You are on page 1of 12
Keuangan Negara A. DESKRIPSI SINGKAT Dalam Bab 2 ini akan dibahas dan diuraikan masalah kevangan negara éimulai dari pengertian keuangan negara dari berbagai pendapat para pakar dan imuwan, \Menjelaskan ruang lingkup keuangan negara dan menguraikan hal apa saja yang menjadi hak dan kewajiban negara. Kemucian djelaskan pendekatan apa saja yang diperiukan dalam merumuskan keuangan negara. Selanjutnya dalam mengelola kevangan negara hal apa saja yang menjadi kewajban pengelola Keuangan negara, siapa yang berkuasa tas pengelolaan keuangan negara dan, dapatkah kekuasaan tersebut dikuasakan atau diserahkan kepada pinak lain. Bagaimana pula kewenangan administratifnya serta kewenangan kebendaharaannya. B. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM ‘Setelah menyelesaikan bab ini, mahasiswa diharapkan mampu dan dapat memahami masalah keuangan negara dimulai dari pengertiannya, ruang lingkupnya, menjetaskan siapa saja yang mempunyai kekuasaan dalam pengelolaan Keuangan negara, apakah ekuasaan tersebut dapat dikuasakan atau diserahkan kepada pibak lain. Apa saja yang menjadi kewajiban dari para pengelola keuangan negara. Selanjutnya mahasiswa akan ‘dapat menjelaskan kewenangan apa saja yang ada pada pengelola keuangan negara. Dengan adanya pemahaman ini mahasiswa akan mempunyai Konsepsi dasar alas pengelolaan keuangan negara. C. TUJUAN INSTRUKSIONAL KHUSUS: Setelah mempelajari Bab 2 ini mahasiswa dinarapkan dapat: 1. Memahami dan menjelaskan pengertian keuangan negara dari berbagai pendapat para pakar. Scanned with CamScanner es ol ogjr Petend tan gu) _ KEUANGAN NEGARA_ INDONESIA {Dalam Perspek 2. Menjelaskan hak dan Kewajoan negara dalam pengetolaan evan ra 3. Menjelaskan siapa. yang mempuryai Kekuasaan alas pengeloiaa 4 Treyskan kepada spa sjakekuasna rsebut dapat duasakan dan disrahkan leh si pemegang kekuasaan. 5, Menielaskan art kewenangan administra (rdonateu} dan kewenangan kebendaharaan (comptable). D. PENGERTIAN DAN LINGKUP KEUANGAN NEGARA Pengertian keuangan negara telah banyak dkemukakan oleh para ahli dan pakar di bidang ini, untuk lebih memahami pengertian tentang keuangan negara terlebih dahulu perlu dipahami mengenai pengertian keuangan dan negara. Uang menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah alat penukar atau standar pengukur nai (Kesatuan hitungan) yang sah, dikeluarkan oleh pemerintah suatu negara berupa kertas, emas, perak dan Jogam lain yang dicetak dengan bentuk dan gambar tertentu, sedangkan negara menurut sumber yang sama adalah organisasi di suatu wilayah yang mempunyai Kekuasaan tertnggi yang sah dan ditaati oleh rakyat dar/atau kelompok sosial yang menduduki wilayah atau daerah tertentu yang diorganisasi di bawah lembaga poltik dan pemerintah yang efektf, mempunyai kesatuan poltik, berdaulat sehingga berhak menentukan tujuan nasionalnya Dengan demikian vang dak akan ada kalau negara tidak ada, karena uang-adalah sebagai alat penukar atau standar pengukur nilai_yang sah yang dikeluarkan oleh suatu ‘orgarisasi yang mempunyai kekuasaan tertinggi yang sah dan ditaatirakyat yang disebut sebagai negara. Pada masyarakat primi tidak dikenal adanya uang, segala kebutuhan masyarakat Gilakukan secara barter (barang dengan barang). Dengan adanya perubahan dan perkembangan zaman, di mana masyarakal membentuk organisasi yang disebut negara, maka diciptakanlah alt tukar yang lebih efeki yang disebut dengan uang. Oleh karena itu keuangan sering pula diartikan sebagai suatu sistem mengenai penerimaan ddan pengeluaran vang. Bertolak dari alasan-alasan ini, maka yang dimaksud dengan Kevangan Negara adalah semua hal yang bertalan dengan masalah penerimaan dan pengeluaran dari suatu negara. ‘Beberapa pengertian keuangan negara dari beberapa ahli dan pakar dapat diuraikan sebagai berkut: 1. Pendapat R.A. Musgrave Dalam bukunya Theory of Public Finance and Practice, mengemukakan bahwa yang Scanned with CamScanner ea2-e ¢, ab 2 @ Kevangin Negra Secara tradisi dianggap sebagai kevangan negara adalah kumpulan masalah yang berkisar sebitar proses pengeiuaran dan penerimaan Pemerintah. 2. Pendapat van der Kemp Keuangan negara adalah semua hak yang dapat dinilai dengan wang, demikian pula segala sesuatu (baik berupa uang ataupun barang) yang dapat dijadikan milk negara berhubungan dengan hak-hak tersebut 3, Pendapat Geodhart Keuangan negara merupakan keseluruhan undang-undang yang ditetapkan secara periodik yang memberikan kekuasaan pemerintah untuk melaksanakan pengeluaran ‘mengenai periode tetentu dan menunjukkan alat pembiayaan yang diperiukan untuk ‘menutup pengelvaran tersebut. 4 Menurut Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 Keuangan negara adalah semua hak dan kewajiban Negara yang dapat cinilai dengan ‘ang, sertasegala sesuatu balk berupa uang maupun berupa barang yang dijadikan mii negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut.(Pasal 1 angka 1 UU No.1712008) Kalau kita pethatixan pengertian kevangan negara berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 adalah mengadopsi dari pendapat van der Kemp di alas. Hal ini rmerupakan salah satu hasil dari seminar ICW yang diaksanakan tanggal 30 Agustus ~5 September 1970 ai Jakarta yang merekomendasikan pergertian Keuangan negara adalah semua hak dan kewajban yang dapat dil dengan uang dan segala sesuatu, balk berupa vang, maupun berupa barang yang dapat djadikan milk negara berhubungan dengan pelaksanaan hak dan kewajban tersebut. Dengan rumusan pengertian Kevangan negara tersebut berarti negara dalam hhubungannya dengan keuangan mempunyai hak dan kewajiban yang harus dipenuhinya Hak Negara tersebut diwujudkan dalam bentuk ruang lingkup keuangan negara yang dalam Pasal 2 UU No. 17/2003 meliputi antara lain: 1. Hak negara untuk memungut pajak, mengeluarkan dan mengedarkan uang, dan i mmelakukan pinjaman; 2. Kewajban negara untuk menyelenggarakan tugas layanan umum pemerintahan negara dan membayar tagihan kepada pihak ketga; 3, Penerimaan negaraldaerah; 4. Pengeluaran negaraldaerah; Scanned with CamScanner sam Perspektl Anggaran dan PesDencs * KKEUANGAN NEGARA INDONESIA Ha" == 10 __KeUANGAN NEGARAIN \k fain termasuk i atau oleh pihal elola sendiri al dike : 5. Kekayaan negara/daerah yang vaiisesh Kekayzan yang dipisahkan pada perusahaan oe wee) ponyelenggarasn 6. Kekayaan pihak lain yang dikuasal oleh Lath és a tugas pemerintahan dan/atau kepentingan Umum: saan fasts Yad oer 7. Kekayaan pihak lain yang diperoleh dengan mengg Pemerintah, anan dasar kepada rayat n in, penyediaan sarana ¢ tes hoyaberbagaikementerial ada warga negara dengan Sementara itu kewajban Negara adalah menyediakan lay dalam bentuk pertahanan, Keadilan, pendidikan, prasaranallainnya yang aplikasinya diwujudkan cena im lembaga yang tujuannya adalah memberikan pelayanan tuk sebaik-baiknya. Than dibentuknya kementerianflembaga pada dasamya ome memajukan kesejahteraan dan melindungi rakyatnya, serta mencukupi te apes kepentingan lin rakyatnya. Untuk mencapaltyuan fersebut, pemerintah meri Oe yang sekaligus melekat pada fungsi negara yang dapat dikategorikan sebagai bre Tegulerutama negara dan fungsi sebagai agen pembangunan. Kedua fungsi dimak ilaksanakan datam operasional pemerintahan yang sebagian besar terletak di pundak pemerintah. Fungsi regularffungsi utama negara adalah melaksanakan tugas yang membawa akibat yang langsung dirasakan oleh masyarakat. Fungsi utama negara terdiri dari empat macam. Pertama negara sebagai political state. Dalam hal ini pemerintah menjalankan fungsi pokoknya dalam pemeliharaan ketenangan, ketertiban, pertahanan, dan keamanan. Kedua negara sebagai legal state yang bertujyan untuk mengatur tata kehidupan bernegara dan tata kehidupan bermasyarakat. Selanjutnya negara sebagai administrative state. Kedudukan ini menitikberatkan pada azas demokrasi yaitu kekuasaan berada di tangan rakyat dan pemerintah hanyalah menerima pendelegasian kekuasaan dari rakyat melalui wakil-wakiinya. Terakhir adalah negara sebagai diplomatical state. Sebagai diplomatical state, negara bertujuan untuk menjalin persahabatan dan memelihara hubungan internasional dengan negara-negara lain. Fungsi negara lainnya yang wajib dialankan oleh pemerintah adalah sebagai agent of development. Dalam menjalankan peran ini, pemerintah antara lain bertindak sebagai pendorong inisiatif atau pendorong motivasi rakyat dalam usahanya untuk mengadakan perubahan dan pembangunan masyarakat menuju ke arah kehidupan yang lebih baik, berupa pemberian fasilitas-fasilitas fisik, kemudahan dalam perizinan dan birokrasi, bimbingan dan kebijakan yang diarahkan kepada tercapainya pembangunan. Fungsi ini dibagi lebih lanjut dalam dua peran. Pertama pemerintah sebagai stabilisator apabila di dalam pembangunan terjadi adanya ketidakstabitan dalam bidang politk, ekonomi dan sosial budaya. Kedua adalah pemerintah sebagai inovator. Arinya pemerintah harus dapat mengadakan penemuan-penemuan baru dalam metode maupun sistem datam rangka pembangunan masyarakat dan negara, Scanned with CamScanner Bab2 © Keuangan Negara _ a Selain menjalankan fungsi reguler dan agent of development, pemerintah memiliki tugas yang lain dan sangat penting yaitu sebagai pengelola keuangan negara yang harus dilaksanakan sesuai dengan tata aturan dan prosedur yang berlaku didalam pemerintahan. Untuk melaksanakan hak dan kewajiban tersebut pemerintah diberi kewenangan untuk menyusun anggaran negara. Anggaran yang disusun oleh pemerintah adalah wujud perencanaan pembangunan tahunan sekaligus sebagai pedoman pelaksanaan tugas kenegaraan selama satu tahun dimulai pada tanggal 1 Januari berakhir pada tanggal 31 Desember tahun berjalan. E. PENDEKATAN DALAM MERUMUSKAN KEUANGAN NEGARA 1. Dari sisi objek Kevangan negara meliputi semua hak dan kewajiban negara yang dapat dinilai dengan ang, termasuk kebijakan dan kegiatan dalam bidang fiskal, moneter, dan pengelolaan kekayaan negara yang dipisahkan, serta segala sesuatu baik berupa uang, maupun berupa barang yang dapat dijadikan milik negara berhubung dengan pelaksanaan hak dan kewajiban tersebut. 2. Dari sisi subjek Kevangan negara meliputi_seluruh objek sebagaimana tersebut di atas yang dimiliki oleh negara, dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Perusahaan Negara/Daerah, dan badan lain yang ada Kaitannya dengan keuangan negara. 3. Dari sist proses Keuangan negara mencakup seluruh rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan objek sebagaimana tersebut di alas mulai dari perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan sampai dengan pertanggungjawaban. 4, Dari sist tujuan Keuangan negara meliputi seluruh kebijakan, kegiatan dan hubungan hukum yang berkaitan dengan pemilikan dan/atau penguasaan objek sebagaimana tersebut di atas dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan negara. Bidang pengelolaan keuangan negara sangaltah luas, karena demikian luasnya bidang pengelolaan keuangan negara ini dapat dikelompokkan menjadi subbidang pengelolaan fiskal, subbidang pengelolaan moneter, dan subbidang pengetotaan kekayaan negara yang dipisahkan. Scanned with CamScanner [eA INDONESIA [Uatam FerspektifAnggaran dan 2 KEUANGAN NI F.KEWAGIBAN PENGELOLA KEUANGAN NEGARA para pengelola keuangan negara a untuk melaksanakan dengan tertb, taal pada peraturan pavundangundangan, ets, 2k foros, efektf, transparan, dan bertanggung jawab dengan memperhati 7 oe Kepatutan. Kewajiban pengelola keuangan negara ini mencakup keselur a Perencanaan, penguasaan, penggunaan, pengawasan, dan perlanggungjawaban. (Pasal 3 ayat (1) UU No.17/2003) Dalam mengelola keuangan negara, G. KEKUASAAN ATAS PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan Negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan. Kekuasaan atas pengelolaan keuangan negara ini dapat: 1. Dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan Wakil Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan, 2. Dikuasakan kepada menteripimpinan lembags selaku Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang kementerian negaraflembaga yang dipimpinnya; 3. Diserahkan kepada gubemurfbupatiiwalikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola Keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan; 4. Tidak termasuk kewenangan di bidang moneter, yang meliputi antara tain ‘mengeluarkan dan mengedarkan uang, yang diatur dengan undang-undang. {Pasal 6 ayat (1) dan (2) UU No. 17 Tahun 2003} Dikuasakan sebagaimana huruf a dan b di atas mempunyai arti bahwa Menteri Keuangan dan para menteripimpinan lembaga selaku Pengguna Uang/Pengguna Barang dalam merencanakan/ menggunakan anggaran kementetianflembaganya harus sesuai dengan visi, misi dan program dari Presiden terpilih. Hal ini karena dalam Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga, menyatakan bahwa Kementerian Negara/Lembaga menyusun RKA-KL berpedoman kepada Rencana Kerja Pemerintah. Sementara itu Pasal 2 ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2004 tentang Rencania Kerja Pemerintah menyatakan bahwa Rencana Kerja Pemerintah merupakan Penjabaran dari Rencana Pemeriniah Jangka Menengah Nasional, yang memat rancangan kerangka ekonomi makro yang termasuk didalamnya arah kebijakan fiskal dan moneter, prioritas Pembangunan, rencana kerja dan pendanaannya, baik yang dilaksanakan langsung oleh pemerintah maupun yang ditempuh dengan mendorong partisipasi masyarakat. Selanjutnya RPJM Nasional di dalam Pasal 4 ayat (2) Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dinyatakan bahwa Scanned with CamScanner Bab 2 @ Keuangan Negara 13 — “RPJM Nasional merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program Presiden yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Nasional, yang memuat strategi pembangunan Nasional, kebijakan umum, program kementerianylembaga, Kewilayahan, serta kerangka ekonomi makro yang mencakup gambaran perekonomian secara menyeluruh termasuk arah kebijakan fiskal dalam rencana kerja berupa kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifatindikatif. Dalam menyusun RKA-KL kementerian negara/lembaga metakukan review terhadap prioritas anggaran yang ditetapkan berdasarkan landasan program yang diajukan oleh presiden terpilih (PP No. 21 tahun 2004 Penjelasan I. 4). Dari penjelasan di alas jelaslah bahwa para menteri/xetua lembaga hanya sebagai penerima kuasa dari Presiden untuk melaksanakan/menggunakan anggaran sesuai dengan vis, misi, dan program Presiden. Diserahkan kepada gubemur/bupatiwalikota sebagaimana dimaksud pada huruf c di atas mempunyai arti Presiden menyerahkan kekuasaan pengelolaan keuangan Negara kepada gubernur/ bupati/ walikota berupa dana perimbangan yang pengelolaannya sepenuhnya diserahkan kepada masing-masing guberur/bupatifwalikota. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah di mana dalam Pasal 24 ayat (5) dinyatakan bahwa kepala daerah dan wakil kepala daerah dipiih dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat di daerah yang bersangkutan, dan semangat otonomi daerah yang berhak untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat. Dalam pelaksanaan/pengelolaan dana perimbangan dilaksanakan oleh gubernur/ bupati) walikota berdasarkan RPJM Daerahnya masing-masing yang merupakan penjabaran dari visi, mis, dan program Kepala Daerah yang penyusunannya berpedoman kepada RPJP Daerah dan memperhatikan RPJM Nasional, memuat: ‘arah kebijakan umum, ddan program Satuan Karja Perangkat Daerah,dan program kewilayahan disertal dengan rencana-rencana kerja dalam kerangka regulasi dan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif. (Pasal 5 ayat (2) UU No. 25/2004) Dengan demikian jelastah sudah pengertian dikuasakan dan diserahkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat (1) dan (2) UU No. 17/2003 tersebut. Walaupun sudah dikuasakan dan diserahkan, para menterifketua lembaga dan para ubernurfoupatiivalikota tetap harus mempertanggungjawabkan pelaksanaan dari kegiatan yang dikvasakan dan diserahkan tersebut berupa Laporan Keuangan Pomerintah Pusat dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah. Kekuasaan yang dikuasakan kepada Menteri Keuangan sebagaimana dimaksud pada butir a di alas mempunyai pengertian bahwa Menteri Keuangan adalah Chiet Financial Officer (CFO), sedangkan pengertian pada butir b di atas mempunyai makna bahwa setiao menteripimpinan lembaga adalah Chief Operational Officer (COO) untuk suatu bidang tertentu pemerintahan. Prinsip ini perlu dilaksanakan secara Konsisten untuk meningkatkan akuniabitag dan menjamin terselenggaranya saling ui (check and balance) datam proses pelaksanaan Scanned with CamScanner i Anggaran dan iu KEUANGANS ingkatanrofesionalsme dalam penyelenggaraan Pembagian wewerang dan tanggung java yang “administra (ordonateur) yang diserahkan kepada <3 gan kebendaharaan (comptabel) ‘anggaran,jugauntuk mendorongupaya| tugas pemerinahan dimana adanya tegas antara pemegang kewenangan ementerian negarallembaga dan pemegang kewenen: yang diserahkan kepada kementerian keuangan. ; one embagian kewenangan sebagaimana tersebut di alas dapat diihat pada Gambar 41-1 berikut: Gambar 1-1 Pembagian kewenangan antara Menteri Teknis dengan Menteri Keuangan Sumber: Modul Overview Keuangan Negara, H. KEWENANGAN ADMINISTRATIF (ORDONATEUR) Penyelenggaraan kewenangan administratif diserahkan kepada kementerian negaral lembaga. Kewenangan administatftersebut meliputi metakukan perikatan atau tindakan— tindakan lainnya yang mengakibatkan terjadinya penerimaan atau pengeluaran negara, melakukan pengujian dan pembebanan tagihan yang diajukan kepada kementerian negaraflembaga sehubungan dengan realsasi perikatan tersebut, serta memerintabkan pembayaran atau menagih penerimaan yang timbul sebagai akibat pelaksanaan anggaran. Scanned with CamScanner Bab 1s 1. KEWENANGAN KEBENOAHARAAN ( COMPTABLE) Pasal 19 ayat (1) UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara menyebutkan bahwa pembayaran atas tagihan yang menjadi beban APBN dilakukan oleh Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara. Dalam pelaksanaannya pembayaran ‘APBN dilakukan oleh KPPN (Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara) selaku Kuasa Bendahara Umum Negara. Selanjutnya pada ayat (2) disebutkan bahwa dalam rangka pelaksanaan pembayaran sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Bendahara Umum Negara/Kuasa Bendahara Umum Negara berkewajiban untuk: 1. menelti Kelengkapan perintah pembayaran yang diterbitkan oleh Pengguna ‘Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran; 2. menguji kebenaran perhitungan tagihan atas beban APBN yang tercantum dalam perintah pembayaran; 3. mengujiketersediaan dana yang bersangkutan; 4, memerintahkan pencairan dana sebagai dasar pengeluaran negara; 5. menolak pencairan dana, apabila perintah pembayaran yang diterbitkan oleh Pengguna Anggaran/Kuasa Pengguna Anggaran tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan. Kewajban datam rangka pelaksanaan pembayaran dijabarkan lebih lanjut dalam peraturan pelaksanaan melalui Peraturan Ditjen Perbendaharaan No. PER-66/PB/2005 pada Pasal 11 sebagai berikut: 1, Pengujjan SPM dilaksanakan oleh KPPN mencakup pengujian yang bersifat substan dan formal; 2, Pengyjan substantfditakukan untuk: ‘2. menguji kebenaran perhitungan taginan yang tercantum dalam SPM; b. _menguji ketersodiaan dana pada kegiatan/subkegiatar/MAK dalam DIPA yang

You might also like