You are on page 1of 14
Volume 25 No.4 aE Oktober - Desember 2017 ISSN 1411-9986 HHS i ie | ir - — IBNU SINA - __ Jurnal Kedokteran dan Kesehatan aE ee Th a aan Sen JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN IBNU SINA UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA SUSUNAN REDAKST Penanggung Jawab Dekan Fakultas Kedokteran UISU Medan Pemimpin Redaksi Prof. dr. H. Tamsil Syafiuddin, Sp.P(K) Wakil Pemimpin Redaksi dr. H, Tri Makmur, Sp.S Redaksi Pelaksana de, Irmayanti Ranghuti, M.Si dr. Hj. Syarifah Harahap, M.Kes dr. Budi Kumiawan, M.Kes ‘Merri Susanti, M.Psi (Psikolog) Redaksi Abli Prof. Dr. dr. H. M. Thamrin Tanjung, Sp.OG(K) Prof. dr. Azhar Tanjung, Sp.PD, KP-KAL Sp.MK(K) Prof. dr. Hj. Habibah Hanum, Sp.PD(K-Psi) Prof. dr. Rusdidjas, Sp-A(K) Prof. dr. Askarullah Aboet, Sp. HTK) Dr. dr. Umar Zein, DIM&H, +P -KPTI Administrasi / Sirkulasi Jauhari, S.Kom Depi Nopitasari Alamat Redaksi Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara JM STM No. 17 Medan Telp. (061 Email ; fakultaskedokteranuisu@iy JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN IBNU SINA UNIVERSITAS ISLAM SUMATERA UTARA VOL. 25 NO. 4, OKTOBER - DESEMBER 2017 I. HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE DENGAN KEIADIAN DIARE PADA ANAK 1-4 TAHUN DI WILAYAH PUSKESMAS PEKAN BAHOROK Nikma Kumata Sarl, Alamsyah Lukito Aspri Astrta ADVERSITY, INTELLIGENCE DOKTER MUDA (KO-ASISTEN) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) DR. PIRNGADI MEDAN Bania Maulina KARAKTERISTIK PENDERITA DERMATITIS ATOPT DI RSUD LANGSA DAN RSUD LUBUK PAKAM (JANUARI 2014-DESEMBER 2015), Siska Anggreini Lubis. FAKTOR RISIKO KEJADIAN TB PARU DI PUSKESMAS HUTARAKYAT SIDIKALANG TAHUN 2017 Sehra Banu, Rahmadani Sitepu, Refi Sulistiasa AKIOR PSIKOLOGIA YANG BERPENGARUH TERHADAP KONDIST FISIK ‘Ira Aini Dania, Habibah Hanum Nasution, PENGARUH PEMBERIAN INHALAST KOMBINASI SALMETEROL/ FLUIIKASON PROPIONAT TERHADAP KUALITAS HIDUP PENDERITA PENYAKIT PARL OBSTRUKTIF KNONIK STABIL Refi Sulistasari IUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA MAHASISWL FAKULTAS KEDOKTERAN UISU STAMBUK 2014 TAHUN 2017 Alwin Kusuma, Sisea Dewy, Trisna Haryanti. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan Kejadian Diare HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK 1-4 TAHUN DI WILAYAH PUSKESMAS PEKAN BAHOROK Nikma Kumala Sa 3. Alamayali Lukito®, Aspri Astria *Dosen Fakullas Kedoktoran Universitas Islam Sumatera Utara IL. STM No, 17 Medan, Sumatera Utara ABSTRACT larrhea is one of the communicable disease morbidity and death is relatively high This injections disease is influenced by several factors such as the environment, the causative agent of the disease, and a hast. Diarrhea disewse remains a significant health problem because it is the third lecxling contributor to morkitiey and mortality of children i many countries, including indonesia. Bach child hud an episode of diarrhea attacks on average 33 times per year. Approximately 80% of deaths occur in children aged less than two years, This pe of research used in this research is observational analytic with erass sectional study t0 determine the relationship with the mother's knowledge on diarrhea incicence of diarrhea in children 1-4 years, Total sample of 34 respondents. The results showed that that as many as 30 respondents with lesy knowledge level, as many ns 22 respondents (73.3%) ane the incidence of diarrhea while including diarrhea is not as much as 8 responsients (26.796). Respondiems with a good knowledge of the level 24 by & respondents (26.7%), the incidence of diarrhea, while as many as 16 respondents (56.7%) with no incidence of diarrhea. There is a relationship with the mother's knensledge on diarrhea incidence uf diarrhea in children 1-4 years in the Health Cemer Week Bahorok. Keywards: Knowledge Diarrhea, Diarrlvea tu Children PENDAHULUAN Tanga (SKRT), Studi Mortslites dan Riset Ansk-anak merupakan salah satu golongan penduduk yang berada dalam situasi rentan, daiers kehidupannys di tengah masyarakar. Kehidupan anak dipandang renisn arena memiliki kotergantungan tinggi terhadap orang tua, Tika orang (12 lalai menjalankan tanggung jawabnya, make anak akan mengslami berbagai masalah kesehatan. Salsh satu masalah Kesehatan sering terjadi pada anak adalah diarc. Diarc adalah satu masalah kesehetan tama di negara berkembang, termasuk Indonesia, Diare merupakan salah satu penyakit ‘menular yang angka kesakitan dan kematiannys relatiftingwi. Penyakit menular ini dipengaruhi oleh beberape faktor seperti lingkungan, agen penyebul penyakil, dan pejamu. Penyakit diare masih menjadi masalah hesehaten yang penting Kerena merupakan penyumbang wiama ketiga angka kesakitan dan kematian ansk diberbagai negara termasuk Indonesia. Setisp anak mengalami episode serangan diane rata-reta 3,3 kali setisp tahun. Lebih kurang 80% Kemetian terjadi pada anak berusie kurang dari dua tahun | Seleh satu langkah dalam pencapaian targel Millennium Development Goals (MDGs) (ke-4) adalah menurunksn angka kematian anak menjadi 2/3 bagian dari tahun 1990 sampai pada 2018. Berdasarkan Survey Kesehatan Rumah, IBNU SINA, Vol 25 No. 4, Oktober - Desember 2017 Keschatan Dasar dari tahun ketahun diketahui bahwa digre_masin menjadi penyedab ulama esmatian balita ui Indonesia. Penyebab utama kematian diae adalah tatalaksena yang kuraty tepat baik di rumah maupun disarana Kesehatan, Untuc menarunkan angka Kematian kareca dire perla talalaksane yang cepat dan tepat | Penyakit diere sampai seat ini masih ‘merupakan penyebab kematian utama i dunia, terhitung S-10. juts kematientahon, Besemya masalah tersebut terlhat dati timgginya angka Kesakitan dan kematian akibat diare. Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) rmemperkirakan 4 milyar kasus tetjadi di dunia dan 2,2 jute dizmtaranys meningval, dan sebagian besar anuk-anak dibawab umur 5 tahun, Meskipun dare membunub sekitar 4 jute orangahun di negara herkembang, ternyata diare juga masih merupaken masalah utama di negara maju, Di Amerika, sctiap anak mengalami 7-15 episode diare dengan rata- rata usia 5 tahun. Di negara herkembang rate-rata tiap anak dibawah usia 5 tahun mengalami episode ddisre 3 sarapai 4 Kali pevtabun? yyakit diaremerupakan —penyaki cendemis di Indonesis dan juga merupakan penyakit potensial Kejadian Luar Biasa (KLB) yang sering isertai dengan kematian. Menurut_hasil Risct Kesehatan Pasar (Riskesdas) 2007, dire ‘merupakan penyebab Kematian nomar satu paca Hubungan Pengetaluan liu Tentang Diare Dengan Kejadian Diare bayi (31,496) dan pada bata (25,22), sodangken pads golangan semua wmur merupakan penyeheb Kematinn yang ke-empat (13,2). Pads tahun 2012 angka kesakitan diare pada semua amar seesar per 1,000 pendacok dan angka Kesactan diace pada balita 900 per 1.000 penduduk * Menurut Riskesdas 2013, insiden dire (© 2 mingguterakhir—sebelum —wawancara) fexlasarkan gla sobesar 3.5% (kisiren provinsi 1,626,346) dan insiden diare pad balita scbesar 6.7% (hssran_provinsi 3,394-10,2%), Sedangken period prevalencediare (22 mini] bulan terakhir fm wawancara) berdasarkan gj sebosar 7, Pade talon 2013 terjadi & Kejadian Luar Binsa (KLB) yang tersebar di 6 Propinsi, § Kabupaten dengan junleh penderita 646 orang dengan kematian 7 orang (CFR 1,08%). Sedangkan pada tatun 2014 teradi 6 KLB, Diare yang tersebar di 5 propinsi, 6 Kabupaten‘kota, dengan jamiah penderta 2549 orang dengan kematian 29 orang (CFR 1.14%), Sccara nasional angka kematian (CER) pada KLB dizre pada tahun 2014 sebeser 1,146, Sedanakan target Cash Fatality Rate (CTR) pada Kejadian Lar Bissa (KLE) diare diharapkan 1%, Dengan demikian secara nasional, CFR pada KLB diace tidak meneapai target program Berdasarkan profil kesehstan provinsi Sumeiers Utera pada tahun 2012, dari 359.011 porkiraan kasus diare yang ditemulan dan difangani adalah sebanyak 216.173 atau 38.67%, sehingga angke kesakiten (IR) diare per 1.000 pencudus rrencepsi 16,369. Capaian int mengslani penurunan dibandingkan tahun 2011 yaita 19.33% dian 2010 yaitu 18,73%, Peneapaiam Incidence Rete (U8) ini juh at bowah targes program yaitu 220 per 1.000 penduduk, Rendshnya Ik dikhowatirkan bukin merefleksikan —memucunnyakejadian penyakit diare pada masyarakat tetapi lebih dikarenakan banyaknya Ausus yung tidak terdata (underreporting cases), Dari 33 kabupaten’kotn yang ada, penermuan dan penanganan kisus diare fertingai ‘di 3 (tgs) Kabupaten yang melebihi porkirazn kasis vila’ Samosir (118,33%), Nias ‘Utara (117,66%) dan Karo (1 12,73). Penemuan dan penanganan kasus diare terendah di Kabups Sergei yaita 0.52% dan Kabupaten Tepanuli Tengah ya 761 Banyak fehior resiko yang diduga menyebabhan terjadinga penyakit diere pada bayi den balita éi Indonesia. Salah setu faktor resco yang sering ditelti adalah faktorlingkungen yang ‘meliputisarana air bersih (SAB), santas, jamban, seluran pembuangan sir limba (SPAL), hualitas bakteroloats air, dan kondisirumsh Data terekhir menenjubkan babwa kualites aie minum ‘yang buruk menyebaban 300 kesus diae pe 1000 penduduk. Sanitasi yong burule dituding”sebagn renyebab —banyaknya konlaminasi baler! Escherichia coli dalam air bersih yeng dikonsums masyarakat, — akteri—soherichna col IBNU SINA, Vol 25 No. 4, Oktober - Desember 2017 mengindikasikan adanya pencemaran tinja manusia Faktor ibu berperan sangat penting dalam kkejsdiea diare pada balita. Pengctahuan dan sikap ibu tentang penyakit diare berpengaruh pada pperilaku ibu dan masalah Kesehatan keluarga karena iu adateh sosok yang paling dekat dengan balica Jika baits terserang, diare maka titdakan-tindakan yang ibu ambil akan menentukan perjalanan penyebitnys. Tindakan tersebatdipengaruhi berbagai bal, antars lain adalah tingkat pendidikan, pengetahuan dan tindakan pencegahan tentang, diare, Penelitian yang dilakukan oleh Shinta ‘murniwaty dalam. skripsi yang berjudul “ Faklor- faktor Resiko Kejadian Diare Akat Pada Balita (Studi kasus di Kabupaten Semarang. pada tahun 2006)". Hasil penelitian menunjukkan faktor resiko yang borpongaruh tehadap kejadian diare pada balita —berdasarkan —analisis multivariate, Probabilitas individu untuk terkena diare pada bata adalah sebesar 84,08%. Menutut Notoadmojo, perilaku dibagi 3 domain, ini diukur dari pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan praktek (practice). Pada sueve! aval yang dilakukan diwilayah Puskesmas Dess Pekan’ Bahorok, didepatkan bahwa masih banyak anak yang terkena diare pada tahun 2016 didapatkan pada bulan Januari s/d Juli sebanyak 218 kasus diare untuk anak-anak (Puskesmas, Bahorok). Berdesarkan uraian distas peneliti tertarik untuk melakuivan penelitian mengenai Hubungan Pengetahuon Thu Tentang Diare dengan Kejadian Diare pada anak 1-4 tahun divilaysh Puskesmas Pekan Bahorok, TINJAUAN PUSTAKA 24, Diare 2A. Definisi Diare Menurut definisi WHO, diare adalah pasase feses dengan Konsistensi lebih enccr dan frckuensi lebih sering (2x dalam sacu hari), Defenisi lain adalah passaso feses lebih dari 200z/hari pada dewasa atau 10mVky‘hari pada bayi dan balita* Diare adalah huang air besar (defekasl) dengan tinja berbentuk cai atav_setengah cair (etengsh padat), kandungan air (inja lebih banyak dari biacanys lebih dari 200 g atau 200 mb24jam. Definisi lain memakai kriteria frekuensi, yaitu huang air besar encer Iebin dati 3 kali/hari. Buang, air besar encer (ersebut dapat‘tanps divert lendir dan darah" Menurut Depkes RI (2011), diare adalah suatu Kondisi dimana seseorang buang air besar dengan konsistensi lembek atau cer, Hubingan Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan Kejadian Diore batikan dapat berupa air soja dan frekuensinye lebih dari tiga kali alan: satu hai Diare juga didcfinisikan sebagai buang air besar dengan volume, frekuensi, atau Kecairan yang berlebihan, Sctiap proses yang meningkatkan trekuensi defekasi atau volume tinja menyebabkun tinja menjadi lebih encer Karena Konsistensitinja yang lunak tetepi berbentuk ditentukan oleh ppenyerapan air vang tergantung pads waktu " 2.1.2, Klasifikasi Diare ‘Diare dapat diklasifikasikan berdasarkan i) Lama waktu diare : Akut dan kronik, 2) Mekanisme patofisiologis, 3) Berat_ringan diare 4) Infektif atau “non infektif, 5) Penyebab organ’k atau tungsional ® A. Diare Akut Diare akut yuitu diare yeng berlangsung Kurang dari 15 hari, Scdengkan menunt World Gastroenterology Organisation global guidelines 2005, diare akut didefenisikan sehagai pasase tinja yang cait/lembek dengan jumiah lebih panyak dari hormal, berlangsung kurang dari 14 hari ® Yany berperat pads terjadinys diare akut terutama karena infeksi yaitu faktor kausa (agent) dan faktor pajamu (host). Vakior pejamu adalaa kemampuan tubuh untuk mempertshanken citi terhadap organisme yang dapat menimbulkan diate akut, terditi dari fuktor-faktor daya tangkis atau lingkungan intemal salurin cena antera_ ain: keasaman lambung, molillas usus, imunitas dan juga Jingkungan mikroflora usus, Faktor kausal yaita daya penetrasi yang dapat merusak scl ‘mukosa, kemampuan meniproduksi toksin yang ‘mempengaruhi sekresi ceiran usus halus serta daya Jekat kuman * 8B. Diare Kronis Diare kronis adalah dire yang. berlangsung sclama 15 hari. Sebenarnya para pakar didania telah mengajuken beberapa kriteria rmengenai batasan kroni pada kasus diare cersebut, ada yang 15 hari, 3 minggu, 1 bulan dan 3 bulan, tetapi di indonesia dipitig waktu lebia 15 Rari agar dokter tidak lengah, dapat lebih cepat menginvestigasi penyebab diare dengan lebih cepat dapat diklasifikasikan menjadi 7 macam diere Diare kon‘ berdasurkan patotisiolo, yang berboda, yaitu : © Diare osmotik: terjadi peningkatan osmatik isi lumen usus, © Diare sekretorik: teriadi peningkatan sekresi © Malabsorbsi_asam_ empedu, malabsorbsi lemak: terjadi motitias yang lebih cepa pembentukan micelle empedu, © Delck sistem pertukaran aniew/transport eleKirolit aktif di enterosit: — terjadi penghentian mekanisme transport ion aktif IBNU SINA, Vol 25 No. 4, Oktober - Desember 2017 di enterosit, gangguen absorbsi natrium dan * — Motilitas dan waktu transit usus abnormal: torjadi motilitas yang lebih cepet, tah teratur schingga isi usus tidak sempat diabsorbs * — Gangguan pormeabilitas usus: terjadi kelsinan morfologi usus dimembran epitel spesilik sehingga permeabilitas mukosa usus hralus can usus besar techadap air dan garam’ elekiralitterginggu, + Pksudasi cairan, elektrolit dan mukus berlebihan: terjadi peradangan dan kkerusakan mukosa usns halus serta daya Jeket kumaa ® 2.1.3. tiologi Diare Diare akut disebabkan oleh banyaknya penyebab ancara fain infeksi(bakteri, perast, virus) keracunan makanan, efek obat-obatan dan lain-lain. Menurut World Gastroenterology Organisation global guidelines 2005, etiologi diare ekut ditugi atas empat penyebab: bakteri, virus, parasit dar non-inteksi ® Lebih dari 90 % ‘asus diare akut isebabkan oleh agen infeksi: kasus ini sering isetai muntah, demam, dan nygri abdomen. 10% kesus lainnya discbablan oleh obat, ingesti zat toksik, iskemia, dan ponycbab lain. Sebagian best diare infeksi terjadi abibat penularan oval, yang lebih sering melalui ingesti makanan stsu air yang tercemar patogen dari feses manusia dan hewan, Pada orang yang imunitasnya baik, mikrofora residen di feses yang menganduny >500 spesies ‘yang secara taksonomis berbeda, jarang_ menjadi sumber diare dan babkan berperanmenekan pertumbulian patogen yang berlebihan misalnya Clostridium difficile. Infeksi skut atau cedera lefjadi ketika mikroba penyehah _mengalahkan, pertshanan imun dan non imun (asam_lambung, cenvinn penvernaca, vekresi mukus, peristsis, dan flora residen supresif) mukosa pejamu, Adanya keterkaitan klinis dengan enteropatogenspesifik dapat memberi petunjuk diagnostik® Efek samping obat mungkin merupaksn penyehab non infeksi tersering pada diare akut, dan clioloyi mungkin dituajukkar ofeh hubungan wakuu anlara pemaksian den gejala. Meskipun banyak ‘obal dapat menyebabkar diare. sebagian deri yang febii sering diperkirakan menjadi penyebeb adalah antibiotik, antidisritmia jantung, aalihipertensi, cbat inflamasi_nion-sieroid (OAINS), antidepresan tertenta obat_kemoterapi, bronkodilstor, antasid pan pencahar. inre akut dapat terjadi pada divemukutitis kolan dan penyakit graf-versus-bosl° Sedangkan eticlogi untuk diero kroaiks sangat beragam dan tidak scialu hanya disebubhan leh kelainan usus. Kelainan yang dapat menimbulkan diare kronik antsre lain Kelainan, endobrin, kelsinan hati, kelainan pankreas, infeksi Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Diare Dengan Kejadian Diare kkeganasan dilnya. Sedangkan etiologi terbanyals dari diate kronik dineyara-negara_berkembang (ormasuk indonesia yaitu infeksi, Hal ini berbeda dengan elivlozi terhanyak dinegara maja yaitu penyakit usus inflamatorik. Walaupun telah diusahakan secara maksimal diperkirakan sekitar 10-15% pasien diare kronik tidak dapat ditetapken ctiologinya, mungkin disebabkan kelainan sckresi lat! mickanisme neuroendokrin yang belum diketahui ® Penyebab diare dapat dikelompakkan menjadi 1. Virus : Rovavirts (40-60%), Adlenoy 2, Bakteri : Escherichia colt ( Shigella sp. (1-2%), Vibro cholerae, datt Jain-lain, 3. Parasit > Entamoeba histolytica Giardia lamba, Crytosoritiun(s-1 1 4. Keracunan makanan 5. Malabsorbsi = karbohiidrat.lemak, dan protein, Alergi : makanan, susu sapi. Inuunodefisiensi: AIDS 2.1.4. Gejala dan Tanda Dinre Beberapa gejala dan tanda diare antara lain: 1. Gejala unum 8. Berak cair atau lembek dan sering adalah gejala khas diare, b, Muntah, biasanya menyertai diare pad astrventeritis akc, © Demam, dapat menduhului atau tidak mendahului gojala d. Gejala dehidrasi, yoitu mata cekung, Ketegangan kulit menurun, apis, bahkan agolisah. 2. Gejala spesifik a. Vibro cholerae : diare hebat, wama tinja seperti cucian beras dan berbau amis. b. Disenteriform > tinja berlendir dan berdarah, Diace yang berkepanjangan dapat menyebabkan 1, Dekidrasi ( kekurangan cairan) 2, Gangguan sirkutasi Pada diare akut, Kehilangan cairan dapat terjadi dalam waktu yang singkat, Bila kehilangan cairan ini lebih dari 10% berat badan, pasien dapat mengalami syok atau presyok yang disebabkan oleh berkurangnya volume dara (hipovolemis) 3. Gengguan asam-basa (asidasis) Hal ini terjadi akibst hilangnya cairan elektro (bikarbunat) dari dalam lubub. Schagai kompensasinya tubul akatt bernelas cepat untuk membantis meningkatkan pH arteri 4. Hipoglikemia (kadar gula darah rendah) Hipoglikemia sering terjadi pada anak yang sebelumnya mengalami_ melnutrist IDNU SINA, Vol 25 No. 4, Oktober - Desember 2017 (kurang giz’). Hipoglikemia dapat mengakibatkan koma, Penyebab yang pesti belum diketahui, kemungkinan karen cairn ekstrascluler menjadi_hipotonike dan air_masuk Kedalam cairan.intraseluler sehingea terjadi edema otak yang mengakibatkan Kor, Gangeuan giz Gangguan gizi terjadi Karena asupan mekanan yang Kurang dan output yang berlebihan. Hal ini akan bertambah berat bila pemberian makenan dihentikan, sorte sebelumnya penderita sudah mengalami kekurangan gizi (malautrisi). Derajat debidrasi shibat diare dibedakan menjadi liga, yaitu: 1. ‘Tanpa” dchidrasi, biasanya anak merase normal, tidak rewel, —masih bisa bermain seperti biasa. Umumnya arena disrenya tidak berat, anak masih mau mmakan dan minum seperti bias. 2. Debidrasi ringan atau sedang, menyebabyan anak rewel atau gelisah, mata sedikit_cekung, turgor kulit masi kembali cepat bila dicubit, 3. Dehidrasi beral, anak apatis (kesaderan berkabut), mata cekung, peda cubitan turgor kemibali lambat, napas cepat, anak terlihat Temah * 2.1.5, Epidemiologi Diare Diare sampai saat ini masi merupakan masalah tidak saja dinegara sedang berkembane ‘tapi juga dinegara-negara maju. Walupin dinegara raja sudh mendapatkan pelavanan kesebatan yang tingal dan sosial ckoromi yang baik tetapi penyakit diate tetap sesuatu ponyakit yang mempunyai angke Kesakitan yang biasanya disebabkan oleh foodbome infection dan waterborn infection yang, disebabkan Karena hakteri seperti Shigella sp, Campylobacter jejuni, Staphylococcus aureus, Besillus aureus. Clostridium —_prefingens, Enterohemoriugic Eschersia colli (EHEC). Dincgara maju insidensi penyaki: diare (erdapat 0,5-2 pertahun dan dinegara berkembang lebih dati maju (Manson’s,1996;Farting et ul,2000). Di Indonesia diare masih merupakan penyekit uratan keenam dari sepuluh hesar pola penyakit yang ada. ‘Angka kesakitan diare pads perinde 1986-1991 betkiser anlara 19.5-27.2 per 1000 pasien, sedangkan angka kematian berkiser antara 0,002- 0,34 per 1000 pasion ' Menurut hasil perantauan KLB tahun 1991 penyakit diare yang dilaporken dari 20 propinsidi Indonesia, jumlsh KLB yang terjadi sebanyak 282 kali dengan jumlah penderita sebanysk 65,512 orang, seria’ angka_kematian 1,03%, Anoka CFR tertinggi lerdspet pada propinsi ‘Sulawsi Tengah (5.5%), menyusul propinsi Malukis (4,5%) dan Riau (4,1%) (Masayoshi,1997), Selamat tahun 2000, dari 26 propinsi cukupan penemuan Hubwigan Pengetakuan Ibu Tentang Diare Dengan Kejadian Diare dan pengobstan penderita sebanyak 3.370.668 orang dan jumlah KLB selana tahun tersebut ada 65 kejadian tersebar di 13 provinsi dengan jumlal penderita 4.127 orang dan Kometian 59 orang, Penderits diare tertinggi di Kalimantan Selatan (1744 orang), Bali (9677 orang), Sulawesi Utara (476 orang), Jambi (328 orang), Sumatra Utara G10 orang). Sulawesi Selatan (160 orang), Sulawesi Tengah (115 orang) dan Jawa Tengah ( orang) yakni urutan ke celapan, sedangken urutan jumiah dengan kematian certingyi ber(urut-turut adalab Sulawesi utara, Maluku, dan Jawa Tengah, Meskipun jumlah penderita diare di Jawa Tengah menempati urutan kedelapan, etapi_angka Kematiannys berada pada urutan ketiga (Day, 2001), Hasil Penelitizn yang dilakukan Loehoeri dan Hantyanto di bangsal penyakit Delam RSUP Dr Sardiito, Youyakarta (1990-1995) didapatkan 74 asus diare aut. Isolasi kuman diperoleh pads 26 (35,1625) spesimen, terdiri dari 7 (26,92%) isolat tunggal dan 19 (73,10%) isolat campuran, Isolt terhanyak dengan prevalensi kuman_penyebub kin herkurang adalah: E.coli (3596) Klebsiellasp (15%), ‘Pseudomonas sp (104), Futumvcba hisiolytiea (8%), Enterobacter sp 96), Proteus sp (3%) dan 2,5% untuk Bacillus sp, Citrobacter sp, Salmonella entericaserovar Typhi (paratyphiB), Stor Sireprococeus sp neoceus aureus dan 2.1.6, Patofisiologi Dare Diare dapat disebabkan oleh satu stav Isbin penyebab antara lain adalah seta beriku: 1. Osmolaritas intraluminal yang meninggi atau disebut diare osmotik, Disre tipe ini disebabkan meningkatnya tekanan ‘osmatik intralumen dari sus halus. yang disebabkan oleh ohat-oharan/at kimia yang hiperosmotik (a.LMuSO4. Mg(OID2, melebsorbsi umum dan defek dalam absorbsi mukosa—_usus misel pada defisiensi disararidase, malahsorbsi glukosa/galaktosa, 2. Sekresi cairan dan elektrolit meninggi atau Gisetut diare sekretorik Diare pe ini disehabkan ofeh meningkatnya sekresi air dan elektrolit dari usus, menurunnys absorbsi. Yang Khas pada diare ini yaitu secara Klinis ditemukan diare yolame tinja yang banyak sekali Diere tipe ini akan tetap_ herlangsung walaupun dilakukan puasa’_makan/minum, penychab daritipe iniantara Isin Karena efek enlerotoksinpada infeksi Vibrio cholerae, atau Escherichia colt, penyakit yang menghasilkan hormon (VIPoms), reseksi lium —(g absortsi garam empedit dan efek obat leksatif divcty! sodium sulfosuksinat, dll) 3. Malabsorbsi asam empedu dan malabsorbsi Iemak IBNU SINA, Vol ‘0. 4, Oktober ~ Desember 2017 Dire tipe ini didapatkan pada gangguan pembentukan/produksi micelle empeda dan penyakit-penyakit saluran bilier dan hati 4. Defek sistem —perwikaran —anionfransport clektrolit akcif di enterosit Disre tipe ini disebabkan adanya hambatan tmickanisme transport aktif Ne+K+ATP ase dienterosit dan absorbsi Na+ dan air yang shnormal Motilitas dan waktu transit usus sbnormal Diare tipe ini disebabkan hipermonilitas dan ireyularis motilitas usus sehinggs menycbabkan absorbs! yang abnormal di usus halus, Penyebs gangguan molilitis antara lain: diabetes railitu pasea vagotomi, hipertirod. 6 Gangguan permeabi Diare tipe ini disehabksn permeahilitas usus yang abnormal disebabkan adanya kelninan imurfologi membran epitel spesifik pada usus haus 7. Inflamasi dinding usus Diare tipe ini discbabian adanya kerusakan mukose usus karene proses inflamasi, sehingga tetjadi produksi mukus yang berlebihan dan eksudasi gir dan elektrolit_kedalam absorbs’ —_airelektroit. Inlamasi ruukosa usus halus dapat disebabkan infeksi (disentri Shigella) atau non infossi (kolitis ulserati dan penyakit Crab) 8, Infeksi dinding usus atau diare infeksi Infeksi oleh bakterimerupskan _penyebaty tersering dari diare. ari cial kelainan usue, dire oleh bakteri dibsgi stas non-invasif (tidak forerusek mukosa) dan invasif’ (merusa mukesa). Dakteri non-iavasif’ menyebabkan, iare karena toksin yang disckresi oleh bakteri tersebul, yang disebut bakteri toksigenik (kalera atau eltor), Enterotoksin yang dihasilkan kuman vihtio cholareieltor merupakan protein yang dapat menempel pada epitel usus, yang alu merabentuk adenosin monofosfat siklik (AMF siklik) di dinding usus dian menyehabkan sekresi aktif’ anion klorida yang dilkuti air, ion bikarbonat dan kation atrium dan Kalium, Mekanise absorbsi ion atrium melalui mekanisme pompa natrium tidak tergangeu arena itu keluarnya ion klorica (diikuti ion bikarbonal, air, nairium, ion kalium) dapat dikompensasi oleh teningginys absorpsi ion atrium (diiringi oleh air, ion kellum dan ion bikarbonat, Klorida). Kempensasi ini dapat dicapai dengan pemberian larutan elukosa yang diabsorbsi sevara aktif oleh dinding usus 2.1.7, Pemeriksaan Diare 1, Pemeriksaan Fisis Kelainan-keltinan yang ditemuken pada pemeriksaan isis sangat—berguna dalam menentukan beratnya disce dari pada menentukan penyebeb diare. Status volume dinilai dengan Hubungan Pengetahuan Tu Tentang Diare Dengan Kejadian Diare memperhatikan perubshan ortostatic pada tekanan derah dan nadi, temperatur tubuh dan tanda Toksisitas. Pemeriksaan abdomen yang seksema merupakan hal yang penting, Adanya dan Kualitas bunyi usus dan adanya atau tidek adanya distersi abdomen dan nyeri tekan merupakan “clue” bagi penentuan etiologi !? 2. Pemeriksaan Penunjang Pada pasien yang mengalami dehidrasi atau toksisitas berat atau diace berlangsung lebih dari beberapa hari diperlukan dilakukanays beberapa pemeriksaan penunjang, Pemeriksaan tersebut antara lain adalsh pemeriksaan darah tepi lengkap (hemoglobin, hemstokrit, leukosit, hitunig jenis Ieukosit) kader elektrolit scrum, urcum dan kreatinin, pemeriksian tnja dan pemeriksaan Encyn-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) mendeteksi giardiasis dan test serologic amebiasis, dan foto x-ray abdomen, Pasien yang telah mendapatkan pengobatan antibiotik dalam 3 bulen sebelumnya ateu yang mengalami diare dirumsh sakit sebaiknya dipcriksa tinje untuk pengukuran toksin Clostridium difficile. Rekioskopi atau sigmoidoskopi perlu dipertimbangkan pada pasien- pasicn yang toksik, pasien dengan diare berdarah, atau pasien dengan diare skut persisien. Sedangkan pada pasien AIDS yang mengalami disrc, kolonoskopi dipertimbangkan karena kemungkinan penyebab infeksi atau limfoma didaerah holon Kanan 3. Pemeriksasn Laboratorium 1 Pemeriksaan rina a. mskroskapis dan mikraskopis b. pl dan kadar gula dalam tinja dengan kertas fakmus dan tablet clinitest, bila didaga terdapat intoleransi Pemeriknan yangguan keseimbangan ‘sam — basa dalam darah, dengan menentukan pH dan cadangan alkali atau lebih tepat lagi dengan pemerikswan analisa gas darah menurut ASTRUP (bila memungkinkan) 3 Peimerikswwn kadar ureur dan keratinin ‘untuk mengetafuai faal ginja. 4 Pemeriksuan clcktrolit terutama kadar atrium, kalium dan fosfor dalam serum ( terutama pada penderita diare yang diserai dengan kejang). 5 Pemeriksaan intubasi duodenum untuk mengetahui jents jasad rent atau purasit sceara kualitatif dan kouantitatif, teruama dilakukan pada ponderits diane keanik !° 2.18. Penatilaksanaan Diare Prinsip —pengobatan —diare ia menghentikan cairan yang hilang melalui tinja dengan atau tanpa muntab, dengan cairan_ yang ‘mengandung elektrotit dan glukose atau karbobidrat lain (gula, air tajin, tepung beras dan sebagainya) "= IBNU SINA, Vol 25 No, 4, Oktober - Desember 2017 Pengobatan diare berdasarkan derajat dehidrasinya. 1. ‘Tanpa dehidrasi, dengan terapi A Pada keadan ini, buang, air besar terjadi 34 kali sebart atau discbut mulai mencret, Anak yatg mnengulami Kondist ini masih lineal dan Tasih mau makan den minum seperti biasa, Pengobatan dapat dilakukan dirumah oleh ib atau anggota keluarga leinnye dengan memberikan maksnan dan minuman yang ada ah seperti air Kelaps, larutan gula garam ), alr tajn, air (ch, maupun oral, fstab pengobatan ini disebut dengan menggunakan terepi A ‘Ada 3 cara pemberian eairan yang dapat dilakukan sirumsh a. Memiberikan anak lebin bunyak eairan b, Memberikan makanan terus-mencrus. c. Membawa kepelugas Kesehatan bila anak tidak membsik dalam tiga har 2. Dehidrasiringan atau sedang. dengan terapiB Dire deogan dehidrast ringan_ditandai dengan hilangnya cairan sampai 5% dari borat badan, sedangkan pada diare sedang_terjadi Kechilangan cairan 6-10% dari berat bodan, Untue engobati penyakit diare pada derajat dchidres Fingan stay sedang digunakan terapi 1, yaitu sebagai berikut: Pada tigs jam pertama jumlah oralit yang digunaken: ____Tabel 2.1 Ternpi B pertama® Vimar

You might also like