You are on page 1of 5
Pendahuluan A. DESKRIPSI SINGKAT Bab ini membahas dan menguraikan latar belakang pengelolaan Keuangan Negara ssobelum Republik indonesia merdeka dan setelah Republik Indonesia merdeka. Kemudian ‘dengan adanya perubahan tatanan pemerintahan pasca kejatuhan “orde baru” terjadilah i perubahan yang mendasar di berbagai bidang dengan berlandaskan “reformasi” termasuk i perubahan di bidang pengelolaan Keuangan Negara dengan lahimya Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang-Undang Nomor 15 Tentang Pemeriksaan i Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. : B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM Setelah mempelajari Bab 1 ini mahasiswa diharapkan akan mampu dan dapat memahami lalar belakang lahirnya undang-undang di bidang pengelolaan keuangan negara di Republik Indonesia, Mengetahui prinsip perubahannya dan tantangan terhadap perubahan dimaksud. C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS Selelah mempelajari Bab 1 ini mahasiswa diharapkan akan dapat dan mampu: 1. Menjelaskan undang-undang yang berlaku di bidang pengelolaan keuangan negara balk sebelum Indonesia merdeka maupun setelah Indonesia merdeka. 2. Menjelaskan latar belakang lahimnya undang-undang yang berlaku di fpengelolaan keuangan negara 3. Menjelaskan prinsip perubahan dengan adanya undang-undang yang baru pengelolaan keuangan negara. 4. Menjelaskan tantangan yang dinadapi dengan lahimnya undang-undang yang baru di bidang pengelolaan keuangan negara. idang idang Scanned with CamScanner 5 5 yl Anggaran dan Perbendaharaantlegaa} 2 KEUANGAN NEGARA INDONESIA (Dalam PerspektiAnggar ata D. LATAR BELAKANG PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA .b VIll Hal Keuangan, antara lain disebutkan bahwa i i wujud dari pengelolaan keuangan anggaran pendapatan dan belanja negara sebagai wuju vang) ae ditetapkan setiap tahun dengan undang-undang, dan ketentuan mengenat pajak ksa untuk keperluan negara serta macam dan dan pungutan lain yang bersifat memak n J fn harga mata uang ditetapkan dengan undang-undang. Selanjutnya hal-hal lain mengenai keuangan negara sesuai dengan amanat Pasal 23 C diatur dengan undang-undang. Untuk mewyjudkan amanat dari UUD 1945 itu, pemerintah berusaha untuk membentuk undang-undang mengenai Keuangan Negara. Dimulai pada tahun 1945 pemerintah telah membentuk Panitia Achmad Natanegara yang berlugas menyusun RUU Keuangan Republi Indonesia (UKRI), namun usaha ini tidak berhasil hingga berlarut- larut karena para pakar tidak saling sepakat dalam masalah lingkup keuangan negara dimaksud, di samping menunjukkan bukti betapa luasnya dimensi keuangan negara, juga beragamnya aspek pendekatan keuangan negara sebagai suatu cabang keilmuan. Saling ketidaksepakatan para pakar ini bahkan menghasilkan suatu kesepakatan untuk tidak saling sepakat tethadap lingkup keuangan negara. Karena ketiadaan undang-undang mengenai keuangan negara ini, agar roda pemerintahan dapat berjalan sebagaimana mestinya, akhimya pemerintah masih tetap memberlakukan Indische Comptabiliteitswet yang lebih dikenal dengan ICW stbl 1925 No. 448 yang ditetapkan pertama kali pada tahun 1864 dan mulai berlaku pada tahun 1867. ICW ini diubah dan diundangkan dalam Lembaran Negara 1954 Nomor 6, 1955 Nomor 49, dan terakhir Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1968. Di samping ICW ini digunakan juga Indische Bedrijvenwet (IBW) Stbl. 1927 Nomor 419 jo Stbl.1936 Nomor 445 dan Reglement voor het Administratief Beheer (RAB) Stbl, 1933 Nomor 381. Sementara itu, dalam pelaksanaan pemeriksaan pertanggungjawaban keuangan negara digunakan Instructie en verder bepalingen voor de Algemeene Rekenkamer (\AR) Stbl. 1933 Nomor 320. Semua peraturan tersebut di atas dibuat oleh pemerintah kolonial untuk kepentingan pemerintahnya dan bukan untuk kepentingan koloninya. Sebetulnya pengurusan keuangan yang diatur dalam ICW, RAB, dan IAR sudah cukup baik yaitu bagaimana penerimaan dan pengeluaran itu dicatat, diadministrasikan, direncanakan, dan kemudian dipertanggunggungjawabkan. Selanjutnya dalam pelaksanaan pemerintahan Repubiik Indonesia peraturan-peraturan tadi ditambah dengan Keputusan Presiden, padahal dalam kepres-kepres yang dikeluarkan tersebut kalau diperhatikan banyak “pembiasan-pembiasan” yang terjadi, apakah karena disengaja, atau yang disebabkan oleh penafsiran yang tidak jelas sehingga menimbulkan pembiasan-pembiasan. Misalnya, kewenangan-kewenangan yang ada di dalam ICW dan RAB menjadi tercampur baur dalam Kepres Pelaksanaan APBN, yang kemudian dijadikan landasan operasional. Yang terjadi selanjutnya adalah mismatch (kombinasi antara dua hal yang tidak sesual) antara kebutuhan har ini dengan apa yang ada pada hari ini. Sehingga akhimya ICW senditi tidak mempunyai nilai esensial, dan hanya mempunyai nilai histories belaka. Di samping itu, dalam Dalam Undang-Undang Dasar 1945 Bal Scanned with CamScanner ™ pengurusan keuangan negara selama ini kita melihal tidak adanya good governance karena pemisahan keuangan yang tidak jelas, sehingga tidak dapat mengidentiiasi akuntabilitas masing-masing pihak yang terlibat di dalam proses pengelolaan keuangan negara. Kalau dapat disimpulkan, hal itu terjadi karena kotiadaan Undang-Undang yang menjadi dasar dalam rangka pengelolaan keuangan negara. Oleh karena itulah sejalan dengan perkembangan pemerintahan pasca kejatuhan pemerintahan “orde baru’, pembuatan undang-undang di bidang keuangan negara dirasakan sangat diperlukan. Untuk itu pemerintah kembali membentuk tim untuk membuat Rancangan Undang-Undang Keuangan Negara ini, dimana lim yang dibentuk merupakan kelanjutan dan hasil dari berbagai upaya yang telah dilakukan selama ini dalam rangka memenuhi kewajiban konstitusional sebagalmana diamanatkan oleh Undang-Undang Dasar 1945. ‘Akhirnya dengan perjuangan yang sangat berat diajukanlah Rancangan Undang- Undang (RUU) tentang Keuangan Negara yang disiapkan oleh Tim ke XIV pada tanggal 29 September 2000 ke DPR. Kemudian secara berturut-urut keluarlah Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara pada tanggal 5 April 2003, Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara pada tanggal 14 Januari 2004, dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan ‘Tanggung Jawab Keuangan Negara pada tanggal 19 Juli 2004. E. PRINSIP PERUBAHAN Prinsip utara dalam penyusunan paket Undang-Undang Keuangan Negara ini adalah adanya pemisahan kewenangan dan transparansi yaitu siapa yang mengambil Keputusan, siapa yang melaksanakan, dan siapa yang bertanggung jawab. Pola ini harus dikuti dengan mekanisme kontrol, saling uji, atau yang dikenal sebagai suatu keharusan untuk bisa akuntabel. Harus ada sualu mekanisme check and balance agar tidak seenaknya dalam mengelola anggaran. Oleh karena itu harus jelas adanya pemisahan fungsi wewenang atas siapa yang menyusun anggarannya, siapa yang melakukan pembahasan, dan juga mengecek standarnya, bagaimana sesuatu harus dilaksanakan, semuanya itu hatus dilakukan oleh pihak-pihak yang berbeda. Maka manajemen keuangan ini adalah menempatkan posisi-posisi para pelaku agar bisa dideteksildidefinisikan siapa yang berwenang sehingga bisa difhat siapa yang bertanggung jawab untuk menentukan akuntabilitasnya dan memudahkan penerapan mekanisme check and balance Salah satu penempatan posisi ini adalah penyerahan kewenangan ordonansering kepada departemen teknis, pada departemen teknis ditakukan pengujian-penguiian yang mendetail mulai dari wetmatigheid, rechtmatigheid, dan doelmatigheid. Dengan demikian, Menteri Keuangan dalam hal ini diwakili oleh KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara) hanya melakukan pengujian ulang (reverification). KPPN tidak lagi metakukan pengujian secara detail, hanya saja harus.diyakini bahwa pembayaraf itu dilakukan Scanned with CamScanner SIA [alam Perspektt Anggaran dan Perbendaharaan Negara) TT 3ARA INDON! lam jumlah yang benar berkaitan dengan tahun anggaran Le ee aa re dengan hanya meneliti satu surat pernyataan dari a enar, Hal ini cukup dilakukan dari ea teknis yang bunyinya sederhana: pertama, bahwa pengeluaran menjadi a bukti ada ditangannya. KPPN hanya melihat resume j a, dan kedua, at | becca areata Tanggungjawab Belanja (SPTB) kalau hal ini sudah kontrak dan Surat Pernyalaan in dilakukan oleh departemen teknis, KPPN dapat melakukan pembayaran. Pengujian yang dilakukan KPPN ini hanyalah pengujian substansial dan pengujian formal. F. TANTANGAN TERHADAP PERUBAHAN Perubahan akibat adanya Undang-Undang di bidang Keuangan Negara ini tidaklah sedikit. Masih ada beberapa kelompok orang yang merasa tidak nyaman dengan adanya undang-undang keuangan negara ini, Hal ini disebabkan terganggunya kepentingan mereka dalam pengelolaan keuangan negara. Keuangan Negara adalah masalah interest publik. Keuangan Negara bisa digunakan oleh pejabat publik siapa saja untuk siapa saja, untuk kepentingan rakyat atau menindas rakyat, hal ini bisa dilihat bagaimana kepentingan publik itu terganggu pada saat Undang-Undang Keuangan Negara itu diluncurkan. Pada saat itu seperti timbul keinginan untuk masih seperti dulu, yaitu dalam kondisi chaoustic, ketika peran-peran pengelolaan keuangan dan akuntabilitas tidak jelas. Kondisi seperti itu sangat diinginkan untuk tidak diubah. Sebab dengan adanya clarity of role maka akan ada orang yang akan riskan untuk berbuat yang tidak baik (curang) dalam mengelola uang rakyat. Mekanisme check and balance akan menyulitkan pihak- pihak tertentu untuk berbuat curang. Ada rasa ketidaknyamanan kalau tiba-tiba dalam pengelolaan keuangan negara begitu terbukanya, batwa rule x, rule y itu harus saling kontrol. Pertanggungjawaban harus transparan dan akuntabilitasnya harus bisa dihitung. Kalau dilihat dari aspek psikologis, suatu perubahan akan menimbulkan suatu tekanan psikologis. Hal ini dikarenakan seseorang yang mengalami perubahan itu belum atau tidak siap untuk berubah. Undang-Undang di bidang Keuangan Negara yang baru ini membawa perubahan yang sangat besar dan akan mendapat tantangan bukan saja dari aspek pelaksanaan tetapi juga dari aspek psikologis. Semoga tantangan tersebut dapat kita hadapi bersama agar dalam pelaksanaan dan pengelolaan keuangan negara akan menjadi lebih baik lagi. G. RANGKUMAN Undang-undang di bidang pengelol: pengganti undang-undang yang ma: Belanda. Undang-undang yang lama su laan keuangan negara yang baru adalah sebagai sin merupakan peninggalan pemerintahan Hindia idah tidak bisa digunakan lagi sesuai dengan Scanned with CamScanner Perkembangan pemerintahan yang semakin meningkat dan tuntutan ak akuntabililas dalam pengelolaan keuangan negara, Undang-undang di bidang pengotolaan kouan amanal Pasal 23 © Undang-Undang Dasar 1945, Yang dimaksud dengan undang undang di bidang pengelolaan keuangan negara adalah Undang-Undang tomer 17 Tahun 2003 Tentanag Keuangan Negara, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Negara, dan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara. Dengan adanya undang-undang di bidang pengelolaan keuangan negara ini, memberikan kewenangan ordonansering kepada Departemen Teknis sedangkan Departemen Keuangan hanya melakukan pengujian ulang yang bersifat pengujan substansial dan pengujian formal. an adanya gan negara ini dibuat berdasarkan H. LATIHAN SOAL 1. Sebutkan nama undang-undang di bidang pengelolaan keuangan negara yang berlaku sebelum Indonesia merdeka dan setelah Indonesia merdeka! 2. Sebutkan nama undang-undang di bidang pengelolaan keuangan negara yang berlaku setelah pascakejatuhan “orde baru” (3 UU)! 3. Apa nama panitia yang menyusun RUU Keuangan Negara setelah Indonesia memperoleh kemerdekaannya? 4. Apa nama Tim yang telah berhasi! mengantarkan RUU Tentang Keuangan Negara menjadi Undang-Undang di bidang Keuangan Negara? 5. Apayang menjadi prinsip utama perubahan atas undang-undang tentang pengelolaan keuangan negara 6. Mengapa undang-undang (tentang Keuangan Negara) ini banyak miendapat tantangan dari sekelompok orang? Jelaskan! I. PENGERTIAN/ISTILAH 1 W: Indische Comptabiliteitswet 1B W: Indische Bedrijvenwet RBW: Reglement voor het Administratie! Beheer AR: Instructie en verder bepalingen voor de Algemene Rekenkamer ICW, 1BW, dan ABW: merupakan peraturan dalam pengelolaan keuangan sebelum berlakunya UU No. 17/2003 dan UU No. 1/2004. AR : peraturan yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pemeriksaan pertanggungjawaban ~keuangan negara sebelum berlakunya UU No. 15/2004. Scanned with CamScanner

You might also like