You are on page 1of 7

138 ALLERGIC CONTACT CHEILITIS DUE TO LIPSTICK

ALLERGIC CONTACT CHEILITIS DUE TO LIPSTICK

Kus Harijanti* Yoli Sidharta Santosa**

Keywords: ABSTRACT
allergic cheilitis,
lipstick Allergic contact cheilitis is a common cause inflammation of the outer lip or
vermillion margin. It is due to a type IV hypersensitivity reaction following
contact with an allergen. Allergic contact cheilitis is more common in
women than men. Lip cosmetics are the most common allergen source in
women, while toothpastes allergy occur mostly in men. Purpose: To report
the management of allergic contact cheilitis due to lip cosmetics. Case : A
22-years old woman complaint was dryness of the lips, cracking and peel off
after using lip cosmetics since one week ago. Patient used new lips-cosmetics
two weeks ago. No history to atopic allergy and no medication. Intra oral
examination was normal. Management : patient was advised to avoid wearing
lip-cosmetics. To relieve symptoms were given topical anti-inflammation non
steroids, multivitamin and maintain to oral hygiene. Patient revered to patch
testing. Patient had strongly positive result to the tested lip cosmetics. Patient
were given topical anti inflammation steroids and from dermatology department
were given antihistamine tablets. Conclusion : Patch testing is the key to this
diagnosis and for determining of contact allergen.

PENDAHULUAN immediate hypersensitivity reactions atau


anaphylaxis reaction yang melibatkan IgE
Kontak alergi adalah tipe yang penting dari yang menyebabkan aktivasi sel mast sehingga
reaksi delayed type hypersensitivity, yang mana terjadi pelepasan histamine dan mediator
timbul setelah kulit atau mukosa kontak dengan lain dari sel mast dan basofil. Reaksi tipe II
alergen. Alergen tersebut mempunyai molekul (cytotoxic hypersensitivity reactions) yang
yang kecil (picric acid, dinitrochlorobenzene, melibatkan antibody IgG atau IgM, yang terikat
different herbal ingridients, kosmetik, beberapa pada membrane dari antigen kemudian terjadi
obat-obatan, metals dan substansi yang lain). fiksasi komplemen. Reaksi tipe III ( immune-
Sesudah diabsorbsi kedalam epidermis/epitel, complex reactions) yang melibatkan kompleks
substansi tersebut berikatan dengan protein antigen-antibodi dalam kapiler, selanjutnya
sebagai karier dan menjadi immunogenic, terjadi fiksasi komplemen. Reaksi tipe IV
kemudian terjadilah respon hipersensitivitas. (delayed hypersensitivity reactions, cell-
Manifestasinya dapat berupa eritema dan mediated immunity) diatur oleh chemokin dan
edema pada kulit, kadang-kadang diikuti sitokin karena stimulasi Th1 sel oleh antigen.
adanya vesikula yang meluas1. Antigen pada jaringan local diproses oleh
Klasifikasi klasik hipersensitivitas dari Antigen Presenting Cells dan dipresentasikan
Gell and Coombs tahun 1995 terbagi dalam pada molekul MHC class II 2.
4 tipe yang telah direvisi oleh Janeway Reaksi hipersensitivitas tipe IV juga disebut
dan Travers yaitu reaksi tipe I disebut sebagai hipersensitivitas lambat karena

*Lecturer of the Department of Oral Medicine, Faculty of Dentistry, Universitas Airlangga, Indonesia
**Post-graduate Student of the Department of Oral Medicine, Faculty of Dentistry, Universitas Airlangga, Indonesia
Korespondensi: oralmedicineairlangga@gmail.com

ODONTO Dental Journal. Volume 3. Nomer 2. Desember 2016


Harijanti / Santosa
139

manifestasi klinis timbul 24 hingga 72 jam labial. Pasien mengeluh kaku, gatal, panas dan
setelah tubuh kontak dengan antigen atau sakit pada bibirnya. Kunci untuk menegakkan
alergen. Manifestasi dalam rongga mulut diagnosis adalah pacht-test yang dihubungkan
dari reaksi ini, antara lain cheilitis, gingivitis, dengan riwayat timbulnya penyakit dan diduga
stomatitis, perioral dermatitits, burning mouth sebagai alergen (misalnya penggunaan
syndrome, reaksi lichenoid, dan orofacial kosmetik/pasta gigi). Terapi dari allergic
granulomatosis.3 Reaksi hipersensitivitas tipe contact cheilitis adalah menghindari allergen4.
IV dapat terjadi pada pasien yang sebelumnya
kontak dengan antigen tertentu dan dengan KASUS
demikian telah terjadi sensitisasi. Studi
menunjukkan bahwa setelah fase sensitisasi, Pasien wanita usia 22 tahun, suku jawa,
CD4+ mensekresi berbagai macam sitokin yaitu pasien mengeluh bibir terasa kering, kaku
TNF-à dan TNF-ß yang akan mempengaruhi dan panas. Dari anamnesis diketahui pasien
ekspresi molekul adhesi (E-selectin, ICAM-1, memakai lipstik dan pelembab baru merek
VCAM-1) pada sel endotel pembuluh darah “R” sejak 2 minggu yang lalu. Sejak seminggu
dari kulit yang kontak dengan alergen1. yang lalu pasien merasa gatal, kemudian kaku
Allergic contact cheilitis merupakan allergic dan kering, tapi pasien mengabaikan. Lipstick
contact dermatitis yang mengenai bibir. Hal dan pelembab terus digunakan, pasien belum
ini merupakan reaksi dari hipersensitivitas memakai obat apapun untuk menghilangkan
tipe IV yang melalui kontak dengan alergen keluhannya. Pasien mengaku baik dirinya
dan biasanya merupakan keradangan maupun keluarganya tidak mempunyai riwayat
yang mengenai vermillion border atau kulit alergi. Keadaan umum pasien baik.
disekitarnya (peri-oral). Allergic contact Dari pemeriksaan klinis ekstra oral, kelenjar
cheilitis dapat mengenai laki-laki maupun submentalis pada palpasi teraba, kenyal dan
wanita, orang dewasa lebih sering terkena tidak sakit, dapat digerakkan. Pada merah bibir
dari pada anak-anak. Pada wanita biasanya dan sudut bibir tampak deskuamasi, fisura,
penggunaan dari lipstick dan pada pria eritematous, ada bagian yang erosi dan sakit.
biasanya pada penggunaan pasta gigi, pada Pada pemeriksaan intra oral tidak tampak
orang tua karena konsumsi obat-obatan. adanya kelainan. Diagnosis klinis suspek
Dental material dan produk oral hygiene allergic contact cheilitis karena pemakaian
dapat mengenai semua umur. Alergen yang lipstick, diagnosis banding adalah exfoliative
umumnya dapat menimbulkan cheilitis adalah cheilitis
metal seperti nickel, fragrance/flavourings atau
preservative4.
Gambaran klinis dari allergic contact
cheilitis adalah keradangan pada vermillion
atau kulit disekitarnya, bisa bibir bawah/atas
atau keduanya dan bisa melibatkan sudut
mulut. Pada vermillion tampak kemerahan,
kering, deskuamasi dan berfisur. Allergic Gambar 1. Merah bibir atas-bawah dan sudut mulut
tampak inflamasi, deskuamasi, fisura, erosif.
contact cheilitis jarang melibatkan mukosa

ODONTO Dental Journal. Volume 3. Nomer 2. Desember 2016


140 ALLERGIC CONTACT CHEILITIS DUE TO LIPSTICK

digunakan secara teratur. Menghentikan


Pasien diberi resep obat anti inflamasi non- pemakaian lipstick dan pelembab merk
steroid topical yaitu aloclair gel (aplikasinya “R” yang diduga sebagai allergen maupun
dengan cara dioleskan pada vermillion dan merk yang lain, menghindari makanan yang
sudut mulut 4x/hari) dan multivitamin. Pasien merangsang (pedas, panas dan bergetah) dan
dianjurkan menggunakan obat secara teratur, dilarang menjilat bibir. Pasien dirujuk ke poli
menghindari penggunaan lipstik yang baru kulit-kelamin untuk dilakukan patch-test, dan
(merk “R”) ataupun yang lain, menghindari kontrol setelah ada hasil dari poli kulit-kelamin.
makanan yang pedas, panas dan bergetah
serta jangan menjilati bibirnya. Pasien Kunjungan ke-3 (6 hari kemudian).
dirujuk untuk pemeriksaan darah lengkap, Pada kunjungan ke-3 ini pasien merasa
IgE total dan rencana dilakukan patch-test. lebih baik, masih ada keluhan sakit pada bibir
Pasien disarankan kontrol setelah ada hasil bawah, masih ada rasa kaku tapi tidak rasa
pemeriksaan dari lab. kering. Pasien menggunakan obat secara
teratur sesuai petunjuk dokter, pasien juga
Kunjungan ke-2 ( 1 hari kemudian) tidak menggunakan lipstick merek apapun.
Pada kunjungan ke-2 ini, pasien masih Secara klinis pada vermillion atas tampak
mengeluh pada bibirnya terasa kaku dan normal tapi pada vermillion bawah tampak
sakit, serta ada sedikit rasa panas. Pada inflamasi, deskuamasi, fisura dan erosi.
pemeriksaan klinis, kelenjar limfe submentalis Pasien diinstruksikan untuk melanjutkan
teraba, kenyal, tidak sakit, suhu dan warna pengobatan dan menghindari makanan
normal. Merah bibir dan sudut bibir masih merangsang, menghindari penggunaan lipstick
tampak inflamasi, deskuamasi, fisura, sakit dan dan pelembab merk apapun serta tidak boleh
ada sebagian yang erosi. Obat di-instruksikan menjilat bibir. Patch test masih belum dilakukan
digunakan sesuai aturan. karena keterbatasan waktu dari pasien.
Hasil pemeriksaan lab, IgE total 10 (N <
100 IU/mL), basofil 2% (N :0-1%) dan limfosit Kunjungan ke-4 (12 hari kemudian).
40% (N: 25-35%). Hasil pemeriksaan yang lain Pada kunjungan yang ke-4 ini pasien sudah
dalam keadaan normal. merasa jauh lebih baik. Bibir bawah sudah
lebih nyaman, tapi masih ada rasa kaku. Obat
dan instruksi sudah dijalankan. Pemeriksaan
ekstra oral didapatkan bibir bawah tampak
fisura, tidak sakit, kering. Pada pasien akan
dilakukan pemeriksaan patch test untuk
memastikan diagnosa dan penyebab dari
penyakit ini. Pemeriksaan patch-test tidak
Gambar 2. Merah bibir atas-bawah dan sudut mulut dilakukan di bagian kulit-kelamin , tapi dilakukan
tampak inflamasi, deskuamasi, fisura, erosif.
di FKG Unair bagian penyakit mulut dibawah
persetujuan & pengawasan Spesialis kulit
Pasien disarankan untuk tetap meneruskan
kelamin RSUD Dr. Soetomo dengan alergen
pengobatan yang telah diberikan dan
yang digunakan berupa lipstik dan pelembab

ODONTO Dental Journal. Volume 3. Nomer 2. Desember 2016


Harijanti / Santosa
141

yang telah dipakai oleh pasien dengan lokasi boleh terkena sinar matahari atau sumber
pada punggung pasien. Pembacaan hasil dari sinar ultraviolet (UV). Setelah 48 jam, patch
patch test ini dapat dilihat berdasarkan tabel mulai dikeluarkan dan pembacaan dlakukan 1
dibawah ini 5 jam kemudian.5,6
Patch test ini mencakup aplikasi
Tabel 1. Hasil pemeriksaan patch test (Maibach H.I,
berbagai zat uji pada kulit di bawah pita perekat
Lachapelle J.M. 2009)
yang kemudian didiamkan selama 48 jam. Test
ini dilakukan pada sisi kulit
yang tidak timbul lesi alergi.
Dalam kasus ini, pemeriksaan
patch test ini menggunakan
bahan alergen berupa lipstik
dan pelembab yang diduga
mengadung nikel serta juga
diduga sebagai penyebab
dari kelainan ini. Pemeriksaan patch test
dilakukan pada punggung penderita karena
pada bagian tubuh ini (punggung) merupakan
daerah yang paling aman yang terlindungi dari
paparan sinar matahari / sinar ultraviolet (UV).
Pasien diberikan instruksi tidak boleh terkena
air bagian patch test (punggung), tidak boleh
Gambar 3. Patch test yang dilakukan pada pasien. mengkonsumsi makanan yang merangsang
(pedas, panas, dan bergetah), tidak boleh
menjilat bibir dan banyak mengkonsumsi
sayur-sayuran serta buah-buahan.

Kunjungan ke-5 (14 hari kemudian)


Pada kunjungan ini pasien tidak merasakan
keluhan pada bibirnya, secara klinis bibir
Gambar 4. Bahan kosmetik untuk patch test.
tampak normal. Oleh dokter Spesialis Kulit-
Kelamin diberikan antihistamin (cetirizine
Kemudian bahan ini ditempelkan dalam
1xhari selama 5 hari) untuk mengobati lesi
bentuk kontak langsung dengan kulit dan
pada punggungnya akibat dari hasil patch test
biasanya pada punggung bagian atas (agar
yang telah dilakukan. Semua obat dihentikan
terhindar dari sinar matahari / UV). Pembacaan
pemakaiannya kecuali ceterizine.
hasil test ini dilakukan setelah 48 jam kemudian.
Selama 48 jam tidak boleh membersihkan
bagian itu atau melakukan olahraga yang kuat,
karena jika pita perekat terlepas maka proses
test ini harus diulang. Test ini juga ini tidak

ODONTO Dental Journal. Volume 3. Nomer 2. Desember 2016


142 ALLERGIC CONTACT CHEILITIS DUE TO LIPSTICK

labial. Pasien mengeluh kaku, gatal, panas


dan sakit pada bibirnya4.
Dianosis banding dari kasus diatas adalah
exfoliative cheilitis yang mempunyai gambaran
klinis sangat mirip. Exfoliative Cheilitis adalah
kondisi radang kronik pada bibir yang ditandai
dengan deskuamasi, fisura, kering , adanya
rasa terbakar dan sakit. Bibir selalu terlihat
kemerahan sebagai tanda inflamasi7.
Pasien diberi resep obat anti inflamasi
non-steroid topical (aloe vera extract gel 8ml
tube No.I) dan multivitamin, menghindari
penggunaan lipstik dan pelembab yang
Gambar 5 dan 6 : Hasil pacht-test setelah 48 jam. baru (merk “R”) ataupun merek yang lain,
menghindari makanan yang pedas, panas dan
DISKUSI bergetah serta jangan menjilati bibirnya. Pasien
dirujuk untuk pemeriksaan darah lengkap, IgE
Wanita usia 22 tahun, suku jawa, mengeluh total dan rencana dilakukan patch-test.
bibir terasa kering, kaku dan panas. Pasien Terapi suportif yang diberikan mengandung
memakai lipstik dan pelembab baru merek “R” vit C 750 mg dan vit B12 12 mg. Fungsi utama
sudah 2 minggu yang lalu. Sejak seminggu Vitamin C berperan dalam pembentukan
yang lalu pasien merasa gatal, kaku dan kolagen, pro-teoglikan dan bahan-bahan
kering, tapi pasien mengabaikan, karena organik lain pada bagian antarsel dan lamina
lipstick dan pelembab terus digunakan, pasien propia. Fungsi vitamin C akan meningkat bila
belum memakai obat apapun. Dari pengakuan terjadi kerusakan jaringan. Vitamin B12 penting
pasien, baik diri maupun keluarganya tidak dalam sintesa asam nukleat dan myelin,
mempunyai riwayat alergi. Keadaan umum sehingga dengan demikian mempengaruhi
pasien baik. Pada merah bibir dan sudut bibir pematangan sel.8,9 Aloe vera extract gel
tampak deskuamasi, fisura, eritematous, mempunyai efek terapeutik sebagai anti-
erosi dan sakit. Pada pemeriksaan intra oral inflamasi topikal dan antiseptik, dengan bahan
tidak tampak adanya kelainan. Diagnosis dasarnya yang berupa gel dapat memudahkan
klinis suspek allegic contact cheilitis karena pasien untuk mengaplikasikan obat pada
pemakaian lipstick, diagnosis banding adalah daerah yang beradang10.
exfoliative cheilitis. Pada kunjungan kedua (sehari berikutnya)
Gambaran klinis dari allergic contact pasien merasa bibirnya masih terasa kaku (agak
cheilitis adalah keradangan pada vermillion berkurang) dan pada pemeriksaan ekstra oral
atau kulit disekitarnya, bisa bibir bawah/atas belum ada perubahan. Pasien datang dengan
atau keduanya dan bisa melibatkan sudut membawa hasil pemeriksaan penunjang
mulut. Pada vermillion tampak kemerahan, (laboratorium). Hasil lab menunjukkan basofil
kering, deskuamasi dan berfisur. Allergic 2% (N = 0-1%) dan limfosit 40% (N = 25-35%)
contact cheilitis jarang melibatkan mukosa yang menandakan adanya proses inflamasi

ODONTO Dental Journal. Volume 3. Nomer 2. Desember 2016


Harijanti / Santosa
143

dan infeksi kronik, yang dalam kasus ini contact dermatitis yang mengenai bibir. Hal
terjadi pada daerah bibir. Selain itu nilai IgE- ini merupakan reaksi dari hipersensitivitas
total dalam batas normal yaitu 10 IU/mL (N < tipe IV yang melalui kontak dengan alergen
100 IU/mL) yang berarti tidak adanya reaksi dan biasanya merupakan keradangan
hipersensitivitas yang melibatkan Ig-E. yang mengenai vermillion border atau kulit
Pada pasien juga dilakukan patch test disekitarnya (peri-oral). Alergi kontak adalah
untuk menegakkan diagnosa secara pasti dan tipe delayed hypersensitivity yang mana timbul
menentukan alergen penyebab dari penyakit setelah kulit/mukosa kontak dengan alergen1.
ini. Dari pemeriksaan patch test ini didapatkan Alergen tersebut merupakan molekul kecil
hasil berupa eritema dan terdapat beberapa yang sangat reaktif (dalam hal ini adalah ion
papula yang berarti positif +2. Pasien juga metal dari nikel yaitu Ni2+) yang dapat dengan
mengeluhkan rasa gatal pada kulit pasca mudah menembus kulit/mukosa yang intact.
patch test 5. Dapat disimpulkan bahwa pasien Pada kontak pertama (initiation phase) setelah
positif terkena alergi kontak dengan alergen diabsorbsi kedalam epitel substansi tersebut
bahan kosmetik (lipstik dan pelembabnya) akan berikatan dengan protein (karier) dan
yang mengandung nikel sebesar 3,32ppm menjadi immunogenic. Kompleks antigen-
dan baru dipakainya selama 2 minggu ini.8,15 karier di fagosit oleh sel Langerhans kemudian
Telah ada sumber yang menyebutkan bahwa sel Langerhans akan bermigrasi ke limfe-node
lipstik menjadi alergen dari bahan kosmetik dan mengaktifkan T cells, bersama dengan
yang tersering sebagai penyebab reaksi molekul MHCII akan menstimulasi memori
hipersensitifitas1. CD4+ T cells1,2.
Pada lipstick, nickel sulfate dexyhidrate Pada kontak yang berulang dengan
digunakan untuk campuran dalam komposisi antigen yang sama (elicitation phase), sel
warna yang dapat membuat lipstick menjadi Langehans akan mengaktivasi memori CD4+
lebih tahan lama melekat pada bibir, selain itu limfosit di lamina propria. Aktivasi limfosit
nikel juga digunakan untuk melapisi kemasan akan mensekresi berbagai sitokin, antara
(lipstick holder). Menurut FDA (food drugs lain interferon gama dan IL-17. Stimulasi
administraton) Amerika, kandungan nikel pada keratinosit akan menyebabkan sel epitel
yang boleh digunakan untuk bahan kosmetik melepaskan IL-1, IL-6, TNF-à, GM-CSF,
adalah 0.600-5.947 ppm. Kandungan nikel chemokin CXCL8, dan interferon yang meng-
diatas 1ppm dapat menyebabkan reaksi alergi. induced chemokin CXCL-11, CXCL-10 dan
Penelitian Chauhan dkk (2014) pada beberapa CXCL9. Sitokin dan chemokin meningkatkan
lipstick di pasaran India, menunjukkan bahwa respon inflamatori dengan meng-induced
lipstick dengan harga yang murah dan berwarna migrasi monosit kedalam lesi dan menjadi
lebih menarik (merah dan pink) mengandung makrofag yang bisa menarik lebih banyak
lebih banyak nickel sulfate dexyhidrate dari sel-T 1,2. Secara klinis reaksi akan terlihat
pada yang dijinkan. Selain itu kemasan metal sesudah 48-72 jam dan sesudah periode ini
pada lipstick holder juga terbukti mengandung secara gradually akan menurun disebabkan
logam ini, yang menimbulkan banyakkeluhan kontribusi PGE yang disekresi oleh makrofag,
reaksi alergi 11,12 keratinosit dan IL-10 1.
Allergic Contact Cheilitis merupakan allergic Hasil pemeriksaan IgE normal, hal ini

ODONTO Dental Journal. Volume 3. Nomer 2. Desember 2016


144 ALLERGIC CONTACT CHEILITIS DUE TO LIPSTICK

menunjukkan dalam sirkulasi darah tidak Smith FACD, Dermatologist, 2010. DermNet New
Zealand. Available at: www.dermnetnz.org/topics/
ada peningkatan kadar IgE. Berart kasus allergic-contact-cheilitis/
diatas adalah reaksi hipersensitivitas type 5. Maibach H.I, Lachapelle J.M. Patch Testing and
Prick Testing. A Practical Guide Official Publication
IVa yang tidak melibatkan IgE tapi melibatkan of the ICDRG. 2nd edition. Springer-Verlag Berlin
aktivasi makrofag2. Bila hasil pemeriksaan Heidelberg. 2009. p: 121-127.
6. Lewis V. juli 2011. Patch Teting for Skin Allergies.
IgE menunjukkan kadar yang lebih tinggi dari Netdoctor. Available at http://www.netdoctor.co.uk/
normal maka berarti pasien tersebut juga health_advice/examinations/patchtesting.htm
Diakses pada agustus 2012. (16-Yoli)
menderita atopic dermatitis. 7. Exfoliative Cheilitis Available at : healthylifemed.
Setelah dilakukan patch test, oleh dokter com/exfoliative-cheilitis/Jun 23, 2015
8. Becom-Zet. 2011. We care pharmacy.
spesialis kulit-kelamin bagian SMF kulit-
Available at http://www.farmasiku.com/index.
kelamin RSUD DR.Soetomo diberikan obat php?target=products&product_id=30063 Diakses
pada agustus 2012.
antihistamin (AH1) berupa ceterizine untuk
9. Vanek V.W, Borum P, buchman A. 2012. A.S.P.E.N.
mengatasi rasa gatal dan mengobati lesi Position paper : Recommendtion for Changes in
yang terjadi akibat dari patch test ini. Efeknya Commercially Available Parenteral Multivitamin and
Multi-Trace Element Product. The American Society
bersifat paliatif, membatasi dan menghambat for Parenteral and Enteral Nutrition. Vol: 27:4. p:
aktivitas farmakologi histamin yang dilepaskan 440-491.
10. www.aloclairplus.co.uk/ Aloclair ®Plus mouth ulcer
sewaktu reaksi antigen-antibodi terjadi. AH1 relief. Diakses 19 Sept.2016
sangat berguna untuk mengobati alergi (seperti 11. Bukhari, Khalid A. Determination of lead, cadmium,
chromium and nickel in different brand of lipstick.
urtikaria). AH1 merupakan salah satu obat Internatuonal Journalof Biology, Pharmacy and
terbanyak dan terluas digunakan di seluruh Allied Science. 2013 ; 2(5). 1003-1009
12. Chaucan, Chandak and Agrawal. Evaluation of
dunia.Cetirizine merupakan metabolit aktif heavy metals contamination in marketed lipstick.
asam karboksilat dari antagonis reseptor H1 Internatonal Journal of advanced research. 2012.
Vol.2 ; issue 4, 257-262.
generasi pertama yaitu hidroksizin. Cetirizine 13. www.drugs.com › Drugs A to Z. Cetirizine Hcl.
merupakan antihistamin yang sangat kuat Diakses 19 sept 2016

dan spesifik. Cetirizine merupakan antagonis


reseptor histamin-1(H1) generasi kedua yang
aman digunakan pada terapi alergi. Selain
mempunyai efek antihistamin, cetirizine
juga mempunyai efek anti-inflamasi melalui
penghambatan kemotaksis sel inflamasi13.

DAFTAR PUSTAKA

1. Bakula A. Lugovic-Mihic L. Situm M. Turcin J.


Sinkovic A. Contact Allergy In The Mouth: Diversity
of Clinical Presentations And Diagnosis of Common
Allrgens Relevant to Dental Practice. Acta Clinical
Croat. 2011; 50:553-561.
2. Murphy K. Travers P. Walport M. Allergy and
Hypersensitivity. Janeway’s. Immunobiology. 7ed.
Garland Science; 2008.p. 555-598.
3. Axéll T. Hypersensitivity of the oral mucosa: clinics
and pathology. Acta Odontol Scand. 2001 Oct;Vol.
59, No.5. p. 315-9.
4. Allergic contact cheilitis. Author: Dr Delwyn Dyall-

ODONTO Dental Journal. Volume 3. Nomer 2. Desember 2016

You might also like