You are on page 1of 60
KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA Saar : BANTUAN RUANG KELAS BARU MADRASAH TAHUN 2021 i KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 7173 TAHUN 2020 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU MADRASAH/RA TAHUN ANGGARAN 2021 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM, Menimbang Pp bahwa dalam rangka peningkatan akses dan mutu pendidikan Madrasah, pemerintah memberikan Bantuan Pembangunan Ruang Kelas Baru bagi Madrasah/RA; b. bahwa untuk menjamin akuntabilitas dan transparansi pelaksanaan Bantuan Pembangunan Ruang Kelas Baru Madrasah/RA Tahun Anggaran 2021, perlu dibuat petunjuk teknis sesuai dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku; c. bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam tentang Petunjuk Teknis Bantuan Pembangunan Ruang Kelas Baru Madrasah/RA Tahun Anggaran 2021; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara _ Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia 4355); 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2020 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2021 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 239, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6570)); Kasubdit Direktur Sarpras KSKK Sekretaris Madrasah _ é Y 5. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 103, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5423) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 229, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6267); 6. Peraturan Presiden Nomor 83 Tahun 2015 tentang Kementerian Agama (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 168); 7. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2018 tentang Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 33); 8. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 78/PMK.05/2018 tentang Perubahan atas Peraturan Menteri © Keuangan — Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara; 9. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 66 Tahun 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah; 10. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 168/PMK.05/2015 ‘Tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 173/PMK.05/2016 —_‘Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.05/2015 Tentang Mekanisme Pelaksanaan Anggaran Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Negara/Lembaga; 11, Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015 tentang Bantuan Pemerintah pada Kementerian Agama sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Agama Nomor 62 Tahun. 2016 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Agama Nomor 67 Tahun 2015 tentang Bantuan Pemerintah Pada Kementerian Agama; Kasubdit Direktur Sarpras KSKK Sekretaris Madrasah > a V Menetapkan KESATU KEDUA KETIGA 12. Peraturan Menteri Agama Nomor 42 Tahun 2016 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Agama; 13. Peraturan Menteri Agama Nomor 6 Tahun 2020 tentang Pejabat Perbendaharaan Negara Pada Kementerian Agama; MEMUTUSKAN : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU MADRASAH/RA TAHUN ANGGARAN 2021 Menetapkan Petunjuk Teknis Bantuan Pembangunan Ruang Kelas Baru Madrasah/RA Tahun Anggaran 2021 sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Keputusan ini. Petunjuk Teknis sebagaimana dimaksud pada Diktum KESATU merupakan panduan bagi para pemangku kepentingan terkait Bantuan Pembangunan Ruang Kelas Baru Madrasah/RA tahun anggaran 2021. Keputusan ini berlaku pada tahun anggaran 2021. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal, DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM, Reece? gy MUHAMMAD ALI RAMDHANL/7 Kasubdit Direktur Sarpras KSKK Sekretaris Madrasah > 8 vA -4- LAMPIRAN I KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 7173 TAHUN 2020 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMBANGUNAN RUANG, KELAS BARU MADRASAH/RA TAHUN ANGGARAN 2021 PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU MADRASAH/RA TAHUN ANGGARAN 2021 BABI PENDAHULUAN A, Latar Belakang Amanat rakyat yang tertuang dalam Pembukaan UUD 1945 disebutkan bahwa salah satu tujuan dibentuknya pemerintah Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tertuang dalam Pasal 31 ayat 2 UUD 1945 yang menyatakan bahwa, Setiap warga negara wajib mengikuti pendidikan dasar, dan pemerintah wajib membiayainya”. Selain itu dalam ayat 4 disebutkan bahwa “Negara memprioritaskan anggaran _pendidikan sekurangkurangnya 20% dari APBN dan APBD untuk memenuhi penyelenggaraan pendidikan nasional”. Oleh karena itu, Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib memberikan layanan kemudahan, dan menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi (Pasal 31 Amandemen ke-4) Sementara itu Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas), menegaskan bahwa pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat, selanjutnya Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab menyediakan anggaran pendidikan sebagaimana diatur dalam pasal 31 ayat (4) Undang-Undang Dasar 1945. Dengan demikian pemerintah pusat dan pemerintah daerah sama-sama berkewajiban memperhatikan pendidikan termasuk pendidikan Madrasah/RA. Sebagai Peraturan Pelaksanaan dari Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pemerintah menerbitkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Salah satu standar nasional pendidikan tersebut adalah Standar Sarana Prasarana yang kemudian diatur lebih rinci dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2007 tentang Standar Sarana Prasarana Sekolah -5- Dasar/Madrasah/RA Ibtidaiyah = (SD/MI), — Sekolah += Menengah Pertama/Madrasah/RA Tsanawiyah (SMP/MTs) dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah/RA Aliyah (SMA/MA). Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 24 tahun 2007 sebagaimana tersebut di atas salah satunya mengatur bangunan atau gedung sekolah/Madrasah wajib memenuhi ketentuan tata bangunan, persyaratan keselamatan, kenyamanan dan keamanan dari bencana kebakaran dan bencana lainnya. Menurut data Indeks Risiko Bencana Indonesia (IRBI) hampir seluruh wilayah Indonesia rawan bencana dengan kategori rendah sampai tinggi. Bahkan Indonesia tercatat sebagai salah satu negara di wilayah Asia/Pasifik yang memiliki resiko tinggi terhadap bencana, termasuk gempa bumi, tsunami, gunung berapi, angin puting beliung, kekeringan, banjir, tanah longsor dan kebakaran. Pemerintah melalui Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah /RA, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kementerian Agama mengemban amenat konstitusi untuk membenahi Sarana Prasarana pendidikan khususnya Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA. Untuk memastikan bahwa negara hadir untuk memenuhi hajat komunitas Madrasah/RA. Saat ini masih banyak Madrasah/RA yang kekurangan ruang kelas akibat bertambahnya jumlah peserta didik, karena masyarakat semakin yakin terhadap pendidikan di Madrasah/RA. Di sisi lain, terdapat banyak Madrasah/RA yang telah mengalami kerusakan karena sudah di makan usia ataupun akibat bencana. Sementara kemampuan masyarakat untuk memenubhi itu semua sangat terbatas. Pelaksanaan Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA menggunakan Mekanisme Bantuan Pemerintah pada Kementerian Negara/Lembaga, sesuai dengann Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 168/PMK.05/2015, yang telah diperbaharui dengan Nomor 173/PMK.05/2016, yaitu bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh pemerintah kepada kelompok masyarakat atau lembaga non pemerintah. Mekanisme Bantuan Pemerintah didasarkan pada hal-hal sebagai berikut: Pertama, Pekerjaan yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan/atau memanfaatkan kemampuan teknis sumber daya masyarakat; Kedua, Pekerjaan yang operasi dan pemeliharaannya memerlukan partisipasi langsung masyarakat setempat; Ketiga, Penerima bantuan pembangunan RKB Madrasah/RA adalah lembaga masyarakat yang tersebar diberbagai daerah di Indonesia dengan lokasi, karakteristik, dan satuan biaya yang berbeda sesuai dengan lokasi dan daerah penerima bantuan. Petunjuk Teknis RKB Madrasah/RA ini diperuntukan bagi Satuan Kerja (Satker) pada Direktorat Kurikulum Sarana Kelembagaan dan Kesiswaan Madrasah /RA, Kanwil Kementerian Agama Propinsi dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dengan menggunakan Skema Bantuan Pemerintah. Dari dasar pemikiran tersebut di atas, di susun Petunjuk Teknis Bantuan Pembangunan Ruang kelas Baru Madrasah/RA yang mengacu pada PMK Nomor 168/PMK.05/2015 sebagai acuan dan pedoman dalam mengimplementasikan Bantuan Pembangunan RKB. B. Maksud dan Tujuan Maksud : Petunjuk Teknis Bantuan Pembangunan Ruang kelas Baru Madrasah/RA dimaksudkan sebagai panduan bagi Madrasah Calon Penerima Bantuan Pembangunan Ruang kelas Baru dan Kementerian Agama di tingkat pusat dan daerah dalam melaksanakan Program Bantuan Pembangunan Ruang kelas Baru Madrasah/RA. ‘Tyjuan : Petunjuk Teknis Bantuan Pembangunan Ruang kelas Baru Madrasah/RA bertujuan menjamin akuntabilitas dan standarisasi pelaksanaan Bantuan Pembangunan Ruang kelas Baru Madrasah/RA pada Kementerian Agama. C. Ruang Lingkup Petunjuk Teknis Bar.tuan Pembangunan Ruang kelas Baru Madrasah/RA meliputi prosedur pelaksanaan bantuan, Organisasi dan kewenangan, standar dan spesifikasi pembangunan Ruang Kelas Baru, Prosedur Penyaluran dana bantuan, Monitoring Evaluasi dan Pelaporan. D. Pengertian Umum 1. Bantuan Pemerintah adalah bantuan yang tidak memenuhi kriteria bantuan sosial yang diberikan oleh Pemerintah kepada perseorangan, kelompok masyarakat atau lembaga pemerintah /non pemerintah. 2. Bantuan Pembangunan Ruang Kelas Baru yang selanjutnya disebut Bantuan Pembangunan RKB adalah bantuan pemerintah yang diberikan kepada Madrasah/RA untuk pembangunan ruang kelas baru. 3. Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingkat PA adalah Menteri/Pimpinan Lembaga yang bertanggung jawab atas pengelolaan anggaran pada Kementerian Negara/Lembaga bersangkutan. 10. iL. 12. 13. 14, -7- Kuasa Pengguna Anggaran yang selanjutnya disingket KPA adalah pejabat yang memperoleh kuasa dari PA untuk melaksanakan sebagian kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran pada Kementerian Negara/ Lembaga yang bersangkutan. Pejabat Pembuat Komitmen yang se'anjutnya disingkat PPK adalah pejabat yang diberikan kewenangan oleh PA/Kuasa PA untuk mengambil keputusan dan/atau tindakan yang dapat mengakibatkan pengeluaran atas beban APBN. Pejabat Penanda Tangan Surat Perintah Membayar yang selanjutnya disingkat PP-SPM adalah pejabat yang diberi kewenangan oleh KPA untuk melakukan pengujian atas surat permintaan pembayaran dan menerbitkan surat perintah membayar. Satuan Kerja yang selanjutnya disebut Satker adalah unit organisasi lini Kementerian Negara/Lembaga atau unit organisasi Pemerintah Daerah yang melaksanakan kegiatan Kementerian Negara/Lembaga dan memiliki kewenangan dan tanggung jawab penggunaan anggaran. Perjanjian Kerja sama adalah perjanjian tertulis antara PPK dengan Kepala Madrasah/RA penerima bantuan pemerintah. Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh Menteri Keuangan selaku BUN untuk menampung seluruh penerimaan negara dan membayar seluruh pengeluaran negara. Pekerjaan pembangunan adalah jenis pekerjaan yang secara langsung menunjang terwujudnya dan berfungsinya bangunan _sesuai peruntukannya. Rencana Anggaran Biaya yang selanjutnya disingkat RAB adalah perhitungan perkiraan biaya pekerjaan yang disusun oleh Unit Pengelola Keuangan dan Kegiatan (UPKK), di kalkulasikan secara keahlian berdasarkan data yang dapat dipertanggungjawabkan serta digunakan. Jadwal waktu pelaksanaan adalah jadwal yang menunjukkan kebutuhan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan pembangunan, terdiri atas tahap pelaksanaan yang disusun secara logis, realistis dan dapat dilaksanakan. Surat Permintaan Pembayaran yang sclanjutnya disebut SPP adalah dokumen yang diterbitkan oleh PPK, yang berisi permintaan pembayaran tagihan kepada negara. Surat Perintah Membayar Langsung yang selanjutnya disebut SPM-LS adalah dokumen yang diterbitkan oleh PP-SPM untuk mencairkan dana 15. 16. 17. 18. -8 yang bersumber dari DIPA dalam rangka pembayaran tagihan kepada penerima hak/bendahara pengeluaran. Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran yang selanjutnya disingkat DIPA adalah Dokumen Pelaksanaan Anggaran yang digunakan sebagai acuan Pengguna Anggaran dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan sebagai pelaksanaan Anggaran Pendapatan dari Belanja Negara (APBN). Bimbingan Teknis yang selanjutnya disebut Bimtek adalah kegiatan pemberian informasi/pemberitahuan tentang tata cara pelaksanaan kegiatan bantuan pembangunan RKB Madrasah/RA melalui pertemuan, forum, surat edaran atau cara lainnya. Kantor Wilayah adalah Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi. Kantor Kementerian Agama adalah Kantor Kementerian Agama Kabupaten /Kota. -9- BAB II PROSEDUR PELAKSANAAN BANTUAN A. Tujuan pelaksanaan Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA merupakan bantuan stimulan untuk memacu partisipasi Madrasah dan masyarakat untuk melakukan pembangunan. Dikarenakan bantuan yang diberikan oleh pemerintah belum cukup memenuhi seluruh kebutuhan yang diajukan oleh Madrasah, diperlukan kontribusi dan partisipasi Madrasah dan masyarakat. Pembangunan RKB Madrasah/RA bertujuan untuk membangun atau mendirikan ruang kelas baru untuk proses belajar mengajar (PBM) guna memenuhi Standard Pelayanan Minimal (SPM) Madrasah sebagaimana diamanatkan oleh Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 B. Jenis, Sasaran dan Pemberi Bantuan 1, Jenis Bantuan Bantuan RKB Madrasah/RA diberikan dalam bentuk dana. Jenis Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA tahun anggaran 2021 terdiri atas: a, Bantuan Pembangunan Ruang kelas Baru Raudlatul Athfal; b. Bantuan Pembengunan Ruang kelas Baru Madrasah Ibtidaiyah; c. Bantuan Pembangunan Ruang kelas Baru Madrasah Tsanawiyah; dan d. Bantuan Pembangunan Ruang kelas Baru Madrasah Aliyah. 2. Sasaran Bantuan Sasaran Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA adalah Raudlatul Athfal (RA), Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah Tsanawiyah (MTs) dan Madrasah Aliyah (MA) yang memenuhi kriteria dan persyaratan yang telah ditentukan. 3. Pemberi Bantuan Pemberi bantuan RKB Madrasah/RA adalah sebagai berikut : 1. Direktorat KSKK Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam; 2. Kanwil Kementerian Agama Propinsi; dan/atau 3. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, yang dalam DIPA masing-masing satker tersebut terdapat alokasi dana Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA. -10- C. Asas Pelaksanaan Pelaksanaan Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA didasarkan pada komitmen pen‘ngkatan mutu, tata kelola dan optimalisasi layanan yang efektif dan efisien. Oleh karenanya harus memiliki asas yang harus menjadi pegangan dalam pelaksanaan bantuan. Adapun asas pelaksanaan bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA Tahun Anggaran 2021 meliputi: 1. Efisien, berarti harus diusahakan dengan menggunakan dana dan daya yang minimum untuk mencapai kualitas dan sasaran dalam waktu yang ditetapkan atau menggunakan dana yang telah ditetapkan untuk mencapai hasil dan sasaran dengan kualitas yang maksimum; 2. Efektif, berarti sesuai dengan kebutuhan dan sasaran yang telah ditetapkan serta memberikan manfaat yang sebesar-besarnya; 3. Transparan, dilaksanakan secara terbuka baik pada perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan; 4. Akuntabel, berarti pelaksanaan bantuan pembangunan RKB Madrasah/RA sesuai dengan aturan dan ketentuan yang berlaku sehingga dapat dipertanggungjawabkan; 5. Manfaat, dapat dirasakan manfaatnya oleh Madrasah/RA untuk mendukung kegiatan belajar mengajar. D. Kriteria Calon Penerima bantuan pembangunan RKB Madrasah/RA wajib memenuhi kriteria sebagai berikut: 1, Memiliki lahan dengan sertifikat hak milik atas nama yayasan; Memiliki Nomor Statistik Madrasah/RA (NSM/NSRA); Memiliki izin operasional; dan FeN Tidak sedang menerima bantuan sejenis yang bersumber dari dana APBN/APBD Pada tahun anggaran 2021; Ketentuan sebagaimana dimaksud dalam angka 4 dikecualikan bagi madrasah yang terkena dampak bencana alam. E. Persyaratan Syarat-syarat penerima bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA adalah Madrasah yang memenuhi persyaratan sebagai berikut: 1. Mengajukan proposal permohonan Pembangunan RKB Madrasah/RA melalui Aplikasi Sistem Informasi Manajemen Sarana Prasarana (SIM SARPRAS); 2. -ll- Melampirkan Rekomendasi Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi dan/atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota; F. Mekanisme Pelaksanaan Bantuan as Madrasah mengajukan proposal Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA melalui Aplikasi SIM SARPRAS; Seleksi dan verifikasi proposal dilakukan oleh Pemberi Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA sesuai kewenangannya; Pemberi Bantuen Pembangunan RKB Madrasah/RA melakukan verifikasi faktual kepada seluruh dan/atau sebagian calon penerima Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA dengan dapat melibatkan pihak Inspektorat Jenderal Kementerian Agama dan/atau Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi setempat dan/atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota setempat; Penerima Bantuan ditetapkan dengan Surat Keputusan Penerima Bantuan Pembangunan RKB Madresah/RA oleh PPK dan disahkan oleh KPA sesuai dengan DIPA masing-masing Satker Pemberi Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA; Penerima Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA akan diberikan Bimbingan Teknis dan Sosialisasi lebih lanjut; Pemberi Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA melakukan proses pencairan dana bantuan pemerintah; Penerima Bantuan melaksanakan Pembangunan RKB Madrasah/RA sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Petunjuk Teknis ini; Penerima Bantuan melaporkan hasil pelaksanaan bantuan melalui aplikasi SIM SARPRAS; Pemberi Bantuan melakukan Monitoring dan Evaluasi (Monev) bantuan pemerintah. -12- Mekanisme Pelaksanaan Bantuan: Pengajuan Proposal Melalui Simsarpras I Seleksi Proposal Bimbingan teknis/ >| Proses Pencairan | sosialisasi Tehep 1 I 5 Pelaporan Verifikasi [—»| Penetapan penerima Pelaksanaan Tahap 1 bantuan pemerintah Monitoring. ¢ *| Bvaluasi Proses Pencairan Tahap 2 Pelaporan Pelaksanaan Tahap 2 G. Jangka Waktu Pelaksanaan Penyelesaian Pembangunan RKB Madrasah/RA selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari Kalender terhitung setelah dana Bantuan Pembangunan RKB tahap pertama diterima. Apabila Pelaksanaan Pembangunan tidak selesai pada tahun anggaran berjalan, maka dapat diselesaikan melewati tahun anggaran dengan jangka waktu sebagaimana tersebut di atas =13)- BAB Ill ORGANISASI, TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB A. Organisasi Organisasi pelaksanaan kegiatan Bantuan Pembangunan RKB. Madrasah/RA akan melibatkan unsur-unsur sebagai berikut: 1. Direktorat KSKK Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam; 2. Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi; 3. Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota; 4, Madrasah Penerima Bantuan; B. Tugas dan Tanggung Jawab 1.Tugas dan tanggungjawab Direktorat KSKK Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam sebagai berikut: ae Merencanakan dan menganggarkan bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA tahun anggaran 2021 melalui DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Islam dan/atau Kantor wilayah Kementerian Agama Propinsi dan/atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota; Menyusun dan/atau Menetapkan Petunjuk Teknis (Juknis) bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA tahun anggaran 2021; Melaksanakan sosialisasi dan bimbingan teknis kepada penerima bantuan pemerintah; Melakukan koordinasi dengan Bidang ~—Pendidikan Madrasah/Pendidikan Islam pada Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi dan/atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota; Menerima proposal langsung dari madrasah dan/atau Menerima Proposal yang telah diverifikasi secara berjenjang oleh Kementerian Kantor Kementerian Agama Kab/Kota dan/atau Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi melalui Aplikasi SIM SARPRAS; Melakukan seleksi dan verifikasi Madrasah/RA calon penerima bantuan; Menetapkan keputusan penerima bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA; Membuat dan menandatangani Perjanjian Kerjasama bantuan pemerintah dengan Madrasah/RA Penerima Bantuan yang teralokasikan pada DIPA Direktorat Jenderal Pendidikan Islam; -14- i Melakukan verifikasi terhadap laporan —_yang disampaikan Madrasah/RA Penerima Bantuan pemerintah melalui SIMSARPRAS; Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap madrasah penerima bantuan pemerintah. 2. Tugas dan tanggungjawab Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi sebagai berikut: a. Menerima Proposal langsung dari madrasah pada wilayah masingmasing Propinsi dan/atau Menerima Proposal yang telah diverifikasi oleh Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota melalui Aplikasi SIM SARPRAS. Apabila terdapat calon penerima bantuan yang memenuhi persyaratan dan tidak tercover (terpenuhi) pada DIPA Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi, maka diteruskan ke Direktorat KSKK Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. b. Melakukan seleksi dan verifikasi Madrasah/RA calon penerima bantuan; c. Melakukan koordinasi dengan Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota berkaitan dengan pelaksanaan bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA; d. Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi yang memiliki alokasi anggaran Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA: 1) Wajib — melaporkan = Madrasah/RA —penerima _bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA tahun 2021 yang ditetapkan oleh PPK Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi kepada Direktorat KSKK Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam; 2) Menyusun dan/atau Menetapkan Petunjuk Teknis (Juknis) bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA tahun anggaran 2021 sesuai dengan DIPA pada tingkat Propinsi; 3) Melakukan sosialisasi Juknis kepada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dan/atau madrasah penerima bantuan; 4) Menetapkan keputusan penerima bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA sesuai DIPA masing-masing Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi, dengan menggunakan format Lampiran SK pada SIMSARPRAS; 5) Membuat dan menandatangani perjanjian kerjasama bantuan pemerintah dengan Madrasah/RA Penerima Bantuan; 6) Menyampaikan pemberitahuan kepada Madrasah/RA penerima bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA tahun 2021; -15- ¢. Melakukan monitoring dan evaluasi _pelaksanaan bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA; f, Melaporkan pelaksanaan bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA kepada Direktorat KSKK Madrasah, Direktorat Jenderal Pendidikan Islam. 3. Tugas dan tanggungjawab Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota sebagai berikut: a. Menerima Proposal dari Madrasah Calon Penerima Bantuan melalui Aplikasi SIM SARPRAS. Apabila terdapat calon penerima bantuan yang memenuhi persyaratan dan tidak tercover (terpenuhi) pada DIPA Kantor Kementerian Agama Kab/Kota, maka diteruskan ke Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi; b. Melakukan sosialisasi kepada Madrasah/RA tentang bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA tahun 2021; c. Melakukan seleksi dan verifikasi Madrasah/RA calon penerima bantuan; d. Kantor Kementerian Agama Kab/Kota yang memiliki alokasi anggaran Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA: 1) Wajib — melaporkan - Madrasah/RA —penerima _bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA tahun 2021 yang ditetapkan oleh PPK Kementerian Agama Kab/Kota kepada Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi; 2) Menyusun Petunjuk Teknis (Juknis) bantuan Pembangunan RKB Madrasah/A tahun anggaran 2021 sesuai dengan DIPA pada tingkat kab/kota; 3) Melakukan sosialisasi Juknis kepada madrasah penerima bantuan; 4) Menetapkan keputusan penerima bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA sesuai DIPA masing-masing Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota, dengan menggunakan format Lampiran SK pada SIMSARPRAS; 5) Membuat dan menandatangani perjanjian kerjasama bantuan pemerintah dengan Madrasah/RA Penerima Bantuan; 6) Menyampaikan pemberitahuan kepada Madrasah/RA penerima bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA tahun 2021; -16- ¢. Melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan _bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA; f. Melaporkan pelaksanaan bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA kepada Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi. 4.Tugas dan tanggungjawab Madrasah/RA Penerima Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA sebagai berikut: a. Menyiapkan pelaksanaan pembangunan RKB Madrasah/RA yang meliputi : 1) Menentukan lokasi ruang kelas yang akan dibangun; 2) Menyusun Rencana Anggaran Biaya (RAB) yang dibutuhkan; b, Membentuk dan menetapkan Unit Pengelola Keuangan dan Kegiatan (UPKK) yang mempunyai tanggungjawab dan wewenang untuk menguji tagihan, memerintahkan pembayaran dan melaksanakan pembayaran. Nama yang masuk ke dalam UPKK tidak boleh saling rangkap, UPKK terdiri dari: 1) Ketua, 2) Sekretaris, dan 3) Bendahara. cc. Menandatangani Perjanjian Kerja Sama Bantuan Pemerintah dengan: 1) PPK pada Direktorat KSKK Madrasah jika anggaran berasal dari DIPA Ditjen Pendidikan Islam; 2) PPK pada Bidang Pendidikan Madrasah/Pendidikan Islam jika anggaran dari DIPA Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi; 3) PPK pada Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota jika anggaran pada DIPA Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. d. Melengkapi dokumen-dokumen yang dibutuhkan untuk kelengkapan pencairan; €. Membuat Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) hasil pelaksanaan bantuan kepada Direktorat KSKK Madrasah, Kanwil Kementerian Agama Propinsi, Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota dengan sistematika terlampir melalui Aplikasi SIM SARPRAS. -17- BAB IV RUANG LINGKUP STANDAR DAN SPESIFIKASI TEKNIS PEMBANGUNAN RKB. A. Ruang lingkup Ruang lingkup pekerjaan Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA meliputi: 1. Pembangunan RKB Raudlatul Athfal (RA) ukuran 6 x 6m? = 36 m?, ditambah selasar (teras) lebar 2 m? x panjang ruang kelas. 2. Pembangunan RKB Madrasah Ibtidiyah (MI) ukuran 8 x 7m? = 56 m?, ditambah selasar (eras) lebar 2 m? x panjang ruang kelas; 3. Pembangunan RKB Madrasah Tsanawiyah (MTs) ukuran 8 x 8m? = 64 m2, ditambah selasar (teras) lebar 2 m? x panjang ruang kelas; 4. Pembangunan RKB Madrasah Aliyah (MA) ukuran 9 x 8m? = 72 m?, ditambah selasar (teras) lebar 2 m? x panjang ruang kelas. RKB Madrasah/RA harus memenuhi standar kelayakan dan kenyamanan sebagai tempat proses belajar mengajar. Adapun Standar Ruang Kelas meliputi: 1. Pembangunan RKB dilaksanakan diatas lahan kosong. Bagi Madrasah/RA yang tidak memiliki lahan kosong dapat membangun lantai dua dan seterusnya, jika kontruksi bangunan dibawahnya memenuhi standar untuk bangunan bertingkat. 2. Memiliki fungsi sebagai tempat kegiatan pembelajaran teori, praktek yang tidak memerlukan peralatan khusus, atau praktek dengan alat khusus yang mudah dihadirkan. 3. Memiliki ruang sirkulasi horizontal berupa koridor yang akan menghubungkan ruang-ruang di dalam bangunan Madrasah/RA. 4. Memiliki fasilitas pencahayaan yang memadai untuk membaca buku dan untuk memberikan pandangan ke luar ruangan. 5. Memiliki pintu yang memadai agar peserta didik dan guru dapat segera keluar ruangan jika terjadi bahaya, dan dapat dikunci dengan baik saat tidak digunakan. B. Pelaksanaan Pembangunan Pelaksanaan Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA mencakup beberapa pekerjaan scbagai berikut: eae 1. Pekerjaan Persiapan Pekerjaan persiapan meliputi pelaksanaan pembangunan antara lain: a. Pembersihan lahan pekerjaan terlebih dahulu dimulai dari menghilangkan pohon, rumput, alang-alang dan lainnya untuk mempermudah pengukuran dan penentuan elevasi lantai bangunan; b. Pekerjaan pemerataan muka lahan dimana bangunan harus berdiri di atasnya; c. Apabila dibangun di atas bangunan yang sudah ada harus dipastikan terlebih dahulu pondasi yang ada harus sudah siap untuk dua atau tiga lantai atau lebih; d. Penyediaan peralatan yang diperlukan dalam pengukuran dan pemasangan bouwplank (seperti waterpass, slang plastik, segitiga siku-siku dan lain sebagainya); e. Tempat kerja untuk melaksanakan pekerjaan persiapan dan perakitan komponen-komponen bangunan; f. Fasilitas air bersih (disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi/kondisi setempat); g. Mendokumentasikan pekerjaan mulai tahap awal sampai akhir. 2. Pekerjaan Pondasi Pondasi terbuat dari batu kali dengan campuran adukan yang disesuaikan, bagi bangunan bertingkat apabila pondasi terdahulu diketahui tidak mampu menyangga struktur atas bangunan yang tahan gempa maka harus dilakukan perbaikan/peningkatan kekuatan pondasi. Hal ini dapat dilakukan dengan menambahkan sepatu atau pondasi beton (foot plate) pada bagian-bagian tertentu yang diperlukan yaitu pada setiap bagian struktur kolom. Jika bangunan terbuat dari kayu, maka pondasi dapat menyesuaikan dengan kebutuhan dan kelayakan bangunan. 3. Pekerjaan Dinding Dinding yang disyaratkan pada Bantuan Pembangunan Ruang kelas Baru adalah dinding batu bata. Namun pada daerah tertentu yang sulit dalam mendapatkan material batu bata maka dimungkinkan bahwa dinding dibuat dari bahan lain yang terdapat di sekitar lokasi yang akan -19- dikerjakan, misalnya dari papan kayu atau bahan yang lainnya. Pada dasarnya apapun bahan/material yang digunekan untuk pembuatan dinding semaksimal mungkin dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi pengguna ruang tersebut. Di samping itu karena bangunan tersebut digunakan untuk kegiatan belajar, hendaknya diupayakan dinding dapat meredam suara sehingga tidak menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu aktivitas pada masing-masing ruang kelas. a. Dinding pasangan bata Pekerjaan dinding pasangan bata meliputi: pekerjaan pasangan batu bata, pekerjaan plesteran dan benangan. Pekerjaan pasangan batu bata untuk dinding disesuaikan dengan kebutuhan. Pekerjaan plesteran meliputi plesteran trasraam (kedap air) pada kaki bangunan atau dinding lainnya yang berhubungan langsung dengan air, plesteran dinding bata serta benangan sudut tembok dan sudut beton. Komposisi campuran spesi (adukan) untuk masing-masing jenis pekerjaan tersebut disesuaikan dengan kebutuhan, berdasarkan pertimbangan fungsi dan kekuatan pasangan atau plesteran. Untuk pasangan atau plesteran trasraam dan beton digunakan spesi dengan campuran 1PC:3Ps sedangkan untuk pasangan dan plesteran biasa digunakan spesi dengan campuran 1PC:5Ps. Untuk memperoleh hasil pekerjaan pasangan dan plesteran yang baik harus dipenuhi persyaratan sebagai berikut: 1) Batu bata sebelum dipasang harus dibasahi sampai jenuh sehingga dapat melekat dengan sempurna; 2) Batu bata pecah terpasang tidak lebih dari 20% dari jumlah batu utuh terpasang; 3) Pasangan dinding bata dilaksanakan clengan hubungan verband siar/nat masing-masing lapisan tidak saling bertemu, tegak lurus, siku dan rata. 4) Seluruh permukaan yang akan diplester harus dibasahi dengan air bersih, baru kemudian di plester dengan rata, halus dan merupakan satu bidang tegak lurus dan siku. 5) Pada bagian luar diberi lapisan acian dengan rata dan halus sehingga bebas dari keretakan ataupun cacat-cacat lainnya. b. Dinding papan kayu Apabila dinding bangunan dibuat dari papan kayu, maka papan- papan kayu tersebut harus disusun dengan rapi, rapat dan kuat -20- sehingga dapat menciptakan rasa aman dan nyaman bagi pemakai ruang tersebut serta dapat mengurangi kebisingan atau gangguan suara sehingga aktivitas pada masing-masing ruang kelas tidak saling mengganggu. Jika menggunakan bahan dari kayu, diupayakan kayu yang kuat dan berkualitas serta dilindungi terhadap hama perusak kayu. Dalam hal ini banyak cara yang dapat dilakukan, misalnya dengan cara pencelupan, pengolesan bahan anti rayap dan sebagainya. 4. Pekerjaan Beton Pekerjaan beton meliputi sloof, kolom, balok dan ringbalk dilaksanakan sesuai dengan ketentuan teknis yang berlaku dengan mempertimbangkaa faktor keamanan terhadap gempa. Semua beton struktural maupun non struktural seperti kolom struktur, kolom praktis dan komponen struktur lainnya setidak-tidaknya dibuat dengan mutu beton K175 atau dengan campuran 1PC:2Ps:3Kr dan baja tulangan U 24. Bekisting hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga pada saat dilakukan pengecoran cukup kuat, kedudukannya stabil, tidak bocor dan tidak terjadi perubahan bentuk ataupun ukuran, Pembongkaran bekisting hanya dapat dilakukan setelah beton mencapai kekerasan tertentu. Pembongkaran hendaknya dilakukan dengan hati-hati, yaitu pada saat melepas bagian-bagian/papan bekisting tidak dengan cara dipukul atau menggunakan alat yang tidak semestinya, misalnya menggunakan linggis untuk mencongkel bekisting yang dapat mengakibatkan kerusakan. 5. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu dan Jendela Pekerjaan kusen, daun pintu dan jendela meliputi membuat dan memasang serta pengecatan sesuai bentuk dan ukuran. Jumlah dan tata letak pintu, jendela dan ventilasi disesuaikan dengan kebutuhan cahaya dan aliran udara yang baik. Untuk kusen dan daun pintu/jendela atau ventilasi (angin-angin) dibuat dari kayu yang kuat dan berkualitas ctau dibuat dari bahan alumunium dengan kualitas baik. Sambungan-sambungan kayu, baik untuk kusen maupun untuk daun pintu dan jendela dibuat sambungan lubang dan pen dan dikunci dengan nagel (pantek/pen) sehingga diperoleh sambungan yang kuat. aie Dalam pengerjaannya harus memperhitungkan ‘aktor iklim/cuaca yang dapat mempengaruhi konstruksi. Untuk memperoleh ikatan yang kuat techadap dinding, kusen harus diberi angkur sebanyak yang diperlukan. Semua pekerjaan kayu yang menempel pada dinding tembok harus dimeni terlebih dahulu. Pekerjaan Atap Pekerjaan atap meliputi pembuatan dan pemasangan kuda-kuda, nok, gording, balok tembok, usuk dan reng, dan lisplank, serta pemasangan penutup atap. Bahan yang digunakan adalah kayu yang kuat dan berkuaiitas diberi lapisan pelindung hama perusak kayu, menggunakan beton atau baja ringan. Bagi madrasah yang akan merencanakan pembangunan Lantai 2 dan seterusnya maka dapat mempergunakan dak/coran. Penutup atap dapat menggunakan genteng tanah liat atau genteng beton (untuk rangka kayu). Sedangkan penutup atap dapat menggunakan genteng metal/bahan lain (yang; ber SNI) yang setara (untuk rangka baja ringan). Sesuaikan jenis spesifikasi bahan dengan lingkungan setempat. Pekerjaan Langit-langit (Plafon) Pekerjaan langit-langit meliputi pemasangan rangka dan penutup plafon. Untuk rangka digunakan kayu yang kuat dan diberi lapisan pelindung hama perusak kayu serta bagien bawah diketam untuk mendapatkan bidang langit-langit yang datar dan rata. Rangka bisa menggunakan besi hollow plafon. Penutup plafion dapat menggunakan papan grc, multiplek, atau bahan lain yang terseclia di sekitar lokasi. Pekerjaan Lantai dan Penutup Lantai Lantai bangunan yang terletak pada permukaan lahan dilapisi penutup lantai dari keramik. Bagian dalam ruangan dapat digunakan keramik polos sedangkan bagian luar dipilih keramik dof dengan warna lebih gelap. Pemilihan warna keramik agar cibuat yang serasi dengan warna cat/politur sehingga secara keseluruhan dapat menampilkan sebuah bangunan yang serasi, indah dan menarik. Sebelum dipasang keramik, bagian bawah harus diberi urugan pasir setebal 10cm dan dipasang rabat beton atau patahan bata. Pemasangan penutup lantai -22- dilakukan dengan baik sehingga diperoleh garis nat yang lurus dan permukaan yang rata. Jika lantai terbuat dari papan kayu, maka pada bagian bawah lantai harus diberi balok melintang sebagai bahan penyangga dengan jarak yang diperhitungkan cukup kuat menyangga beban lantai dan beban-beban lain yang ada di atasnya. Pemasangan papan lantai disarankan dilakukan dengan sambungan alur dan lidah sehingga diperoleh permukean lantai yang rata dan papan-papan lantai tersebut tidak baling atau melengkung. Kayu yang digunakan adalah kayu yang kuat dan berkualitas. 9. Pekerjaan Penggantung, Pengunci, dan Kaca Pekerjaan ini meliputi pemasangan engsel, yrendel, pengunci untuk pintu dan jendela, serta lubang angin untuk jendela, pemasangan kaca pada daun jendela serta penyetelan daun pintu dan jendela. Semua bahan yang digunakan minima! harus memenuhi syarat kekuatan dan awet sehingga dapat menahan betan dan berfungsi dalam waktu cukup lama. Setiap daun pintu dipasang 3 (tiga) buah engsel dan jendela dipasang 2 (dua) buah engsel. Pada daun pintu dipasang pengunci lengkap dengan handelnya, sedangkan pada daun jendela dipasang grendel dan lubang angin. Kaca yang digunakan harus memiliki permukaan yang halus dan rata. Semua pekerjaan harus dilakukan dengan rapi sehingga pintu dan jendela berfungsi dengan sempurna. 10. Pekerjaan Instalasi Listrik Pemasangan instalasi listrik harus memenuhi persyaratan teknis dan semua bahan yang digunakan harus berkualitas baik (SNI) sehingga dapat berfungsi dengan baik dalam waktu yang cukup lama. 11. Pekerjaan Pengecatan/Politur Pekerjaan pengecatan/politur meliputi kayu kusen, daun pintu dan jendela, ventilasi, lisplank dan balok-balok kayu yang nampak serta pengecatan dinding dan plafon. Penggunaan jenis cat atau politur harus yang berkualitas baik dengan komposisi warna yang serasi. -23- 12. Pekerjaan Perapihan Pekerjaan perapihan merupakan pekerjaan penyempurnaan dan merapikan pekerjaan yang pada hakekatnya telah selesai dikerjakan namun masih perlu penyempurnaan. Sebagai contoh misalnya terdapat pintu yang tidak dapat dibuka/ditutup dengan sempurna, maka perlu disempurnakan, atau terdapat cat yang belum menutup permukaan bidang secara merata, maka perlu di cat ulang sehingga diperoleh permukaan bidang cat yang rata, dan sebagainya. -24- -25- BABV PENDANAAN DAN MEKANISME PENCAIRAN SERTA KETENTUAN PERPAJAKAN DAN SANKSI ‘A. Sumber dana dan Anggaran Sumber dana Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA berasal dari Anggaran dan Pendapatan Belanja Negara (APBN) yang terdapat pada DIPA Direktorat KSKK Madrasah Direktorat Jenderal Pendidikan Islam, Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi dan/atau Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota. Besarnya dana RKB Madrasah/RA pada Dircktorat KSKK Madrasah Direktorat_ Jenderal Pendidikan Islam/Kanwil Kementerian Agama Propinsi/Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Iota sesuai pada DIPA masing-masing satuan kerja. B. Mekanisme Pencairan Dana Mekanisme fencairan dana Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA kepada Penerima bantuan dilakukan dua tahap dengan ketentuan sebagai berikut: 1. Tahap Pertama dibayarkan 70% dari keseluruhan dana bantuan, dengan ketentuan sebagai berikut: a. Madrasah Penerima Bantuan mengajuken dokumen kesiapan pelaksanaan pekerjaan yang ditujukan kepada PPK sesuai DIPA satker dimana anggaran bantuan berada. Dokumen_ tersebut meliputi: 1) Surat Permohonan Pencairan; 2) Perjanjian Kerjasama (PKS) yang telah ditandatangani oleh Madrasah penerima bantuan dan PPK; 3) Rincian Anggaran Biaya (RAB); 4) Jadwal pelaksanaan pekerjaan; 5) Photo copy NPWP; 6) Surat Kesanggupan Penerima Bantuai melaksanakan dan melaporkan pekerjaan; 7) Rekening atas nama Madrasah/RA; 8) Surat Keterangan (referensi) dari Bank yang menyatakan rekening masih aktif; Cr D. -26 - 9) Kuitansi bukti penerimaan uang yang telah ditandatangani oleh penerima bantuan dan disahkan oleh PPK. b. Dokumen pencairan yang telah lengkap akan diuji oleh PPK sesuai petunjuk teknis penyaluran bantuan pemerintah; c. PPK menandatangani perjanjian kerjasama dan mengesahkan kuitansi bukti penerimaan uang untuk pembayaran tahap pertama serta menerbitkan SPP setelah pengujian berdasarkan petunjuk teknis; d. SPP tersebut disampaikan kepada PP-SPM (Pejabat Pembuat Surat Perintah Membayar) untuk diproses lebih lanjut oleh Bagian Keuangan untuk selanjutnya diproses pencairannya. 2. Tahap kedua dibayarkan 30% dari keseluruhan dana bantuan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Prestasi pekerjaan telah mencapai 50%; b. Madrasah mer mpaikan Surat Permohonan Pencairan tahap 2; c. Madrasah menyampaikan kuitansi bukti penerimaaan uang tahap kedua yang telah ditandatangani oleh penerira bantuan dan PPK; d. Madrasah menyampaikan Laporan kemajuan penyelesaian pekerjaan yang ditandatangani oleh Kepala Madrasah; . Dokumen pencairan yang telah lengkap akan diproses lebih lanjut sesuai ketentuan perundang-undangan. 3. Setelah pencairan tahap kedua dilaksanakan, Madrasah wajib menyelesaikan seluruh pekerjaan pembangunan. Ketentuan Perpajakan Direktorat KSKK Madrasah, Kantor Wilayeh Kementerian Agama Propinsi dan Kantor Kementrian Agama Kabupaten/Kota tidak memungut pajak pada saat pemberian bantuan kepada lembaga penerima bantuan pemerintah. Pemungutan pajak adalah tanggung jawab lembaga penerima bantuan sebagai unit pengelola keuengan dan kegiatan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sanksi Lembaga penerima bantuan pemerintah wajib melaksanakan pengelolaan keuangan dan kegiatan sesuai petunjuk teknis, lembaga yang tidak melaksanakan kegiatan sesuai dengan petunjuk teknis dan peraturan yang berlaku maka: -27- 1. Jika pelanggarannya bersifat pidana dan/atau perdata, penerima bantuan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku; 2. Jika pelanggarannya bersifat administratif, penerima bantuan dikenakan sanksi berupa tidak akan mendapatkan program bantuan pemerintah dengan batas waktu tertentu. -28 - BAB VI MONITORING, EVALUASI DAN PELAPORAN A. Monitoring dan Evaluasi Monitoring dan Evaluasi (Monev) dilakukan untuk menjamin dana bantuan Pembangunan RKB telah diterima dan dimanfaatkan dengan tepat sasaran, tepat jumlah, tepat waktu dan tepat guna. Selain itu Monev dilaksanakan untuk memperoleh informasi atas implementasi program bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA berjelan secara optimal. Monev juga dimaksudkan sebagai bahan pengambilan kebijakan dalam pengembangan Sarana Prasarana Madrasah dimasa yang akan datang, Monev dilaksanakan oleh Direktorat KSKK Madrasah, Kantor Wilayah Kementerian Agama Propinsi, Kantor Kementerian Agama Kabupaten/Kota sebagai upaya kontrol mutu schingga bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA berjalan secara transparan dan akuntabel. B. Laporan Pertanggui Penerima dana bantuan pembangunan RKB Madrasah/RA wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban kepada PPK setelah pekerjaan selesai dengan melampirkan hal-hal sebagai berikut 1. Berita Acara Penyelesaian Pekerjaan (2APP) yang telah ditandatangani oleh 2 (dua) orang saksi; 2. Berita Acara Serah Terima (BAST) pekerjaan yang telah ditandatangani oleh Penerima bantuan diatas materai Rp. 10.000,-; 3. Dokumentasi progress pekerjaan yang telah diselesaikan; 4. Daftar rincian realisasi penggunaan anggaran; Madrasah; RA Penerima Bantuan diharuskan menyusun Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) atas realisasi bantuan Pembangunan RKB. Laporan terdiri dari: 1, Laporan Deskriptif, menggambarkan proses pelaksanaan bantuan dari perencanaan, persiapan, dan pelaksanear. hingga berakhirnya pelaksanaan bantuan. Laporan Deskriptif terdiri dari 3 bab yang meliputi: Bab I. Pendahuluan, berisi gambaran umura pentingnya pelaksanaan Bantuan Pembangunan Ruang kelas Baru Madrasah/RA, tujuan dan sasaran bantuan. -29 - Bab II. Pelaksanaan, berisikan proses pelaksanaan bantuan dari pembentukan UPKK, persiapan, pencairan, realisasi anggaran dan dokumentasi pelaksanaan. Bab Ill. Penutup, berisi hasil (output) dari pelaksanaan bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA, kendsla yang dihadapi, saran dan rekomendasi. Laporan deskriptif disertai dengan lampiran-lamyiran: a. Rencana Anggaran Biaya (RAB); b. Dokumentasi proses pembangunan sebelum pelaksanaan, proses pembangunan dan setelah pelaksanaan pembangunan RKB. 2. Laporan Administrasi Keuangan, berisikan laporan penggunaan anggaran Pembangunan RKB dan dilampirkan clengan bukti-bukti yang sah (kuitansi pengeluaran bermaterai, daftar penbayaran upah tukang, pembelian material, dan bukti penyetoran pajak (bila ada), serta buktibukti lainnya). 3. Laporan Pertanggungjawaban asli/hardcopy di simpan oleh Madrasah/RA yang bersangkutan. 4. Waktu penyampaian laporan selambat-lambatnya 30 (tiga puluh hari) Kalender setelah penyelesaian Pembangunan RKB. 5. Laporan Pertanggungjawaban deskriptif dan keuangan, di sampaikan kepada pemberi bantuan melalui aplikasi SIM SARPRAS. . Penyerahan Aset Ruang Kelas Baru Madrasah/RA yang telah selesai dibangun selanjutnya diserahkan dari penerima bantuan pemerintah kepada Pemberi Bantuan dengan menandatangani berita acara serah terima aset. Pemberi bantuan mencatatkan aset tersebut dalam Aplikasi SIMAK Persediaan. Selanjutnya Pemberi bantuan menyerahkan kembali aset bangunan kepada Madrasah/RA penerima bantuen untuk dimanfaatkan sesuai peruntukannya. -30- BAB VIL PENUTUP Petunjuk Teknis Bantuan Ruang Kelas Baru Madrasah/RA diharapkan dapat dijadikan acuan oleh seluruh pemangku kepentingan, khususnya Madrasah/RA Penerima Bantuan pada tahun anggaran 2021 dengan baik. Diharapkan kepada semua pihak yang telah ikut berpartisipasi dalam bantuan ini, baik langsung maupun tidak langsung diwajibkan terlebih dahulu memahami isi Petunjuk Teknis ini, dengan demikian kekeliruan dan kesalahan prosedur selama pelaksaaaan dapat dihindarkan. Semoga Allah SWT meridlai segala ikhtiar untuk mengembangkan dan memajukan Madrasah, salah satunya dengan terpenuhinya Standar Pelayanan Minimal dibidang Sarana Prasarana. Hal-hal yang belum diatur dalam Juknis ini akan disempurnakan dan diatur kemudian. DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM, ese g- MUHAMMAD ALI RAMDHANI(/ -31- LAMPIRAN IL KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENDIDIKAN ISLAM NOMOR 7173 TAHUN 2020 TENTANG PETUNJUK TEKNIS BANTUAN PEMBANGUNAN RUANG. KELAS BARU MADRASAH/RA TAHUN ANGGARAN 2021 FORMAT DAN BENTUK DOKUMEN PENDUKUNG Format 1 : Contoh Perjanjian Kerjasama PERJANJIAN KERJASAMA, BANTUAN PEMBANGUNAN RUANG KELAS BARU MADRASAH/RA TAHUN ANGGARAN 2021 NOMOR: . (nomor surat dari K/L) NOMOR: ..(nomor surat Madrasah/RA) Pada hari ini, tanggal ........ bulan .. tahun dua ribu dua puluh satu kami yang bertanda tangan di bawah ini : 1. Nama :. .. (nama PPK) NIP — + (NIP) Jabatan ... Gabatan pada satuan kerja) Alamat vas (alamat kantor satuan kerja) Selaku Pejabat Pembuat Komitmen, yang bertindak untuk dan atas nama ...(Nama Satker).. PIHAK KESATU. berkedudukan di ...{alamat).... Selanjutnya disebut 2. Nama . (nama kepala Madrasah/RA) Jabatan : .... (Kepala Madrasah/RA) Alamat {alamat) Selaku Kepala Madrasah/RA yang bertindak untuk dan atas nama ..(nama Madrasah/RA)... , alamat ...{alamat).... Selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. -32- PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA secara bersama-sama disebut PARA PHAK. Dengan ini PARA PIHAK sepakat untuk mengadakan Perjanjian Kerjasama, dalam rangka pelaksanaan Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA dengan ketentuan sebagai berikut: Pasal 1 KETENTUAN UMUM (1) Yang dimaksud dengan Perjanjian Kerjasama adalah perjanjian dimana PIHAK KESATU mengikat PIHAK KEDUA, dan PIHAK KEDUA telah sepakat untuk pelaksanakan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Kerjasama ini dengan mengacu pada petunjuk teknis Pembangunan RKB Madrasah/RA; (2) Perjanjian Kerjasama ini ditandatangani berdasarkan kesepakatan PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA tanpa ada unsur paksaan. Pasal 2 HAK DAN KEWAJIBAN (1) Hak dan kewajiban PIHAK KESATU: a. Berhak membuat ketentuan penggunaan bantuan (Petunjuk Teknis) yang ditetapkan oleh KPA untuk melaksanakan kegiatan Pembangunan RKB Madrasah/RA serta menyampaikannya kepada PIHAK KEDUA; b. Berhak menerima laporan penggunaan dana Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA dari PIHAK KEDUA; c. Berhak melakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan penggunaan dana Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA; d. Berhak menolak atau mengembalikan laporan penggunaan dana Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA kepada PIHAK KEDUA dalam hal pelaksanaan Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA tidak sesuai dengan standar minimal spesifikasi yang telah ditentukan; e. Berkewajiban membayar nilai bantuan yang telah ditetapkan apabila PIHAK KEDUA telah memenuhi semua persyaratan pencairan. (2) Hak dan kewajiban PIHAK KEDUA a. Berkewajiban mengelola bantuan untuk kegiatan Pembangunan RKB Madrasah/RA yang diterima dari PIHAK KESATU secara efisien, efektif -33- dan akuntabel serta sesuai dengan ketentuan dalam Petunjuk Teknis dan peraturan perundang-undangan yang berlaku; b. Berkewajiban menyelesaikan Pembangunan RKB Madrasah/RA selambat-lambatnya 90 (sembilan puluh) hari setelah dana bantuan pembayaran tahap I diterima oleh PIHAK KEDUA. c. Bersedia mengembalikan dana bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA ke Kas Negara dan menerima sanksi berdasarkan ketentuan dan perundang-undangan yang berlaku dalam hal tidak dapat mempertanggungjawabkan dana bantuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a; d. Berkewajiban melaporkan hasil kegiatan tersebut kepada PIHAK KESATU setelah pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran. Pasal 3 NILAI BANTUAN (1) Nilai Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA Tahun Anggaran 2021 senilai Rp. ...(nominal)...,- ( ...(terbilang)...); (2)Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA Tahun Anggaran 2021 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan nilai yang telah ditetapkan dan pasti sepanjang tidak terjadi perubahan kebijakan pemerintah yang mengakibatkan adanya perubahan DIPA Pemberi Bantuan. Pasal 4 SPESIFIKASI PEMBANGUNAN Spesifikasi minimal Pembangunan RKB Madrasah/RA sebagaimana diatur dalam petunjuk teknis. Pasal 5 JANGKA WAKTU PELAKSANAAN (1) Pekerjaan Pembangunan RKB Madrasah/RA dilaksanakan dalam jangka waktu 90 (sembilan puluh) hari kalender dimulai setelah dana bantuan pembayaran tahap I diterima oleh PIHAK KEDUA; -34- (2) Jangka waktu pelaksanaan dapat diperpanjang, atas persetujuan PIHAK KESATU, didasarkar pada surat permohonan perpanjangan dari PIHAK KEDUA dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan. Pasal 6 TATA CARA DAN SYARAT PENCAIRAN (1) Pencairan bantuan dilakukan secara langsung dari rekening Kas Negara ke rekening Pihak Kedua melalui mekanisme Pembayaran Langsung (LS) sesuai ketentuan perundang-undangan; (2) Mekanisme pencairan anggaran bantuan kepada Pihak Kedua dilakukan dengan 2 (dua) tahap sebagaimana diatur dalam petunjuk teknis; Pasal 7 KESANGGUPAN MELAKSANAKAN PEKERJAAN (1) PIHAK KEDUA siap dan sanggup melaksanakan Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA sesuai petunjuk teknis yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Fendidikan Islam Kementerian Agama RI; (2) PIHAK KEDUA siap dan sanggup melaksanaken Bantuan Pembangunan RKB Madrasah/RA sesuai dengan nilai bantuan, jenis dan spesifikasi sebagaimana diatur dalam Petunjuk Teknis. Pasal 8 SISA DANA BANTUAN PIHAK KEDUA siap dan sanggup menyetorkan sisa dana bantuan ke Kas Negara jika sudah tidak digunakan. Pasal 9 SANKSI (1) PIHAK KEDUA siap menerima sanksi dalam hal terjadi pelanggaran sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam petunjuk teknis; (2) PIHAK KEDUA siap menggembalikan dana bantuan jika tidak dapat mempertanggungjawubkan sesuai dengan petunjuk teknis. -35- Pasal 10 LAPORAN (1) PIHAK KEDUA siap dan sanggup menyampailan laporan penyelesaian pekerjaan secara berkala (sesuai dengan tahapan pembayaran) kepada PIHAK KESATU sebagaimana telah diatur dalam Petunjuk Teknis; (2) Pihak Kedua = siap_- dan_—ssanggup|—smenyampaikan —_laporan pertanggungjawaban kepada PIHAK KESATU sétela’ pekerjaan selesai atau akhir tahun anggaran. Pasal 11 FORCE MAJEURE (1) PARA PIHAK dibebaskan dari tanggung jawab a:as keterlambatan atau kegagalan dalam memenuhi kewajiban yang tercantum dalam perjanjian ini, yang disebabkan atau diakibatkan oleh kejadian di luar kekuasaan PARA PIHAK yang digolongkan sebagai force majeur2; (2) Peristiwa yang dapat digolongkan force majeure adalah antara lain sebagai berikut: adanya bencana alam seperti: gempa bumi, taufan, banjir atau hujan terus menerus, wabah penyakit, adanya perang, peledakan, sabotase, revolusi, pemberontakan, huru-hara, adanya tindakan pemerintahan dalam bidang ekonomi dan moncter yang secara nyata berpengaruh terhadap pelaksanaan perjanjian ini; (3) Apabila terjadi force majeure maka pihak yang lebih dahulu mengetahui wajib memberitahukan kepada pihak lainnya selambat-lambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah terjadinya force majeure; (4) Keadaan force majeure sebagaimana dimaksud pada ayat (1), tidak menghapuskan atau mengakhiri perjanjian ini. Setelah keadaan force majeure berakhir dan kondisi fasilitas penunjang, kegiatan masih dapat dipergunakan, PARA PIHAK akan melanjutkan kerjasama sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam perjanjian ini. Pasal 12 KETENTUAN LAIN-LAIN (1) Perubahan pada Perjanjian Kerjasama ini hanya dapat dibuat melalui Addendum Perjanjian Kerjasama yang merupakan kesepakatan dari PARA PIHAK, dan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan perjanjian ini. -36- (2) Perjanjian Kerjasama ini dibuat dalam rangkep 2 (dua) asli bermaterai cukup dan masing-masing mempunyai kekuatar. hukum yang sama. (3)Hal-hal yang belum diatur dalam Perjanjian Kerjasama ini akan diselesaikan secara musyawarah diantara PARA PIFAK. PIHAK KESATU PIHAK KEDUA Pejabat Pembuat Komitmen, Kepala Madrasah/RA --(nama jelas)... ..(nama jelas)

You might also like