it, Sebab i, aa ae enghasfkan gaya tarikemenarik antaa Jah gaya magnetiknya ditranster ke kis “gaya Coulomb jauh lebih besar elektron itu hampie tidak “gravitasi’ elektron dengan ion posttif cende upaya apa pun untuk menggeset clekt elektronelektron dan ion positif kisi Kristal kristal atau ke konduktor itu. Dalam konduktor yang daripada gaya magnetik sehingga perpescran sebena a elektron venkat, Pemisahan muatan yang diasikannya tampak terdapatn beda potensial yang ec! pada simpel Konduktor dalam arah tegak twrus terh dap medan magnetik serta Kecepatan muatan, Tegangannys dikenal sebagai tesangan Hall, dan efeknya disebut efek on ak Hall. Gambar 9.1 mengdustrasikan aah tegangan Hall untuk muatan posit dan negatt y * B pada arah a,, dan Q yang bergerak. Pada Gambar 9.12, v terletak pada arah ostif, yang menyebabkan Fo terletak pada arah ay; jad, muatan positif bergerak ke Ei Mya ceyor 9.1b, v kint terletak pada arah + ay, B tetap pada arah a, ¥ % B pada arah —a,, dan Q negatif; dengan demistan Fg sekali lag teretak pada arah a, Oleh Karena itu, muatan negatif berakhir pada sisi sebelah Kanan, Arus yang besarnya sama yane ‘enkan oleh lubang bang dan elektron-lektron pada semikonduktor dengan demikn dlapat dibedakan dengan melihat tegangan Hall-nya, Ini merupakan satu metode untuk tenetapkan apakah suatu semikonduktor berjenis m atau p. ‘Ada banyak alat yang memanfaatkan efek Hall untuk mengukur k 1 fluks rmagnetik dan, dalam beberapa pemakaian di mana anus yang etal eanniea ebut Uapat dibuat Derbanding Iurus dengan medan magnetik yang menemb atapat t bentuk wattmeter elektronik, elemen penguadrat, dan laindain, ea Kembali ke (4), kita dapat mengatakan jika kita seda bergerak dalam berkas elektron, maki gayanya hany. St ee eee cnpmading eletiron dalam unsur voime kell terscbut, ios ee ae eee ne . tetapi jika kita meninjau unset tf ; Gamba 9.1. Arvvarus yare soma dalam arsh ky cay ke dalam poda (2) dan muatan neeail yan ‘Sedaka dengan meta tefangan Hall yang arahay & cipro Te ae oh RETR ke luar woh muat Derlam a Pada (by. “pert tertinat d tan posttif yane Ber edua kasus itu d3P#" lalam gambar. pln an Camscaner CAVA MAGNETIK, BANAN MAGNETIK, DAN INDUKTANS! 241 squatan yang bergerak di dalam Konduktor, gaya total 'ya bertumpu pada kor imvyendii. Sekarang kita akan membatas dri pada da bats Konduktor padat 'ya pada konduktor yang dialiri arus. in arus konveksi dalam fungsi kece} i kerapatan muatan ruang (volume), gsi kecepatan dari Jao | Unsur diferensial muatan dalam (4) juga dapat dinyatakan dalam kerapatan muatan ruang', dQ pedo Sehingga d¥ = p,dvvxB atau dF = J x Bd (5) Kita lihat dalam bab yang lalu bahwa J dy dapat ditafsirkan sebagai unsur arus diferensial; yaitu Jdv =KdS = 1db Schingga persamaan gaya Lorentz dapat diterapkan pada kerapatan arus permukaan, dF = K x BdS 6 atau pada filamen arus diferensial, dF =1dL xB U) Dengan mengintegrasi (5), (6) atau (7) masing-masing dalam seluruh volume, pada suatu permukaan yang bisa tertutup atau terbuka, atau sepanjang lintasan tertutup, kita epatkan rumusan integral F= fad x Bdv (8) {,K x Bas (9) s dan Gpxd (10) Suatu hasil yang sederhana didapatkan dengan menerapkan (7) atau (10) pada sebuah nduktor lunas dalam medan magnetik yang serbasama, “ dy metupakan iferensial dan bukan pertambahan diferensial keeepatan. eat bahwa dy men \sur vokame ‘an pertambahan diferensial keeep: pln an Camscaner 242 ELEKTROMAG! y (3, 0, oF GAMBAR 9.2 Sosok persegi dari kawat dalam bidang xy yang diliti arus 2 a ragam. ‘A dikenakan pada medan yang tak. Besar gayanya dapat dinyatakan dalam rumusan yang sudah dikenal F = BILsin@ (12) dengan 0 menyatakan sudut antara vektor yang menyatakan arah aliran arus dan arch kerapatan fluks magnetik. Persamaan (11) atau (12) dapat dipakai hanya untuk sebagian dari rangkaian tertutup dan sisa rangkaiannya harus ditinjau pada setiap persoalan praktis. Sebagai suatu contoh menarik tentang persamaan-persamaan ini, perhatikan Gambar 9. Kita mempunyai sosok kawat yang berbentuk bujursangkar pada bidang z = O yang dial arus 2 mA pada sebuah filamen takberhingga pada sumbu y, seperti terlihat pada gambar. Mecan yang dihasilkan pada bidang sosok oleh filamen lurus adalah 15 2nx A/m Oleh karena itu, B = pig = 4x x 10-7H = 3% 107% ya OT Kita gunakan bentuk integral (10), Fo-1 § Bx dL Kita asumsikan suatu.sosok kaku (ri : igid) sedemil . jumlah gaya-gaya pada keempat ruas. Dimulai i Sehingga gaya totalnya merupakit M ruas kiri, F = -2x 10°? 3x 19-6 Potea Sx emi x M de as + to + [ht x aray 1a, | y pes Xdya, = -6«107[InaP Oa +5 VF 5 ol a0 + inal ha ef an] GAYA MAGNETIK, BAHAN MAGNETIK, DAN INDUKTANSI 243 z 2 1 = -6x 10 °[ am Say — Fa + (3), +, =-8a, pN Dengan demikian, gay neto pada sosok memiliki arah a, D9.2. Andaikan Vj, = 2x7 + 4x — 2y? A terletak pada daerah tertentu di dalam ruang hampa. Cari gaya vektor yang ditimbulkan pada sebuah segmen Kawat lurus pada daerah ini jika segmen kawat tersebut berasal dari titik asal ke: (a) P, (1,0,0) dan dialiri arus SA dalam arah ay; (b) Py(0,0,1) dan dialiri arus 5A dalaid arah’a,; (e) P¢(0,6,0,8,0) dan dialiri arus 5A meninggalkan titik asal 7 Jawab : 0;—25,1a, uN; 32,2a, uN 9.3, Sampai semikonduktor yang diperlihatkan pada Gambar 9.1a adalah silikon jenis p, yang memiliki penampang persegi berukuran 0,8 mm x 0,9 cm dan panjang 1,25 cm. Diasumsikan bahwa mobilitas elektron dan Jubangnya adalah 0,14 dan 0,05 m?/V+s, berturut-turut pada temperatur operasi. Dengan B = 0,05 T dan inten- sitas medan listrik dalam arah aliran arus sebesar 750 V/m, cari besarnya: (a) tegangan antara ujung dan pangkalnya; (b) kecepatan rimban (drift); (c) intensitas medan listrik transversal; (e) tegangan Hall. Jawab : 9,38 V; 37,5 m/s; 1,875 N/C; 1,875 V/m; 16,88 mV. 9.3 GAYA ANTARA UNSUR-UNSUR ARUS DIFERENSIAL, Konsep medan magnetik diperkenalkan untuk memisahkan menjadi dua bagian persoalan Pencarian interaksi suatu distribusi arus pada distribusi arus yang kedua. Kita bisa mencari gaya pada unsur arus langsung dalam fungsi unsur arus kedua tanpa mencari dahulu medan magnetiknya. Karena kita telah mengatakan bahwa konsep medan magnetik menyeder- hanakan pekerjaan kita, maka kita perlu menunjukkan bahwa jika kita menghindari lang- kah antara ini, kita akan menghadapi rumusan yang lebih rumit. Medan magnetik pada titik 2 yang ditimbulkan oleh unsur arus pada titik 1 telah di- dapatkan sebagai berikut: 1, dL, X agi dH, = 4nR?y Gaya diferensial pada unsur arus diferensial ialah, dF =1dL x B gganti B dengan dB, (kera- wrus'), dengan mengindenti- 1a sejumlah diferensial dari Kita terapkan persamaan ini dalam persoalan kita dengan men Patan fluks diferensial di titik 2 yang ditimbulkan oleh unsur a1 fikasi aL sebagai IdL,, dan member lambang d(@F2) pad Baya diferensial Pada unsur 2: (dF) = ty dL * 4B, Karena 4B, = pod, kita dapatkan gaya antara dua unsur arus diferensial, hh ' (3) (dF 2) = Ho gape, 2 * a ** 22) :KNOLOG! 244 ELEKTROMAGNETIKA TEKNOM + RUANG HAMPA | Gambar 9.3. Diketabui PA(S, 2, 1), p, ar L, = —3ay Am, dan fat! J. Ardley (A. 8,9). Ay dl ‘y adL, 4ootitik1 ‘a, Am, gaya pada /,dL, ialah § 55 fn dan atah ay kaian (dan salah pemakaian) hasil ini, tinja Jntuk_ memberi Untuk memberi ilustrasi mengenai pemal tn (oa die dapatken fy dly 2-36 lah dua unsur arus diferensial seperti pada Gi Zs ‘Aum di Py (5, 2. 1) dan fy dL = —4a, Am di Py (1, 8, 5). Jadi Riz = 4x +6 a, #44,, dan kita dapat mensubstitusikan data ini ke dalam (13), -) _ at0~? (—4a,) x [(—3a,) * Md 2) = TG + 36 + 16) =8.56a, nN Pada beberapa bab yang lalu ketika kita bahas gaya yang ditimbulkan oleh sebuah muatan titik pada muatan titik Ininnya, kita dapatkan bahwa gaya pada muatan yang pertama merupakan negatif dari gaya pada muatan Kedua. Ini berarti gaya total pada sistem itu sama dengan nol, Hal ini tidak berlaku untuk unsur arus diferensial; d (dF,) = 12,844, AN dalam contoh di atas. Alasan untuk sifat yang berbeda ini ialsh karena sifat bukan fisis dari unsur arus itu. Muatan titk dapat diaproksimasi sangat baik dengan muatan ke sedangkan kemalaran arus menuntut kita agar kita meninja ian y: f ur rangka 5 ini sekarang akan kita lakukan. Yau rangkaian yang lengkap. 1 Gaya total antara dua rangksian flamen diperolch dengan integrasi dua kal a kali: LL Fey te er h = pt! oe Ge) a, a Persamaan (14) bentuknya rumit, teta pada bab yang lalu memungkinkan kita A sin untuk mencari gaya tolsk-menolak antarg mee *daklah sulit untuk memakat (14) lurus, sojajar, dan merupakan konduktor yang panjan, 2 serta dialiri arus yang sama, /, tetapi peel yang beriarake takberhingga, es 9.4, Integrasinya sederhana, dan kesalahan see ye"8 satu dengan lait! berlaway ; bat ‘mencari rumusan yang tepat untuk agi, qh = lakukan Nan seperti pada Ga Ly, dandty, ae t™¥akan terjadi pada ‘mun demikian, karena inte pln an Camscaner SOLS MAGNETIK, BAHAN MA GNETIK, DAN INDUKTANSI 245 Amt — (—- F Gambar 9.4 Dua utas filamen sejajar takberhingga berjarak Wy Wf 4 yang dialiti arus yang sama besar J tetapi berlawanen arah mengalami gaya tolak- ‘menolak jig J? /(2 md) N/m. tas medan magnetiknya pada salah-satu kawat itu telah diketahui sama dengan J/(2nd), to A(2 71d) newton per meter. yang ditimbulkan oleh kawat lainnya } jelaslah bahwa jawabannya ialah gaya sebesar 9.4. Sebuah unsur arus, 7; AL, = 10°Sa, A.m, terletak pada P,(, 0, 0), sedangkan unsur lainnya, J MLy = 10°* (0,6 ay — ay +3 a,) A.m, terletak pada Py (~1, 0, 0), keduanya berada di dalam ruang hampa, (a) Cari gaya vektor yang ditimbulkan pada J,Alq oleh 1 ALy. (b) Cari gaya vektor yang ditimbulkan pada J, AL, oleh Jy AL. Jawab: (7,5 ay — 1,5 az) 10" N; ~7,5 x 1078 ay N, 9.4 GAYA DAN TORKA PADA RANGKAIAN TERTUTUP Kita telah memperoleh rumusan umum untuk gaya yang bekerja pada sistem arus. Salah satu kasus Khusus dapat pula kita selesaikan, karena jika kita ambil hubungan untuk gaya pada sebuah filamen rangkaian tertutup seperti dalam Persamaan (10), Pasal 9.2, -1 Bx dL dan mengangggap kerapatan medan magnetiknya serbasama, maka B dapat dipindahkan dari dalam integral: = 1B x fal. Tetapi ketika kita meninjau integral garis tertutup dalam medan potensial elektrostatik, kita dapatkan pula bahwa $ dL = 0, schingga gaya pada rangkaian tertutup filamen dalam ‘medan magnetik serbasama ialah nol. ; : Jika medannya tidak serbasama, gaya totalnya belum tentu nol, ; Hasil untuk medan serbasama ini tidak terbatas pada rangkaian filamen sia. Rangke annya dapat terdisi dari Kerapatan arus pecmuksan atau arus ruang, Jiks arus totdlaya dé bagi-bagi menjadi filamen, gaya pada masing-masing filamen tersebut nol asap ang Kaian tertutup yang dialiri arus searah akan mengalami gaya vektor total sama dengar dalam medan magnetik serbasama Walaupun gayanya nol, torkanya biasanya tidak nol. injau keduanya: titik Dalam mendefinisikan rorka atau momen gaya, kita perl imeninjau a7 ye asil tempat torka itu dihitung dan juga titik tempat gayanya Berkump't OAM sumpil 9.Sa, kita tumpukan gaya F di P, dan ambil titik asalnya di O Sees aie tai memanjang dari O ke P. Torka terhadap 0 merupakan vektor yenb ne Ba ‘Aral torka T “sir R dengan besar F serta sinus sudut antara kedua ate Saas arab raajunya Rormal tethadap keduanya: gaya F dan lengan pengumpil R dan 246 ELEKTROMAGNETIKA T° F,=-Fy (b) (a Gambar 9.5 (@) Diketahui Tongan pengumpil R memanjans O07 ature, torka tezhadap Q ialah T = RX F, (D) Jka Fa =~ Us tergantung pada pilihan tiik asal untuk Ry dan Ra oy dari titik asal © Ke tit P tempat gaya maka torkanya T = Roy X Fy, uh sekerup putar-kanan ketika lengan pengumpil diputar ke vektor gaya melalui sudut yay rerkecll gatara keduanya, Torka ini dapat dirumuskan sebagai perkalian silang, T=RxF Sekarang mari kita anggap dua gaya, F; diP, dan F di P2, yang berlengan pengumpl Ry, dan Ry yang memanjang dari titik asal O, seperti terlihat pada Gambar 9.5.b, bertumps pada benda tertentu yang berbentuk tetap dan bendanya tidak mengalami translasi, Maks torka terhadap titik asal menjadi T=R, x F, +R, x F, dengan Fi+F,=0 sehingga T=(R,-R)x FL = Ry, x F, Vektor Ra; = Ry — R; 4 pst aya Ey betamphdon Uda oor ees gaye F, bertumpu dengan ite R, dan Rp. Ini berarti pula bahwa torkanye tid Pemitihan titik asal untuk kedus KY GAYA MAGNETIK, BAHAN MAGNETIK, DAN INDUKTANSL 247 Gambar 9.6 Sosok arus diferensial dalam medan, magnetik B. Torka pada s0s0k itu ialah AT =I (dxdy a3) X Bo =I dS XB. diambil pada sumbu perputaran dan pada bidang tempat gaya tersebut bertumpu jika gaya- gaya tersebut terletak pada satu bidang. Dengan perkenalan pada konsep torka ini, marilah kita tinjau torka pada sosok (Joop) anus diferensial dalam medan magnetik B. Sosoknya terletak pada bidang xy (Gambar 9.6); sisi sosok itu sejajar dengan sumbu x dan y dan panjangnya dx dandy. Harga medan mag- netik di pusat sosok tersebut ialah Bo. Karena sosoknya berukuran diferensial, harga B pada titik-titik pada sosok itu harganya Bo juga. (Mengapa hal seperti itu tidak mungkin dilakukan dalam pembahasan kurl atau divergensi?) Gaya total pada sosok itu nol dan kita bebas untuk memilih titik asal untuk torkanya, yaitu pada titik pusat sosok itu. Gaya vektor pada sisi 1 adalah dF, = Idx a, x Bo atau dF, = Fdx(Boya, — Bo.%,) ik asal ke titik tengah sisi Untuk sisi sosok ini, Iengan pengumpil R memanjang dari tit itu, Ry = — %dy a,, dan kontribusi pada torka total ialah aT, =R, x dF, = —}dy a, x 1dx(Boyaz ~ Bo.as) = —Hdxdy 1BoyAy Kontribusi torka pada sisi 3 ternyata sama juga, aT, = Ry x dF, = Fdya, x (—Ldxa, x Bo) = —4dx dy [Boyay = 71 dan aT, + dTy = —dxdy 1BoyBs at 248 ELEKTROMAGNETIKA TEKNOLO! a 1 4, kita d Dengan menghitung torka pala SS! 24a aT, + als = dan torka totalnya ialak i) gra Lede dy(Bosty ~ P07" van sian spentuk perkalian silane, Kuantitas dalam tanda kurung dapat inyatakan dalam an = Ldxdy(a, * Bo) we . (arenas | 5 ; oskrip pada By t i mana dS menyatakan Iuas vektor dari sosok arus diferensial dan subskrip pada By teah dibuang. ; . Kita sekarang mendefinisikan perkalian arus S050! sebagai momen dwikutub magnetik diferensial dm, dengan dm = 1dS (16) at =dm xB (1 dengan luas vektor dari sowk atuan Am?. Jadi dan Jika kita perluas hasil yang kita perolch dalam Pasal 4.7 untuk dwikutub listrik dife rensial dengan penentuan torka yang ditimbuikan oleh suatu medan listrik, kita lihat hes yang serupa, aT =dpxE Persamaan (15) dan (17) merupakan hasil umum yang berlaku untuk sosok diferensal yang bagaimanapun bentuknya, buken hanya untuk yang berbentuk bujursangkar. Torke pada sosok lingkaran dan segitiga dinyatakan dalam permukaa " ett (15) atau (17) in vektor atau momen sepertt Karena kita telah memilih sosok arus diferensial sehi 7 ingga B tetap pada seluruh bidang,sosok, akibatnya ialah torka Pai eaeae engangse? k miliki ukuran atau bentuk sembarang yang berada dalam suatu med lang-datar yank ne dapat dinyatakan dalam rumusan yang sama, medan magnetik serbasa! (13) ita perlu mencatat bahwa torka pada sosok ary sosok itu sehingga medan magnetik yang ditimbulka dengan medan magnetik yang dikerjskan padanya sehi merupakan cara yang termudah untuk menentukan aah Untuk percents tentang peshitungan gaya d ‘ ners pads ¢ aie? _Sommk termebat berukuran 1 ee ‘an torka, perhatikan $0 erbas 0 = -0,6 a, + 0.84, T. Ars sosok 2m dan terletak pada ™ tidak menimbulkan medan magnetik apapun yang dan ama, yang cukup cil cobs? Pertama-tama, marilah kita menghitung torka dene enearuh By Ngan mengeunakan T= 6 gunakan T = IS * ce cenderung untuk meu! leh sosok tersebut menjadi sei4i** ingga menimb ini ulkan torka itu. Hal th torka, jorka it pln an Camscaner GAYA MAGNETIK, BAHAN MAGNETIK, DAN INDUKTANSL 249 By =-0.6a, + 0.8a, T Gambar 9.7 Sebuah sosok persegi ditempatkan pada kerapatan fluks magnetik serbasama B,. Kita dapatkan T=4 x 107°[()Q)a,] x (—0.6a, + 0.8a,) = 48a, mN-m Jadi, sosok tersebut cenderung berotasi terhadap sebuah sumbu yang sejajar dengan sumbu x. Medan magietik kecil yang dihasilkan oleh arus sosok sebesar 4 mA cenderung sejajar dengan Bo. Sckarang kita cari torkanya sekali lagi, kali ini dengan menghitung kontribusi gaya dan torka total untuk masing-masing sisi. Pada sisi 1, kita dapatkan F, = IL, x By =4 x 107%(1a,) x (—0.6a, + 0.8a,) —3.2a,—24a, mN kita peroleh nilai negatif dari hasil ini, yaitu ! F,=32a,+24a, mN 2 F, = IL, x By = 4 x 107*(2a, Selanjutnya kita hitung untuk si ,) x (0.6, + 0.8a,) =64a, mN dengan sisi 4 sekali lagi memberikan milai negatif dari hasil ini, yakni F,=—64a, mN Karena gaya-gaya ini terdistribusi secara merata (seksama) sepanjang masing-masing Sis, Kita perlakwkan -masing-masing gaya tersebut seolai-olah bekerja pada pusat sisi Titik asal torka dapat ditetapkan di mana saja Karena jumlah gaya-gayanya adalah nol, en kita pilh pusat sosok. Dengan demikian, T=T, 47,47, +T.= Ri * Fi = (— 1a) x (—3.2a, — 24a,) + (0580) * (649) 4 (Ia) x (3.28, + 24a) + (058) X (—6-495) = 24a, +2da,= 48a, mNm 4R, x F, +R x Fy + Ra x Fe pln an Camscaner :KNOLOG! 250 ELEKTROMAGNETIKA TEKNOLO! san kept ARSE ns sosok dan ty tara momen Melakukan perkalian silang am saja lebih mudah jurus Yang, menghubong wm ri tiga segmen Jurus ay 9.5. Sebuah sosok kawat pa (0; 0; 0). Arus sebesar 8 mA terdapat dala, (0; 0; 0) ke (0,6; 0; 0) ke (0.45 15 0, ‘can suatu medan magnetik serbasam, ila diberikan S| arah a, pada segmen perama Be (q) gaya pada segmen yang Membentang dy B ay + 0,1 ay + 0,2 ae T, cat :) torka pada sosok tethadap suat, 7 ‘a total pada sosok; (¢) : oy eee oneral ata nada sosok terhadap suatu tiGK asal pada (04s. 0,6;0,3). Jawab: 0962, — 0.482, mN; 0; —0096a, + 0.488, + 0.3368, mN-m; — 0.096, + 0.48a, + 0.336a, mN-m 9.5 SIFAT BAHAN MAGNETIK Sekarang kita sampai pada tahap untuk mengkombinasikan pengetahuan kita tentang aksi medan magnetik pada sosok arus dengan model yang sederhana dari sebuah atom dan siap untuk memperoleh pengertian mengenai perbedaan perilaku berbagai jenis bahan dz Jam medan magnetik. momen dwikutub magneti Pat di ‘utub magnetik, innya melalui matemaae dari teori semacam itu. Sebsgé! ron dapat mempunyaj momen 20% Kuantum relativitik unttk a menyatakan bahwa rel ‘8netik spin sekitar +9 x 107" menunjukkan bahwa elekti Acm?, tanda plus minus Jawanan dengan medan mi ‘Njajar yang. memberi Kontribus pada mg Dalam atom Vane 8 MUngkin sesuai atau be yang tidak lengkap, men magnetik atom hanya gnPUn ai banyak etekuor Kontribusi ketiga pada mo; ‘ah spin elektron dalam kulit men Pengaruh dari faktor ini biasanya Ppl Om ditimbulk i lebih lanjut. Hnbatkan dan i gt’ Oleh spin nuklir, teat! Jadi tap atom mengandung "Rita tidak akan meninjaut® kombinasinya menentukan k; anyak momen rake tuk Karakteristik i uae ee Klasifikasi magnet yaneenetik bahan tere 8 Derbeda-beda, eo a I Magnetik yaitu: jap gE MUM, Kigg fCTOUL dan menyajikan Mmagnetik, dan superparamagneti,. "" lamagneyig. y,** membahas serena sink" : AMEN. foennen nm i OMponen, GAYA MAGNETIK, BAAN MAGNETIK, DAN INDUKTANSI 251 Gambar 9.8 Elektron yang mengorbit di- tunjukkan dalam gambar mempunyai mo- men magnetik m yang arahnya sama dengan arah medan By yang kita pasane. Marilah mula-mula kita tinjau atom dengan medan magnetik yang kecil yang ditimbul- kan oleh gerak elektron pada orbitnya dan digabungkan dengan medan magnetik yang ditimbulkan oleh spin elektronnya dan menghasilkan medan neto nol. Perhatikan bahwa di sini kita meninjau medan yang ditimbulkan oleh gerak elektron itu sendiri tanpa ada medan magnetik eksternal; kita dapat juga mengatakan bahwa bahan ini terdiri dari atom yang momen magnetik permanennya mo sama dengan nol untuk masing-masing atom. Bahan seperti itu disébut diamagnetik, Dilihat sepintas, hal itu memberi kesan bahwa medan magnetik eksternal tidak akan menimbulkan torka pada atom dan tidak menim- bulkan penjajaran medan dwikutub, schingga medan magnetik internalnya sama dengan medan magnetik yang kita pasang. Dengan kesalahan sekitar satu bagian dalam seratus ribu, pernyataan di atas bisa dibenarkan, Marilah Kita pilih elektron yang mengorbit yang momen m-nya searah dengan medan yang terpasang By (Gambur 9.8). Medan magnetik menimbulkan gaya-luar pada elektron yang mengorbit. Karena jejari orbitnya terkuantisasi dan tidak dapat berubah, maka gaya Coulomb di bagian dalam yang menarik elektron pun tidak berubah. Gaya taksetimbang yang ditimbulkan oleh gaya magnetik di bagian luar harus dikompensasi dengan mengu- rangi kecepatan putarannya. Jadi momen yang terjadi karena putaran pada orbitnya ber- Kurang, sehingga menimbulkan medan internal yang lebih kecil. Jika kita pilih sebuah atom dengan m dan Bo-nya berlawanan, gaya magnetiknya akan mempunyai arah ke dalam dan kecepatannya akan bertambah, schingga momen orbitnya akan bertambah, sehingga terjadi peniadaan medan Bo yang lebih banyak. Dalam hal ini- pun hasilnya ialah medan internal yang lebih kecil, Logam bismuth memperlihatkan efek diamagnetik yang lebih besar daripada keba- nyakan bahan diamagnetik lainnya, seperti hidrogen, helium, dan gasmulia lainnya, natrium, Klorida, tembaga, emas, silikon, germanium, grafit, dan belerang. Kita harus menyadari bahwa efek diamagnetik terdapat pada setiap bahan, karena efek ini timbul dari interaksi medan magnetik eksternal dengan sctiap elektron yang mengorbit; tetapi efek ini dapat tertutup oleh efek lainnya dalam bahan yang akan kita tinjau nanti Sckarang marilah kita tinjau atom yang efek spin elektron dan gerak pada orbitnya tidak saling meniadakan. Atom secara keseluruhan memiliki momen magnetik kecil, tetapi orientasi acak (random) dari atom-atom tersebut dalam sampel yang cukup besar Menghasilkan momen magnetik yang rata-rata besarnya nol. Bahan tersebut tidak memper- Jihatkan efek magnetik jika medan magnetik eksternalnya tidak ada, Jika kita pasang me- dan magnetik eksternal, timbul torka kecil pada masing-masing momen atomik, dan mo- men ini cenderung untuk menjajar dengan medan eksternal. Penjajaran ini menimbulkan Pertambahan besar B dalam bahan tersebut (melebihi medan cksternal). Namun perlu diingat bahwa efek diamagnetik tetap bekerja pada elektron yang mengorbit dan melawan ka bahan terseby nya By me UL oe, adalah furbalas B, bahan tersebut gj? il a i a : tah P ang jarang, serta yo! inya 2 tanah yang jarang, serta 5, ‘lny unsit im dan oksida itrium suaty nt : 252 ELEKTROMAGNET! as, Sika has han di at pertamba ey tap ann, disebut diamagnet> en, neodim) 7 ik. lium, oksige™ oksi 1a netik. paramagnetik. Kal ut glorda exbi0M™ OO sah paramag Pe ; garam-garamnya SPPETE ypakan OM antiferomagnetik, ferimagnetix, agnetik, Whagi oo day ferom: ea atomik yang kuat. Lagi pula imerays mo! tai. il mmbulkan penjajara” momen magnetik atom, fang dipakai dalam mast, 77 * Keema elas bahan lainnya superparamagnetik, antara atom-atom yang ber’ tersebut sehingga berarah se} Dalam bahan feromagn relatif besar, yang terutama sasi. Gaya antar-atom menye' daerah yang terdiri dari bany’ nya dapat bermacam-macam meter, tergantung pada ukuran, Bahan feromagnetik yang belum te kuat; tetapi momen domain ini memput jaja erasing ator” memiliki momen dwikutub y, tik, masing™é hh momen spit elektron yang tak terkompey aitimbulkan oleh r mpunyai arah yang Sejajar dalam si, aa month ini disebut domain, dan bentuk serta ukuray, ie fem koran satu mikrometer sampai beberapa seng, ean ahan, dan sejarah magnetik sampel yang ditnj, jamal memiliki domain yang momen magnetikny, nyai arah yang berbeda-beda dari suatu domay xe domain lainnya. Jika dilihat efek keseluruhannya maka di antara mereka terjadi sali meniadakan, sehingga bahan tersebut secara keseluruhan tidak mempunyai momen may. netik, Dalam medan magnetik yang kita pasang ukuran domain yang memiliki momen mag netik searal dengan medan yang terpasang akan bertambah sedangkan ukuran domain i sekitarnya akan berkurang, schingga medan magnetik internalnya menjadi bertamba besar dan melebihi medan eksternalnya. Jika medan eksternalnya diadakan, maka penjit an domain yang acak tidak terjadi, tetapi masih ada sisa medan dwikutub dalam struktu FEES ee eee Dahwa momen magnetik bahan itu berbeda setelah medannya histeresis, yang ee ee bahan merupakan fungsi dari sejarah magnetik, disebu velar pada beberapa halaman Kemudian dalam rangkaian magnetik yang akan Mt Jahan feromagn rmembatad pemb aterm Ut, pde a aelaah tidak isotropik, hingga kite ast bahws sa bakan magostik yong there kecuali untuk menerangkan sedi perubalian ukuran bahan magnetik dalam ahs ‘imbul sebagai magnetostriksi, atv s* Unsuaair yang bert feromeey ee aBnetk ekstemal Pada temperatur kamar ialah bagi nikel (3 kobalt dan bahan-bahan han itu kehil yang disebut temperatur Cutie, Tener fomaenetiknya di atas suatu tempt campuran alumini i ots tur yan luminium - nikel dan tadolinivm dan digpro’ ee fendah, beberapa unsur tanah mi end bahwa beberapa bersifat feromagnetik. Juga sangat al ‘usalaya bismath-manpe, (eee - nD gs! __bin nine tahun gaa Wm oneamase rbaris dalay ° antara -Mangan-timah. nya nol, dan bah M Pasangan ann tOMatom, pit netk eksternal ne cnileromagnetix Ty ittieajar (ana vane berdekatan menye™ Parallel), Momen magnets Deberapa talus bana Pett ini mulaayey® Lipeny b hi ula. ‘Pengaruhi seqit; (NiO), sulfide fero (Fe Hi kan dgigittt oleh adanya medah is eS). i alam oksida mangan, Kel 4 Aamtiferomagnetiy item temperatur yang relatif nga HOtida koyintY® telah, g itemukan, Banyak oksid® "gp peratu: E ndah, ‘obalt Kamar. Efek ini belyg i ekali 2). Antin ; ™ termasuk of emperat ‘Cromagnetisme hanya 20 gt fe (teknik) pada saat ini T yang ie po 8 jauh Jebih rendah 4% yp Penting dalam bidang peek jarang ditemui, seperti narik untuk disebutka bersifat feromagnetik. GAYA MAGNETIK, BAHAN MAGNETIK, DAN INDUKTANSI 253 TABEL9.1 _ Karakteristik dari bahan magnetik Klasifikasi Momenmomen | itainilai 2 | Keterangan Diamagnetik Moe + Me Ban < Bhs | Ban Bg Paramagnetik y+ Mug ocil | Bae > Brot Ferromagnetik {em pinl > [Mel Bios > Brpot Antiferromagnetike | frm > jal Momen-momen yang didekatnya Momen-momen yang di dekatnya tidak sama; berlawanan o rendah Ferrimagnetik [mpi] > foe) Matriks non-magnetik; a rekorder Bias > Boyps supermagnetk | [ul Bahan ferimagnetik juga menunjukkan arah yang antisejajar untuk momen atomik yang berdekatan, tetapi momennya tidak sama. Akibatnya ialah bahan ini mempunyai espons yang besar terhadap medan magnetik eksternal, walaupun tidak sebesar bahan feromagnetik. Kelompok terpenting bahan ferimagnetik ialah ferit yang mempunyai Konduktivitas rendah, beberapa orde lebih rendah daripada semikonduktor. Kenyataan bahwa bahan ini mempunyai resistansi yang lebih besar dari bahan feromagnetik meng- akibatkan timbulnya arus induksi yang jauh lebih kecil jika kita pasang medan bolak-balik (medan bersemilih) seperti dalam teras transformator yang bekerja pada frekuensi tinggi. Arus yang tereduksi ini (arus eddy/arus pusar) menghasilkan kerugian ohmik yang lebih kecil pada teras transformator. Oksida besi magnetit (Fe30,), ferit nikel seng (Niy Zny Fe,0,), dan ferit nikel (Ni Fe,0,) merupakan contoh bahan yang termasuk dalam Kelas ini, Ferimagnetisme juga hilang pada temperatur di atas temperatur Curie. Bahan superparamagnetik terdiri dari kelompok partikel feromagnetik dalam kisi non-feromagnetik. Walaupun domain terdapat dalam diri partikelnya, dinding domain tersebut tidak dapat menembus kisi bahan pengantar ke partikel didekatnya, Contoh bahan seperti ini terdapat pada pita magnetik yang dipakai dalam rekorder/pita video atau audio. Tabel 9.1 memberikan ringkasan karakteristik keenam jenis bahan magnetik yang di- uraikan di atas. 9.6 MAGNETISASI DAN PERMEABILITAS, Supaya gambaran mengenai bahan magnetik mempunyai dasar yang kuantitatif, sekarang kita akan menunjukkan bagaimana dwikutub magnetik berlaku sebagai sumber yang tersebar untuk medan magnetik. Hasilnya akan merupakan persamaan yang mirip dengan hukum integral Ampere, § H-dL = J. Arusnya akan terdiri dari gerak muatan fer- ikat (clektron orbital, spin elektron, dan spin nuklir) dan medannya yang berdimensi sama dengan H akan disebut magnetisasi M. Arus yang dihasilkan oleh ikatan tersebut disebut anus terikat (bond current) atau anus Ampere Marilah kita mulai dengan pendefinisian magnetisasi M dalam fungsi momen dwikutub magnetik m. Arus terikat J, yang mengelilingi lintasan tertutup yang melingkungi luas diferensial dS menghasilkan momen dwikutub, m= 1,dS sqixa TEKNOLOG! pROMAGNETIKA i ane, 254 ELEK oe an volume, dan kita ee Vohing Tika terdapat m dwikutud mE a yo xt peroleh melalui penyum an vektor, maka momen dwikut tH, a definisikan magnetisasi M Sig berbeda. Kemudian kit Masing-masing ™ mungkin 3 momen dwikutub magnetik per satuan volume, 1 nae M= lim x, ym 1D, Bo = dan akan kita lihat bahwa satuanny@ harié sama dengan ana H aa er me Sekarang mariah kita tinjau efek penjajaran dwikulu magnet “ agai akibat cg pemasangan ‘medan magnetik. Kita akan membahas penjajaran sepanjang lintasan tertunyy sebagian kecil dari lintasan itu diperlihatkan pada Gambar 9.9. Gambar tersebut mempe, ihatkan beberapa momen magnetik m yang membentuk sudut 0 dengan unsur lintasandt masing-riasing momen terdifi dari arus terikat J, yang mengelilingi bidang seluas dS. Ky tinjau volume kecil dS cos @ dL, atau dS+dL;di dalam volume tersebut terdapat n dS +d fiwikutub magnetik, Waktu kita ubah dari orientasi acak ke penjajaran sebagian, ars te kat yang menembus permukaan yang telingkung! lintasan (Ke arah Kiri kita jikakitabe jalan dalam arah az, dalam Gambar 9.9) untuk tiap-tiap dwikutub sebanyak nm dS telah bertambah dengan Jp. Jadi dl, = nlydS + dL = M+ dL a dan dalam seluruh lintasan tertutup, = GMa. el Persamaan (21) menyatakan bahwa jika kit ili jika kita mengelilingi i dan bi dapatkan dwikutub yang menjajar dalam arah Tintasan tak deal yang 6k akan ada arus yang berpautan denganny iti melalui permukaan bagian dalemnya, Ya yagaiimbulan oleh elektron ye PS Rumusan terakhir ini membuat hubungan antara B tne kum integral Ampere, dan sekarang waa cela roang hampa. Pembahasan kita berandar gogo a poe ee ferensial dalam medan B, yan, : pada gaya 4 cam » ig berar ya dan torka pada soso yang pokok dan telah menemukan perbate age P "7 a ita telah mengambi i ku ‘ ambil B sebagai an hukum integral Ampere yang dinyatieay on Peneetinisan H,Jadi kita dapat ws ‘alam arus total yang terdiri dari 24S La Bidang yang didetinisikan oleh Vintasan tertutup du Gambar 9.9. Suatu bagian lintasan-tertut tut mengalami penjajaran sebagian dL; tras tera yang menembar pent mel magne ap a a sdb ampere. mkaan yang tik ekstern: sn tersebut dwikutub mae 2, B didefinisge nat, Petiaiaran tersebut telah Mr oe 47 oleh lintasan-tertutup unt) ve GAYA MAGNETIK, BAHAN MAGNETIK, DAN INDUKT? S$ a dan arus bebas, B —-dLb Ho dengan Tp=ty4d dan J ialah arus bebas total yang dilingkungi oleh lintasan. Perhatikan bahwa arus bebas muncul tanpa subskrip, karena arus ini termasuk jenis arus yang terpenting dan merupakan satu-satunya jenis arus yang muncul dalam persamiaan Maxwell. Dengan mengkombinasikan ketiga persamaan terakhir ini, kita dapatkan rumus untuk arus bebas yang terlingkungi, B Iaty-b=§ (BM) -a (23) Ho Sekarang kita definisikan H dalam fungsi B dan M, n-2_M (24) Ho dan kita ihat bahwa dalam ruang hampa B = to H, Karena dalam hal ini magnetisasinya nol. Hubungan ini biasanya ditulis dalam bentuk yang menghindari bentuk fraksi dan tanda minus sebagai B = oH + M) (25) Sekarang kita boleh menuliskan pendefinisian medan H yang baru dalam pers. (23), r= Hea (26) sehingga kita peroleh hukum integral Ampere yang dinyatakan dalam arus bebas. Dengan memakai beberapa bentuk kerapatan arus, kita dapatkan 1,= Jee 1p = Qty ds r= seas Dengan pertolongan teorema Stoke, kita dapat mentransformasikan (21), (26), dan (22) menjadi hubungan kurl yang setara dengannya: vxM=J, vxH (27) Kita hanya akan menckankan pada (26) dan (27), rumusan yang mengandung muatan bebas dalam pekerjaan kita selanjutnya. Hubungan antara B, H dan M yang dinyatakan dalam (25) dapat isederhanakan untuk pln an Camscaner ‘ oLo} ELEKTROMAGNETIEA TERN didefinisik a dapat didefiniskan sip, nti itu veda SP" media isotropik yans lineal dalam ™ magnetik (kerentana? magnetik) Xm M (% Jadi kita dapatkan ; Ba no(lt + tot) = Holtall dengan pga! + Xm oy oe kita definisi didefinisikan sebagai permeabilitas relatif UR- Selanjutnya kita de! inisikan pernedilig i = Holle w sehingga kita dapat menuliskan hubungan sederhana antara B dan H, B=)H 6 jgnetik ini, marilah kite pilih bat fluks yang cukup rendah sching Sebagai contoh pemakaian beberapa Kuantitas 12 ferit dengan jig = 50 dan bekerja dengan Kerapatan hhubungan linear dapat dipakai secara nalar. Kita dapatkan m= Ha - 1 = 49 dan jika kita ambil 8 = 0,05 7, maka B= Hgholl dan 0.05 xde e796 Alm M tisasil ialah XH = i Magnets nya ialah X, 39,000 A/mm. Cara lain untuk menghubungkan B dan 1 sh B= po(H + M) atau 0.05 = 4x x 10°7(796 + 39.000) dan kita lihat bahwa arus Ampere met ° . i Se ear ataetaie cee ghaslkan 49 kali intensitas medan magnet B= tpt atau 0.05 = 50 x 4n x 10-7 x 796 di sini kita telah memak: ‘ai permeabilitas ; gerak muatan terikat. Kita a aati $0 dan me ie geak musts kan menekankan lagi cara ee eraral 0 vob n seperti ini da Dua hukum permut: sn laan yang kita teliti untuk meda Biot in magnetik ialah hukum Bio hukum integral Ampere, ere. Keduan 'ya terbatas pada pemakaian dalam 100 pas? aian dalam 1 pln an Camscaner GAYA MAGNETIK, BAHAN MAGNETIK, DAN INDUKTANSI 257 Sekarang kita telah memperluas pemakaiannya untuk setiap bahan magnetik yang serba- sama, linear, dan isotropik yang dapat digambarkan dengan permeabilitas relatif up. Seperti juga pada bahan dielektrik tak isotropik, permeabilitas bahan magnetik tak isotropik harus diberikan sebagai matriks 3 X 3, sedangkan B dan H sebagai matriks 3 x 1. Kita dapatkan By = Bygll, + Hayy + HasHs ba, + byH,y + byeHs ete + HayHy + Macs Jadi untuk bahan tak isotropik, B = 4H merupakan persamaan matriks; tetapi hubungan B= yo(H + M) tetapi berlaku, meskipun B, H dan M pada umumnya tidak sejajar lagi. Bahan magnetik tak isotropik yang paling umum ialah kristal feromagnetik tunggal; walau- pun film magnetik tipis juga memperlihatkan sifat tak isotropik. Namun, banyak sekali pemakaian bahan feromagnetik yang menyangkut kisi polikristal yang lebih mudah dibuat. Definisi kita mengenai suseptibilitas dan permeabilitas tergantung pada anggapan kelinearan, Sayang sekali hal itu hanya benar untuk bahan paramagnetik dan diamagnetik yang kurang menarik pemakaiannya; dalam bahan ini permeabilitas relatifnya hampir mendekati satu, bedanya hanya satu bagian dalam seribu. Beberapa harga yang Khas untuk suseptibilitas bahan diamagnetik ialah sebagai berikut: untuk hidrogen, —2 x 10~$ ;tembaga, -0,9 x 107°; germanium, —0,8 x 10°; silikon, —0,3 x 10°; dan grafit, —12 x 10°. Bahan paramagnetik yang umum dipakai mempunyai suseptibilitas sebagai berikut: oksigen, 2x 10°, tungsten, 6,8 x 10°; oksida ferit (Fe,O3), 1,4 X 107°; oksida ytrium (Y203), 0,53 x 10°, Jika kita ambil rasio B terhadap Hoff sebagai permeabilitas relatif bahan feromagnetik, harga pip biasanya berkisar antara 10 sampai 100.000. Bahan diamagnetik, paramagnetik, dan antiferomagnetik biasa disebut bahan nonmagnetik. 9.6 Cari intensitas medan magnetik di dalam suatu bahan magnetik di mana (a) M= 150 A/m dan p = 1,5 x 107° H/m; (6) B = 300 wT dan X,, = 15; (c) raat 8,2 x 10778 atom/m?, tiap atom memiliki momen dwikutub sebesar § x 10727 A.m? dan Hg = 30. Jawad: 13.72 Ajm; 14.92 A/m; 14.14 A/m D9.7 Kerapatan fluks magnetik pada suatu bahan magnetik dengan Xm = 6 diberikan pada suatu daerah tertentu sebagai B = 0,005 y?a, T. Pada y = 0,4 m, cari besarnya: (a) 3; (b) 3y5 (0) Tr. Jawab: 455 Afm?; 2730 A/m?; 3180 A/m? 9.7 SYARAT BATAS MAGNETIK Kita tidak akan mengalami kesukaran untuk mendapatkan syarat batas yang tepat untuk B, H dan M pada permukaan batas antara bahan magnetik yang berbeda, karena kita telah memecahkan persoalan serupa itu untuk bahan konduktor dan dielektrik. Kita tidak memerlukan teknik yang baru Gambar 9.10 menunjukkan perbatasan antara dua bahan yang linear serbasama iso- tropik dengan permeabilitas 1, dun 2. Syarat batas untuk komponen normal ditentukan dengan membiarkan permukaan tersebut memotong permukaan gauss yang berbentuk tabung Kecil. Dengan memakai hukum Gauss untuk medan magnetik menurut Pasal 8.5, f.B-ds=0 pln an Camscaner 258 ELEKTROMA\ sean tertutup dibuat pada permukaan batas antara mal . dan i. Dari situ kita menentukan syarat by yang berarah ke dalam kets Gambar 9.10 Permukaan gauss dan lint dan 2 yang masing-masing mempunyai permeabilitas fr p- Da By, = Byz dan Hy, — Hea = K, Komponen kerapatan arus perm sehingga kita dapatkan By, AS — By, AS atau Ql Jadi Hya =H en Komponen normal B adalah malar, tetapi Komponen normal H takmalar dengan 1 wal. Hubungan antara komponen normal M telah 7 he ana c normal H telah diketahui. Untuk bahan magnet aseea ce suuwunean anor nae ik linear, hasilnya dapat dituliskan 8 “ Kemudian, kita pakai hukum integral Ampere Guat I dengan mengambil lintasan tertu ies up Kecil pada bi a aan bates, seperti terlihat pada bagian hey a 2%8 datar yang normal teria en putaran jarum jam disekeliling | ” Kanan Gamb; nya, kita dapati b Ay AL lintasay ar 9.10. Dengan mengame! awa dengan anggapan bahwa permukaan by oe Kkomponennya normal ter idan nee da hadap bidang datartintacan teneandung arus permukast . ersebut. ialah K. Jadi Hn = Hy = K & pln an Camscaner GAYA MAGNETIK, BAHAN MAGNETIK, DAN INDUKTANSL 259 Arahnya dapat dinyatakan lebih eksak dengan memakai perkalian silang untuk mengiden- tifikasi Komponen tangensialnya, (Hy — H) x ayia dengan ayy. menyatakan satuan normal pada perbatasan yang arahnya dari daerah 1 ke daerah 2. Suatu rumus setara dalam fungsi komponen-komponen tangensial vektor akan lebih memudahkan untuk mendapatkan He Hy, — Wp = ayy; x K Untuk B tangensial, kita peroleh B, B, 2 Bag (36) hy Hy Syarat batas untuk Komponen tangensial magnetisasi untuk bahan linear menjadi 2 Mi — XmaK (37) Ketiga syarat batas yang baru kita tulis untuk komponen tangensial akan menjadi jauh lebih sedethana jika kerapatan arus permukaannya nol. Dalam hal ini kerapatan ter- sebut alah Kerapatan arus bebas, dan kerapatan itu nol jika kedua bahan tersebut bukan konduktor. Untuk memberikan ilustrasi tentang hubungan-hubungan ini melalui contoh, marilah kita asumsikan bahwa y= 4 = 4 jeH/m di daerah 1 dengan z > 0, sedangkan wp = 7ui/m bila 2 <0, Lebih jauh lagi, misalkan K = 80 a, A/m pada permukaan z = 0. Kita tetapkan suatu medan, B, = 2 ay — 3a, +a, mT, di daerah | dan mencari nilai By. Komponen normal dari B, adalah [(2a, — 3a, + a.) -(—a,))(—a, mT Byy = (By @yr2)8yi2 Maka, By. = Byy mT Sclanjutnya kita tentukan komponen-komponen tangensialnya: By, =B, — By, =2a,-3a, 9 mT dan By, _ (2a, —3a,)10-? _ _ Hy = gee 7 5008 = 7500, Alm Jadi, Hy; = Hy — ayy2 * K = 500a, — 750a, — (—a,) x 80a, = 00a, — 750a, + 80a, = 500a,—670a, A/m dan B,, = #3H,: = 7 x 10 6(500a, — 670a,) 3.5, — 4.692, mT Oleh karena itu, By2 + By = 3.5a,—4.69a, +a, mT pln an Camscaner eKNOLOG! LEKTROMAGNETIKA TEK 260 © gan 2x—SY > 0, sed . ingga dent ak berhings = 3p? = 4. dan Hy a ah 1 adalah ane sem’ 0, Misalkan Hye an denga oim,b@ Bol. . 15 (0) [Byal + 9.1 Am 9.8, Dae: daerah didefinisik Alm. Cari: (a) [By 2 Jawab: 113.1 27s 42.0 nT; 27.9 A/m: 9.8 RANGKAIAN MAGNETIK ean menyimpang sebenta? untuk membahas teknik pokok yy, a ake fn suatu kelompok persoalan magnetik yang dikenal sep, cahan Sin sega kita lihat, nama tersebut timbul dar Kesg, tangkaian magnetik. Sopot Te ti arus searah yang telah kita kenal, fn yang banyak dengan analisa rangkaian re u . i “ia sifat taklinear pada bagian feromagne, satunya perbedaan yang penting terletak pada a par airincy dari rangkaian magnetik; metode yang harus dipakai serupa dengan mi ntul range sa istnk taklineer yang mengandung dioda, termistor, filamen pijar, dan unsur takin lainnya. Sebogai tik tolak, marilah kita mengenali persamaan medan yang menjadi dsx analisis rangkaian resistif. Pada waktu yang bersamaan kita akan menunjukkkan care pee runan persamaan yang serupa itu untuk rangkaian magnetik. Kita mulai dengan potenid elektrostatik dan hubungannya dengan intensitas medan listrik, ae re] Potensial magnetik skalar telah kita definisikan dan hubungan serupa dengan di atas dere# intensitas medan magnetiknya ialah Dalam pasal ini kit bersangkutan dengan pemecahi a Dalam rangkai: 3 motors) dan Kits aon mone Menvebut Vn sebagai magnetomotansi(arus motoris). Satuan Ereerarsciana (ies analogi dari elektromotansi (tegangan eK!" “ampere-lilit” (“ampere-turns" ampere, tetapi kita telah bisea memakei 0! ) untuk kur ot bbaha dalam dacrah tempat V,, didefiniscan Gaak mempunyai lilitan banysk- Ing? ja arus, Beda potensial listrik antara titik ay titk A dan B dapat ditulis ¢ ditulis sebaga sebagai yang telah dikembangk, Wan Fintasan tidak boleh a B&D 8; dalam menemb, bab t , Hokarm Ohm untak "angkaian fist nt eebUt kita telah belajar bah? tik mer ‘intangan yang t. ml bent en telah kita pili. ol Netik me “Pakan analogi dari kerapata” # a GAYA MAGNETIK, BAHAN MAGNETIK, DAN INDUKTANSI 261 Untuk mencari arus total, kita harus mengintegrasi: I fe -dS (41a) Operasi yang serupa itu perlu kita lakukan untuk menentukan fluks magnetik total yang menembus suatu penampang dalam rangkaian magnetik: o= [Bas (418) Sekarang kita definisikan resistansi sebagai rasio beda potensial dengan arus, atau V=IR (42a) dan selanjutnya kita akan mendefinisikan reluktansi sebagai rasio magnetomotansi dengan fluks total; jadi V, = 08 (426) di mana reluktansi diukur dalam ampere-lilit per weber (A*t/Wb). Dalam resistor yang ter- buat dari bahan linear isotropik serbasama yang konduktivitasnya o dengan penampang S, dan panjangnyad, resistansi totalnya ialah a ce (43a) 3s (43a) Jika kita beruntung mendapatkan bahan magnetik yang linear isotropik serbasama yang panjangnya d dan berpenampang serbasama S, maka reluktansi totalnya ialah a (43) i Bahan yang memenuhi persyaratan sehingga kita bisa memakai persamaan di atas ialah udara. ‘Akhimya, marilah kita tinjau analog dari sumber tegangan dalam suatu rangkaian listrik. Kita tahu bahwa integral garis tertutup dari E ialah nol, fE-d=0 Dengan perkataan lain, hukum tegangan Kirchhoff menyatakan bahwa penambshan potensial melalui sumbernya sama dengan penurunan: potensial melalui beban, Rumusan ‘untuk gejala magnetik mempunyai bentuk yang agak berlainan, GH dL = how karena integral garis tertutupnya tidak nol. Karena arus total yang berpautan dengan lintas- annya biasanya diperoleh dengan membiarkan arus J mengalir melalui kumparan yang ‘mempunyai N-lilitan, maka kita dapat menyatakan hasilnya sebagai . Guat =r (44) pln an Camscaner

You might also like